EMULSI
LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA RESERVOIR
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Pengaruh Agitasi terhadap Kestabilan Emulsi (Referensi) ............................... 12
Grafik 4.2 Pengaruh Demulsifier dan Pemanasan terhadap Kestabilan Emulsi
(Referensi)............................12
Grafik 4.3 Pengaruh Agitasi terhadap Kestabilan Emulsi (Percobaan) .............................. 13
Grafik 4.4 Pengaruh Demulsifier dan Pemanasan terhadap Kestabilan Emulsi
(Percobaan)............................13
3
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengaruh Agitasi terhadap Kestabilan Emulsi (Referensi)................................. 8
Tabel 3.2 Pengaruh Pemanasan terhadap Kestabilan Emulsi (Referensi) .......................... 8
Tabel 3.3 Pengaruh Demulsifier terhadap Kestabilan Emulsi (Referensi) ......................... 9
Tabel 3.4 Pengaruh Agitasi terhadap Kestabilan Emulsi (Percobaan) ............................... 9
Tabel 3.5 Pengaruh Pemanasan terhadap Kestabilan Emulsi (Percobaan) ......................... 10
Tabel 3.6 Pengaruh Demulsifier terhadap Kestabilan Emulsi (Percobaan) ........................ 11
4
BAB I
PENDAHULUAN
I. JUDUL
EMULSI
II. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami bagaimana dan mengapa emulsi terbentuk
2. Memahami proses pemecahan emulsi
III. TEORI DASAR
Emulsi adalah suatu sistem termodinamik yang stabil, suatu system heterogen yang
terdiri dari paling sedikit 2 cairan yang immiscible atau cairan yang pada kondisis normal
tidak dapat bercampur, dimana salah satunya sebagai fase dalam fase terdispersi (fase
internal) terdispersi secara seragam dalam bentuk tetesan – tetesan kecil pada medium
pendispersi (fase eksternal) yang distabilkan dengan emulgator yang cocok. Emulsi dalam
bidang perminyakan dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar, yakni Emulsi tipe
O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air), dan complex/multiple emulsion
Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air)
adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak sebagai
fase internal dan air fase eksternal.
Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minak) adalah emulsi yang
terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase internal sedangkan
fase minyak sebagai fase eksternal.
Complex emulsion mengandung lebih dari satu emulsi dalam satu emulsi. Contoh
dari complex emulsion adalah water-in-oil-in-water emulsion, dimana terdapat air sebagai
fasa internal dalam minyak yang berperan sebagai fasa internal dalam air yang berperan
sebagai fasa eksternal.
5
Emulsifier menyebabkan :
Turunnya tegangan permukaan
Terbentuknya penghalang antar sesama partikel minyak/air
Demulsifier menyebabkan :
Flocculation
Terjadinya Coalescence
Solid Wetting
Ada beberpa faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi yaitu sebagai berikut :
Viskositas minyak
Kekuatan emulsifying agent
Waktu
Pengadukan
Pada proses produksi minyak, pada dasarnya dilakukan proses pemecahan terhadap suatu
emulsi. Hal ini dilakukan untuk mengekstrak minyak dari emulsi tersebut. Beberapa
perlakuan yang pada umumnya dilakukan untuk pemecahan emulsi adalah
Penambahan bahan kimia (demulsifier)
Elektrostatik
Didiamkan
Pemanasan.
6
BAB II
ALAT DAN BAHAN
I. ALAT
II. BAHAN
1. Crude oil
2. Air formasi
3. Aquades
4. Demulsifier
7
BAB III
DATA PERCOBAAN
I. DATA REFERENSI
Volume
kumulatif
Waktu air akibat
(menit) pemanasan
(ml)
2 0
4 0
6 0
8 0
10 0,7
12 0,7
14 0,7
16 1,4
8
18 1,4
20 1,4
22 1,4
24 2,1
26 2,1
28 2,8
30 4,2
Tabel 3.2 Pengaruh Pemanasan terhadap Kestabilan Emulsi (Referensi)
(ml)
1 0
2 0
3 1
4 2
5 3
6 4
7 8
8 10
9 14,5
10 18
Tabel 3.3 Pengaruh Demulsifier terhadap Kestabilan Emulsi (Referensi)
9
10 40,625 5 3,125
11 40,625 5,625 3,75
12 40,625 6,875 4,375
13 40,625 7,5 5,625
14 40,625 8,125 6,875
15 40,625 8,75 8,125
Tabel 3.4 Pengaruh Agitasi terhadap Kestabilan Emulsi (Percobaan)
Volume
kumulatif
Waktu air akibat
(menit) pemanasan
(ml)
0,5 5
1 6,875
1,5 9,375
2 13,125
2,5 18,125
3 22,5
3,5 26,25
4 28,75
4,5 28,125
5 35
5,5 36,875
6 37,5
6,5 38,75
7 38,75
7,5 38,75
8 38,75
8,5 38,75
9 38,75
9,5 38,75
10 38,75
Tabel 3.5 Pengaruh Pemanasan terhadap Kestabilan Emulsi (Percobaan)
10
Volume kumulatif air
Waktu (menit) akibat demulsifier
(ml)
0,5 2,5
1 3,75
1,5 5
2 6,875
2,5 8,125
3 8,75
3,5 9,375
4 11,875
4,5 14,375
5 16,875
5,5 19,375
6 23,75
6,5 26,875
7 28,75
7,5 30
8 30,625
8,5 31,25
9 31,875
9,5 32,5
10 33,125
Tabel 3.6 Pengaruh Demulsifier terhadap Kestabilan Emulsi (Percobaan)
11
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
12
10
(ml)
8 160 RPM
6 300 RPM
4 500 RPM
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)
16
14
12
(ml)
10
8 Pemanasan
6 Demulsifier
4
2
0
0 10 20 30 40
Waktu (menit)
Grafik 4.2 Pengaruh Penambahan Zat Kimia dan Pemanasan terhadap Kestabilan Emulsi
(Referensi)
12
II. DATA PERHITUNGAN HASIL PERCOBAAN
35
30
25
(ml)
260 RPM
20
400 RPM
15
10 800 RPM
5
0
0 5 10 15 20
Waktu (menit)
35
30
25
(ml)
20 Pemanasan
15 Demulsifier
10
5
0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (menit)
Grafik 4.4 Pengaruh Penambahan Zat Kimia dan Pemanasan terhadap Kestabilan Emulsi
(Percobaan)
13
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
I. Asumsi
a. Selama percobaan berlangsung, kondisi P dan T tetap atau konstan (T = 25 oC, P =
1 atm)
b. Semua peralatan dan bahan yang digunakan dalam kondisi BAIK
c. Tegangan listrik konstan (tidak fluktuatif) sehingga crude oil dapat teraduk
sempurna
d. Sampel minyak tidak terkotori (tidak tercampur air, atau jenis minyak lain
sebelumnya)
e. Crude oil yang tertinggal di mixer dan dinding gelas kimia dapat diabaikan
jumlahnya Alat yang digunakan dalam keadaan steril dan kering
f. Heater tidak menyentuh dinding dan alas gelas kimia saat pemanasan
g. Pemanasan dianggap merata
14
Praktikum dimulai dengan tes awal. Pada tes awal, soal tes awal tergolong tidak
terlalu sulit dan saya percaya temen saya dapat mengerjakannya dengan baik, walaupun ada 2
teman saya yang mungkin grogi dan lupa akan materinya yang membuat nilai mereka kurang
memuaskan. Pada tes alat kelompok kami dibagi menjadi 2 kelompok dan tes alat dilakukan
1 per 1 kelompok. Saya mendapat giliran kelompok kedua.. Untuk pertanyaan praktikum
alhamdulillah saya dapat menjawabnya dengan baik tidak ada keraguan, itu karena kami
sudah bertanya ke kelompok-.kelompok sebelumnya tentang pertanyaan apa saja yang akan
ditanyakan saat tes alat dan mayoritas dari pertanyaan itu adalah hal yang ditanyakan kepada
kami saat praktikum, maka dari itu tes awal pada modul kali ini terbilang cukup baik dan
lancar diantara modul-modul lainnya. Kelompok saya dapat melanjutkan praktikum dengan
full team. Saat praktikum berlangsung terjadi dengan lancar tetapi terdapat masalah.
Masalahnya adalah volume kumulatif air yang terjadi sangat kecil sehingga untuk volume
perlu dikoreksi dengan menggunakan penggaris. Pada saat praktikum selesai dilakukannya
pengumuman orang yang mendapat tugas tambahan dan semua orang mendapat jp karena
ada 2 orang dari kelompok kami yang nilai tes sebelumnya kurang dalam mencapai KKM
yang diberikan.
Dari hasil percobaan diatas maka didapatkan bahwa agitasi atau pengadukan dapat
meningkatkan stabilitas dari suatu emulsi. Pada modul ini dilakukan dengan kecepatan 160
RPM, 400 RPM dan 800 RPM. Semakin cepat agitasi atau pengadukan (dalam praktikum ini
putaran dari mixer) yang diberikan kepada suatu emulsi, semakin stabil pula emulsi tersebut
dilihat dari semakin kecilnya volume air kumulatif ketika didiamkan beberapa menit saat
kenaikan dari putaran mixer atau semakin lama waktu yang dibutuhkan emulsi minyak air itu
untuk memisah antara minyak dan air. Hal ini disebabkan oleh semakin kecilnya molekul dari
penyusun cairan akibat proses agitasi dan semakin cepat putaran agitasi atau pengadukan
maka semakin tersebarnya komponen dari cairan tersebut yang menyebabkan makin sulitnya
komponen cairan tersebut untuk bersatu..
Penambahan demulsifier dapat mengurangi stabilitas dari emulsi. Semakin besar
jumlah demulsifier atau semakin kuat demulsifier yang ditambahkan semakin tidak stabil
emulsi tersebut. Hal ini disebabkan oleh cara kerja demulsifier yang menetralisir emulsifier
dengan menurunkan tegangan sistem emulsi sehingga molekul-molekul tersebut dapat
15
bersatu untuk membentuk molekul yang lebih besar atau membuat komposisi molekul
molekul menjadi tidak merata.
Pemanasan suatu sampel emulsi dapat mengurangi stabilitas dari suatu emulsi. Hal ini
disebabkan seiring penambahan suhu meningkatkan penambahan energi kinetik dari molekul
penyusun cairan, energi yang meningkat tersebut dapat menyebabkan molekul penyusun
cairan tersebut mudah untuk bergerak yang memungkinkan molekul air dalam minyak
bertabrakan dan membentuk molekul yang lebih besar. Jika dibandingkan dengan
penambahan demulsifier maka dapat disimpulkan pemanasan lebih cepat mengurangi
stabilitas dari emulsi minyak dan air.
Terakhir, kami mendapat data referensi hasil percobaan dari asisten praktikum, di situ
kami mendapatkan banyak perbedaan yang dapat dilihat dari hasil percobaan kami berkenaan
dengan volume kumulatif air dari kesemua percobaan yang divisualisasikan melalui grafik
scatter plot x-y yang telah dibuat. Kami menganalisis adanya galat waktu karena
ketidaktersediaan penggaris atau alat ukur yang akurat dalam mengukur tiap perubahan
emulsi dalam sampel, kemudian juga bisa berupa sampel crude oil yang berbeda
viskositasnya serta tegangan permukaannya yang nantinya dapat mengubah waktu
pemecahan emulsi atau waktu pembentukan emulsi tersebut.
16
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
I. KESIMPULAN
1. Emulsi terbentuk karena :
- Cairan yang immiscible (minyak dan air)
- Adanya Emulsifying agent
- Proses pencampuran (pengadukan)
2. Pemecahan emulsi dilakukan dengan metode atau cara :
- Penambahan bahan kimia
- Elektrostatik
- Didiamkan
- Pemanasan
II. SARAN
1. Untuk Praktikum :
Secara umum, praktikum berjalan dengan baik dan lancar, tidak ada kendala
yang berarti. Alat yang digunakan sudah sangat mumpuni, mutakhir, dan lengkap.
Oleh karenanya, saya hanya menyarankan secara teknis praktikum untuk
menggunakan RPM yang tidak terlalu besar dalam mengamati pemecahan emulsi,
dikarenakan lamanya waktu emulsi pecah bilamana pengadukan dilakukan dengan
cepat yang dapat membuat kedua sampel mejadi semakin tercampur. Selain itu
viskositas fluida yang digunakan, dalam hal ini crude oil diusahakan jangan terlalu
besar ataupun kecil agar tidak terlalu lama atau sebaliknya dalam mengetahui waktu
membentuk atau memecahnya emulsi.
2. Untuk Asisten :
Untuk asisten praktikum modul ini, dalam hal ini Bang Baskoro, karena Kak
Ivy sedang berhalangan hadir karena ada tugas. Saya pribadi melihat abangnya santai
dan enak dalam menjalankan praktikum, terlihat dari tidak ada dari kelompok kami
yang terkena kick. Selain itu, asisten kali ini baik dan tidak galak, terlihat dari tes awal
dan alat yang tidak terlalu memberatkan, tidak seperti modul sebelumnya yang penuh
ketegangan.
17
DAFTAR PUSTAKA
McCain, William D.Jr. 1990. The Properties of Petroleum Fluids, 2nd Edition.
Oklahoma: Pen Well Publishing Co.
Siagian, Ucok. 2002. Diktat Kuliah Fluida Reservoir. Bandung: TM ITB.
JAWAB PERTANYAAN
Review Paper Berjudul “Quantification of Factors Affecting Emulsion Stability”
Minyak mentah jarang diproduksi sendiri. Seringkali, minyak mentah dicampur dengan
air yang menciptakan banyak masalah selama minyak produksi. Air formasi mungkin
diproduksi sebagai air gratis (mis., air itu menetap cukup cepat) atau dalam bentuk emulsi.
Emulsi adalah dispersi tetesan air dalam minyak. Beberapa emulsi sulit diobati dan
menyebabkan masalah operasional, seperti tersandungnya peralatan di pabrik pemisah gas /
minyak (GOSP) dan penurunan tekanan besar di jalur aliran. Emulsi ini harus diolah untuk
menghilangkan air yang terdispersi dan berhubungan anorganik garam untuk memenuhi
spesifikasi untuk transportasi, penyimpanan, dan ekspor dan untuk mengurangi keracunan
korosi dan katalis dalam proses hilir.
Tautan yang jelas antara asphaltenes dan sesak emulsi ditunjukkan. Semakin tinggi
jumlah asphaltenes dalam minyak mentah, semakin ketat emulsi. Asphalten memiliki
penstabil efek pada emulsi, yang menyebabkan emulsi yang sangat ketat. Semua komersial
demulsifier yang diuji mampu menyelesaikan dan memisahkan emulsi. Resolusi emulsi lebih
lengkap dan lebih cepat dengan meningkatnya konsentrasi demulsifier.
18
bidang menguji demulsifier baru setiap 1 hingga 2 tahun untuk menemukan
demulsifier paling hemat biaya.
2. Efek geser pada emulsi seharusnya diminimalkan dengan mengurangi berlebihan
tersedak, dengan demikian mengurangi turbulensi dan pencampuran.
3. Karena aspal menstabilkan emulsi, pencampuran dengan minyak asphaltenic, minyak
lainnya akan membuat masalah emulsi. Jika pencampuran tidak bisa dihindari,
langkah-langkah yang tepat untuk memecahkan emulsi yang ketat harus
dipertimbangkan.
4. Seharusnya curah hujan Asphaltene dihindari karena menyebabkan emulsi yang ketat
(stabil).
5. Padatan halus dapat menstabilkan emulsi. Karena itu, upaya harus dilakukan
mengurangi kontaminasi padatan selama produksi. Padatan ini termasuk asphaltenes,
timbangan anorganik, dan produk korosi. Untuk aspal, surfaktan kationik dapat
ditambahkan ke demulsifier. Untuk skala anorganik, semua sumur basah harus diobati
dengan inhibitor skala. Untuk produk korosi, korosi inhibitor harus ditambahkan.
Mengikis jalur produksi, praktik saat ini, harus dilanjutkan.
19