Anda di halaman 1dari 41

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

V.1.1. STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)


PENENTUAN POTENSI SUMUR MINYAK DENGAN INFLOW
PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)

1. TUJUAN
Menghitung potensi suatu sumur minyak yang mencerminkan kemampuan reservoir
mengalirkan minyak ke dalam sumur tersebut. Kemampuan ini dinyatakan dalam
hubungan antara tekanan alir dasar sumur terhadap laju produksi (kurva IPR).

2. METODE DAN PERSYARATAN


2.1. METODE
Penentuan potensi sumur menggunakan :
1. Persamaan Darcy untuk aliran satu fasa liquid.
2. Persamaan Vogel dan Perluasan Persamaan Vogel untuk aliran dua fasa.
3. Perhitungan berdasarkan hasil uji Back Pressure dan Isochronal.

2.2. PERSYARATAN
1. Untuk aliran satu fasa, tekanan statik dan tekanan alir dasar sumur lebih besar dari
tekanan jenuh.
2. Khusus untuk persamaan Vogel, harga faktor skin sama dengan nol.
3. Kadar air tidak lebih dari 40%, baik untuk persamaan Vogel maupun perluasan
persamaan Vogel.

3. LANGKAH KERJA
3.1. PENENTUAN KURVA IPR UNTUK ALIRAN SATU FASA
3.1.1. Berdasarkan Data Uji Tekanan dan Produksi
1. Siapkan data hasil uji tekanan dan produksi yaitu : Ps, Pwf, dan qo pada Pwf.
2. Hitung indeks produktivitas (J) dengan menggunakan persamaan :

=



(1)

 

3. Ambil harga tekanan alir dasar sumur (Pwf) tertentu lebih besar dari tekanan
jenuh.
4. Hitung laju aliran (qo) pada Pwf tersebut dengan menggunakan persamaan :

V.1 - 1

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

= (   )

(2)

5. Kembali ke langkah 3 hingga diperoleh beberapa harga qo pada masingmasing harga Pwf.
6. Plot qo terhadap Pwf yang diperoleh dari langkah 3 dan 4 pada kertas grafik
kartesian, dengan qo sebagai sumbu datar dan Pwf sebagai sumbu tegak.

3.1.2. Berdasarkan Parameter Batuan dan Fluida Reservoir


1. Siapkan data yang diperlukan sebagai berikut :
a. Parameter batuan reservoir, yaitu :
ko, h, dan re
b. Parameter fluida reservoir, yaitu :
Bo dan o
c. Parameter sumur yaitu :
rw
d. Tekanan statik dan faktor skin dari uji tekanan yaitu :
Ps dan S

=

2. Hitung J dengan menggunakan persamaan :


. 


  ( . !")

(3)

3. Ambil harga tekanan alir dasar sumur (Pwf) tertentu lebih besar dari tekanan
jenuh.
4. Hitung laju aliran (qo) pada Pwf tersebut dengan menggunakan persamaan :

= (   )

(4)

5. Ulangi kembali perhitungan dari langkah 3 hingga diperoleh beberapa harga qo


pada masing-masing harga Pwf.
6. Plot qo vs Pwf yang diperoleh dari langkah 3 dan 4 pada kertas grafik kartesian,
dengan qo sebagai sumbu datar dan Pwf sebagai sumbu tegak.
3.2. PENENTUAN KURVA IPR UNTUK ALIRAN DUA FASA PADA FAKTOR
SKIN SAMA DENGAN NOL
3.2.1. Jika Tekanan Statik Lebih Kecil dari Tekanan Jenuh (Ps < Pb)
1. Siapkan data hasil uji tekanan dan produksi, yaitu Ps, Pwf, dan qo @ Pwf .
2. Hitung Pwf/Ps
3. Hitung laju produksi maksimum (qmax) berdasarkan data dari langkah 1 dan
V.1 - 2

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

menggunakan persamaan berikut :




$%& =
)
) +
'.( ) *.( ) *

(5)

4. Ambil harga tekanan alir dasar sumur (Pwf) tertentu dan hitung Pwf/Ps.
5. Hitung qo pada Pwf tersebut dengan menggunakan persamaan :

, =
$%& {1 0.2 (




* 0.8 (

 


* }

(6)

6. Ulangi kembali perhitungan dari langkah 4 hingga diperoleh beberapa harga qo


pada masing-masing harga Pwf.
7. Plot qo terhadap Pwf yang diperoleh dari langkah 4 sampai dengan 6 pada
kertas grafik kartesian dengan qo sebagai sumbu datar dan Pwf sebagai sumbu
tegak.
Catatan :
Apabila diambil harga qo tertentu dan akan ditentukan harga Pwf-nya, langkah
4 s/d 6 diganti dengan langkah berikut :
4. Ambil harga laju aliran (qo) tertentu dan hitung qo/qmax.
5. Hitung Pwf dari harga qo dengan menggunakan persamaan berikut :
 = 0.125  {1 + 581 80(



678

)}

(7)

6. Kembali ke langkah 4 hingga diperoleh beberapa harga qo pada masingmasing harga Pwf.

3.2.2. Jika Tekanan Statik Lebih Besar daripada Tekanan Jenuh (Ps > Pb)
3.2.2.1. Jika tekanan alir dasar sumur dari uji produksi lebih besar dari
tekanan jenuh (Pwf > Pb)
1. Dari uji tekanan dan produksi, diperoleh :
Ps, Pwf dan qo @ Pwf,
dalam hal ini Pwf > Pb dan Pb harus diketahui.
2. Hitung indeks produktivitas sumur untuk Pwf > Pb (kondisi aliran satu fasa)
dengan menggunakan persamaan berikut :
=



 

(8)

3. Dengan menggunakan harga J tersebut hitung qb @ Pwf = Pb menurut


persamaan di bawah ini:

V.1 - 3

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

9 = (  9 )

(9)

4. Hitung qx, yaitu :

& =

:(; )

5. Hitung:

'.

(10)

$%& =
9 +
&

(11)

6. Ambil harga Pwf yang lebih kecil dari harga tekanan jenuh (Pb) dan hitung
harga Pwf/Pb
7. Hitung laju produksi pada Pwf tersebut dengan menggunakan persamaan :
 

=
9 + (
$%&
9 ){1 0.2 (  * 0.8 (  * }

;

(12)

8. Ulangi kembali perhitungan dari langkah 6 hingga diperoleh beberapa


harga qo pada masing-masing harga Pwf.
9. Plot Pwf terhadap qo yang diperoleh dari langkah 6 sampai dengan 8, pada
kertas grafik kartesian dengan menggunakan qo sebagai sunibu datar dan
Pwf sebagai sumbu tegak.

3.2.2.2. Jika tekanan alir dasar sumur dari uji produksi lebih kecil dari tekanan
jenuh (Pwf < Pb)
1. Dari uji tekanan dan produksi diperoleh : Ps , Pwf, dan qo @ Pwf Dalam
hal ini Pwf < Pb
2. Hitung Pwf/Pb dan tentukan harga A di mana :
< = 1 0.2 (  * 0.8 (  *


=

3. Hitung harga J untuk kurva IPR di atas tekanan jenuh, yaitu :



)
{ ; ! ; (?)}
=.>

(13)

(14)

4. Hitung laju produksi pada Pwf = Pb, yaitu :

9 = (  9 )

(9)

5. Hitung qx dari persamaan :

& =

:(; )

6. Hitung

'.

$%& =
9 +
&

(10)

(11)

V.1 - 4

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

7. Ambil harga Pwf tertentu yang lebih kecil dari tekanan jenuh dan hitung
Pwf/Pb.
8. Hitung laju produksi pada Pwf tersebut dengan menggunakan persamaan
berikut :

 

=
9 + (
$%&
9 ){1 0.2 (  * 0.8 (  * }

;

(12)

9. Ulangi kembali perhitungan dari langkah 7 hingga diperoleh beberapa


harga qo pada masing-masing harga Pwf.
10. Plot Pwf vs qo yang diperoleh dari langkah 7 sampai dengan 9 pada kertas
grafik kartesian dengan i sebagai sumbu datar dan Pwf sebagai sumbu
tegak.

3.3. PENENTUAN KURVA IPR DUA FASA UNTUK TEKANAN STATIK DI


BAWAH TEKANAN JENUH DAN FAKTOR SKIN TIDAK SAMA DENGAN
NOL
1. Dari uji tekanan tentukan Ps dan S.
2. Dari uji produksi tentukan harga Pwf dan qo @ Pwf.
3. Hitung konstanta persamaan kurva IPR, yaitu :
a1, a2, a3, a4 dan a5 masing-masing ditentukan dengan menggunakan persamaanpersamaan di bawah ini:
a1 = 0.182922 e-0.36438 S + 0.814541 e-0.055873 S
a2 = -1.476950 e-0.456632 S + 1.646246 e-0.442306 S
a3 = -2.149274 e-0.195976 S + 2.289242 e-0.220333 S
a4 = -0.0217831 e0.088286 S 0.260385 e-0.210801 S
a5 = -0.5524470 e-0.032449 S 0.583242 e-0.306962 S
Apabila harga faktor skin antara -4 sampai dengan 10 maka harga a1 sampai a5
ditentukan secara grafis menggunakan Gambar 1 sampai 5.
4. Hitung Pwf/Ps berdasarkan data uji tekanan dan produksi.
5. Hitung harga ruas kanan dari pada persamaan kurva IPR, yaitu :

<=

)
)
B!%C (
)+
)
)
)
)
'!%+ A
B!%D (
)+
)
)

%= !%@ A

(15)

V.1 - 5

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

6. Hitung laju produksi maksimum (qmax) apabila S = 0, yaitu :

$%& @F = 0 =


?

(16)

di mana qo adalah laju dari uji produksi.


7. Ambil harga Pwf tertentu dan hitung harga Pwf/Ps, kemudian hitung harga A,
seperti pada langkah 5.
8. Hitung laju produksi, qo pada Pwf tersebut, yaitu :

=
$%& @F = 0 = <

(17)

9. Ulangi kembali perhitungan dari langkah 7 hingga diperoleh beberapa harga qo


pada masing-masing harga Pwf.
10. Plot Pwf terhadap qo yang diperoleh dari perhitungan pada kertas grafik kartesian
dengan qo sebagai sumbu datar dan Pwf sebagai sumbu tegak.

Gambar 1. Faktor skin vs konstanta a1.

V.1 - 6

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Gambar 2. Faktor skin vs konstanta a2.

Gambar 3. Faktor skin vs konstanta a3.

V.1 - 7

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Gambar 4. Faktor skin vs konstanta a4.

Gambar 5. Faktor skin vs konstanta a5.

3.4. PENENTUAN KURVA IPR BERDASARKAN UJI ISOCHRONAL


1. Dari uji Isochronal diperoleh 3 atau lebih laju produksi dengan masing-masing
Pwf nya.
2. Untuk masing-masing harga Pwf, hitung Ps2 Pwf2.

V.1 - 8

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

3. Plot (Ps2 Pwf2) terhadap q pada kertas grafik log-log.


4. Tarik garis lurus terbaik yang mewakili titik-titik tersebut.
5. Tentukan kemiringan garis lurus dari langkah 4 dengan prosedur sebagai berikut:

Pilih dua titik sembarang yang terletak pada garis dari langkah 4.

Baca harga-harga (Ps2 Pwf2) dan q, yaitu :


(Ps2 Pwf2)1 dan qo1,
(Ps2 Pwf2)2 dan qo2,

Kemudian dari garis lurus tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

GHIJKJLMNL =

+
+
OPQ+ 
R OPQ+ 
R
=

OP =  OP +

(18)

6. Harga n dari persamaan kurva IPR dapat dihitung sebagai berikut :

n = 1/ (Kemiringan)

(19)

7. Tentukan konstanta J dari persamaan kurva IPR dengan prosedur sebagai


berikut:

Perpanjang garis dari langkah 4, sampai memotong sumbu datar.

Baca harga perpotongan tersebut, misalkan X STB/hari.

Baca harga (Ps2 Pwf2) yang sesuai dengan X STB/hari tersebut, misalkan Y
(psi2)

=

Maka harga J dapat dihitung sebagai berikut :


TU

(20)

8. Pilih berapa harga Pwf dan hitung laju alirannya dengan menggunakan persamaan
kurva IPR :

= (   9  )V

(21)

9. Plot Pwf terhadap qo, pada kertas grafik kartesian; qo pada sumbu datar dan Pwf
sebagai sumbu tegak.

3.5. PENENTUAN KURVA IPR DUA FASA DI KEMUDIAN HARI DENGAN


METODE "PIVOT - POINT"
3.5.1. Pemecahan Secara Numerik dengan Menggunakan Metoda "Pivot - Point"
1. Dapatkan dua data uji tekanan dan produksi yang dilakukan pada waktu
berbeda.

V.1 - 9

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

2. Tentukan laju produksi maksimum dari dua data uji tersebut dengan
menggunakan persamaan Vogel :

$%& =



)
) +
'.( ) *.( ) *

(5)

dengan demikian diperoleh qmax1 dan qmax2 untuk masing-masing data uji.
3. Hitung Pwf*dengan menggunakan persamaan berikut ini :



=
+R
Q
+ + RQ678,= = +
> 678,+ = =
+ RQ
+
Q678,= +
678,+ + R

4. Hitung (

Y

Y

Y

Y

(22)

) dengan menggunakan persamaan di bawah ini :

) =
$%&,' (

.

=

'.Z
+ )
=

(23)

Tentukan tekanan statis di kemudian hari, Psf yang kurva IPR-nya akan

dibuat.

5. Hitung (

) \
Y   ]
Y

^[( Y )[  \  ] =
Y

dengan menggunakan persamaan berikut:

_`
)
_)
)
'!
)

(

a[

(24)

6. Hitung laju produksi maksimum di kemudian hari, qmax,f , sebagai berikut :

$%&, =

 b(Y /Y ) d ) ef[g


.

(25)

7. Buat kurva IPR di kemudian hari, berdasarkan harga Psf (dari langkah 5) dan
qmax,f (dari langkah 7) dengan menggunakan persamaan Vogel. Langkah
perhitungan dilakukan seperti langkah 4 sampai dengan 7 dari sub judul
3.2.1.

3.5.2. Pemecahan Secara Numerik dengan Menggunakan Persamaan Ps-envelope


1. Dapatkan dua data uji tekanan dan produksi yang dilakukan pada waktu
yang berbeda.
2. Tentukan laju produksi maksimum dari dua data uji tersebut dengan
menggunakan persamaan Vogel, yaitu :
V.1 - 10

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

$%& =

'.(



)
) +
*.(
*
)
)

(5)

dengan demikian diperoleh qmax,1 dan qmax,2 untuk masing-masing data uji.

<=

= +
+
)
)+
h` = i(` + )
678,=
678,+

3. Hitung konstanta A dengan menggunakan persamaan berikut :


(26)

4. Hitung konstanta n, sebagai berikut :

L = ' j

?=

678,=

1k

(27)

5. Tentukan tekanan statis di kemudian hari (Psf) yang mana kurva IPR akan
dibuat.
6. Hitung qmax,f dengan menggunakan persamaan berikut :
+
?

$%&, = 

 !V

(28)

7. Buat kurva IPR di kemudian hari berdasarkan harga Psf (dari langkah 5) dan
qmax,f (dari langkah 7) dengan menggunakan persamaan Vogel. Langkah
perhitungan dapat dilihat pada sub-judul 3.2.1. dari langkah 4 sampai
langkah 7.

3.6. PENENTUAN KURVA IPR DUA FASA DI KEMUDIAN HARI DENGAN


MENGGUNAKAN FUNGSI TEKANAN SEMU
1. Dapatkan satu data uji tekanan dan produksi pada waktu sekarang dan tentukan
pula faktor skin, selain itu API minyak juga harus diketahui.
2. Dengan menggunakan prosedur perhitungan pada sub-judul 3.3 dari langkah 1
sampai 6, tentukan laju produksi maksimum untuk S = 0, pada saat sekarang
(qmax,p)
3. Sesuai dengan API dari minyak, tentukan xp, yaitu perbandingan m(Psp)/m dengan
(Psp) menggunakan persamaan berikut :
Untuk API < 40 :
lm = 0.033210 H

)
)
)q

o.pp(

(29)

= 1.025333

V.1 - 11

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Untuk API > 40 :


lm = 0.015215 H

)
)
)q

.'roo(

(30)

= 0.967412

4. Tentukan harga tekanan statis di kemudian hari, Psf, yang kurva IPR-nya akan
dibuat.
5. Hitung harga xf, yaitu :
l =

$( )
$(q )

(31)

dengan menggunakan persamaan yang sesuai dengan API minyak, yaitu :


Untuk API < 40 :

)
)
)q

lm = 0.033210 H

o.pp(

lm = 0.015215 H

.'roo(

Untuk API > 40 :

(32)

)
)
)q

(33)

Hitung laju aliran maksimum di kemudian hari (qmax,f) untuk S = 0, yaitu :

$%&, =

$%&,m

&

&q

(34)

dimana qmax,p telah diperoleh dari langkah 2.


6. Buat kurva IPR di kemudian hari berdasarkan Psf (dari langkah 5) dan qmax,f (dari
langkah 6) dengan menggunakan prosedur perhitungan pada 2.3, langkah 7
sampai langkah 9.

3.7. PENENTUAN

KURVA

IPR

DI

KEMUDIAN

HARI

DENGAN

MENGGUNAKAN DATA UJI ISOCHRONAL


1. Persamaan kurva IPR dapat dapat ditentukan berdasarkan data isochronal, yaitu:

= ( m    )V

(35)

2. Tentukan tekanan statik di kemudian hari (Psf).


3. Buat kurva IPR untuk tekanan statik (Psf) dengan menggunakan persamaan :
V





)

=  A B ( 

q

(36)

dimana Psp adalah tekanan statik pada saat sekarang, yaitu pada waktu uji
isochronal dilakukan (langkah 1).

V.1 - 12

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

4. LATAR BELAKANG DAN RUMUS


4.1. Pendahuluan
Kurva IPR dinyatakan sebagai hubungan tekanan alir dasar sumur (Pwf) terhadap laju
produksi (qo). Hubungan ini diperoleh dari uji sumur, yaitu :
1. Uji produksi sebelum uji tekanan bentuk dilakukan.
2. Uji "draw down" (UDD).
3. Uji Isochronal.
Selain berdasarkan uji sumur tersebut kurva IPR dapat pula diperkirakan dengan
menggunakan persamaan aliran Darcy.

4.2. Penentuan Kurva IPR dengan Persamaan Darcy


Persamaan aliran untuk minyak dalam media berpori adalah sebagai berikut :

. (  )


  ( .


!")


(37)

Apabila indeks produksi (J) didefinisikan sebagai :



=
 

=

(38)

maka dengan mensubstitusikan kedua persamaan diatas diperoleh harga J:


.

  ( .


!")


(39)

Oleh karena persamaan tersebut diturunkan dari persamaan aliran Darcy, maka
pemakaiannya sesuai dengan anggapan atau asumsi yang digunakan pada Persamaan
Darcy, antara lain adalah aliran satu fasa.

4.3. Penentuan Kurva IPR untuk Aliran Dua Fasa (Gas dan Minyak) dengan Faktor
Skin Sama dengan Nol
Untuk aliran dua fasa, Vogel menurunkan persamaan kurva IPR yang tidak
berdimensi dengan menggunakan simulator untuk reservoir solution gas drive.
Persamaan tersebut adalah :


678

= 1 0.2 (




 

* 0.8 (



(40)

Pembuatan kurva IPR dengan persamaan ini memerlukan satu data uji produksi (qo
dan Pwf) dan uji tekanan statik. Sesuai dengan penurunannya, persamaan tersebut

V.1 - 13

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

hanya berlaku apabila tidak terjadi kerusakan atau perbaikan formasi. Persamaan ini
dikembangkan untuk menentukan kurva IPR, apabila tekanan statik lebih besar
daripada tekanan jenuh. Pada kondisi ini kurva IPR terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Kurva IPR yang linier, apabila tekanan alir dasar sumur lebih besar dari tekanan
jenuh. Pada kondisi ini Persamaan Darcy digunakan untuk membuat kurva IPR.
2. Kurva IPR yang tidak linier, apabila tekanan alir dasar sumur lebih kecil dari
tekanan jenuh. Pada kondisi ini persamaan kurva IPR berupa :


=
9 + (
$%&
9 ){1 0.2 (  * 0.8 (  * }




Harga qb ditentukan menurut persamaan berikut :

9 = (  9 )

(12)

(9)

Harga J lebih dahulu dihitung berdasar pada data uji tekanan dan produksi sebagai
berikut :
1. Apabila dari uji produksi diperoleh Pwf > Pb, maka :

=



(1)

 

2. Apabila dari uji produksi diperoleh Pwf < Pb, maka :


 = 0.125  {1 + 581 80(



678

di mana:

< = 1 0.2 (

$%& =
9 +


;

(7)

 

* 0.8 (  *

:;

(13)

Besarnya harga qmax dihitung menurut persamaan :


'.

(41)

4.4. Penentuan Kurva IPR untuk Aliran Dua Fasa (Gas dan Minyak) Apabila
Terjadi Kerusakan atau Perbaikan Formasi (Skin Tidak Sama dengan Nol)
Persamaan kurva IPR, yang dipengaruhi skin factor, dikembangkan dari simulator
reservoir 3-fasa dengan memasukkan pengaruh skin. Persamaan tersebut berbentuk:

<=

)
)
B!%C (
)+
)
)
)
)
'!%+ A
B!%D (
)+
)
)

%= !%@ A

(42)

di mana a1 sampai dengan a5 adalah konstanta persamaan yang tergantung dari harga
V.1 - 14

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

faktor skin. Konstanta ini dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan


berikut :
a1 = 0.182922 e-0.36438 S + 0.814541 e-0.055873 S

(43)

a2 = -1.476950 e-0.456632 S + 1.646246 e-0.442306 S

(44)

a3 = -2.149274 e-0.195976 S + 2.289242 e-0.220333 S

(45)

a4 = -0.0217831 e0.088286 S 0.260385 e-0.210801 S

(46)

a5 = -0.5524470 e-0.032449 S 0.583242 e-0.306962 S

(47)

Untuk harga faktor skin antara 4 sampai dengan 10, harga konstanta a1 sampai a5
dapat ditentukan secara grafis dengan menggunakan Gambar 1 sampai dengan 5 pada
prosedur perhitungan (sub bab 3.3).

4.5. Penentuan Kurva IPR Berdasarkan Uji Isochronal


Cara ini dikembangkan oleh Fetkovich, yang menganggap bahwa kelakuan aliran
cairan dalam media berpori adalah sama seperti aliran gas. Persamaan kurva IPR
untuk aliran cairan adalah :

= (     )V

(48)

Harga J dan n diperoleh dari plot (Ps2 - Pwf2) terhadap qo dari data uji isochronal. Plot
tersebut dibuat pada kertas grafik log-log.

4.6. Perencanaan Kurva IPR Dua Fasa di Kemudian Hari dengan Metoda "Pivot
Point"
Metode Pivot Point dikembangkan oleh Uhri dan Blount dan digunakan untuk
meramalkan kurva IPR di kemudian hari untuk sumur-sumur yang berproduksi dari
reservoir solution gas drive, tanpa memerlukan data PVT dan saturasi atau
permeabilitas relatif.
Persamaan kurva IPR dari Vogel, masih tetap digunakan untuk membuat kurva IPR
dikemudian hari, di mana laju aliran maksimum (qmax) diramalkan dengan metode
"Pivot Point" ini. Untuk peramalan laju aliran maksimum ini diperlukan paling
sedikit dua uji tekanan dan produksi yang dilaksanakan pada waktu yang berbeda.
Metode ini dikembangkan dari persamaan Vogel yang diturunkan terhadap tekanan
alir, yaitu :

Y

Y

) =
$%& (

.


'.Z
+

(49)

V.1 - 15

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

atau dapat pula dituliskan sebagai :

Y

Y

.678


'.Z678 
+

(50)

Persamaan tersebut menunjukkan hubungan yang linier (dqo/dPwf) terhadap Pwf.


Dengan demikian grafik (dqo/dPwf) terhadap Pwf akan menghasilkan garis lurus.
Kemudian diketemukan bahwa garis-garis lurus tersebut semuanya berpangkal dari
satu titik, (Pivot Point), seperti terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Plot antara -(dqo/dPwf) terhadap Pwf untuk membuat Ps-envelope.

Untuk membuat garis lurus tersebut diperlukan dua harga (dqo/dPwf) yang ditentukan
dari dua harga Pwf, yaitu :
1. Untuk Pwf = 0

Y

Y

) s  ] =

2. Untuk Pwf = Ps

Y

Y

) s  ] =

. 678 [


(51)

. 678 [


V.1 - 16

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

atau

A Y  B d  ] [ = 9 b( Y  ) d  ] [g
Y

Y

(53)

Dengan demikian dari satu uji tekanan dan produksi serta menggunakan persamaanpersamaan tersebut dapat dibuat garis lurus. Dengan cara yang sama dibuat garis lurus
yang lain berdasarkan uji tekanan dan produksi yang diambil pada saat yang berbeda.
Perpotongan kedua garis lurus itu adalah titik pangkal dari semua garis lurus untuk
harga Ps yang berbeda-beda. Apabila dibuat beberapa garis seperti itu, maka titik
ujung garis-garis tersebut akan membentuk suatu kurva yang disebut Ps-envelope
(lihat Gambar 7).

Gambar 7. Grafik Ps-envelope.

Untuk meramalkan kurva IPR di kemudian hari, titik pangkal (Pivot Point) dan Psenvelope harus dibuat lebih dahulu. Penentuan kedua hal ini dapat dilakukan secara
analitis seperti tercantum dalam prosedur perhitungan.

4.7. Peramalan Kurva IPR Dua Fasa Di Kemudian Hari dengan Menggunakan
Fungsi
Metode ini dikembangkan berdasarkan persamaan aliran radial dua fasa semi mantap,
yaitu :

.  
((


*.r


u





 

(54)

V.1 - 17

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Dalam bentuk fungsi tekanan semu, persamaan di atas dapat dituliskan sebagai :

.  
((


*.r


wI(  ) I(  )x

(55)

Apabila Psf dan Psp masing-masing adalah tekanan reservoir statik di kemudian hari
dan saat ini, maka perbandingan antara qmax,f dan qmax,p untuk faktor skin = 0 dapat
dinyatakan sebagai :
678,

678,q

$( )
$(q )

(56)

Dari hasil simulasi reservoir, diperoleh hubungan (kro/oBo) terhadap tekanan dan
fungsi tekanan semua dihitung berdasarkan integrasi secara numerik. Untuk
bermacam-macam jenis minyak dan parameter batuan reservoir ternyata kedudukan
kurva dari hubungan m(Psf)/m(Psp) terhadap Prf/Pri adalah saling berdekatan, seperti
ditunjukkan pada Gambar 8 dan 9, masing-masing untuk API > 40 dan API < 40.
Analisa regresi terhadap kurva tersebut menghasilkan persamaan-persamaan sebagai
berikut :
API > 40:
$( )
$(q )

API < 40
$( )
$(q )

)
)
)q

= 0.033210 H

o.pp(

= 0.015215 H

.'roo(

)
)
)q

(57)

(58)

Dengan menggunakan kedua persamaan di atas maka laju produksi maksimum di


kemudian hari untuk faktor skin = 0 dapat ditentukan. Kurva IPR dapat dibuat
berdasarkan qmax,f ini dengan menggunakan persamaan:

<=

)
)
B!%C (
)+
)
)
)
)
'!%+ A
B!%D (
)+
)
)

%= !%@ A

(59)

V.1 - 18

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Gambar 8. m(Psf)/m(Psp) vs Prf/Pri untuk API > 40.

Gambar 9. m(Psf)/m(Psp) vs Prf/Pri untuk API < 40.

5. CONTOH SOAL
5.1. Penentuan Kurva IPR Untuk Aliran Satu Fasa (Berdasarkan Data Uji Tekanan
dan Produksi)
a. Dari uji tekanan dan produksi, diperoleh :
Ps

= 1,500 psi

Pwf

= 1,200 psi

V.1 - 19

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

qo

= 150 STB/hari

Tekanan jenuh

= 750 psi.

b. Penentuan Kurva IPR :


1. Ps

= 1,500 psi

Pwf

= 1,200 psi

qo @ Pwf

= 150 STB/hari

2. J = 150/(1,500 1,200)
J = 0.50 STB/hari/psi
3. Pada Pwf = 1,400 psi, maka
q = 0.50 (1,500 1,400)
qo = 50 STB/hari,
pada Pwf = Pb = 750 psi, maka
qo = 0.50 (1,500 750)
qo = 375 STB/hari
4. Plot kurva IPR dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Plot hasil perhitungan IPR untuk aliran satu fasa.

5.2. Penurunan Kurva IPR Untuk Aliran Satu Fasa (Berdasarkan Parameter
Batuan dan Fluida Reservoir)

V.1 - 20

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

1. Parameter batuan reservoir :


ko

= 14.5 mD

= 20 ft

re

= 900 ft

2. Parameter fluida reservoir :


Bo

= 1.1200 bbl/STB

= 0.40 cp

3. Parameter sumur :
rw

= 0.33 ft

=+2

4. Tekanan Statik, Ps = 1,500 psi


0.00708(14.5)(20)

5. Hitung J :
=

(0.4)(1.12)(ln 0.472

J = 0.5 bbl/d/psi
6. Pada Pwf

p

.oo

+ 2.0)

= 1,200 psi, maka

qo = 0.50 (1,500 1,200)


qo = 150 STB/hari,
7. Pada Pwf = 1,000 psi, maka
qo = 0.50 (1,500 1,000)
qo = 250 STB/hari
8. Plot kurva IPR dapat dilihat pada Gambar 11.

V.1 - 21

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Gambar 11. Plot hasil perhitungan IPR untuk aliran satu fasa.

5.3. Kurva IPR Untuk Aliran Dua Fasa (Gas-Minyak) dan Ps < Pb
1. Dari data uji tekanan dan produksi, diperoleh. :
Ps

= 1,500 psi

Pwf

= 1,200 psi

qo

= 150 STB/hari
150
1 0.2(0.8) 0.8(0.8)

2. Pwf/Ps = 1,200/1,500 = 0.80

$%& =

3. Pada Pwf

= 1,400 psi, maka

Pwf/Ps = 1,400/1,500 = 0.9333


4. qo = 457.32 {1.0 0.20 (0.9333) 0.80 (0.9333)2}
qo = 53.25 STB/hari
5. Untuk berbagai harga Pwf diperoleh harga-harga qo sebagai berikut:

V.1 - 22

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

6. Plot Kurva IPR ditunjukkan oleh Gambar 12.

Gambar 12. Hasil plot kurva IPR untuk aliran dua fasa.

V.1 - 23

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

5.4. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa (Pwf > Pb)


1. Dari data uji tekanan dan produksi, diperoleh. :
Ps

= 4,000 psi

Pwf

= 3,000 psi,

qo

= 200STB/hari

qo = 200 STB/hari @ Pwf

200
= 0.2
4000 3000

2. Indeks Produktivitas untuk Pwf > Pb, dapat dihitung sebagai berikut:
=

3. Laju produksi pada Pwf = Pb adalah:


qb = 0.2 (4,000 2,000)
qb = 400 STB/hari
4. Hitung qx :

& =

(.)()
1.8

5. Hitung qmax

= 222.22 F}~/NKJ

qmax = 400 + 222.22


qmax = 622.22 STB/hari
 1000
=
= 0.5
9
2000

6. Misalkan ambil Pwf = 1,000 psi, dan hitung Pwf/Pb :

maka

7. Laju produksi pada Pwf = 1,000 psi adalah :


qo = 400 + (622.22 400) (1.0 0.2(0.5) 0.8(0.5)2)
qo = 555.55 STB/hari
8. Ambil harga Pwf yang lain dan diperoleh hasil sebagai berikut:

9. Plot Pwf terhadap qo dapat dilihat pada Gambar 13.

V.1 - 24

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Gambar 13. Hasil plot kurva IPR untuk aliran dua fasa (Pwf uji produksi > Pb).

5.5. Perhitungan Kurva IPR Dua Fasa (Pwf < Pb)


1. Dari data uji tekanan dan produksi, diperoleh. :
Ps

= 4,000 psi

Pwf

= 2,000 psi,

Pb

= 200STB/hari

2. Hitung


;


o

qo = 200 STB/hari @ Pwf

= 0.6667

A = 1.0 0.2(0.6667) 0.8(0.6667)2


A = 0.5111
3. Hitung harga J untuk Pwf > Pb:

=



@fff
(.r'''))
=.>

(o!

4. Hitung qb :

= 0.1080

V.1 - 25

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

qb = 0.1080(4,000 3,000)
qb = 108.0 STB/hari
(0.1080)(3000)

Hitung qx :

& =

1.8

 1000
=
= 0.333
9
3000

= 180F}~/NKJ

5. Misalkan ambil Pwf = 1,000 psi, dan hitung Pwf/Pb :

maka

6. Laju produksi pada Pwf = 1,000 psi adalah :


qo = 108 + (288 100) {1 0.2(0.3333) 0.8 (0.3333)2)
qo = 260.0 STB/hari
7. Hasil perhitungan untuk berbagai harga Pwf adalah sebagai berikut:

8. Kurva IPR dapat dilihat pada Gambar 14.

V.1 - 26

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Gambar 14. Hasil plot kurva IPR untuk aliran dua fasa (Pwf uji produksi < Pb).

5.6. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa (Gas dan Minyak) Dengan Ps < Pb dan S 0
Untuk harga S positif
1. Dari uji tekanan diperoleh:
Ps

= 1,590 psi

= 2.43 (FE = 0.7880)

2. Dari uji produksi diperoleh :


Pwf

= 240 psi

qo

= 924 STB/hari

Hitung konstanta persamaan Kurva IPR sebagai berikut :


a1 = 0.182922 e-0.36438 (2.43) + 0.814541 e-0.055873 (2.43)

= 0.78658

a2 = -1.476950 e-0.456632 (2.43) + 1.646246 e-0.442306 (2.43)

= 0.07504

a3 = -2.149274 e-0.195976 (2.43) + 2.289242 e-0.220333 (2.43)

= 0.00522

0.088286 (2.43)

a4 = -0.0217831 e

-0.210801 (2.43)

0.260385 e

= -0.18300

a5 = -0.5524470 e-0.032449 (2.43) 0.583242 e-0.306962 (2.43) = -0.78719

V.1 - 27

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management


240
=
= 0.15094

1590

3. Hitung Pwf/Ps, yaitu :

4. Hitung ruas kanan dari pada persamaan Kurva IPR :


<=

0.78658 + 0.00522(0.15094) 0.7819(0.15094)


1 + 0.07594(0.15094) 0.18300(0.15094)

A = 0.76396

5. Hitung laju produksi maksimum pada S = 0, qmax,,S = 0, yaitu :

$%&,"] = .ZopZ = 1209.48 F}~/NKJ


p

 1400
=
= 0.88050

1590

6. Misal ambil harga Pwf = 1,400 psi,

Harga A adalah :

0.78658 + 0.00522(0.88050) 0.7819(0.88050)


<=
1 + 0.07594(0.88050) 0.18300(0.88050)
A = 0.19572

7. Laju produksi pada Pwf = 1,400 psi adalah :


qo = (1,209.48) (0.19572)
qo = 236.71 STB/hari
8. Untuk harga Pwf yang berbeda diperoleh hasil perhitungan laju produksi
sebagai berikut :

9. Kurva IPR dapat dilihat pada Gambar 15.

V.1 - 28

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Gambar 15. Hasil plot kurva IPR untuk aliran dua fasa dengan factor skin = +2.43.

Untuk harga S negatif


1. Dari uji tekanan diperoleh:
Ps

= 3,548 psi

= - 3.60 (FE = 1.6558)

2. Dari uji produksi diperoleh :


Pwf

= 3,118 psi

qo

= 107 STB/hari

3. Hitung konstanta persamaan Kurva IPR sebagai berikut :


a1 = 0.182922 e-0.36438 (-3.60) + 0.814541 e-0.055873 (-3.60)

= 1.67530

a2 = -1.476950 e-0.456632 (-3.60) + 1.646246 e-0.442306 (-3.60)

= 0.44789

a3 = -2.149274 e-0.195976 -3.60) + 2.289242 e-0.220333 (-3.60

= 0.70823

a4 = -0.0217831 e0.088286 (-3.60) 0.260385 e-0.210801 (-3.60) = -0.57201


a5 = -0.5524470 e-0.032449 (-3.60) 0.583242 e-0.306962 (-3.60) = -2.38195

V.1 - 29

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

 3118
=
= 0.8788

3548

4. Hitung Pwf/Ps, yaitu :

5. Hitung
<=

ruas

kanan

dari

pada

persamaan

1.67530 + 0.70823(0.8788) 2.38195(0.8788)


1 + 0.44789(0.8788) 0.57201(0.8788)

Kurva

IPR

A = 0.48130

107
= 222.32 F}~/NKJ
0.4813

6. Hitung laju produksi maksimum pada S = 0, qmax,,S = 0, yaitu :

$%&,"] =

7. Misal ambil harga Pwf = 1,400 psi,


  = 0.93010

Harga A adalah :

1.67530 + 0.70823(0.93010) 2.38195(0.93010)


<=
1 + 0.44789(0.93010) 0.57201(0.93010)
A = 0.29664

8. Laju produksi pada Pwf = 3,300 psi adalah :


qo = (222.32) (0.29664)
qo = 65.95 STB/hari
9. Untuk harga Pwf yang berbeda diperoleh hasil perhitungan laju produksi
sebagai berikut :

10. Plot Pwf terhadap qo dapat dilihat pada Gambar 16.

V.1 - 30

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Gambar 16. Hasil plot kurva IPR untuk aliran dua fasa dengan factor skin = -3.60.

5.7. Penentuan Kurva IPR Berdasarkan Data Uji Isochronal


1. Data Uji Isochronal : Ps = 1,345 psi

2. Hitung (Ps2 Pwf2)

V.1 - 31

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

3. Plot (Ps2 Pwf2) terhadap qo dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Plot (Ps2 Pwf2) terhadap qo dari data uji isochronal.

4. Buat garis lurus yang mewakili ke tujuh titik tersebut.


5. Kemiringan garis lurus dihitung sebagai berikut :
q = 10 STB/hari,

(Ps2 Pwf2) = 40,500 psi2

q = 100 STB/hari,

(Ps2 Pwf2) = 410,000 psi2

GHIJKJLMNL =

OP ' OP '

1
= 0.9947 = 1.0
1.005329

6. Harga n adalah :
L=

OP(')= OP(r)+

= 1.005329

V.1 - 32

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

7. Konstanta J dihitung sebagai berikut :

Perpanjang garis lurus sampai memotong sumbu tegak di Y = 40,500 psi2

Dan harga X = 10 STB/hari

Jadi J adalah:
=

10
= 2.46914 l 10
(40500)'.

8. Jadi persamaan kurva IPR :

qo = 2.46914 10-4 (Ps2 Pwf2)1.0


9. Harga laju aliran minyak untuk berbagai Pwf adalah sebagai berikut:

10. Kurva IPR dapat dilihat pada Gambar 18.

V.1 - 33

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Gambar 18. Hasil plot kurva IPR berdasarkan uji isochronal.

5.8. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa di Kemudian Hari dengan Menggunakan Pivot
- Point
Contoh soal dikutip dari:
World Oil, May 1982, halaman 155, "Pivot-Point Method Quickly Predicts Well
Performance", Uhri. , D. C., dan Blount, E. M.
a. Data Uji Sumur :

b. Tentukan Kurva IPR pada Psf = 1,260 psi .


c. Langkah Perhitungan :
1. Data uji sumur untuk waktu yang berbeda telah ditunjukkan oleh tabel
terdahulu.

V.1 - 34

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

2. Hitung laju produksi maksimum:


50

Untuk Uji #1 :

$%& =

'Zr

50

Untuk Uji #2 :

$%& =

1 0.2 (
*

* 0.8 (

'r
'pZ

3. Hitung Pwf , yaitu :



'Zr 

= 191.89 v

'r 

= 156.84 v

1 0.2 (p* 0.8 (p*

'pZ

=
('rZ.(p)+ ('pZ))('p'.p(p)('pZ)+ )
>
('p('pZ)+ )('rZ.(p)+ )

Pwf* = -457.10274

4. Hitung (
(

Y

Y

), yaitu :

0.2
1.6(457.10274)
v

) = 191.89(
+
)
v 
2090
(2090)

5. Psf = 1,260 psi.


6. Hitung (
h

Y [
) \
Y   ]

, yaitu:

0.013766
v
[
i  \  ] =
= 0.007237
(r.')
v 
1+8

7. Hitung qmax,f, yaitu :

$%&, =

'Z(.o)
.

'Z

= 45.59v

8. Hasil perhitungan kurva IPR adalah sebagai berikut :

9. Kurva IPR dapat dilihat pada Gambar 19.

V.1 - 35

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Gambar 19. Kurva-kurva IPR aliran dua fasa di kemudian hari.

5.9. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa Di Kemudian Hari Dengan Menggunakan
Persamaan Ps-envelope
Catatan:
Soal sama seperti pada contoh 5.8
1. Data uji sumur seperti tercantum pada contoh perhitungan 5.8.
2. Hitung laju produksi maksimum untuk masing-masing uji sumur. Berdasarkan
hasil perhitungan pada contoh soal 5.8 diperoleh :
qmax,1 = 191.89 bpd
qmax,2 = 156.04 bpd
3. Hitung konstanta A:
< = (+ff)+

p'pZ

==.>

(=f)+
=C.fD

= 0.070052

4. Hitung konstanta n, yaitu :


L = 2090

.r(p)+

5. Psf = 1,260 psi.

'p'.p

6. Hitung qmax,f::

$%&, =

.r('Z)+
'ZoZ.Zo'

= 3684.6317

= 45.87 F}~/NKJ
V.1 - 36

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

7. Hasil perhitungan Kurva IPR pada Psf = 1260 psi sama seperti hasil
perhitungan pada contoh soal 5.8.

5.10. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa di Kemudian Hari dengan Menggunakan
Fungsi Tekanan Semu
a. Soal sama seperti contoh soal 5.7 di mana diperoleh
Ps = 1,345 psi
Pwf = 719 psi
q

= 321 STB/hari

b. Tentukan kurva IPR pada Psf = 1,000 psi.


c. Langkah perhitungan:
1. Ps

= 1,345 psi

Pwf

= 719 psi

= 321 STB/hari

API < 40 dan S = 0 (dianggap)


2. Hitung qmax,p pada saat Ps = 1,345 psi
a1 = 0.182922 e0 + 0.814541 e0

= 0.997463

a2 = -1.476950 + 1.646246

= 0.169296

a3 = -2.149274 e+ 2.289242

= 0.139968

a4 = -0.0217831 0.260385

= -0.282168

a5 = -0.5524470 0.583242

=-1.135689


719
=
= 0.534572
1345

Pwf = 719 psi

0.997463 + 0.139968(0.534572) 1.135689(0.534572)


<=
1 + 0.169296(0.534572) 0.282168(0.534572)
321
= 4333.53 F}~/NKJ
0.740437

A = 0.740437

$%&,m =

3. Untuk API < 40


xp = 1.025333
4. Psf = 1,000 psi

5. Untuk API < 40

l = 0.03321H o.pp(=@DC) = 0.425378


=fff

V.1 - 37

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

6.
$%&, =

.ro
'.rooo

(433.53) = 179.86 F}~/NKJ

7. Berdasarkan qmax,f serta konstanta-konstanta a1, a2, a3, a4 dan a5 kurva IPR
pada tekanan statik 1,000 psi dihitung sebagai berikut :

8. Kurva IPR diperoleh dari plot Pwf terhadap qo dari hasil perhitungan di
langkah 7. Hasil plot ditunjukkan oleh Gambar 20.

Gambar 20. Kurva-kurva IPR aliran dua fasa pada saat sekarang dan di kemudian hari.

V.1 - 38

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

5.11. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa Di Kemudian Hari dengan Menggunakan Uji
Isochronal
a. Soal sama seperti contoh soal 5.7 di mana diperoleh:
qo = 2.46914 10-4 (Ps2 Pwf2)1.0
untuk Ps

= 1,345 psi

b. Tentukan kurva IPR pada tekanan statik 1,000 psi.


c. Langkah perhitungan:
1. Persamaan kurva IPR pada tekanan statik 1,345 psi adalah :
qo = 2.46914 10-4 (Ps2 Pwf2)
2. Psf = 1,000 psi
1000 
 '.
)( 
)
1345 
1000
 '.
)(1000 
)

= 2.46914 l 10 (
1345

3. Persamaan kurva IPR pada tekanan statik = 1,000 psi adalah :

= 2.46914 l 10 (

4. Perhitungan kurva IPR pada Psf = 1,000 psi :

5. Kurva IPR diperoleh dengan membuat plot Pwf terhadap qo, seperti tercantum
pada Gambar 21.

V.1 - 39

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

Gambar 21. Kurva-kurva IPR aliran dua fasa pada saat sekarang dan di kemudian hari.

6. DAFTAR PUSTAKA
1. Vogel, J. V., "Inflow Performance Relationships For Solution Gas Drive Wells",
Journal Petroleum of Technology, Jan. 1968, pp. 83-92.
2. Sukarno, Pudjo, "Inflow Performance Relationship Curves in Two-Phase and ThreePhase Flow Conditions", Ph. D. Dissertation, The University of Tulsa, 1985, Tulsa,
Ok.
3. Fetkovich, M. J., "The Isochronal Testing of Oil Wells", SPE Reprint Series No. 14,
Pressure Transient Testing Method, 1980 Edition.
4. Earlougher, Robert C., Jr., "Advances in Well Test Analysis", Monograph Vol. 5, SPE
of AIME.
5. Uhri, D. C. dan Blount, E. M., "Pivot Point Method Quickly Predicts Well
Performance", World Oil Vol.194, No 6. May 1982 pp. 153 - 164.
6. Brown, K. E., "The Technology of Artificial Lift Methods", Vol. IV, PennWell Books,
Tulsa, Oklahoma, 1984.

V.1 - 40

The 2nd Phase of Well & Reservoir Management

7. DAFTAR SIMBOL
Bo

= faktor volume formasi, bbl/STB

= tebal lapisan, ft

= Indeks Produktivitas, STB/hari/psi

ko

= permeabilitas efektif minyak, mD

kro

= permeabilitas relatif minyak

m(P) = fungsi tekanan semu


n

= l/kemiringan kurva dari plot (Ps2 Pwf2) terhadap qo pada kertas grafik log-log

Pb

= tekanan jenuh, psi

Ps

= tekanan statik, psi

Psf

= tekanan statik di kemudian hari, psi

Psp

= tekanan statik saat ini, psi

Pwf

= tekanan alir dasar sumur, psi

qb

= laju aliran minyak pada Pwf = Pb, STB/hari

qmax

= laju aliran minyak maksimum, STB/hari

qo

= laju aliran minyak, STB/hari

re

= jari-jari pengurasan, ft

rw

= jari-jari sumur, ft

V.1 - 41

Anda mungkin juga menyukai