Anda di halaman 1dari 28

PENENTUAN PANJANG MAKSIMUM DRILL PIPE DAN DRILL

COLLAR PADA SUMUR “X”

PROPOSAL SEMINAR

Disusun Oleh:

LEONARDO GAMA
15.06.02.0042

sssss

Oleh:
LEONARDO GAMA
15.06.02.0042

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DILI
(UNDIL)
2019

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

PENENTUAN PANJANG MAKSIMUM DRILL PIPE DAN DRILL COLLAR


PADA SUMUR “X”

Proposal Seminar

Disusun Oleh:
Leonardo Gama
15.06.02.0042

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik
Pada Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Dili (UNDIL).

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Hénio Natalino S. Amaral, L.Eng.) (Engracia Alves Mendes, S.T.)

Mengetahui;

Ketua Jurusan Teknik Perminyakan

(Helio Menezes S.T., M.T)


KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas kasih dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal Seminar yang
berjudul PENENTUAN PANJANG MAKSIMUM DRILL PIPE DAN DRILL
COLLAR PADA SUMUR “X” dengan lancar dan baik . Adapun maksud dari
Proposal Seminar adalah ini untuk memenuhi persyaratan guna melengkapi
kurikulum di Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik, Universitas Díli
(UNDIL).
Dalam penulisan proposal seminar ini, banyak yang telah membantu penulis
untuk menyelesaikan proposal seminar ini, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak José A. da C. Pereira Belo S. IP., SH., MM, Selaku Rektor
Universitas Dili (UNDIL).
2. Bapak Agapito M. Fátima S.T, M.T, Selaku Dekan Fakultas Teknik.
3. Bapak Helio Menezes S.T, M.T, Selaku Ketua Jurusan Teknik
Perminyakan.
4. Bapak Hénio Natalino Soares Amaral, L.Eng., Selaku Dosen
Pembimbing I.
5. Ibu Engracia Alves Mendes, S.T, Selaku Dosen Pembimbing II.
6. Orang tua tercinta atas Doa dan semua keluarga yang telah membantu
Penulis yang tak terhingga baik dari segi moral ataupun material.
Penulis menyadari bahwa proposal seminar ini masih jauh dari arah
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

Dili;…/…/2019
Penulis

(Leonardo Gama)
I. JUDUL

PENENTUAN PANJANG MAKSIMUM DRILL PIPE


DAN DRILL COLLAR PADA SUMUR “X”

II. LATAR BELAKANG


Drill pipe merupakan peralatan yang harus digunakan dalam pemboran
minyak dan gas bumi, walaupun perangkat yang hanya berupa pipa baja tetapi
penggunaan drill pipe harus menyesuaikan kondisi formasi dan peralatan lainnya
yang akan digunakan untuk menembus formasi tersebut.
Peran drill pipe selama operasi pemboran sangat penting karena drill pipe
merupakan satu satunya rangkaian terpanjang yang digunakan untuk menembus
formasi. Karena merupakan rangkaia terpanjang maka penentuan panjang drill
pipe sangat penting diperhintungkan menginkat setiap jenis drill pipe dan type
drill pipe yang berbeda.
Penentuan panjang drill pipe digunakan untuk menentukan drill pipe yang
cocok untuk di gunakan pada formasi yang akan dibor tentunya di sesuaikan dulu
dengan lubang bor yang ingin di buat sehingga drill pipe teratas mampu
menanggung beban rangkaian di bawahnya. Demikian pada drill collar juga perlu
diperhintungan penentuan panjangnya tersebut, agar dapat dirangkai pada
rangkaian drill stem dan berada pada titik aman saat operasi pemboran. Penentuan
panjang drill collar merupakan penentuan untuk mengetahui panjang drill collar
pada rangkaian untuk mencapai kedalaman yang diperlukan.

III. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan dibuatnya laporan seminar ini adalah
 Untuk menentukan panjang maksimum drill pipe.
 Menentukan panjang drill collar yang tepat sesuai dengan WOB yang
ditetapkan.

1
IV. TEORI DASAR

4.1. Definisi Pemboran


Operasi pemboran adalah membuat lubang dengan cepath, muda, dan
aman serta ekonomis hingga menenbus formasi produktif. Lubang hasil pemboran
tersebut dinamakan “lubang sumur” (will bore), setelah dipasang pipa selubung
(casing) dan disemen, maka langkah selanjutnya adalah memasang fasilitas
peralatan produksi untuk memproduksikan minyak atau gas dari formasi
produktif. Untuk mendapatkan efisensi yang besar dan hasil yang optimum, perlu
adanya perencanaan yang sangat matang dan cermat dalam suatu kegiatan
pemboran.

4.2. Rangkaian Pipa Bor (Drill Stem)


Rangkaian pipa bor atau drill stem merupakan serangkaian pipa yang
saling tersambung mulai dari terhubung dengan swivel sampai dengan mata bor.
Rangkaian pipa bor terdiri dari:
a) Swivel
b) Kelly (pipa segi)
c) Drill pipe (pipa)
d) Drill collar (pipa pemberat)
e) Bit (mata bor)
f) Specialized Down Hole Tools (peralatan khusus bawah tanah)
Adapun fungsi dari rangkaian pemboran (drill stem) atau biasa disebut drill
stem antara lain:
- Menurunkan dan menaikkan mata bor
- Memberikan beban pada mata bor untuk menembus atau pemecah batuan
- Meneruskan gaya putaran ke mata bor
- Menyalurkan lumpur bor (cairan pemboran)
Komponen-komponen rangkaian pipa bor, meliputi: Swivel, kelly, drill
pipe, drill collar dan bit.

2
Gambar 4.1. Rangkaian Pipa Bor Kelly sampai Drill Bit (Lang; 1985)

4.2.1. Swivel
Swivel adalah ujun teratas rangkaian pipa bor, yang berfungsi untuk:
 Memberikan kebebasan kepada rangkaian pipa bor untuk berputar dimana
swivelnya sendiri tidak ikut berputar.
 Memberikan perpaduan gerak vertical dengan gerak berputar dapat bekerja
bersama-sama.
 Sebagai penghubung antara rotary hose (pipa karet) dengan Kelly
sehingga memungkinkan lumpur bor untuk sirkulasi tanpa mengalami
kebocoran.
Bagian-bagian dari swivel terdiri dari:
a) Bail: bagian atas dari swivel yang berfungsi sebagai penggantung swivel
pada hook di bawah travelling block
b) Goosneck: merupakan pipa yang berbentuk seperti huruf “U” yang
terletak di bagian atas dari swivel, berfungsi untuk menghubungkan
rotary hose dengan swivel
c) Washpipe assembly (internal): terletak pada bagian atas swivel bannet
yang berfungsi untuk menghubungkan rotary hose (dari goosneck)

3
dengan rotating swivel stem. Washpipe assembly dapat diambil dari
swivel untuk dibersihkan.
d) Bonnet: merupakan metal yang berfungsi sebagai pelindung washpipe
assembly
e) Houshing: merupakan suatu baja yang berfungsi sebagai pelindung
washpipe dan sebagai rumah rotating stem assemblies
f) Rotating swivel stem: merupakan poros perputaran pada swivel
g) pin: merupakan ulir pada bagian atas dari kelly cock.

4.2.2. Kelly
Kelly adalah suatu pipa baja yang tebal, berbentuk segi empat, segi tiga
atau segi enam. Pipa ini bergantung pada swivel dan letaknya vertical menembus
lubang pada rotary table dihubungkan pada bor dibawahnya. Kelly adalah satu-
satunya yang sekaligus berada di atas dan dibawahnya meja pemutar selama
operasi pemboran. Kelly dilengkapi dengan upper kelly cock dan lower kelly
cock.
Upper kelly cock merupakan suatu valve yang dipasang diantara swivel
dan kelly. Fungsi utamanya (pada saat tertutup) adalah untuk menjaga agar tidak
terjadi tekanan dari lubang bor yang bertekanan tinggi.
Lower kelly cock (mud silver valve) mempunyai valve otomatis atau
manual berfungsi untuk menahan cairan pemboran dalam kelly pada saat
dilakukan penyambungan.

4.2.2.1. Panjang dari Kelly


Kelly merupakan bagian tunggal yang paling panjang diantara bagian
batang bor, panjangnya total sekitar 40ft tapi ada juga ada yang 43ft, 46ft dan
54ft. Kelly harus lebih panjang dari setiap satu single pipa bor (yang kira-kira 30ft
panjangnya) karena pada waktu menambah joint (batangan) pipa bor. Kita
menaikan pipa ini sampai tingginya mencapai sebagian dari kelly, di atas pemutar.
Hal ini untuk menyediakan cukup tempat untuk mengebor kebawah pipa yang
baru tersebut. Kelly melakukan gerakan kedua aeah secara bersamaan sewaktu
mengebor, yaitu berputar dan vertikal.
a. Gerakan berputar

4
Batang kelly yang berbentuk segi empat atau segi enam dimasukkan pada
bantalan pemutar (kelly drive bushing) yang lubangnya tepat sesuai dengan
bentuk batan kelly. Sewaktu pemutar berputar, maka tenaga perputar (gerakan
berputar searah jarum jam) dari pemutar diteruskan ke kelly, kelly kemudian
memutar batang bor.
b. Gerakan vertical
Kelly juga bergerak bebas naik atau turun melalui kelly drive bushing di
rotary table. Hal ini memungkinan rangkaian pipa bor bergerak turun sewaktu
mengebor.

4.2.2.2. Fungsi Kelly


Kelly adalah salah satu dari bagian yang merupaka bagian yang penting
dari sistem pemutar karena dipakai secara terus-menerus selama operasi
pemmboran. Kelly merupakan bagian yang paling kuat, kelly pun harus cukup
kuat untuk mengantung dan menahan seluruh berat batang bor dan mampu untuk
tengangan serta torsi tinggi yang mungkin terjadi selama operasi. Tugas terutama
adalah untuk:
a. Menghunbunkan swivel ke batang bor untuk menurunkan menaikan dan
memutar batang bor secara bebas.
b. Meneruskan tenaga putar (gerak putar) dari rotary table ke batang bor.
c. Memungkinkan batang bor untuk bergerak vertical (turun) selama pembora.
d. Memungkinkan cairan pemboran mengalir dari swivel ke batang dibawahnya.

4.2.3. Drill Pipe


Drill pipe adalah pipa baja sebagai penyambung atau menambah panjang
batang bor (drill sting) yang disambung dibawah kelly. Pipa bor digunakan dari
bagian atas sampai dengan pipa pemberat (drill collar) dan mata bor sehingga
memunkingkan batang bor untuk diperpanjang dan diputar selama mengebor. Pipa
bor tersebut juga menjadi jalan, bagi cairan pemboran untuk mengalir dengan
lancer dari kepala pembasuh sampai ke dasar sumur bor.

5
4.2.3.1. Bagian-Bagian Drill Pipe
Setiap drill pipe standard mempunyai tiga bagian dasar yaitu:
a) Pipa (Body)
b) Pin (Ulir luar)
c) Box (Ulir dalam)
Setiap drill pipe diperkuat pada tiap ujungnya kareba akan terjadi beban
tengangan terbesar. Bagian ini yang diperkuat atau dipertebal disebut “Upset”.
Tiga bentuk dasar dari pada penebalan tersebut sebagai berikut:
- External upset (EU) untuk penebalan bagian luar.
- Internal upset (IU) untuk penebalan dibagian dalam.
- Internal external upset (IEU) untuk penebalan diluar dan didalam.
Pada ujung upset ada tambahan pipa lebih tebal lagi gunanya untuk tempat
sambungan berulir yang disebut tool joint yang dipasangkan pada ujung pipa.
Tool joint ini adalah alat-alat yang digunakan untuk menyambung antara drill pipe
yang satu dengan yang lain. Setiap ujung diberi ulir yang sama yaitu untuk (box)
disebut ulir dalam dan untuk “pin” ulir luar.

4.2.3.2. Spesifikasi dan Penanganan Drill Pipe


a. Ukuran (Size)
Ukuran (Size) merupakan sepesifikasi drill pipe yang mengacu pada
pengukuran diameter luar (outside diameter/OD), diameter dalam (inside
diameter/ID) dan ketebalan (thickness). Dilapangan diameter luar (outside
diameter/OD) yang diukur pada body drill pipe sering dipakai untuk menunjukkan
sebutan ukuran dari drill pipe.

a. Panjang (Length)
Drill pipe tersedia dalam beberapa ukuran panjang. Untuk melakukan
pengukuran panjang drill Pipe dilakukan dengan cara tarik dan tegangkan meteran
sepanjang drill pipe kemudian posisikan angka nol pada meteran tepat pada ujung
box drill pipe kemudian baca angka berapa (berapa feet) yang terbaca pada

6
pangkal pin drill pipe. Menurut API, panjang drill pipe ini di standarisasi dalam
tiga range yaitu:
Tabel 4.1. Ukuran Drill Pipe (Lang; 1985)

Range 1 18 ft sampai 22 ft

Range 2 27 ft sampai 30 ft

Range 3 38 ft sampai 45 ft

Pada operasi pengeboran, untuk keperluan efisiensi waktu pada saat


penyambungan rangkaian pengeboran maka beberapa drill pipe digabung menjadi
satu yang disebut dengan stand. Kemudian stand-stand drill pipe disandarkan pada
menara pemboran. Jumlah drill pipe dalam satu stand ditentukan oleh tingginya
menara bor dan range drill pipe yang dipakai.

b. Berat Nominal (Nominal Wight)


Nominal weight (berat nominal) adalah merupakan berat rata-rata drill pipe
per feet termasuk berat tool joint pada drill pipe dan berat nominal ini tidak
menunjukkan berat drill pipe yang sebenarnya.
c. Grade
Pada drill pipe adalah dibuat dengan type seam less dan mutu/kualitas
biasanya ditunjunkkan dengan grade. Angka yang menjadi simbol grade adalah
menunjukkan besarnya minimum yield strength yang dimiliki oleh pipa tersebut
dalam ribuan psi.
Spesifikasi drill pipe dapat di indentifikasikan dari cap atau tanda yang
terdapat dipangkal (box) dan pin dari tool joint yang dibuat oleh pabrik setelah
tool joint tersebut dipasang di body drill pip. Kode yang diberikan telah
distandarisasi oleh API seperti dalam contoh gambar dan tabel berikut ini.
Tabel 4.2. Tanda Stempel Base Pin pada Drill Pipe (Lang; 1985)

ZZ 6 70 N E

1. 2. 3. 4. 5.

7
Keterangan:
1. Symbol perusahan
2. Bulan pembuatan
3. Tahun pembuatan, dua digit akhir pada tahun pembuatan
4. Perusahan pembuat baja (lampiran 1/6)
5. Kode grade drill pipe

d. Karakteristik Baja Drill Pipe


Karakteristik baja drill pipe akan ditinjau dari segi kekuatan terhadap beban
puntiran (torsional), beban tarikan (tensile), beban tekan dari luar (collapse
pressure) dan beban tekan dari dalam (internal pressure).

4.2.3.3. Jenis-Jenis Drill Pipe


Ada 3 type dari pipa bor, dibedakan menurut beratnya:
1. Standart drill pipe
Drill pipa ini digunakan dari permukaan sampai pada top drill collar. Pada
umumnya drill pipe diikuti drill collar di atas mata bor (bit).
2. Heavy weight drill pipe
Drill pipa ini digunakan pada keadaan khusus untuk menggantikan drill collar
dan menghidari differential pressure sticking, dan juga untuk menghidari
terjadinya konsentrasi tengangan yang berlebihan pada cross over up ke drill
collar pada pemboran berarah atau bila menghadapi kesulitan-kesulitan pemboran
lainnya.
3. Alumunium drill pipa
Drill pipe ini dibuat dari bahan alumunium, digunakan bersama-sama drill
pipa baja untuk mengebor sumur lebih dalam dengan kapasitas drawwork yang
terbatas. Joint-joint pipa bor umumnya dipasang dan dilepas dari drill string
secara rangkaian demi rangkaian umtuk mencegah keausan tool joint dan untuk
menghemat waktu rangkaian-rangkaian tadi disebut stand-stand. Jumlah pipa

8
didalam satu stand ditentukan oleh tingginya menara bor dan range pipa yang
dipakai.
4.2.4. Drill Collar
Drill collar merupakan pipa baja berdinding tebal dan amat berat yang
dipasang antara drill pipe dan bit. Karena pipa baja yang tebal sehingga ulir dibuat
langsung pada bagian ujung dari drill dollar untuk penyambungan, dari drill dollar
tidak menpunyai tool joint.
 Fungsi drill collar
Tugas-tugas utamanya adalah untuk:
a. Memberikan beban pada bit, beban yang diberikan pada bit disebut weight
on bit (WOB). Beban drill collar terpusat pada mata bor, sehingga dapat
menembus lapisan formasi.
b. Menjaga kekakuan bagian bawah batang bor selama operasi pemboran
sehingga mendapat lubang bor yang lurus.
 Spesifikasi
a. Panjang drill collar 30 ft, ada juga yang berukuran lebih pendek yang
dipakai untuk mengatur jarak yang tepat dari peralatan down tool yang
khusus.
b. Tebal dinding umumnya 31/2 atau lebih.
c. Beratnya lebih dari 3 ton.
d. Dibawah pipa bor dapat dipakai rangkaian dari 2 sampai 60 drill collar.

4.2.4.1. Jenis-Jenis Drill Collar


1. Standart drill collar mempunyai permukaan yang halus dengan box
connection terletak pada tiap top dan pin connection terletak pada bottom
2. Spiraled drill collar mempunyai permukaan beralur seperti spiral,
digunakan pada kondisi khusus untuk mencegah terjadinya differential
wall sticking.
3. Zipped drill collar permukaannya terdapat ceruk (lekukan) yaitu pada
bagian ujung atas drill collar. Digunakan untuk menjaga keseimbangan.
 Type-type dasar drill collar

9
Drill collar standard, permukaannya harus dengan sambungan box diatas dan
sambungan pin dibawah. Drill collar standard, masi banyak digunakan namun
cara melakukan koneksi harus memasang clamp terlebih dahulu untuk safety
jangan sampai merosot masuk kedalam lubang bor.
 Drill dollar spiral, pada permukaannya dibuatkan alur berbentuk spiral
mengelilingi body drill collar. Type ini dipakai pada keadaan khusus untuk
menghindari differential pressure sticiking dengan membuat alur untuk
menyamakan tekanan sekitar spiral saat menempel dinding lubang. Pada
umumnya dibuat recesses (tarik-tarik). Ada 2 type dasar:
1. Dengan elevator recess
2. Dengan slip recess
Elevator recessdan slip recess gunanya untuk mempersingkat waktu
pemasangan dan pelepasan sambungan, tidak memerlukan safety clamp dan
lifting sub untuk dipasang.
 Drill collar segi empat merupakan drill collar yang dipakai sebagai alat khusus
untuk menjaga keseimbangan dibawah permukaan (stabilizing tool),
mengurangi luas bidang antara drill collar dengan dinding lubang, untuk
mencegah pipa terjepit.
 Drill collar drillco merupakan drill collar yang diberikan hard band pasa
tempat-tempat tertentu dengan material serbuk tungsten carbide untuk
mengurangi kecepatan aus dari drill collar tersebut.
 Berat drill collar
Ukuran outsite diameter dan insite diameter drill collar terdapat bermacam-
macam baik API atau non API standard.
 API stress relief groove
Groove ini dibuat pada pangkal dasar pin dan pada pangkal dasar box. Dan
groove ini harus dibuat halus sekali (tampa ada alur). Dengan dibuatnya ini
bertujuan untuk secara efektif mengurangi tengangan yang terjadi di
connection selama operas. Apabila tidak dibuat demikian akan terjadi
tengangan, yang pada akhirnya dapat dippercepat terjadinya patah/pecah
 Drillco bore back box relief

10
Drillco bore back adalah salah satu alternatif pembuatan box relief yang hanya
dipakai menggantikan bentuk API relief groove box.
 Pemilahan ukuran drill collar
Pemilahan drill collar yang tepat adalah penting untuk mendapatkan lubang
yang baik dengan biaya kecil. Drill collar tersedia dalam kombinasi yang banyak
baik ukuran, type ulir harus dipilih berdasar ukuran lubang yang akan dibor dan
kondisi pemboran yang akan dijumpai. Termasuk didalam memilih jenis atau type
drill collar seperti spiral groove elevator dan slip recess atau square drill dollar,
untuk mendapatkan kecepatan tripping.
Pemakaian drill collar dengan ukuran kecil dan drill collar tidak stabil akan
menyebabkan lubang under size atau tidak mungkin diturunkan casing.
Drill collar tidak dapat dipakai dengan ukuran besar dan untuk mengebor
lubang yang berukuran besar pula, maka perlu dipasang lebih dari satu stabilizer
untuk mengatur sebagian pack off assembly. Atau dengan jalan mengebor pilot
hole terlebih dahulu dengan memakai kombinasi drill collar dan ukuran ukuran bit
yang cocok, baru kemudian lubang bor diperbesar. Apabila mengebor lapisan
yang sangat lunak, dimana ukuran drill collar lebih kecil dari minimum yang
diperlukan tidak menjadi masalah untuk dipergunakan.
Pemakaian ukuran drill collar sebesar mungkin dan setebal mungkin akan
memberikan beberapa keuntungan antara lain:
 Lebih sedikit drill collar yang harus dipasang.
 Lebih sedekit sambungan drill collar yang diperlukan.
 Akan lebih singkat waktu yang diperlukan untuk round trip drill collar.
 Akan memperoleh performance drill collar yang lebih baik.
 Patah lelah leih kecil dengan panjang drill collar yang lebih pendek.
Tetapi perlu diingat bahwa terlalu besar ukuran drill collar dibatasi dengan
memungkinan terjadinya jepitan sehingga mungkin memerlukan pemancingan.
Memancing paling tidak harus menurunkan over shot atau melakukan wash over.
Sehingga untuk menentukan maxsimum ukuran drill collar akan ditentukan oleh
ukuran over shot atau wash over yang akan dipakai apabila drill stem terjepit.
Selain dari pada di atas pertimbangan kekerasan formasi ada kalanya perlu

11
dipertimbangkan, yaitu untuk formasi yang lunak, dimana jika drill collar terlalau
besar akan dapat berakibat lumpur menkikis dinding lubang atau ada
kemungkinan pipa terjepit karena runtuh. Sehingga untuk formasi lunak
disarankan untuk memiliki annulus yang lebih besar. Sedang untuk formasi keras
dapat menpergunakan annulus yang terbatas.
Untuk ukuran luban drill collar ada kalanya diperlukan pengaturan khusus
karena memerlukan susunan peralatan dengan mengatur perubahan diameter dan
drill collar secara bertahap, untuk mendapatkan perubahan kelakuan yang baik.
Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil kemunkinan terjadinya patah lelah.
Pengaturan taper drill collar ada kalanya perlu, disamping pemasangan heavy
weight drill pipe diantara drll collar dan drill collar.

4.2.5. Bit (mata bor)


Mata bor merupakan peralatan yang langsung menyentuh formasi,
berfungsi untuk menghancurkan dan menembus formasi, dengan cara memberi
beban pada mata bor. Bagian – bagian penting dari mata bor:
a) shank: merupakan suatu alur (threaded pin), dimasukkan ke dalam box
connection pada bottom collar atau bit sub di bawah collar.
b) Bit lugs: merupakan peralatan yang berfungsi untuk dudukan poros dan
cones.
c) Cones: merupakan roda-roda bergigi (gerinda) yang berputar pada mata
bor.
d) Fluid passageway (jets): merupakan nozzle yang terdapat pada bottom
untuk menyemprotkan lumpur bor langsung ke formasi.
Jenis-jenis mata bor:

4.2.5.1. Drag Bit


Drag bit ini tidak mempunyai roda-roda yang dapat bergerak dan membor
dengan gaya keruk dari blandenya. Pada masa yang lampau, biasanya untuk
pemboran permukaan (spud in) dilakukan dengan bit ini, tetapi dewasa ini telah
digeser oleh roller- cone bit. Letak jet nozzle pada drag bit ini dirancang agar
supaya lumpur yang keluar dari rangkaian pipa bor langsung menyemprot

12
blandernya, hal ini dimaksudkan agar blandenya tetap bersih pada waktu
mengebor. Drag bit biasanya digunakan untuk membor formasi-formasi lunak dan
plastik (lengket). Blande drag bit dibuat dari macam-macam baja paduan dan pada
bagian muka (faced) yang keras umumnya diperkuat dengan tungsten carbide.
Persoalan-persoalan yang timbul dalam penggunaan drag bit adalah:
 lubang bengkok
 lubang berdiameter kurang dari yang diminta (undergauge)
 balling (dilapisi padatan) pada pemboran formasi shale
Lubang bengkok dapat dikurangi dengan pemakaian drill collar, sedang
undergauge dapat dikurangi dengan membuat otomatis pada nozzle, dimana bila
bitnya rusak, nozzle bertumpu pada lubang dan tertutup secara otomatis, sehingga
menaikkan tekanan pompa dipermukaan. Balling dapat dikurangi dengan
menggunakan jet nozzle pada balandenya.

4.2.5.2. Roller-Cone (Rock Bit)


Roller-Cone adalah bit yang mempunyai kerucut (cone) yang dapat
berputar untuk menghancurkan batuan. Bit ini pertama kali didesain oleh howard
R. Houghes (1909) dan hingga sekarang banyak dilakukan untuk pemboran di
lapangan minyak. Pada masing-masing terdapat gigi-gigi. Jika diperhatikan secara
seksama maka bentuk gigi tersebut untuk setiap bit berbeda. Gigi yang panjang
dan jarang letaknya atau sedikit jumlahnya digunakan untuk formasi batuan lunak.
Sedang gigi-gigi yang pendek dan rapat letaknya adalah digunakan untuk formasi
medium hard atau hard (keras).
Umumnya jumlah conner pada setiap bit adalah tiga, setiap cones
mempunyai sumbu yang berbeda, setiap asnya berpotongan pada satu titik.
Panjang jarak gigi-gigi serta pola dari bit dibuat untuk memperoleh laju pemboran
yang tertinggi dengan minimum pengaruh balling pada gigi-gigi tersebut. Roller
cone bit ada dua macam:
a. Steel tooth bit (Milled tooth bit)

13
Merupakan satu diantara jenis mata bor (bit) yang paling banyak dipakai,
dikenal dari gigi-gigi pemotongnya yang dibentuk dengan jalan
menggiling/memotong conenya, sehingga menjadi gigi.

b. Insert bit (Tungsten carbite bit)


Gigi-gigi dibuat dari karbit tungsten yang tahan keausan. Biasanya mata bor
jenis ini digunakan untuk menembus lapisan yang paling keras atau paling abrasif.

4.2.5.3. Diamond Bit


Pengeboran dengan diamond bit ini sifatnya bukan penggalian
(pengerukan) dengan gigi berputar), tetapi diamond bit ini membor batuan
berdasarkan penggoresan dari butir-butir intan yang dipasang pada matrix besi
(carbite) sehingga menghasilkan laju pemboran yang relatif lambat. Kontak
langsung antara intan-intan dengan formasi menyebabkan kerusakan yang cepat
karena panas yang ditimbulkan. Pemakaian intan dipertimbangkan karena intan
merupakan zat padat yang sampai sekarang dianggap paling keras dan abrasif.
Pada prakteknya diamond bit jarang/tidak selalu digunakan di lapangan.
Keistimewaan dari diamond bit ini adalah mempunyai umur pemakaian yang
relatif panjang (awet) sehingga mengurangi frekuensi roundtrip, dengan demikian
biaya pemboran dapat biperkecil.

4.2.6. Peralatan Khusus Bawah Tanah (Specialized Down Hole Tools)


Specialized down-hole tools merupakan peralatan khusus yang digunakan
sebagai “bottom hole asembly” pada rangkaian pipa bor. Peralatan ini digunakan
untuk mengontrol kerja bit selama operasi pemboran berlangsung. Ada tiga jenis
Specialized Down-Hole Tools, yaitu:
1) Stabilizer
2) Rotary reamers
3) Shock absorbes (shock subs)

4.2.6.1. Stabilizer

14
Stabilizer digunakan sebagai “bottom hole assembly” untuk menjaga
kestabilan bit dan drillcollar dalam lubang bor selama berlangsung operasi
pemboran. Pada umumnya stabilizer di gunakan untuk tujuan sebagai berikut:
a) Untuk meningkatkan penembusan (increased penetration). Stabilizer akan
memberikan WOB yang lebih besar pada drillcollar sehingga
meningkatkan laju pemboran (penetration rate)
b) Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya patah lelah (fatique) pada
sambungan drillcollar.
c) Untuk mencegah terjadinya ‘well sticking”. Stabilizer dapat menahan
permukaan rangkaian pipa bor tetap tidak menyentuh didding lubang bor.
Ada empat jenis stabilizer, yaitu:
1) Non-rotary sleave type stabilizer
2) Sleave type rig repairable stabilizer
3) Replaceable wear pid rig repairable stabilizer
4) Blande stabilizer

4.2.6.2. Rotary Reamers


Rotary reamers merupakan peralatan yang digunakan pada operasi
pemboran terutama menjaga ukuran lubang bor atau untuk memperbesar ukuran
lubang bor. Ada tiga jenis rotary reamers:
1. 3-point string type
2. 6-point bottom hole type
3. 3-point bottom hole type

4.2.6.3. Shock Absorbes


Sering juga disebut “shock sub” merupakan peralatan yang diletakkan
pada bagian bawah section drill collar untuk mengurangi getaran dan kejutan yang
ditimbulkan oleh “cutting section of the bit” ketika membor batuan keras, patahan
dan selang-seling batuan keras lunak, hal ini mengurangi terjadinya kerusakan
rangkaian pipa bor dan bahkan rignya sendiri. Fungsi utama shock absorbes
adalah untuk mengurangi:
 patah lelah pada sambungan drill collar dan drill pipe

15
 beban kejutan pada bit, melindungi gigi-gigi dan bearing (as), dan
 kemungkinan kerusakan pada peralatan di permukaan.
Hal ini dapat dicapai laju pemboran yang lebih cepat karena WOB dan RPM yang
optimum dapat dicapai dan juga dapat memperpanjang umur pahat (bit).

4.2.7. Penentuang panjang Maksimal Drill Pipe


Drill pipe di bagian teratas akan mengalami beban tarik tertinggi karena
drill pipe semakin ke atas harus menahan berat rangkaian pipa yang semakin
panjang. Besarnya beban tarik tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Berat jenis lumpur akan pempengaruhi besarnya gaya tekanan ke atas yang
dialami drill stem atau bouyancy factor.
b. Besarnya gesekan drill stem dengan dinding lubang.
c. Beban kejut (shock load) akibat adanya fibrasi selama mengebor atau
beban kejut sewaktu mengerem pada saat mencabut atau memasukan
rangkaian pipa bor.
d. Kebutuhan tambahan tarikan (margin over pull) yaitu kebutuhan menarik
lebih besar dari berat string dalam usaha untuk membebaskan jepitan.
Untuk menentukan panjang drill pipe yang dapat dipasang pada suatu
rangkaian pipa bor dan sekaligus untuk menentapkan kedalaman sumur yang
dapat dibor dengan mempergunakan drill pipe tertentu untuk kondisi kapasita
menara dan draw work yang cukup. Berdasarkan perhitungan bahwa beban
tarikan tertinggi di drill pipe teratas adalah sama dengan berat drill stem di tambah
dengan MOP. Dimana MOP (Margin over pull) adalah merupakan tambahan
beban tarik yang diperbolehkan diberikan diluar berat rangkaian pipa bor yang
sebenarnya. Besarnya MOP ditetapkan berdasarkan kebutuhan untuk
membebaskan jepitan, diantaranya:
a. Untuk operasi ringan atau work over dapat diambil mimimun MOP
sebesar 50.000 lbs.
b. Untuk operasi pemboran yang dalam yang memiliki kemungkinan jepitan
yang lebih besar digunakan MOP 100.000 lbs.

16
c. Dan untuk operasi pemboran yang dalam sekali MOP yang digunakan
adalah 150.000 lbs sampai 200.000 lbs.
Apabila dilakukan penguraian secara matematis akan didapat persamaan
sebagai berikut.

Dimana Ldp merupakan panjang drill pipe (ft), Wdp adalah berat drill pipe
(dari table, lb), Ldc adalah panjang drill collar (ft), Wdc adalah berat drill collar
(ft), BF adalah buoyancy factor, MOP adalah margin of overpull (lb), Pt adalah
beban tarik teoritis (Tension Strength, lb).
Bouyancy factor yaitu besarnya gaya tekan ke atas yang di alami oleh
suatu benda, benda yang di maksud di sini adalah drill pipe.

Dimana merupakan densitas

4.2.8. Panjang Maksimal Drill Pipe Kombinasi


Ada kalanya untuk suatu operasi pemboran harus mempergunakan drill
pipe campuran karena alasan khusus, yang antara lain.
 Mengebor dengan berat nominal berbeda
 Mengebor dengan grade berbeda
 Mengebor dengan jenis bahan berbeda
Tahapan yang harus ditempuh untuk menentapkan panjang drill pipe
gambungan adalah menetapkan (menghitung) dahulu panjang drill pipe yang
bagian bawah (pertama) dan kemudian baru menghitung panjang drill pipe kedua
(bagian atas)
Persamaan untuk panjang drill pipe pertama menggunakan persamaan
(2.1), untuk kondisi drill pipe bagian bawah yang akan dipasang hanya sedekit
karena jumlah dilapangan hanya sedekit atau dikehendaki dapat memberikan
beban margin over pull yang sebesar mungkin dan untuk menetapkan drill pipe
kedua harus di gunakan drill pipe dengan karakteristik yang lebih kuat, dengan
bersamaan sebagai berikut:

17
4.2.9. Weight On Bit
Weight on bit (WOB) adalah beban di atas bit. Untuk mendapatkan
kemajuan dalam menembus suatu formasi maka bit harus diberi beban agar dapat
menghancurkan batuan yang akan ditembus. Menurut penyelidikan, beban agar
dapat menghancurkan bataun yang akan ditembus. Menurut penyelidikan, beban
yang baik diharapkan harus dapat menancapkan 5 atau 6 dari gigi gigi bit ke
dalam batuan. Akan tetapi hal ini sulit untuk diketahui karena letaknya berada di
dalam lubang bor. Drill collar merupakan bagian dari drill stem yang berfungsi
untuk memberikan beban diatas bit, disamping untuk menjaga agar drill pipe tetap
tegang. Besarnya WOB biasanya berkisar antara 75% - 90% dari berat rangkaian
drill collar, weight on bit (WOB).

4.2.10. Titik Netral


Titik netral diartikan sebagai titik pada drill stem dimana axial stress
berubah dari beban tekan ke beban tarikan. Lokasi titik netral dipengaruhi oleh
weight on bit (WOB) dan buoyancy factor dari fluida pemboran. Lokasi titik
netral sangat perlu diketahui letaknya karena pada titik ini beban terberat berpusat
sehingga titik netral harus berada pada daerah drill collar dimana drill collar
mampu mengimbangi beban tersebut, persamaan neutral point adalah sebagai
berikut.

Dimana Lnp adalah jarak dari bit menunju titik netral (ft)

4.2.11. Penentuan Beban Tarik Maksimum


Beban tarik (tension load) maksimal yang terbaca dalam table-table untuk
bermacam ukuran berat, outsite diameter, greade dan klas adalah kemanpuan
menerima tarikan teoritis menurut standar API. Adapun persamaannya adalah
sebagai berikut:

18
Dimana Pa merupakan beban tarik maksimum yang diijinkan pada drill
pipe (lb), Pt adalah beban tarik teoritis dari table (lb), dan 0,9 merupakan kostanta
berhumbungan dengan proporsional limit dari yield strength.
Kemuudian kita bandingkan dengan berat keseluruhan rangkaian di dalam
lumpur dengan persamaan sebagai berikut:

4.2.12. Penentukan Panjang Drill Collar


Berdasar fungsi drill collar sebagai pemberi beban pada pahat dan
sekaligus untuk memelihara kekakuan drill stem maka panjang drill collar yang
ditentukan harus cukup menberikan berat untuk tujuan atau fungsi diatas. Untuk
menentukan berat drill collar yang harus dipakai, diperlukan beberapa data yang
perlu diketahui terlebih dahulu beberapa hal antara lain:
 Ukuran drill collar yang akan dipasang dari data ini akan didapat diketahui
berat drill collar/ft.
 Beban pada pahat (WOB) tertinggi yang mungkin akan diberikan atau
dipakai selama mengebor.
Oleh karena itu berat drill collar dalam lumpur yang harus disediakan
dianatara 110% sampai 125% dari WOB.
Safety factor adalah factor kesalamatan untuk menjamin drill collar
senantiasa dalam keadaan tension;
 1,10 untuk pemboran lapisan lunak atau memakai vibrasion dampener
 1,15 untuk normalnya pemboran
 1,25 untuk pemboran formasi keras atau mengebor formasi yang
menimbulkan banyak vibrasi.

19
V. KESIMPULAN SEMENTARA
Setelah melakukan perhitungan dan membahas hasil dari perhitungan
tersebut di dapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari perhitungan menggunakan persamaan didapatkan panjang maksimal
drill pipe, tool joint dan panjang maksimal drill pipe atau kemudian
panjang maksimal drill pipe untuk kombinasi sehingga panjang rangkaian
drill pipe kombinasinya.
2. Kemudian beban tarik maksimumnya dan berat rangkaiannya didapatkan
sebesar ketiga rangkaian tersebut aman untuk digunakan dengan panjang
maksimal yang ada.
3. Pada operasi pemboran dengan spesifikasi drill pipe dan drill collar yang
dapat dirangkai pada rangkaian drill stem dengan kondisi aman dimana
WOB bit jenis Rolling Cutter.

VI. TABEL RENCANA PENYUSUNAN SEMINAR

Oktober November Dezember

No Kegiatan Pelaksanaan 2019 2019 2019


Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap Persiapan dan Penyusunan   
1.
Proposal serta Bimbingan
2. Tahap Penyusunan Draft Seminar
3. Bimbingan Draft Seminar
4. Presentasi Draft Seminar
5. Revisi Draft Seminar
6 Tahap Pengumpul Laporan
6 Seminar

VII. RENCANA DAFTAR PUSTAKA


1. Agus Alexandri, ST, 2010. Drill Stem. Pusdiklat Migas Cepu.

20
2. Badu Kaswir. 2007. Teknik Operasi Pemboran. Pusdiklat Migas Cepu;
Cepu
3. Bruce R Whalen, 1981. The Drill Stem, Unit 1 lesson 3 second edition.
The University Of Texas, USA.
4. Dokumen Pribadi, 20099, Pusdiklat Migas Cepu.
5. Modofir Achmad, 1985. Drill Stem, Pusdiklat Migas Cepu.
6. R.S Rubiandini Rudi Prof. Dr. –Ing. Ir. 2012. Teknik Operasi
Pemboran Volume 1 Edisi 1. ITB. Bandung.
7. Sutrisno, 2007. Drill Stem, Mreri Dasar BPS Drilling.
8. Schlmberger, Handbook.

21
RENCANA DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
…………………………………………………………………....
HALAMAN PERSENTUJUAN ……………………………………………………….
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………...
INTISARI ………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………..


1.1. Latar Belakang
…………………………………………………………….......
1.2. Maksud Dan Tujuan
…………………………………………………………...
1.3. Manfaat
……………………………………………………………………......
1.4. Ruang Lingkup
…………………………………………………………….......
1.5. Metodologi Penulisan …………………………………………………………
1.5.1. Metode Observasi ………………………………………………………...
1.5.2. Metode Diskusi …………………………………………………………..
1.5.3. Metode Pustaka
……………………………………………………….......
1.6. Sistematis Penulisan …………………………………………………………...

BAB II DASAR TEORI ……………………………………………………………….


2.1. Definisi Pemboran …………………………………………………………….
2.2. Rangkaian Pipa Bor (Drill Stem) ………………………………………………
2.2.1. Swivel …………………………………………………………………....

22
2.2.2. Kelly
……………………………………………………………………..
2.2.2.1. Panjang Dari Kelly ………………………………………………...
2.2.2.2. Fungsi Kelly
………………………………………………………
2.2.3. Drill Pipe ………………………………………………………………....
2.2.3.1. Bagian-Bagian Drill Pipe
…………………………………………..
2.2.3.2. Fungsi Utama Drill Pipe …………………………………………...
2.2.3.3. Spesifikasi dan Penanganan Drill Pipe ……………………………...
2.2.3.4. Jenis-Jenis Drill Pipe ………………………………………………
2.2.3.5. Tool Joint …………………………………………………………
2.2.4. Drill Collar ……………………………………………………………….
2.3. Mata Bor (Bit) ………………………………………………………………...
2.3.1. Drag Bit …………………………………………………………………
2.3.2. Roller Cone Bit (Rock Bit) ………………………………………………..
2.3.3. Diamond Bit
……………………………………………………………...
2.4. Buttom Hole Assembly ……………………………………………………….
2.5. Peralatan Khusus Bawah Tanah
………………………………………………..
2.5.1. Stabilizer
…………………………………………………………………
2.5.2. Rotary Reamer …………………………………………………………...
2.5.3. Shock Absorbes ………………………………………………………….
2.6. Mekanica Drill Stem …………………………………………………………..
2.7. Penentuang Panjang Maksimum Drill Pipe …………………………………….
2.7.1. Panjang Maksimum Drill Pipe Kombinasi ………………………………...
2.7.2. Weight On Bit
……………………………………………………………

23
2.7.3. Titik Netral
……………………………………………………………….
2.7.4. Penentuan Beban Tarik Maksimum ………………………………………
2.7.5. Menentukan Panjang Drill Collar …………………………………………

BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………………………....

BAB V PENUTUP ……………………………………………………………………..


5.1. Kesimpulan
…………………………………………………………………....
5.2. Saran ………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai