Anda di halaman 1dari 3

Judul: : EVALUASI PENANGGULANGAN PRODUKSI AIR DENGAN

RPM (RELATIVE PERMEABILITY MODIFIER) TREATMENT

Latar Belakang : Pada Lapangan Y terdapat beberapa faktor yang menyebabkan laju
produksi minyak tidak dapat optimum. Salah satu faktor yang
menyebabkan laju produksi minyak turun adalah Water Coning. Dari
permasalahan Water Coning tersebut dapat menyebabkan Water Cut
pada Lapangan Y. Water Cut pada lapangan ini sangat tinggi mencapai
>90%. Hal tersebut juga disebabkan oleh jenis Drive Mechanism dari
lapangan ini berjenis Water Drive Mechanism. Untuk mengatasi
masalah peningkatan produksi air yang tinggi dapat di lakukan dengan
menggunakan salah satu metode dari water conformance yaitu relative
permeability modifier treatment. Treatment ini dilakukan dengan
menginjeksikan chemical berjenis relative permeability modifier dan
beberapa chemical lain bersamaan dengan air menuju ke lubang
formasi reservoir (Darlymple & Jaripatke, 2009).
Rumusan : 1. Bagaimana kondisi produksi optimum Sumur ESP pada Lapangan
Masalah ini dengan kondisi Water Cut tinggi?
2. Bagaimana hasil injeksi dari RPM Treatment terhadap nilai Water
Cut?
Metodologi : Metode penelitian tugas akhir ini dilakukan di dengan mengumpulkan
Penelitian data-data yang dilakukan dengan RPM Treatment yang berhubungan
dengan data produksi sumur, dan data reservoir. Metode penelitian
yang digunakan adalah Studi Literatur, penelitian ini menggunakan
data dari lapangan minyak. Data yang digunakan adalah data sekunder
(Data KP dan Data Jurnal).
Prinsip kerja treatment ini ialah dengan menginjeksikan chemical
relative permeability modifier dan beberapa additive ke dalam
reservoir, RPM merupakan polimer utama (single-polymer) yang
digunakan dan berfungsi untuk mengurangi laju alir air atas laju alir
minyak, dapat dilihat pada gambar. Pada mulanya disumur yang
memiliki masalah produksi air akibat laju alir air yang tinggi sehingga
menahan laju alir minyak, sifat air yang lebih berat dari minyak akan
mengalir melewati minyak dari sisi pori-pori batuan, kemudian setelah
chemical di injeksikan, polimer akan mengisi rongga pori batuan dan
mulai bekerja, karena fungsinya yang mengurangi laju alir air namun
tetap melewati minyak, sehingga laju alir air akan berkurang.
(Darlymple & Jaripatke, 2009).
Jumlah fluida treatment ditentukan dengan menghitung volume cairan
yang diperlukan dihitung dari sumur bor. Radial penetrasi ini harus
terjadi pada ketinggian treatment yang diinginkan.
Persamaan untuk perhitungan ini ditunjukkan di bawah ini:
Treatment Volume (gal) = 7,4805 . φ . π . H (R2 -Rw2)
Dimana:
 R = Jari-jari treatment yang diinginkan (ft) (jari-jari penetrasi +
jari-jari lubang bor)
 Rw = Jari-jari lubang bor (ft)
 H = Interval Perforasi (ft)
 φ = Porositas (%)
(Pietrak, Stanley, Weber, & Fontenot, 2005)
Daftar Pustaka : Dalrymple, D., & Jaritpake, O.(2009). Relative Permeability Modifiers
in Fracture Stimulation Applications. Middle East Oil & Gas Show
and Conference, Bahrain.

Pietrak M.J., Stanley, F.O., Weber, B.J., Fontenot, J.S. (2005). Relative
Permeability Modifier Treatments on Gulf Of Mexico Frac-Packed
and Gravel-Packed Oil and Gas Wells. SPE Annual Technical
Conference and Exhibition, Dallas.

Judul: : STUDI PENANGANAN PERMASALAHAN ELECTRICAL


SUBMERSIBLE PUMP PADA SUMUR X LAPANGAN Y

Latar Belakang : Dalam industri perminyakan dikenal dengan adanya operasi produksi.
Dalam memproduksikan minyak terdapat tiga metode produksi yaitu
metode produksi primer, produksi sekunder, dan produksi tersier.
Metode produksi primer yaitu dengan metode sembur alam (natural
flow) dan pengangkatan buatan (Artificial Lift). Metode produksi
sekunder yaitu pressure maintenance atau Improve Oil Recovery
(IOR). Sedangkan metode produksi tersier yaitu Enhanced Oil
Recovery (EOR). Sumur dengan metode sembur alam memiliki
kemampuan untuk mengalirkan fluida reservoir ke permukaan karena
tekanan reservoirnya yang tinggi. Apabila tekanan mulai mengecil
sehingga tidak dapat mengangkat fluida dari reservoir ke permukaan,
maka akan dilakukan pengangkatan buatan. Ada berbagai jenis metode
pengangkatan buatan, diantaranya yaitu dengan menggunakan gas lift
dan menggunakan pompa. Salah satu metode pengangkatan buatan
(Artificial Lift) dengan menggunakan pompa adalah Electrical
Submersible Pump (ESP). Ada beberapa permasalahan pada Electrical
Submersible Pump, antara lain: Permasalahan Elektrikal Mekanikal
(Overload, Underload), Permasalahan Reservoir (Gas Locking,
Kondisi “Gassy” atau Interferensi Gas dan Water Cut). Pada penelitian
ini, penulis akan menganalisis permasalah Reservoir pada Sumur X
Lapangan Y.
Rumusan : 1. Bagaimana kondisi permasalahan ESP pada sumur ini?
Masalah 2. Bagaimana penyelesaian permasalahan ESP pada sumur ini?
3. Bagaimana laju alur optimum agar produksi dapat meningkat
Metodologi : Metode penelitian tugas akhir ini dilakukan di dengan mengumpulkan
Penelitian data-data yang berhubungan dengan data produksi sumur, dan data
reservoir. Metode penelitian yang digunakan adalah Studi Literatur,
Analisis Data dan Simulasi. Penelitian ini menggunakan data dari
lapangan minyak. Data yang digunakan adalah data sekunder (Data KP
dan Data Jurnal).

Anda mungkin juga menyukai