PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern pada saat
sekarang ini, kemudian berbagai perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang sangat ahli
dan terampil dalam bekerja terutama di bidang permesinan. Dengan adanya teknologi
yang serba canggih pada saat ini juga sangat membantu dan mempermudah manusia
dalam melakukan setiap pekerjaannya termasuk mengoperasikan sistem aliran dalam
pipa.
Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena
kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena kemampuannya
untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh
lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan
yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan.
Pada umumnya setiap mahasiswa jurusan teknik mesin harus dapat memahami
dan menguasai prinsip-prinsip dasar dalam mengoperasikan sistem aliran dalam pipa.
Dengan melakukan sebuah praktikum aliran dalam pipa diharapkan mahasiswa jurusan
teknik mesin akan mengetahui proses, mengetahui alat-alat yang digunakan pada saat
praktikum aliran dalam pipa, memperoleh skill dan sikap yang profesional serta
mengetahui faktor-faktor keamanan pada proses aliran dalam pipa.
Dengan mengetahui prinsip-prinsip dasar mengoperasikan aliran dalam pipa,
diharapkan agar setiap mahasiswa jurusan teknik mesin mempunyai keahlian dan
keterampilan sehingga mampu berfikir kreatif dan dinamis dalam memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi di dunia kerja secara efektif dan efisien.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian Aliran Dalam Pipa
Aliran dalam pipa adalah aliran zat cair atau fluida pada saluran tertutup yang
biasanya berpenampang lingkaran yang digunakan untuk mengalirkan fluida dengan
tampang aliran penuh. Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari
benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena
ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat,
akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena
gesekan. Zat padat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu
gaya yang besar diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk
maupun volumenya, sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk
yang tetap, zat cair mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika
diberikan padanya gaya yang sangat besar dan gas tidak mempunyai bentuk dan maupun
volume yang tetap, gas akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan
gas tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan
untuk mengalir. Dengan demikian kedua-duanya sering secara kolektif disebut sebagai
fluida.
Fluida yang di alirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan bisa
lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Apabila zat cair di dalam pipa tidak
penuh maka aliran termasuk dalam aliran saluran terbuka atau karena tekanan di dalam
pipa sama dengan tekanan atmosfer (zat cair di dalam pipa tidak penuh), aliran temasuk
dalam pengaliran terbuka. Karena mempunyai permukaan bebas, maka fluida yang
dialirkan dalah zat cair. Tekanan dipermukaan zat cair disepanjang saluran terbuka adalah
tekanan atmosfer.
2.2 Jenis-Jenis Aliran Dalam Pipa
2..2.1 Aliran Laminer
Laminer bersal dari bahasa latin thin plate yang berarti plate tipis atau aliran
sangat halus. Pada aliran laminer, gaya viscous (gesek) yang relatif besar
mempengaruhi kecepatan aliran sehingga semakin mendekati dinding pipa,
semakin rendah kecepatannya. Secara teori, aliran ini berbentuk parabola dengan
bagian tengah mempunyai kecepatan paling pinggir mempunyai kecepatan paling
rendah akibat adanya gaya gesekan.
f=
...............................................................................................(2.1)
= kecepatan aliran.
.......................................................................(2.2)
2. Debit (Q) didefinisikan suatu kecepatan aliran fluida yang memberikan banyaknya
volume fluida dalam pipa.
Q = A V [ m3.detik ] .......................................................................(2.3)
Dimana :
(kg/m3)
= kerapatan
m = massa benda
(kg)
v = volume
(m3)
Pada persamaan 2.2 diatas, dapat digunakan untuk menuliskan massa dengan
persamaan sebagai berikut :
m=
Dimana :
xv
...................................................................................(2.5)
= kerapatan
(kg/m3)
m = massa benda
(kg)
v = volume
(m3)
Kerapatan adalah suatu sifat karakteristik setiap bahan murni. Benda tersusun
atas bahan murni, misalnya emas murni, yang dapat memiliki berbagai ukuran ataupun
massa, tetapi kerapatannya akan sama untuk semuanya. Satuan SI untuk kerapatan
adalah kg/m3. Kadang kerapatan diberikan dalam g/cm 3. Dengan catatan bahwa jika
kg/m3 = 1000 g/(100 cm)3, kemudian kerapatan yang diberikan dalam g/cm3 harus
dikalikan dengan 1000 untuk memberikan hasil dalam kg/m3. Dengan demikian
kerapatan air adalah 1,00 g/cm3, akan sama dengan 1000 kg/m3. Berbagai kerapatan
bahan diunjukkan pada tabel 1.1. Dalam tabel 1.1 tersebut ditetapkan suhu dan
tekanan karena besaran ini akan dipengaruhi kerapatan bahan (meskipun pengaruhnya
kecil untuk zat cair).
Kerapatan
(kg/m3)
Cair
0
1.00 x 103
1.03 x 103
1.05 x 103
1.025 x 103
13.6 x 103
0.79 x 103
0.68 x 103
1.29
0.179
1.98
0.598
...........................................................(2.6)
...........................................................(2.7)
Dimana :
(g/cm3)
P = [N/m2]
Dimana :
...................................................................................(2.8)
P = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2)
Satuan tekanan dalam SI adalah N/m2. Satuan ini mempunyai nama resmi
Pascal (Pa), untuk penghormatan terhadap Blaise Pascal dipakai 1 Pa = 1 N/m 2.
Namun untuk penyederhanaan, sering menggunakan N/m2. Satuan lain yang
digunakan adalah dyne/cm2, lb/in2, (terkadang disingkat dengan psi) dan kg/cm2
(apabila kilogram adalah gaya : yaitu 1 kg/cm 2 = 10 N/cm2). Sebagai contoh
perhitungan tekanan, seorang dengan berat 60 kg yang kedua kakinya menutupi
luasan 500 cm2 akan menggunakan tekanan sebesar : F/A = m.g/A = (60 kg 9,8
m/det2) / 0,050 m2 = 11760 kg/m2 = 12 104 N/m2 terhadap tanah. Jika orang
tersebut berdiri dengan satu kaki atau dua kaki dengan luasan yang lebih kecil,
gayanya akan sama tetapi karena luasannya menjadi 12 maka tekanannya akan
menjadi dua kali yaitu 24 104 N/m2.
Konsep tekanan sangat berguna terutama dalam berurusan dengan fluida.
Sebuah fakta eksperimental menunjukkan bahwa fluida menggunakan tekanan ke
semua arah. Hal ini sangat dikenal oleh para perenang dan juga penyelam yang
secara langsung merasakan tekanan air pada seluruh bagian tubuhnya. Pada titik
tertentu dalam fluida diam, tekanan sama untuk semua arah. Ini diilustrasikan
dalam gambar 2.5. Bayangan fluida dalam sebuah kubus kecil sehingga kita dapat
10
mengabaikan gaya gravitasi yang bekerja padanya. Tekanan pada suatu sisi harus
sama dengan tekanan pada sisi yang berlawanan. Jika hal ini tidak benar, gaya netto
yang bekerja pada kubus ini tidak akan sama dengan nol, dan kubus ini akan
bergerak hingga tekanan yang bekerja menjadi sama..
.......................................................................(2.9)
(kg)
(N)
(m3)
(kg/m3)
(m/s2)
....................................................................(2.10)
11
P=
xgxh
.....................................................................(2.11)
.........................................................(2.12)
(kg/m3)
g = gravitasi
(m/det2)
h = pertambahan kedalaman
(m)
12
pada permukaanya oleh gaya rekat diantara molekul-molekul cairan dengan kedua
lempengan tersebut. Dengan demikian permukaan fluida sebelah atas bergerak
dengan laju v yang seperti lempengan atas, sedangkan fluida yang bersinggungan
dengan lempengan diam bertahan diam.
Kenaikan kecepatan dibagi oleh jarak dengan perubahan ini dibuat sama
dengan v/I disebut gradien kecepatan. Untuk menggerakkan lempengan diatas
memerlukan gaya, yang dapat dibuktikan dengan menggerakkan lempengan datar
melewati genangan fluida. Untuk fluida tertentu, diperoleh bahwa gaya sebagai
berikut:
F=
.....................................................................................(2.13)
Untuk fluida yang berbeda, fluida yang kental, diperlukan gaya yang lebih
besar. Tetapan kesebandingan untuk persamaan ini didefinisikan sebagai koefisien
kekentalan, :
Dimana :
.....................................................................................(2.14)
F = gaya (kg/m2)
A = luasan fluida yang bersinggungan dengan setiap lempengan (m2)
V = kecepatan fluida (m/detik2)
L = Jarak lempengannya (m2)
= koefisien kekentalan (pa.s)
13
Suhu
0
20
100
37
37
20
30
20
20
0
100
Koefisien kekentalan
(Pa.s)
1,8 x 10-3
1,0 x 10-3
0,3 x 10-3
4 x 10-3
1,5 x 10-3
1,2 x 10-3
200 x 10-3
1500 x 10-3
0,018 x 10-3
0,009 x 10-3
0,013 x 10-3
14
Q=
.................................................................................(2.15)
15
m = 1 A1 V1 t
.....................................................................(2.16)
Dengan kata lain massa m1/t adalah kira-kira sama dengan 1A1V1.
Kita harus mengambil t cukup kecil sehingga didalam interval waktu ini baik V
maupun A tidak berubah banyak pada jarak yang dijalani fluida, sehingga dapat
ditulis massa di titik P adalah 1A1V1 massa di titik Q adalah 2A2V2, dimana 1
dan 2 berturut-turut adalah kerapatan fluida di P dan Q. Karena tidak ada fluida
yang berkurang dan bertambah maka massa yang menyeberangi setiap bagian
tabung per satuan waktu haruslah konstan. Maka massa P haruslah sama dengan
massa di Q, sehingga dapatlah ditulis;
1A1V1 = 2A2V2
.....................................................................(2.17)
atau
A V = konstan
.....................................................................(2.18)
Persamaan (2-19) berikut menyatakan hukum kekekalan massa didalam fluida. Jika
fluida yang mengalir tidak termampatkan, dalam arti kerapatan konstan maka
persamaan (2-19) dapat ditulis menjadi :
A1 V1 = A2 V2
.....................................................................(2.19)
atau
A V = konstan
.....................................................................(2.20)
pabrik.
Peralatan
instrument
merupakan
bagian
dari
kelengkapan
16
sangat banyak digunakan, ini bertujuan untuk menjaga agar hasil yang diinginkan sesuai
dengan kebutuhan sehingga perlu adanya peliharaan/perawatan dari alat ukur.
17
positif maupun negatif. Oleh karena itu, kecepatan motor dapat divariasikan dari nol
sampai maksimum dalam dua arah. Metode speed control ini, dikenal sebagai sistem
Ward-Leonard, ditemukan di pabrik baja (steel mills), lift bertingkat, pertambangan, dan
pabrik kertas.
Dalam instalasi modern, generator sering digantikan dengan high power
electronic converter yang mengubah ac power dari listrik ke dc. Ward-Leonard sistem
lebih dari sekadar cara sederhana dengan menerapkan suatu variabel dc ke armature dari
motor dc. Hal tersebut benar-benar dapat memaksa motor utnuk mengembangkan torsi
dan kecepatan yang dibutuhkan oleh beban.
Contohnya, misalkan Es disesuaikan dengan sedikit lebih tinggi daripada Eo dari motor.
Arus akan mengalir dengan arah sesuai dengan gambar di atas, dan motor
mengembangkan torsi yang positif. Armature dari motor menyerap power karena I
mengalir ke terminal positif.
18
daya dan pasa yang terbuang dalam rheostat, dan efisiensi keseluruhannya rendah. Di
samping itu, pengaturan kecepatan lemah, bahkan untuk rheostat yg diatur fixed.
Akibatnya, IR drop sedangkan rheostat meningkat sebagaimana arus armature
meningkat. Hal ini menghasilkan penurunan kecepatan yang
besar dengan naiknya beban mekanis.
19
20
dengan yang melewati kumparan. Jika beban naik motor berputar makin pelan. Jika
kecepatan motor berkurang maka medan magnet yang terpotong juga makin kecil,
sehingga terjadi penurunan EMF kembali dan peningkatan arus catu daya pada kumparan
dan angker dinamo selama ada beban. Arus lebih ini mengakibatkan peningkatan torsi
yang sangat besar.
Catatan :
Contoh keadaan adalah pada motor starter yang mengalami poling (angker dynamo
menyentuh kutub karena kurang lurus atau ring yang aus). Arus yang tinggi akan
mengalir melalui kumparan dan anker dinamo karena kecepatan angker dynamo menurun
dan menyebabkan turunnya EMF kembali.
21
22
23
24
itu biasanya pada motor DC dilengkapi dengan kutub bantu yang terlihat seperti gambar
dibawah ini:
BAB III
JURNAL PRAKTIKUM
3.1 Maksud dan Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui semua hambatan kecepatan air yang ada dalam
pipa.
2. Agar mahasiswa bisa mengetahui alat ukur orifice dan venturimeter.
3. Agar mahasiswa dapat menghitung nilai aktual dan membandingkan hitungan teori.
4. Agar mahasiswa dapat mendesain plumbing secara tepat.
3.2 Alat dan Bahan
1. Pompa air 125 kw 1 unit.
2. Tangki air 1 unit.
3. Meteran atau penggaris 1 unit.
4. Valve kuning.
5. Selang.
6. Stopwacth.
7. Gelas ukur.
3.3 Langkah Kerja
A. Percobaan I
Menentukan karakteristik oriface meter :
1. Isi tangki air sebanyak 50 sampai 55 liter.
2. Buka katup 44, 45 dan 50, katup yang lain dibuka sehingga air keluar melalui
katup 49 dan 51 lalu hidupkan pompa.
3. Hubungkan pipa karet ke manometer ke kutup 40, 41, lalu buka katup.
4. Tutup katup 52 dan buka katup 45 secara perlahan mulai dari , , , dan
buka penuh sebagai pengatur debit air yang keluar dari pipa 46 ketangki air.
5. Tutup katup 45.
6. Ukurlah dan amati debit air pada tangki penampang.
7. Lakukan 4 kali pengambilan data.
25
26
B. Percobaan II
Menentukan karakteristik venturi meter :
1. Lakukan prosedur yang sama seperti percobaan I.
2. Hubungkan pipa karet dititik 38 dan 39.
3. Catat data percobaan II.
Percobaan
Pertama (oriface)
Kedua (venturi)
Ketiga
In
97
100
Out
92
93
Pipa 1 inchi
125
95
Pipa inchi
176
173
Pipa inchi
178
174
Debit air
840 ml/detik
860 ml/detik
27
4. Palang selang pengukur tekanan pada fluida masing-masing keran in dan out.
5. Ukur tekanannya dan catat hasilnya.
3.4 Kesimpulan
1. Fluida memiliki beberapa sifat seperti menyesuaikan dengan tempatnya dan
mengarahkan tekanan ke segala arah.
2. Sebuah rangkaian hidrolik terdiri dari tangki, pipa, saringan dan hambatan.
3. Terdapat 2 jenis aliran fluida yaitu aliran laminer dan turbulen.
4. Terdapat 2 jenis hambatan yaitu oriface dan venturi.
5. Tekanan fluida dipengaruhi oleh aliran cepat pertukaran luas permukaan dan jarak
tempuh.
BAB IV
PEMBAHASAN SOAL
4.1 Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
Buatlah skema dari motor DC yang sederhana dan tulis nama-nama bagiannya !
Bagaimana prinsip kerja dari motor DC ?
Jelaskan mekanisme kerja dari seluruh jenis motor secara umum !
Jelaskan cara mengukur kecepatan putaran motor menggunakan tachometer !
28
29
4.2 Jawaban
1. Bagian-bagian dari motor DC.
30
Aturan genggaman tangan kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis
fluks di sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol
mengarah pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis
fluks.
Catatan :
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada
konduktor tersebut.
3. Mekanisme kerja dari seluruh jenis motor secara umum yaitu:
1. Arus listrik yang mengalir dalam medan magnet akan memberikan gaya.
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran / loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapatkan
gaya pada arah yang berlawanan.
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar / torque untuk memutar kumparan.
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
5. Kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang
melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa motor DC
adalah salah satu motor listrik yang arusnya searah dalam mengubah energi
elektromagnetis ke energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk memutar
impeller pompa, blower, menggerakan kompresor, dan mengangkat bahan.
Praktikum yang telah dilaksanakan pada akhirnya memperoleh data pengamatan
kecepatan putaran motor beserta tegangannya. Semakin besar tegangannya maka semakin
besar juga RPM-nya dan semakin kecil tegangannya maka semakin kecil juga RPM-nya.
Dalam pengoperasiannya, layaknya motor listrik lainnya operator disarankan
untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja terutama bagi para pemula agar tetap
selalu berada dalam pengawasan pembimbingnya.
32