Disusun oleh :
YOGYAKARTA
1
2022
2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PROSES INDUSTRI KIMIA
Disusun oleh
Kelompok : 3
Plug : B
Fakultas/ Prodi : Teknik Industri/ D3 Teknik Kimia
Dosen Pembimbing : Susanti Rina Nugraheni, S.T,
Menyetujui
Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing
I
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun Laporan Akhir Praktikum Proses
Industri Kimia sebagai data pengamatan. Selain itu, kami juga menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Ibu Susanti Rina Nugraheni, S.T, M.Eng. selaku Dosen Pembimbing pada
Praktikum Pemipaan.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas Praktikum Pemipaan semester
genap yaitu semester empat D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan “Veteran”
Yogyakarta. Laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.
Demikian kata pengantar dibuat, semoga laporan praktikum ini sesuai dengan
tujuan yang diharapkan, serta bermanfaat untuk penyusun pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
II
III
DAFTAR TABEL
IV
DAFTAR GAMBAR
V
PRAKTIKUM PROSES INDUSTRI KIMIA
ACARA 1
GARAM MEJA
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
peningkatan kadar NaCl contohnya dengan cara penambahan bahan pengikat
pengotor seperti Na2CO3.
I.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari pembuatan garam meja.
I.3 Dasar Teori
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk
kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium
klorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium klorida, Magnesium
sulfat, Kalsium klorida, dan lain – lain. Garam mempunyai sifat atau
karakteristik yang mudah menyerap air, density 0,8 -0,9 dan titik lebur pada
tingkat suhu 801C (Taufiq-SPJ, N., Hartati, R., & Widyaningsih, W., 2016).
Garam alami mengandung senyawa magnesium klorida, magnesium
sulfat, magnesium bromida, dan senyawa lainnya. Kadar atau kepekatan air
tua yang masuk ke dalam meja kristalisasi akan mempengaruhi mutu hasil.
Kualitas garam tergantung pada kandungan NaCl garam, kandungan NaCl
tergantung pada lokasi dimana air laut yang diambil, dan jenis dasar
tambak/meja garam akan mempengaruhi kualitas garam yang dihasilkan.
Garam dapur kasar terdapat di alam sebagai larutan pada air laut dan
zat padat pada beberapa tempat didalam tanah atau pegunungan.
Garam dapur selain mengandung NaCl juga mengandung CaCl2,MgCl2
serta pengotor lainnya. CaCl2 membuat garam dapur menjadi uap hygroskopis
( mudah menyerap air dari udara bebas ) sedangkan Mgcl2 memberikan rasa
pahit pada garam dapur.
Penghilangan CaCl2 dan MgCl2 membuat garam semakin asin rasanya
dan tidak mudah menyerap uap air lagi. Bahan kimia yang digunakan untuk
menghilangkannya adalah Na2CO3 dan Na3PO4.
Reaksi :
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 + 2 NaCl
3
MgCl2 + Na2CO3 → MgCO3 + 2 NaCl
Bahan pengikat pengotor adalah bahan atau zat yang dapat digunakan
untuk mengikat zat-zat asing yang keberadaannya tidak dikehendaki dalam
zat murni. Bahan pengikat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Na2CO3
Bahan tersebut akan mengikat pengotor yang ada pada garam dapur.
Pengotor dari Mg2+ dan Ca2+ akan membentuk senyawa MgCO3 dan CaCO3.
Semua senyawa yang terbentuk tersebut akan mengendap sehingga dapat
dipisahkan dengan penyaringan biasa (Day dan Underwood, 1986: 677).
4
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Alat
1. Gelas beker
2. Erlenmeyer
3. Kompor
4. Corong
5. Pengaduk
6. Kertas saring
7. Gelas ukur
8. Cawan petri
B. Bahan:
1. Garam dapur 50 gram
2. Na2CO3 1 gram
3. Akuades 100 ml
Keterangan :
1. Pengaduk
2. Gelas beker
3. Kompor
5
6
II.3 Diagram alir
Menimbang garam dapur dan melarutkannya dengan akuades kemudian diaduk hingga homogen
7
BAB III
A. Bahan
1. Garam dapur : 50 gram
2. Na2CO3 : 1 gram
3. Akuades : 100 ml
B. Pengamatan
Garam meja yang dihasilkan : 2 gram
III.2 Perhitungan
13 ,31 gram
= . 100 %
13 gram
= 10,2%
III.3 Pembahasan
8
Garam dapur juga mengandung pengotor seperti CaCl 2 dan MgCl2.
CaCl2 membuat garam dapur menjadi mudah menyerap air dari udara bebas,
sedangkan MgCl2 memberikan rasa pahit pada garam dapur. Sehingga
dilakukan penghilangan CaCl2 dan MgCl2 agar dapat meningkatkan kadar
NaCl dalam garam sehingga membuat garam semakin asin rasanya dan tidak
mudah menyerap uap air lagi. Bahan kimia yang digunakan untuk
menghilangkannya adalah Na2CO3. Pengotor dari Mg2+ dan Ca2+ akan
membentuk senyawa MgCO3 dan CaCO3. Senyawa yang terbentuk tersebut
akan mengendap sehingga dapat dipisahkan dengan penyaringan.
Setelah proses penyaringan, larutan garam dipanaskan di atas kompor
untuk menguapkan air sehingga diperoleh kristal garam yang berwarna putih
bersih serta memiliki tekstur yang lebih halus. Setelah pengotor dihilangkan
maka kadar NaCl pada garam dapur akan lebih tinggi. Dari 50 gram garam
dapur, diperoleh 2 gram garam meja dengan nilai yield 4%. Hal ini
menunjukkan bahwa pada garam dapur tersebut terdapat banyak pengotor,
sehingga setelah dilakukan proses pemurnian dengan penambahan bahan
pengikat pengotor, garam meja yang dihasilkan hanya 2 gram.
9
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari praktikum pembuatan garam meja diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Garam meja yang dihasilkan dari percobaan ini sebanyak 2 gram dengan
nilai yield sebesar 12,2%.
2. Garam meja yang dihasilkan lebih halus, lebih bersih, tidak mudah
menyerap air dari udara, serta kemurniannya lebih tinggi karena telah
bebas dari pengotor yaitu CaCl2 dan MgCl2.
10
PRAKTIKUM PROSES INDUSTRI KIMIA
ACARA 2
PEMBUATAN GYPSUM
11
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 TUJUAN
Mempelajari cara pembuatan gypsum.
12
ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, enapan gypsum
berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu gamping, serpih merah,
batu pasir, lempung dan garam batu serta sering pula berbentuk lensa-lensa
dalam satuan-satuan batuan sedimen. Gypsum terbentuk dalam kondisi
berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gypsum memiliki
kelompok yang terdiri dri gypsum batuan, gipsit alabaster, satin spar dan
selenit. Gypsum umumnya berwarna putih, namun terdapat variasi warna lain,
seperti warna kuning, abu-abu, merah jingga dan hitam, hal ini tergantung
minerall pengotor yang bersosiasi dengan gypsum. Gypsum umumnya memilik
sifat lunak, pejal, kekerasan 1,5-2 (skala mohs), berat jenis 2,31-2,35, kelarutan
dalam air 1,8 gr/l pada 00C yang meningkat menjadi 2,1 gr/l pada 400C, tapi
menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.
Reaksi:
CaCO3 + H2SO4 → CaSO4 + H2O + CO2
13
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. ALAT
1. Cetakan
2. Gelas ukur
3. Cawan petri
4. Pengaduk
5. Pipet
6. Gelas beker
B. BAHAN
1. CaCO3 12 gram
2. H2SO4 8 ml
3. Akuades 25 ml
Keterangan :
1. Pengaduk
2. Gelas beker
3. Campuran CaCO3
dan air
4. Gelas ukur
14
II.3 DIAGRAM ALIR
CaCO3 12 gr
Menimbang CaCO3
Akuades 25 ml
Melarutkan CaCO3 dengan akuades dalam gelas
beker
H2SO4
8 ml Menambahkan H2SO4 ke dalam cetakan
15
BAB III
Hasil gypsum
Tekstur : Kental padat
pH :1
Perlakuan 2
Berat CaCO3 : 25 gram
Volume akuades: 43 ml
Volume H2SO4 : 10 ml
Hasil gypsum
Tekstur : Kental padat
pH :3
III.2 PEMBAHASAN
Praktikum ini merupakan percobaan yang dilakukan untuk
mempelajari pembuatan gypsum. Gypsum dihasilkan dari reaksi batu kapur
(CaCO3) dengan air dan asam sulfat (H2SO4). Reaksi yang terjadi sebagai
berikut.
16
CaCO3 (s) + H2SO4 (l) + H2O (l) CaSO4.2H2O (s) + CO2 (g)
17
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan :
1. Gypsum dihasilkan dengan cara mereaksikan antara batu kapur, air
dan asam sulfat.
2. Gypsum yang dihasilkan masih belum baik karena memiliki pH yang
rendah.
18
PRAKTIKUM PROSES INDUSTRI KIMIA
ACARA 3
19
BAB I
PENDAHULUAN
20
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan obat gosok
padat (Vicks) adalah vaselin putih (kuning), lilin putih, menthol kristal,
kamper dan minyak kayu putih.
Vaselin putih disebut juga Vaselinum album merupakan campuran
hidrokarbon setengah padat yang telah diputihkan dan diperoleh dari minyak
mineral. Pemerian Vaselinum album massa seperti lemak, putih atau
kekuningan, pucat, tembus cahaya dan jika digosokkan pada kulit tidak berbau
serta massa berminyak transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan pada
suhu 0◦. Vaselinum album mempunyai kelarutan praktis tidak larut dalam air,
dalam etanol 95%, namun larut dalam kloroform dan eter (Depkes, 2014).
Fungsinya adalah sebagai bahan pengisi dan pelicin agar Vicks jika
digosokkan pada kulit tidak menimbulkan iritasi.
Lilin putih disebut juga Cera alba yang merupakan zat putih dalam
lapisan tipis dan tembus cahaya yang berbau lemak dan khas. Lilin tidak larut
dalam air dan digunakan sebagai bahan tambahan (aditif) pada pembuatan
Vicks yang berfungsi untuk mengeraskan bahan-bahan dasarnya. Cera alba
banyak digunakan pada formulasi sediaan tropikal dengan konsentrasi 5% -
20% yang digunakan sebagai pengental pada salep dan krim. Kelarutan dari
Cera alba larut dalam klorofom, eter, minyak menguap, dan sedikit larut
dalam etanol 95% namun praktis dan tidak larut dalam air. Titik lebur Cera
alba berkisar antara 61◦C-65◦C (Kibbe, 2006).
Menthol kristal disebut juga Mentholinum adalah senyawa kimia yang
berasal dari alam dan merupakan senyawa yang termasuk dalam kelompok
terpenoid. Menthol merupakan kristal rapuh, tidak berwarna dengan bau
minyak permen (menyengat). Menthol meleleh pada suhu 40 ◦C, tidak larut
dalam air dan digunakan sebagai bahan karminatif pada pembuatan Vicks.
Menthol memiliki sifat antiseptik yang dapat menghambat kuman dan
analgenik. Senyawa menthol juga diklasifikasikan sebagai senyawa yang
21
dapat menimbulkan iritasi dengan sensasi rasa dingin pada konsentrasi 1,25%
hingga 16% (Wikipedia, 2021).
Kamper atau kapur barus adalah zat padat berupa lilin berwarna putih
dan agak transparan dengan aroma yang khas dan kuat. Kamper berbentuk
padat, rapuh, dan mudah menguap pada suhu kamar, jika terkena kulit akan
terasa panas tetapi akhirnya terasa sejuk (dingin). Kamper biasanya digunakan
sebagai wewangian, sebagai bumbu makanan (hanya di India), sebagai cairan
pembalseman dan untuk obat-obatan kimia (Wikipedia, 2021)
Kayu putih adalah sejenis pohon dimana hasil minyak dari olahan
daun keringnya dapat digunakan untuk obat. Meskipun kayu putih digunakan
untuk banyak tujuan kesehatan, namun belum ada bukti ilmiah untuk menilai
seberapa efektif kegunaannya. Tanaman kayu putih masuk dalam anggota
suku jambu-jambuan (Myrtaceae) dan genus Melaleuca.
Minyak kayu putih bisa digunakan sendiri maupun dikombinasikan
dengan bahan lain seperti sebagai lotion antiseptik yang digunakan untuk
mengobati nyeri sendi (rematik) dan nyeri lainnya. Minyak kayu putih
memiliki bau camphoraceous yang kuat seperti bau enceng gondok yang
memiliki kandungan herbal.
22
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Alat
1. Cetakan
2. Gelas beker
3. Pengaduk
4. Pemanas listrik
5. Gelas ukur
6. Timbangan
B. Bahan:
1. Vaseline 10 gram
2. Lilin putih 2 gram
3. Menthol 3 gram
4. Kamfer 3 gram
5. Minyak kayu putih 3 ml
Keterangan :
1. Pengaduk
2. Gelas beker
3. Pemanas listrik
23
II.3 Diagram alir
24
BAB III
A. Komposisi Bahan
Vaseline : 10 gram
Lilin putih : 2 gram
Menthol : 3 gram
Kamfer : 3 gram
Minyak kayu putih : 3 ml
B. Hasil Pengamatan
Warna : putih susu
Aroma : seperti balsem
Jika dioleskan ke kulit terasa panas
III.2 Pembahasan
25
(larutan) didiamkan selama 5 menit lalu menambahkan menthol dan kamfer
ke dalamnya dan mengaduknya kembali. Proses pendinginan dilakukan agar
saat menthol dan kamfer ditambahkan tidak mudah menguap karena kedua
bahan tersebut bersifat volatile. Menthol ditambahkan pada pembuatan ini
karena memberi sensasi dingin dan menyegarkan serta pemanas. Sementara
kamfer jika dikombinasikan dengan menthol akan menghilangkan rasa sakit,
Setelah diaduk, larutan ditambahkan minyak kayu putih sensasi hangat dan
aroma saat obat gosok digunakan. Kemudian, menuang larutan ke dalam
cetakan dan mendinginkannya.
Berdasarkan hasil dari data percobaan yang ada dapat diketahui bahwa
faktor yang mempengaruhi pembuatan obat gosok antara lain:
1. Meredakan pegal
2. Meredakan hidung tersumbat
26
3. Menghilangkan gatal
4. Mengusir nyamuk
5. Meredakan batuk saat dioleskan pada area leher dan dada
27
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pembuatan obat gosok dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pembuatan obat gosok dilakukan dengan cara mencampur vaselin dan
lilin putih pada suhu 70oC, selanjutnya menambahkan kamfer dan
menthol, kemudian menambahkan minyak kayu putih pada suhu 40 oC.
Setelah itu obat gosok dibiarkan hingga mengeras.
2. Pembuatan obat gosok dalam praktikum ini dapat dikatakan berhasil dan
menghasilkan obat gosok yang berwarna putih susu, beraroma balsem,
bertekstur lembek, dan jika dioleskan ke kulit terasa panas.
28
3.
ACARA 4
ETIL ASETAT
29
BAB I
PENDAHULUAN
30
konsentrasi katalis maupun reaktan. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari
cara pembuatan etil asetat dan pengaruh konsentrasi asam sulfat.
II.2 TUJUAN
Mempelajari pengaruh konsentrasi katalisator asam sulfat dalam
pembuatan etil asetat (esterifikasi).
O C
R – C – OH + H – O R’ R – C – O – R’ + H2O
31
massa),tetapan kesetimbangan reaksi esterifikasi tersebut dapat dinyatakan
dalam perumusan sebagai berikut.
K=
( Etil Asetat ) (H O)
2
+
( 3 )( 3 )
2 2
=4
( 3 )( 3 )
(Asam Asetat )(Et h anol) 1 1
x2
K=
(a−b)(b−x)
32
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
B. BAHAN
1. Asam asetat glasial 98 % : 15 gram
2. Etanol 95 % : 10 gram
3. H2SO4 pekat : 20 tetes
4. Natrium karbonat 5 % : 46 ml
5. CaCl3 jenuh : 2 ml
6. MgSO4 : 1 gram
33
III.2 RANGKAIAN ALAT
Keterangan :
1. Statif
2. Kondensor
3. Labu didih
5. Kompor pemanas
Keterangan :
1. Statif
2. Labu didih
3. Kompor
4. Kondensor
5. Gelas beker
34
Gambar II.2 2 Rangkaian alat destilasi
III.3 DIAGRAM ALIR
1 gr MgSO4
Memurnikan ester menggunakan MgSO4.
BAB III
Data Pengamatan :
1. Berat hasil : 4,9 gram
2. Volume hasil : 4,2 ml
3. Warna bening
36
4. Bau menyengat
III.2 PERHITUNGAN
A. Mencari Volume Asam Asetat Glasial 98% adn Etanol 95%
Berat asam asetat glasial 98% : 15 gram
Berat etanol 95% : 10 gram
Densitas CH3COOH : 1,0549 gr/cm3
Densitas C2H5OH : 0,7879 gr/cm3
1. Volume CH3COOH
Massa
V =
ρ
15 gr
= 3
1,0549 gr /c m
= 14,22 cm3
= 14,22 ml
2. Volume C2H5OH
Massa
V =
ρ
10 gr
= 3
0,7879 gr /c m
= 12,7 cm3
= 12,7 ml
B. Mencari Berat Este Secara Teori (CH3COOC2H5)
Mr CH3COOH : 60 gr/mol
Mr C2H5OH : 46 gr/mol
37
Berat CH3COOH : 15 gram
Berat C2H5OH : 10 gram
1. Persamaan Pembentukan Ester
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
2. Mencari Mol Sisa Ester
Massa
Mol CH3COOH =
Mr
15 gr
=
60 gr /mol
= 0.25 mol
Massa
Mol C2H5OH =
Mr
10 gr
=
46 gr / mol
= 0.22 mol
Stoikiometri
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
m 0,25 mol 0,22 mol - -
r 0,22 mol 0,22 mol 0,22 mol 0,22 mol
s 0,03 mol - 0,22 mol 0,22 mol
38
C. Mencari Densitas CH3COOC2H5 Percobaan
Volume ester : 4,9 ml
Massa ester : 4,2 gram
massa
ρ CH3COOC2H5 =
V
4,2 gram
=
4,9 ml
= 0,857 gr/ml
4,9 gram
= x 100 %
19,36 gram
= 25,3 %
III.3 PEMBAHASAN
Pembuatan etil asetat dijalankan melalui reaksi esterifikasi dari asam
asetat dan etanol. Hasil yang diperoleh dari percobaan antara lain sebagai
berikut.
Tabel III.2 1 Etil asetat percobaan
39
0,857 g/ml. Sedangkan etil asetat pada umumnya memiliki densitas berkisar
pada 0,9003 gr/ml sehingga dapat dikatakan mendekati standar. Pada bagian
warna, dihasilkan warna yang bening dimana sesuai dengan etil asetat yang
ada. Selanjutnya pada massa yang diperoleh menunjukkan angka 4,9 gram,
namun pada proses perhitungan justru didapatkan 19,36 gram. Dari angka
tersebut maka terdapat persen yield sebesar 25,3% yang menunjukkan hanya
sebagian kecil etil asetat dari yang semestinya didapatkan. Hal ini
menunjukkan konversi yang dihasilkan masih kurang besar. Pada reaksi
esterifikasi ini memiliki sifat reversible bolak-balik dan terdapat hasil samping
berupa air. Apabila ingin menggeser kesetimbangan kea rah pembentukan
ester dapat dilakukan dengan cara melebihkan jumlah mol salah satu reaktan
atau memisahkan air yang terbentuk agar reaksi sebaliknya tidak berlangsung.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan antara
lain :
1. Pembentukan etil asetat percobaan masih perlu ditingkatkan
kesetimbangannya ke kanan dengan melebihkan jumlah mol
salah satu reaktan.
2. Katalisator asam sulfat akan mempercepat reaksi berjalan.
Semakin besar konsentrasi, semakin cepat pula reaksi.
40
PRAKTIKUM PROSES INDUSTRI KIMIA
ACARA 5
41
PEMBUATAN SABUN LUNAK
42
BAB I
PENDAHULUAN
43
I.2 Tujuan Percobaan
Membuat sabun lunak.
I.3 Dasar Teori
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal.
Sabun sendiri tidak pernah secara actual ditemukan, namun berasal dari
pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan
bahan baku pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun digunakan untuk
menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya
Tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun
diantaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan
pewarna.
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut :
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah
trigliserida dengan alkali (KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin.
Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
44
Gambar I.3.1 Reaksi saponifikasi
Reaksi pembuatan sabun (saponifikasi) menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk
samping juga memiliki nilai jual.
Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali.
Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki
kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang
lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun
padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang
digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun cair menggunakan kalium
hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan
juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan
menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak
kacang, dan minyak biji katun.
Bahan baku : Minyak/lemak
Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa
ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak
yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara
minyak dan lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak
akan berwujud cair pada temperature ruang (± 28oC), sedangkan lemak akan
berwujud padat.
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa
trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara
45
12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan
menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan
membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air. Kandungan asam
lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat yang terlalu banyak akan
menyebabkan sabun mudah beroksidasi pada keadaan atmosferik sehingga
sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap
sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak
memiliki ikatan rangkap. Sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih
lembek dan mudah meleleh pada temperature tinggi.
46
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Alat
1. Gelas beker
2. Batang pengaduk
3. Thermometer
4. Pipet tetes
5. Gelas ukur
6. Corong
7. Gelas arloji
8. Timbangan
9. Kompor pemanas
B. Bahan:
1. KOH 1,4 gr
2. Aquadest 3,3 ml
3. Minyak Kelapa 10 ml
4. Asam stroarat 1 gr
5. Minyak Zaitun 1 ml
6. Gliserin 4 gr
47
II.2 Rangkaian Alat
Keterangan :
1. Termometer
2. Batang Pengaduk
3. Panci
4. Gelas Beker
5. Kompor pemanas
48
II.3 Diagram alir
49
BAB III
50
Gambar III.2.1 Reaksi saponifikasi
Komposisi bahan baku dalam pembuatan sabun perlu diperhatikan.
Penggunaan minyak berlebih dapat menyebabkan sabun yang dihasilkan
keruh. Penggunaan basa dengan konsentrasi tinggi akan menyebabkan
terpecahnya emulsi pada larutan sehingga fasanya tidak homogen, sedangkan
bila basanya memiliki konsentrasi rendah maka reaksi saponifikasi
membutuhkan waktu lama.
Dalam pembuatan sabun, dapat juga ditambahkan bahan pendukung
seperti aroma terapi, pewarna, parfum, dan minyak zaitun. Aroma terapi
berfungsi sebagai relaksan. Penambahan parfum bertujuan untuk memberikan
aroma wangi pada sabun, sedangkan penambahan pewarna bertujuan untuk
memberikan warna pada sabun agar tampilannya lebih menarik. Minyak
zaitun berfungsi untuk menghaluskan kulit.
Pada proses pembuatan, dilakukan pemanasan minyak kelapa dan
larutan KOH hingga suhu 70oC. Suhu ini merupakan suhu yang optimal untuk
pembuatan sabun sehingga minyak kelapa dan KOH dapat bereaksi dengan
sempurna. Pemanasan campuran dilakukan disertai dengan pengadukan.
Pengadukan berfungsi agar campuran homogen serta untuk memperbesar
kemungkinan tumbukan molekul reaktan yang bereaksi sehingga
kemungkinan terjadi reaksi besar.
Dalam pembuatan sabun lunak, didapatkan sabun dengan pH 8 dan
memiliki penampakan padat lunak. Waktu yang diperlukan dalam
pembentukan sabun adalah 25 menit. Menurut standar mutu SNI 06-3532-
1994, nilai derajat keasaman yang baik pada sabun berkisar antar 8-10.
Sehingga sabun yang dihasilkan dari praktikum ini sudah memenuhi pH
standar. Sabun yang kami dapat memiliki tekstur padat lunak. Hal ini dapat
disebabkan karena komposisi yang digunakan untuk pembuatan sabun kurang
sesuai, karena sabun lunak yang baik memiliki tekstur lunak.
51
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum “Pembuatan Sabun Lunak” dapat disimpulkan
bahwa pembuatan sabun lunak dilakukan melalui reaksi saponifikasi, yaitu
hidrolisis asam lemak dengan adanya basa kuat dengan menghasilkan gliserin
sebagai produk samping. Dimana dalam membuat sabun lunak, basa yang
digunakan adalah KOH yang dilarutkan dalam aquadest, kemudian
dicampurkan dengan minyak lalu dipanaskan sambil diaduk dan didinginkan,
kemudian ditambahkan dengan bahan pendukung dan didiamkan hingga
terbentuk sabun lunak.
Sabun lunak yang dihasilkan memiliki pH 8 dan penampakan padat
lunak. pH yang didapatkan telah memenuhi standar. Namun dari segi tekstur,
masih belum memenuhi standar karena sedikit padat.
52
PRAKTIKUM PROSES INDUSTRI KIMIA
ACARA 6
53
BAB I
PENDAHULUAN
54
seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas
rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun
padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang
digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium
hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium
hidroksida (KOH) sebagai alkali. Pada praktikum ini, dilakukan pembuatan
sabun padat.
I.2 Tujuan Percobaan
Membuat sabun padat.
I.3 Dasar Teori
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal.
Sabun sendiri tidak pernah secara actual ditemukan, namun berasal dari
pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan
bahan baku pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun digunakan untuk
menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya
Tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun
diantaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan
pewarna.
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut :
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah
trigliserida dengan alkali (NaOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin.
Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
55
56
sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap
sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak
memiliki ikatan rangkap. Sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih
lembek dan mudah meleleh pada temperature tinggi.
(Tim penyusun, 2022)
57
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
C. Alat
1. Gelas beker
2. Batang pengaduk
3. Thermometer
4. Pipet tetes
5. Gelas ukur
6. Corong
7. Gelas arloji
8. Timbangan
9. Kompor pemanas
10. Cetakan sabun
D. Bahan:
1. NaOH 2 gr
2. Aquadest 5 ml
3. Minyak Kelapa 10 ml
4. Asam stearate 1 gr
5. Bahan pendukung (aroma terapi, pewarna, parfum, minyak zaitun)
58
II.2 Rangkaian Alat
Keterangan :
a. Termometer
b. Batang pengaduk
c. Panci
d. Gelas beker
e. Kompor pemanas
59
II.3 Diagram alir
5 ml akuades
2 gr Menyiapkan alat dan bahan
NaOH
Mendinginkan larutan
10 ml minyak kelapa
Memanaskan minyak sampai suhu 70 oC
Larutan NaOH
Menambahkan larutan NaOH ke dalam minyak dan diaduk rata
60
BAB III
III.2 Pembahasan
61
terlalu tinggi. Ini dapat berdampak pada kualitas sabun yang terproduksi yaitu
bisa menyebabkan iritasi pada kulit saat dipakai. Jika penambahan NaOH
terlalu sedikit, asam lemak yang tinggi dapat mengganggu proses
pengemulsian sabun dan kotoran pada saat sabun digunakan.
Proses dilanjutkan dengan menambahkan asam stearate ke dalam
campuran NaOH dan minyak kelapa lalu mengaduknya hingga homogen serta
memanaskannya sampai suhu 70°C. Asam stearate berpengaruh pada
pengentalan campuran, setelah diaduk dan dipanaskan. Selanjutnya ditambah
larutan NaOH, alcohol, gliserin, serta parfum. Alcohol berfungsi sebagai
pemberi efek transparan dan pengawet yang dapat menghambat timbulnya
ketengikan akibat adanya bahan minyak dalam proses ini. Selain itu, alcohol
juga bisa mempengaruhi tingkat kelarutan menjadi tinggi saat bereaksi dengan
minyak. Gliserin sendiri berfungsi sebagai pelembab serta meningkatkan
aspek (kualitas) pembersihan sabun. Gliserin juga membantu dalam
pembentukkan tekstur sabun bila dicampur dengan alcohol. Penambahan
parfum untuk menambah aroma pada sabun yang dihasilkan nanti.
Setelah seluruh bahan dicampurkan lalu diaduk dan dipanaskan sampai
suhu 70°C, campuran dituang pada cetakan. Hasil akhir sabun bertekstur
padat, beraroma wangi, berwarna putih susu, memiliki berat 11,4375 gram.
62
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa:
1. Berat = 11,4375 gram
2. Tekstur = padat.
3. Warna = pitih susu
4. Aroma = wangi
63
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2022. Petunjuk Praktikum Proses Industri Kimia. Yogyakarta : UPN
“Veteran” Yogyakarta.
Kontributor dari Sumber Aneka Karya Abadi. (29 Januari 2016). Pengaruh pH Pada
Kualitas Produk Diary. From website : saka.co.id/news-detail/pengaruh-pH-
pada-kualitas-produk-diary.
Naafiumamah, Farihah.dkk. 2018. Tugas Akhir Pabrik Gypsum dari Kalsium
Karbonat (CaCO3) dan Asam Sulfat (H2SO4) Dengan Proses Sintesis.
Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
64
65
LAMPIRAN
66
Gambar 7. Penimbangan garam meja
B. LAMPIRAN PEMBUATAN GYPSUM
67
Gambar 1. Memasukkan asam asetat dan Gambar 2. Penambahan asam sulfat
68
Gambar 7. Penambahan CaCl2 Gambar 8. Penambahan MgSO4
69
D. LAMPIRAN PEMBUATAN SABUN LUNAK
70