Cairan yang ada pada annulus ditekan oleh gas injeksi, akibatnya
permukaan cairan sekarang berada di bawah valve, pada saat ini valve
yang pertama membuka sehingga gas akan masuk pada tubing, sehingga
density minyak turun akibatnya gradient tekanan kecil dan minyak dapat
diangkat ke atas.
• Ditinjau dari cara penginjeksian gas, gas lift dapat dibagi dalam :
Continuous gas lift
Intermittent gas lift
Continuous gas lift
• Pada continuous gas lift, gas diinjeksikan secara terus menerus ke dalam
annulus dan melalui valve yang dipasangkan pada tubing, gas masuk ke dalam
tubing.
• Secara relatif, yaitu dibandingkan dengan kedalaman sumur continuous gas
lift digunakan apabila tekanan dasar sumur dan productivity index sumur
tinggi.
1. Well Head Gas Lift X-Mastree. Well head sebetulnya bukan merupakan alat khusus
untukgas lift saja, tetapi juga merupakan salah satu alat yang digunakan pada
metode sembur alam, dimana dalam periode masa produksi, alat ini berfungsi
menggantungkan tubing dancasing disamping itu well head merupakan tempat
duduknya x-mastree.
2. Stasiun Kompresor Gas. Kompresor gas yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
mendapatkan gas bertekanan tinggi untuk keperluan injeksi. Di dalam stasiun
kompresor, terdapat beberapa buah kompresor dengan sistem manifold-nya. Dari
stasium kompresor ini dikirimkan gas bertekanan sesuai dengan tekanan yang
diperlukan sumur-sumur gas lift melalui stasiun distribusi.
3. Stasiun Distribusi. Dalam menyalurkan gas injeksi dari kompresor
ke sumur terdapat beberapa cara, antara lain :
•Stasiun distribusi langsung. Pada sistem ini gas dari kompresor disalurkan langsung ke
sumur-sumur produksi, sehingga untuk beberapa sumur mana membutuhkan gasnya tidak
sama, sistem ini kurang efisien.
•Stasiun distribusi dengan pipa induk. Pada sistem ini lebih ekonomis, karena panjang
pipa dapat diperkecil. Tetapi karena ada hubungan langsung antara satu sumur dengan
sumur lainnya, maka bila salah satu sumur sedang dilakukan penginjeksian gas sumur
lain bisa terpengaruh.
•Stasiun distribusi dengan stasiun distribusi. Pada sistem ini sangat rasional dan banyak
dipakai di mana-mana, gas dibawa dari Stasiun pusat ke stasiun distribusi dari sini gas
dikirim melalui pipa-pipa.
4. Alat-alat kontrol. Alat-alat kontrol yang dimaksudkan di sini adalah semua
peralatan yang berfungsi untuk mengontrol atau mengatur gas injeksi,
seperti:
• Choke kontrol, adalah alat yang mengatur jumlah gas yang diinjeksikan, sehingga
dalam waktu yang telah ditentukan tersebut dapat mencapai tekanan tertentu seperti
yang diinginkan untuk penutupan dan pembukaan valve. Khusus untuk intermittent gas
lift.
• Regulator, adalah alat yang melengkapi choke kontrol berfungsi jumlah/banyaknya gas
yang masuk. Apabila gas injeksi telah cukup regulator ini akan menutup. Khusus untuk
intermittent gas lift.
• Time Cycle Controller, adalah merupakan alat yang digunakan untuk mengontrol
laju/rate aliran injeksi pada aliran intermittent berdasarkan interval waktu
tertentu/dengan kata lain, kerjanya berdasarkan prinsip kerja jam. Maka alat ini akan
membuka regulator selama waktu yang telah ditentukan untuk mengalirkan gas injeksi,
setelah selama waktu tertentu regulator menutup dalam selang waktu yang telah
ditentukan.
2. Peralatan di Bawah Permukaan (Sub Surface Equipment)
a.Kamar Akumulasi. Kamar akumulasi merupakan ruang/chamber terbuat
dari tubing yang berdiameter lebih besar dari tubing di bawahnya terdapat
katup/valve tetap untuk menahan cairan supaya jangan sampai keluar dari kamar
akumulasi pada saat dilakukan injeksi. Fungsinya adalah memperkecil tekanan kolom
minyak yang berada di atas tubing.
b. Pinhole Collar. Pinhole Collar adalah suatu collar khusus yang mempunyai lubang
kecil tempat gas injeksi masuk ke dalam tubing. Letaknya di dalam sumur ditentukan
lebih dahulu. Pada umumnya penggunaan collar semacam ini tidak effesien, karena
sumur tidak memproduksi secara optimum ratenya.
c. Valve Gas Lift,
Secara penggunaan, valve gas lift berfungsi untuk :
• Memproduksi minyak dengan murah dan mudah tanpa memerlukan injeksi gas yang tekanannya
sangat besar.
• Mengurangi unloading (kick off) atau tambahan portable compressor.
• Kemantapan (stability) mampu mengimbangi secara otomatis terhadap perubahan-perubahan
tekanan yang terjadi pada sistem injeksi gas.
• Mendapatkan kedalaman injeksi yang lebih besar untuk suatu kompresor dengan tekanan tertentu.
• Menghindari swabbing untuk high fluid well atau yang diliputi air.
• Secara berturut-turut perkembangan valve dapat diikuti seperti berikut :
a. Spring loaded differential valve : Jenis ini paling banyak digunakan pada masa-masa
yang lalu bekerja berdasarkan kondisi reservoir. Secara normal bila tidak ada gaya-gaya
maka valve tersebut akan membuka. Spring loaded pressure dapat diatur dengan Adjust
Table Nut agar spring pressure ini dapat berkisar 100-150 psi. Pada saat valve terbuka,
maka dua gaya yang bekerja pada tangkai valve :
• Melalui port dibagian valve, sehingga tekanan injeksi gas sepenuhnya pada kedalaman di
manan valve dipasang, akan bekerja seluruh permukaan atau dari steam, dan menekan
melawan tekanan dari spring(berusaha untuk menutup).
• Melalui choke pada dinding sampai valve tersebut.
b. Mechanically Controlled Differential Valve. Membuka dan menutupnya valvedilakukan
dengan kawat dari permukaan. Jenis ini sudah jarang di pakai pada waktu sekarang, karena
akan terjadinya banyak kesulitan, kawat mudah putus, korosi effesiensi rendah, prinsip
pemikiran kurang populer, saat pemasangan lama, juga sangat sukar operasinya pada saat
unloading. Valve jenis ini untuk intermittent flow.
c. Specific Gravity Differential Valve, Jenis ini biasa dipergunakan untuk continuous
flow, dengan menggunakan diafragma karet. Membuka dan menutupnya valveberdasarkan
gradient tekanan di tubing bila gradient tekanan di tubing naik, makavalve akan membuka,
bila gradient tekanan turun dengan adanya gas injeksi, maka valve akan menutup.
d. Pressure Charge Bellow Valve, Jenis ini paling umum digunakan dewasa
ini, karena mempunyai sifat-sifat khusus, yaitu :
• Mudah dikontrol kerjanya, karena otomatis
• Operating pressure konstan
• Dapat digunakan baik intermittent maupun continuous
• Secara normal valve ini akan menutup, karena adanya pressure charge
bellow. Sedangkan valve ini akan bekerja karena adanya tekanan injeksi gas.
e. Flexible Sleave Valve. Yang aliran gas masuk ke dalam tubing adalah karet
yang mudah lentur (flexible). Sedangkan valve ini mempunyai dome (ruang)
berisi gas kering dengan tekanan tertentu. Tekanan buka valve sama dengan
tekanan tutupnya dan juga sama dengan tekanan gas dalam
dome. Valve dapat digunakan untuk
aliran intermittent maupun continuous dengan injeksi gas diatur dari
permukaan.
MEKANIKA VALVE
Secara umum valve harus memenuhi keadaan sebagai berikut :
Untuk aliran continue suatu valve harus mampu mengalirkan gas ke dalam
tubing dan mempertahankan tekanan konstan di dalam tubing.
Continuous flow valve bisa terbuka oleh :
a. Tekanan casing (build – up)
b. Tekanan tubing (build up)
c. Kombinasi dari kenaikan tekanan di casing dan tubing
Untuk intermittent flow, valve harus mampu terbuka (selebar ukuran port)
selebar mungkin segera setelah mulai terbuka (tringgered too open). Harus
tetap terbuka lebar sampai waktu penutupan.
• Ukurann port sekitar ¼ - 1 inchi, yang tergantung dari ukuran tubingnya.
• Intermittent valve bisa terbuka dengan beberapa cara :
• a. hanya dengan kenaikan tekanan di casing
• b. hanya oleh beban fluida di dalam tubing
• c. oleh kombinasi kenaikan tekanan di casing dan tubing
JENIS-JENIS VALVE GAS LIFT
Pada prinsipnya fungsi semua valve adalah sama, yaitu :
1. Untuk mengosongkan sumur dari fluida workover atau kill fluid
supaya injeksi gas dapat mencapai titik optimum di dalam tubing.
2. Mengatur aliran injeksi gas ke dalam tubing baik proses unloading
maupun proses pengangkatan fluida.
Secara umum valve gas lift dibagi berdasarkan :
1. Pada penggunaannya
2. Pada elemen yang mengatur kerja valve
Berdasarkan penggunaannya valve gas lift dibagi menjadi
Continuous flow
• Fixed orifice
• Variable orifice
Intermittent flow
• Yang diatur oleh tekanan tubing maximum
• Yang diatur oleh tekanan tubing minimum
Berdasarkan elemen yang mengatur kerja valve, maka valve gas lift
dibagi menjadi :
• Gas charged bellow chamber
• Gas charged piston chamber
• Gas Charged Rubber/ Flexible sleeve chamber
• Spring – loaded differential Valve
• Spring pilot loaded
• Kombinasi spring dan gas charged bellow
• Liquid charged diaphragma
Jadi elemen utama dari pada valve adalah bellow, spring, piston,
kombinasi bellow dan spring, rubber/ Flexible sleeve dan diaphragma.
Berdasarkan gaya-gaya yang bekerja menutup dan membuka valve untuk
mengontrol aliran gas, maka jenis valve dikelompokkan dalam dua bagian,
yaitu :
Unbalanced Valve, terdiri dari :
a. Pressure operated unbalanced valve
b. Fluid operated unbalanced valve