DASAR TEORI
𝑞
𝐽∗ = … (2)
𝑝𝑖 − 𝑝𝑤𝑓
Metoda IPR two-phase yang banyak dipergunakan secara luas di industri salah
satunya adalah metoda Vogel. Metode Vogel merupakan suatu korelasi yang
dapat dituliskan melalui persamaan berikut :
𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
𝑞𝑜 = 𝑞𝑚𝑎𝑥 [1 − 0.2 ( ) − 0.8 ( ) ] … (3)
𝑝̅ 𝑝̅
Dimana qmax disebut juga sebagai AOF yaitu debit maksimum yang dapat
dihasilkan oleh reservoir. Secara teoritis, qmax dapat didekati berdasarkan tekanan
reservoir (𝑝̅ ) dan productivity index (J*) diatas bubble-point pressure(𝑝𝑏 ) dengan
persamaan pseudo-steady-state yang biasa dipergunakan
𝐽∗ 𝑝̅
𝑞𝑚𝑎𝑥 = … (4)
1.8
𝑞𝑜
𝐽∗ = … (6)
𝑝𝑏 𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
(𝑝̅ − 𝑝𝑏 ) + [1 − 0.2 ( ) − 0.8 (
1.8 𝑝𝑏 𝑝𝑏 ) ]
𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
𝑞𝑜 = 𝑞𝑚𝑎𝑥 [1 − 0.519167 ( ) − 0.481092 ( ) ] … (7)
𝑝̅ 𝑝̅
𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
𝑞𝑤 = 𝑞𝑚𝑎𝑥 [1 − 0.722235 ( ) − 0.284777 ( ) ] … (8)
𝑝̅ 𝑝̅
Metoda IPR Wiggins dipergunakan untuk reservoir yang memiliki water cut.
1.5 METODOLOGI
1. Persamaan Hagedorn & Brown
Ukuran Tubing : Akurat untuk ukuran tubing antara 1 dan 1.5 inch.
Semakin besar ukuran tubin menyebabkan overpredicted
pada pressure drop
Oil Gravity(API): Overpredicted pada minyak berat (13-25°API)
dan underpredicted pada minyak ringan (40-56°API)
Gas Liquid Ratio (GOR): Pressure drop menjadi overpredicted
pada GLR >5000
Water Cut (WC) : Akurat untuk berbagai nilai water cut
Remarks : Untuk vertical well dan oil viscosity in range 10 cp –
110 cp
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DATA WELL
Dari percobaan diatas maka didapatkan nilai Qmax dari Well-1 sebesar 4639,8
Bpd. Sehingga dari sini kita bisa mendapatkan nilai Qw optimumnya sebesar
734,74 Bpd. Kami memilih nilai Qoptimum yg besar agar lebih sesuai dan
mengahasilkan oil yg lebih banyak juga nantinya. Dan mendapatkan nilai Wc
sebesar 12%.
Lalu mencari TPR dengan persamaan Hagedorn & Brown didapat hasil sebagai
Berikut :
Kami memakai Tubing ukuran 2,7’’ : 3’’ : 3,5’’ sebab untuk memperediksi
jangka waktu produksi sumur dari 2019-2039. Dalam setiap perencanaan ukuran
tubing yang akan digunakan ini, maka pemilihan ukuran diameternya dievaluasi
dari nilai kemampuan produksi sumur yang merupakanindeks produktivitas
(productivity index). Apabila ukuran tubing ini tidak sesuai dengan indeks
produktivitasnya, maka pada sumur tersebut akan lebih cepat terjadi penurunan
laju produksinya.
4000.00
3500.00
3000.00 ps vs qo
2500.00 ps vs qw
2000.00 ps vs qt
1500.00 2,7
1000.00 3
500.00 3,5
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
ukuran
tubing Q result
2,7" 1590
3" 1700
3,5" 1800
Well-2
Sampel Data
#2019
Dari percobaan diatas maka didapatkan nilai Qmax dari Well-2 sebesar 1044,06
Bpd. Sehingga dari sini kita bisa mendapatkan nilai Qw optimumnya sebesar
154,5247 Bpd. Kami memilih nilai Qoptimum yg besar agar lebih sesuai dan
mengahasilkan oil yg lebih banyak juga nantinya. Dan mendapatkan nilai Wc
sebesar 11%.
Lalu mencari TPR dengan persamaan Hagedorn & Brown didapat hasil sebagai
Berikut :
Kami memakai Tubing ukuran 2,7’’ : 3’’ : 3,5’’ sebab untuk memperediksi
jangka waktu produksi sumur dari 2019-2039. Dalam setiap perencanaan ukuran
tubing yang akan digunakan ini, maka pemilihan ukuran diameternya dievaluasi
dari nilai kemampuan produksi sumur yang merupakanindeks produktivitas
(productivity index). Apabila ukuran tubing ini tidak sesuai dengan indeks
produktivitasnya, maka pada sumur tersebut akan lebih cepat terjadi penurunan
laju produksinya.
4000.00
3500.00
3000.00
Pwf vs Qo
2500.00 Pwf vs Qw
2000.00 PWf vs Qt
2,7
1500.00
3
1000.00 3,5
500.00
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
tubing Qrate
2,7 1550
3 1700
3,5 1850
Well-3
Sampel Data
#2019
Dari percobaan diatas maka didapatkan nilai Qmax dari Well-3 sebesar 2133,766
Bpd. Sehingga dari sini kita bisa mendapatkan nilai Qw optimumnya sebesar
432,8236 Bpd. Kami memilih nilai Qoptimum yg besar agar lebih sesuai dan
mengahasilkan oil yg lebih banyak juga nantinya. Dan mendapatkan nilai Wc
sebesar 15%.
Lalu mencari TPR dengan persamaan Hagedorn & Brown didapat hasil sebagai
Berikut :
Kami memakai Tubing ukuran 2,7’’ : 3’’ : 3,5’’ sebab untuk memperediksi
jangka waktu produksi sumur dari 2019-2039. Dalam setiap perencanaan ukuran
tubing yang akan digunakan ini, maka pemilihan ukuran diameternya dievaluasi
dari nilai kemampuan produksi sumur yang merupakanindeks produktivitas
(productivity index). Apabila ukuran tubing ini tidak sesuai dengan indeks
produktivitasnya, maka pada sumur tersebut akan lebih cepat terjadi penurunan
laju produksinya.
4000.00
3500.00
3000.00
Pwf vs Qo
2500.00 Pwf vs Qw
2000.00 PWf vs Qt
2,7
1500.00
3
1000.00 3,5
500.00
0.00
0 1E+09 2E+09 3E+09
tubing Qrate
2,7 1550
3 1700
3,5 1850
2.3 KESIMPULAN
Dari percobaan diatas diharapkan pemasangan tubing yg sesuai dengan Q
tubing terhadapa Q optimum dari well bisa mencegah terjadinya problem produksi
dan memproduksi oil dan gas dengan optimal kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://petroleum-learning.blogspot.co.id/2015/12/menentukan-ipr-danmembuat-
kurva-ipr.html
https://www.scribd.com/doc/33223778/Evaluasi-Inflow-Performance-
Relationship-Pada-Sumur-Produksi-Minyak