Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

BAB III
TEORI DASAR

3.1 Pengenalan Gas Lift


Dalam mempertahankan masa produksi, sumur minyak membutuhkan suatu
metode pengangkatan buatan untuk membantu meningkatkan kembali produksi
minyak. Gas lift adalah salah satu teknik produksi yang sering digunakan sebagai
metode pengangkatan buatan atau artificial lift di industri perminyakan.

3.1.1 Konsep Dasar Gas Lift


Gas lift adalah metode pengangkatan minyak buatan dengan
menggunakan gas bertekanan tinggi yang diinjeksikan masuk kedalam
tubing pada suatu kedalaman tertentu, melalui suatu proses mekanik yang
tercermin pada proses membuka dan menutupnya valve gas injeksi yang
dipasang pada tubing pada kedalaman tertentu.
Dengan menginjeksikan gas bertekanan tinggi ke dalam tubing
melalui annulus, menyebabkan densitas cairan di dalam tubing menurun dan
gradient tekanan dalam kolom tubing juga menurun, akhirnya timbul
perbedaan tekanan antara reservoir dengan tekanan dasar sumur yang lebih
besar dari sebelumnya dan mengakibatkan mengalirnya fluida dari reservoir
ke permukaan. Selain itu, gas lift dapat juga digunakan untuk menambah
laju produksi total pada sumur minyak yang masih flowing tetapi laju
produksinya kecil.
Adapun dasar operasi gas lift untuk mengangkat minyak dari dasar
sumur ke permukaan, adalah sebagai berikut :
1. Pengurangan atau penurunan gradien fluida di dalam tubing.
2. Pengembangan gas yang diijeksikan ke dalam sumur.
3. Pendorongan fluida reservoir ke permukaan oleh gas injeksi
bertekanan tinggi.
Ketiga faktor diatas dapat bekerja sendiri-sendiri atau merupakan
kombinasi dari ketiganya.

17
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

1. Sumur Gas Lift Menurut Penginjeksiannya

Gambar 3.1 Continuous Gas Lift dan Intermittent Gas Lift

a. Continuous Gas Lift


Dalam metode ini, gas diinjeksikan secara kontinyu (terus
menerus) dengan jumlah kecil dan tekanan besar ke dalam tubing
atau casing pada kedalaman yang ditentukan untuk memperingan
kolom cairan sehigga memperkecil tekanan di dasar sumur yang
menyebabkan adanya perbedaan tekanan antara formasi (reservoir)
dan dasar sumur yang cukup untuk memperoleh kapasitas produksi
yang diinginkan.

b. Intermitten Lift
Dalam metode ini, gas diinjeksikan dalam jumlah dan tekanan
yang cukup tinggi secara periodik (terputus-putus) kedalam tubing
untuk mengangkat slug cairan kepermukaan dengan kecepatan
maximum untuk mengurangi aeration dan liquid fall back.

18
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

Ada empat kategori pemakaian gas lift yang dianjurkan


berdasarkan PI dan BHP, yaitu :
Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Sistem Injeksi
PI BHP Sistem Injeksi
Tinggi Tinggi Continuous
Tinggi Rendah Intermittent
Rendah Tinggi Intermittent
Rendah Rendah Intermittent

Dimana :
PI tinggi > 0,5 bbl/hari/psi
PI rendah < 0,5 bbl/hari/psi
BHP tinggi, dapat mengangkat kolom cairan minimal 70 % dari
kedalaman sumur.
BHP rendah, berarti kolom cairan yang terangkat kurang dari 70 %.

2. Sumur Gas Lift Berdasarkan Instalasinya


a. Open Instalation

Gambar 3.2 Instalasi Terbuka (Open Installation)

Adalah instalasi sumur gas lift dimana instalasi tersebut tidak


dilengkapi dengan packer dan standing valve, sehingga tekanan

19
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

injeksi akan berpengaruh langsung terhadap formasi. Instalasi jenis


ini umumnya digunakan pada sumur gas lift dengan sistem injeksi
yang continuous flow.

b. Semi Closed Instalation

Gambar 3.3 Semi Closed Installation

Adalah instalasi sumur gas lift yang instalasinya telah dilengkapi


dengan packer, tetapi tanpa standing valve, instalasi ini umumnya
digunakan untuk sumur gas lift dengan sistem gas injeksi yang
continuous maupun yang intermittent flow. Adapun fungsi packer
pada instalasi ini adalah :
1) Mencegah blowing around pada sumur dengan flowing BHP
rendah.
2) Menstabilkan permukaan cairan dalam casing untuk
mempertinggi pengontrolan gas injeksi.
3) Mencegah proses unloading pada setiap kali sumur dimatikan
(ditutup).

20
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

c. Closed Instalation

Gambar 3.4 Closed Installation

Adalah instalasi sumur gas lift yang telah dilengkapi packer dan
standing valve pada rangkaian tubing di bawah operating gas lift
valve. Instalasi ini akan efektif bila digunakan untuk sumur gas lift
dengan sistem injeksi yang intermittent flow. Adapun fungsi
standing valve adalah untuk mencegah cairan kembali tertekan
kedalam lapisan pada sumur-sumur dengan BHP rendah.

3. Sumur Gas Lift Menurut Aliran Produksinya


a. Tubing Flow
Pada keadaan normal atau standar, tubing flow akan dipilih untuk
dilakukan, dimana gas diinjeksikan melalui casing dan laju alir
produksi dari dasar sumur ke permukaan melalui tubing.

b. Casing Flow
Apabila laju alir produksi lebih besar dari batasan diameter tubing
yang ada, maka sumur diproduksikan dengan cara menginjeksikan
gas bertekanan tinggi ke dalam tubing, sedangkan laju alir produksi
dari dasar sumur ke permukaan mengalir melalui casing (annulus).

21
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

Terdapat dua tipe instalasi gas lift, yaitu instalasi single gas lift
dan dual gas lift. Instalasi sumur dual gas lift lebih sesuai jika
diterapkan untuk karakteristik lapangan yang formasinya terdiri dari
banyak lapisan atau multi layer dan diproduksi secara simultan. Atau
dengan kata lain, sumur dual gas lift digunakan untuk memproduksi
dua zone lapisan produktif yang terpisah. Pada sumur dual gas lift ini
konfigurasi sumur akan mempunyai dua string (tubing), yaitu long
dan short string.

3.1.2 Gas Lift Tools


1. Peralatan di Atas Permukaan
a. Well Head
Well head sebenarnya bukan alat khusus bagi gas lift saja
tetapi juga merupakan salah satu alat yang digunakan pada
metode sumur sembur alam, dimana dalam periode masa
produksi, alat ini berfungsi untuk menggantungkan tubing atau
casing disamping itu well head merupakan tempat dudukan x-
mass tree.

b. X-mass Tree
Gas diinjeksikan ke dalam annulus sesudah melalui motor
yang berfungsi mengatur jumlah gas yang masuk ke dalam sumur
dan tekanan gas injeksi dijaga agar konstan.

c. Stasiun Kompressor
Alat ini berfungsi untuk menaikan tekanan gas injeksi sesuai
dengan keperluan. Di dalam stasiun kompressor ini terdapat
beberapa buah kompressor yang dihubungkan dengan manifold.
Dari stasiun kompressor ini, gas bertekanan tinggi dikirim ke
sumur-sumur gas lift melalui stasiun distribusi.

22
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

d. Stasiun Distribusi
Dalam menyalurkan gas injeksi dari kompressor ke sumur
terdapat beberapa cara, antara lain :
1) Sistem Distribusi Langsung
Di dalam stasiun ini terdapat sistem manifold yang menuju
ke sumur-sumur secara langsung, sistem ini kurang effisien
karena mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
a. Penggunaan stasiun pusat compressor yang tidak rasionil
karena kebutuhan gas yang tidak sama untuk setiap
sumur.
b. Pemakaian pipa transport gas yang panjang sehingga
tidak ekonomis.

2) Sistem Distribusi dengan Pipa Induk


Sistem ini lebih ekonomis karena panjang pipa dapat
diperkecil, tetapi adanya hubungan langsung antara satu sumur
dengan sumur lainnya, jika salah satu sumur sedang
diinjeksikan gas maka sumur lain sumur lain bisa terpengaruh.

3) Sistem Distribusi dengan Stasiun Distribusi


Sistem ini sangat rasional dan banyak dipakai, gas dibawa
dari pusat compressor ke stasiun distribusi kemudian dibagi ke
sumur-sumur dengan menggunakan pipa.

e. Peralatan Kontrol
1) Choke control dan regulator
Choke control adalah alat yang berfungsi untuk mengatur
jumlah gas yang diinjeksikan, sehingga dalam waktu tertentu
(saat valve terbuka) gas tersebut dapat mencapai suatu harga
tekanan yang dibutuhkan. Choke control ini dilengkapi pula
dengan regulator yang berfungsi untuk membatasi gas injeksi
yang dibutuhkan. Bila gas injeksi cukup maka regulator akan

23
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

menutup. Choke control dan regulator hanya khusus


dipergunakan untuk intermittent gas lift.

2) Time cycle control


Alat ini berfungsi untuk mengontrol aliran gas injeksi dalam
intermittent gas lift untuk interval waktu tertentu. Time cycle
control dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.

2. Peralatan di Bawah Permukaan


Peralatan bawah permukaan metode gas lift tidak jauh berbeda
dengan peralatan pada sumur sembur alam, hanya saja yang
membedakan hanyalah diperlukannya valve-valve gas lift. Peralatan
bawah permukaan diantaranya :
a. Gas Lift Valve
Katup ini akan membuka dan menutup secara mekanis dan
operasinya dipengaruhi oleh tekanan injeksi gas, tekanan tubing,
tekanan dome dan geometri peralatandalam katup. Secara umum
prinsip kerja katup gas lift ini adalah elemen yang merupakan alat
pengontrol untuk membuka dan menutup valve yang disebut
bellow. Jika tekanan tubing lebih besar dari pada tekanan bellow
akan tertekan ke atas dan stem akan ditahan diatas oleh pegas
(spring) sehingga valve terbuka.

b. Dummy Valve
Merupakan valve-valve yang dipasang pada mandrel-mandrel
sebagai tempat duduk gas lift kelak yang ada di dalam tubing dan
digunakan sebagai pengganti gas lift valve ketika belum
terpasang.

c. Mandrel
Merupakan suatu bagian dari rangkaian pipa produksi yang
setiap satu valve, memerlukan satu mandrel. Mandrel dapat

24
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

dibedakan menjadi dua macam yaitu conventional mandrel dan


slide pocket mandrel.

d. Standing Valve
Dipasang pada instalasi intermittent flow gas lift yang
berfungsi sebagai penahan fluida yang telah masuk ke dalam
tubing agar tidak kembali lagi ke formasi pada saat injeksi
dihentikan.
Berdasarkan pemasangannya, gas lift valve dapat pula
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Standard gas lift valve, merupakan valve yang dipasang
bersama-sama dengan tubing dan tidak dapat diambil tanpa
menggunakan tubing.
2) Retrivable gas lift valve, merupakan valve yang dipasang
dengan menggunakan metode wire line

3.1.3 Prinsip Kerja Gas Lift


Prinsip kerja dari gas lift adalah, gas yang yang diinjeksikan melalui
annulus casing akan bercampur dengan fluida dalam kolom tubing melalui
katup-katup gas lift. Akibat gas bercampur dengan fluida, yaitu :
1. Fluida dalam tubing (diatas katup operasi) menjadi lebih ringan,
karena density fluida menjadi lebih kecil, viscositas lebih encer.
2. Tekanan alir dasar sumur (pwf) menjadi lebih rendah / turun.
3. Tekanan gas injeksi membantu mendorong.

Instalasi sumur gas lift, umunya yang dilengkapi dengan 6 buah


katup sembur buatan. Sesuai dengan fungsinya katup-katup gas lift ini
terdiri dari :
1. Katup unloading, yang berfungsi sebagai jalan masuk gas dari
annulus ke tubing, untuk mendorong cairan yang semula
digunakan untuk mematikan sumur.

25
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

2. Katup operasi, yang berfungsi sebagai jalan masuk gas dari


annulus ke tubing, untuk mendorong fluida reservoir ke
permukaan.
3. Katup tambahan, yang berfungsi sebagai katup operasi apabila
tekanan statik menurun.

Gambar 3.5 Sistem Injeksi Gas pada Sumur Gas Lift

Proses pengingjeksian gas pada sumur gas lift dalam


pengangkatan fluida ke permukaan, yaitu :
1. Pada tahap pertama, gas diinjeksi dari annulus akan masuk
kedalam tubing untuk mendorong fluida.

2. Gas injeksi ini akan mengaktifkan katup-katup unloading,


sehingga fluida yang digunakan untuk mematikan sumur (kill
fluid) yang berada di dalam annulus antara tubing dan casing
ditekan dengan gas injeksi agar permukaan cairan dalam annulus
akan turun kebawah valve.

3. Pada tahap berikutnya, setelah semua katup unloading secara


bergantian bekerja, permukaan cairan dalam annulus akan
mencapai katup operasi.

26
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

4. Katup operasi ini akan terbuka selama injeksi, dan gas injeksi
akan masuk kedalam tubing secara kontinyu. Hal ini dapat terjadi,
apabila tekanan injeksi gas (dalam annulus) lebih besar dari
tekanan aliran dalam tubing. Oleh karena itu, letak katup operasi
ditempatkan pada suatu kedalaman, sehingga tekanan aliran
dalam tubing lebih kecil dari tekanan injeksi gas di annulus.

5. Dengan masuknya gas injeksi melalui katup operasi, maka


perbandingan gas cairan di atas titik injeksi akan lebih besar dari
pada perbandingan gas cairan di bawah titik injeksi.

6. Bercampurnya gas dengan fluida reservoir akan menurunkan


gradien tekanan alir, sehingga tekanan alir dalam tubing akan
menurun. Penurunan gradien tekanan alir tersebut, sesuai dengan
jumlah aliran gas injeksi. Dan diikuti dengan penurunan densitas,
sehingga fluida di dalam tubing menjadi lebih ringan dan mobile
(mudah mengalir), sehingga dapat terangkat ke permukaan.

3.1.4 Tujuan, Keuntungan serta Batasan-batasan dalam Gas Lift


1. Tujuan dalam pemakaian gas lift, yakni :
a. Untuk mengosongkan sumur-sumur minyak tanpa memandang
ultimate producing rate yang diperlukan.
b. Untuk "kick off" sumur-sumur yang nantinya akan mengalir
secara sembur alam.
c. Untuk mengosongkan air (cairan) pada sumur-sumur gas.

2. Keuntungan keuntungan dalam pemakaian gas lift, yakni :


a. Kisaran laju produksi lebih besar.
b. Mekanikal yang bergerak hampir tidak ada.
c. Kehandalan tinggi.
d. Mudah dikendalikan dari permukaan.
e. Cocok untuk sumur deviasi dan bermasalah pasir.

27
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

f. Biaya peralatan untuk instalasi gas lift lebih rendah dibanding


artificial lainnya terutama pada sumur-sumur yang lebih
dalam.
g. Pada instalasi yang sama dapat didesign untuk pengangkatan
dari kedalaman dekat permukaan (sumur dangkal dan
pengangkatan dari kedalaman akhir (sumur dalam), untuk
produksi yang besar (ribuan) bbl/hari, sampai yang kecil atau
kurang dari 1 bbl/hari. Jadi ada flexibilitasnya.
h. Bahan-bahan yang abrasive didalam cairan produksi tidak
mempunyai pengaruh apa-apa terhadap peralatan gas lift pada
kebanyakan instalasi.
i. Sangat cocok untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi dan pada
sumur-sumur miring.

3. Batasan batasan dalam pemakaian gas lift, yakni :


a. Perlu ukuran casing dan tubing yang besar.
b. Tidak dapat menciptakan Pwf yang kecil, ada back pressure ke
reservoir.
c. Sumur dengan PI rendah penggunaan power tidak effisien.
d. Perlu kompressor gas tekanan tinggi.
e. Tidak dapat dilaksanakan jika tidak ada gas dalam jumlah dan
tekanan yang cukup.
f. Tidak untuk production rate yang tinggi pada sumur-sumur
dengan casing yang buruk (kondisinya jelek).
g. Sulit untuk mendesign instalasi gas lift pada lapisan bawah
dari dual zone jika lapisan ini beberapa ribu feet dibawah
lapisan atas dan mempunyai BHP sangat rendah, terutama jika
ukuran casingnya kecil.
h. Gas injeksi yang mempunyai sifat sangat korosif dapat
mengganggu operasi gas lift.

28
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

3.2 Tubing Completion


Prosedur yang umum dilakukan untuk melakukan tubing completion adalah
menurunkan tubing, pemasangan packer dan nipple dan perlengkapan di kepala
sumur sebelum dilakukan perforasi.
Jika reservoir dengan sistem pendorong air yang baik serta tanpa adanya gas
cap, perforasi lebih baik dilakukan pada posisi yang setinggi mungkin pada zone
produksi. Jika mekanisme pendorong water drive dan gas drive (gas cap),
perforasi harus dilakukan dekat dengan oil-water contact dan pada ke oil-gas
contact, karena lebih mudah mengontrol air dibandingkan dengan pengontrolan
gas. Jika tidak terdapat mekanisme pendorong air, hanya minyak didorong oleh
pengembangan gas-cap, casing seharusnya diperforasi serendah mungkin dari
zone produktif. Apabila reservoir berupa reservoir gas, maka perforasi hendaknya
dilakukan setinggi mungkin dari zone produktif, sehingga diperoleh gas yang
bebas air selama permukaan air belum naik mendekati zone perforasi.
Tahap berikutnya adalah membiarkan sumur mengalir sampai diperoleh
minyak atau gas yang bersih, kemudian dilakukan penutupan sumur untuk
melakukan pengamatan tekanan reservoir sambil menunggu persiapan peralatan
produksi permukaan. Jika tidak memungkinkan terjadinya sembur alam/natural
flow, maka diharapkan menggunakan sistem pengaangkatan buatan seperti gas lift
atau penggunaan pompa.

Gambar 3.6 Perforated Well Gas Drive Reservoir & Water Drive Reservoir

29
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

3.2.1 Single Completion


Merupakan metode completion yang hanya menggunakan satu
production string dimana sumurnya hanya memiliki satu lapisan atau zona
produktif. Type komplesi ini digunakan bila terdapat beberapa zone yang
akan diproduksi secara bersamaan dengan pertimbangan bahwa masing-
masing fluida dari tiap zone compatible (sesuai atau cocok) sehingga dapat
bergabung satu sama lainnya.
1. Dual Zone Single Completion

Gambar 3.7 Dual Zone Single Completion

Seperti halnya dengan sistem komplesi satu zone produksi, hanya


menggunakan satu tubing dan satu buah packer, seperti tampak pada
gambar dibawah. Dengan menggunakan sistem seperti ini, maka kita
dapat memproduksi dua buah zone yang berbeda hanya dengan
menggunakan satu buah tubing string. Zone bagian bawah
diproduksi melalui tubing, sedangkan zone di atasnya, dengan
melakukan perforasi pada casing, diproduksikan melalui annulus
tubing casing.

30
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

2. Single Selective Completion

Gambar. 3.8 Single Selective Completion

Pada kasus ini tetap menggunakan satu buah tubing, tetapi dengan
tambahan beberapa packer. Dengan menggunakan packer kita dapat
memisahkan zone-zone yang akan diproduksikan, dengan cara
memilih zone mana yang akan dibuka dengan mengatur valve
pengatur sirkulasi (circulating valve).

3.2.2 Commingle Completion


Dengan menggunakan metoda ini maka sumur yang mempunyai
lebih dari zone produktif dapat diproduksikan melalui satu production
string. Metoda ini terdiri beberapa jenis, yaitu:
1. Tanpa menggunakan production tubing, jenis ini biasanya
digunakan untuk sumur-sumur dengan produktivitas yang besar
dan fluidanya tidak korosif.
2. Menggunakan tubing tanpa packer, jenis ini biasanya digunakan
untuk sumur dengan fluida produksi bersifat korosif atau
mengandung bahan-bahan pembentuk scale. Tubing yang
dipasang tersebut digunakan untuk menginjeksi corrosion
inhibitor atau paraffin solvent.
3. Single tubing single packer.

31
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

4. Single tubing single packer dengan ekstra tubing, yang digunakan


untuk menginjeksi zat kimia.
5. Single tubing dual packer.

Gambar 3.9 Commingle Completion

3.2.3 Multiple Completion


Multiple completion seperti halnya telah dijelaskan sebelumnya,
seperti menggunakan annulus antara tubing dan casing serta selective
circulating valve.
Metoda ini cukup memuaskan dalam hal tertentu, tetapi mempunyai
kelemahan yaitu :
1. Casing akan mengalami beban tekanan dan cepat korosi.
2. Operasi wireline tidak dapat diterapkan pada zone bagian atas

32
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

3. Hanya zone bagian bawah dapat ditingkatkan produksinya dengan


menggunakan bantuan artificial lift.
Produksi melalui multiple tubing string, dipertimbangkan memiliki
kelebihan, karena dapat dipercaya serta dapat dilakukan operasi swabing,
penurunan peralatan survey tekanan maupun temperatur ke dasar sumur
serta operasi pendukung lainnya. Jumlah tubing yang digunakan tergantung
dari jumlah zone yang akan diprodusikan. Triple atau quadruple zone
completion dengan menggunakan paralel tubing string, hampir sama dengan
dual completion.

Gambar. 3.10 Multiple completion

33
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

3.3 Mini Gas Compressor


3.3.1 Konsep Dasar
Gas compressor adalah sebuah mesin kompresi dimana cara kerjanya
adalah mengkompersi gas bertekanan rendah, untuk menghasilkan gas yang
bertekanan tinggi. Dimana gas compressor ini menekan gas alam yang
diolah atau diproses kemudian didistribusikan dengan menggunakan sistem
jalur pipa. Peranan gas compressor yang begitu besar dalam menunjang
kegiatan operasi pada industri perminyakan.
Tujuan pemasangan kompresor adalah untuk mengalirkan gas
tekanan yang lebih tinggi dari tekanan yang tersedia. Pemilihan jenis
kompresor setelah mempertimbangkan segi-segi teknis. Penentuan daya
kuda (horse power) kompresor gas memerlukan dua kelompok data yaitu :
1. Sifat-sifat fisika dan thermodinamika gas
2. Sifat-sifat ini ditentukan berdasarkan komposisi gas

3.3.2 Peralatan dan Prinsip Kerja Mini Gas Compressor


1. Proses Inlet Scrubber / Blowcase
Fungsi dari inlet scubber ialah sebagai wadah penampung gas
yang sudah disedot oleh kompressor dan juga untuk menghilangkan
liquid yang mungkin masih terbawa oleh gas. Gas diinjeksikan dari
source gas dengan tekanan dan temperatur tertentu, gas akan masuk
ke dalam Inlet Scrubber melewati flow line.

2. Proses Reciprocating Compressors


Reciprocating compressor bekerja dengan prinsip yang sama
dengan pompa sepeda yaitu dengan memanfaatkan tekanan piston
terhadap sejumlah gas atau udara yang terjebak dalam suatu silinder
sehingga fluida kerja tersebut menjadi mampat dan tekanannya
meningkat. Gas yang yang keluar dari inlet scrubber akan
dikompresi oleh reciprocating compressor.

34
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN

3. Proses Cooler
Pada proses cooler gas yang keluar dari kompresor ini nantinya
temperature akan didinginkan dari temperatur 275F sampai dengan
temperatur 120F.

35

Anda mungkin juga menyukai