PENDAHULUAN
1
waktu penurunan cairan sesungguhnya. Untuk menghitung nilai
friksi dalam percobaan sehingga dapat menentukan nilai faktor
koreksi. Unutk mengetahui hubungan waktu pengosongan tangki
dengan diameter.
1.2. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip dasar efflux time.
2. Untuk mengetahui hubungan waktu pengosongan tangki dengan
diameter pipa.
3. Untuk mengetahui hubungan waktu pengosongan tangki dengan
panjang pipa.
1.3. Manfaat
1. Agar praktikan/mahasiswa memahami prinsip dasar efflux time.
2. Agar praktikan/mahasiswa mengetahui hubungan waktu
pengosongan tangki dengan diameter pipa.
3. Agar praktikan/mahasiswa mengetahui hubungan waktu
pengosongan tangki dengan panjang pipa
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Aliran Laminer
Aliran laminar merupakan aliran fluida yang tidak terjadi
olakan dan sifatnya mendekati linear dan biasanya akibat tidak
terjadinya perubahan penampang yang tiba-tiba.
4
Gambar 2.2. Aliran Laminar
Osborne Reynolds yang pertama kali menemukan dan
mengklasifikasikan jenis aliran pada fluida. Apabila Reynolds number
didapatkan hasil < 2000 maka aliran tersebut dinyatakan sebagai aliran
Laminar Apabila Reynolds number didapatkan hasil 2000-x-4000 maka
aliran tersebut dinyatakan sebagai aliran transisi Apabila Reynolds
number didapatkan hasil >4000 maka aliran tersebut dinyatakan sebagai
aliran Turbulence. (Anonim, “ Aliran Laminar dan Turbilence” 2012)
64
f= .................................................................................(1)
𝑅𝑒
6
(brown, 1950)
𝑝𝑣𝑑
Dengan Re =
𝑚
(brown, 1950)
Dimana :
f = koefisien gesek
Nre = Bilangan Reynold
Pada tangki ada nilai panjang keseluruhan dari permukaan cairan hingga
ujung pipa (z). Nilai z bergantung pada jenis aliran yang terjadi.
.................................................................................(3)
z= .................................................................................(4)
................................(5)
7
t= – a) (H2 – H1
...................................(6)
t ................................................(7)
c= .................................................................................(8)
.......................(9)
t = ( +L- -( )(
[(H2 +
t=( + L) -( ………………………………………(11)
8
Adanya asumsi-asumsi yang diambil menyebabkan nilai yang
diperoleh dari perhitungan tidak sama dengan t sebenarnya sehingga untuk
mendapatkan t yang sama perlu dikalikan dengan suatu faktor koreksi.
.............................................................................(12)
⍴ = densitas (g/cm3)
α = energi kinetik
𝛍 = viskositas (g.cm-1.s-1)
= faktor koreksi
9
2.5. Garam
Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion
positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk
senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari
hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat
berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl−), dan bisa juga
berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO−) dan ion
monoatomik seperti fluorida (F−), serta ion
poliatomik seperti sulfat (SO42−). Natrium klorida (NaCl), bahan
utama garam dapur adalah suatu garam.
Ada banyak macam-macam garam. Garam yang terhidrolisa dan
membentuk ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka
dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa dan membentuk
ion hidronium di air disebut sebagai garam asam. Garam netral adalah
garam yang bukan garam asam maupun garam basa.
Larutan Zwitterion mempunyai sebuah anionik dan kationik di tengah di
molekul yang sama, tetapi tidak disebut sebagai garam. Contohnya
adalah asam amino, metabolit, peptida, dan protein.
Larutan garam dalam air (Misalnya natrium klorida dalam air)
merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup
mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah. Tapi,
karena cairan dalam benda ini juga mengandung banyak ion-ion
lainnya, maka tidak akan membentuk garam setelah airnya diuapkan.
Garam dapat berwarna cerah dan transparan (contohnya natrium
klorida), Buram, dan kadang juga berwarna metalik dan berkilau (Besi
disulfida).
10
Garam dapat berwarna macam-macam, seperti misalnya di bawah ini:
kuning (natrium kromat),
(Wikipedia.com)
12
waktu. Satuan SInya adalah kilogram per sekon, sedangkan di
Amerika digunakan pound per detik. Simbol yang digunakan
adalah ṁ
Kadang-kadang, laju alir massa disebut fluks
massa atau arus massa,
Laju alir massa didefinisikan oleh limit:
13
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
14
3.3. Diagram Alir
15
BAB IV
Diameter tanki : 26 cm
16
1. Data hubungan antara waktu efflux (ts) dengan variasi diameter pipa (Dp)
pada panjang pipa tetap (L = ... cm)
Tabel 4.1. Data hubungan antara waktu efflux (ts) dengan variasi diameter pipa
pada panjang pipa tetap
Dp Ts (detik)
No. L (cm)
(cm) H1-H2 H2-H3 H3-H4 H4-H5 H5-H6
2. Data hubungan antara waktu efflux (ts) dengan variasi panjang pipa (Lp)
pada diameter pipa (Dp) tetap (Dp = 0,4 cm)
Tabel 4.1. Data hubungan antara waktu efflux (ts) dengan variasi panjang pipa
pada diameter pipa tetap
Dp Ts (detik)
No. L (cm)
(cm) H1-H2 H2-H3 H3-H4 H4-H5 H5-H6
17
4.2. Perhitungan
𝑒 𝑙 𝑛𝑔 𝑚
ρ larutan garam = x ρ aquades
𝑒 𝑑𝑒
2 4𝑔 𝑚
ρ larutan garam = x 0,997 g/cm3 = 1,062 g/cm3
2 𝑔 𝑚
18
v = 166,0425 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 5 9
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,039 cm/s
Re = 9.160,23 g.cm/s (Aliran turbulen)
H2 – H3
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 52 13
v = (65)2 x 0,0384 cm/s
v = 4.225 x 0,0384 cm/s
v = 162,24 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 52 13
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0384cm/s
Re = 8.950,46 g.cm/s (Aliran turbulen)
H3 – H4
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 5 82
v = (65)2 x 0,0394 cm/s
v = 4.225 x 0,0394 cm/s
v = 166,465 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 5 82
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0394cm/s
Re = 9.183,54 g.cm/s (Aliran turbulen)
H4 – H5
19
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 5 3
v = (65)2 x 0,0398 cm/s
v = 4.225 x 0,0398 cm/s
v = 168,155 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 5 3
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0398cm/s
Re = 9.276,78 g.cm/s (Aliran turbulen)
H5 – H6
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 53 8
v = (65)2 x 0,0372 cm/s
v = 4.225 x 0,0372 cm/s
v = 157,17 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 53 8
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0372cm/s
Re = 8.670,76 g.cm/s (Aliran turbulen)
20
v = 167,2402 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 6 𝑐𝑚 22 41
Re = 137,92 g/cm x 1.126,67 cm x 0,0892 cm/s
Re = 13.860,81 g.cm/s (Aliran turbulen)
H2 – H3
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
6 𝑐𝑚 45 35
v = (43,3)2 x 0,0441 cm/s
v = 1.874,89 x 0,0441 cm/s
v = 82,6826 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 6 𝑐𝑚 45 35
Re = 137,92 g/cm x 1.126,67 cm x 0,0441 cm/s
Re = 6.852,71 g.cm/s (Aliran turbulen)
H3 – H4
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
6 𝑐𝑚 23 7
v = (43,3)2 x 0,0867 cm/s
v = 1.874,89 x 0,0867 cm/s
v = 162,5530 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 6 𝑐𝑚 23 7
Re = 137,92 g/cm x 1.126,67 cm x 0,08671 cm/s
Re = 13.472,34 g.cm/s (Aliran turbulen)
H4 – H5
21
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
6 𝑐𝑚 22 26
v = (43,3)2 x 0,0898 cm/s
v = 1.874,89 x 0,0898 cm/s
v = 168,3651 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 6 𝑐𝑚 22 26
Re = 137,92 g/cm x 1.126,67 cm x 0,0898 cm/s
Re = 13.954,05 g.cm/s (Aliran turbulen)
H5 – H6
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
6 𝑐𝑚 23 17
v = (43,3)2 x 0,0863 cm/s
v = 1.874,89 x 0,0863 cm/s
v = 161,8030 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 6 𝑐𝑚 23 17
Re = 137,92 g/cm x 1.126,67 cm x 0,0863 cm/s
Re = 13.410,19 g.cm/s (Aliran turbulen)
22
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 9 𝑐𝑚 22 41
Re = 137,92 g/cm x 751,11 cm x 0,2367 cm/s
Re = 24.520,48 g.cm/s (Aliran turbulen)
H2 – H3
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
9 𝑐𝑚 7 9
v = (28,9)2 x 0,2821 cm/s
v = 835,21 x 0,2821 cm/s
v = 235,6127 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 9 𝑐𝑚 7 9
Re = 137,92 g/cm x 751,11 cm x 0,2821 cm/s
Re = 29.223,611 g.cm/s (Aliran turbulen)
H3 – H4
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
9 𝑐𝑚 7 32
v = (28,9)2 x 0,2732 cm/s
v = 835,21 x 0,2732 cm/s
v = 228,1743 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 9 𝑐𝑚 7 32
Re = 137,92 g/cm x 751,11 cm x 0,2732 cm/s
Re = 28.301,63 g.cm/s (Aliran turbulen)
H4 – H5
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
9 𝑐𝑚 7 72
23
v = (28,9)2 x 0,2591 cm/s
v = 835,21 x 0,2591 cm/s
v = 216,4029 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 9 𝑐𝑚 7 72
Re = 137,92 g/cm x 751,11 cm x 0,2591 cm/s
Re = 26.840,97 g.cm/s (Aliran turbulen)
H5 – H6
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
9 𝑐𝑚 7 76
v = (28,9)2 x 0,2577 cm/s
v = 835,21 x 0,2577 cm/s
v = 215,2336 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 9 𝑐𝑚 7 76
Re = 137,92 g/cm x 751,11 cm x 0,2577cm/s
Re = 26.695,94 g.cm/s (Aliran turbulen)
2
( )
24
3.b.1. Panjang Pipa 12,5 cm Keterangan:
rt = ½ Dt
8 77 12 5 𝑐𝑚 (13 𝑐𝑚)2 = ½ 26 cm
𝑔 𝑚 = 13 cm
1 62 𝑐𝑚 9 8 2 ( 2 𝑐𝑚)4
rp = ½ Dp
8 77 12 5 𝑐𝑚 169 𝑐𝑚2 = ½ 0,4 cm
𝑔 𝑐𝑚 = 0,2 cm
1 62 𝑐𝑚 98 2 16 𝑐𝑚4
13 13 𝑐𝑚
𝑔 𝑐𝑚4
1 6652 2
tt = 78,1468 s2/g.cm
H1 – H2
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 56 97
v = (65)2 x 0,0351 cm/s
v = 4.225 x 0,0351 cm/s
v = 148,2975 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 56 97
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0351 cm/s
Re = 8.181,28 g.cm/s (Aliran turbulen)
H2 – H3
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 56 7
v = (65)2 x 0,0353 cm/s
v = 4.225 x 0,0353 cm/s
v = 149,1425 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 56 7
25
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0353 cm/s
Re = 8.227,89 g.cm/s (Aliran turbulen)
H3 – H4
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 57 53
v = (65)2 x 0,0348 cm/s
v = 4.225 x 0,0348 cm/s
v = 147,03 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 57 53
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0348 cm/s
Re = 8.111,35 g.cm/s (Aliran turbulen)
H4 – H5
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 6
v = (65)2 x 0,0333 cm/s
v = 4.225 x 0,0333 cm/s
v = 140,6925 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 6
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0333 cm/s
Re = 7.761,72 g.cm/s (Aliran turbulen)
H5 – H6
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 56 93
v = (65)2 x 0,0351 cm/s
26
v = 4.225 x 0,0513 cm/s
v = 148,2975 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 56 93
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0513 cm/s
Re = 8.181,28 g.cm/s (Aliran turbulen)
8 77 17 4 𝑐𝑚 169 𝑐𝑚2
𝑔 𝑐𝑚
1 62 𝑐𝑚 98 2 16 𝑐𝑚4
181 141 𝑐𝑚
𝑔 𝑐𝑚4
1 6652 2
tt = 108,7803 s2/g.cm
H1 – H2
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 56 75
v = (65)2 x 0,0352 cm/s
v = 4.225 x 0,0352 cm/s
v = 148,72 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 56 75
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0352 cm/s
Re = 8.204,58 g.cm/s (Aliran turbulen)
27
H2 – H3
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 52 75
v = (65)2 x 0,0389 cm/s
v = 4.225 x 0,0389 cm/s
v = 164,3525 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 52 75
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0389 cm/s
Re = 9.067,00 g.cm/s (Aliran turbulen)
H3 – H4
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 54 25
v = (65)2 x 0,0369 cm/s
v = 4.225 x 0,0369 cm/s
v = 155,9025 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 54 25
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0689 cm/s
Re = 8.600,83 g.cm/s (Aliran turbulen)
H4 – H5
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 56 71
v = (65)2 x 0,0352 cm/s
v = 4.225 x 0,0352 cm/s
v = 148,72 cm/s
28
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 56 71
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0352 cm/s
Re = 8.204,58 g.cm/s (Aliran turbulen)
H5 – H6
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 55 45
v = (65)2 x 0,0361 cm/s
v = 4.225 x 0,0361 cm/s
v = 152,5225 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 55 45
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0361 cm/s
Re = 8.414,36 g.cm/s (Aliran turbulen)
8 77 7 3 𝑐𝑚 169 𝑐𝑚2
𝑔 𝑐𝑚
1 62 𝑐𝑚 98 2 16 𝑐𝑚4
76 𝑐𝑚
𝑔 𝑐𝑚4
1 6652 2
tt = 45,6402 s2/g.cm
H1 – H2
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 55 33
29
v = (65)2 x 0,0361 cm/s
v = 4.225 x 0,0361 cm/s
v = 152,5225 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 55 33
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0361 cm/s
Re = 8.414,36 g.cm/s (Aliran turbulen)
H2 – H3
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 53 9
v = (65)2 x 0,0371 cm/s
v = 4.225 x 0,0371 cm/s
v = 156,7475 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 53 9
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0371 cm/s
Re = 8.647,44 g.cm/s (Aliran turbulen)
H3 – H4
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 59 21
v = (65)2 x 0,0338 cm/s
v = 4.225 x 0,0338 cm/s
v = 142,805 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 59 21
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0338 cm/s
30
Re = 7878,27 g.cm/s (Aliran turbulen)
H4 – H5
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 6 1
v = (65)2 x 0,0333 cm/s
v = 4.225 x 0,0333 cm/s
v = 140,6925 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 6 1
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0333 cm/s
Re = 7761,72 g.cm/s (Aliran turbulen)
H5 – H6
26 𝑐𝑚 2 2 𝑐𝑚
( )
4 𝑐𝑚 6
v = (65)2 x 0,0333 cm/s
v = 4.225 x 0,0333 cm/s
v = 140,6925 cm/s
1 62 𝑔 𝑐𝑚 (26 𝑐𝑚)2 2 𝑐𝑚
77 4 𝑐𝑚 6 1
Re = 137,92 g/cm x 1.690 cm x 0,0333 cm/s
Re = 7761,72 g.cm/s (Aliran turbulen)
31
4.3. Pembahasan
Efflux time merupakan waktu yang diperlukan untuk
pengosongan cairan di dalam tangki melalui pipa vertical karena
pengaruh gaya beratnya. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi
efflux time diantaranya adalah diameter pipa dan panjang pipa.
Percobaan kali ini yang kami lakukan yaitu percobaan efflux time
dengan variasi diameter dan panjang pipa menggunakan 1 tanki dengan
diameter 26 cm.
Percobaan pertama, variasi diameter pipa pada panjang pipa
tetap 40 cm menggunakan larutan garam. Pipa yang digunakan
berdiameter 0,4 cm, 0,6 cm, dan 0,9 cm. Dari tabel data pengamatan,
diperoleh jika pipa dengan diameter 0,9 cm lebih efisien untuk
digunakan dalam pengosongan tanki karna waktu yang digunakan lebih
sedikit dibandingkan dengan pipa diameter 0,4 cm dan 0,6 cm.
Percobaan kedua, variasi panjang pipa pada diameter pipa
tetap 0,4 cm menggunakan larutan garam. Pipa yang digunakan
memiliki panjang 12,5 cm, 17,4 cm, dan 7,3 cm. Dari tabel data
pengamatan, diperoleh jika pipa dengan panjang 17,4 cm lebih efisien
untuk digunakan dalam pengosongan tanki karna waktu yang digunakan
lebih sedikit dibandingkan dengan pipa yang memiliki panjang 12,5 cm
dan 7,3 cm.
32
4.4. Foto-foto praktikum
33
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, dapat disimpulkan:
1. Diameter pipa dan panjang pipa berpengaruh besar pada percobaan
efflux time.
2. Pipa yang memiliki diameter 0,9 cm lebih efisien digunakan untuk
pengosongan tanki dibandingkan dengan pipa berdiameter 0,4 cm
dan 0,6 cm
3. Pipa yang memiliki panjang 17,4 cm lebih efisien digunakan untuk
pengosongan tanki dibandingkan dengan pipa yang memiliki panjang
12,5 cm dan 7,5 cm
5.2. Saran
Saran untuk praktikan:
1. Gunakan APD sesuai SOP dan prosedur kerja.
2. Pahami prosedur kerja dengan baik
3. Telili menggunakan alat ukur dalam pengukuran tinggi larutan
34
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen. 2017. ”Efflux Time”. Surabaya: Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
35