Anda di halaman 1dari 11

ARTIFICIAL LIFT

BAB I
Pendahuluan


1.1. Latar Belakang

Pada setiap sumur minyak baru yang sudah siap untuk diproduksi, biasanya diharapkan
minyak mengalir ke permukaan dengan tenaga yang tersedia secara alami pada reservoir sumur
minyak itu sendiri.
Proses ini akan berlangsung sampai pada satu titik dimana tenaga yang tersedia akan
berkurang, sehingga kemampuan untuk mengangkat minyak ke permukaan akan terhenti.
Agar minyak yang masih dalam sumur dapat lagi mengalir ke permukaan, maka perlu
menggunakan Artificial Lift.
Artificial Lift adalah setiap metode yang diipakai untuk memproduksi minyak mentah
dari sumur setelah tekanan yang tersedia secara alami dalam sumur itu tidak mampu lagi untuk
mengangkat minyak ke permukaan.
Sembur buatan dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan tingkat produksi
agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi suatu sumur akan terus berkurang dengan
bertambahnya waktu. Atau kemampuan sumur yang bersangkutan untuk berproduksi sejak awal
ditemukan sangat kecil, sehingga perlu dilakukan sumur buatan.
Sesudah fluida sampai ke permukaan dan melewati choke, fluida akan melalui pipa-pipa
(sistim) di permukaan untuk dialirjan ke fasilitas permukaan. Hal utama yang harus diperhatikan
dalam aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan tekanan sepanjang aliran pipa
penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam memperkirakan penurunan tekanan yang
terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi yang telah tersedia (Horizontal Flow Performance).
Fluida produksi dari kepala sumur dialirkan dengan pipa alir (flow line) ke tempat
pengumpulan (block station) dan fluida tersebut dapat terdiri dari minyak, air dan gas. Sesuai
dengan permintaan dari pabrik pengilangan minyak (refinery) ataupun pesyaratan yang harus
dipenuhi sebelum dikapalkan, maka antara minyak, air, dan gas harus dipisahkan. Hampir semua
perusahaan pipa minyak menghendaki agar minyak yang ditransport tidak mengandung lebih
dari 2-3% air dan padatan. Proses pemisahaan fluida produksi meliputi berbagai cara
pemmisahaan padatan-padatan dari minyak, pemisahan air dan gas dari minyak serta pemecahan
emulsi. Bebagai peralatan digunakan untuk proses pemisahan yang terdiri dari masing-masing
komponen, maupun merupakan gabungan-gabungan dari pada komponen yang membentuk satu
sistim pemisahan. Minyak yang telah dipisahkan dialirkan dan ditampung pada yangki
penimbunan (storage tank), kemudian akan dikirim ke refinery atau ke terminal pengapalan
dengan jalan mengalirkan melalui pipa salur (pipe line).

1.2. Tujuan
Agar dapat memahami tentang tahap produksi khususnya sembur buatan (artificial lift)

1.3. Rumusan Masalah

1. Jelaskan yang dimaksud dengan Artificial !
2. Sebutkan metode-metode artificial !
3. Jelaskan metode-metode artificial !













BAB II
Artificial Lift


Pengangkatan buatan adalah merupakan suatu usaha untuk membantu mengangkat fluida
produksi sumur ke permukaan dengan jalan memberikan energi mekanis dari luar. Metoda
pengangkatan buatan yang umum digunakan selama ini dalam metoda artificial lift adalah
dengan menggunakan jenis peralatan gas lift, pompa sucker rod, dan pompa sentrifugal (pompa
reda) yang masing-masing peralatan tersebut akan dijelaskan di bawah ini.

2.1. Gas Lift
Gas Lift System merupakan suatu metode untuk mengngkat minyak dari dalam sumur
dengan menggunakan gas yang diinjeksikan dalam bertekanan oleh gas compressor ke annulus.
Gas Lift pada prinsipnya mencampurkan gas kedalam system agar didapat densitas system yang
lebih ringan, sehingga memberikan Pwf yang kecil agar didapat drawdown yang besar. Gas yang
digunakan bisa berasal dari sumur minyak itu sendiri atau dari gas well. Tubing yang digunakan
pada gas lift system dilengkapi dengan beberapa mandrel tempat duduknya Gas Lift Valve.
Adapun dasar operasi gas lift untuk mengangkat minyak dari dasar sumur ke permukaan,
adalah sebagai berikut :
Pengurangan atau penurunan gradien fluida di dalam tubing.
Pengembangan gas yang diijeksikan ke dalam sumur.
Pendorongan fluida reservoir ke permukaan oleh gas injeksi bertekanan tinggi.

Ditinjau dari cara penginjeksian gas, maka gas lift dibedakan menjadi dua, yaitu :
Continuous gas lift, yaitu gas diinjeksikan secara terus menerus ke dalam annulus melalui valve
yang dipasang pada tubing, maka gas akan masuk ke dalam tubing.
Intermittent gas lift, yaitu gas diinjeksikan secara terputus-putus pada selang waktu tertentu,
sehingga dengan demikian injeksi gas merupakan suatu siklus dan diatur sesuai dengan laju
fluida yang mengalir dari formasi ke lubang sumur.

Beberapa kelebihan gas lift dibandingkan dengan metode sembur buatan lain, yaitu:
a) Biaya peralatan awal untuk instalasi gas-lift biasanya lebih rendah, terutama sekali untuk
pengangkatan sumur dalam (deep lift).
b) Pasir (bahan abrasif) yang ikut terproduksi tidak merusak kebanyakan instalasi gas-lift.
c) Gas-lift tidak tergantung/dipengaruhi oleh design sumur
d) Umur peralatan lebih lama
e) Biaya operasi biasanya lebih kecil,terutama sekali untuk deeplift
f) Ideal untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi atau yang memproduksikan buih gas (gas-cut
foam).
Gas-lift dapat diterapkan hamper pada setiap lapangan asalkan ada cukup gas dan bukan
minyak-berat. Ada dua metode gas-lift yang dapat diterapkan, yaitu continuous gas lift, dan
intermittent gas lift.
Peralatan gas lift dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
A. Peralatan di Atas Permukaan
Peralatan di atas permukaan adalah semua peralatan yang diperlukan untuk proses injeksi
gas ke dalam sumur yang terletak di permukaan. Peralatan-peralatan tersebut meliputi :
1. Wellhead dengan Christmas tree.
Rangkaian peralatan di atas permukaan untuk gas lift sama seperti peralatan wellhead dan
christmas tree pada sumur sembur alam. Untuk gas lift, christmas tree ini ditambah dengan
peralatan khusus untuk mengatur jumlah gas yang masuk ke dalam sumur serta tekanannya.
2. Stasiun kompresor.
Kompresor digunakan untuk menaikkan tekanan gas yang diijeksikan. Di dalam stasiun
kompresor terdapat beberapa buah kompresor yang dihubungkan dengan manifold. Dari stasiun
kompresor ini gas bertekanan tinggi dikirimkan ke sumur-sumur melalui stasiun distribusi.
3. Stasiun distribusi.
Adalah fasilitas penyaluran gas injeksi dari stasiun kompresor ke sumur-sumur dengan sistem
manifold-nya. Dalam menyalurkan gas injeksi dari kompresor ke sumur terdapat beberapa
macam cara, yaitu :
Stasiun distribusi langsung. Pada sistem ini gas dari kompresor disalurkan langsung ke sumur
produksi. Sistem ini mempunyai kelemahan yaitu bila kebutuhan gas untuk masing-masing
sumur tidak sama sehingga injeksi tidak efisien.
Stasiun distribusi dengan pipa induk. Sistem ini lebih ekonomis karena panjang pipa dapat
diperpendek. Tetapi karena sumur yang satu berhubungan dengan sumur yang lain, maka bila
salah satu sumur sedang dilakukan injeksi gas, sumur lain bisa terpengaruh.
Stasiun distribusi dengan stasiun distribusi. Stasiun ini sangat efektif sehingga sering digunakan.
Gas dikirim dari stasiun pusat kompresor ke stasiun distribusi kemudian dibagi ke sumur-sumur
dengan menggunakan pipa.
4. Alat-alat kontrol
Alat-alat ini meliputi choke, regulator, time cycle control, pressure control. Choke yang
dirangkai dengan regulator berfungsi untuk mengatur (membatasi) jumlah gas yang diinjeksikan
sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan. Sedangkan time cycle control dipergunakan untuk
mengontrol laju injeksi aliran gas dengan interval waktu yang dikehendaki. Alat ini dipakai pada
intermittent flow. Penggunaan gas lift pada sumur-sumur minyak mempunyai keuntungan
tersendiri bila dibandingkan dengan metoda pengangkatan lainnya, keuntungan itu antara lain
adalah :
Dapat dilakukan pada sumur-sumur yang mempunyai tekanan sampai 4000 psi, dan dapat
menghasilkan rate produksi sebesar 5000 BBL/hari.
Dapat dilakukan untuk sistem komplesi dengan menggunkan tubing yang kecil (macaroni),
dengan berbagai jenis valve-valve dan dioperasikan dengan wire line. Dapat digunakan untuk
operasi kick-off ataupun untuk proses pengosongan (unloading).
Digunakan pada sumur-sumur yang mempunyai problem kepasiran.
Masih mungkin digunakan pada sumur-sumur yang memilki GOR tinggi.
Umur peralatan relatif lebih lama.
Mempunyai biaya awal dan biaya operasi lebih murah untuk kondisi-kondisi seperti di atas.


B. Peralatan di Bawah Permukaan
Peralatan bawah permukaan dari gas lift tidak berbeda jauh dengan peralatan pada
sembur alam, hanya disini ditambah dengan valve-valve gas lift. Yang paling umum dipakai
pada saat ini adalah jenis pressure charge bellow valve. Dalam keadaan normal valve ini tertutup
(karena adanya tekanan di dalam bellow) dan akan bekerja berdasarkan tekanan injeksi.
Valve-valve ini dipasang pada tubing dan berfungsi untuk :
Mengosongkan sumur dari fluida workover atau kill fluid supaya injeksi gas dapat mencapai
titik optimum di dalam tubing.
Mengatur aliran injeksi gas ke dalam tubing, baik pada proses unloading (pengosongan sumur)
maupun pada proses pengangkatan fluida.

2.1.1 Continuous gas lift.


Dalam cara ini gas dengan tekanan dan volume tertentu diinjeksikan ke dalam sumur
secara terus-menerus (kontinyu) selama proses pengangkatan minyak. Cara ini sesuai untuk
sumur-sumur yang mempunyai PI tinggi dan tekanan dasar-sumur tinggi.

Gambar 3.3 memperlihatkan tipe instalasi aliran continue. Ada enam katup (valve)
didalam sumur. Empat katup bagian atas digunakan sebagai katup pengosongan sumur
(unloading valve) dari fluida workover , untuk mencapai katup operasi kelima (operating valve).
Satu katup tambahan dibawah titik injeksi (point of injection) ditambahkan untuk kondisi
keamanan atau kondisi sumur yang berubah. Karena terdapat satu katup dibawah katup operasi,
permukaan fluida pemati sumur (kill fluid) mencapai titik keseimbangan (point of balance)
antara tekanan casing dan tekanan didalam tubing. Tanpa katup ini didalam sumur , permukaan
cairan didalam casing akan tetap pada kedalaman katup-lima (operating valve). Empat katup
pengosongan fluida tetap tidak beroperasi sampai katup ini diperlukan untuk mengosongkan
sumur lagi pada kasus lain,seperti setelah penutupan sumur (shut-in).
Continuous gas-lift ini sering digunakan pada sumur-sumur yang mempunyai kondisi :
a) Produktifitas tinggi dan tekanan static tinggi (permukaan fluida dalam sumur pada saat static
dapat mencapai 70% dari kedalaman sumur).
b) Productivity index (PI) rendah,tetapi tekanan dasar sumur tinggi
2.1.2. I ntermittent gas lift.
Dalam cara ini gas diinjeksikan secara periodik. Waktu dari injeksi diatur oleh suatu alat
di permukaan yang disebut sebagai intermitter, atau oleh katup (valve) yang dipasang pada
tubing dan sensitive terhadap perbedaan tekanan antara casing dan tubing. Metode ini lebih
cocok untuk sumur-sumur dengan tekanan dasar-sumur rendah.
Pada metode ini gas diinjeksikan secara terputus yaitu gas diinjeksikan selama beberapa
saat , kemudian injeksi dihentikan selama selang waktu tertentu , dan kemudian diinjeksikan
lagi,dan seterusnya. Pengaturan frekuensi atau siklus injeksi tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan:
a. Surface-controller dengan menggunakan jam (clock)
b. Choke, yang bekerja atas perubahan tekanan casing atau tubing.
Penghentian injeksi gas diperlukan untuk member kesempatan terhadap cairan masuk dan
terkumpul didalam tubing diatas titik-injeksi. Setelah terkumpul baru diinjeksikan gas dan gas
akan mendorong fluida kepermukaan dalam bentuk kolom cairan (slug). Lamanya penghentian
tergantung pada produktifitas formasi. Jika produktifitas farmasi besar, maka lamanya
penghentian injeksi kecil (singkat). Sedangkan bila produktifitas sumur kecil , maka
pernghentian injeksi memerlukan waktu yang lama
Intermittent gas-lift dapat digunakan pada dua kondisi sumur , yaitu :
a. PI tinggi ( 0,5) dengan tekanan dasar-sumur rendah , atau
b. Pi rendah dengan tekanan dasar sumur rendah
Dalam metode intermittent pada gambar 3.4 sebelum gas diinjeksikan , minyak dibiaran
dulu membentuk kolom (slug) diatas katup (gas-lift) didalam tubing. Karena gas diinjeksikan
dan tekanan naik didalam annulus,maka katup membuka pada tekanan-bukanya yang diikuti oleh
aliran gas kedalam tubing. Gas ini akan mendorong kolom minyak keatas. Selama pendorongan
ini sebagian cairan akan mengalir kembali kebawah. Pada waktu kolom tadi mencapai
permukaan,kolom berikutnya telah terbentuk karena aliran dari formasi. Gas diinjeksikan , katup
terbuka sehingga gas akan mendorong kolom minyak dan demikian seterusnya kolom demi
kolom diangkat kepermukaan.




2.2. Hidraulic Oil Well Pumping


Hydraulic Pump System adalah salah satu bentuk metode lain yang dipakai untuk
memompakan minyak mentah dari dalam sumur bila tenaga reservoir yang tersedia tidak mampu
lagi untuk mengangkat minyak mentah kepermukaan. Hydralic Pump terdiri dari surface
components dan subsurface components.
Prinsipnya adalah power fluid dengan bantuan fluida tersebut dapat menggerakkan piston
dan piston menggerakkan pompa, system ini disebut juga Hydraulic Piston Pump.
Bula power fluid tersebut dipakai untuk mempercepat produksi dengan system nozzle, disebut
Jet Pumping.
Pada hydraulic pumping system, minyak mentah atau air diambil dari storage tank dan
masuk ke Triplex / Multiplex pump. Fluida dengan tekanan rendah dipompakan dengan triplex
pump dikontrol dengan keran-keran di stasiun pengontrol dan didistribusi kesatu atau wellhead
dan langsung ke pompa didalam sumur.
Dalam piston pump, fluida menggerakkan engine serta pompa. Fluida pendorong ini
kembali ke pemrukaan dengan minyak terproduksi dan dialirkan ke storage tank.



Beberapa criteria dari penggunaan Hydraulic Pumping sebagai berikut:
Biasanya dioperasikan dengan power oil, kadang-kadang air
Cocok untuk sumur ber-volume relative tinggi
Tepat untuk sumur yang dalam dan casing yang kecil
Tidak cocok untuk sumur yang terproduksi pasir


2.3. Beam Type Pumping Unit (BPU)
Sekitar 80-90% dari semua sumur sembur buatan diproduksikan dengan pemompaan
sucker-rod,yang paling umum adalah sistim pemompaan beam. Walaupun sistim sucker-rod
beam secara mekanis sederhana dan telah terbukti berumur lama (awet) dan ekonomis dalam
operasi , banyak faktor yang harus dipertimbangkandalam perencanaan sistim yang tepat. Design
engineer harus mengetahui sepenuhnya fungsi dan segi rumit tiap bagian dari sistim keseluruhan
jika kinerja optimum yang diharapkan. Walaupun kelihatan sederhana,kelakuan sistim beam dan
sucker-rod kompleks sekali didalam praktek lapangan.
Metode pemompaan sumur-minyak dapat dibagi kedalam dua kelompok utama , yaitu :
a) Sistim rod , dimana gerakkan peralatan pemompaan bawah-permukaan berasal dari permukaan
dan ditransmisikan kepompa dengan memakai rangkaian-rod (rod string).
b) Sistim tanpa rod , dimana gerakan pemompaan dari pompa bawah permukaan dihasilkan dengan
menggunakan selain sucker-rod.
Dari dua kelompok diatas yang pertama diwakili sistim pemompaan beam , dan kedua
diwakili sistim pemompaan hidrolik dan sentrifugal.
Sistim pemompaan terdiri dari lima bagian yaitu :
1) Pemompa penggerak sucker rod dibawah permukaan
2) Rangkaian sucker rod yang mentransmisikan gerakan pemompaan dipermukaan dan tenaga
untuk pompa bawah permukaan (subsurface pump). Juga termasuk
rangkaian tubing ataucasing yang diperlukan didalam mana sucker rod beroperasi dan
menyalurkan fluida yang dipompakan dari pompa kepermukaan.
3) Peralatan pemompaan dipermukaan yang merubah geraan rotasi dan penggerak utama (prime
mover) menjadi gerakkan osilasi linier.
4) Unit tranmisi tenaga atau speed reducer
5) Prime mover yang menyediakan tenaga yang diperlukan kepada sistim.
Gambar 3.5 memperlihatkan berbagai komponen suatu sisitim lengkap pemompaan beam. Butir
(3) dan (4) diatas menunjukkan unit pemompaan beam.

Gambar 3.6 memperlihatkan susunan peralatan dipermukaan (surface equipment) untuk tipe
konvensional.
Gerakan rotasi dari crank arm dirubah jadi gerakan osilasi (naik turun) dengan
menggunakan walking beam. Crank arm dihubungkan ke walking beam dengan
menggunakan pitman arm danwalking beam disangga oleh Sampson post dan saddle
bearing.
Horse head dan bridle (susunan kabel penggantung) digunakan untuk memastikan
bahwa pemasangan sucker rod string (rangkaian sucker rod) adalah vertical sepanjang waktu
sehingga tidak ada momen lengkung yang digunakan terhadapa bagian tersebut dari
rangkaian sucker rod diatas stuffing box. Kombinasi polished rod dan stuffing-
box digunakan untuk mempertahankan sekat (seal) cairan yang baik untuk permukaan.

Gambar 3.7 adalah salah satu instalasi pompa bawah-permukaan (subsurface pump) tipe
tubing-pump, yang terdiri dari empat elemen dasar:
a) Working barrel
b) Plunger
c) Katup hisap/masuk (standing valve)
d) Katup buang/keluar (traveling valve)

Gambar diatas memperlihatkan lokasi standing valve dan traveling valve pada saat langkah naik
(upstroke), sebelah kiri; dan langkah turun (downstroke), sebelah kanan.

2.4. Electric Submergible Pump (ESP)
Electric Submergible Pump (ESP) merupakan pompa jenis sentrifugal yang sigerakkan
oleh tenaga motor listrik. Pompa ini disebut pompa submergible karena dalam operasinya pompa
dan motor berada di bawah fluid level atau tercelup di dalam fluida.
Pada mulanya pompa ini dikembangkan terutama untuk memompa air ditambang, atau
pada kapal. Perkembangan selanjutnya, pompa ESP memungkinkan digunakan pada sumur
dalam dan memberikan laju produksi yang besar. Selain untuk sumur produksi, pompa ESP
digunakan pada proyek-proyek water-flooding dan pressure maintenance dimana dipasang pada
sumur-sumur injeksi. Selain itu dapat digunakan pada sumur yang dikomplesi tidak
menggunakan tubing (tubingless completion) dan produksi dilakukan melalui casing.
System pompa ESP atau pompa listrik sentrifugal terdiri dari tujuh elemen dasar, yaitu:
a. Motor listrik
b. Protector
c. Separator gas
d. Pompa sentrifugal bertingkat banyak (multistage)
e. Kabel listrik
f. Switchboard
g. Transformer
Pada pemakaian normal, pompa ESP atau sentrifugal dimasukkan ke dalam tubing dan
dicelupkan ke dalam fluida sumur. Instalasi ini dapat dipakai pada lubang bengkok (crooked
hole) atau sumua-sumur yang dibor secara berarah (directional).
Keuntungan pompa ESP adalah biaya perawatan rendah, demikian juga biaya
pemasangan, terutama untuk lokasi yang jauh di pedalaman dan pada operasi lepas
pantai. Gambar 3.8mempelihatkan unit pompa listrik sentrifugal secara keseluruhan.
Prinsip kerja Electric submersible pump adalah berdasarkan pada prinsip kerja pompa
sentrifugal dengan sumbu putarnya tegak lurus. Pompa sentrifugal adalah motor hidrolik dengan
jalan memutar cairan yang melalui impeller pompa, cairan masuk ke dalam impeller pompa
menuju poros pompa, dikumpulkan oleh diffuser kemudian akan dilempar ke luar. Oleh impeller
tenaga mekanis motor dirubah menjadi tenaga hidrolik. Impeller terdiri dari dua piringan yang
didalamnya terdapat sudu-sudu, pada saat impeller diputar dengan kecepatan sudut , cairan
dalam impeller dilemparkan keluar dengan tenaga potensial dan kinetik tertentu. Cairan yang
ditampung dalam rumah pompa kemudian dievaluasikan melalui diffuser, sebagian tenaga
kinetik dirubah menjadi tenaga potensial berupa tekanan. Karena cairan dilempar ke luar maka
terjadi proses penghisapan.
Pada dasarnya pompa ESP adalah pompa setrifugal bertingkat banyak, dimana poros
pompa sentrifugal dihubungkan langsung dengan motor penggerak. Motor penggerak
menggunakan tenaga listrik yang disuplai dari permukaan dengan perantaraan kabel listrik dan
sumber listrik diambil dari pembangkit tenaga listrik (power plant) setiap lapangan minyak.
Sistim peralatan pompa ESP dibagi menjadi dua, yaitu:
Peralatan bawah permukaan
Peralatan permukaan








2.5. Progressing Cavity Pump (PCP)



PCP merupakan suatu metode dari artificial lift system yang digunakan untuk memompa
minyak kepermukaan dengan memanfaatkan ulir dari pompa. Keuntungan penggunaan PCP,
yakni:
1. PCP hanya memerlukan daya sebesar 30 % daya yang diperlukan oleh ESP untuk sumur yang
sama.
2. Biaya perawatan sumur yang murah. Karena pekerjaan ulang (service) cukup menggunakan
crane yang berkapasitas 15 ton untuk mengangkat peralatan bawah permukaan jika terjadi
kerusakan atas untuk penggantian. Sedangkan peralatan dipermukaan kecil kemungkinan untuk
rusak.
3. Efisiensi volumetris pompa ulir tersebut tidak berpengaruh oleh tekanan pipa alir.
4. Laju alir dari pompa ulir tersebut tidak terpengaruh oleh tekanan pipa alir.
5. Dapat mengangkat fluida yang berpasir.
6. Bagian penggerak utama, termasuk motor terdapat di permukaan, sehingga kemungkinan rusak
karena kondisi sumur sangat kecil. Untuk perbaikan pada rangkaian ini, perangkat perawat
sumur tidak diperlukan.
7. Dapat melakukan sirkulasi melalui pipa produksi setelah rotor diangkat dari stator.
8. Jumlah suku cadang lebih sedikit.

Kelemahan penggunaan PCP :
1. Sumur produksi sebaiknya vertical well
2. Kedalaman sumur maksimal 4000 ft
3. Kapasitas produksi maksimum 2000 BFPD
4. Usia stator dapat mencapai 2 tahun
5. Tidak dapat dipergunakan untuk sumur yang aromatic dan mengandung H
2
S yang tinggi.







BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Sembur buatan dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan tingkat produksi
agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi suatu sumur akan terus berkurang dengan
bertambahnya waktu. Atau kemampuan sumur yang bersangkutan untuk berproduksi sejak awal
ditemukan sangat kecil, sehingga perlu dilakukan sumur buatan.
Sesudah fluida sampai ke permukaan dan melewati choke, fluida akan melalui pipa-pipa
(sistim) di permukaan untuk dialirkan ke fasilitas permukaan. Hal utama yang harus diperhatikan
dalam aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan tekanan sepanjang aliran pipa
penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam memperkirakan penurunan tekanan yang
terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi yang telah tersedia (Horizontal Flow Performance).

3.2. Kritik dan Saran

Dalam makalah ini penulis mengharapkan apa yang bermanfaat dalam makalah ini
hendaknya pembaca bisa mengambil ilmu sebagai penambahan wawasan tentang artificial.

http://bellampuspita.blogspot.com/2012/03/artificial-lift.html

Anda mungkin juga menyukai