Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrolika merupakan salah satu cabang dari ilmu teknik yang mempelajari
perilaku air baik dalam keadaan diam (statis) maupun bergerak (dinamis), hidrolika
juga merupakan cabang dari mekanika fluida. Fluida sendiri merupakan zat yang bisa
mengalir dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Tahanan fluida terhadap
perubahan bentuk sangat kecil, sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk
ruangan / tempat yang membatasinya (Hidraulika 1, Bambang Triatmodjo). Dalam
mekanika fluida erat kaitannya dengan tekanan dan kecepatan. Karena dua fungsi
tersebut adalah pokok terjadinya proses mekanik. Tekanan dan kecepatan pada
dasarnya memiliki nilai yang berbalik artinya jika suatu substansi memiliki kecepatan
yang tinggi maka substansi tersebut akan memiliki tekanan yang rendah, begitupun
sebaliknya (S. Poerboyo, 2018) yang mana hal tersebut sesuai dengan prinsip
bernoulli.
Materi fluida sangat penting bagi keidupan, salah satunya dapat digunakan
untuk mengukur laju aliran dalam pipa. Laju aliran dapat dihitung dengan melihat
ketinggian pada pipa atau perbedaan tekanan pada pipa sesuai dengan ukurannya, pipa
dengan diameter kecil akan mempunyai tekanan yang lebih besar begitupun
sebaliknya, prinsip ini sejalan lagi dengan asas bernoulli (Ana Dhifaqni Sultan, dkk.,
2020).
Prinsip bernoulli sendiri adalah sebuah istilah dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari persamaan bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah
energi suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi
di titik lain pada jalur aliran yang sama (Rambe, 2020). Prinsip bernoulli salah satunya
dapat dibuktikan pada percobaan distribusi tekanan pada venturi nozzle.
Pada percobaan kami kali ini yakni percobaan distribusi tekanan pada venturi
nozzle, digunakan alat venturi meter. Venturi Meter berfungsi untuk mencari beda
tekanan dan menentukan kecepatan zat cair. Percobaan distribusi tekanan pada venturi
nozzle erat kaitannya dengan persamaan bernoulli (Robert J. Kodoatie, 2005). Pada
percobaan ini, selain menggunakan alat venturi meter, kami juga menggunakan alat
lain seperti tabung ukur, dan stopwatch. Dengan adanya alat tabung venturi meter kita
dapat mengetahui kelajuan fluida pada pipa dengan diameter yang berbeda yang dapat
dihitung dengan melihat ketinggian air pada pipa.
Percobaan ini adalah perangkat eksperimental untuk memahami persamaan
Bernoulli, yang merupakan persamaan dasar atau titik awal untuk menyelesaikan
sebagian besar masalah yang terkait dengan dinamika fluida seperti pengukuran
kecepatan dan laju aliran serta analisis aliran pipa dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, kami kelompok 5 Sipil Umum melakukan percobaan distribusi
tekanan pada venturi nozzle bertempat di Laboratorium Keairan dan Teknik
Lingkungan Universitas Halu Oleo agar dapat lebih mengetahui dan memahami
mengenai prinsip bernoulli serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari, juga
agar dapat mengetahui bagaimana distribusi tekanan statis pada venturi nozzle.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada percobaan distribusi tekanan pada venturi
nozzle yaitu sebagai berikut:
a) Bagaimana prinsip bernoulli?
b) Bagaimana distribusi tekanan statis pada venturi nozzle?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum percobaan distribusi tekanan pada venturi nozzle
antara lain sebagai berikut:
a) Untuk memahami prinsip bernoulli
b) Untuk memahami distribusi tekanan statis pada venturi nozzle
1.4 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum percobaan distribusi tekanan pada venturi nozzle
antara lain sebagai berikut:
1.4.1 Secara Teoritis
1) Untuk Diri Sendiri
Dengan adanya praktikum ini, diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat
dalam mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang distribusi tekanan pada
venture nozzle.

2) Untuk Ilmu Pengetahuan


Dengan adanya praktikum ini, kita dapat menambah wawasan ,mengenai venturi
nozzle sehingga nantinya dapat dijadikan referensi atau bahan kajian untuk analisi
lebih lanjut mengenai distribusi tekanan pada venture nozzle.

3) Untuk Instansi
Dengan adanya praktikum ini, nantinya kita dapat dijadikan acuan untuk
praktikum atau pembanding dengan praktikum selanjutnya.

1.4.2 Secara Praktis


Dengan adanya praktikum ini, diharapkan dapat menambah wawasan,
pengetahuan mengenai hidrolika khususnya distribusi tekanan pada venture nozzle dan
sebagai pijakan reverensi pada praktikum selanjutnya yang berhubungan dengan
mekanika fluida, serta pengaplikasiannya dalam bentuk teknik sipil. Contohnya sistem
perpipaan (distribusi air bersih).
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk (dapat
dimampatkan) jika diberikan tekanan. Zat yang termasuk dalam fluida adalah zat
cair dan gas, dimana terdapat perbedaan antara keduanya terletak pada
kemampatannya. Ditinjau dari keadaan fisiknya, fluida terdiri dari fluida statis atau
hidrostatis yaitu ilmu yang mempelajari tentang fluida atau zat cair yang diam (tidak
bergerak) dan fluida dinamis atau hidronamika yaitu ilmu yang mempelajari tentang
zat cair atau fluida yang bergerak (S. Poerboyo, 2018).
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan kita sehari-
hari. Setidaknya kita menghirupnya, meminumnya dan bahkan dapat terapung atau
tenggelam didalamnya. Air yang kita minum dan udara yang kita hirup juga
bersikulasi di dalam tubuh kita setiap saat sehingga kita juga kadang merasa tidak
sadar bahwa di dalam kehidupan kita sehari-hari banyak hal penting tentang
bagaimana proses fluida (S. Poerboyo, 2018).

2.2 Jenis-jenis Fluida


Fluida menurut jenisnya dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu:
a) Fluida Statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) akan
fluida tidak bergerak tetapi tidak ada perbedaan kecepatan antara pertikel fluida
tersebut akan bisa dikatakan bahwa partikel fluida tersebut bergerak dengan
kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.

b) Fluida Dinamis
Fluida adalah zat yang mengalir, fluida dinamis adalah fluida yang dalam
kondisi bergerak atau mengalir. Dari fluida dinamis ditemukan energi potensial
yang dapat dijadikan sumber energi listrik. Fluida dinamis ini merupakan aliran
zat cair yang bersifat dapat berubah-ubah atau bererak sesuai dengan media yang
dilewatinya.

2.3 Detail Aliran


Konsep awal mengenai fluida dinamis tentang debit aliran. Debit air adalah
jumlah air yang mengalir setiap waktu berdasarkan banyak volume air yang
mengalir setiap waktu. Berdasarkan materi sebelumnya maka rumus empiris dari
debit air adalah sebagai berikut:

V
Q=
t
… (2.1)

Jika dihubungkan dengan kecepatan aliran air dari luas penampang pipa dan
mulut keran, maka persamaan diatas dapat diubah menjadi (HYSH. Nugroho,
2015).
Q = A.V
… (2.2)

Keterangan :
Q = Debit air (m3/s)
V = Volume (m3)
t = Waktu (s)
v = Kecepatan aliran (m/s)
A = Luas penampang (m2)

2.4 Kecepatan
Kecepatan adalah besaran vektor yang telah menunjukan seberapa jauh benda
berpindah.Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam
satuan meter per sekon (m/s). Kecepatan dirumuskan sebagai berikut (S. Poerboyo,
2018).
s
v= … (2.3)
t
Keterangan :
v = Kecepatan aliran (m/s)
s = Jarak (m)
t = Waktu (s)

2.5 Tekanan
Tekanan atau dalam bahasa inggris yang artinya pressure adalah gaya
persatuan luas bidang yang diberikan secara tegak lurus. Tekanan dirumuskan
sebagai berikut: (Bambang Triatmodjo, 1998).

F … (2.4)
P=
A

Keterangan :
P = Tekanan (Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas penampang (m)

2.5.1 Tekanan Statis


Pada tekanan diam, tekanan yang bekerja dengan sama besar kesegala arah,
karakteristik ini membuat fluida dapat transmisikan gaya sepanjang pipa atau
penampang pipa atau tabung. Ketika sebuah gaya diperlukan pada fluida diam
dalam sebuah pipa maka gaya akan ditransmisikan hungga ujung pipa. Jika terdapat
gaya yang transmisikan, maka fluida akan bergerak dalam arah yang sesuai dengan
arah resultan (Bambang Triatmodjo, 1998).

2.5.2 Tekanan Dinamis


Jika fluida dalam keadaan bergerak maka suatu tegangan yang timbul disetiap
kelilingnya akan bergantung pada pergerakan. Sehingga jika pada pengukuran
besarnya tekanan dalam air yang mengalir dalam pipa yang tertutup. Kita mungkin
dapat memperoleh besarnya tekanan yang mungkin berada dengan keadaan setelah
pipa dibuka (Bambang Triatmodjo, 1998).

Fluida dinamis atau hidraulika yaitu ilmu yang mempelajari tentang zat cair
atau fluida yang bergerak tekanan dinamis adalah tekanan yang dialami akibat
pergerakan fluida akan mengakibatkan tekanan akan berbeda pada bagian –
bagiannya tergantung kecepatan pada fluidanya. Tekanan dinamis dirumuskan
sebagai berikut: (Bambang Triatmodjo, 1998).

𝑃. 𝑣 2 … (2.5)
P=ρ+( )
2

Keterangan :
P = Tekanan (Pa)
ρ = Massa Jenis (Kg/m3)
v = Kecepatan (m/s)

Jika suatu fluida dalam keadaan bergerak maka tekanan yang timbul pada
setiap kelilingnya akan tergantung pada pengerukannya, sehingga jika kita
mengukur besarnya suatu tekanan dan air.

2.5.3 Tekanan Total


Tekanan total sangat dipengaruhi oleh tekanan statis dan dinamis. Dimana
tekanan total merupakan gabungan dari tekanan total dan tekanan dinamis. Tekanan
total dapat dirumuskan sebagai berikut:

P=ρ.g.h … (2.6)

Keterangan :
P = Tekanan (Pa)
ρ = Massa jenis (Kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
h = Tinggi tekanan fluida (m)
Karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah dimanfaatkan, fluida dapat
dihasilkan tekanan normal pada sebuah permukaan yang terkontak dengannya pada
keadaan diam (statis),tekanan tersebut bersiap stotate yaitu bekerja dengan besar
yang sama kesegala arah dan karakteristik iyu membuat fluida dapat langsung
mentransmisikan gaya sepanjang satuan pipa atau tabung,yaitu jika sebuah fluida
dalam sebuah pipa, maka yang tersebut akan secara langsung dapat ditransmisikan
hingga ujung. Oleh karena itu persamaan matematis dari tekanan total adalah
tekanan dinamis dijumlahkan dengan tekanan statis.untuk lebih jelasnya perhatikan
rumus berikut ini (A. Aribowo, 2010).
… (2.7)
P total = P dinamis + P statis

Keterangan :
Ptotal = Tekanan total (Pa)
Pdinamis = Tekanan dinamis (Pa)
Pstatis = Tekanan statis (Pa)

2.5.4 Tekanan Hidrostatis


Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang terjadi di bawah air.Tekanan ini
terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan
sebuah cairan tergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah ruang dan
gravitasi juga menetukan tekanan air tersebut. Hubungan ini di rumuskan sebgagai
berikut (Bambang Triatmodjo, 1998).

Ph = 𝜌 . g . h … (2.8)

Keterangan :
Ph = Tekanan (Pa)
ρ = Massa Jenis (Kg/m3)
g = Kecepatan (m/s2)
h = Tinggi tekanan fluida (m)
Karena sifatnnya yang tidak dapat dengan mudah dimampaatkan, fluida dapat
menghasilkan tekanna normal pada semua permukaan yang terkontak dengannya.
Pada keadaan diam (statis), tekanan tersebut bersifat isotok yaitu bekerja dengan
besar yang sama kesegala arah. Karakteristik itu membuat fluida dapat
mentransmisikan gaya-gaya disepanjang sebuah pipa atau tabung yaitu sebuah gaya
diberlakukan pada fluida dasar sebuah pipa maka gaya tersebut akan ditransmisikan
hingga ujung pipa. Jika terdapat gaya yang di transmisikan maka fluida akan
bergerak dalam arah yang sesuai dengan arah gaya resultan (Bambang Triatmodjo,
1998).
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang di lakukan zat cair pada bidang
dasar, tampaknya gaya yang bekerja pada sebuah bejana tidak tergantung pada dasat
bentuk bejana, tetapi tergantung pada luas dasar bejana (A), tinggi (h) dan massa
jenis zat cair (ρ) di dalam bejana. Persamaannya adalah (Bambang Triatmodjo,
1998).

Pt = 𝑃𝑜 + 𝑃ℎ … (2.9)

Keterangan :
Pt = Tekanan total (Pa)
Po = Tekanan udara luar (Pa)
Ph = Tekanan hidrostatik (Pa)

Hukum utama hidrostatik menyatakan bahwa semua titik yang berada pada
bidang datar yang sama dalam fluida homogeny memiliki tekanan total yang sama
walaupun bentuk setiap tabung yang berbeda (Bambang Triatmodjo, 1998).

2.6 Persamaan Bernoulli


Asas Bernoulli di kemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700 -
1782) dalam kertas kerjanya yang berjudul hydrodinamika, Bernoulli menyatakan
bahwa jumlah tekenan energi kinematik persatuan volume selalu bernilai pada
setiap titik sepanjang garis arus, begitupun energi potensial persauan volume.
Gambar 2.1 Prinsip Bernoulli
Sumber: Bambang Triadmojo, 1993

Dari keadaan 1 dan 2 di hubungkan dengan persamaan Bernoulli berikut:

1 1
P1 + ρ v21 + ρ g h = P2 + ρ 𝑣22 + ρ g h
2 2
1 … (2.10)
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌 (𝑣22 − 𝑣12 )
2

Keterangan :
P1 dan P2 = Tekanan total (Pa)
v1 dan v2 = Tekanan udara luar (Pa)
ρ = Massa jenis (Kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
h = Ketinggian (m)

Penurunan persamaan Bernoulli untuk aliran sepanjang garis arus didasarkan


pada hukum II Newton tentang gerak (t = m . a). Persamaan ini di turunkan
berdasarkan anggapan sebagai berikut:

1. Zat cair adalah ideal, juga tidak mempunyai kekentalan (kehilangan energi
akibat gesekan adalah nol).
2. Zat cair adalah homogeny dan tidak termampatkan (rapat massa jenis zat cair
adalah konstan).
3. Aliran air adalah kontinu dan sepanjang garis lurus.
4. Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang.
5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan.

Persamaan Bernoulli untuk aliran menutup satu dimensi zat cair adalah ideal
dan tidak kompesibel. Persamaan ini merupakan bentuk matematis dari kekentalan
energy di dalam aliran zat cair (Bambang Triatmodjo, 1998).

𝑃 𝑣2
z+ + =c … (2.11)
𝛾 2𝑔

Keterangan :
z = Elevan atau tinggi tempat (m)

𝑃
= Tinggi tekanan (P𝑎)
𝛾

𝑣2
= Tinggi kecepatan (m/s)
2𝑔

Konstanta integrasi C adalah tinggi energi total yang merupakan jumlah dari
tinggi tempat, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan yang berbeda dari garis arus yang
satu ke garis arus yang lain. Oleh karena itu, persamaan tersebut hanya berlaku
untuk titik-titik pada suatu garis arus (Bambang Triatmodjo, 1998).

Persamaan Bernoulli dapat digunkakan untuk menetukan garis tekanan dari


garis tenaga. Garis tenaga dapat ditunjukkan oleh seleksi muka air pada lubang pipa
yang bentuknya sama dengan tinggi total dari konstanta Bernoulli sedang garis
tekanan dapat ditujukan oleh elevasi muka air di dalam tabung vertical yang
disambung pada pipa (Bambang Triatmodjo, 1998).

Pada aliran zat cair ideal, garis tenaga mempunyai tinggi tebal dan
menunjukkan jumlah dari tinggi, elevasi tinggi. Dan fungsi elevasi kecepatan
(Bambang Triatmodjo, 1998). Aplikasi persamaan Bernoulli untuk kedua titik di
dalam medan aliran dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑃𝐴 𝑣𝐴2 𝑃𝐵 𝑣𝐵2
Z + = 2B + + … (2.12)
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Keterangan :
z = Elevan atau tinggi tempat (m)
𝑃
= Tinggi tekanan (P𝑎)
𝛾

𝑣2
= Tinggi kecepatan (m/s)
2𝑔

Dengan menggunakan persamaan diatas kita dapat menentukan kedua titik


medan pada Bernoulli.

2.6.1 Persamaan Bernoulli untuk zat cair Rill (Viskos)


Untuk zat cair rill (viskos) dalam aliran zat cair akan terjadi kehilangan tenaga
yang harus di perhitungkan dalam aplikasi persamaan Bernoulli. Kehilangan tenaga
dapat terjadi karena adanya gesekan zat cair dari dinding kertas (H f) atau karena
adanya perubahan tampang lintang aliran (He). Kehilangan tenaga yang disebabkan
karena gesekan disebut kehilangan tenaga primer. Sedangkan kehilangan tenaga
yang disebabkan karena perubahan aliran tampang dikenal sebagai kehilangn
tenaga sekunder. Kehilangan tenaga biasanya dinyatakan dengan tinggi zat cair.
Kehilangan tenaga dinyatakan dalam bentuk berikut (Adi Weko Suryawan, 2014).

𝑣𝑎2
h=t … (2.13)
2𝑔

Untuk kehilangan tenaga primer


𝐿 … (2.14)
k=f
𝑑
Keterangan :
h = Kehilangan energi (m)
t = Waktu (detik)
va = Kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
k = Kehilangan energi (m)
f = Faktor gesekan
L = Panjang pipa (m)
d = Diameter pipa (m)

2.6.2 Persamaan Bernoulli untuk head ( s )


Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari head kecepatan dan
head ketinggian adalah sepanjang garis arus (Adi Weko Suryawan,2014).

𝑃1 𝑊2 𝑃2 𝑊22 … (2.15)
+ + + = Konstan
𝜌 2𝑔 𝜌 𝛾𝑔

Untuk kondisi di atas dimana terdapat h1 dan h2 maka persamaannya:

𝑃1 𝑊2 𝑃2 𝑊22
+ + + = Konstan
𝜌 2𝑔 𝜌 𝛾𝑔
… (2.16)

Keterangan :
h1 = Head 1
h2 = Head 2
H.v = Head loss
W1 = v1 = Laju aliran pada section 1 (m/s)

W2 = v2 = Laju aliran pada section 2 (m/s)


P = Tekanan (N/m2)
2.6.3 Persamaan Bernoulli pada titik ukur melintasi garis arus

𝑣2
P + ∫ 𝑅 dv + b = Konstan melewati garis arus … (2.17)
𝑅

Keterangan :
P = Tekanan (N/m2)
R = Jarak antara Tekanan (m)
V = Kecepatan (m/s)
b = Lebar (m)

2.7 Venturi Nozzle


Menurut Bambang Triatmodjo (1993), alat venturimeter dalam sebuah
industri dan laboratorium ilmiah untuk mengukur laju aliran cairan. Venturimeter
adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi, yakni sebuah pipa yang penampang
bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi pipa
pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan
dapat diperhitungkan.

Gambar 2.2 Venturimeter


Sumber : Kelompok 5 Teknik Sipil, 2020

Keterangan :
A1 = 25 mm × 25 mm = 625 mm2
A2 = 22 mm × 25 mm = 550 mm2
A3 = 18 mm × 25 mm = 450 mm2
A4 = 14 mm × 25 mm = 350 mm2
A5 = 9 mm × 25 mm = 225 mm2
A6 = 8 mm × 25 mm = 200 mm2
A7 = 9 mm × 25 mm = 225 mm2
A8 = 13 mm × 25 mm = 325 mm2
A9 = 16 mm × 25 mm = 400 mm2
A10 = 20 mm × 25 mm = 500 mm2
A11 = 23 mm × 25 mm = 575 mm2
A12 = 25 mm × 25 mm = 625 mm2

Sedang nozzle adalah alat yang didesain khusus untuk membuat bentuk arah
serta memberi tekanan yang lebih tinggi dari aliran sebelumnya. Nozzle biasa
digunakan pada sebuah rangkaian yang di dalamnya terdapat aliran cairan, tekanan
angin, dan saluran gas. Dalam penggunaannya, nozzle terletak di bagian paling
ujung pada suau rangkaian pipa atau selang. Sehingga, nozzle ini juga dapat
dikatakan memiliki fungsi sebagai pintu keluar pada instrument perpipaan. Cara
kerja nozzle yaitu aliran yang melewatinya akan berubah tekananannya. Aliran yang
keluar dari nozzle akan mengalami perubahan bentuk dan arah.

2.8 Aplikasi Bernoulli Dalam Kehidupan Sehari-hari


2.8.1 Asas Bernoulli Ketika Menekan Selang Air

Gambar 2.3 Seorang menekan ujung selang air


Sumber: Fisika Kelas 11, 2018
Pada saat menekan ujung selang yang sedang mengalirkan air, hal yang terjadi
biasanya adalah pancuran airnya semakin jauh dan kita merasakan adanya
penekanan oleh air terhadap jari yang kita gunakan untuk menekan ujung saluran,
hal ini berkaitan dengan persamaan Bernoulli dimana semakin kecil luas permukaan
suatu benda (ujung selang yang kita tekan), maka akan semakin besar arah
tekanannya (tekanan oleh aliran air diujung selang yang mendesak untuk keluar).

2.8.2 Cerobong Asap

Gambar 2.4 Cerobong Asap


Sumber: Ruang Guru, 2018

Cerobong asap yang baik akan tersambung dengan ruang yang tertutup. Karna
ruangan itu tertutup, maka tidak ada udara yang berhembus, yang menyebabkan
tekanannya menjadi besar. Sehingga, secara tidak langsung asap akan “tertekan” naik
ke atas cerobong. Begitu juga pada bagian atas cerobong, karna deidesain terbuka,
maka angin di luar bangunan akan meniup bagian atas cerobong, sehingga tekanan
udara di sekitarnya menjadi kecil dan asap bisa terbuang keluar. Hal ini sejalan dengan
prinsip Bernoulli dimana tekanan berbanding terballik dengan kecepatan.
2.8.3 Mengendarai Sepeda Motor

Gambar 2.5 Mengendarai Motor


Sumber: Ruang Guru, 2018

Ketika seseorang mengendarai motor kemudian bagian belakang bajunya


terbang dan mengembung, hal tersebut juga membuktikan hukum Bernoulli. Pada saat
mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi, maka kecepatan udara di bagian
depan dan sampping tubuh akan membesar. Sebaliknya, kecepatan di belakang tubuh
tidak berubah menjadi tinggi. Alhasil, tekanan udara di belakang tubuh menjadi lebih
besar daripada di depan. Perbedaan tekanan inilah yang membuat udara mendorong
baju ke belakang sehingga menjadi menggembung.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum Distribusi Tekanan Pada Venturi Nozzle ini dilaksanakan pada hari
Sabtu tanggal 22 Agustus 2020 pukul 10.30 WITA sampai selesai, bertempat di
Laboratorium Keairan dan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik (Universitas Halu
Oleo).

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum Percobaan Distribusi
Tekanan pada Venturi Nozzle sebagai berikut:

3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada Praktikum Percobaan Distribusi Tekanan
pada Venturi Nozzle adalah sebagai berikut:
a) HM150 (Basic Hydraulic Bench)
Digunakan sebagai tempat dudukan dan Sebagai sumber aliran fluida.

Gambar 3.1 HM150 (Basic Hydraulic Bench)


Sumber: Kelompok 5 Teknik Sipil, 2020
b) HM150.32 (Distribusi Tekanan pada Venturi Nozzle)
HM 150.32 (distrubusi tekanan pada venturi nozzle) digunakan sebagai alat
percobaan.

Gambar 3.2 HM150.32


Sumber: Kelompok 5 Teknik Sipil, 2020

c) Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume air pancaran.

Gambar 3.3 Gelas Ukur


Sumber: Kelompok 5 Teknik Sipil, 2020
d) Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk menghiutung waktu.

Gambar 3.4
Sumber: Kelompok 5 Teknik Sipil, 2020

e) Selang
Selang berfungsi untuk mengalirkan air.

Gambar 3.5 Selang


Sumber: Kelompok 5 Teknik Sipil, 2020
f) Kanebo
Lap kering /kanebo berfungsi untuk membasuh atau mengeringkan alat lain yang
terkena air, serta untuk membersihkan sisa kegiatan setelah praktikum.

Gambar 3.6 Kanebo


Sumber: Kelompok 5 Teknik Sipil, 2020

g) Penggaris / Mistar
Penggaris digunakan untuk mengukur ketinggian air pada tabung venturi.

Gambar 3.7 Pengaris


Sumber: Kelompok 5 Teknik Sipil, 2020
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada Percobaan Distribusi Tekanan pada Venturi
Nozzle adalah air.

3.2.3 Sketsa Alat Uji

Gambar 3.8 Sketsa Alat Uji Distribusi Tekanan pada Venturi Nozzle
Sumber : Kelompok 5 Teknik Sipil, 2020

Keterangan A :
1) Pengatur volume air, berfungsi untuk mengatur besarnya volume air yang
digunakan
2) Tangki air inlet, berfungsi sebagai tempat penampungan air yang masuk
3) Nozzle, berfungsi sebagai pintu keluar pada instrument perpipaan
4) Selang, berfungsi untuk mengeluarkan udara dari manometer agar menjadi
konstan
5) Tabung manometer tubes, berfungsi untuk mengukur tekanan volume aliran
6) Skala volumetrik air outlet, berfungsi untuk mengukur besarnya volume air yang
berada pada tangki outlet
7) Pengatur volume air outlet, berfungsi sebagai tempat keluarnya air Water supply
8) Tangki outlet, berfungsi untuk menampung air yang akan keluar dari tangki
intlet
9) Venturimeter, berfungsi untuk mengukur kelajuan atau kecepatan zat cair
10) Water supply, berfungsi untuk tempat menyuplai air untuk menuju ke
manometer

Keterangan B:

a) Kotak saklar, berfungsi sebagai saklar menghidupkan alat Basic Hydraulic bench
b) Keran pengatur debit, berfungsi mengatur besarnya debit yang teralirkan
c) Sambungan suplai berfungsi sebagai penyambung pompa dan saluran air
d) Pipa penyambung, berfungsi sebagai penyambung pompa dan keran debit
e) Manometer atau tabung volume, berfungsi sebagai pengukur volume untuk
mengetahui besarnya volume pada tangki volumetric
f) Pompa, berfungsi untuk memompa air naik ke atas
g) Tangki penampung volumetrik, berfungsi sebagai tempat penampung air pada
suatu percobaan
h) Katup volume, berfungsi untuk saluran air dari tangki volumetrik ke
penampungan
i) Tangki penampung berfungsi sebagai tempat untuk penampungan air.
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan digunakan pada Percobaan Distribusi Tekanan pada
Venturi Nozzle adalah sebagai berikut:
1) Meletakkan HM150.32 (Distribusi Tekanan Pada Venturi Nozzle) keatas unit
Basic Hidraulic Bench (HM150).
2) Menyambungkan Selang Pada No 6 Pada Alat HM150.32 (Distribusi Tekanan
Pada Venturi Nozzle) dengan unit Basic Hidraulic Bench (HM150).
3) Menghidupkan unit Basic Hidraulic Bench (HM150) dan kemudian membuka
katup secara perlahan-lahan.
4) Mencatat Ketinggian Air Pada HM150.32 (Distribusi Tekanan Pada Venturi
Nozzle) pada pipa inlet (1 dan 7) disesuaikan dengan data pengamatan yang
dimintai (konstan).
5) Mencatat Ketinggian Air Pada HM150.32 (Distribusi Tekanan Pada Venturi
Nozzle) pada pipa Oulet (8) disesuaikan dengan data pengamatan yang dimintai
(konstan).
6) Mencatat Distribusi Tekanan pada Venturi Nozzle (5).
7) Mengukur volume air pada pipa outlet.
8) Mencatat waktu yang dibutuhkan pada saat mengukur volume air.
9) Mengulangi percobaan 4 sampai 8 sesuai banyaknya variasi yang dimintai.
10) Menonaktifkan unit Basic Hidraulic Bench (HM150).
11) Lepaskan Selang pada HM150.32 (Distribusi Tekanan Pada Venturi Nozzle).
12) Mengangkat HM150.32 (Distribusi Tekanan Pada Venturi Nozzle).
13) Membersihkan HM150.32 (Distribusi Tekanan Pada Venturi Nozzle) dan unit
Basic Hidraulic Bench (HM150).

Anda mungkin juga menyukai