Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA LUMPUR PENGEBORAN

PERCOBAAN 4

ANALISA KIMIA LUMPUR PENGEBORAN

OLEH :

KELOMPOK

DILA RAHMAWATI 101319005

JIHAN FADHILAH 101319019

M. ZULVANI AKBAR 101319026

FAIZAL AL FATAH 101319030

WILLY 101319034

HARITH MAULANA 101319129

LABORATORIUM PENGEBORAN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI

UNIVERSITAS PERTAMINA

JAKARTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................2


DAFTAR TABEL ....................................................................................................3
BAB I .......................................................................................................................4
ANALISA KIMIA LUMPUR PENGEBORAN ..................................................4
1.1 Tujuan Praktikum ..................................................................................4
1.2 Teori Dasar ............................................................................................4
BAB II ......................................................................................................................6
METODOLOGI ...................................................................................................6
2.1 Alat dan Bahan.......................................................................................6
2.2 Prosedur Percobaan................................................................................7
BAB III...................................................................................................................11
DATA DAN HASIL PERCOBAAN .................................................................11
3.1 Data yang diketahui .............................................................................11
3.2 Hasil Observasi ....................................................................................11
3.3 Data Perhitungan..................................................................................13
BAB IV ..................................................................................................................17
PEMBAHASAN ................................................................................................17
BAB V ....................................................................................................................20
KESIMPULAN ..................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................21
LAMPIRAN ...........................................................................................................22

2
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi Lumpur X ......................................................................................... 11
Tabel 2. Catatan Pengujian Alkalinitas ............................................................................ 12
Tabel 3. Hasil Pengujian dan Perhitungan ........................................................................ 14
Tabel 4. Hasil Perhitungan Alkalinitas ............................................................................. 22

3
BAB I
ANALISA KIMIA LUMPUR PENGEBORAN

1.1 Tujuan Praktikum


1. Menentukan pH yang terdapat dalam lumpur
2. Menentukan alkalinitas lumpur pengeboran
3. Menentukan kesadahan total lumpur
4. Menentukan kandungan ion – ion yang terdapat dalam lumpur

1.2 Teori Dasar


Lumpur pengeboran merupakan komponen yang sangat penting dalam
melakukan operasi pengeboran. Seperti yang diketahui lumpur bor sangat
menentukan keberhasilan suatu operasi pengeboran. Oleh sebab itu penanganan
sifat-sifat fisik maupun kimia lumpur bor harus dilakukan sebaik-baiknya, dengan
cara menganalisis perubahan pada sifat-sifatnya. Dalam operasi pengeboran,
pengontrol kualitas lumpur pengeboran harus terus menerus dilakukan sehingga
lumpur bor tetap berfungsi dengan kondisi yang ada. Sifat-sifat fisik lumpur
pengeboran dapat terpengaruh, apabila adanya perubahan kandungan ion-ion
tertentu yang ada pada lumpur pengeboran. Oleh karena itu, analisia kimia perlu
dilakukan untuk mengontrol kandungan ion – ion tersebut untuk kemudian
dilakukan tindakan – tindakan yang perlu dalam penanggulangannya. (Sagala S,
2015)
Dalam percobaan ini akan dilakukan analisis kimia lumpur bor dan
filtratnya, yaitu: analisis kimia alkalinitas, analisis kesadahan total, analisis
kandungan ion chlor, ion kalsium, ion besi serta PH lumpur bor (dalam hal ini
filtratnya). Alkanitas atau keasam lumpur, ditunjukan dengan harga pHnya, tetapi
karakteristik lumpur dapat berfluktuasi meskipun harga pHnya tetap. Hal ini
berhubungan dengan bervariasinya jenis dan jumlah ion-ion yang terdapat didalam
lumpur bor (filtrat lumpur), dalam percobaan ini yang akan dianalisis adalah
filtratnya. Kesadahan total dari lumpur (filtrat lumpur) dengan menyelidiki
kandungan ion Mg+2 dan Ca+2 didalam lumpur bor (filtrat lumpur). Analisis ion

4
chlor merupakan hal yang penting dilakukan, terutama jika pemboran dilakukan
didaerah yang kemungkinan terkontaminasinya ion oleh garam NaCl sangat besar,
caranya adalah dengan mentitrasi suatu filtar lumpur dengan larutan standar perak
nitrat. (Kurniah A, 2017)
Adanya ion kalsium pada jumlah yang banyak dalam lumpur bor juga perlu
untuk dianalisis, hal ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kontaminasi
lumpur oleh gypsum yang akan mengubah sifat-sifat fisik lumpur, seperti water loss
dan gel strengthnya. Demikian analisis kandungan ion besi di dalam lumpur bor,
karena ion besi yang terdapat dalam lumpur dapat mengindikasikan terjadinya
korosi pada peralatan. (Sagala S, 2015) Alkalinitas berkaitan dengan kemampuan
suatu larutan untuk bereaksi dengan suatu asam. Dari analisa alkalinitas kita bisa
mengetahui konsentrasi hidroksil, bikarbonat dan karbonat. Pengetahuan tentang
konsentrasi ion – ion diperlukan misalnya untuk mengetahui kelarutan batu kapur
yang masuk ke sistem lumpur pada waktu pemboran menembus formasi limestone.
Analisa kandungan ion chlor ( CI ) diperlukan untuk mengetahui kontaminasi
garam yang masuk ke sistem lumpur pada waktu pemboran menembus formasi
garam ataupun kontaminasi garam yang berasal dari air formasi. (Kurniah A, 2017)
Hard water atau air sadah adalah air yang mengandung sejumlah besar ion
Ca2+ dam Mg2+. Ion – ion tersebut bisa berasal dari lumpur pada waktu dilakukan
pengeboran formasi gypsum ( CaSO4H2O). Analisa kandungan ion besi diperlukan
untuk pengontrolan terjadinya korosi pada peralatan pengeboran. Adapun metode
utama yang dapat digunakan dalam analisa kimia lumpur pengeboran adalah titrasi.
Titrasi meliputi reaksi dari sample yang diketahui volumenya dengan sejumlah
volume suatu larutan standar yang diketahui konsentrasinya. Untuk mengetahui
konsentrasi dari ion yang kita analisa dapat ditentukan dengan pengetahuan tentang
reaksi yang terjadi pada waktu titrasi. (Fitriani, 2019)

5
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Labu titrasi
2. Buret mikro
3. Pengaduk
4. Pipet
5. pH meter
6. Mud Mixer

2.1.2 Bahan
1. Bentonite
2. Aquadest
3. Larutan H2SO4
4. Larutan AgNO3
5. Larutan EDTA
6. Larutan Buffer Ph 10
7. K2CrO4
8. Penolpthalein
9. Methyl Jingga
10. EBT

6
2.2 Prosedur Percobaan
2.2.1 Pembuatan lumpur

Memulai percobaan

Membuat lumpur sebanyak 350 cc dengan komposisi : Air +


10 ppb Bentonite + Additif (Sesuai arahan Asisten)

Mengakhiri percobaan

7
2.2.2 Analisa Kimia Alkalinitas

Memulai percobaan

Mengambil 3 ml fitrat, memasukkannya ke dalam labu titrasi 250


ml, dan menambahkan 20 ml Aquadest

Menambahkan 2 tetes indikator penolphalein dan menitrasikan


dengan H2SO4 standart sampai warna merah tepat hilang

Mencatat volume pemakaian H2SO4 (P ml)

Menambahkan 2 tetes indikator methyl jingga pada larutan hasil


titrasi, dan melanjutkan titrasi dengan H2SO4 standart sampai
membentuk warna jingga tua

Mencatat pemakaian H2SO4 total (M ml) sesuai dengan catatan


yang telah ada

Mengakhiri percobaan

8
2.2.3 Penentuan kadar total Ca+ dan Mg2+

Memulai percobaan

Memasukkan 2 ml lumpur kedalam Erlenmeyer menggunakan


piper

Menambahkan 25 ml Aquadest

Menambahkan 10 ml Buffer ph 10

Menambahkan beberapa tetes indikator EBT

Menitrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warna

Menentukan kesadahan total dan kadar CaCO3/lt volume sampel

Mengakhiri percobaan

9
2.2.4 Menentukan Kandungan Klorida

Memulai percobaan

Mengambil 2 ml filtrat lumpur dan memasukkan ke dalam labu


titrasi 250 ml

Menambahkan 25 ml aquadest, sedikit serbuk MgO dan 3 tetes


larutan K2CrO4

Menitrasikan dengan AgNO3 standar hingga membentuk warna


endapan jingga

Mencatat volume pemakaian AgNO3

Mengakhiri percobaan

10
BAB III
DATA DAN HASIL PERCOBAAN

3.1 Data yang diketahui


Tabel 1. Komposisi Lumpur X

Bahan SG Massa (ppb) Volume (mL)


Air Tawar 1 346.1566 346.1566
Bentonite X 2.65 10 3.773
NaOH 2.13 0.15 0.0704

Perhitungan Massa Air

M 10
𝑉 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑜𝑛𝑖𝑡𝑒 = = 2.65 = 3.773 mL
𝜌
M 0.15
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 = = 2.13 = 0.0704 mL
𝜌

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 = 350 − 3.773 − 0.0704 = 346.1566 𝑚𝐿


𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑉 𝑎𝑖𝑟 = 346.1566 𝑚𝐿 𝑥 1 = 346.1566 𝑝𝑝𝑏

3.2 Hasil Observasi


3.2.1 Pengujian pH

pH sampel = 12

3.2.2 Pengujian Alkalinitas

Erlenmeyer

- V sampel : 3 mL
- V aquades : 20 mL

Pipette

- N H2SO4 : 0.02 N

11
Tabel 2. Catatan Pengujian Alkalinitas

Penambahan V
Kumulatif V
Tahap Indikator H2SO4 sampai
H2SO4 (mL)
ekuivalen (mL)
Titrasi 1 Phenolphtalein 8.9 8.9
Titrasi 2 Methyl Orange 1.1 10

3.2.3 Pengujian Kesadahan Total


a. Erlenmeyer
V sampel = 2 mL
V aquades = 20 mL
V buffer = 10 mL
Indikator = EBT
b. Pipette
M EDTA = 0.01 M
V ekuivalen EDTA = 2 mL

3.2.4 Pengujian Klorida


a. Erlenmeyer
V sampel = 2 mL
V aquades = 25 mL
Indikator = K2CrO4
b. Pipette
N AgNO3 = 0.02 N
V ekuivalen AgNO3 = 1 mL

12
3.3 Data Perhitungan
3.3.1 Pengujian Alkalinitas

Data diketahui

- V sampel = 3 mL
- V aquades = 20 mL
- N H2SO4 = 0.02 N
- P (mL) = 8.9 mL
- M (mL) = 10 mL
- BM CO32- = 60 g/mol
- BM OH- = 17 g/mol
- BM HCO3- = 61 g/mol

Karena 2(8.9) > 10, maka 2P > M yang menunjukkan adanya gugus ion OH- dan
CO32-

Perhitungan :

1. Total Alkalinitas

𝑀 𝑥 𝑁𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 1000
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑖𝑡𝑦 =
𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

10 𝑚𝐿 𝑥 0.02 𝑁 𝑥 1000
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑖𝑡𝑦 =
3 𝑚𝐿

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑖𝑡𝑦 = 66.67 𝑚𝑒/𝐿

2. CO32- Alkalinity

Karena terdapat OH- maka,

(𝑀 − 𝑃)𝑥𝑁𝐻2𝑆𝑂4𝑥1000
𝑝𝑝𝑚 CO32−= 𝑥 𝐵𝑀 𝐶𝑂32 −
𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

(10 − 8.9)𝑚𝐿𝑥0.02𝑁𝑥1000
𝑝𝑝𝑚 CO32−= 𝑥 60
3 𝑚𝐿

𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑂32− = 440 𝑝𝑝𝑚

Konversi ke me/L

13
1 ppm = 1 mg/L

(𝑚𝑔/𝐿) 𝑥 𝑀𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 𝑖𝑜𝑛


𝑚𝑒/𝐿 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑡𝑜𝑚

440 𝑥 2
𝑚𝑒/𝐿 =
60

𝑚𝑒/𝐿 = 14.6 𝑚𝑒/𝐿

3. OH- Alkalinity
(2𝑃 − 𝑀) 𝑥 𝑁𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 1000
𝑝𝑝𝑚 OH−= 𝑥 𝐵𝑀 𝑂𝐻 −
𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
(2(8.9) − 10) 𝑥 0.02 𝑁 𝑥1000
𝑝𝑝𝑚 OH−= 𝑥 17
3 𝑚𝐿
𝑝𝑝𝑚 𝑂𝐻− = 884 𝑝𝑝𝑚

Konversi ke me/L

1 ppm = 1 mg/L

(𝑚𝑔/𝐿) 𝑥 𝑀𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 𝑖𝑜𝑛


𝑚𝑒/𝐿 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑡𝑜𝑚

884 𝑥 1
𝑚𝑒/𝐿 =
17

𝑚𝑒/𝐿 = 52 𝑚𝑒/𝐿

Tabel 3. Hasil Pengujian dan Perhitungan

Konsentrasi Ion HCO3- CO3 2- OH-


ppm - 440 884
me/L - 14.6 52

3.3.2 Pengujian Kesadahan Total

Data diketahui :

V sampel = 2 mL
V aquades = 20 mL
V buffer = 10 mL

14
Indikator = EBT
M EDTA = 0.01 M
V ekuivalen EDTA = 2 mL

𝑚𝐿 𝐸𝐷𝑇𝐴 𝑥 𝑀 𝐸𝐷𝑇𝐴 𝑥 1000


𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎2+ = 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝐶𝑎
𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

2 𝑥 0.01 𝑥 1000
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎2+ = 𝑥 40
2 𝑚𝐿

𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎2+ = 400 𝑝𝑝𝑚

Keterangan : diasumsikan kesadahan total karena kandungan Ca2+ saja.

Konversi ke me/L

1 ppm = 1 mg/L

(𝑚𝑔/𝐿) 𝑥 𝑀𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 𝑖𝑜𝑛


𝑚𝑒/𝐿 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑡𝑜𝑚

400 𝑥 2
𝑚𝑒/𝐿 =
40

𝑚𝑒/𝐿 = 20 𝑚𝑒/𝐿

3.3.3 Pengujian Klorida


V sampel = 2 mL
V aquades = 25 mL
Indikator = K2CrO4
N AgNO3 = 0.02 N
V ekuivalen AgNO3 = 1 mL

𝑚𝐿 𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑥 𝑁 𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑥 1000


𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙− = 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑡𝑜𝑚 𝐶𝑙 −
𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

15
1 𝑚𝐿 𝑥 0.02 𝑁 𝑥 1000
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙− = 𝑥 35.5
2 𝑚𝐿

𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙− = 355 𝑝𝑝𝑚

Konversi ke me/L

1 ppm = 1 mg/L

(𝑚𝑔/𝐿) 𝑥 𝑀𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 𝑖𝑜𝑛


𝑚𝑒/𝐿 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑡𝑜𝑚

355 𝑥 1
𝑚𝑒/𝐿 =
35.5

𝑚𝑒/𝐿 = 10 𝑚𝑒/𝐿

16
BAB IV
PEMBAHASAN

Percobaan 4 yang berjudul Analisa Kimia Lumpur Pengeboran bertujuan


untuk menentukan pH lumpur pengeboran, menentukan alkalinitas lumpur
pengeboran, menentukan kesadahan total lumpur pengeboran, dan menentukan
kandungan klorida pada lumpur pengeboran. Dalam operasi pengeboran,
pengontrolan kualitas lumpur pengeboran harus terus dilakukan agar lumpur
pengeboran tetap berfungsi sesuai dengan kondisi yang ada karena perubahan
kandungan ion-ion tertentu dalam lumpur pengeboran akan berpengaruh terhadap
sifat-sifat fisis lumpur pengeboran sehingga perlu dilakukan analisis kimia seperti
analisis pH, alkalinitas, kesadahan total, dan analisis klorida atau kandungan ion
klor. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu titrasi, buret mikro,
pengaduk, pH meter, dan mud mixer. Bahan yang digunakan adalah bentonite,
akuades, larutan H2SO4, larutan AgNO3, larutan EDTA, larutan buffer pH 10,
K2CrO4, penolpthalein, methyl jingga, dan EBT.

Percobaan ini dilakukan dengan membuat lumpur sebanyak 350 cc dengan


komposisi air sebanyak 346.1566 mL, Bentonite sebanyak 10 ppb atau 3.773 mL,
dan additive NaOH sebanyak 0.15 ppb atau 0.0704 mL.untuk pengujian alkalinitas
dilakukan dengan menambahkan 3 mL filtrat, 20 mL aquadest, 2 tetes PP dan
dititrasi dengan H2SO4 hingga warna merah tepat hilang. Kemudian menambahkan
2 tetes Methyl Jingga dan dititrasi dengan H2SO4 hingga berwarna jingga tua
kemudian dicatat volume H2SO4 yang digunakan. Pada percobaan pengujian
kesadahan total atau penentuan kadar total Ca+ dan Mg2+ dilakukan dengan
memasukkan 2 mL lumpur, 25 mL aquadest, 10 mL buffer pH 10, dan beberapa
tetes indicator EBT ke dalam Erlenmeyer. Kemudian dititrasi dengan larutan EDTA
hingga terjadi perubahan warna. Percobaan penentuan kandungan klorida dilakukan
dengan memasukkan 2 mL filtrat lumpur, 25 mL, sedikit serbuk MgO, dan 3 tetes
larutan K2CrO4 kemudian dititrasi dengan AgNO3 standar sampai terbentuk warna
endapan jingga.

Percobaan ini diawali dengan membuat lumpur X sebanyak 350 mL yang


terbuat dari air tawar dengan specific gravity 1 dan dengan massa 346.1566 ppb

17
serta volume 346.1566 mL, bentonite X dengan specific gravity 2.65 dan massa 10
ppb serta volume 3.773 mL, dan additive NaOH dengan specific gravity 2.13, massa
0.15 ppb, dan volume 0.0704 mL. Berdasarkan hasil pengujian pH dengan kertas
lakmus diperoleh pH sebesar 12. Hal ini menunjukkan bahwa lumpur X bersifat
basa. Lumpur yang bersifat bas aini lebih mudah bereaksi dibandingkan dengan
lumpur yang bersifat asam karena lumpur yang bersifat asam akan menimbulkan
korosi pada rangkaian pipa bor serta alat-alat pemboran lainnya yang akan
berdampak pada kerapuhan rangkaian tersebut sehingga akan mengurangi dari
waktu pemakaian rangkaian dari alat-alat pemboran tersebut. Oleh karena itu,
lumpur pemboran sebaiknya bersifat basa dengan rentang pH 9 – 11. Dalam
percobaan ini diperoleh nilai pH sebesar 12 sehingga terlalu basa tetapi masih dalam
batas wajar karena jika bersifat asam akan bereaksi dengan logam.

Setelah pengujian pH, dilakukan pengujian Alkalinitas. Alkalinitas


merupakan kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai
pH larutan atau kemampuan suatu larutan untuk bereaksi dengan suatu asam. Dari
pengujian alkalinitas bisa diketahui konsentrasi hidroksil (OH-)m bikarbonat
(HCO3-), dan karbonat (CO32-). Pengetahuan tentang konsentrasi ion ini
diperlukan untuk mengetaui kelarutan batu kapur yang masuk ke dalam system
lumpur pada waktu pengeboran menembus formasi limestone. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan filtrat lumpur sebanyak 3 mL, aquades sebanyak 2
mL, dan 2 tetes indicator Penolphtalein yang kemudian ditiitrasi dengan 8.9 mL
H2SO4 standar dengan normalitas (N) 0.02 N hingga warna merah tepat hilang
Setelah itu, ditetesi dengan 2 tetes Methyl Orange dan dititrasi dengan 1.1 mL
H2SO4 standar sampai berwarna jingga tua. Berdasarkan data tersebut, nilai P
adalah 8.9 mL dan nilai M adalah 10 mL. karena 2P > M, maka menunjukkan
adanya gugus ion OH- dan CO32-. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil bahwa
total alkalinitas adalah sebesar 66.67 me/L, alkalinitas atau konsentrasi CO32-
karena terdapat OH- adalah 440 ppm atau 14.6 me/L, dan alkalinitas atau
konsentrasi OH- adalah 884 ppm atau 52 me/L. dari hasil tersebut dapat dilihat
bahwa konsentrasi yang paling tinggi berdasarkan satuan ppm(part per million)
adalah konsentrasi OH- sebesar 884 ppm, dan CO32- sebesar 440 ppm. Sedangkan
dalam satuan mol equivalen per liter, konsentrasi yang paling besar adalah

18
konsentrasi OH- yaitu 52 me/L. Hal ini mengindikasikan bahwa kontaminasi ion
hidroksil lebih besar dari karbonat. Hal ini menyebabkan lumpur tidak stabil dan
sulit untuk dikontrol sehingga dapat menghambat pengeboran.

Pengujian kesadahan total digunakan untuk mengetahui kandungan ion


Mg2+ dan Ca2+ di dalam lumpur pengeboran. Ion ini biasanya berasal dari lumpur
sewaktu mengebor formasi gypsum (CaSO4.H2O). Adanya kontaminasi ion
kalsium dalam jumlah banyak dalam lumpur bor memungkinkan terjadinya
kontaminasi lumpur oleh gypsum yang akan merubah sifat-sifat fisik lumpur seperti
water loss dan gel strength nya. Pada pengujian kesadahan total, volume sampel
lumpur yang digunakan adalah 2 mL dengan aquades 20 mL, dan buffer 10
mL.Indikator yang digunakan adalah EBT. Kemudian dititrasi dengan larutan
EDTA dengan molaritas 0.01 M dengan volume 2 mL. Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh nilai kesadahan total sebesar 400 ppm atau 20 me/L. Nilai
kesadahan total karena kandungan Ca2+ ini dapat merubah sifat-sifat fisik lumpur
pengeboran seperti plastic viscosity, yield point, gel strength, dan fluid loss yang
dapat menyebabkan filtration loss, mempertebal mudcake, dan dapat
memperlambat laju pengeboran.

Setelah pengujian kesadahan total, dilakukan pengujian klorida. Analisis


kandungan ion klor (Cl-) ini diperlukan untuk mengetahui kontaminasi garam yang
masuk ke dalam sistem lumpur ketika pengeboran menembus formasi garam
maupun kontaminasi garam yang berasal dari air formasi. Pada pengujian klorida,
volume sampel yang digunakan adalah 2 mL dan volume aquadest yang digunakan
adalah 25 mL. Indikator yang digunakan adalah 3 tetes K2CrO4. Kemudian dititrasi
dengan 1 mL AgNO3 standar dengan Normalitas 0.02 N hingga membentuk warna
endapan jingga. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai kandungan klorida
adalah 355 ppm atau 10 me/L. Hal ini berarti terdapat 10 me/L garam yang masuk
ke dalam sistem lumpur. Ini artinya terdapat 355 ppm atau 10 me/L kontaminasi
garam yang masuk ke dalam sistem lumpur. Kontaminasi ini menyebabkan
berubahnya sifat lumpur sepertu viskositas, yield point, gel strength, dan filtration
loss. Kadang, adanya garam dalam system lumpur ini juga dapat menyebabkan
penurunan pH. Hal ini tentu berakibat pada proses pengeboran dan dapat
memperlambat proses pengeboran.

19
BAB V
KESIMPULAN

1. pH lumpur pengeboran adalah 12.


2. Alkalinitas total lumpur pengeboran adalah 66.67 me/L, alkalinitas atau
konsentrasi CO32- yaitu sebesar 440 ppm, dan alkalinitas atau konsentrasi
OH- yaitu sebesar 884 ppm atau 52 me/L.
3. Kesadahan total lumpur pengeboran adalah 400 ppm atau 20 me/L.
4. Kandungan ion klorida yang terdapat dalam lumpur pengeboran adalah 355
ppm atau 10 me/L.

20
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Sita. (2007). Pengaruh KOH Terhadap Sifat Lumpur Pengeboran
Berbahan Dasar Air (Water Based Mud). Jakarta : Universitas Indonesia.
Diakses dari https://lib.ui.ac.id.

Arhananta., dan Koto, Argavi. (2017). Penurunan Kontaminan Pada Drilling Fluids
Dengan Aktivasi Vitric Tuff Secara Fisika dan Kimia. Seminar Nasional
Kebumian ke-10, 1252-1260. Diakses dar https://respository.ugm.ac.id

Fitriani. (2019). Analisa Kimia Lumpur Pemboran. Diakses dari


https://www.scribd.com pada 29 April 2021 pukul 21.20

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Lumpur dan


Hidrolika Pengeboran. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Kejuruan.http://repositori.kemdikbud.go.id/11228/1/LUMPURDANHIDRO
LIKA-LUMPUR-PENGEBORAN-1.pdf

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). Teknik


Pemboran Minyak dan Gas. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Kejuruan. Diakses dari http://repositori.kemdikbud.go.id/

Kurniah, A. (2015). Analisa Kimia Lumpur Bor. Diakses dari


https://www.scribd.com pada 29 April 2021 pukul 20.18

Sagala, S. (2015). Analisa Kimia Lumpur. Diakses dari https://www.scribd.com


pada 29 April 2021 pukul 20.15

21
LAMPIRAN
ANALISA KIMIA LUMPUR PENGEBORAN

1. Pengujian pH
pH sampel = 12

2. Pengujian Alkalinitas (Indikator PP dan MO)

V sampel = 3 mL

N H2SO4 = 0.02 N

P (mL) = 8.9 mL

M (m) = 10 mL

Tabel 4. Hasil Perhitungan Alkalinitas

Konsentrasi Ion HCO3- CO3 2- OH-


ppm - 440 884
me/L - 14.6 52

3. Pengujian Kesadahan Total (Indikator EBT)

V sampel = 2 mL
V buffer = 10 mL
V EDTA 0.01 M = 2 Ml
a. Kadar Ca2+ (ppm) = 400 ppm
b. Kadar Ca2+ (atau kesadahan total, me/L) = 20 me/L

4. Pengujian Klorida (Cl-) (Indikator K2CrO4)

V sampel = 2 mL

V AgNO3 0.02 N = 1 mL

a. Kadar Cl-, ppm = 355 ppm


b. Kadar Cl-, me/L = 10 me/L

22
23

Anda mungkin juga menyukai