15 Pages 2.5MB
May 25, 2023 5:04 PM GMT+7 May 25, 2023 5:05 PM GMT+7
Summary
KINERJA PROGRESSIVE CAVITY PUMP DI SUMUR
KWG P-16, LAPANGAN KAWENGAN PT
PERTAMINA ASSET 4 CEPU
LAPORAN PKL 1
TINGKAT 2
Oleh:
VERONA CYCILIA R. / NIM: 211410024
REZTA INDAYANI / NIM: 211410042
OLVIE JOEBELIN O. / NIM: 211410034
ALIF RIZA FAUZZAN / NIM: 211410028
20
PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI MINYAK DAN GAS
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
CEPU, MEI 2023
2
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
8
KINERJA PROGRESSIVE CAVITY PUMP DI SUMUR KWG P-16,
LAPANGAN KAWENGAN PT PERTAMINA ASSET 4 CEPU
Verona Cycilia Rymoza1, Rezta Indayani1, Olvie Joebelin Oraplawal1, Alif Riza
24
Fauzzan1, Riski Marta2, dan Bambang Yudho Suranta1
1
Teknik Produksi Minyak
40
dan Gas, Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, Cepu 58315, Indonesia
2
PT Pertamina EP Asset 4, Field Kawengan, Cepu 58315, Indonesia
E-mail: reztaindayani948@gmail.com
ABSTRAK
1
Artificial Lift adalah salah satu metode yang digunakan untuk menghasilkan tekanan hisap
sehingga reservoir dapat merespon dan menghasilkan laju 35
produksi fluida yang diinginkan. Sumur
KWG P-16 merupakan sumur dibawah operasional PT PERTAMINA EP ASSET 4 CEPU
KAWENGAN FIELD yang diproduksikan menggunakan Artificial Lift PCP. Sumur Artificial8Lift ini
mengalami beberapa problem produksi. Dalam mengatasi masalah ini dilakukan analisa kinerja
Progressive Cavity Pump (PCP) pada sumur KWG P-16 dengan 1
beberapa parameter yang meliputi
Productivity Index (PI), InflowPerformance Relationship (IPR), Laju Alir Kritis Air (Qc), Laju Alir
Kritis Pasir (Qz), Mechanical Properties1 Log (MPL), Pump Displacement, Optimum Pump Setting
Depth, dan Total Dynamic Head (TDH). Besarnya nilai laju alir kritis air (Qc) adalah 137.37 bpd dan
laju kritis pasir (Qz) sebesar 27.2 bpd. Berdasarkan analisis kurva IPR Vogel diperoleh laju produksi
maksimum (Qmaks) sebesar 454.09 bopd. Dari hasil evaluasi yang dilakukan didapat laju optimal
(Qopt) sebesar 80% dari laju produksi maksimum yaitu 364.27 bopd dengan nilai total dynamic head
551.94 ft dan penempatan pompa yang optimum di kedalaman 1075.42 ft.
1. PENDAHULUAN
27
Lapangan minyak Kawengan merupakan salah satu lapangan minyak yang masih
produktif di Indonesia Bagian Timur. Secara geografis lapangan minyak dan gas bumi
Kawengan terletak pada antiklin Kawengan 10± 22 km sebelah timur laut Cepu, Kabupaten
Blora, Jawa Tengah dan memiliki ketinggian 100-350 meter di atas permukaan laut. Dengan
berlalunya waktu dan jumlah fluida yang terproduksikan dari reservoir tersebut maka saat ini
sumur – sumur tersebut sudah mengalami penurunan tekanan sehingga sudah tidak dapat
untuk mengalirkan fluida reservoir secara natural.
38
Total sumur di bawah operasional PT. Pertamina EP Asset 4 Kawengan Field yang
terdaftar pada lapangan ini sebanyak 47 sumur dan sebanyak 24 sumur mati/tidak beroperasi
lagi. Dari seluruh sumur yang terdaftar pada lapangan ini, sebagian besar telah menggunakan
artificial lift. Berbagai
34
macam artificial lift yang terdapat pada lapangan ini seperti, SRP
(Sucker Rod Pump), ESP (Electrical Submersible Pump), PCP (Progressive Cavity Pump),
HPU (Hydraulic Pumping Unit), dll.
Artificial Lift atau pengangkatan buatan mengacu pada teknologi yang digunakan di
sumur hidrokarbon untuk menghasilkan cairan pada tingkat yang melebihi tingkat yang dapat
diperoleh dengan aliran alami (Natural Flow) melalui pemanfaatan tekanan reservoir. Hal ini
18
1
2
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
tidak hanya mencakup sumur sumur yang tidak dapat mengalir secara alami tetapi semua
sumur yang mengalir secara alami tetapi hanya pada tingkat yang tidak dianggap ekonomis.
31
Sistem ini dirancang untuk mengangkat fluida dari dasar sumur ke permukaan pada
tekanan tertentu dan mencapai laju produksi yang diinginkan. Pemilihan desain yang tepat
dari sistem pengangkatan buatan sepenuhnya didasarkan pada hubungan karakteristik
reservoir antara dynamic pressure dengan flow rate. Ini dikenal dengan Inflow Performance
Relation (IPR).
8
Pada paper ini akan membahas kinerja artificial lift dengan jenis Progressive Cavity
Pump (PCP) pada sumur KWG P-16 karena dinilai dengan menggunakan artificial lift ini
dapat mengatasi problem produksi yang ada pada sumur tersebut.
2. METODE
Paper ini dihasilkan dari hasil pengamatan dan pengambilan data dari sumur KWG P-16
berdasarkan praktik kerja lapangan yang telah dilaksanakan.
3
Berdasarkan data yang telah8 didapatkan, maka dilakukan analisa data dan pengolahan
berdasarkan studi literatur yang ada. Hasil dari
8
analisa dan pengolahan data tersebut, akan
dijadikan sebuah dasar untuk menganalisa kinerja 3
Progressive Cavity Pump (PCP) yang
digunakan pada sumur KWG P-16. Kemudian data yang telah diperoleh dalam penelitian ini,
diolah secara kuantitatif yaitu dengan melakukan perhitungan secara langsung untuk
mendapatkan laju produksi optimal (Qopt), laju alir maksimum (Qmaks), laju alir kritis air
(Qoc), laju alir kritis pasir (Qz), dan menganalisa kinerja dari PCP yang digunakan.
5
2.1 Productivity Index (PI)
Productivity Index (PI) didefinisikan sebagai perbandingan antara laju produksi (Q)
yang dihasilkan oleh suatu sumur dengan perbedaan tekanan dasar sumur dalam keadaan
statik (Ps) dan tekanan dasar sumur dalam keadaan terjadi aliran (Pwf). Secara kuantitatif
indeks produktifitas dinyatakan dalam grafik dituliskan dalam persamaan Brown, 1977 [1] :
𝑄
𝐽= (1)
𝑃𝑠 − 𝑃𝑤𝑓
4
J = indeks produktivitas, bbl/d/psi
Q = laju produksi, bfpd
Ps = tekanan statik reservoir, psi
Pwf = tekanan alir dasar sumur
1
Produktivitas sumur dapat dibagi menjadi tiga katergori, yaitu:
– Rendah (PI < 0,5)
– Sedang (0,5 < PI < 1,5)
– Tinggi (PI > 1,5)
2
2
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
4
2.2 Inflow Performance Relationship (IPR)
Inflow Performance Relationship (IPR) adalah kurva yang menggambarkan
kemampuan suatu sumur untuk berproduksi, yang dinyatakan dalam37bentuk hubungan antara
laju produksi (q) terhadap tekanan alir dasar sumur (Pwf). Bentuk IPR akan linear apabila
fluida yang mengalir satu36fasa. Sedangkan, IPR akan membentuk kelengkungan dan harga J
tidak lagi konstan apabila fluida yang mengalir lebih dari satu fasa.
Untuk segala kondisi reservoir kurva IPR dapat dibentuk dengan Metode Vogel [2] :
𝑄𝑜 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 2
= 1 − 0.2 ( ) − 0.8 ( ) (2)
𝑄𝑜𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑠 𝑃𝑠
Qo = laju alir, bopd
(Qo)max = laju alir maksimum, bopd
25
P̅ = tekanan reservoir, psi
Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi
1
2.3 Laju Alir Kritis Air (Qc)
Penentuan laju alir kritis menggunakan metode Craft and Hawkins untuk memastikan
1
apakah laju alir minyak pada sumur produksi telah melebihi laju alir maksimalnya. Besarnya
produksi minyak optimum tanpa menyebabkan water coning dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan yang dinyatakan dengan rumus [3] :
0.00708 𝑘𝑜 ℎ (𝑃𝑠 − 𝑃𝑤𝑓)
𝑄𝑐 = × 𝑃𝑅 (3)
𝐵𝑜 𝜇𝑜 𝐼𝑛 (𝑟𝑒/𝑟𝑤)
17
ρw = densitas air, gr/cc
ρo = densitas minyak, gr/cc
re = jari-jari drainage,ft
rw = jari-jari lubang sumur, ft
ko = permeabilitas minyak, md
29
μo = viskositas minyak, cp
Bo = oil formation volume factor, bbl/stb
h = ketebalan zona reservoir, ft
hp = interval perforasi, m
PR = productivity ratio
3
2
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
1
2.4 Laju Alir Kritis Pasir (Qz)
1
Laju alir kritis pasir (Qz) adalah laju alir fluida reservoir maksimum yang diizinkan
agar pasir formasi tidak ikut terproduksikan, dengan persamaan sebagai berikut [4] :
𝐾𝑧 𝑁𝑧 𝐺𝑧 𝐴𝑧
𝑄𝑧 = 0.025 × 10−6 ( ) (4)
𝐵𝑧 𝐴𝑡 𝜇𝑧
3
Qz = laju aliran kritis pasir, bpd
Kz = permeabilitas batuan, md
Nz = jumlah lubang perforasi
Gz = shear modulus, Pa
Az = luas kelengkungan pasir formasi, bbl/stb
At = luas kelengkungan pasir saat test,
Bz = faktor volume formasi fluida, bbl/stb
μz = viskositas fluida, cp
12
2.5 Mechanical Properties Log (MPL)
Sifat-sifat mekanisme batuan diperoleh berdasarkan suatu perhitungan
dengan menggunakan persamaan dibawah ini [5]:
𝐴𝜌𝑏
𝐺 = 1.34 × 1010 ( ) (5)
(∆𝑡)²
1 𝐴𝜌𝑏
= 1.34 × 1010 ( ) (6)
𝐶𝑏 (∆𝑡)²
𝐺 𝐴𝐵𝜌𝑏²
= 1.34 × 1020 ( ) (7)
𝐶𝑏 (∆𝑡)⁴
1−2𝑈
A=
2(1−2𝑈)
1−𝑈
B=
3(1−𝑈)
16
Tixier melakukan penelitian terhadap besarnya formation strength dalam kaitannya
dengan kestabilan
16
suatu formasi. Didapatkan harga kriteria formation strength yang
mengindikasikan kestabilan suatu formasi sebagai berikut [4]:
𝐺/𝐶𝑏 > 0,8 × 1012 = kompak
𝐺/𝐶𝑏< 0,8 × 1012 = tidak kompak
15
2.7 Pump Setting Depth Optimum
Pump setting depth optimum ialah kinerja pompa dalam keadaan
13
optimum pada
kedalaman tertentu dalam kolom working fluid level. Secara umum, pompa dalam keadaan
optimum apabila, setting kedalaman pompa 100 meter di bawah working fluid level untuk
mencegah terjadinya loss flow. Dirumuskan sebagai berikut [7] :
5
2
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
𝑃𝐼𝑃 − 𝑃𝑐
𝑃𝑆𝐷 = 𝑊𝐹𝐿 + (12)
𝐺𝑓
13
PSD = pump setting depth,ft
WFL = working fluid level,ft
PIP = pump intake pressure,psi
PC = tekanan casing,psi
Gf = gradien fluida, psi/ft
𝑝𝑠𝑖
𝑃𝐼𝑃 = 𝑃𝑤𝑓 + (𝐺𝑓 × 0.443 × 𝑀𝑖𝑥𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦) (13)
𝑓𝑡
𝑆𝐺𝑚𝑖𝑥 = [(1 − 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟𝑐𝑢𝑡) × (𝑆𝐺𝑜𝑖𝑙)] + (𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟𝑐𝑢𝑡 × 𝑆𝐺𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟) (14)
𝑝𝑠𝑖
𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 = 𝑆𝐺𝑚𝑖𝑥 × 0.433 (15)
𝑓𝑡
6
2.8 Total Dynamic Head
Total dynamic head (TDH) merupakan total ketinggiaan (head) yang dibutuhkan
untuk mengangkat fluida dengan laju produksi yang diinginkan dari kolom working fluid level
(WFL) sampai ke permukaan. Dirumuskan sebagai berikut [8] :
𝑓𝑡
𝑇𝐷𝐻 = 𝑊𝐹𝐿 + (𝐹𝐿𝑃 × 2.31 ) (16)
𝑝𝑠𝑖
FLP = flow line pressure,psi
3. PEMBAHASAN
Sumur KWG P-16 adalah sumur minyak dengan zona formasi Ngrayong lapisan II yang
sampai saat ini masih diproduksikan. Berikut adalah data terkait dengan zona reservoir pada
sumur KWG P-16.
6
2
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
Parameter pertama yang harus dilihat dalam rangkaian analisa kinerja PCP adalah
mengetahui Productivity Index (PI) dengan rumus sebagai berikut:
𝑄 23.8 𝑏𝑏𝑙
𝐽= = = 1.08 /𝑝𝑠𝑖
𝑃𝑠 − 𝑃𝑤𝑓 498.5 − 480 𝑑
7
2
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
Dari data di atas kita mendapatkan PI sebesar 1.08 bbl/d/psi dan dikategorikan sebagai
sumur yang cukup produktif dengan Productivity Index sedang. Parameter selanjutnya adalah
mengetahui Inflow Performace Relationship (IPR) dengan persamaan Vogel sebagai berikut:
𝑄𝑜 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 2
= 1 − 0.2 ( ) − 0.8 ( )
𝑄𝑜𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑠 𝑃𝑠
23.8
𝑄𝑜𝑚𝑎𝑥 = = 454.09 𝑏𝑜𝑝𝑑
118.5 118.5 2
1 − 0.2 ( ) − 0.8 ( )
498.5 498.5
Setelah itu kami meninjau dengan kurva IPR sehingga dihasilkan Qopt sebesar 80%
dari Qomax. Maka Qopt untuk32sumur KWG P-16 adalah sebesar 364.27 bopd. Water cut pada
sumur ini menyentuh 94%. Laju alir kritis air adalah laju produksi maksimum untuk
mengantisipasi terjadinya problema water coning pada sumur yang diproduksikan. Untuk
mengetahui nilai Qoc adalah sebagai berikut:
𝑟𝑤
𝑃𝑅 = 𝑓 [1 + 7√ × cos(𝑓 × 90°) ]
2𝑓ℎ
0.4
𝑃𝑅 = 0.28 [1 + 7√ × cos(0.28 × 90°) ] = 0.45
2 × 0.28 × 89
8
2
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
𝐾𝑧 𝑁𝑧 𝐺𝑧 𝐴𝑧
𝑄𝑧 = 0.025 × 10−6 ( )
𝐵𝑧 𝐴𝑡 𝜇𝑧
Berdasarkan dari hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa sumur KWG P-16
memiliki laju alir kritis pasir sebesar 27.2 bpd yang dimana nilai tersebut tidak melebihi
12
dari
laju produksi minyak optimum (Qopt) sehingga pada sumur KWG P-16 ditemukan problema
kepasiran. Pada hakekatnya, ikut terproduksinya pasir dapat dikontrol dengan beberapa cara
yaitu [10]:
1. Pengurangan drag force.
2. Bridging Sand (metode mekanik, gravel pack, dan sand screen).
3. Penambahan formation strenght (metode kimia dan resin consolidation method).
𝐺 𝐴𝐵𝜌𝑏 2
= 1.34 × 1020 ( )
𝐶𝑏 (∆𝑡)4
𝐺 20
0.5 × 0.33 × (2.25)2
= 1.34 × 10 ( ) = 0.828 × 1012
𝐶𝑏 (116)4
Dari perhitungan di atas, formasi Ngrayong dapat dikategorikan sebagai formasi yang
kompak. Metode Well Completion untuk formasi yang kompak adalah Open Hole
Completion. Pada metode ini, tidak ada casing atau liner yang terpasang di formasi reservoir
yang memungkinkan fluida yang dihasilkan mengalir langsung ke lubang sumur.
9
2
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
Tabel 4. Pwf vs Q
Pwf Q
498.5 0
448.65 78.1043
398.8 148.943
348.95 212.516
299.1 268.824
249.25 317.866
199.4 359.643
149.55 394.154
99.7 421.4
49.85 441.38
0 454.095
IPR Vogel
600
IPR Vogel
500 498.5
448.65
Pressure (Pwf)
400 398.8
348.95
300 299.1
249.25
200 199.4
149.55
100 99.7
49.85
0 0
0 100 200 300 400 500
Rate (Q)
𝑄𝑐 = 4𝐸 × 𝐷 × 𝑃𝑠 × 𝑁
PSD = 1075.42 ft
PIP = 279.9 psi
Mix Density = 1.0492
Gradien Fluida = 0.788 psi/ft
Selanjutnya adalah perhitungan total dynamic head agar kita dapat mengetahui total
ketinggian yang dibutuhkan untuk mengangkat fluida pada sumur KWG P-16 yang
dirumuskan sebagai berikut:
𝑓𝑡
𝑇𝐷𝐻 = 𝑊𝐹𝐿 + (𝐹𝐿𝑃 × 2.31 )
𝑝𝑠𝑖
𝑓𝑡 𝑝𝑠𝑖
𝑇𝐷𝐻 = 460 + (39.8 × 2.31 ) = 551.94
𝑝𝑠𝑖 𝑓𝑡
4. SIMPULAN
Sumur KWG P-16 merupakan sumur minyak dengan zona formasi Ngrayong II yang
beroperasi menggunakan 14
Progressive Cavity Pump (PCP). Dengan demikian, setelah
dilakukannya penelitian dan analisa maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
33
1. Sumur KWG P-16 masih cukup produktif yang dibuktikan dengan nilai Productivity
Index (PI) sebesar 1.08 bbl/d/psi. Hal ini juga didukung dari hasil intrepretasi kurva
IPR dan perhitungan Qmax yang dimiliki adalah sebesar 454.09 bopd.
2. Permasalahan yang terjadi pada sumur KWG P-16 adalah water coning yang
dikarenakan laju produksi minyak optimum (Qopt) sudah melebihi laju alir kritis air
(Qc). 1
3. Pada sumur KWG-P16 terjadi problema kepasiran dikarenakan nilai laju produksi
optimum (Qopt) melebihi laju alir kritis pasir (Qz).
4. Berdasarkan MPL diketahui bahwa sumur KWG P-16 termasuk formasi kompak
karena nilai dari 𝐺/𝐶𝑏 > 0,8 × 1012 .
5. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan penempatan pompa yang optimum
tercapai kedalaman 1075.42 ft serta didapatkan juga total dynamic head yang
terpasang pada1 pompa sebesar 551.94 ft.
6. Penggunaaan Progressive Cavity Pump (PCP) pada sumur KWG P-16 dinilai masih
bisa bekerja optimum.
11
2
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
5. DAFTAR PUSTAKA
22
[1] K. E. Brown, The Tehcnology of Artificial Lift Methods. Tulsa, Oklahoma: Penn Well
Publishing Company, 1984.
6
[2] D. Rukmana, D. Kristanto, and V. D. Cahyoko Aji, Teknik Reservoir Teori dan
Aplikasi, Edisi Revi. Yogyakarta: Pohon Cahaya, 2018.
[3] T. Ahmed, Reservoir Engineering Handbook, Fifth Edit., vol. 5, no. 9. Cambridge: Joe
Hayton, 2019.
19
[4] L. W. Lake, Petroleum Engineering Handbook, vol. IV. Texas: Society of
Petroleum Engineers, 2010.
28
[5] H. Cholet, Well Production Practical Handbook. Paris: Editions Technip, 2000.
14
[6] L. Nelik and J. Brennan, Progressing Cavity Pumps, Downhole Pumps and Mudmotors.
Houston, Texas: Gulf Publishing Company, 2005.
9
[7] Shauna Noonan. (2011). Progressing cavity pumps. SPE 18978
9
[8] Christian Wittrisch dan Henri Cholet. (2013). Progressive cavity pumps oil well
production artificial lift. Paris: France
23
[9] Joshi, S, D. (1991). Horizontal Well Technology. Tulsa Oklahoma : Penn Well Publishing
Company.
12
2
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
13
Laporan PKL Tingkat 2 – Teknik Produksi Minyak dan Gas, PEM Akamigas
7. DOKUMENTASI BIMBINGAN
14
Similarity Report ID: oid:25213:36145849
TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.
123dok.com
1 5%
Internet
pem-akamigas on 2021-09-13
2 3%
Submitted works
adoc.pub
3 3%
Internet
repository.uir.ac.id
4 2%
Internet
text-id.123dok.com
5 2%
Internet
pem-akamigas on 2021-09-09
6 2%
Submitted works
qdoc.tips
7 1%
Internet
pem-akamigas on 2021-09-09
8 1%
Submitted works
Sources overview
Similarity Report ID: oid:25213:36145849
trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id
9 1%
Internet
eprints.upnyk.ac.id
10 1%
Internet
neliti.com
11 1%
Internet
pem-akamigas on 2021-09-09
12 1%
Submitted works
pem-akamigas on 2021-09-07
13 <1%
Submitted works
core.ac.uk
14 <1%
Internet
pem-akamigas on 2021-09-15
15 <1%
Submitted works
es.scribd.com
16 <1%
Internet
ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id
17 <1%
Internet
pem-akamigas on 2021-09-07
18 <1%
Submitted works
pem-akamigas on 2021-09-13
20 <1%
Submitted works
Sources overview
Similarity Report ID: oid:25213:36145849
pem-akamigas on 2021-09-29
21 <1%
Submitted works
pem-akamigas on 2021-09-22
22 <1%
Submitted works
onepetro.org
23 <1%
Internet
ejournal.up45.ac.id
24 <1%
Internet
pem-akamigas on 2021-09-21
25 <1%
Submitted works
pem-akamigas on 2021-09-21
26 <1%
Submitted works
coursehero.com
27 <1%
Internet
dl.icdst.org
29 <1%
Internet
pdfcoffee.com
30 <1%
Internet
pem-akamigas on 2021-09-21
31 <1%
Submitted works
pem-akamigas on 2021-09-22
32 <1%
Submitted works
Sources overview
Similarity Report ID: oid:25213:36145849
pem-akamigas on 2021-09-13
33 <1%
Submitted works
utpedia.utp.edu.my
34 <1%
Internet
pem-akamigas on 2021-09-07
35 <1%
Submitted works
pem-akamigas on 2021-09-09
36 <1%
Submitted works
pem-akamigas on 2021-09-14
37 <1%
Submitted works
pem-akamigas on 2021-09-13
38 <1%
Submitted works
pem-akamigas on 2021-09-09
39 <1%
Submitted works
pem-akamigas on 2021-09-15
40 <1%
Submitted works
Sources overview