PERCOBAAN I
PEMBUATAN SLURRY SEMEN DAN PENGUKURAN DENSITAS
OLEH:
KELOMPOK II
DILA RAHMAWATI / 101319005
ELLA ELISA NOVIASARI / 101319020
WILLIAM LIM / 101319023
FIRMAN CAHYA PUTRA ADISTIA / 101319029
AUFA GHOTHFAN AL BARA / 101319037
LABORATORIUM PENGEBORAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
UNIVERSITAS PERTAMINA
JAKARTA
2021
DAFTAR ISI
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR TABEL
4
BAB I
PEMBUATAN SLURRY DAN DENSITAS
5
Tabel 1 Klasifikasi jenis semen dan pengaplikasiannya berdasarkan standar API
6
Tabel 2 Komposisi semen berdasarkan standar API
Tabel 3 Contoh aditif yang umum digunakan dalam pembuatan slurry semen
Additives Fungsi
Mempercepat reaksi antara semen dan air sehingga dapat cepat
Accelerator mengeras. Contohnya: sodium metasilicate, sodium chloride, sea
water, anhydrous calcium chloride, potassium chloride dan gypsum
Densitas adalah satu di antara faktor penting dalam pembuatan semen yang
merupakan perbandingan antara massa bubuk semen, air dan aditif terhadap volume
bubuk semen, pencampur dan aditif. Pada dasarnya, densitas standar slurry dapat
diubah sesuai dengan kebutuhan operasional. Untuk mengubah densitas semen
dapat dilakukan dengan melakukan variasi terhadap volume air yang digunakan
atau dengan menambahkan aditif (seperti pada Tabel 3) pada cement slurry.
Sebagian besar densitas slurry bervariasi di antara 11 – 18.5 ppg (Heriott-Watt
7
University: 2005). Adapun rumus yang umum digunakan untuk menentukan
densitas slurry adalah sebagai berikut.
𝑊𝑎𝑑𝑑 + 𝑊𝑠 + 𝑊𝑎𝑖𝑟
𝜌=
𝑉𝑎𝑑𝑑 + 𝑉𝑠 + 𝑉𝑎𝑖𝑟
8
BAB II
METODOLOGI
Dalam percobaan pembuatan slurry semen dan pengukuran densitas ini akan
ditampilkan beberapa metodologi yang digunakan seperti penggunaan alat dan
bahan, prosedur percobaan. Adapun prosedur percobaan terdiri dari pembuatan
suspensi semen dan cetakan sampel serta pengukuran densitas suspensi semen.
2.1.1 Alat
1. Cement Blender
2. Timbangan digital
3. Plastic transparan
4. Alumunium foil
5. Gelas ukur
6. Cetakan sampel kubik dan silinder
7. Stopwatch
8. Mud balance
2.1.2 Bahan
1. Air
2. Semen Portland
3. Grease
4. Additif
9
2.2.1 Pembuatan Suspensi Semen dan Cetakan Sample
10
2.2.2 Pengukuran Densitas Suspensi Semen
11
BAB III
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
Pada percobaan ini, slurry atau suspensi semen dibuat menggunakan rincian
data sebagai berikut:
Komponen Rincian
Jenis semen Semen kelas B
Water-Cement Ratio (WCR) 46%
Aditif Bentonite, Barite, dan NaCl dengan detail
komposisi yang terlampir pada Tabel 5
Tekanan udara 1 bar
Suhu udara 16 oC
Pada Tabel 4 disebutkan bahwa tekanan dan suhu udara yang digunakan pada
percobaan ini berturut-turut adalah 1 bar dan 16 oC karena mengacu pada kondisi
standar ruang laboratorium. Disamping itu, pengujian densitas menggunakan
Pressurized Mud Balance dipastikan sudah terkalibrasi dengan densitas air tawar
(freshwater) 8.33 ppg sehingga tidak ada laporan kebocoran gas dan malfungsi alat.
Jenis Bahan
Semen Air Semen Bentonite Barite NaCl CMC
SG 1 3.15 2.65 4.23 2.17 1.65
Semen
161 350 - - - -
Dasar
Semen A 182.2 350 4 - - -
Semen B 161.8 350 - 4 - -
12
Semen C 161 350 - - 6.44* -
*Berat berdasarkan 4% Massa Air
Bahan
Jenis Semen Densitas
Air Semen Bentonite Barite NaCl CMC
(ppg)
SG 1 3.15 2.65 4.23 2.17 1.65
Semen
161 350 - - - - 14.8
Dasar
Semen A 182.2 350 4 - - - 15
Semen B 161.8 350 - 4 - - 13.7
Semen C 161 350 - - 6.44* - 14.5
• Volume Semen
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐺𝑟𝑎𝑚 ) 350 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔 = 𝑔 = 111.111 𝑐𝑐
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑐𝑐 ) 3.15 𝑐𝑐
• Berat Air
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑖𝑟 (𝑊 ) = 𝑊𝐶𝑅(%) 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛(𝑔𝑟)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑖𝑟 (𝑊 ) = 46% ∗ 350 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑖𝑟 (𝑊 ) = 161 𝑔
• Volume Air
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐺𝑟𝑎𝑚 ) 161 𝑔𝑟
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔 = 𝑔 = 161 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑐𝑐 ) 1 𝑐𝑐
13
3.3.2 Semen A
Tabel 9 Komposisi dan Hasil Pengujian Semen A
%Wtr Req
Berat Volume %BWOC
Densitas (ρ) %WCR @BWOC
Bahan (W) (V) Additive
Additive
g/cc G cc % % %
Semen 3.15 350 111.111 46 - -
Air 1 182.2 182.2 - - -
Bentonite 2.65 4 1.509 - 5.3 1.143
• Volume Semen
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐺𝑟𝑎𝑚)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑐𝑐 )
350 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
3.15 𝑐𝑐
• Berat Air
%𝑊𝐶𝑅 + ([%𝑊𝑡𝑟 𝑅𝑒𝑞 @ %𝐵𝑊𝑂𝐶𝑎𝑑𝑑𝑖𝑡𝑖𝑓 ] 𝑥 [%𝐵𝑊𝑂𝐶𝑎𝑑𝑑𝑖𝑡𝑖𝑓])
𝑊𝑎𝑖𝑟 = ( ) 𝑥 𝑊 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
100
46 + ([5.3] 𝑥 [1.142])
𝑊𝑎𝑖𝑟 = ( ) 𝑥 350
100
• Volume Air
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐺𝑟𝑎𝑚 )
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑐𝑐 )
182.2 𝑔𝑟
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
1 𝑐𝑐
14
• Volume Bentonite
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐺𝑟𝑎𝑚 )
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑐𝑐 )
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
2.65 𝑐𝑐
3.3.3 Semen B
Tabel 10 Komposisi dan Hasil Pengujian Semen B
• Volume Semen
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐺𝑟𝑎𝑚)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑐𝑐 )
350 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
3.15
𝑐𝑐
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 111.11 𝑚𝑙
• Berat Air
%𝑊𝐶𝑅 + ([%𝑊𝑡𝑟 𝑅𝑒𝑞 @ %𝐵𝑊𝑂𝐶𝑎𝑑𝑑𝑖𝑡𝑖𝑓 ] 𝑥 [%𝐵𝑊𝑂𝐶𝑎𝑑𝑑𝑖𝑡𝑖𝑓])
𝑊𝑎𝑖𝑟 = ( ) 𝑥 𝑊 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
100
46 + ([0.2] 𝑥 [1.143])
𝑊𝑎𝑖𝑟 = ( ) 𝑥 350
100
15
𝑊𝑎𝑖𝑟 = 161.8 𝑔𝑟𝑎𝑚
• Volume Air
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐺𝑟𝑎𝑚 )
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑐𝑐 )
161.8 𝑔𝑟
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
1 𝑐𝑐
• Volume Barite
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐺𝑟𝑎𝑚 )
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑐𝑐 )
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒(𝑉) = 𝑔
4.23 𝑐𝑐
3.3.4 Semen C
Tabel 11 Komposisi dan Hasil Pengujian Semen C
%Wtr Req
Densitas Berat Volume %BWOC
%WCR @BWOC
Bahan (ρ) (W) (V) Additive
Additive
g/cc G cc % % %
Semen 3.15 350 111.111 46 - -
Air 1 161 161 - - -
NaCl 2.17 6.44 2.967 - 0 1.84
• Volume Semen
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐺𝑟𝑎𝑚)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑐𝑐 )
350 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
3.15 𝑐𝑐
16
• Persentase BWOC Aditif (NaCl)
𝑊𝑁𝑎𝐶𝑙
%𝐵𝑊𝑂𝐶𝑎𝑑𝑑𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = 𝑥 100
𝑊𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛
6.44
%𝐵𝑊𝑂𝐶𝑎𝑑𝑑𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = 𝑥 100
350
%𝐵𝑊𝑂𝐶𝑎𝑑𝑑𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = 1.84 %
• Berat Air
%𝑊𝐶𝑅 + ([%𝑊𝑡𝑟 𝑅𝑒𝑞 @ %𝐵𝑊𝑂𝐶𝑎𝑑𝑑𝑖𝑡𝑖𝑓 ] 𝑥 [%𝐵𝑊𝑂𝐶𝑎𝑑𝑑𝑖𝑡𝑖𝑓])
𝑊𝑎𝑖𝑟 = ( ) 𝑥 𝑊 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
100
46 + ([0] 𝑥 [1.84])
𝑊𝑎𝑖𝑟 = ( ) 𝑥 350
100
• Volume Air
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐺𝑟𝑎𝑚 )
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 ( )
𝑐𝑐
161 𝑔𝑟
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
1 𝑐𝑐
• Volume NaCl
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐺𝑟𝑎𝑚 )
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑐𝑐 )
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉) = 𝑔
2.17 𝑐𝑐
17
3.3.5 Densitas Perhitungan
Densitas
Massa Total Volume Total
Semen Perhitungan
(g) (cc)
(ppg)
Semen Dasar 511 272.111 15.543
Semen A 536.2 294.820 15.150
Semen B 515.8 273.857 15.689
Semen C 517.44 275.179 15.669
• Semen Dasar
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 + 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 = 350 + 161 = 511 𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
511 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
272.111 𝑐𝑐
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = 15.543 𝑔/𝑐𝑐
• Semen A
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
536.2 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
294.820 𝑐𝑐
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = 15.150 𝑔/𝑐𝑐
18
• Semen B
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
515.8 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
273.857 𝑐𝑐
• Semen C
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
517.44 𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
275.079 𝑐𝑐
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = 15.669 𝑔/𝑐𝑐
19
BAB IV
PEMBAHASAN
20
dalam kondisi kering. Air dan additif diblender dengan kecepatan 4000 rpm dan
memasukkan campuran semen dan additif tidak lebih dari 15 detik. Grease
dioleskan ke cetakan kubik sedangkan untuk cetakan silinder casing tidak diolesi
grease. Selanjutnya, sampel suspensi semen dituangkan ke cetakan dan dibungkus
dengan plastic transparan, diberi label, dan direndam dalam water bath. Prosedur
pengukuran densitas suspensi semen dimulai dengan mengkalibrasi peralatan
Pressurized Mud Balance dengan cara membersihkan peralatan mud balance
kemudian mengisi cup dengan air hingga penuh lalu ditutup dan membersihkan
bagian luarnya. Mud balance diletakkan kembali dan menempatkan rider pada
posisi 8.3 ppg. Setelah itu, nuvo glass diteliti dan jika tidak seimbang dapat
dikalibrasi sampai seimbang. Setelah Pressuried Mud Balance dikalibrasi, suspensi
semen dimasukkan kedalam cup mud balance. Balance arm diletakkan di
kedudukan semula kemudian rider diatur hingga seimbang. Setelah itu, skala pada
Pressuried Mud Balance dibaca dan itu merupakan densitas suspensi semen.
21
Semen dasar dibuat dari air dan semen. Jumlah bubuk semen yang
digunakan adalah 350 gram. Jumlah air yang dibutuhkan untuk membuat suspensi
semen dihitung dari nilai WCR sebesar 46% sehingga diperoleh massa air 161
gram. Jika jumlah air yang ditambahkan lebih kecil dari kadar minimumnya,
densitas semen akan meningkat dan menimbulkan gesekan yang cukup besar di
annulus sewaktu semen dipompakan dan meningkatkan tekanan di annulus.
Volume masing-masing komponen dapat dihitung dengan membagi berat masing-
masing komponen dengan densitas atau specific gravity. Volume semen yang
digunakan adalah 111.111 cc dengan specific gravity 3.15 dan volume air yang
digunakan adalah 161 cc dengan specific gravity 1. Berdasarkan hasil pengujian
dengan menggunakan Pressurized Mud Balance yang sudah dikalibrasi dengan
densitas air tawar (freshwater) 8.33 ppg, diperoleh nilai densitas semen dasar adalah
14.8. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai densitas semen
dasar sebesar 15.543 ppg. Terdapat perbedaan nilai atau galat antara densitas hasil
pengukuran dan hasil perhitungan yaitu sebesar 0.743 atau 4.78%. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh kesalahan dalam pengujian di laboratorium. Nilai
densitas semen dasar ini akan digunakan sebagai pembanding dengan semen lain
yang akan ditambahkan additif.
Semen A dibuat dari air, semen, dan additif bentonite. Jumlah bubuk semen
yang digunakan adalah 350 gram. Berat bentonite yang ditambahkan adalah 4 gram.
Bentonite mempunyai nilai specific gravity 2.65 dan %Wtr Req @%BWOC Additif
pada bentonite adalah 5.3 yang menunjukkan persen air yang dibutuhkan setiap
konsentrasi additif. Nilai persen BWOC (By weight of cement) additif menunjukkan
jumlah additif yang ditambahkan ke dalam semen. %BWOC dapat dihitung dari
berat additif dibagi dengan berat semen dikali dengan 100%. Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh nilai %BWOC Additif sebesar 1.143% yang artinya terdapat
1.143% persen bentonite yang ditambahkan kedalam semen. Nilai Water Cement
Ratio (WCR) adalah 46%. Nilai ini dapat digunakan untuk menentukan berat air
yang dibutuhkan untuk membuat suspensi semen. Berat air total dihitung dari
%WCR, %WtrReq @BWOCadditif, %BWOC additif, dan Wsemen. Berdasarkan
perhitungan, diperoleh nilai berat air total adalah 182.2 gram. Volume masing-
masing bahan dapat dihitung dari pembagian nilai berat dengan densitas masing-
22
masing dan diperoleh volume semen 111.111 cc, volume bentonite 1.509 cc, dan
volume air 182.2 cc. Dapat dilihat bahwa komposisi terbanyak dalam suspensi
semen adalah air. Densitas suspensi semen A dapat dihitung dengan membagi berat
total dengan volume total dan diperoleh nilai densitas sebesar 15.150 ppg. Nilai
densitas ini lebih kecil jika dibandingan dengan densitas semen dasar hasil
perhitungan. Hal ini disebabkan karena adanya penamhan additif bentonite yang
berfungsi sebagai extender yang mengurangi densitas dari suspensi semen. Saat
dilakukan penambahan bentonite pada suspensi semen, harus ditambahkan air
sebesar 5.3% BWOC setiap pemakaian 1% bentonite, sehingga bentonite dan air
tambahan menghasilkan densitas yang lebih rendah. Akan tetapi, berdasarkan hasil
pengujian dengan menggunakan Pressurized Mud Balance yang sudah dikalibrasi
diperoleh nilai densitas semen A adalah 15 ppg. Jika dibandingkan dengan semen
dasar, nilai densitas semen A lebih besar 0.2 ppg. Nilai densitas hasil pengujian ini
juga memiliki nilai galat sebesar 0.15 ppg atau 1% Hal ini disebabkan oleh adanya
kesalahan dalam pengukuran karena beberapa kemungkinan seperti alat yang tidak
presisi sehingga pembacaan hasil kalibrasi maupun pengukuran densitas tidak
akurat, kesalahan kalibrasi alat, penambahan volume semen, air, maupun additif
yang tidak sesuai dan dapat juga disebabkan oleh human error.
Komposisi semen B adalah 350 gram bubuk semen, 4 gram barite, dan air.
Nilai water cement rationya adalah 46%. Barite mempunyai nilai specific gravity
4.23 dan %Wtr Req @BWOC Additif adalah 0.2% yang artinya dalam 1% barite
diperlukan penambahan air sebesar 0.2%. Jumlah barite yang ditambahkan ke
dalam semen atau %BWOC Barite adalah 1.143% yang dapat dihitung dari berat
barite dibandingkan dengan berat air. Volume air total dapat dihitung dengan
menggunakan data %WCR, %WtrReq@%BWOC barite, %BWOC barite, dan
Wsemen sehingga diperoleh nilai volume air 161.8 gram. Volume masing-masing
komponen juga dihitung dengan membagi berat masing-masing komponen dengan
specific gravitynya dan diperoleh volume semen 111.111 cc, volume barite 0.945
cc, dan volume air 161.8 cc. Berdasarkan hasil perhitungan secara teoritis dengan
membagi nilai massa total suspensi semen dengan volume total, diperoleh nilai
densitas suspensi semen adalah 15.689 ppg. Jika dibandingkan dengan densitas
sumur dasar, nilai densitas semen B mengalami peningkatan sebesar 0.326 ppg
23
yang disebabkan oleh penambahan barite. Barite merupakan weighting agent yang
dapat meningkatkan densitas suspensi semen. Akan tetapi, berdasarkan hasil
pengukuran dengan Pressurized Mud Balance diperoleh nilai densitas sebesar 13.7
ppg. Artinya terjadi penurunan densitas sebesar 1.1 ppg atau sebesar 7.43%.
Berdasarkan teori, penambahan barite akan meningkatkan densitas suspensi semen
karena barite berfungsi sebagai weighting material. Penurunan densitas pada semen
dengan additif barite ini kemungkinan disebabkan oleh adanya kesalahan
pengukuran di laboratorium seperti alat yang tidak presisi, kesalahan kalibrasi alat,
maupun ketidakakuratan penambahan bahan-bahan semen.
Komposisi semen C adalah 350 gram bubuk semen, 6.44 gram NaCl yang
merupakan 4% dari massa air, dan air. Nilai water cement rationya adalah 46%.
NaCl mempunyai nilai specific gravity 2.1 dan %Wtr Req @BWOC Additif adalah
0% yang artinya dalam 1% NaCl diperlukan penambahan air sebesar 0%. Jumlah
semen yang ditambahkan ke dalam semen atau %BWOC NaCl adalah 1.84% yang
dapat dihitung dari berat NaCl dibandingkan dengan berat air. Volume air total
dapat dihitung dengan menggunakan data %WCR, %WtrReq@%BWOC NaCl,
%BWOC NaCl, dan Wsemen sehingga diperoleh nilai volume air 161 gram. Volume
masing-masing komponen juga dihitung dengan membagi berat masing-masing
komponen dengan specific gravitynya dan diperoleh volume semen 111.111 cc,
volume NaCl 2.967 cc, dan volume air 161 cc. Berdasarkan hasil perhitungan secara
teoritis dengan membagi nilai massa total suspensi semen dengan volume total,
diperoleh nilai densitas suspensi semen adalah 15.669 ppg. Jika dibandingkan
dengan densitas sumur dasar, nilai densitas Semen C mengalami peningkatan
sebesar 0.126 ppg yang disebabkan oleh penambahan NaCl. NaCl merupakan
additif yang berfungsi sebagai accelerator sehingga dapat mempercepat proses
pengerasan suspensi semen. Akan tetapi, berdasarkan hasil pengukuran dengan
Pressurized Mud Balance diperoleh nilai densitas sebesar 14.5 ppg. Artinya terjadi
penurunan densitas sebesar 0.3 ppg. Penurunan densitas pada semen dengan additif
NaCl ini kemungkinan disebabkan oleh adanya kesalahan pengukuran di
laboratorium seperti alat yang tidak presisi, kesalahan kalibrasi alat, maupun
ketidakakuratan penambahan bahan-bahan semen.
24
Berdasarkan teoritis, Semen Portland kelas B memiliki densitas kurang
lebih 15.6 ppg. Berdasarkan perhitungan dari data yang diperoleh, semen dasar
memiliki densitas 15.543 ppg. Semen yang memiliki densitas tertinggi adalah
semen B karena adanya penambahan barite sebagai weighting material yang dapat
meningkatkan densitas, dan paling rendah adalah semen A karena penambahan
bentonite yang berfungsi sebagai extender untuk mengurangi densitas. Pada semen
C dengan penambahan NaCl juga mengalami peningkatan densitas. Sedangkan
berdasarkan pengujian di laboratorium, semen dasar memiliki densitas sebesar 14.8
ppg. Semen yang memiliki densitas yang paling tinggi adalah semen A dimana
terkandung bentonite dan densitas semen yang paling rendah adalah semen B yang
mengandung barite. Nilai densitas semen akan mempengaruhi tekanan hidrostatik
(hydrostatic pressure) dari slurry pada saat mengisi lubang sumur. Jika tekanan
hidrostatik dari suspensi semen lebih besar dari tekanan formasi batuan, maka
formasi tidak sanggup menahan tekanan suspensi semen dan formasi batuan akan
pecah sehingga akan terjadi lost circulation. Jika tekanan hidrostatik dari suspensi
semen lebih kecil daripada tekanan formasi, maka semen akan hancur dan tidak
akan bisa melindungi dinding sumur. Densitas suspensi semen yang rendah
digunakan dalam operasi primary cementing dan remedial cementing untuk
menghubdari terjadinya fracture pada formasi yang lemah. Sedangkan, densitas
suspensi semen yang tinggi digunakan apabila tekanan formasi cukup besar.
25
BAB V
KESIMPULAN
1. Nilai perhitungan berat air total pada suspensi semen dasar, A, B, dan C
berturut-turut adalah 161 cc, 182,2 cc, 161,8 cc, dan 161 cc;
2. Dari hasil perhitungan didapat nilai densitas pada suspensi semen dasar, A,
B, dan C berturut-turut adalah 15,543 ppg, 15,150 ppg, 15,689 ppg, dan
15,669 ppg. Adapun nilai densitas suspensi semen dasar, A, B, dan C dari
hasil percobaan laboratorium berturut-turut adalah 14,8 ppg, 15 ppg, 13,7
ppg, dan 14,5 ppg;
26
DAFTAR PUSTAKA
Huda, A., Hamid, A., & Sulistyanto, D. (2018). Pengaruh Penambahan "Barite",
"Hematite", dan "Mecomax" Terhadap Thickening Time, Compressive
Strength, dan Rheologi Bubur Semen Pada Variasi Temperatur (BHCT) di
Laboratorium Pemboran dan Produksi. Jurnal Petro 2018, VII(2), 47 - 58.
Retrieved October 26, 2021, from
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro
Suhascaryo, N., & Jaifan, Z. N. (2012). Studi Laboratorium Material Limbah Panas
Bumi Untuk Meningkatkan Kekuatan Dinding Lubang Bor. Prosiding
Simposium dan Seminar Geomekanika (pp. 6 - 13). UPN "Veteran"
Yogyakarta. Retrieved October 26, 2021, from
http://repository.upnyk.ac.id/
27
LAMPIRAN
Additif
Air Semen Densitas
Bentonite Barite NaCl M V Densitas
Mud
Semen perhitungan
M V M V M V M V M V akhir akhir Balance
(ppg)
(ppg)
(gr) (ml) (gr) (ml) (gr) (ml) (gr) (ml) (gr) (ml) (gr) (ml)
Dasar 161 161 350 111.1 - - - - - - 511 272.11 15.643 14.8
A 182 182 350 111.1 4 1.51 - - - - 536.2 294.82 15.15 15
B 162 162 350 111.1 - - 4 0.95 - - 515.8 273.86 15.689 13.7
C 161 161 350 111.1 - - - - 6.4 2.97 517.4 275.08 15.669 14.5
28