Page | 1
“Efflux Time”
BAB I
PENDAHULUAN
I.2. Tujuan
1. Menentuan nilai faktor koreksi pada waktu pengosongan tangki
2. Mengetahui pengaruh faktor gesekan terhadap efflux time
3. Menentukan nilai waktu penurunan cairan
I.3. Manfaat
1. Agar praktikan dapat menghitung kecepatan aliran pada pipa
2. Agar praktikan dapat menghitung bilangan reynold (Nre) untuk
menentukan jenis aliran yang terjadi
3. Agar praktikan dapat menghitung efflux time
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Aliran
Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah
fluida itu berada dibawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Di daerah
dimana pengaruh dinding itu kecil, tegangan geser mungkin dapat diabaikan. Dan
perilaku fluida itu mungkin mendekati perilaku fluida ideal. Yaitu tak-mampu
mapat dan mempunyai viskositas nol. Aliran fluida demikian disebut aliran
potensial dan dapat diberikan secara lengkap dengan menggunakan prinsip-prinsip
mekanika newton dan hukum kekekalan massa
Aliran potensial mempunyai dua ciri-ciri pokok : (1) Dalam aliran itu tidak
terdapat sirkulasi atau pusaran (eddy), sehingga aliran potensial itu biasa disebut
aliran iratasional (aliran tak-putar). Dan (2) dalam aliran itu tidak terdapat
gesekan, sehingga tidak ada disipasi (pelepasan) dari energi mekanik menjadi
kalor. Kebanyakan proses aliran dalam bidang teknik kimia dapat dikajoi dengan
baik dengan menganggap arus fluida itu terdiri dari dua bagian, yaitu lapisan batas
dan fluida selebihnya.
A. Aliran Laminer
Pada kecepatan rendah, fluida cenderung mengalir tanpa pencampuran
secara lateral, dan lapisan – lapisan yang berdampingan menggelincir di atas satu
sama lain. Disini tidak terdapat aliran silang atau pusaran (eddy). Rejim ini
disebut aliran laminer (laminar flow). Pada kecepatan yang lebih tinggi, terjadi
keturbulenan dan pembentukan pusaran yang menyebabkan terjadinya
pencampuran lateral
B. Keturbulenan
Pada laju-aliran rendah, penurunan tekanan di dalam fluida akan bertambah
secara langsung menurut kecepatan fluida, pada laju tinggi pertambahan itu jauh
lebih cepat lagi, yaitu kira-kira menurut pangkat dua kecepatan. Reynolds
menemukan bahwa, pada laju aliran rendah, air tersebut mengalir tanpa gangguan
bersama dengan aliran umum dan tidak terlihat adanya campur-silang. Perilaku
pita-warna ini menunjukkan dengan jelas bahwa air tersebut mengalir menurut
garis lurus yang sejajar dan bahwa aliran tersebut laminar. Bila laju aliran
ditingkatkan, akan dicapai suatu kecepatan yang disebut sebagai kecepatan kritis,
di mana benang-warna tersebut menjadi bergelombang, dan berangsur-angsur
hilang karena zat-warna tersebut tersebar secara seragam di dalam keseluruhan
penampang aliran air. Perilaku air-berwarna tersebut menunjukkan bahwa air
tidak lagi mengalir menurut gerakan laminar, tetapi bergerak ke mana-mana dalam
bentuk aliran silang dan pusaran. Gerakan jenis ini dinamakan aliran turbulent
(turbulent flow). (McCabe 1986)
5. Luas penampang dari tempat aliran itu keluar. BIla luas penampung keluarnya
zat cair tersebut makin besar maka debit semakin besar, dan begitu pula
sebaliknya.
Aliran teoritis dari sebuah tangki besar yang melalui lubang relatif kecil
dengan bias a pada kedalaman h di bawah permukaan bebas dapat dicari dengan
prinsip dari kekekalan energi. Misalkan tangki terbuka ke atmosfer, tekanan pada
permukaan bebas maupun pada lubang adalah atmosferik dandengan demikian
persamaan Bernouli memberikan :
v2
h=
2g
v adalah kecepatan pengeluaran teoritis dan h adalah Z1 dan Z 2 dalam persamaan
Bernouli. Kecepatan pengeluaran sebenarnya adalah :
Q=Cd A √ 2 gh
Keterangan :
Cd : koefiisien pengeluaran.
Q : cepat aliran/debit air
A : luas penampang yang dilalui fluida
√2gh : kecepatan pengeluaran teoritis
Cepat aliran / debit air adalah volume fluida yang dipindahkan tiap satuan
waktu :
Q= A × v atau A 1 v 1= A 2 v 2
Keterangan :
Q : Cepat aliran/Debit air (m3/s)
V : kecepatan fluida (m/s)
A : luas penampang yang dilalui fluida (m2)
2. Gaya Tekan
Gaya tekan bergantung pada besarnya tekanan dan luasan permukaan yang
dikenai tekanan dengan persamaan :
F p =P× A
Keterangan :
Fp : gaya tekan
P : tekanan
A : Luas penampang
3. Gaya Berat
Gaya berat bergantung pada massa dan percepatan gravitasi (Abdinagar, 2015)
empat buah besaran yaitu : diameter tabung, viskositas, densitas dan kecepatan
linear rata-rata zat cair. Lebih jauh ia menemukan bahwa ke empat faktor itu dapat
digabungkan menjadi suatu gugus, dan bahwa perubahan macam aliran
berlangsung pada suatu nilai tertentu gugus itu. Pengelompokan variabel menurut
penemuannya itu adalah :
Dv ρ
N ℜ=
μ
Dimana :
D = Diameter pipa ( m )
v = Kecepatan rata-rata zat cair ( m / s )
μ = Viskositas zat cair ( kg / m.s )
ρ = Densitas zat cair ( kg / m3)
(Mc.Cabe, 1986)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.4. Prosedur
1. Menyiapkan serangkaian alat efflux time
2. Isi tangki dengan air hingga menunjukkan angka 19
3. Hitung volume dan waktu air yang keluar dengan variabel yaitu 19 –
16, 16 – 13, 13 – 10, 10 – 7, 7 – 4
4. Lakukan percobaan diatas dengan 3 tangki yang memiliki perbedaan
diameter pipa
5. Ulangi percobaan tersebut dengan menggunakan larutan garam
6. Hitung viskositas dan densitas larutan garam
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIKS