Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM

PERCOBAAN 1
HIDRAULIKA

KARAKTERISTIK PENGALIRAN DI ATAS


“RECTANGULAR NOTCH”
1. TUJUAN PERCOBAAN
a. Menyelidiki hubungan antara ketinggian muka air di atas tepi ambang dan debit
pengaliran yang melalui Rectangular Notch.
b. Menentukan koefisien debit pengaliran yang melalui Rectangular Notch.
2. PERALATAN
a. Hydraulic Bench
b. Hook and Point Gauge
c. Rectangular Notch
d. Stopwatch

Gambar 1.1. Alat Hydraulic Bench


3. DASAR TEORI
Peluap (Notch) adalah bukaan yang biasanya berada pada sisi-sisi saluran / kolom yang
berfungsi untuk mengukur debit pengaliran. Peluap (Notch) diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Berdasarkan ketebalannya, peluap di bagi menjadi :
a. Ambang tipis, apabila t < 0,5 H
b. Ambang tebal, apabila t > 0,66 H
2) Berdasarkan bentuk, peluap di bagi menjadi :
a. Ambang segi empat (rectangular notch)
b. Ambang segi tiga atau V (Vee Notch)
c. Ambang setengah lingkaran
d. Ambang berbentuk lingkaran
e. Ambang trapesium

1
PRAKTIKUM
PERCOBAAN 1
HIDRAULIKA

3) Berdasarkan bidang tekan, peluap di bagi menjadi :


a. Peluap tertekan penuh, panjang peluap sama dengan lebar kolam/saluran
b. Peluap dengan kontraksi samping, panjang peluap tidak sama dengan lebar
kolam/saluran
4) Berdasarkan elevasi muka air di hilir, peluap di bagi menjadi :
a. Peluap terjunan, muka air hilir di bawah puncak peluap
b. Peluap terendam, muka air hilir di atas puncak peluap

Rectangular Notch adalah salah satu jenis aliran terbuka. Aliran pada saluran terbuka
merupakan aliran yang mempunyai permukaan yang bebas. Permukaan bebas merupakan
pertemuan fluida dengan kerapatan (density) yang berbeda. Biasanya pada saluran terbuka,
dua fluida itu adalah udara dan air dimana kerapatan udara jauh lebih kecil dari pada
kerapatan air.

Gerakan air pada suatu saluran terbuka berdasarkan efek dari gravitasi bumi dan tekanan di
dalam air umumnya bersifat hidrostatis. Distribusi tekanan bersifat hidrostatis karena
kuantitasnya tergantung dari kedalamannya. Namun pada beberapa kondisi bisa ditemukan
distribusi tekanan tidak hidrostatis.
a. Denah aliran

Gambar 1.2. Denah Aliran

b. Tampang melintang

Gambar 1.3. Tampang Melintang


Dikarenakan adanya tekanan pada permukaan air akibat adanya perbedaan pada kerapatan
udara dan air, dan juga akibat gaya gesekan pada dinding saluran (dasar maupun tebing
saluran) maka kecepatan aliran pada suatu potongan melintang saluran tidak seragam.

2
PRAKTIKUM
PERCOBAAN 1
HIDRAULIKA

Ketidakseragaman ini juga dipengaruhi oleh bentuk tampang melintang saluran, kekasaran
saluran, dan lokasi saluran (saluran lurus, dan pada belokan).

Kecepatan maksimum umumnya terjadi pada jarak 0.05 – 0.25 dikalikan kedalaman air
yang di hitung dari permukaan.namun pada aliran yang sangat lebar dengan kedalaman
dangkal (shallow), kecepatan maksimum terjadi pada permukaan air. Makin sempit saluran
maka kecepatan maksimumnya semakin dalam. Berikut beberapa kontur kecepatan air
untuk beberapa macam potongan melintang.
a. Rectangular Notch

Gambar 1.4. Tampang Melintang

b. Vee Notch

Gambar 1.-5. Tampang Melintang


c. Saluran Tipe Trapesium

Gambar 1.6. Tampang Melintang

3
PRAKTIKUM
PERCOBAAN 1
HIDRAULIKA

Gambar 1.7. Tampang Memanjang & Melintang


Peluap dapat di dalam beberapa kategori yaitu :
1. Berdasarkan tebal ambang peluap di bagi menjadi :
a. Peluap ambang lebar, apabila t > 0.66 H

Gambar 1.8. Peluap Ambang Lebar


b. Peluap ambang tipis, apabila t < 0.5 H

Gambar 1.9. Peluap Ambang Tipis


2. Berdasarkan bidang tekan peluap di bagi menjadi :
a. Peluap tertekan penuh, apabila lebar peluap sama dengan lebar kolam atau saluran.

4
PRAKTIKUM
PERCOBAAN 1
HIDRAULIKA

Gambar 1.10. Peluap Tertekan Penuh


b. Peluap konstraksi samping, apabila lebar peluap tidak sama dengan lebar kolam.

Gambar 1.11. Peluap Kontraksi Samping


3. Berdasarkan elevasi muka air di hilir peluap di bagi menjadi :
a. Peluap terjunan, apabila muka air hilir dibawah puncak peluap.

Gambar 1.12. Peluap Terjunan


b. Peluap terendam, apabila muka air hilir diatas puncak peluap.

Gambar 1.13. Peluap Terendam


Besarnya aliran air dapat di hitung dengan berbagai cara. Untuk sungai-sungai kecil dan alur-
alur buatan dapat dengan mudah di ukur dengan penggunaan bendung atau tabung jenis
venture. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan model di laboratorium, yang
menunjukkan hubungan antara tinggi energi dan debit.

Untuk mendapatkan hasil yang teliti perlu diperhatikan hal-hal seperti permukaan bending
bagian hulu yang harus vertical dan tegak lurus terhadap alurnya. Ketinggian H yang harus di

5
PRAKTIKUM
PERCOBAAN 1
HIDRAULIKA

ukur cukup jauh dari hulu bending. Ini di maksud untuk menghindari pengaruh kalengkungan
permukaan air di dekat bendung tersebut.

Rumus baku untuk aliran di atas bendung empat persegi panjang adalah sebagai berikut:

Q = . Cd. B. √

Dimana :
 Cd = Koefisien debit
 Q = Debit Pengaliran (mm3/detik)
 B = Lebar “Notch” (mm)
 H = Tinggi air di atas bagian bawah “notch” (mm)
 g = Percepatan gravitasi (mm/detik2)

4. PROSEDUR
a. Siapkan peralatan seperti terlihat pada gambar di atas.
b. Alirkar air ke dalam saluran sampai air mengalir di atas pelat peluap.
c. Tutup Control Valve dan biarkan air menjadi stabil.
d. Atur Vernier Height Gauge ke suatu batas bacaan dengan menggunakan puncak
Hook.
e. Alirkan air ke dalam saluran dan atur Flow Control Valve untuk mendapatkan
tinggi “H” yang diinginkan, diawali dengan 16 mm dan dinaikkan secara bertahap
setiap 2 mm.
f. Setelah ujung Hook tepat berada pada permukaan air yang diinginkan dan aliran
telah stabil, ukur debit air yang mengalir dengan membaca volume pada volumetric
tank dan waktu dengan menggunakan stopwatch.
g. Hasil pembacaan dan pengukuran tersebut diisikan pada lembar data.

5. CONTOH PERHITUNGAN
Berikut contoh perhitungan untuk percobaan pengaliran di atas rectangular notch:
Volume Waktu H Q
No. 3
H3/2 Cd Q2/3 Log Q Log H
(liter) (detik) (mm) (mm /detik)
1 0,5 5,12 16 97.656,25 64 0,54 2120,64 4,99 1,20
2 0,5 4,72 18 105.932,20 76,37 0,49 2238,82 5,03 1,26
3 0,5 3,26 20 153.374,23 89,44 0,61 2865,29 5,19 1,30
4 1,0 6,13 22 163.132,14 103,19 0,56 2985,56 5,21 1,34
5 1,0 4,25 24 235.294,12 117,57 0,71 3811,31 5,37 1,38
Lebar weir = 30 mm

6
PRAKTIKUM
PERCOBAAN 1
HIDRAULIKA

Data (1)

1. Q= = = 97.656,25 mm3/detik

2. H3/2 = 163/2 = 64 mm

3. Cd = = = 0.54

4. Q2/3 = (97.656,25)2/3 = 2120,64 mm3/detik


5. Log Q = log (97.656,25) = 4,99
6. Log H = log (16) = 1,20

Data (2)

1. Q= = = 105.932,20 mm3/detik

2. H3/2 = 183/2 = 76,37 mm


3. Cd = = = 0.49

4. Q2/3 = (105.932,20)2/3 = 2238,82 mm3/detik


5. Log Q = log (105.932,20) = 5,03
6. Log H = log (18) = 1.26

Data (3)

1. Q= = = 153.374,23 mm3/detik

2. H3/2 = 203/2 = 89,44 mm


3. Cd = = = 0,61

4. Q2/3 = (153.374,23)2/3 = 2865,29 mm3/detik


5. Log Q = log (153.374,23) = 5.19
6. Log H = log (20) = 1.30

Maka Cd rata-rata :

Cd = = = 0.582

7
PRAKTIKUM
PERCOBAAN 1
HIDRAULIKA

6. GRAFIK

HUBUNGAN ANTARA Cd & H


0.75
24, 0.71
0.7

0.65
20, 0.61
Cd

0.6

0.55 16, 0.54 22, 0.56

0.5
18, 0.49
0.45
12 14 16 18 20 22 24 26
H

HUBUNGAN ANTARA LOG Q & LOG H


5.6

5.4
1.38, 5.37
LOG Q

5.2 1.34, 5.21


1.3, 5.19

5 1.26, 5.03
1.2, 4.99

4.8
1.18 1.22 1.26 1.3 1.34 1.38 1.42
LOG H

Anda mungkin juga menyukai