Anda di halaman 1dari 26

PRODUCTION ENGINEERING!!!

1. Jelaskan pengertian IPR, diagram IPR 1 Fasa, 2 Fasa dan IPR Kombinasi!
a) Inflow Performance Relationship (IPR) : Grafik yang menyatakan perilaku aliran
fluida dari reservoir menuju sumur, sesuai nilai Produktivitas (PI) formasinya. Grafik
ini merupakan hubungan antara Tekanan alir (Pwf) terhadap Laju Produksi (Q).

b) IPR Satu Fasa


0,00708.k o .h Pav Pwf
q
re
o. Bo ln 0,5 S
rw
Dasar Persamaan :
Qo = PI (Ps - Pwf)
Harga Qo max dicapai bila Pwf = 0
Sehingga dengan memvariasikan harga Pwf dapat ditentukan besar Qo

Kurva IPR untuk Aliran Satu Fasa

c) IPR Dua Fasa


Untuk sumur yang telah lama berproduksi dimana tekanan dasar sumur sudah turun
dibawah tekanan gelembung sehingga gas bebas akan ikut terproduksi, maka kurva
IPR tidak linear lagi tetapi akan berupa garis lengkung karena kemiringan garis IPR
akan berubah secara kontinyu untuk setiap harga Pwf.
1600

1400

1200

1000

800
Tek anan Alir (Pw f), psi
600

400

200

0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Laj u Produksi (q), bbl/hari

Kurva IPR Aliran Dua Fasa


d) IPR Kombinasi
Apabila fluida yang mengalir dari formasi ke lubang sumur terdiri dari tiga fasa, yaitu
minyak, air dan gas, maka digunakan Metode Pudjo Sukarno.

Kurva IPR Aliran 3 fasa ( Kombinasi)

2. Jelaskan Metode-metode yang terdapat pada IPR!


a) IPR Satu Fasa : Pers. Dary (1 fasa, homogen, radial, steady state).
b) IPR Dua Fasa :
Metode Vogel
Asumsi : Aliran Radial, 2 fasa, No skin, Open hole.
qo Pwf Pwf
1 0,2 0,8
Pr
Qo max Pr
#FE = 1 (Vogel) = Skin = 0

Metode Standing
Kondisi Actual (sebenarnya), sumur mempunyai skin.
Dimana S dikembangkan dari PBU dan PDD Test Analysis.
Pwf actual dari data yg tersedia
Pwf (S=0) = Ps Pwf (Ps Pwf S 0)
qo Pwf ' Pwf '
1 0,2 0,8
Qo max Pr Pr

#FE 1 (Standing) = Skin 0


#Kelemahan Standing yaitu : Pwf = - (negative) sehingga diteruskan dengan
Metode Horison.
'
( Ps Pw f ) Kondisi Actual(S 0)
Flow Efficiency (FE) = ( Ps Pwf ) = Kondisi Ideal(S=0)

Metode Harrison
Pwf '
1.792
Qo Ps
FE 1
1.2 0.2e
Qmax

Persamaan di atas digunakan apabila dari persamaan standing mendapatkan harga


pwf = (-).

Metode Fetkovich
Menggunakan konsep aliran gas dalam media berpori yang diaplikasikan ke
sumur minyak.
Untuk gas persamaan dalam media berpori:
Qo = J ( Ps2 Pwf2) Kondisi Aliran Laminer
Qo = J ( Ps2 Pwf2)n Kondisi Aliran Turbulen
Dimana : n = 1/slope= derajat turbulensi
0.5 < n < 1
Derajat tur tinggi Laminerp
c) IPR Kombinasi
J Pb
Qmax Vogel = Qb=J ( PrPb )
1.8

Qmax =Qb+Q maxVogel

J Pb
Qmax =Qb+ atau Q max =J ( Pr0.444 Pb)
1.8

Jika Pwf <Pb dan Ps > Pb

[ ( ) ( )]
2
Pwf Pwf
Qmax =Qb+ ( Q max Qb ) 10.2 0.8
Pb Pb

Jika Pwf >Pb dan Ps > Pb


Qmax =J ( PrPwf )

Metode Pudjo Sukarno


Pudjo Sukarno mengembangkan persamaan menggunakan simulasi reservoir
hipotetik seperti Vogel, tetapi Faktor Skin diperhitungkan (10 S -4)
Hasil analisis regresi terhadap dimensionless IPR adalah :
P P
a1 a3 wf a5 ( wf ) 2
Qo Pr Pr

S 0
Qo max P P
1 a2 wf a4 ( wf ) 2
Pr Pr
Syarat Pr < Pb
a1, ., a5 adalah konstanta yang merupakan fungsi faktor Skin dan ditentukan
berdasarkan persamaan :
an c1e ( C2 S ) c3e ( C4 S )
c1, ., c4 ditentukan dari table
Metode Hasan
Mengembangkan vogel untuk aliran 1 fasa dan 2 fasa dengan menggunakan
persamaan yang sama.
J
=
Pb
[ ( )
J 1.8 ( PrPwf )
1.8
Pr
Pb ( ) ( )]
0.80.2
Pwf
Pb
0.8
Pwf 2
Pb

J = PI < Pb
J* = PI > Pb
Qo
J = PrPwf Pwf <Pb

Qo
*
J = PrPwf Pwf >Pb

3. Jelaskan Persamaan IPR di masa akan dating!


4. Jelaskan pengertian PI!
Productivity Index (PI) : Indeks kapasitas sumur yang menyatakan kemampuan utnuk
berproduksi dari reservoir ke lubang sumur.
k .h ( Pe Pwf ) q
qo 0,00708 o , bbl / day / psi
o .Bo ln( re / rw) Ps Pwf
J=PI J =

Dimana : q = laju produksi, bbl/day


Ps = tekanan statik , psi
Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya harga PI, antara lain :


a. sifat-sifat fisik batuan reservoir,
b. sifat-sifat fisik fluida reservoir,
c. ketebalan lapisan formasi,
d. draw down, dan
e. mekanisme pendorong reservoir.
Batasan PI : PI rendah : <0.5
PI sedang : 0.5 sampai 1.5
PI tinggi : > 1.5

5. Jelaskan pengertian Nodal dan jenis-jenis titik nodal!


Nodal : Titik pertemuan antara dua performance aliran yang berbeda.
5 jenis kelakuan aliran, yaitu : - IPR
- Tubing Performance
- Pipeline Performance
- Choke/beam Performance
- Tapered String
Jenis jenis titik nodal, yaitu :
Pwh

Titik nodal di dasar sumur


pertemuan antara komponen formasi produktif/reservoir dengan komponen tubing
apabila komplesi sumur adalah open hole atau pertemuan antara komponen tubing
dengan komponen komplesi yang diperforasi atau bergravel pack.

Titik nodal di Tappered String


pertemuan antara dua tubing yang berbeda ukuran.

Titik nodal di kepala sumur


pertemuan antara komponen tubing dan pipe line dalam hal sumur tidak dilengkapi
dengan jepitan.

Titik nodal di separator


Pertemuan antara komponen pipa salur dengan komponen separator merupakan suatu
titik nodal.

Titik nodal di upstream/ downstream jepitan


Sesuai dengan letak jepitan, titik nodal ini dapat merupakan pertemuan antara
komponen jepitan dengan komponen tubing, apabila jepitan.
6. Jelaskan Tahapan Metode Produksi!
Secara umum tahapan atau metode produksi dibagi menjadi dua :

a) Sembur alam (Natural Flowing)


Tenaga dorong fluida alami ( Tekanan reservoir sangat tinggi).

b) Sembur buatan (Artificial Lift)


Pengangkatan buatan yang digunakan untuk mengangkat hidrokarbon, umumnya
minyak bumi, dari dalam sumur ke atas permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan
reservoir tidak cukup tinggi untuk mendorong fluida sampai ke atas ataupun tidak
ekonomis jika mengalir secara alamiah.

Jenis-jenis Artificial Lift :


a. Gas Lifting, menginjeksikan gas ke dalam kolom minyak di dalam sumur sehingga
berat minyak menjadi lebih ringan dan lebih mampu mengalir ke permukaan.

b. Sucker Rod Pumping, pompa dengan system rotasi pada prime mover dirubah
menjadi gerak naik turun untuk mengangkat minyak ke permukaan.

c. Subsurface Electrical Pumping, menggunakan pompa sentrifugal bertingkat yang


digerakkan oleh motor listrik dan dipasang jauh di dalam sumur.

d. Jet Pump, Fluida dipompakan ke dalam sumur dengan tekanan tinggi yang
disemprotkan lewat nozzle ke dalam kolom minyak sehingga mampu mendorong
minyak sampai permukaan.

e. Progressive Cavity Pump, pompa dipasang di dalam sumur, tetapi motor dipasang di
permukaan. Keduanya dihubungkan dengan batang baja yang disebut dengan sucker
rod.

7. Jelaskan tentang Gas Lift!


Prinsip Kerja Gas Lift
a) Continuous gas lift,
yaitu gas diinjeksikan secara terus menerus ke dalam annulus melalui valve yang
dipasang pada tubing, maka gas akan masuk ke dalam tubing. untuk sumur yang
mempunyai PI tinggi (> 0.5 B/D/psi).

b) Intermittent gas lift,


yaitu gas diinjeksikan secara terputus-putus pada selang waktu tertentu, sehingga
dengan demikian injeksi gas merupakan suatu siklus dan diatur sesuai dengan laju
fluida yang mengalir dari formasi ke lubang sumur. digunakan pada sumur yang
mempunyai PI rendah (< 0.5 B/D/psi) rendah
Empat kategori pemakaian gas lift yang dianjurkan, yaitu :
Kategori Pemakaian Gas Lift
PI BHP Sistem Injeksi

Tinggi Tinggi Continuous

Tinggi Rendah Intermittent

Rendah Tinggi Intermittent

Rendah Rendah Intermittent

Peralatan di Atas Permukaan


1. Wellhead dengan Christmas tree.
2. Stasiun kompresor.
3. Stasiun distribusi.
4. Alat-alat control

Peralatan di Bawah Permukaan


Peralatan bawah permukaan dari gas lift tidak berbeda jauh dengan peralatan pada
sembur alam, hanya disini ditambah dengan valve-valve gas lift. Yang paling umum
dipakai pada saat ini adalah jenis pressure charge bellow valve. Dalam keadaan normal
valve ini tertutup (karena adanya tekanan di dalam bellow) dan akan bekerja berdasarkan
tekanan injeksi.
Valve gas lift dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Casing pressure operating valve.
Valve ini bekerja karena tekanan casing.
2. Fluid operated valve
Valve ini bekerja karena tekanan fluida dalam tubing.
3. Throttling pressure valve
Valve ini disebut juga valve proporsional atau valve aliran kontinyu, untuk membuka
valve diperlukan tekanan dalam casing dan untuk menutup valve diperlukan
penurunan tekanan dalam tubing atau casing.
4. Combination valve
Valve jenis ini disebut juga dengan fluid open-pressure closed valve, dimana untuk
membukanya diperlukan penambahan tekanan fluida dan untuk menutup valve jenis
ini diperlukan pengurangan tekanan casing atau tekanan tubing.

8. Jelaskan tentang SRP!


Prinsip Kerja Pompa Sucker Rod
- Pada saat up-stroke : plunger naik, travelling valve tertutup karena membebani
plunger dan fluida akan mendorong dari tubing ke permukaan, standing valve terbuka
karena terjadi penghisapan sehingga fluida dari formasi masuk ke pompa.
- Pada saat Down-stroke : Plunger turun, travelling valve terbuka karena mendapat
dorongan dari fluida sehingga fluida akan bergerak dari plunger ke dalam tubing,
standing valve tertutup akibat ditekan oleh fluida di atasnya.

Peralatan di Atas Permukaan


a. Prime Mover : Penggerak utama, memberikan gerakan putar.

b. Crank : Pada crank ini terdapat lubang-lubang tempat kedudukan pada


pitman bearing dan ujung bawah dari pitman. Besar kecilnya langkah atau stroke
pemompaan yang diinginkan dapat diatur dari sini dengan mengubah-ubah letak
ujung bawah pitman. Apabila kedudukan ujung bawah pitman digeser ke posisi
lubang mendekati counter balance, maka langkah pemompaan menjadi bertambah
besar, demikian pula sebaliknya apabila menjauhi counter balance yaitu ke arah crank
shaft maka langkah pemompaan menjadi kecil.

c. Pitman : Lengan penghubung antara walking beam pada equalizer dengan


crank ( merubah gerak berputar menjadi naik turun).

d. Counter balance : Sepasang pemberat yang dapat membantu kerja prime mover.

e. Equalizer : Bagian atas dari pitman.

f. Walking beam : Tangkai horizontal di belakang horse head yang dapat merubah
gerak putar menjadi naik turun dan meneruskan energy dari prime mover ke pompa.

g. Horse head : Meneruskan gerakan dari walking beam ke unit pompa.

h. Briddle : Tali penggantung Carrier bar.

i. Carrier bar : sebagai penyangga polished rod clamp.

j. Polished rod clamp: untuk mengeraskan kaitan polished rod dengan komponen di
atasnya.

k. Polished rod : Rangkaian rod yang muncul di permukaan, menghubungkan


rangkaian sucker rod dengan peralatan di atas permukaan.

l. Stuffing box : Alat yang dipasang di atas kepala sumur (casing/tubing head)
untuk mencegah atau menahan minyak agar tidak ikut keluar bersama dengan naik
turunnya polished rod.

m. Sampson Post : Penyangga walking beam.

Peralatan di Bawah Permukaan


a. Tubing : untuk mengalirkan minyak setelah minyak diangkat oleh plunger.

b. Rod String : Tangkai Pompa.


Sucker rod : penghubung antara plunger dengan peralatan di permukaan.
Sedangkan fungsinya adalah melanjutkan gerak lurus naik turun dari horse head
ke plunger pompa.
Pony rod : untuk melengkapi panjang dari sucker rod apabila sucker rod
tidak mencapai target yang dituju

c. Working barrel : tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan
langkah pemompaan dan menampung minyak yang terhisap oleh plunger pada saat
bergerak ke atas.

d. Plunger : sebagai penghisap minyak dari formasi masuk ke dalam barrel


dan mengangkat minyak yang telah terakumulasi dalam barrel ke permukaan melalui
tubing.

e. Travelling valve : untuk mengalirkan minyak dari working barrel masuk menuju
plunger, hal seperti ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah dan akan menahan
keluarnya minyak dari plunger pada saat plunger bergerak ke atas (up-stroke).

f. Standing valve : untuk menahan minyak agar tidak dapat keluar dari working
barrel pada saat plunger bergerak ke bawah.

g. Gas anchor : dipasang pada bagian bawah pompa untuk memisahkan gas dari
minyak agar gas tersebut tidak ikut terproduksi.
9. Jelaskan tentang ESP!
Prinsip Kerja Electric Submersible Pump
Energi listrik dialirkan dari transformer menuju switchboard, pada switchboard semua
kinerja ESP akan dimonitor, kemudian energi listrik dari switchboard dialirkan sampai ke
motor melalui kabel. Selanjutnya, melalui motor energi listrik akan di rubah menjadi
energi mekanik yaitu berupa tenaga putar, putaran diteruskan ke protector dan pump,
impeller akan ikut berputar dan mendorong fluida ke permukaan.

Peralatan di Atas Permukaan


a. Wellhead/Tubing head : sebagai penyokong dari rangkaian tubing dan untuk
menutup ruang antara casing dengan tubing.

b. Junction box : sebagai tempat menghubungkan kabel dari dalam sumur


dengan kabel dari switch board dan mengeluarkan gas yang ikut bersama kabel.

c. Switch board : Panel control kerja di permukaan, untuk mengontrol kerja


pompa.

e. Transformer : sebagai perubah tegangan primer yang tinggi menjadi


tegangan sekunder (yang rendah) yang dibutuhkan motor.

Peralatan di Bawah Permukaan


a. Centralizer : untuk menjaga kedudukan pompa agar tetap di tengah-tengah.
b. Motor : sebagai tenaga penggerak pompa (prime mover), yang
mempunyai 2 (dua) bagian pokok yaitu Rotor (gulungan kabel halus) bagian yang
berputar dan Stator (gulungan kabel halus yang stasioner dan menempel pada badan
motor) merupakan bagian yang tidak berputar.

b. Protektor
Protektor ini dipasang di atas motor dan dibawah pompa. Fungsinya antara lain :
Memberikan ruangan untuk pengembangan/penyusutan minyak pelumas.
Mencegah fluida masuk ke rumah motor.
Menyimpan minyak motor dan minyak pelumas.
Memberikan keseimbangan tekanan dalam motor dengan tekanan luar, yaitu
tekanan fluida sumur pada kedalaman tertentu.

c. Pump intake/gas separator : tempat masuknya fluida menuju pompa, gas separator
untuk menyaring gas agar tidak masuk ke pompa.

d. Pump : Setiap pompa terdiri dari beberapa tingkat (multistage) dimana


masing-masing terdiri dari impeller dan diffuser. Jumlah tingkat tergantung dari head
pengangkatannya.
Impeller : bagian yang bergerak untuk memindahkan fluida dari tempat satu ke
tempat lain.
Diffuser : bagian yang diam, untuk mengarahkan fluida ke stage berikutnya.

e. Check Valve : menjaga fluida agar tetap di atas pompa.

f. Bleeder Valve : dipasang 1 joint di atas check valve, untuk mengosongkan kolom
fluida dari dalam tubing pada waktu pencabutan pompa.

g. Kabel listrik : sebagai penyalur aliran listrik dari permukaan ke motor

Round Cable dan Flat Cable

10. Apa yang dimaksud dengan Formation Damage?


Formation damage ( kerusakan formasi) adalah rusaknya produktivitas sumur akibat
tersumbatnya lubang bor, perforasi, pori-pori dekat lubang bor atau rekahan yang
berhubungan langsung dengan lubang bor.

Faktor faktor penyebab kerusakan formasi


Kerusakan formasi dapat disebabkan oleh invasi cairan ( fluida pemboran, komplesi,
stimulasi, workover) dan oleh invasi padatan.
a. Invasi Cairan
Sebagai contoh formasi dirty sand yang mempunya kandungan clay tinggi pada
umumnya bersifat sangat sensitif terhadap adanya filtrat dari lumpur fresh water base
yang digunakan pada saat operasi pemboran sehingga timbul hidrasi atau swelling
pada partikel partikel clay. Adanya invasi fluida asing juga akan mengendapkan
padatan padatan seperti garam garam yang tidak dapat larut, aspal atau lilin (wax).
b. Invasi Padatan
Pada penyelidikan penurunan permeabilitas karena adanya invasi padatan terdapat
dua penyebab, yaitu :
1. Penyumbatan ( plugging ) dari pori pori bagian dalam oleh partikel partikel
padatan.
2. Pengurangan radius pori pori efektif yang mengakibatkan naiknya kadar air
interstitial.

Identifikasi Problem Kerusakan Formasi


Adanya formation damage dapat ditandai dengan adanya suatu pressure drop
disekitar sumur, dimana keadaan ini adalah disebabkan adanya penurunan permeabilitas
(k). Gambaran yang menunjukkan adanya kerusakan formasi ini dapat diperoleh dari
hasil data PBU test dan PDD test.
Jika permeabilitas reservoir rendah untuk beberapa hari saja, maka
penanggulangannya cukup dengan menstabilkan reservoir dengan meng-shut in sumur,
dan inipun belum menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan formasi disitu. Tetapi jika
tidak demikian keadaannya, atau dengan kata lain permeabilitasnya rendah terus dalam
waktu yang lama, maka dapatlah dikatakan bahwa telah terjadi kerusakan formasi.
Pencegahan timbulnya problem kerusakan formasi
1. Mengadakan pemilihan fluida pemboran yang tepat, sehingga cocok dengan formasi
yang ditembus oleh mata bor.
2. Dalam mengkomplesi sumur sebaiknya memperhatikan faktor formasi, sehingga
diperoleh kesesuaian antara formasi dengan komplekasi yang dilakukan.
3. Dalam memilih fluida stimulasi harus cocok dengan formasi yang ada. Sebab
stimulasi yang tidak cocok akan menimbulkan problem sekunder yang tentunya tidak
diharapkan. Untuk menghindari hal semacam ini, sebelum stimulasi dilakukan perlu
diadakan penelitian di laboratorim terlebih dahulu.
4. Dalam memproduksi sumur sebaiknya faktor formasi dikaji secara mendalam
sehingga pengaruh negatif dari formasi karena produksi karena dapat dihindari.
5. Dalam memilih peralatan untuk perforasi sebaiknya disesuaikan dengan formasi yang
akan di tembak.

Penanggulangan Problem Kerusakan Formasi


Kerusakan formasi merupakan perubahan sifat lapisan produktif yang disebabkan oleh
faktor-faktor dari dalam maupun faktor dari luar formasi itu sendiri yang menyebabkan
terjadinya perubahan sifat-sifat fisik dari formasi. Untuk mengatasi hal ini, usaha yang
sering dilakukan adalah dengan menstimulasi sumur

11. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi!


Pada prinsipnya problem produksi yang mengakibatkan tidak optimumnya produksi
minyak di suatu sumur dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok :
A. Menurunnya produktivitas formasi
- Problem kepasiran
Ikut terproduksinya pasir.
- Problem coning baik gas maupun air
Terproduksinya air/gas secara berlebihan.

B. Menurunnya laju produksi


- Problem emulsi
Campuran dua jenis cairan yang tidak dapat campur.

- Problem scale
Pengendapan mineral yang berasal dari hasil reaksi ion-ion yang terkandung
dalam air formasi.

- Problem korosi
Timbul akibat adanya air yang berasosiasi dengan minyak dan gas pada saat
diproduksikan ke permukaan. Air bersifat asam atau garam, atau keduanya dan
kecenderungan mengkorosi logam yang disentuhnya.

- Problem paraffin dan Aspal


Timbul akibat penurunan tekanan karena kelarutan lilin dalam minyak mentah
menurun saat menurunnya temperatur

12. Jelaskan hal-hal yang dilakukan untuk meningkatkan produksi!


Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi yaitu Stimulasi dengan
teknik acidizing dan Hydraulic Fracturing.
13. Jelaskan apa itu skin, skin positive, skin negative dan skin = 0 dan Dissolving
Power!
Skin : Suatu besaran dimensionless yg menyatakan besarnya tingkat kerusakan
formasi.

Skin (+) : Pompa dalam keadaan rusak


Skin (-) : Pompa dalam perbaikan
Skin (0) : Pompa dalam keadaan baik

Dissolving power menyatakan jumlah mineral yang dapat dilarutkan oleh sejumlah asam
berdasarkan massa atau volume.
gravimetric dissolving power, , yaitu massa mineral yang dilarutkan oleh sejumlah
massa asam. Secara matematis dinyatakan sebagai :

Vmin eral MWmin eral



Vasam MWasam

14. Jelaskan pengertian Scale!

Scale : pengendapan mineral yang berasal dari hasil reaksi ion-ion yang terkandung
dalam air formasi. Pengendapan dapat terjadi di dalam pori-pori batuan formasi, lubang
sumur bahkan peralatan permukaan.

Penyebab terbentuknya endapan scale antara lain :


a. Bercampurnya dua jenis air yang berbeda
Contoh yang umum adalah pencampuran antara air injeksi dengan air formasi di
bawah sumur, dimana yang satu mempunyai kelarutan garam-garam barium yang
tinggi, sedangkan yang lainnya mengandung larutan sulfate. Pencampuran ini akan
mengakibatkan pembentukan endapan barium sulfate (BaSO4) yang dapat menyumbat
dan sulit untuk dibersihkan.
b. Penurunan Tekanan
Pada saat air formasi mengalir dari reservoir menuju lubang sumur, maka akan terjadi
penurunan tekanan. Penurunan tekanan ini dapat pula terjadi dari dasar sumur ke
permukaan dari well head ke tanki pengumpul. Penurunan tekanan ini akan
menyebabkan terlepasnya CO2 dan ion bikarbonat (HCO3-) dari larutan.
Dengan terbebaskannya gas CO2, sehingga akan menyebabkan berkurangnya kelarutan
CaCO3. Hal ini berarti penurunan tekanan pada suatu sistem akan menyebabkan
meningkatnya kemungkinan terbentuknya scale CaCO3.
c. Perubahan Temperatur
Pada saat terjadi perubahan (kenaikan) temperatur, maka akan terjadi penguapan,
sehingga terjadi perubahan kelarutan, dan hal ini akan mengakibatkan terjadinya
pembentukan scale. Temperatur mempunyai pengaruh pada pembentukan semua tipe
scale, karena kelarutan suatu senyawa kimia sangat tergantung pada temperatur.
Misalnya kelarutan CaCO3 akan berkurang dengan kenaikan temperatur dan
kemungkinan terbentuknya scale CaCO3 semakin besar.
Cara Mencegah Terbentuknya Scale
Menghindari tercampurnya air yang incompatible (tidak boleh campur)
Mengubah komposisi air dengan water dilution (pengencer air ) atau mengontrol
pH
Menghilangkan zat pembentuk scale
Penambahan scale control chemical

Cara Mengatasi Problem Scale


Penambahan larutan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic)
Acidizing (Penambahan larutan HCl atau HCl:HF )

15. Jelakan perbedaan Work Over dan Stimulasi!


Work Over : suatu aktivitas atau kegiatan dalam usaha untuk meningkatkan
produktivitas dengan cara memperbaiki kerusakan sumur.

Stimulasi : Suatu proses perbaikkan terhadap sumur untuk peningkatan permeabilitas


formasi dalam upaya peningkatan laju produksi.

16. Jelaskan pengertian Acidizing dan jenis-jenisnya!


Acidizing : pekerjaan yang dilakukan untuk menanggulangi kerusakan formasi
/meningkatkan kemampuan formasi yaitu dengan menginjeksikan asam ke formasi untuk
melarutkan partikel-partikel penyumbat pori atau meningkatkan permeabilitas batuan
dengan harapan laju produksi kembali meningkat.

a. Matrix Acidizing
Adalah proses penginjeksian asam kedalam formasi produktif pada tekanan dibawah
tekanan rekah formasi dengan tujuan agar reaksi dapat menyebar secara radial.

b. Acid Fracturing
Adalah proses penginjeksian asam ke dalam formasi dengan tekanan yang lebih besar
dari tekanan rekah. Baik dilakukan pada formasi yang memiliki permeabilitas alami
kecil.

c. Acid Washing
proses untuk menghilangkan endapan scale yang terdapat di pipa atau di perforasi
dengan menempatkan asam di posisi scale dan dibiarkan bereaksi.

17. Jelaskan proses penginjeksian asam ke dalam lubang bor!


Proses penginjeksian asam ke dalam formasi dilakukan dengan tahap-tahap kegiatan
seperti preflush, spotting dan after flush/overflush.
1. Preflush
Preflush dilakukan dengan memompakan asam yang konsentrasinya rendah dan
jumlahnya kira-kira setengah dari volumeuntuk acidizing sebenarnya. Preflush
bertujuan untuk menghilangkan material formasi yang dapat bereaksi dengan HCl.
2. Spotting
Spotting merupakan proses utama pemompaan asam untuk memperbaiki
permeabilitas batuan. Pemompaan dengan laju yang rendah dilakukan untuk
memperbaiki kerusakan disekitar lubang sumur, sedangkan laju yang tinggi dilakukan
untuk jangkauan yang lebih jauh ke dalam formasi.
3. After flush (postflush)
After flush merupakan proses pendorongan asam yang masih ada dalam tubing agar
seluruh asam masuk ke dalam formasi dan mengurangi waktu kontak asam dengan
tubing, disamping itu juga untuk memindahkan asam yang telah terpakai jauh dari
lubang sumur sehingga presipitasi yang dapat terbentuk tidak akan banyak merusak.
Cairan yang digunakan seperti minyak diesel, nitrogen, ammonium klorida (NH 4Cl),
dan HCl.

18. Jelaskan pengertian Hydraulic Fracturing!


Hydraulic Fracturing (Perekahan hidrolik) adalah suatu teknik stimulasi yang dilakukan
untuk meningkatkan permeabilitas formasi dengan cara membuat rekahan dan
menginjeksikan fluida perekah pada tekanan di atas tekanan rekah formasi.

Fluida Perekah : suatu cairan yang digunakan untuk menghantarkan daya pompa ke
batuan formasi dan sebagai pembawa material pengganjal ke dalam rekahan.
Terdiri atas : a. Prepad : fluida dengan viskositas rendah dan tanpa proppant.
b. Pad : fluida dengan viskositas tinggi dan tanpa proppant.
c. Slurry dengan proppant : proppant dicampur dengan fluida viskos.
d. Flush : mendorong slurry masuk ke dalam formasi.

Proppant (material pengganjal) : material untuk mengganjal agar rekahan yang terbentuk
tidak menutup kembali.
Jenis proppant : pasir alami dan eramic proppant.

19. Jelaskan pengertian Separator dan jenis-jenis Separator!


Separator : tabung bertekanan yang digunakan untuk memisahkan fluida produksi dari
sumur menjadi minyak, air dan gas (3 fasa) atau liquid dan gas (2 fasa).

Pemisahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :


a. Prinsip penurunan tekanan.
b. Prinsip gravitasi
c. Turbulensi aliran atau perubahan arah aliran
d. Pemecahan atau tumbukan fluida

Jenis-jenis separator, yaitu :


a) Menurut tekanan kerja
- High Presssure (HP) = 650-1500 psi
- Medium Pressure (MP) = 225-650 psi
- Low Pressure (LP) = 10-225 psi
b) Berdasarkan hasil pemisahan
- Separator dua fasa
- Separator tiga fasa
c) Berdasarkan bentuk
- Separator Vertikal
- Separator Horizontal
- Separator Spherical
- Separator khusus

Separator Spherical
Bagian bagian penting separator
Primary Section
Bagian ini digunakan untuk mengumpulkan sebagian besar fluida yang masuk ke
dalam separator. Pada bagian ini terdapat inlet port dan baffle untuk membelokan
aliran utama fluida dari aliran gas sekaligus mengurangi kecepatan aliran fluida
tersebut.
Gravity Settling Section
Bagian ini digunakan untuk melaksanakan pemisahan dengan sistem settling atau
pengendapan yang tergantung pada perbedaan densitas dengan mengandalkan gaya
gravitasi.
Liquid Collecting Section
Bagian ini berfungsi sebagai tempat penampungan cairan yang sudah terbebas dari
gas.
Mist Extraction Section
Bagian ini digunakan untuk memisahkan sisa cairan yang berbentuk kabut dari gas
secara efektif.

Masalah Pada Separator


High Fluid Level and Low Fluid Level
High Pressure and Low Pressure
Minyak Berbusa (Foamy Crude)
Emulsi
Carryover (cairan bebas terbawa bersama fasa gas) dan Blowby (gas bebas eluar
bersama fasa cair)
Paraffin
Pasir
20. Jelaskan tentang Surface Facilities!

FLOW SPILTTER
a. Separator : sebagai tabung bertekanan dan bertemperatur tertentu yang digunakan
untuk memisahkan fluida produksi kedalam fasa cairan dan fasa gas.
b. Flow Splitter : hampir sama dengan sparator yaitu memisahkan gas dari fluida,
perbedaanya hanya pada liquid outlet yang terpisah menjadi dua, sehingga
memerlukan dua buah liquid level control.
c. Gas Boot : untuk memisahkan gas dari liguid agar tidak masuk ke free water knock
out atau wash tank.
d. Wash tank : alat yang digunakan untuk menampung fluida yang datang dari sumur-
sumur minyak setelah melewati separator atau splitter dan gas boot.
e. Shipping Tank : Diharapkan agar minyak yang ada di dalam shipping tank water
cutnya kurang dari 1 % atau serendah mungkin.
f. Shipping Pump : Crude oil yang sudah terkumpul di dalam shipping tank dengan
kadar BS dan W kurang dari 1 % dipompakan ke HTC. Untuk kerperluan ini
diperlukan Positive Displacement Pump atau Centrifugal Pump.

21. Jelaskan pengertian Packer!


Gravel Pack : salah satu metode sand control yang digunakan untuk menghambat
pergerakan pasir formasi masuk ke well bore.

Ada 3 hal utama yang harus diperhatikan dalam mendesign Gravel Pack:
1. Ukuran Gravel Pack
Gravel yang dipilih harus bisa mencegah pasir formasi masuk kedalam GP.
2. Ukuran ketebalan.
3. Posisi liner dan gravel yang benar.
Liner atau screen posisinya harus center dan gravel mesti penuh mengisi spasi antara
liner dan dinding formasi atau casing. Ketinggiannya juga sebaiknya berkisar 200
300 meter.
22. Jelaskan pengertian Commingle!
Commingle : lapisan reservoir yang berlapis (multi layer reservoir) yang diproduksikan
bersama-sama.

23. Jelaskan Apa itu Well Completion!


Well Completion : Pekerjaan tahap akhir atau penyempurnaan untuk mempersiapkan
sumur pemboran menjadi sumur produksi.
Well completion terdiri dari :
1. Komplesi zona tunggal.
2. Komplesi zona banyak.
3. Komplesi perforasi
4. Komplesi lubang terbuka

Metode Well Completion


1. Down-hole completion atau formation completion, yaitu membuat hubungan antar
formasi produktif dengan tiga metoda, yaitu :
Open-hole completion (komplesi sumur dengan formasi produktif terbuka).
Cased-hole completion atau perforated cmpletion (komplesi sumur dengan
formasi produktif dipasang casing dan diperforasi).
Sand exclusion completion (problem kepasiran)
2. Tubing completion (komplesi pipa produksi) yaitu merencanakan pemasangan atau
pemilihan pipa produksi (tubing), yaitu meliputi metoda natural flow dan artificial
lift.
3. Well-head completion yaitu meliputi komplesi X-mastree, casing head, dan tubing
head.

Open hole Cased Hole


Sreen Liner Gravel Pack
Sand Exclusion Completion

24. Jelaskan perforasi dan proses kerja peralatan perforasi!


Perforasi : Proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehingga terjadi
komunikasi antara formasi dengan sumur yang mengakibatkan fluida formasi dapat
mengalir ke dalam sumur.
Perforasi dapat dilakukan dengan perforator yang dapat dibedakan atas:
Bullet/Gun perforator
Shape Charge/Jet Perforator
Masing masing alat perforator memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing :
Gun Perforator cocok digunakan pada formasi yang sangat kompak (keras), karena alat
ini menggunakan bullet (peluru), tetapi formasi jadi lebih mudah rusak karenanya dan
produksi jadi terlalu lama karena laju alir fluida jadi lambat.

Proses Kerja peralatan perforasi


A. Perforating gun yang berisi beberapa shape charges diturunkan ke dalam sumur
sampai kedalaman formasi yang dituju.
B. Shape harges ini kemudian diledakkan dan menghasilkan semacam semburan jet
bertekanan tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000 m/s) yang mampu
menembus asing baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi dalam waktu yang
singkat.
C. Lubang perforasi sudah terbentuk, fluida formasi masuk ke sumur.

Teknik Perforasi
Ada Dua Teknik Perforasi :
a. Perforasi dengan Wireline
Sistem ini gun diturunkan kedalam sumur dengan menggunakan wireline (kawat
listrik)
b. Perforasi dengan Tubing (TCP)
Gun berdiameter besar dipasang pada ujung bawah tubing atau ujung tail pipe yang
diturunkan kedalam sumur bersama sama dengan tubing string.

Anda mungkin juga menyukai