Anda di halaman 1dari 28

Introduction & Basic

Principles of Gas Lift


PENDAHULUAN

• Sumur-sumur minyak yang laju produksinya (sudah) rendah atau


bahkan sudah tidak mampu mengalirkan minyak ke permukaan dapat
ditingkatkan/ dihidupkan kembali dengan menggunakan pompa atau
gas (gas lift). Pemakaian pompa dan gas lift pada suatu lapangan
perlu memperhatikan :
Karakteristik fluida yang akan diproduksi
Kemiringan sumur
Rata produksi yang diinginkan
Kekompakan formasi
 Dan lain-lain
• Khususnya yang akan dibicarakan di bawah ini adalah cara produksi
dengan gas lift.
• Artificial Lift Systems
Gas lift didefinisikan sebagai suatu proses/ metode pengangkatan fluida dari
lubang sumur dengan cara menambahkan gas/ menginjeksikan gas yang relative
bertekanan tinggi ke dalam kolom fluida. Pada gas lift ini diperlukan tekanan
injeksi yang tinggi, sehingga diperlukan juga kompresor yang mempunyai horse
power yang tinggi pula, oleh karenanya dibuat agar horse power kompresor
kecil tetapi tekanannya tinggi, yaitu dengan menggunakan valve.

Syarat-syarat suatu sumur dapat di gas lift :


1. Tersedianya gas yang memadai untuk injeksi, baik dari reservoir itu sendiri
maupun dari tempat lain.
2. Fluid level masih tinggi
3. Pada proses gas lift, pengangkatan fluida didasarkan pada salah satu cara
sebagai berikut :
a. Pengurangan gradient fluida
b. Pengembangan dari pada gas yang diinjeksikan
c. Pendorongan fluida oleh gas
Proses dari pada gas lift dapat diterangkan dari sebagai berikut :

Cairan yang ada pada annulus ditekan oleh gas injeksi, akibatnya
permukaan cairan sekarang berada di bawah valve, pada saat ini valve
yang pertama membuka sehingga gas akan masuk pada tubing, sehingga
density minyak turun akibatnya gradient tekanan kecil dan minyak dapat
diangkat ke atas.

• Ditinjau dari cara penginjeksian gas, gas lift dapat dibagi dalam :
Continuous gas lift
Intermittent gas lift
Continuous gas lift
• Pada continuous gas lift, gas diinjeksikan secara terus menerus ke dalam
annulus dan melalui valve yang dipasangkan pada tubing, gas masuk ke dalam
tubing.
• Secara relatif, yaitu dibandingkan dengan kedalaman sumur continuous gas
lift digunakan apabila tekanan dasar sumur dan productivity index sumur
tinggi.

Intermittent gas lift


• Pada intermittent gas lift, gas diinjeksikan secara terputus-putus pada selang
waktu tertentu dengan dan gas diinjeksikan selama waktu tertentu dengan
rate yang besar dengan demikian injeksi gas merupakan suatu siklus injeksi
dan diatur sesuai dengan rate fluida dari formasi ke lubang sumur.
• Pengaturan frekuensi injeksi diatur di permukaan dengan menggunakan choke,
pressure regulator, time cycle controlle atau spread dari valve yang
didefinisikan sebagai perbedaan antara tekanan casing untuk membuka dan
menutup valve. Choke di permukaan dapat diatur baik berdasarkan terjadinya
kenaikan tekanan casing maupun tekanan tubing.
• Secara relatif terhadap kedalaman sumur, intermittent digunakan apabila
productivity index besar dan tekanan static dasar sumur kecil atau
productivity index kecil dan tekanan static dasar sumur besar.
• Siklus intermittent
• Dalam metode intermittent, sebelum gas diinjeksikan, minyak
dibiarkan dulu membentuk kolom (slug) di atas valve (gas lift)
di dalam tubing. Karena gas diinjeksikan dan tekanan naik di
dalam annulus maka valve membuka pada tekanan bukanya
yang diikuti oleh aliran gas di dalam tubing. Gas ini akan
mengalir kembali ke bawah. Pada waktu slug tadi mencapai
permukaan, slug berikutnya telah terbentuk karena aliran dari
formasi. Gas diinjeksikan, valve terbuka sehingga gas akan
mendorong slug dan demikian seterusnya slug demi slug
diangkat ke permukaan.
Beberapa kelebihan gas lift dibandingkan dengan metode
pengangkatan buatan lain, yaitu :
• Biaya peralatan awal biasanya lebih tinggi karena harus pakai
kompresor
• Pasir yang ikut terproduksi tidak merusak kebanyakan instalasi gas
lift. Sifat pasir abrasive.
• Gas lift tidak tergantung/ dipengaruhi oleh design sumur. Mau
vertical atau directional well bisa dipakai.
• Umur peralatan lebih lama.
• Biaya operasi biasanya lebih kecil.
• Ideal untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi.
• Meskipun demikian metode gas lift mempunyai batasan-batasan
berikut :
• Gas harus tersedia.
• Sentralisasi kompresor sulit untuk sumur-sumur dengan jarak terlalu
jauh.
• Gas yang tersedia sangat korosif, kecuali diolah sebelum digunakan.
• Maksud dari pada intermittent dan continuous gas lift adalah identik
untuk menghasilkan tekanan aliran dasar sumur (FBHP) agar dapat
berproduksi pada rate yang diinginkan.
• Secara keseluruhan proses gas lift dapat dibagi dalam 2 (dua) tahap :
• Tahap Un loading
• Yaitu : proses pengosongan sumur dari fluida workover (fluida yang
digunakan untuk mematikan sumur)
• Tahap pengangkatan fluida
• Pada tahap unloading, valve yang bekerja lebih dari satu valve yaitu
valve-valve diatas operating valve, sedang pada proses pengangkatan
valve yang bekerja hanya satu valve yaitu operating valve yang
merupakan valve terbawah.
• INSTALASI GAS LIFT
• Yang dimaksud dengan instalasi disini adalah peralatan di dalam sumur
atau cara penyempurnaan (completion) sumur pada waktu sumur dibuat.
Sebaiknya pada awal pemasangan tubing perlu direncanakan metode
produksi apa yang akan diterapkan suatu waktu nanti.
• Untuk penerapan gas lift yang penting diketahui adalah instalasi dan
kondisi sumur yang bersangkutan. Intermittent atau continuous gas lift
yang akan bisa diterapkan pada sumur itu.
• Macam-macam instalasi gas lift :
• 1. Open installation
• 2. Semi closed Installation
• 3. Closed Installation
• 4. Chamber Installation
• 5. Macaroni Installation
• 6. Dual Installation
• Ad.1. Open installation
• Pada type ini tubing string digantung di dalam sumur tanpa packer, gas diinjeksikan ke dalam ruang
annulus dan cairan didesak keluar melalui tubing.
• Pada umumnya type ini hanya digunakan pada continuous gas lift walaupun untuk intermittent pun
dapat digunakan. Untuk kondisi ini sebaiknya packer dipasang bila memungkinkan untuk mengurangi
pengaruh tekanan injeksi terhadap formasi.

• Ad.2. Semi closed Installation


• Disini packer ditambahkan untuk menyekat tubing dengan casing. Digunakan untuk baik continuous
maupun intermittent gas lift dan adanya packer dimaksudkan untuk menjaga fluida dari dasar lubang
tidak masuk di dalam ruang annulus.
• Jadi disini pengaruh terhadap injeksi terhadap formasi dicegah oleh packer.

• Ad.3. Closed Installation


• Disamping packer juga dipakai standing valve yang dipasang di bagian bawah dari tubing di bawah
valve paling bawah. Standing valve dimaksudkan untuk menjaga tekanan gas ketika gas diinjeksikan
masuk ke dalam tubing melalui valve-valve.
• Digunakan pada intermittent apabila :
• - SBHP rendah dan PI tinggi, atau
• - SBHP rendah dan PI rendah
• Untuk installation tertutup pada intermittent gas lift karena pembentukan slug tidak dipengaruhi
oleh tekanan injeksi. Disini tekanan injeksi sama sekali tidak beraksi kepada formasi karena
dihalangi oleh adanya stading valve.
• Ad.4. Chamber Installation
• Instalasi gas lift ini mirip dengan yang tertutup. Bedanya adalah pemakaian
ruang akumulasi (chamber) minyak disini. Pemakaian chamber adalah untuk
memperkecil tekanan kolom minyak (hydrostatichead) dalam tubing dan
memperbesar rate produksi.
• Jika pasir terproduksi bersama minyak, maka chamber khusus harus
digunakan. Type instalasi ini baik untuk sumur yang mempunyai kondisi SBHP
rendah dan PI tinggi.

• Ad.5. Macaroni Installation


• Macaroni disini dimaksudkan adalah string (tubing) terkecil yang dipasang
untuk mengangkat fluida ukuran tubing terkecil bisaanya 1 – 11/2 dan tubing
yang berfungsi sebagai casing kedua bisaanya berukuran 2 3/8 – 2 7/8 inchi.
Tipe ini digunakan apabila fluida sumur sangat korosive sehingga
memudahkan penggantian tubing yang berfungsi sebagai casing sehingga
tidak merusak casing utama.

• Ad.6. Dual C Installation
Dual Installation With Parallel Tubing
Dapat digunakan untuk :
a. kedua-duanya continuous
b. kedua-duanya intermittent
c. salah satu, intermittent/ continuous

Dual Installation With Concentric String


• Dual installation adalah instalasi dimana dua formasi produktif
diproduksikan melalui dua tubing yang terpisah dalam satu sumur.
• Kedua formasi itu dipisahkan dengan packer. Pada prinsipnya aplikasi
gas lift untuk dual sama dengan yang single string.
Peralatan Gas Lift
Peralatan gas lift untuk menunjang operasinya sistem pengangkatan minyak dengan
menggunakan metode injeksi gas ke dalam sumur dapat dibagian dua kelompok yaitu :
• A. Peralatan di Atas Permukaan (Surface Equipment)

1. Well Head Gas Lift X-Mastree. Well head sebetulnya bukan merupakan alat khusus
untukgas lift saja, tetapi juga merupakan salah satu alat yang digunakan pada
metode sembur alam, dimana dalam periode masa produksi, alat ini berfungsi
menggantungkan tubing dancasing disamping itu well head merupakan tempat
duduknya x-mastree.
2. Stasiun Kompresor Gas. Kompresor gas yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
mendapatkan gas bertekanan tinggi untuk keperluan injeksi. Di dalam stasiun
kompresor, terdapat beberapa buah kompresor dengan sistem manifold-nya. Dari
stasium kompresor ini dikirimkan gas bertekanan sesuai dengan tekanan yang
diperlukan sumur-sumur gas lift melalui stasiun distribusi.
3. Stasiun Distribusi. Dalam menyalurkan gas injeksi dari kompresor
ke sumur terdapat beberapa cara, antara lain :
•Stasiun distribusi langsung. Pada sistem ini gas dari kompresor disalurkan langsung ke
sumur-sumur produksi, sehingga untuk beberapa sumur mana membutuhkan gasnya tidak
sama, sistem ini kurang efisien.
•Stasiun distribusi dengan pipa induk. Pada sistem ini lebih ekonomis, karena panjang
pipa dapat diperkecil. Tetapi karena ada hubungan langsung antara satu sumur dengan
sumur lainnya, maka bila salah satu sumur sedang dilakukan penginjeksian gas sumur
lain bisa terpengaruh.
•Stasiun distribusi dengan stasiun distribusi. Pada sistem ini sangat rasional dan banyak
dipakai di mana-mana, gas dibawa dari Stasiun pusat ke stasiun distribusi dari sini gas
dikirim melalui pipa-pipa.
4. Alat-alat kontrol. Alat-alat kontrol yang dimaksudkan di sini adalah semua
peralatan yang berfungsi untuk mengontrol atau mengatur gas injeksi,
seperti:
• Choke kontrol, adalah alat yang mengatur jumlah gas yang diinjeksikan, sehingga
dalam waktu yang telah ditentukan tersebut dapat mencapai tekanan tertentu seperti
yang diinginkan untuk penutupan dan pembukaan valve. Khusus untuk intermittent gas
lift.
• Regulator, adalah alat yang melengkapi choke kontrol berfungsi jumlah/banyaknya gas
yang masuk. Apabila gas injeksi telah cukup regulator ini akan menutup. Khusus untuk
intermittent gas lift.
• Time Cycle Controller, adalah merupakan alat yang digunakan untuk mengontrol
laju/rate aliran injeksi pada aliran intermittent berdasarkan interval waktu
tertentu/dengan kata lain, kerjanya berdasarkan prinsip kerja jam. Maka alat ini akan
membuka regulator selama waktu yang telah ditentukan untuk mengalirkan gas injeksi,
setelah selama waktu tertentu regulator menutup dalam selang waktu yang telah
ditentukan.
2. Peralatan di Bawah Permukaan (Sub Surface Equipment)
a.Kamar Akumulasi. Kamar akumulasi merupakan ruang/chamber terbuat
dari tubing yang berdiameter lebih besar dari tubing di bawahnya terdapat
katup/valve tetap untuk menahan cairan supaya jangan sampai keluar dari kamar
akumulasi pada saat dilakukan injeksi. Fungsinya adalah memperkecil tekanan kolom
minyak yang berada di atas tubing.
b. Pinhole Collar. Pinhole Collar adalah suatu collar khusus yang mempunyai lubang
kecil tempat gas injeksi masuk ke dalam tubing. Letaknya di dalam sumur ditentukan
lebih dahulu. Pada umumnya penggunaan collar semacam ini tidak effesien, karena
sumur tidak memproduksi secara optimum ratenya.
c. Valve Gas Lift,
Secara penggunaan, valve gas lift berfungsi untuk :
• Memproduksi minyak dengan murah dan mudah tanpa memerlukan injeksi gas yang tekanannya
sangat besar.
• Mengurangi unloading (kick off) atau tambahan portable compressor.
• Kemantapan (stability) mampu mengimbangi secara otomatis terhadap perubahan-perubahan
tekanan yang terjadi pada sistem injeksi gas.
• Mendapatkan kedalaman injeksi yang lebih besar untuk suatu kompresor dengan tekanan tertentu.
• Menghindari swabbing untuk high fluid well atau yang diliputi air.
• Secara berturut-turut perkembangan valve dapat diikuti seperti berikut :
a. Spring loaded differential valve : Jenis ini paling banyak digunakan pada masa-masa
yang lalu bekerja berdasarkan kondisi reservoir. Secara normal bila tidak ada gaya-gaya
maka valve tersebut akan membuka. Spring loaded pressure dapat diatur dengan Adjust
Table Nut agar spring pressure ini dapat berkisar 100-150 psi. Pada saat valve terbuka,
maka dua gaya yang bekerja pada tangkai valve :
• Melalui port dibagian valve, sehingga tekanan injeksi gas sepenuhnya pada kedalaman di
manan valve dipasang, akan bekerja seluruh permukaan atau dari steam, dan menekan
melawan tekanan dari spring(berusaha untuk menutup).
• Melalui choke pada dinding sampai valve tersebut.
b. Mechanically Controlled Differential Valve. Membuka dan menutupnya valvedilakukan
dengan kawat dari permukaan. Jenis ini sudah jarang di pakai pada waktu sekarang, karena
akan terjadinya banyak kesulitan, kawat mudah putus, korosi effesiensi rendah, prinsip
pemikiran kurang populer, saat pemasangan lama, juga sangat sukar operasinya pada saat
unloading. Valve jenis ini untuk intermittent flow.
c. Specific Gravity Differential Valve, Jenis ini biasa dipergunakan untuk continuous
flow, dengan menggunakan diafragma karet. Membuka dan menutupnya valveberdasarkan
gradient tekanan di tubing bila gradient tekanan di tubing naik, makavalve akan membuka,
bila gradient tekanan turun dengan adanya gas injeksi, maka valve akan menutup.
d. Pressure Charge Bellow Valve, Jenis ini paling umum digunakan dewasa
ini, karena mempunyai sifat-sifat khusus, yaitu :
• Mudah dikontrol kerjanya, karena otomatis
• Operating pressure konstan
• Dapat digunakan baik intermittent maupun continuous
• Secara normal valve ini akan menutup, karena adanya pressure charge
bellow. Sedangkan valve ini akan bekerja karena adanya tekanan injeksi gas.
e. Flexible Sleave Valve. Yang aliran gas masuk ke dalam tubing adalah karet
yang mudah lentur (flexible). Sedangkan valve ini mempunyai dome (ruang)
berisi gas kering dengan tekanan tertentu. Tekanan buka valve sama dengan
tekanan tutupnya dan juga sama dengan tekanan gas dalam
dome. Valve dapat digunakan untuk
aliran intermittent maupun continuous dengan injeksi gas diatur dari
permukaan.
MEKANIKA VALVE
Secara umum valve harus memenuhi keadaan sebagai berikut :
Untuk aliran continue suatu valve harus mampu mengalirkan gas ke dalam
tubing dan mempertahankan tekanan konstan di dalam tubing.
Continuous flow valve bisa terbuka oleh :
a. Tekanan casing (build – up)
b. Tekanan tubing (build up)
c. Kombinasi dari kenaikan tekanan di casing dan tubing

Untuk intermittent flow, valve harus mampu terbuka (selebar ukuran port)
selebar mungkin segera setelah mulai terbuka (tringgered too open). Harus
tetap terbuka lebar sampai waktu penutupan.
• Ukurann port sekitar ¼ - 1 inchi, yang tergantung dari ukuran tubingnya.
• Intermittent valve bisa terbuka dengan beberapa cara :
• a. hanya dengan kenaikan tekanan di casing
• b. hanya oleh beban fluida di dalam tubing
• c. oleh kombinasi kenaikan tekanan di casing dan tubing
JENIS-JENIS VALVE GAS LIFT
Pada prinsipnya fungsi semua valve adalah sama, yaitu :
1. Untuk mengosongkan sumur dari fluida workover atau kill fluid
supaya injeksi gas dapat mencapai titik optimum di dalam tubing.
2. Mengatur aliran injeksi gas ke dalam tubing baik proses unloading
maupun proses pengangkatan fluida.
Secara umum valve gas lift dibagi berdasarkan :
1. Pada penggunaannya
2. Pada elemen yang mengatur kerja valve
Berdasarkan penggunaannya valve gas lift dibagi menjadi
Continuous flow
• Fixed orifice
• Variable orifice

Intermittent flow
• Yang diatur oleh tekanan tubing maximum
• Yang diatur oleh tekanan tubing minimum
Berdasarkan elemen yang mengatur kerja valve, maka valve gas lift
dibagi menjadi :
• Gas charged bellow chamber
• Gas charged piston chamber
• Gas Charged Rubber/ Flexible sleeve chamber
• Spring – loaded differential Valve
• Spring pilot loaded
• Kombinasi spring dan gas charged bellow
• Liquid charged diaphragma
Jadi elemen utama dari pada valve adalah bellow, spring, piston,
kombinasi bellow dan spring, rubber/ Flexible sleeve dan diaphragma.
Berdasarkan gaya-gaya yang bekerja menutup dan membuka valve untuk
mengontrol aliran gas, maka jenis valve dikelompokkan dalam dua bagian,
yaitu :
Unbalanced Valve, terdiri dari :
a. Pressure operated unbalanced valve
b. Fluid operated unbalanced valve

Balanced valve, terdiri dari :


a. Pressure operated balanced valve
b. Fluid operated balanced valve
Continue With Gas Lift Design

Anda mungkin juga menyukai