Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AKHIR

EVALUASI PENANGGULANGAN PRODUKSI AIR DENGAN RPM


(RELATIVE PERMEABILITY MODIFIER$)
TREATMENT DANKEEKONOMIANNYA PADA SUMUR “M”
LAPANGAN “N"

Oleh:

Nama : Widya Astuti

NIM : 1701140

JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN

KONSENTRASI TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

BALIKPAPAN

2019
JUDUL : Evaluasi Penanggulangan Produksi Air Dengan RPM (Relative
Permeability Modifier)Treatment Dan Keekonomian Pada Sumur “M” Lapangan
“N”
ABSTRAK : Sumur "M" pada lapangan "N" merupakan suatu sumur minyak yang
berproduksi pada bulan juni 2004 dengan nilai water cut mula-mula sebesar 15%
seiring berjalannya waktu terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada nilai water
cut mencapai 97% yang berarti menyebabkan produksi air meningkat dan produksi
minyak menurun dari 387 BOPD menjadi 11 BOPD. RPM Treatment digunakan
untuk mengatasi permasalahan produksi air yang berlebihan. Sebelum
dilakukannya RPM Treatment harus diperhitungkan dahulu cadangan yang masih
tersisa, mengidentifikasi permasalahan produksi serta menentukan laju alir
kritisnya agar dapat mengetahui permasalahan produksi. Evaluasi keberhasilan dari
RPM Treatment dengan melihat hasil produksi dan water cut setelah dilakukannya
RPM Treatment. Perhitungan Keekonomian terhadap pekerjaan RPM treatment
juga menjadi bagian dari aspek evaluasi agar diperoleh hasil evaluasi yang
komprehensif baik dari aspek teknik maupun aspek ekonomi. Berdasarkan hasil
perhitungan produksi kumulatif dan remaining reserve diperoleh cadangan sumur
"M" masih besar. Identifikasi dengan metode K.S. Chan bahwa sumur "M"
mengalami water coning dan identifikasi dengan metode Craft & Hawkins
diperoleh laju alir aktual minyak lebih besar dari laju alir kritis, sehingga
permasalahan utama sumur "M" adalah produksi air. Kemudian dari hasil evaluasi
sebelum dan sesudah treatment dikerjakan, pengaruh dari RPM Treatment terhadap
produksi pada sumur "M" dapat menurunkan jumlah water cut dari 97% menjadi
77% dan perolehan minyak meningkat dari 11 BOPD menjadi 88 BOPD.
Sedangkan perhitungan keekonomian sesudah pekerjaan RPM Treatment
menghasilkan revenue sebesar 354.310 US$ dengan NPV 29.376 US$, ROR 67%,
POT selama 0,91 tahun dan DPIR 1,1

KATA KUNCI : RPM (Relative Permeability Modifier) Treatment, Water Coning,


Production Sharing Contract
BAB II

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Suatu sumur akan mengalami produksi minyak yang rendah
dibawah laju produksi optimum sebenarnya, hal ini salah satunya
menyebabkan adanya penerobosan air kedalam lubang sumur dan menutup
jalan minyak untuk mengalir sehingga produksi minyak akan menurun
seiring dengan naiknya produksi air. Salah satu faktor yang menyebabkan
menurunnya laju produksi minyak dari suatu sumur adalah water coning.
Water coning adalah suatu keadaan di sekitar lubang sumur di mana batas
minyak dan air naik membentuk kerucut mencapai titik perforasi terbawah,
yang akan menyebabkan air lebih awal terproduksikan sehingga
peningkatan produksi air menjadi lebih cepat. (Ahmed, 2001) Berbagai
aplikasi untuk menghindari ataupun sekedar untuk memperlambat
terjadinya water coning antara lain menggunakan sumur produksi air untuk
menjaga kecepatan kenaikan permukaan air dan perhitungan panjang selang
perforasi serta laju produksi air yang optimum, kemudian dengan
memproduksikan air aquifer. Namun kesemuanya tetap akan sampai pada
kondisi dimana water breakthrough dari aquifer akan sampai di lubang
sumur dan menyebabkan produksi air di permukaan. (Subenarto & Ariadji,
2006) Penanganan yang tepat dalam mengatasi terproduksi air secara
berlebihan yaitu dengan menggunakan metode yang dapat secara selektif
menahan produksi air tanpa menahan produksi hidrokarbon dengan RPM
(Relative Permeability Modifier) Treatment. RPM (Relative Permeability
Modifier) adalah sejenis polimer dengan berat molekul yang tinggi sebagai
molekul utama dari RPM. RPM dapat dilakukan tanpa mengisolasi zona
lapisan sehingga dapat diinjeksikan secara bullhead kedalam semua zona
lapisan untuk mengurangi permeabilitas air. Objek lapangan RPM (Realtive
Permeability Modifier) Treatment pada oil well "A" diperoleh produksi
minyak meningkat dari 100 bopd menjadi lebih dari 200 bopd sementara
water cut berkurang dari 93% menjadi 84%. (Pietrak, Stanley, Weber, &
Fontenot, 2005)
Penelitian tugas akhir ini dilihat dari peningkatkan laju produksi
minyak dan penurunan water cut. Sumur yang dipilih adalah sumur "M"
lapangan "N" yang memiliki nilai water cut yang semakin meningkat dan
produksi minyak yang menurun. Kemudian menghitung keekonomian
untuk menghitung tingkat kelayakan proyek RPM (Relative Permeability
Modifier) Treatment.

1.2 Identifikasi masalah atau Batasan masalah

Adapun batasan masalah pada Tugas Akhir ini adalah:

1. Menggunakan satu sumur produksi "M" pada lapangan "N".

2. Analisis permasalahan produksi air secara berlebihan dengan metode


K.S. Chan dan metode Craft & Hawkins.

3. Evaluasi efek penggunaan RPM (Relative Permeability Modifier)


Treatment terhadap peningkatan produksi minyak dan water cut
performance
4. Analisis keekonomian pekerjaan RPM (Relative Permeability Modifier)
Treatment pada sumur "M" berdasarkan parameter keekonomian (NPV,
ROR, POT, dan Cash Flow)

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya


sebagai berikut:

1. Bagaimana Menggunakan satu sumur produksi "M" pada lapangan "N".?

2. Bagaimana Cara Analisis Permasalahan Produksi Secara berlebihan dengan


Metode K.S.Chan dan Metode craft &hawkins?
3. Bagaimana cara Evaluasi efek penggunaan RPM (Relative Permeability
Modifier) Treatment terhadap peningkatan produksi minyak dan water cut
performance?

1.4 Tujuan Dan keguanaan Hasil

Adapun tujuan penelitian pada Tugas Akhir ini adalah :

1. Menentukan produksi kumulatif dan remaining reserve sumur "M" lapangan "N"
sebelum melakukan RPM (Relative Permeability Modifier) Treatment.

2. Menganalisis permasalahan produksi air secara berlebihan menggunakan


diagnostic plot K.S. Chan dan laju alir kritis metode Craft & Hawkins

. 3. Mengevaluasi keberhasilan RPM (Relative Permeability Modifier) Treatment


dalam penanggulangan produksi air pada sumur "M" lapangan "N" berdasarkan
nilai produktifitas sumur dan water cut performance.

4. Menghitung keekonomian pekerjaan RPM (Relative Permeability Modifier)


Treatment.
BAB II

TINJAUA PUSTAKA

2.1. Penentuan Cadangan

Cadangan dapat didefinisikan sebagai perkiraan jumlah minyak mentah, gas


alam, gas kondensat, fasa cair yang diperoleh dari gas alam, dan material lainnya
(misalnya sulfur), yang dianggap bernilai komersial untuk diambil dari akumulasi
di dalam reservoir menggunakan teknologi yang ada pada suatu saat dalam keadaan
ekonomi dan dengan peraturan pemerintah yang berlaku pada saat yang sama.
(Permadi, 2004)

2.2. Coning

Coning merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan


mekanisme pergerakan air ke atas atau gerakan gas turun ke perforasi sumur
produksi, coning dapat secara serius mempengaruhi produktivitas sumur. (Ahmed,
2001)

2.2.1. Gas Coning

Gas coning adalah gas yang berasal dari gas perforasi sumur produksi
(Ahmed, 2001).

2.2.2. Water Coning

Water coning minyak dan air naik membentuk kerucut mencapai


titik perforasi terbawah, yang akan menyebabkan air lebih awal
terproduksikan sehingga peningkatan produksi air menjadi lebih cepat
(Ahmed, 2001 & Astutik, 2007).

2.3. Water Channeling

Channeling terjadi karena adanya heterogeenitas pada reservoir


sehingga terdapat lapisan dengan permeabilitas yang lebih
tinggi.Terbentuknya channeling akibat adanya rekahan, patahan dan lapisan
terputus. (Rukmana & Kristanto, 2011).
2.4. Analisis Water Coning dan Water Channeling Menggunakan Metode K.S.
Chan

Produksi air yang berlebihan sebelum waktunya merupakan indikasi


terjadinya water coning. Oleh karena itu sejak awal produksi, sumur sudah
diperhitungkan penanggulangannya. Suatu metode yang mudah, cepat dan
murah dikembangkan untuk mengidentifikasi terproduksinya air yang
berlebih secara analitik yang dikenal dengan metode K.S. Chan. Metode ini
didasarkan pada studi simulasi dengan memplot WOR terhadap waktu pada
kurva log-log yang akan menunjukkan perbedaan perilaku untuk setiap jenis
mekanisme pendorong. (Chan, 1995)

2.5. Penentuan Laju Alir Kritis Craft and Hawkins

Penentuan laju alir kritis dilakukan untuk menghasilkan laju


produksi yang paling optimum, untuk penentuan laju alir kritisnya dapat
memakai data awal sumur diproduksikan, penentuan tersebut dapat
menggunakan metode dari Craft & Hawkins. (Brown, 1984)

2.6. RPM (Relative Permeability Modifier) Treatment

Untuk mengatasi masalah peningkatan produksi air yang tinggi dapat di


lakukan dengan menggunakan salah satu metode dari water conformance yaitu
relative permeability modifier treatment. Treatment ini dilakukan dengan
menginjeksikan chemical berjenis relative permeability modifier dan beberapa
chemical lain bersamaan dengan air menuju ke lubang formasi reservoir
(Darlymple & Jaripatke, 2009)

2.6.1. Mekanisme RPM (Relative Permeability Modifier)


Treatment

Prinsip kerja treatment ini ialah dengan menginjeksikan


chemical relative permeability modifier dan beberapa additive ke
dalam reservoir, RPM merupakan polimer utama (single-polymer)
yang digunakan dan berfungsi untuk mengurangi laju alir air atas
laju alir minyak, dapat dilihat pada gambar (Darlymple & Jaripatke,
2009)

2.6.2. Treatment Design Jumlah fluida treatment

ditentukan dengan menghitung volume cairan yang


diperlukan dihitung dari sumur bor. Radial penetrasi ini harus terjadi
pada ketinggian treatment yang diinginkan

2.7. Sistem Kontrak Kerjasama Bagi Hasil Migas Sistem Production sharing
contract (PSC)

merupakan pengganti dari sistem Kontrak Karya (Contract of Work) yang tidak
sesuai dengan amanat UUD 1945. Manajemen perusahaan dan kegiatan operasi minyak
dan gas bumi pada sistem PSC berada di tangan Pemerintah. Pelaksanaan Kontrak
Production Sharing antara kontraktor adalah sebagai tindak lanjut dari pasal 12 Undang-
undang No. 8 tahun 1971. Pada kontrak Production sharing hak pengelolaan migas tetap
berada di tangan pemerintah walaupun pengusahaannya bisa dilakukan oleh kontraktor.
Disini kontraktor mengajukan usulan pengembangan lapangan untuk disetujui oleh
pemerintah. (Partowidagdo, 2002)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Untuk pengevaluasian judul ini saya tidak melakukan penelitian tetapi


saya mencari data – data dari sumber yang sudah akurat.

3.2 KESIMPULAN

pembahasan tentang evaluasi problem water coning dan penanganannya pada


sumur “M” dapat disimpulkan sebagai berikut :

analisis diagnostic plot K.S. Chan pada sumur "M", grafik menunjukkan slope
antara WOR dan WOR derivative dan terlihat dari slope WOR derivative
menunjukkan slope berarah negatif (bawah) yang merupakan karakteristik yang
menunjukkan adanya indikasi water coning kemudian dengan penentuan laju alir
kritis Craft & Hawkins laju alir aktual minyak (Qo = 387 BOPD) lebih besar dari
laju alir kritisnya (Qoc = 196,8 BOPD) menunjukkan permasalahan utama sumur
"M" adalah produksi air.

3.3 DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, T. (2001). Reservoir Engineering Handbook (2ndHous ed.).Texas: Gulf


Publishing Company.

Astutik, W. (May, 2007). A Study of Downhole Water Sink (DWS)


TechlogyOptimum DWS Design in Vertical Well Considering Reservoir
Parameters. Paper presented at the 2007 Indonesia Petroleum Association (IPA).

Muslim. (2013). Perbandingan Injeksi Gas CO2 vs Injeksi Air untuk


Mendapatkan Perolehan Minyak yang Maksimum (Studi Simulasi). Jurnal Patra
Akademika.
DIAGRAM ALIR

MULAI

Pengumpulan Data
a. Data History Production (laju produksi
fluida, laju produksi minyak, water cut)
b. Data Reservoir (sifat fisik batuan dan sifat
fisik fluida)
c. Data RPM Treatment Report

Tahap Pengerjaan
a. Penentuan OOIP dan remaining reserve pada sumur
"M". b. Analisis permasalahan produksi air secara
berlebihan menggunakan diagnostic plot K.S. Chan dan
laju alir kritis metode Craft & Hawkins.
c. Penentuan jumlah volume injeksi RPM (Relative
Permeability modifier) Treatment.
d. Penentuan perubahan water cut serta produksi sebelum
dan sesudah RPM (Relative Permeability Modifier)
Treatment pada sumur "M".
e. Penentuan keekonomian RPM (Relative Permeability
Modifier) Treatment.

Evaluasi Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

selesai

Anda mungkin juga menyukai