“Efflux Time”
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pembelajaran mata kuliah Operasi Teknik Kimia, kita telah mengenal
adanya istilah Efflux Time. Efflux Time itu sendiri merupakan pengertian dari
waktu pengosongan fluida yang ada dalam tangki melalui pipa vertikal pada dasar
tangki karena gaya beratnya sendiri. Waktu penurunan cairan itu bisa didapatkan
dengan persamaan teoritis yang kemudian di kalikan dengan suatu faktor koreksi
untuk mendapatkan waktu penurunan sesungguhnya. Adanya Faktor gesekan
dapat mempengaruhi perhitungan efflux time, sebab faktor gesekan yang terjadi
pada lama kelamaan waktu akan membesar dengan bertambahnya panjang pipa,
yang maka darinya mempengaruhi waktu yang diperlukan oleh zat cair untuk
melewati pipa kecil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanda hf seperti yang disebutkan pada persamaan (2) selalu positif. Bila berniali
nol, maka aliranya potensial.
(Mc.Cabe.1993)
kenaikan 6emperature hal ini disebabkan gaya – gaya kohesi pada zat cair tersebut.
Rapat jenis suatu zat adalah ukuran konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan dalam
massa persatuan volume. Density dipengaruhi oleh 6 emperature karena
disebabkan gaya kohesi dari molekul– molekul fluida tersebut.
(Tulah,2014)
Friksi yang bekerja sepanjang pipa, akan menyebabkan penurunan head yang
mengalir sepanjang pipa.
a. Untuk aliran laminar,
64
f = 𝑅𝑒
……….persamaan(4)
b. Untuk aliran turbulen,
4.0,0791
f = 𝑅𝑒 0,25
.............persamaan(5)
0 - P. Q = d(PV) / dt
-Q = dV / dt……………………..………….persamaan (6)
Dimana :
π
Q = 4 Dp2 V
π
V= (Dt − Dv)2 z
4
Diperoleh
Untuk aliran fluida incomepressible tanpa gesekan, tanpa kerja sumbu dan
isothermal maka persamaan Bernoulli dapat dinyatakan persamaan(2). Karena P1
= 0 dan V1 = V2 maka persamaan (2) berubah menjadi : P2
P2
= Z1 − Z2 = Z
⍴g
…………………persamaan (9)
…………persamaan (10)
P2 V22
+ Z2 − F23 = Z3
⍴g 2g
......................persamaan (11)
Friksi pada tangki dan entance masuk dianggap nol, maka persamaan (9)
digabung persamaan Head (12)
f L V22
H=
2 g Dp
..............................persamaan (12)
Menjadi
f L V22
Z=
⍴ g Dp
...............................persamaan (13)
a. Untuk aliran laminar, diperoleh dengan menggabungkan persamaan (4),
(3), dan (13).
f L μ V22
Z=
⍴ g Dp2
..........................persamaan (14)
(32 L μ) dz
Z= 2
[(Dt − a)2 − 2b(Dt − a)z + b2 z 2 ]
(⍴ g Dp ) dt
𝐻1 – 𝐻𝑣 )2 − ( 𝐿 + 𝐻1 − 𝐻𝑣 ))]
....................persamaan (16)
b. Untuk aliran tubulen dan transisi dengan cara yang sama dengan aliran
laminar akan diperoleh persamaan (13). Dengan persamaan (13), (5)
dan (3) maka diperoleh
Z 4/7 = C . V
............................persamaan (17)
Dengan menggabungkan persamaan (13) dan (8) diperoleh
Z 4/7 −1 dz
= [(Dt − a)2 − 2b(Dt − a)z + b2 z 2 ]
C Dp² dt
........................persamaan (18)
3 3
7𝑐 1,4 𝑏𝑐
t = ( 3𝐷2 ) (𝐷𝑡2 − 𝑎 )[( 𝐻1 + L - 𝐻𝑣1 )7 - ( 𝐻2 + 𝐿 − 𝐻𝑣2 )7 ] + ( ) (
𝑝 𝐷𝑝2
10 10
7𝑐𝑏 2
𝐷𝑡 − 𝑎 ) [( 𝐻2 + L −𝐻𝑣2 ) 7 − (𝐻1 + 𝐿 − 𝐻𝑣1 ) 7 ] + (17 𝐷2) [ (𝐻𝑣1 + 𝐿 −
𝑝
17 17
𝐻𝑣1 ) 7 − (𝐻2 + 𝐿 − 𝐻𝑣2 ) 7 ]
.........................................persamaan (19)
D = diameter (ft)
f = faktor fanning
hf = gesekan (ft.lbf.lbm-1)
L = panjang (ft)
P = tekanan (lbf.ft-2)
Q = debit (cm3.s-1)
⍴ = densitas (lbm.ft-3)
α = energi kinetik
𝛍 = viskositas (lbm.ft-1.s-1)
II.3 Hipotesa
Tangki berdiameter pipa besar memiliki waktu penurunan yang lebih
cepat daripada tangki berdiameter pipa kevil. Diameter pipa besar bisa
menimbulkan vortex didekat dasar tangki.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Ember
III.5 Variabel
Interval penurunan cairan :
a. 23 cm – 20,5 cm
b. 20,5 cm – 18 cm
c. 18 cm – 15,5 cm
d. 15,5 cm – 13 cm
e. 13 cm – 11,5 cm
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1.1 Air
Tangki I Tangki II Tangki III
∆H
t (s) V (cm3) t (s) V (cm3) t (s) V (cm3)
23-20,5 46,7 1730 3,55 2210 39,09 1800
20,5-18 43,7 1655 4,09 2300 38,49 1700
18-15,5 45,85 1780 4,01 2280 39,77 1855
15,5-13 43,72 1685 4,2 2340 38,52 1760
13-10,5 45,9 1790 4,67 2410 40,26 1890