BAB III
TEORI DASAR
17
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
b. Intermitten Lift
Dalam metode ini, gas diinjeksikan dalam jumlah dan tekanan
yang cukup tinggi secara periodik (terputus-putus) kedalam tubing
untuk mengangkat slug cairan kepermukaan dengan kecepatan
maximum untuk mengurangi aeration dan liquid fall back.
18
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
Dimana :
PI tinggi > 0,5 bbl/hari/psi
PI rendah < 0,5 bbl/hari/psi
BHP tinggi, dapat mengangkat kolom cairan minimal 70 % dari
kedalaman sumur.
BHP rendah, berarti kolom cairan yang terangkat kurang dari 70 %.
19
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
20
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
c. Closed Instalation
Adalah instalasi sumur gas lift yang telah dilengkapi packer dan
standing valve pada rangkaian tubing di bawah operating gas lift
valve. Instalasi ini akan efektif bila digunakan untuk sumur gas lift
dengan sistem injeksi yang intermittent flow. Adapun fungsi
standing valve adalah untuk mencegah cairan kembali tertekan
kedalam lapisan pada sumur-sumur dengan BHP rendah.
b. Casing Flow
Apabila laju alir produksi lebih besar dari batasan diameter tubing
yang ada, maka sumur diproduksikan dengan cara menginjeksikan
gas bertekanan tinggi ke dalam tubing, sedangkan laju alir produksi
dari dasar sumur ke permukaan mengalir melalui casing (annulus).
21
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
Terdapat dua tipe instalasi gas lift, yaitu instalasi single gas lift
dan dual gas lift. Instalasi sumur dual gas lift lebih sesuai jika
diterapkan untuk karakteristik lapangan yang formasinya terdiri dari
banyak lapisan atau multi layer dan diproduksi secara simultan. Atau
dengan kata lain, sumur dual gas lift digunakan untuk memproduksi
dua zone lapisan produktif yang terpisah. Pada sumur dual gas lift ini
konfigurasi sumur akan mempunyai dua string (tubing), yaitu long
dan short string.
b. X-mass Tree
Gas diinjeksikan ke dalam annulus sesudah melalui motor
yang berfungsi mengatur jumlah gas yang masuk ke dalam sumur
dan tekanan gas injeksi dijaga agar konstan.
c. Stasiun Kompressor
Alat ini berfungsi untuk menaikan tekanan gas injeksi sesuai
dengan keperluan. Di dalam stasiun kompressor ini terdapat
beberapa buah kompressor yang dihubungkan dengan manifold.
Dari stasiun kompressor ini, gas bertekanan tinggi dikirim ke
sumur-sumur gas lift melalui stasiun distribusi.
22
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
d. Stasiun Distribusi
Dalam menyalurkan gas injeksi dari kompressor ke sumur
terdapat beberapa cara, antara lain :
1) Sistem Distribusi Langsung
Di dalam stasiun ini terdapat sistem manifold yang menuju
ke sumur-sumur secara langsung, sistem ini kurang effisien
karena mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
a. Penggunaan stasiun pusat compressor yang tidak rasionil
karena kebutuhan gas yang tidak sama untuk setiap
sumur.
b. Pemakaian pipa transport gas yang panjang sehingga
tidak ekonomis.
e. Peralatan Kontrol
1) Choke control dan regulator
Choke control adalah alat yang berfungsi untuk mengatur
jumlah gas yang diinjeksikan, sehingga dalam waktu tertentu
(saat valve terbuka) gas tersebut dapat mencapai suatu harga
tekanan yang dibutuhkan. Choke control ini dilengkapi pula
dengan regulator yang berfungsi untuk membatasi gas injeksi
yang dibutuhkan. Bila gas injeksi cukup maka regulator akan
23
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
b. Dummy Valve
Merupakan valve-valve yang dipasang pada mandrel-mandrel
sebagai tempat duduk gas lift kelak yang ada di dalam tubing dan
digunakan sebagai pengganti gas lift valve ketika belum
terpasang.
c. Mandrel
Merupakan suatu bagian dari rangkaian pipa produksi yang
setiap satu valve, memerlukan satu mandrel. Mandrel dapat
24
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
d. Standing Valve
Dipasang pada instalasi intermittent flow gas lift yang
berfungsi sebagai penahan fluida yang telah masuk ke dalam
tubing agar tidak kembali lagi ke formasi pada saat injeksi
dihentikan.
Berdasarkan pemasangannya, gas lift valve dapat pula
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Standard gas lift valve, merupakan valve yang dipasang
bersama-sama dengan tubing dan tidak dapat diambil tanpa
menggunakan tubing.
2) Retrivable gas lift valve, merupakan valve yang dipasang
dengan menggunakan metode wire line
25
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
26
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
4. Katup operasi ini akan terbuka selama injeksi, dan gas injeksi
akan masuk kedalam tubing secara kontinyu. Hal ini dapat terjadi,
apabila tekanan injeksi gas (dalam annulus) lebih besar dari
tekanan aliran dalam tubing. Oleh karena itu, letak katup operasi
ditempatkan pada suatu kedalaman, sehingga tekanan aliran
dalam tubing lebih kecil dari tekanan injeksi gas di annulus.
27
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
28
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
Gambar 3.6 Perforated Well Gas Drive Reservoir & Water Drive Reservoir
29
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
30
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
Pada kasus ini tetap menggunakan satu buah tubing, tetapi dengan
tambahan beberapa packer. Dengan menggunakan packer kita dapat
memisahkan zone-zone yang akan diproduksikan, dengan cara
memilih zone mana yang akan dibuka dengan mengatur valve
pengatur sirkulasi (circulating valve).
31
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
32
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
33
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
34
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
3. Proses Cooler
Pada proses cooler gas yang keluar dari kompresor ini nantinya
temperature akan didinginkan dari temperatur 275F sampai dengan
temperatur 120F.
35