PERCOBAAN 4
OLEH :
KELOMPOK
WILLY 101319034
LABORATORIUM PENGEBORAN
UNIVERSITAS PERTAMINA
JAKARTA
2021
DAFTAR ISI
2
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi Lumpur X ......................................................................................... 11
Tabel 2. Catatan Pengujian Alkalinitas ............................................................................ 12
Tabel 3. Hasil Pengujian dan Perhitungan ........................................................................ 14
Tabel 4. Hasil Perhitungan Alkalinitas ............................................................................. 22
3
BAB I
ANALISA KIMIA LUMPUR PENGEBORAN
4
chlor merupakan hal yang penting dilakukan, terutama jika pemboran dilakukan
didaerah yang kemungkinan terkontaminasinya ion oleh garam NaCl sangat besar,
caranya adalah dengan mentitrasi suatu filtar lumpur dengan larutan standar perak
nitrat. (Kurniah A, 2017)
Adanya ion kalsium pada jumlah yang banyak dalam lumpur bor juga perlu
untuk dianalisis, hal ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kontaminasi
lumpur oleh gypsum yang akan mengubah sifat-sifat fisik lumpur, seperti water loss
dan gel strengthnya. Demikian analisis kandungan ion besi di dalam lumpur bor,
karena ion besi yang terdapat dalam lumpur dapat mengindikasikan terjadinya
korosi pada peralatan. (Sagala S, 2015) Alkalinitas berkaitan dengan kemampuan
suatu larutan untuk bereaksi dengan suatu asam. Dari analisa alkalinitas kita bisa
mengetahui konsentrasi hidroksil, bikarbonat dan karbonat. Pengetahuan tentang
konsentrasi ion – ion diperlukan misalnya untuk mengetahui kelarutan batu kapur
yang masuk ke sistem lumpur pada waktu pemboran menembus formasi limestone.
Analisa kandungan ion chlor ( CI ) diperlukan untuk mengetahui kontaminasi
garam yang masuk ke sistem lumpur pada waktu pemboran menembus formasi
garam ataupun kontaminasi garam yang berasal dari air formasi. (Kurniah A, 2017)
Hard water atau air sadah adalah air yang mengandung sejumlah besar ion
Ca2+ dam Mg2+. Ion – ion tersebut bisa berasal dari lumpur pada waktu dilakukan
pengeboran formasi gypsum ( CaSO4H2O). Analisa kandungan ion besi diperlukan
untuk pengontrolan terjadinya korosi pada peralatan pengeboran. Adapun metode
utama yang dapat digunakan dalam analisa kimia lumpur pengeboran adalah titrasi.
Titrasi meliputi reaksi dari sample yang diketahui volumenya dengan sejumlah
volume suatu larutan standar yang diketahui konsentrasinya. Untuk mengetahui
konsentrasi dari ion yang kita analisa dapat ditentukan dengan pengetahuan tentang
reaksi yang terjadi pada waktu titrasi. (Fitriani, 2019)
5
BAB II
METODOLOGI
2.1.2 Bahan
1. Bentonite
2. Aquadest
3. Larutan H2SO4
4. Larutan AgNO3
5. Larutan EDTA
6. Larutan Buffer Ph 10
7. K2CrO4
8. Penolpthalein
9. Methyl Jingga
10. EBT
6
2.2 Prosedur Percobaan
2.2.1 Pembuatan lumpur
Memulai percobaan
Mengakhiri percobaan
7
2.2.2 Analisa Kimia Alkalinitas
Memulai percobaan
Mengakhiri percobaan
8
2.2.3 Penentuan kadar total Ca+ dan Mg2+
Memulai percobaan
Menambahkan 25 ml Aquadest
Menambahkan 10 ml Buffer ph 10
Mengakhiri percobaan
9
2.2.4 Menentukan Kandungan Klorida
Memulai percobaan
Mengakhiri percobaan
10
BAB III
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
M 10
𝑉 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑜𝑛𝑖𝑡𝑒 = = 2.65 = 3.773 mL
𝜌
M 0.15
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 = = 2.13 = 0.0704 mL
𝜌
pH sampel = 12
Erlenmeyer
- V sampel : 3 mL
- V aquades : 20 mL
Pipette
- N H2SO4 : 0.02 N
11
Tabel 2. Catatan Pengujian Alkalinitas
Penambahan V
Kumulatif V
Tahap Indikator H2SO4 sampai
H2SO4 (mL)
ekuivalen (mL)
Titrasi 1 Phenolphtalein 8.9 8.9
Titrasi 2 Methyl Orange 1.1 10
12
3.3 Data Perhitungan
3.3.1 Pengujian Alkalinitas
Data diketahui
- V sampel = 3 mL
- V aquades = 20 mL
- N H2SO4 = 0.02 N
- P (mL) = 8.9 mL
- M (mL) = 10 mL
- BM CO32- = 60 g/mol
- BM OH- = 17 g/mol
- BM HCO3- = 61 g/mol
Karena 2(8.9) > 10, maka 2P > M yang menunjukkan adanya gugus ion OH- dan
CO32-
Perhitungan :
1. Total Alkalinitas
𝑀 𝑥 𝑁𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 1000
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑖𝑡𝑦 =
𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
10 𝑚𝐿 𝑥 0.02 𝑁 𝑥 1000
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑖𝑡𝑦 =
3 𝑚𝐿
2. CO32- Alkalinity
(𝑀 − 𝑃)𝑥𝑁𝐻2𝑆𝑂4𝑥1000
𝑝𝑝𝑚 CO32−= 𝑥 𝐵𝑀 𝐶𝑂32 −
𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
(10 − 8.9)𝑚𝐿𝑥0.02𝑁𝑥1000
𝑝𝑝𝑚 CO32−= 𝑥 60
3 𝑚𝐿
Konversi ke me/L
13
1 ppm = 1 mg/L
440 𝑥 2
𝑚𝑒/𝐿 =
60
3. OH- Alkalinity
(2𝑃 − 𝑀) 𝑥 𝑁𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 1000
𝑝𝑝𝑚 OH−= 𝑥 𝐵𝑀 𝑂𝐻 −
𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
(2(8.9) − 10) 𝑥 0.02 𝑁 𝑥1000
𝑝𝑝𝑚 OH−= 𝑥 17
3 𝑚𝐿
𝑝𝑝𝑚 𝑂𝐻− = 884 𝑝𝑝𝑚
Konversi ke me/L
1 ppm = 1 mg/L
884 𝑥 1
𝑚𝑒/𝐿 =
17
𝑚𝑒/𝐿 = 52 𝑚𝑒/𝐿
Data diketahui :
V sampel = 2 mL
V aquades = 20 mL
V buffer = 10 mL
14
Indikator = EBT
M EDTA = 0.01 M
V ekuivalen EDTA = 2 mL
2 𝑥 0.01 𝑥 1000
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎2+ = 𝑥 40
2 𝑚𝐿
Konversi ke me/L
1 ppm = 1 mg/L
400 𝑥 2
𝑚𝑒/𝐿 =
40
𝑚𝑒/𝐿 = 20 𝑚𝑒/𝐿
15
1 𝑚𝐿 𝑥 0.02 𝑁 𝑥 1000
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙− = 𝑥 35.5
2 𝑚𝐿
Konversi ke me/L
1 ppm = 1 mg/L
355 𝑥 1
𝑚𝑒/𝐿 =
35.5
𝑚𝑒/𝐿 = 10 𝑚𝑒/𝐿
16
BAB IV
PEMBAHASAN
17
serta volume 346.1566 mL, bentonite X dengan specific gravity 2.65 dan massa 10
ppb serta volume 3.773 mL, dan additive NaOH dengan specific gravity 2.13, massa
0.15 ppb, dan volume 0.0704 mL. Berdasarkan hasil pengujian pH dengan kertas
lakmus diperoleh pH sebesar 12. Hal ini menunjukkan bahwa lumpur X bersifat
basa. Lumpur yang bersifat bas aini lebih mudah bereaksi dibandingkan dengan
lumpur yang bersifat asam karena lumpur yang bersifat asam akan menimbulkan
korosi pada rangkaian pipa bor serta alat-alat pemboran lainnya yang akan
berdampak pada kerapuhan rangkaian tersebut sehingga akan mengurangi dari
waktu pemakaian rangkaian dari alat-alat pemboran tersebut. Oleh karena itu,
lumpur pemboran sebaiknya bersifat basa dengan rentang pH 9 – 11. Dalam
percobaan ini diperoleh nilai pH sebesar 12 sehingga terlalu basa tetapi masih dalam
batas wajar karena jika bersifat asam akan bereaksi dengan logam.
18
konsentrasi OH- yaitu 52 me/L. Hal ini mengindikasikan bahwa kontaminasi ion
hidroksil lebih besar dari karbonat. Hal ini menyebabkan lumpur tidak stabil dan
sulit untuk dikontrol sehingga dapat menghambat pengeboran.
19
BAB V
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Sita. (2007). Pengaruh KOH Terhadap Sifat Lumpur Pengeboran
Berbahan Dasar Air (Water Based Mud). Jakarta : Universitas Indonesia.
Diakses dari https://lib.ui.ac.id.
Arhananta., dan Koto, Argavi. (2017). Penurunan Kontaminan Pada Drilling Fluids
Dengan Aktivasi Vitric Tuff Secara Fisika dan Kimia. Seminar Nasional
Kebumian ke-10, 1252-1260. Diakses dar https://respository.ugm.ac.id
21
LAMPIRAN
ANALISA KIMIA LUMPUR PENGEBORAN
1. Pengujian pH
pH sampel = 12
V sampel = 3 mL
N H2SO4 = 0.02 N
P (mL) = 8.9 mL
M (m) = 10 mL
V sampel = 2 mL
V buffer = 10 mL
V EDTA 0.01 M = 2 Ml
a. Kadar Ca2+ (ppm) = 400 ppm
b. Kadar Ca2+ (atau kesadahan total, me/L) = 20 me/L
V sampel = 2 mL
V AgNO3 0.02 N = 1 mL
22
23