Anda di halaman 1dari 40

BAB X

METODE PRODUKSI
PENGANGKATAN BUATAN
(ARTIFICIAL LIFT)

Selama berlangsungnya produksi tekanan reservoir akan mengalami


penurunan. Bila pada suatu saat tekanan reservoir sudah tidak mampu lagi untuk
mengalirkan minyak sampai permukaan atau laju aliran yang dihasilkan sudah
sangat tidak ekonomis lagi, maka untuk mengangkat minyak dari dasar sumur
digunakan cara yang disebut pengangkatan buatan atau artificial lift. Untuk
memilih salah satu metode artificial lift yang tepat untuk suatu sumur ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode artificial lift. Adapun
faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih metode artificial lift, antara lain :
1. Inflow Performance
Konsep aliran fluida masuk ke dalam lubang sumur atau Inflow
Performance merupakan ulah kerja sumur yang tergantung aliran dari
reservoir menuju ke lubang sumur. Inflow Performance dikontrol oleh
karakteristik reservoir seperti tekanan reservoir, produktivitas dan
karakteristik fluida. Inflow Performance sumur biasanya diperlihatkan dalam
bentuk produktivitas formasi yaitu besarnya barrel minyak atau fluida dari
sumur yang dapat diproduksikan pada tekanan reservoirnya. Salah satu bentuk
produktivitas formasi dapat diperkirakan dengan perhitungan Productivity
Index (PI). Productivity Index di sini hanya merupakan gambaran secara
kualitatif mengenai kemampuan suatu sumur untuk berproduksi pada suatu
kondisi tertentu. Untuk melihat kelakuan sumur berproduksi, maka harga PI
dinyatakan secara grafis, yaitu grafik yang menunjukan hubungan antara
tekanan alir dasar sumur (Pwf) dengan laju produksi. Grafik tersebut adalah
Inflow Performance Relantionship (IPR). Dimana dalam pemilihan metode

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 1


untuk gas lift harus memperhatikan Produktivity Indeks (PI) dari sumur
tersebut yang merupakan salah satu persyaratan bahwa untuk continuous flow
digunakan pada sumur yang mempunyai PI tinggi (> 0.5 B/D/psi) dan P s
tinggi relatif terhadap kedalaman sumur sedangkan untuk intermittent flow gas
lift digunakan pada sumur yang mempunyai PI rendah (< 0.5 B/D/psi) dan Ps
rendah.

2. Laju Produksi
Total laju produksi liquid yang dihasilkan adalah kontrol dalam pemilihan
metode pengangkatan. Laju produksi yang tinggi akan dibutuhkan
pengangkatan gas lift dan ESP. Yang penting di sini adalah kondisi reservoir
itu sendiri, yaitu tekanan yang mengontrol besarnya laju produksi liquid.
Batasan besar laju produksi dalam pemilihan metode artificial lift sebagai
berikut :
a. Bila laju produksi > 20,000 B/D, maka metode artificial lift yang
cocok digunakan adalah gas lift atau ESP
b. Bila laju produksi antara 2,000 – 10,000 B/D dapat menggunakan
semua metode artificial lift kecuali Rod Pump
c. Bila laju produksi antara 100 – 1,000 B/D dapat menggunakan semua
metode artificial lift
d. Bila laju produksi < 100 B/D, yang digunakan adalah semua metode
artificial lift, kecuali ESP

3. Water Cut
Water cut secara langsung mempengaruhi laju produksi total. Water cut
yang tinggi mempengaruhi inflow performance yang sesungguhnya. Air juga
menghasilkan penambahan kehilangan tekanan di dalam tubing, akibatnya
densitasnya yang lebih besar dari minyak sehingga akan membutuhkan
tekanan yang lebih besar untuk mengangkatnya ke permukaan. Menurut
Kermit E. Brown yang paling cocok dengan kondisi seperti ini adalah
pengangkatan dengan menggunakan ESP.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 2


4. Gas Liquid Ratio (GLR)
GLR mempengaruhi pemilihan metode artificial lift, terutama desain dari
mekanisme pengangkatan. Semua metode pengangkatan mengalami
penurunan effisiensi dengan bertambahnya GLR, sampai dengan 2,000 scf/bbl
dapat ditangani oleh semua metode pengangkatan. Sucker rod memiliki
effisiensi kira-kira 40 % bila GLR di atas 2,000 scf/bbl. Pada 2,000 – 5,000
scf/bbl, intermittent flow gas lift lebih effisien digunakan karena gas keluar
sejalan dengan perputaran gas (injeksi gas). Pada continuous flow gas lift
penambahan gas akan menurunkan tekanan alir dasar sumur (Pwf) sehingga
menghasilkan effisiensi pengangkatan yang kecil, karena banyaknya gas
dalam kolom akan dapat mengakibatkan adanya back pressure karena
besarnya Pwf tidak dapat mengatasi kehilangan tekanan. Bagaimanapun GLR
yang tinggi akan menjadi problem bagi metode pengangkatan buatan.

5. Kedalaman Lubang Bor


Batasan penggunaan metode artificial lift terhadap kedalaman lubang bor
adalah sebagai berikut :
o Bila kedalaman sumur > 12,000 ft, maka metode artificial lift yang
dapat digunakan hanya Hydraulic Pump.
o Bila kedalamannya 10,000 ft – 12,000 ft, maka yang digunakan adalah
semua metode artificial lift, kecuali ESP karena adanya batasan
temperatur.
o Bila kedalamannya < 8,000 ft, maka semua metode artificial lift dapat
digunakan.

6. Ukuran Casing dan Tubing


Ukuran casing di sini untuk membatasi ukuran tubing. Semua metode
artificial lift dapat menggunakan tubing 4,5 dan 5,5 in. Pada metode gas lift
dengan menggunakan continous flow, tubing 2 in dapat digunakan untuk laju
produksi < 1,000 B/D, sedangkan untuk laju produksi > 5,000 B/D
menggunakan casing > 7 in dan tubing > 3,5 in. Pada dasarnya semakin kecil

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 3


ukuran casing semakin kecil pula laju produksi yang dihasilkan. Pipa yang
berukuran terlalu kecil akan mengakibatkan friction loss yang besar dan
mengakibatkan pengurangan effisiensi volumetric dari gas lift dan ESP.

7. Tipe Komplesi
Desain artificial lift juga tergantung tipe komplesi, apakah open hole atau
menggunakan interval perforasi. Pertimbangan utama adalah inflow
performance.
Pada open hole, caving dan problem pasir dapat mengurangi inflow
performance. Pada interval perforasi, penyumbatan lubang perforasi
menurunkan inflow performance. Dipertimbangkan juga untuk dual atau triple
tubing completion, selain itu dilihat kondisi lapangan. Sebagai contoh apakah
tersedia gas atau tidak apabila nantinya metode artificial lift yang akan
dipasang adalah gas lift, bila ada maka tubing dikomplesi dengan menambah
side pocket mandrel sebagai tempat valve gas lift. Bila tidak ada gas, bisa juga
menggunakan compressor, tetapi harga sebuah compressor sangat mahal
sehingga perlu diperhitungkan secara matang pemilihan metode artificial lift
yang akan digunakan.

8. Karakteristik Fluida Reservoir


Karakteristik fluida reservoir yang mempengaruhi cara produksi yaitu
viscositas, dan Faktor Volume Formasi. Karakteristik ini akan dapat
mempengaruhi lolosnya minyak dengan metode pengangkatan buatan.
a. Viscositas
Untuk viscositas minyak yang tinggi biasanya sewaktu diproduksi ikut
membawa pasir atau padatan lainya, sehingga apabila digunakan plunger
fits (rongga antara plunger dan core barrel) yang kecil maka plunger akan
cepat aus. Untuk itu apabila viscositas minyak tinggi maka sebaiknya
digunakan plunger fits yang besar sehingga effisiensi pompa akan tinggi.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 4


b. Faktor Volume Formasi
Faktor Volume Formasi (FVF) menggambarkan angka barrel dari fluida
yang diangkat, yang disesuaikan dengan kondisi di permukaan. Faktor ini
harus dipertimbangkan untuk semua metode pengangkatan.
Perlu diingat bahwa FVF yang tinggi atau rendah tidak menunjukan
performance yang lebih baik dalam perbandingan antara metode
pengangkatan.

9. Temperatur di dalam sumur


Temperatur seperti juga tekanan, semakin dalam temperatur semakin
besar. Sebuah katub gas lift yang telah diset tekanan buka/tutupnya di
permukaan (work shop) tekanan settingnya akan berubah pada saat katub
tersebut dipasang di dalam sumur selama katub tersebut dioperasikan.
Dengan demikian tekanan setting katub tersebut harus diperhitungkan
terhadap temperatur di titik kedalaman di mana katub tersebut akan dipasang.
Untuk memperoleh gambaran temperatur pada setiap titik kedalaman di dalam
sumur yang di teliti, survey mengenai temperatur sangat disarankan, tetapi
apabila hal ini tidak dilaksanakan karena berbagai alasan seperti waktu dan
biaya maka dilakukan pendekatan berikut.
Mengambil data temperatur dari hasil test produksi pada saat sumur pertama
dibor (pressure build-up test), kemudian mengambil data temperatur di
permukaan selama sumur tersebut dioperasikan. Menarik garis dari kedua titik
tersebur maka akan diperoleh distribusi temperatur pada setiap kedalaman di
dalam sumur.
Batasan temperatur untuk metode artificial lift adalah :
1. Sucker Rod Pump sangat bagus pada temperatur 550 oF
2. ESP terbatas pada temperatur < 250 oF untuk standar dan < 350 oF
untuk ESP dengan special motor dan kabel.
3. Hydraulic Pump dapat beroperasi pada temperatur 300 oF untuk
standar material dan 500 oF untuk special material.
4. Maksimum temperatur untuk gas lift adalah 350 oF

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 5


10. Mekanisme Pendorong
a. Depletion Drive Reservoir
Ketika tekanan reservoir turun, liquid akan mengalir dengan fluida
terangkat ke atas permukaan dengan bantuan gas yang terlarut. Tidak
adanya aquifer atau fluida injeksi untuk membantu mengekspansi fluida
(menambah bantuan tenaga pendorong) menjadikan recovery rendah. Pada
mula-mulanya metode artificial lift tidak digunakan pada sumur masih
flowing, jika ingin dipasang metode artificial lift setelah komplesi sumur,
maka pertimbangan desain harus sudah disiapkan. Produksi yang semakin
rendah dengan semakin bertambahnya waktu produksi adalah karakteristik
depletion drive, ditunjukkan dengan penurunan tekanan reservoir yang
cepat dan diikuti dengan turunnya laju produksi. Pertimbangan hal ini
dapat menentukan metode artificial lift yang akan digunakan. Dengan
adanya gas, maka metode gas lift yang paling dipertimbangkan.
b. Water Drive Reservoir
Water influx atau injeksi air menyebabkan fluida reservoir bergerak/pindah
ke lubang bor. Dari adanya water infux ini diharapkan recovery lebih besar
dari depletion drive dan water cut yang semakin besar, water cut yang
tinggi ditambah dengan optimum pengangkatan yang besar dibandingkan
dengan semua mekanisme pendorong yang ada, maka metode artificial lift
yang akan digunakan dapat diseleksi sesuai dengan keadaan tersebut.
c. Gas Cap Drive Reservoir
Pada reservoir dua fasa, fasa gas berasal dari gas cap dan liquid berasal
dari oil zone. Perpindahan minyak dari formasi ke lubang bor adalah dari
ekspansi gas cap. Perubahan GOR terhadap produksi mempengaruhi
pemilihan metode artificial lift yang akan digunakan. Dengan adanya gas,
maka metode gas lift lebih diperhitungkan karena metode gas lift paling
toleransi terhadap gas.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 6


11. Kondisi Permukaan
Ada beberapa faktor di permukaan yang dapat mempengaruhi dalam
pemilihan cara produksi, seperti fasilitas permukaan (peralatan), tempat dan
penyediaan sumber tenaga (power source) untuk pengangkatan buatan.
Fasilitas peralatan di permukaan akibat adanya surface choke, flow line
dan separator yang secara langsung dapat mempengaruhi pengangkatan fluida
reservoir ke permukaan. Peralatan di permukaan ini dapat mempengaruhi
kehilangan tekanan sehingga dalam memilih metode produksi selalu
berhubungan dengan tekanan di permukaan, hal ini dapat terlihat pada
perencanaan metode produksi dimana akan selalu memperhitungkan bean
(choke) performance dan horizontal flow.
Pada suatu lapangan minyak lepas pantai (offshore) ada hal yang perlu
dipertimbangkan, karena pada offshore mempunyai tempat yang terbatas dan
merupakan daerah yang sering menimbulkan korosi. Pada umumnya cara yang
digunakan adalah metode produksi yang prinsipnya mempunyai sedikit
peralatan yang ada di permukaan, dan biasanya digunakan untuk kondisi
lubang sumur yang miring. Yang dimaksud dengan sedikit peralatan di
permukaan adalah termasuk peralatan distribusi pipa, peralatan untuk
penyediaan sumber tenaga atau power source. Sedangkan untuk lapangan
minyak di darat biasanya problem (kesulitan) ini pengaruhnya kecil, kecuali
pada daerah khusus seperti adanya daerah terpencil dan banyak H2S.

12. Problem Operasi Produksi


Problem operasi yang sering dijumpai dalam memproduksikan suatu
sumur yaitu problem pasir, paraffin, scale, korosi, BHT dan iklim.
a. Kepasiran
Untuk problem pasir (unconsolidated) dimana dengan adanya aliran
produksi maka pasir-pasir tersebut akan terikut aliran. Apabila digunakan
metode pompa maka pasir-pasir ini akan mengakibatkan goresan-goresan
yang tajam pada plunger pompa sehingga akan mengakibatkan kerusakan dan
effisiensi pompa menurun.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 7


b. Paraffin
Untuk minyak jenis paraffin dimana titik tuangnya adalah tinggi maka
dengan adanya penurunan temperatur sepanjang aliran akan mengakibatkan
minyak tersebut membeku, sehingga akan dapat menyumbat aliran minyak di
dalam pipa. Jika penyumbatan terjadi di tubing string, wellhead atau flowline
akan menyebabkan back pressure sehingga akan mengurangi effisiensi, maka
pembersihan dan pencegahan sangat dibutuhkan. Sucker rod pumping lebih
menguntungkan daripada metode yang lain karena rods akan terus-menerus
membersihkan paraffin (scraping action). High-temperature fluids dan
inhibitor dapat disirkulasikan pada hydraulic system. Plunger menjalankan
secara otomatis paraffin scrapers (pembersihan paraffin).
c. Scale
Adanya air yang terproduksi dapat mengakibatkan terjadinya endapan
(scale) dan korosi. Scale adalah senyawa dalam bentuk padatan sebagai hasil
reaksi antara ion-ion tertentu yang terjadi dalam suatu sistem larutan. Pada
prinsipnya scale akan terjadi apabila air mengandung ion-ion yang mampu
membentuk senyawa yang kelarutannya terbatas atau terjadi perubahan
kondisi atau komposisi air yang bisa memperkecil larutan senyawa. Senyawa
tersebut bisa membentuk sistem suspensi dengan air dan akan membentuk
sumbatan-sumbatan pada beberapa tempat, atau senyawa itu bisa melekat pada
pipa. Macam-macam scale yang berat adalah senyawa CaSO4, BaSO4 dan
senyawa Fe. Kebanyakan scale yang mengandung Fe adalah hasil korosi.
Pengendapan scale akan mengurangi ID dari tubing sehingga akan
mengurangi effisiensi. Pencegahannya dengan bahan kimia additive dapat
memberikan umur pompa yang lebih panjang dan dapat memelihara tubing.
Plungers akan menjaga tubing tetap bersih.
d. Korosi
Korosi dapat disebabkan oleh electrolysis antara tipe metal yang berbeda,
H2S atau CO2 yang terkandung dalam fluida produksi, salinitas yang tinggi
atau saturasi air asin atau proses oksidasi dari metal. Kasus gas lift dengan
corrosive gas dapat diatasi dengan menginjeksikan gas dehydrated.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 8


e. Iklim
Kondisi iklim permukaan yang sangat berbeda akan mempengaruhi
pemilihan peralatan pengangkatan. Iklim yang sangat panas menyebabkan
masalah kelebihan panas pada peralatan permukaan dan fasilitas pendingin
harus disediakan. Iklim yang sangat dingin menyebabkan masalah pembekuan
untuk bahan bakar sehingga isolasi dan pemanasan sangat dibutuhkan. Juga
untuk daerah yang mempunyai angin kencang dapat menyebakan kerusakan
pada permukaan dan debu atau kabut dapat menyebabkan masalah
operasional.

13. Ekonomi
Dalam pemilihan metode produksi hendaknya perlu dipertimbangkan
faktor ekonomi yang menyangkut nilai ekonomis dari penggunaan metode
produksi yang akan digunakan, baik secara konvensional maupun mekanik
serta bahan dan peralatan pendukungnya. Hal ini penting karena menyangkut
banyaknya yang akan dikeluarkan untuk mengusahakan pengangkatan buatan
pada sumur yang sudah tidak dapat mengalirkan minyak secara alamiah,
sehingga penekanan biaya perlu diperhitungkan agar didapatkan hasil yang
diharapkan. Adapun hasil yang diharapkan adalah dapat memperoleh minyak
seoptimal mungkin dengan biaya artificial lift yang rendah. Oleh karena itu
ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar dapat menyesuaikan
penggunaan metode produksi yang tepat pada sumur yang akan dilakukan
artificial lift. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan tersebut adalah :
1. Initial capital investment
2. Biaya operasi per bulan atau indicator pemasukan
3. Umur peralatan
4. Banyak sumur yang akan digunakan metode artificial lift
5. Tersedianya cadangan peralatan
6. Umur sumur

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 9


I. Sucker Rod Pump (SRP)
Sucker Rod Pump (Pompa Angguk) adalah merupakan salah satu metode
pengangkatan buatan yang banyak digunakan saat ini, dimana untuk mengangkat
minyak dari dalam sumur ke permukaan digunakan pompa dengan rod (tangkai
pompa).
Pompa angguk banyak digunakan di lapangan minyak dan dipakai untuk
sumur-sumur lurus dan vertikal. Pompa angguk (sucker rod) sangat dikenal di
lapangan karena terhadap fluktuasi laju aliran produksi, tidak mudah rusak,
mudah diperbaiki, biaya operasi dan biaya perawatan relatif lebih murah.

1. Prinsip Kerja Pompa Sucker Rod


Mekanisme suatu instalasi sumur pompa dapat dijelaskan pada Gambar 1,
dengan memperhatikan gerak rotasi, motor penggerak diubah menjadi gerak naik
turun pumping unit, terutama oleh system Pitman Assembly-Crank. Kemudian
gerak naik turun ini oleh kepala kuda diubah menjadi gerak lurus naik turun.
Instalasi pumping unit ini dihubungkan dengan pompa yaitu dengan perantara
tangkai pompa (sucker rod), sehingga gerak lurus naik turun pada kepala kuda
dipindahkan ke plunger pompa. Plunger bergerak naik turun di dalam barrel
pompa. Apabila plunger bergerak ke atas (upstroke) maka dibawahnya akan
terjadi penurunan tekanan, sehingga tekanan dasar sumur lebih besar dari tekanan
di dalam pompa. Oleh sebab itu standing valve terbuka dan cairan masuk ke
dalam pompa. Pada saat upstroke, volume pompa di bawah plunger terisi penuh
dengan cairan.
Apabila plunger mulai bergerak turun (downstroke), standing valve
tertutup karena plunger menekan cairan di dalam pompa. Dalam waktu yang sama
cairan yang terdapat dalam pompa menekan traveling valve ke atas sehingga
traveling terbuka dan cairan masuk ke dalam tubing. Kemudian proses ini
dilakukan berulang kali. Dengan cara demikian maka cairan terkumpul di dalam
tubing yang akhirnya sampai meluap naik ke atas dan mengalir menuju ke
separator melalui flowline.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 10


Adanya gas ataupun pasir yang masuk ke dalam pompa sangat
mempengaruhi hisapan dan pembuangan pompa atau dengan kata lain efisiensi
volumetric pompa.

2. Peralatan Pompa Sucker Rod


Peralatan pompa sucker rod dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu
peralatan di atas permukaan dan di bawah permukaan.

A. Peralatan Di Atas Permukaan


Peralatan di atas permukaan ini memindahkan energi dari suatu prime
mover ke sucker rod. Selain itu peralatan ini juga mengubah gerak berputar dari
prime mover menjadi suatu gerak bolak-balik dan juga mengubah kecepatan
prime mover menjadi langkah pemompaan yang sesuai.
Secara keseluruhan peralatan di atas permukaan terdiri dari :
a. Pumping Unit
Pumping unit berfungsi sebagai :
 Menahan beban load yang terdiri dari beban rod dan berat cairan di dalam
tubing di atas plunger.
 Merubah gerak rotasi motor yang begitu besar (RPM = 200 – 1000)
menjadi gerak yang lambat naik turun (RPM = 5 – 20).
 Mengurangi pemakaian tenaga motor dengan jalan memasang counter
weight pada walking beam dan crank arm.
Bagian-bagian dari suatu pumping unit dapat ditunjukkan dalam Gambar 5.

b. Prime Mover
Untuk menggerakkan pumping unit digunakan motor penggerak (prime
mover) yang terdiri dari :
1. Motor Listrik
2. Motor Thermis

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 11


Keterangannya :
1. Motor Listrik
Pada umumnya dipergunakan motor non sincron tiga fase dengan
tegangan antara 500 – 1000 volt, RPM = 750 dan frekwensi = 50 Hz. Sifat-sifat
yang dimiliki oleh motor listrik adalah :
1. Torsi permulaan cukup besar.
2. Jangan sampai terjadi superheating dalam hal apabila terjadi perubahan
muatan.
3. Dapat bekerja dalam udara bebas, kadang-kadang bila terjadi bahaya
ledakan, pengkaratan dan kelembaban udara yang tinggi.
Ada dua jenis motor listrik, yaitu :
1. Normal slip motor (slip max  2 – 3,5 %)
2. High slip motor (slip  8 – 10 %)
Yang dimaksud dengan slip adalah perbandingan antara kecepatan relatif
motor dengan kecepatan flux pada stator.

2. Motor Thermis
Pada umumnya digunakan motor gas, karena gas biasanya diperoleh dari
kepala sumur, maka boleh dikatakan bahwa pemakaian motor gas merupakan
saingan terhadap motor listrik. Untuk keadaan sekarang ini lebih baik dan murah
menggunakan motor gas daripada motor-motor lainnya.
Motor bensin jarang digunakan karena harga bahan bakarnya cukup tinggi,
sedangkan motor diesel harus mendapatkan perawatan yang istimewa.
Dahulu digunakan motor bersilinder satu, motor lambat RPM 100 – 200.
Pada masa sekarang digunakan motor bersilinder banyak (4 – 6 silinder) dengan
RPM 900 – 1100. Pada umumnya pemakaian gas untuk motor gas diperkirakan
0,3 – 0,37m 3 standart/Hph.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 12


Gambar 1.
Conventional Pumping Unit 4)

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 13


B. Peralatan Di Bawah Permukaan
Peralatan di bawah permukaan mencakup seluruh rangkaian pompa dan
tubing.
a. Pompa
Pompa (subsurface pump) pada dasarnya terdiri dari dua golongan besar,
yaitu :
1. Rod Pump
Pada tipe ini working barrel, plunger, traveling valve dan standing valve
merupakan satu unit kesatuan yang dipasang langsung pada rod string. Pompa
seluruhnya dimasukkan ke dalam sumur bersama-sama dengan sucker rod,
demikian pula untuk keperluan reparasi atau penggantian pompa cukup mencabut
sucker rodnya saja. Oleh sebab itu untuk menghemat waktu maka jenis pompa
semacam ini banyak dipakai untuk sumur-sumur yang dalam.
Jenis ini dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
 Stationary barrel, top anchor, misalnya : RWA.
 Stationary barrel, bottom anchor, misalnya : RWB.
 Traveling barrel, bottom anchor, misalnya : RWT.

2. Tubing Pump
Pompa semacam ini dimasukkan ke dalam sumur bersama-sama dengan
tubing, karena barrelnya langsung diikatkan pada ujung bawah tubing. Sedangkan
plunger ataupun traveling valve diikatkan di ujung bawah sucker rod dan
diturunkan sampai menyentuh standing valve.
Apabila pompa hendak dicabut maka baik sucker rod maupun tubing harus
dicabut secara bersamaan. Tubing pump biasanya dipakai pada sumur-sumur yang
dangkal dan produktifitasnya kecil. Tipe yang kita kenal sekarang ini adalah tipe
TLE.
Fungsi utama peralatan pompa sucker rod di dalam sumur adalah untuk
menaikkan fluida dari formasi ke dalam tubing dan mengangkat fluida tersebut ke
permukaan. Unit pompa sucker rod di dalam sumur terdiri dari :

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 14


o Working Barrel
Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan
langkah pemompaan dan menampung minyak yang terhisap oleh plunger pada
saat bergerak ke atas (upstroke). Menurut standart API ada dua jenis working
barrel, yaitu :
a. Working barrel yang terdiri dari sejumlah liner yang diselubungi oleh
jacket (biasa diberi simbol L).
b. Working barrel yang terdiri dari satu bagian utuh dan kuat (biasa diberi
simbol W dan H).

o Plunger
Merupakan bagian dari pompa yang terdapat di dalam barrel dan dapat
bergerak naik turun dan berfungsi sebagai penghisap minyak dari formasi
masuk ke barrel, dan mengangkat minyak yang telah terakumulasi dalam
barrel ke permukaan melalui tubing. Plunger ini biasanya berbentuk Plain
Metal Plunger atau Grooved Metal Plunger (plunger yang mempunyai celah).

o Standing Valve
Merupakan suatu komponen katup yang terdapat di bagian bawah dari
working barrel yang berfungsi untuk mengalirkan minyak dari formasi masuk
ke working barrel dan hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke atas
kemudian standing valve membuka. Disamping itu untuk menahan minyak
agar tetap tidak dapat keluar dari working barrel pada saat plunger bergerak ke
bawah, dalam hal ini standing valve menutup. Standing valve ini terbuat dari
bola besi dan kedudukannya (ball and seat). Standing valve ini mempunyai
peranan yang sangat penting dalam sistem pemompaan karena efisiensi
volumetris pompa sangat tergantung pada cara kerja dan bentuk dari ball dan
seatnya tersebut. Ketepatan membuka dan menutup dengan gaya naik turun
plunger sangat menentukan efisiensi volumetris pemompaan.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 15


o Traveling Valve
Merupakan ball dan seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger dan
akan ikut bergerak ke atas dan ke bawah menurut gerakan dari plunger.
Traveling valve berfungsi untuk :
 Mengalirkan minyak dari working barrel masuk ke plunger, hal ini
terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah.
 Menahan minyak keluar dari plunger pada saat plunger bergerak ke
atas (upstroke) sehingga minyak tersebut dapat diangkat ke tubing
seterusnya ke permukaan.

b. Tubing
Untuk mengalirkan minyak ke dari lubang sumur ke permukaan digunakan
tubing. Dalam hal ini minyak mengalir melalui annulus antara tubing dan sucker
rod. Disamping itu pada ujung tubing inilah ditempatkan unit pompa (subsurface
pump), gas anchor dan lain-lain.

c. Sucker Rod String


Sucker rod string terdiri dari :
a) Sucker Rod
b) Pony Rod
c) Polished Rod

Keterangannya :
a) Sucker Rod
Merupakan bagian dari unit pompa dalam sumur yang sangat penting, karena
merupakan penghubung antara plunger dengan peralatan-peralatan penggerak
yang ada di permukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak lurus naik
turun dari horse head ke plunger pompa. Untuk menghubungkan antara dua
sucker rod digunakan sucker rod coupling. Umumnya panjang satu single
sucker rod yang sering digunakan berkisar 25 – 30 ft.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 16


b) Pony Rod
Merupakan sucker rod yang mempunyai ukuran panjang yang lebih pendek
daripada ukuran sucker rodnya sendiri. Fungsinya adalah untuk melengkapi
panjang dari sucker rod, apabila sucker rod tidak mencapai panjang yang
dibutuhkan, yang ukurannya adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12 ft.
c) Polished Rod
Merupakan tangkai yang menghubungkan sucker rod string dengan carrier bar
(wireline hanger pada horse head), yang naik turun dalam stuffing box.
Diameter stuffing box lebih besar daripada diameter sucker rod, yaitu 1 1/8
in., 1 ¼ in., 1 1/5 in., 1 ¾ in. Panjang polished rod adalah 8, 11, 16, 22 ft.

d. Gas Anchor
Komponen ini dipasang di bagian bawah dari pompa. Fungsinya adalah
untuk memisahkan gas dari minyak, agar gas tersebut tidak ikut masuk ke dalam
pompa bersama-sama dengan minyak, karena adanya gas akan mengurangi
efisiensi pompa. Ada dua macam tipe gas anchor yaitu Poorman Type dan Packer
Type.
a) Poorman Type
Larutan gas dalam minyak yang masuk ke dalam anchor akan melepaskan diri
dari larutan. Cairan (minyak) masuk ke dalam suction pipe, sedangkan
sebagian gas yang telah terpisah akan kembali masuk ke annulus.apabila
suction pipe terlalu panjang atau diameternya terlalu panjang atau kecil, maka
akan terjadi pressure loss yang cukup besar sehingga menyebabkan terjadinya
penurunan PI sumur pompa. Sedangkan apabila suction pipe terlalu pendek,
maka proses pemisahan gas kurang sempurna.
b) Packer Type
Cairan (minyak) masuk melalui ruang antara dinding anchor dengan suction
pipe. Kemudian minyak jatuh di dalam annulus antara casing dan gas anchor
dan ditahan oleh packer, selanjutnya minyak yang masuk ke dalam annulus
sudah terpisah dari gasnya.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 17


II. Electrical Submersible Pump (ESP)
Electric Submersible Pump adalah pompa yang dimasukkan ke dalam
lubang sumur yang digunakan untuk memproduksi minyak secara artificial lift
(pengangkatan buatan) dan digerakkan oleh motor listrik. Peralatan pompa listrik
submersible terdiri dari pompa sentrifugal, protector dan motor listrik. Unit ini
ditenggelamkan di cairan, disambung dengan tubing dan motornya dihubungkan
dengan kabel ke permukaan yaitu switcboard dan transformator.
Pompa ESP terdiri dari pompa sentrifugal bertingkat banyak berputar
3,475 – 3,500 RPM, 60 Hz dengan motor listrik induksi sinkron kutub 3 fase,
berbentuk sangkar, instalasi ESP dapat dilihat pada gambar 3.32.
Pompa ESP biasanya dipakai untuk laju produksi 200 – 2,500 STB/ day,
walaupun dapat digunakan untuk produksi sampai 95,000 STB/day. Pompa ESP
umumnya digunakan pada sumur miring di daerah lepas pantai. Didaratan hanya
digunakan untuk laju produksi tinggi yaitu di atas 2,000 STB/day, karena pompa
angguk akan lebih ekonomis untuk sumur dengan laju produksi rendah.

1. Prinsip Kerja ESP


Prinsip kerja ESP adalah berdasarkan pada prinsip kerja pompa sentrifugal
dengan sumbu putarnya tegak lurus. Pompa sentrifugal adalah motor hidrolik
yang dapat memompakan cairan, dengan jalan memutar cairan yang melalui
immpeler pompa. Cairan masuk ke dalam immpeler pompa menuju poros popa,
dikumpulkan oleh diffuser dan kemudian akan dilempar keluar. Tenaga mekanis
motor oleh immpeler dirubah menjadi tenaga hidrolik. Immpeler terdiri dari dua
piringan yang di dalamnya terdapat sudu-sudu. Pada saat immpeler diputar
dengan kecepatan sudut , cairan yang ditampung dalam rumah pompa kemudian
dialirkan melalui diffuser dan sebagian tenaga kinetik dirubah menjadi tenaga
potensial berupa tekanan, karena cairan dilempar keluar maka akan terjadi proses
penghisapan.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 18


Gambar 2.
Instalasi Electric Submersible Pump 4)

Gambar 3.
Skema Imppeler dan Diffuser 4)

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 19


2. Peralatan ESP
Peralatan pompa benam listrik dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
peralatan di bawah permukaan dan peralatan di atas permukaan. Secara
keseluruhan peralatan di bawah permukaan berturut-turut dari bawah ke atas
adalah : motor listrik, protector, pompa, kabel listrik, dan bleeder valve.
Sedangkan peralatan di permukaan terdiri dari junction box, switchboard dan
transformer.

A. Peralatan Di bawah Permukaan


a. Motor listrik
Motor listrik yang digunakan adalah motor induk tiga fase, dua katup, squirrel
cage. Fungsi dari motor ini adalah untuk menggerakkan shaft pompa sehingga
impeller-impellernya berputar. Putaran motor listrik umumnya dirancang dengan
kecepatan 3500 putaran per menit (RPM), dengan frekwuensi 60 Hz.
Motor diisi dengan minyak yang tahan terhadap tegangan listrik yang tinggi.
Motor didisain untuk tegangan yang dapat dipakai antara 230 sampai 5000 volt,
dengan satuan listrik 12 sampai 125 Ampere. Penambahan daya HP dari motor
dilakukan dengan merangkai panjang motornya.
Rangkaian motor tandem (bertingkat) dapat mencapai 750 HP dengan panjang
sekitar 90 ft. selain ukuran motor, yang perlu diperhatikan adalah horse power dan
seri motor. Jenis seri menunjukkan diameter motor yang harus sesuai dengan
diameter dalam casing sumur.
b. Kabel
Kabel dipakai sebagai sarana penghantar daya listrik dari permukaan ke
motor yang letaknya di dalam sumur. Kabel selain tahan temperatur dan tekanan
fluida, serta kedap terhadap resapan liquid dari sumur. Untuk itu kabel harus
memiliki bagian seperti :
- Konduktor
- Isolasi
- Sarung

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 20


Ada dua jenis kabel yang biasa dipakai round cable atau flat cable. Jenis –
jenis kabel dapat dilihat pada gambar 5. Biasanya kabel jenis round mempunyai
usia pakai lebih lama dari pada jenis flat, tetapi memerlukan ruang penempatan
yang lebih besar. Bila digunakan flat kabel seluruhnya maka kehilangan tenaga
listrik akan bertambah 8 %. Juga flat kabel mudah rusak dalam pemasangannya.
Kabel listrik terdiri dari tiga kabel yang diisolir satu sama lain dengan
pembalut dari karpet. Ketiganya terbungkus oleh suatu pelindung yang terbuat
dari baja penampang kawat tembaga berubah-ubah fungsi tegangan arus dari
motor dan biasanya dipilih antara 16,25 aau 35 mm2. hubungan antara tubing dan
kabel dilakukan dengan pertolongan kabel clamp.

Gambar 4.
Motor Pompa ESP 4)

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 21


Gambar 5.
Kabel 4)

c. Seal Section (Protector)


Protector diletakkan di antara motor dan pompa. Fungsinya :
 Tempat menyimpan bahan pelumas untuk pompa.
 Tempat menyimpan minyak untuk pompa.
 Menjaga tekanan dalam pompa dan motor agar selalu lebih besar dari
tekanan luar pompa.
 Mencegah masuknya cairan ke dalam motor.
Protector terdiri dari dua kamar yaitu kamar atas dan kamar bawah. Keduanya
dipisahkan oleh piston. Tekanan hidrostatis cairan dalam pompa sumur masuk ke
dalam protector melalui orifice dan bekerja pada piston. Karena tegangan di
dalam kamar atas, tekanan dijaga agar lebih besar tekanan di luar pompa. Di
dalam kamar atas dimasukkan minyak pelumas pompa, sedangkan di dalam
kamar bawah permukaan dimasukkan minyak motor.
d. Intake Section (separator Gas)
Gas separator (gambar) dipasang antara bagian protector dan pompa. Gas yang
akan dipisahkan dari cairannya dibuang ke annulus. Pada prinsipnya bekerja
secara gravitasi atau sentrifugal, dimana jika terjadi putaran, maka gas akan

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 22


mengalir di tengah dan dikirim ke annulus. Sedangkan minyak akan terlempar ke
pinggir oleh gaya sentrifugal dan dialirkan ke inlet pompa.
Pada sumur-sumur yang tidak banyak mengandung gas, cukup menggunakan
pump intake saja. Tetapi pada sumur-sumur GOR tinggi, gas separator dapat
disambungkan pada pompa guna memberikan effisiensi pompa. Dalam hal ini gas
separator berfungsi antara lain :
 Mencegah penurunan head capacity yang dihasilkan pompa
 Mencegah terjadinya fluktuasi beban pada motor
 Mengurangi surging pressure.

Gambar 6.
Seal Section atau Protector 4)

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 23


Gambar 7.
Gas Separator atau Intake Section 4)

e. Pompa Sentrifugal
Pompa submersible adalah tipe pompa centrifugal multi tingkat. Setiap tingkat
terdiri dari bagian yang bergerak yaitu impeller dan bagian yang stasioner (tidak
bergerak) yaitu diffuser. Tipe dan ukuran dari tiap tingkat menentukan volume
dari fluida yang dapat diproduksi. Jumlah tingkatnya menentukan jumlah head
yang dihasilkan, apabila dikalikan dengan daya (HP) pert ingkat dan spesiic
gravity-nya, maka jumlah HP motor yang dibutuhkan dapat ditentukan.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 24


Pompa tandem adalah beberapa single pump (pompa tunggal) yang disusun
seri baik secara hydraulic untuk memberikan total head dari pompa yang
dibutuhkan untuk keperluan tertentu.
Komponen ini, seperti halnya poros pompa dibuat khusus yang tahan korosi,
scale, temperatur tinggi, pasir dan jumlah tingakat yang digunakan untuk ukuran
tertentu tergantung pada head pengangkatan.

f. Motor Lead Cable


motor lead cable disebut juga motor lead extension dan berbentuk flat (pipih).
Panjangnya dibuat sepanjang pothead pada motor sampai dengan bagian atas dari
pompanya, yang kemudian disambungkan dengan power kabelnya.
Seal section, gas separator dan pompa dengan flat cable ini dimasukkan agar
total diameter luar rangkaian pompa dan motor lead cable tidak terlalu besar untuk
dimasukkan sumur, terutama pada sumur yang menggunakan liner yang
ukurannya lebih besar dari diameter casing. Motor lead cable diberi pelindung
(cable guards) untuk mencagah kerusakan pada waktu dimasukkan ke dalam
sumur.

B. Peralatan Di Atas Permukaan


a. Tubing Head
Kepala sumur harus dilengkapi dengan tubing head atau system pack-off.
Tubing head untuk pompa reda sedikit berbeda dengan tubing head biasa.
Perbedaannya terletak pada adanya kabel yang melalui tubing head tersebut.
Adapun fungsi dari tubing head ini adalah sebagai penyokong rangkaian tubing
tempat keluarnya kabel dan untuk menutup ruang antara casing dengan tubing.
Gambar menunjukkan jenis tubing head dari berbagai tipe.

b. Drum
Merupakan alat yang digunakan sebagai tempat untuk menggulung kabel
apabila pompa tersebut dicabut.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 25


c. Junction Box
Diperlukan sebagai tempat menghubungkan kabel dari berbagai sumur dari
switchboard. Kabel tersebut perlu dipisahkan untuk memberi kesempatan gas
dalam kabel keluar terlepas ke atmosfer. Junction box terletak antara well head
dan switchboard. Gambar menunjukkan tipe penyambungan junction box yang
umum dilakukan.

d. Switchboard
Merupakan panel kontrol yang dilengkapi dengan push button (on/off) untuk
over atau under load protection, fuse, ammater recording, lampu signal,
intermitting timer dan remote control. Switchboard berfungsi sebagai pengontrol
kerja pompa (mengontrol operasi arus listrik yang dibutuhkan oleh motor).
Fungsi peralatan yang ada pada switchboard adalah :
- Start/stop panel, yang berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan
motor.
- Breaker, sebagai pemutus aliran listrik saat dilakukan reparasi pompa.
- Sekering, merupakan pengaman jika terjadi hubungan singkat pada arus
listrik atau terjadi over voltage.
- Recording ammater, sebagai pencatat besarnya arus yang digunakan motor.

e. Transformer
Berfungsi sebagai perubah tegangan primer yang tinggi menjadi
tegangan sekunder yang rendah sesuai yang dibutuhkan motor. Instalasi
transformer dapat dilihat pada gambar.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 26


III. Gas Lift
Ditinjau dari cara penginjeksian gasnya ke dalam sumur, injeksi gas dapat
dibedakan menjadi dua cara, yaitu :
1. Continuous Gas Lift, dimana gas diinjeksi secara terus menerus ke dalam
annulus dan melalui valve yang dipasang pada tubing, gas masuk ke dalam
tubing tersebut.
2. Intermittent Gas Lift, dimana gas hanya diinjeksikan pada setiap selang waktu
tertentu sehingga injeksi gas merupakan suatu siklus injeksi.

Tabel 1
Kriteria Penentuan Sistem Injeksi
PI BHP Sistem Injeksi
Tinggi Tinggi Continuous
Tinggi Rendah Intermittent
Rendah Tinggi Intermittent
Rendah Rendah Intermittent

Keterangan :
 PI tinggi bila harganya > 0.5 bpd/psi.
 PI rendah bila harganya < 0,5 bpd/psi.
 BHP tinggi bila dapat mengangkat kolom cairan minimum 70% dari
kedalaman sumur.
 BHP rendah bila kolom cairan yang terangkat kurang dari 70% atau
minimum 40% dari kedalaman sumur.

1. Tipe Gas Lift


1.1. Continuous Flow Gas Lift
Continuous Gas Lift merupakan proses pengangkatan fluida dari suatu
sumur dengan cara menginjeksikan gas yang bertekanan relatif lebih tinggi secara
terus menerus ke dalam tubing dengan maksud untuk meringankan kolom cairan
yang ada di dalam tubing. Karena penginjeksian dilakukan secara kontinyu, maka

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 27


memerlukan kesetimbangan aliran minyak dari formasi ke dalam lubang sumur
dengan rate yang cukup tinggi. Gambar 8. menunjukkan suatu operasi dari
continuous gas lift.
Apabila dapat diperkirakan besarnya gradien tekanan aliran rata-rata
dibawah dan di atas titik injeksi, maka Pwf dapat dihitung dengan persamaan:

Pwf = Pt + Gfa L + Gfb (D – L)……………………………………….(7)


Dimana :
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi
Pwh = Tekanan pada wll head, psi
Gfa = Gradien tekanan rata-rata di atas titik injeksi, psi/ft
Gfb = Gradien tekanan rata-rata di bawah titik injeksi, psi/ft
L = Kedalaman titik injeksi, ft
D = Kedalaman sumur total, ft

Dengan demikian dasar dari prencanaan gas lift adalah menentukan Pwf yang
diperlukan supaya sumur dapat berproduksi dengan rate yang diinginkan, yaitu
dengan cara menginjeksikan gas pada kedalaman tertentu di dalam tubing.
Sesuai dengan fungsinya, katup – katup gas lift terdiri dari :
1. Katup unloading, yaitu sebagai jalan masuk dari annulus ke tubing, untuk
mendorong cairan yang semula digunakan untuk mematikan sumur.
2. Katup operasi, yaitu sebagai jalan masuk gas dari annulus ke tubing untuk
mendorong fluida reservoir ke permukaan.
3. Katup tambahan, yaitu sebagai katup operasi jika Ps turun.

Pada tahap pertama, injeksi gas akan mengaktifkan katup-katup unloading


sehingga cairan untuk mematikan sumur akan terngkat ke permukaan dan level
cairan dalam annulus turun. Kemudian katup unloading secara bergantian bekerja
dan level cairan dalam annulus akan mencapai katup operasi. Gas injeksi akan
masuk ke dalam tubing secara kontinyu jika tekanan injeksi gas dalam annulus
lebih besar dari tekanan aliran dalam tubing. Oleh karena itu letak katup operasi

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 28


ditempatkan pada kedalaman sehingga tekanan alir dalam tubing lebih kecil dari
tekanan injeksi gas di annulus. Penempatan katup operasi ditentukan dari titik
keseimbangan, yaitu titik dimana tekanan aliran di dalam tubing sama dengan
tekanan injeksi gas di annulus, setelah dikurangi dengan tekanan differensial 100
psi.

Gambar 8.
Mekanisme Operasi Continuous Gas Lift 4)

Dengan masuknya gas injeksi melalui katup operasi maka perbandingan gas
cairan di atas titik injeksi akan lebih besar daripada perbandingan gas cairan di
bawah titik injeksi. Dengan demikian dasar perencanaan gas lift adalah penentuan
Pwf yang diperlukan agar sumur dapat berproduksi dengan rate yang diinginkan,
yaitu dengan cara menginjeksikan gas pada kedalaman tertentu di dalam tubing.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 29


Diagram tekanan kedalaman seperti terlihat pada Gambar 9, memberikan
gambaran yang lebih jelas mengenai continuous gas lift dan merupakan dasar
perencanaan.
Umumnya perencanaan continuous gas lift bertolak dari laju produksi yang
diinginkan. Apabila indeks produktivitasnya dan tekanan statik terbaru diketahui,
maka tekanan alir dalam sumur yang sesuai dengan laju produksi yang
diinjeksikan dapat dihitung.
Apabila perbandingan gas cairan dari formasi diketahui, maka kurva gradien
tekanan aliran mulai dari dasar sumur dapat digambarkan. Berdasarkan tekanan
injeksi gas yang tersedia, garis gradien dalam annulus dapat digambarkan dan titik
keseimbangan antara tekanan gas dalam annulus dengan tekanan alir dalam tubing
dapat ditentukan. Kemudian letak katup operasi dapat pula ditentukan pada
kedalaman yang mempunyai tekanan alir dalam tubing 100 psi lebih kecil dari
tekanan injeksi gas. Apabila tekanan alir di kepala sumur tertentu, maka perlu
diinjeksikan sejumlah gas tertentu, sehingga memberikan perbandingan gas cairan
titik injeksi yang tepat dan menghasilkan gradien aliran di atas titik injeksi yang
diinginkan. Gradien aliran harus menghasilkan penurunan tekanan sedemikian
rupa sehingga tekanan aliran di permukaan sama dengan tekanan di kepala sumur.
Berdasarkan perbandingan gas cairan yang diperoleh tersebut serta GLRf,
maka jumlah gas yang diinjeksikan dapat dihitung.
Pada keadaan sebenarnya, pressure traverse yang digunakan tidak selalu tepat
dengan hasil pengukuran gradien aliran di dalam sumur. Kesalahan dapat berkisar
antara 10 -20%. Dengan demikian akan terjadi pula kesalahan dalam
menempatkan katup opersai. Untuk mengatasi kesalahan ini perlu ditambah
katup-katup pada selang di atas dan di bawah katup opersai. Selang ini disebut
dengan Bracketing Envelope. Perencanaan continuous gas lift meliputi :
 Penentuan titik injeksi.
 Penentuan jumlah gas injeksi.
 Penentuan kedalaman katup-katup sembur buatan.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 30


Gambar 9.
Ilustrasi Sumur Dengan Laju aliran Yang Kontinyu4)

1.2. Intermittent Flow Gas Lift


Proses pengangkatan cairan pada intermittent gas lift berbeda dengan
continuous gas lift. Pada continuous gas lift, kolom cairan dicampur dengan gas
injeksi untuk mengurangi gradien kolom cairan sehingga tekanan aliran di dalam
tuing turun. Sedangkan pada intermittent gas lift, gas diinjeksikan dengan tekanan
tinggi (lebih besar dari tekanan kolom cairan), sehingga cairan terangkat akibat
pengembangan dan pendorongan gas injeksi, seperti yang ditunjukkan dalam
gambar 10.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 31


Gambar 10.
Siklus Operasi Intermitent Gas Lift 4)

Gambar 11.
Grafik Tekanan Dasar Sumur Pada Proses Intermittent Gas Lift 4)

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 32


Intermitent gas lift merupakan proses yang berulang dan dapat dibagi
dalam tiga periode (seperti yang terlihat dalam gambar 11), yaitu :
1. Periode Aliran masuk
Ditunjukkan oleh gambar distribusi tekanan dari awal sampai titik A.
selama periode ini cairan mengalir dari reservoir masuk ke dalam lubang
sumur dan terkumpul dalam tubing di atas katup (valve) operasi. Selama
periode ini valve dalam keadaan tertutup. Kenaikan tekanan yang
ditunjukkan dalam kurva diakibatkan oleh bertambahnya cairan yang
masuk ke dalam tubing.
2. Periode Pengangkatan
Ditunjukkan oleh kurva mulai dari titik A sampai titik D. bila cairan yang
terkumpul dalam tubing sudah cukup, valve akan terbuka dan gas yang
bertekanan tinggi masuk ke dalam tubing untuk mengangkat slug cairan ke
permukaan. Dari kurva tersebut terlihat pada saat valve terbuka terjadi
kenaikan tekanan dalam tubing yang tajam sehingga mencapai maksimum
(kurva BC) kemudian turun (kurva CD). Turunnya tekanan ini disebabkan
oleh penurunan tekanan dalam casing dan pengembangan gas dalam
tubing.
3. Periode Penurunan Tekanan
Ditunjukkan oleh kurva DE dimana setelah valve tertutup slug terangkat
ke permukaan, maka pengaruh tekanan injeksi hilang. Pada kurva terlihat
bahwa penurunan tekanan sedikit demi sedikit dan hal ini disebabkan oleh
cairan yang tidak ikut terangkat ke permukaan jatuh kembali ke dasar
sumur sehingga menimbulkan tekanan balik. Tekanan tubing mencapai
minimum pada titik E, kemudian proses berulang ke inflow performance
(periode aliran masuk)

2. Peralatan Gas Lift


Peralatan gas lift dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu peralatan di atas
permukaan dan peralatan di bawah permukaan, dimana peralatan-peralatan
tersebut saling berhubungan dalam kelancaran proses gas lift.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 33


2.1. Peralatan di Atas Permukaan
Peralatan di atas permukaan adalah peralatan instalasi gas lift yang mencakup :
1. Well Head
Well head sebenarnya bukan alat khusus bagi gas lift saja tetapi juga
merupakan salah satu alat yang digunakan pada metode sumur sembur
alam, dimana dalam periode masa produksi, alat ini berfungsi untuk
menggantungkan tubing dan casing disamping itu well head merupakan
tempat dudukan x-mass tree.
2. X-mass Tree
Gas diinjeksikan ke dalam annulus sesudah melalui motor yang berfungsi
mengatur jumlah gas yang masuk ke dalam sumur dan tekanan gas injeksi
dijaga agar konstan.
3. Stasiun Kompressor
Alat ini berfungsi untuk menaikan tekanan gas injeksi sesuai dengan
keperluan. Di dalam stasiun kompressor ini terdapat beberapa buah
kompressor yang dihubungkan dengan manifold. Dari stasiun kompressor
ini, gas bertekanan tinggi dikirim ke sumur-sumur gas lift melalui stasiun
distribusi.
4. Stasiun Distribusi
Dalam menyalurkan gas injeksi dari kompressor ke sumur terdapat
beberapa cara, antara lain :
a. Sistem Distribusi Langsung
Di dalam stasiun ini terdapat system manifold yang menuju ke
sumur-sumur secara langsung, system ini kurang effisien karena
mampunyai beberapa kelemahan, anatra lain :
1. Penggunaan stasiun pusat compressor yang tidak rasionil
karena kebutuhan gas yang tidak sama untuk setiap sumur.
2. Pemakaian pipa transport gas yang panjang sehingga tidak
ekonomis.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 34


b. Sistem Distribusi dengan Pipa Induk
System ini lebih ekonomis karena panjang pipa dapat diperkecil,
tetapi adanya hubungan langsung antara satu sumur dengan sumur
lainnya, jika salah satu sumur sedang diinjeksikan gas maka sumur
lain bisa terpengaruh.
c. Sistem Distribusi dengan Stasiun Distribusi
System ini sangat rasional dan banyak dipakai, gas dibawa dari
pusat compressor ke stasiun distribusi kemudian dibagi ke sumur-
sumur dengan menggunakan pipa.
5. Peralatan Kontrol
Peralatan control yang digunakan dalam operasi gas lift adalah :
a. Choke control dan regulator
Choke control adalah alat yang berfungsi untuk mengatur jumlah
gas yang diinjeksikan, sehingga dalam waktu tertentu (saat valve
terbuka) gas tersebut dapat mancapai suatu harga tekanan yang
dibutuhkan. Choke control ini dilengkapi pula dengan regulator
yang berfungsi untuk membatasi gas injeksi yang dibutuhkan. Bila
gas injeksi cukup maka regulator akan menutup. Choke control dan
regulator tersebut hanya khusus dipergunakan untuk intermittent
gas lift.
b. Time cycle control
Alat ini berfungsi untuk mengontrol aliran gas injeksi dalam
intermittent gas lift untuk interval waktu tertentu. Time cycle
control dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.

2.2. Peralatan di Bawah Permukaan


Peralatan di bawah permukaan dari metode gas lift tidak berbeda jauh
dengan peralatan pada sumur sembur alam, hanya pada gas lift ditambah dengan
valve (katub) gas lift. Secara umum pemakaian katup gas lift berfungsi untuk :
1. Untuk mengosongkan sumur dari fluida workover atau kill fluid supaya
injeksi gas dapat mencapai titik optimum di dalam sumur.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 35


2. Mengatur aliran injeksi gas ke dalam tubing baik proses unloading
maupun proses pengangkatan fluida.
Industri gas lift telah mengkategorikan katup gas lift tergantung pada mana
yang paling sensitive berpengaruh terhadap proses membuka katup (valve),
apakah tekanan casing (Ps) yang disebabkan oleh kolom gas injeksi dalam casing
atau tekanan tubing (Pt) yang ditentukan oleh kolom fluida dalam tubing.
Sensitivitas ini ditentukan oleh konstruksi mekanik dari katup gas lift. Tekanan
yang bekerja pada bagian yang paling luas dari katup (valves) merupakan tekanan
yang paling dominan berpengaruh pada valve tersebut.
Ada 4 (empat) macam katup gas lift, yaitu :
1. Casing pressure operated valve, biasanya disebut pressure valve
Valve jenis ini 50-100% sensitive terhadap tekanan casing pada posisi tertutup
dan 100% sensitive terhadap tekanan casing pada posisi terbuka.
Membutuhkan penambahan tekanan casing untuk membuka valve dan
pengurangan tekanan casing untuk menutup valve.

Gambar 12.
Skematis Pressure Valve 4)

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 36


2. Throttling pressure valve
Valve ini disebut juga proportional valve atau continuous flow valve.
Valve ini sama dengan pressure valve pada posisi tertutup, akan tetapi
pada posisi terbuka valve ini sensitive terhadap tekanan tubing. Valve ini
membutuhkan penambahan tekanan casing untuk membuka dan
pengurangan tekanan tubing atau tekanan casing untuk menutup.

Gambar 13.
Skema Thortling Pressure Valve 4)

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 37


3. Fluid operated valve
Katup ini konstruksinya hampir sama dengan casing pressure operated
valve, tetapi tekanan tubing bekerja pada permukaan bagian valve yang
lebih luas, sedangkan tekanan casing bekerja pada permukaan yang lebih
kecil. Gambar 14 memperlihatkan sketsa untuk jenis valve ini.

Gambar 14.
Fluid Operating Valve 4)

4. Combination valve
Valve ini juga disebut fluid open-pressure closed valve. Valve ini
membutuhkan penambahan tekanan fluid untuk membuka dan
pengurangan tekanan casing atau tekanan tubing untuk menutup.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 38


3. Instalasi Gas Lift
Secara umum macam instalasi secara prinsip dipengaruhi oleh apakah
sumur itu akan ditempatkan sebagai aliran intermittent atau aliran continyu, juga
pemilihan jenis valve tergantung pada sumur yang akan ditempatkan sebagai
sumur intermittent gas lift atau sebagai sumur continuous gas lift.
Kondisi sumur akan menentukan jenis instalasi yang akan dipilih. Tipe
komplesi juga penting, misalnya openhole completion perforated completion atau
gravel packed completion. Selain itu untuk perencanaan instalasi gas lift juga
diperhatikan masalah produksi pasir, water conning atau gas coning.
Dalam menentukan tipe instalasi awal harus bertitik tolak dari kemampuan
sumurnya termasuk tekanan dasar sumur dan Productivity Index (PI).
Sumur di offshore membutuhkan analisa yang lebih menyeluruh sebab ongkos
workover di offshore tinggi.

3.1. Instalasi Terbuka (Open Installations)


Pada installasi ini tubing dipasang dalam sumur tanpa packer dan standing
valve, gas diinjeksikan melalui casing-tubing annular dan fluida diproduksikan
melalui tubing. Tipe ini baik untuk continuous gas lift, dimana packer tidak
dipasang dengan suatu alasan seperti gas tidak dapat menyembur di sekitar tubing.
Jika instalasi ini digunakan pada intermittent gas lift maka pada saat shut-down
time fluida akan ke annulus casing. (lihat Gambar 15).

3.2. Instalasi Setengah Terbuka (Semi Closed Installations)


Installasi setengah tertutup mirip dengan intallasi terbuka, bedanya pada
installasi ini dipasang packer dan tidak menggunakan standing valve Installasi ini
cocok untuk continuous flow gas lift dan intermittent flow gas lift.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 39


Gambar 15.
Tipe Instalasi Gas Lift 4)

3.3. Instalasi Tertutup (Closed Installations)


Pada installasi tertutup mirip dengan instalasi setengah tertutup hanya
pada installasi tertutup dipasang packer dan standing valve. Standing valve
diletakan dibawah valve yang paling bawah atau pada ujung tubing string,
dimaksudkan untuk mencegah masuknya gas yang diinjeksikan ke dalam
sumur.Standing valve ini dipasang pada installasi intermittent gas lift dan dengan
pemasangan ini akan menaikan laju produksi.

Metode Produksi Pengangkatan Buatan Page 40

Anda mungkin juga menyukai