Anda di halaman 1dari 30

Kelompok 4

ANNISA AULIA FITRI 173210278


DEWA YUDHISTIRA 173210223
ELSA TRI MARKORI 173210213
GLADYS SUWANDI 173210332
INDRA GUNAWAN 173210757
IRFAN OKTODITIO SAPUTRA 173210096
M. ILHAM SYAPUTRA 173210433
MARIA ROSARI 173210851
MUHAMMAD HAFIS ISNANTA 173210220
MUHAMMAD IQBAL 173210475
MULIA MAISYA PRATIWI 173210745
3 POINT MATERI :

A. RECOMPLETION
B. CHEMICAL UNTUK WATER CONING
C. DWS & DWL
A. RECOMPLETION
Optimization of Completion Interval to
Minimize Water Coning
RECOMPLETION

01 02
LATAR BELAKAG PERSAMAAN

03 04
PERHITUNGAN ANALYSIS
LATAR
BELAKANG
Dalam banyak kasus, sumur horizontal dianggap
tidak ideal untuk mengatasi masalah water coning karena
terobosan air yang terlalu dini. Hal ini mendorong
peninjauan kembali optimalisasi interval penyelesaian
sumur vertikal di reservoir minyak penggerak air bawah.
Makalah ini menyajikan pendekatan baru untuk
menentukan penetrasi lubang sumur yang optimal untuk
mencapai tingkat produksi sumur vertikal bebas air
maksimum.
PERSAMAAN ATAU RUMUS

Persamaan 1
menentukan Persamaan 2
critical untuk mencari Xopt
Analisa keberhasilan
metode yang di
gunakan
Penggunaan metode recompletion khususnya pada paper ini dengan cara
mengoptimalkan interval komplesi yang bertujuan untuk meminimalisir water
coning, yang kemungkinan dapat digunakan untuk menangani kasus water
coning dikarenakan tingakat keberhasilan yang baik dengan cara
memperkirakan interval zona komplesi, sehingga jarak kontak antara air dan
minyak dapat dihindarkan yang dapat memicu terjadinya water coning serta
memperkirakan laju produksi free water maximum (critical rate) dengan
mempertimbangakan pengaruh penetrasi lubang sumur yang optimal kedalam
zona minyak total.
CHEMICAL
B.UNTUK WATER
CONING
CHEMICAL UNTUK WATER CONING

01 02
LATAR BELAKANG PERSAMAAN

03 04
PERHITUNGAN ANALYSIS
LATAR
BELAKANG
Air bawah tanah yang bergerak ke sumur
produksi menyebabkan water cut menjadi 90%
dan water cut di sumur C4 mencapai 100%
(Weizhou 11-4 oilfield)
Penggunaan Polymer
Gel
Gelant yang dibentuk oleh polimer dan cross-linker
diinjeksikan ke dalam formasi target yang
merupakan zona potong air yang tinggi dan
bereaksi membentuk gel untuk menutup sebagian
atau seluruh formasi pada suhu reservoir
(Sydansk, 1992 dan Fulin, 2001, 2006).
PERSAMAAN
1. Volume of Polymer Gel

Dimana,
V = Volume of polymer gel, m2
R1 = Formation Radius of gelant to reach, m;
R2 = Formation radius of over-displacing fluid
to reach, m;
2. Volume of over-displacing fluid L = length of horizontal section, m;
α = porosity, %
β = Ratio of the width of vertical high
permeability to the length of horizontal segment.
PERHITUNGAN

Diketahui : Penyelesaian :
L = 305.58 m
1. Volume of Polymer Gel
α = 20%
R1 = 6m
R2 = 4m •
β = 20% • V= 768 m3
• Volume of gelant for far from wellbore :
• Volume of gelant f for transition zone :
• Volume of gelant for near wellbore zone :
2. Volume of over-displacing fluid


• V = 614 m2
Application
of
Equipment

Test Test
Materials methods

Water
Gelation
Polymers Cross-linker Brine Gel strength Shuttoff
Time
Capacity
Composition
Data and
Result

High Screening Visual


Density Of Polymer Physical
Brine Gel simulation
High Density Brine
ANALISA

Setelah dilakukan treatment di sumur


C4, juga sukses di sumur C1, C2 dan C3,
dan empat sumur horizontal di anjungan C.
semua melanjutkan produksi. Total
produksi minyak per hari tertinggi dari
keempat sumur horizontal tersebut adalah
147,1 m3.
C. DWS & DWL
DWS & DWL

01 02
LATAR BELAKANG PERSAMAAN

03 04
PERHITUNGAN ANALYSIS
Latar belakang
1. Downhole Water Sink

Digunakan metode DWS karena didalam teknik ini sebuah sumur diselesaikan ganda
dalam kolom minyak dan air dengan pengemas yang memisahkan kedua penyelesaiannya.
Kemudian kerucut minyak terbalik dibuat dengan mengalirkan air dari penyelesaian
penampung air di bawah kontak air minyak dengan menghasilkan air bebas dari penyelesaian
minyak.
Persamaan atau rumus yang digunakan
Analisa keberhasilan
metode yang di
gunakan
Sistem DWS secara hidraulik mampu
menghasilkan lebih banyak oil karena dapat beroperasi
pada laju cairan total yang lebih tinggi dengan
pemotongan air konstan untuk qtl > qul, dan dapat
mengurangi potongan air hingga dua kali lipat.
Dengan menggunakan model hele-shaw maka
hasil untuk model ini yaitu memberikan perkiraan yang
baik untuk proses tersebut.
LATAR
BELAKANG
DOWNHOLE WATER LOOP

Pada tahun 1992, Wojtanowicz dan Xu mengusulkan


metode DWL untuk mengurangi volume air formasi
yang dihasilkan oleh sumur minyak dari reservoir
hidrokarbon yang didasari oleh zona air.
Kelebihan
• Lebih relatif daripada DWS
• tidak perlu memompa terlalu banyak air ke permukaan
• pengolahan air kurang dari sumur konvensional,
• tidak menguras energi di reservoir

Kekurangan

• Karena kompleksitas dan dinamika kerucut air


• Dibatasi oleh ketebalan akuifer
• Penyelesaian tiga interval mahal
PERSAMAAN

persamaan (1) menentukan minyak kritis tingkat produksi. Jika batasan produksi
minyak diketahui (nodal analisis)

persamaan (2) dapat digunakan untuk mendapatkan air kritis laju drainase
(injeksi ulang
THAN
KS!

Anda mungkin juga menyukai