Jurusan
Semester
Kelas
: Sipil Umum
: III ( 2006-2007 )
: PU
Kuliah. 1.
I. Istilah.
Hidromekanika :
Cabang ilmu yang mempelajari keseimbangan dan gerakan zat alir yang didalamnya
dipelajari sifat-sifat fisik zat alir, karakteristik luar serta pengaruh statis dan dinamis zat
alir tersebut, baik dalam kondisi diam maupun bergerak.
Zat Alir :
Zat yang dapat berubah bentuk sesuai dengan tempat yang mewadahinya. Dalam
hidrodinamika zat alir ini dibedakan menjadi zat cair (fluid), gas dan uap.
Hidrostatika :
Ilmu yang mempelajari keseimbangan gaya dalam atau dipermukaan air.
Hidrodinamika :
Ilmu yang mempelajari tentang gerakan air dan gaya yang ditimbulkannya.
Hidrolika :
Ilmu terapan dari hidrodinamika, sifatnya empiris, problem tiga dimensi dalam
hidrodinamika sering hanya dipandang sebagai fenomena dua dimensi. Dalam hidrolika
juga dipelajari koefisien-koefisien aliran yang diperoleh dari studi empiris (experimen).
II. Aliran Air dalam Saluran
Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa :
-
Kuliah. 2.
V. Jenis2 Aliran / Klasifikasi Aliran.
Keadaan atau perilaku suatu aliran saluran terbuka, dipengaruhi oleh :
- Kekentalan / viscositas ( Bilangan Reynold )
- Gravitasi bumi ( Bilangan Froude )
A. Berdasarkan Bilangan Reynold (Re).
Pengaruh kekentalan relatif, aliran dapat bersifat laminer, turbulen atau peralihan. dapat
dinyatakan dengan bilangan Reynold (Re) yaitu perbandingan gaya inersia terhadap gaya
kekentalan.
Re =
V.R
v
Dimana :
A
P
F=
g.D
D=
A
T
Aliran kritis
Keterangan :
- Koefisien Chezy ( C ) = 1,5 s/d 2,5
- 1 feet = 0,305 m
- 1 inch = 2,54 cm
- 1 lb = 0,45 kg
Kuliah. 3.
Kedalaman aliran (y) : jarak vertikal dari titik terendah saluran sampai permukaan
bebas.
3. Kedalaman penampang aliran (d) : Kedalaman yang diukur tegak lurus arah aliran
atau tinggi penampang saluran yang diliputi air. Jika kemiringan saluran , maka ;
d = y . cos
4. Lebar puncak ( T ) : lebar penampang saluran pada permukaan bebas.
5. Luas basah ( A ) : luas penampang melintang aliran yang tegak lurus arah aliran.
6. Keliling basah ( P ) : panjang garis perpotongan dari permukaan basah saluran
dengan bidang penampang melintang yang tegak lurus arah aliran.
7. Jari-jari hidrolik ( R ) : ratio luas basah (A) dengan keliling basah. (P)
8. Kedalaman hidrolik ( D ) : ratio luas basah (A) dengan lebar puncak (T)
9. Faktor penampang untuk aliran kritis : perkalian luas basah (A) dengan akar
kedalaman hidrolik (D)
10. Faktor penampang untuk aliran seragam : A.R2/3
Kuliah. 4.
C. Distribusi kecepatan.
Karena kecepatan pada penampang saluran tidak sama (akibat gesekan/friksi dengan
udara dan dasar saluran) maka pengukuran untuk mendapatkan kecepatan rata-rata
(V)dilakukan pada 0,6 d diukur dari dasar saluran. Biasanya tinggi kecepatan lebih besar
dar nilai yang dihitung dengan rumus V2/2g , sehingga yang sesungguhnya adalah V2/2g
dimana adalah koefisien energi atau koefisien Coriolis. ( = 1,03 1,36 ).
Distribusi kecepatan yang tidak sama mempengaruhi momentum dalam aliran saluran
terbuka. Menurut mekanika momentum, cairan yang melalui penampang per satuan
waktu adalah : ( .air.Q.V ) / g
dimana :
= debit
= percepatan gravitasi
B=m.g
datum
. h
- F=m.g
- P = F/A = m.g / A
- air = air. g
-
P = . g. H
V2
2.g
Ek
B.V 2
V2
B
2.B.g
2.g
V1
2.g
Garis Energi
Hf
2
V2
2.g
y1
y2
Z2
1
datum
Kuliah. 5.
ALIRAN SERAGAM
9
: V = C. R1/2. I1/2
R 2/3
= 1/n . R( 2/3 1/2 )
R 1/ 2
C = 1/n . R1/ 6
Koefisien Strickler-Manning :
k = 1/n
b
a. Penampang Persegi
Luas Basah ( A )
Keliling Basah ( P )
Lebar rata-rata ( B )
b. Penampang Trapesium
Persegi
A=b.h
P = b + 2.h
Trapesium
A = b.h + m . h2
P = b + 2.h 1 + m2
B = b + m.h
Q = 250 m3/det
b = 16 m
10
m = 2,5
I = 2 0/00
k = 28
Hitung kedalaman normal aliran (h atau yn).
Penyelesaian :
Perhitungan menggunakan cara coba-coba :
Trial. 1 : dicoba, h = 0,5 m
A = 16 . 0,5 + 2,5 . 0,5 2 = 8,625 m2
P = 16 + 2 . 0,5 . 1+2,5 2 = 18,69 m
R = A/P = 8,625 / 18,9 = 0,46 m
V = 28 . 0,46 2/3. (2/1000)1/2 = 0,746 m/det
Q = V . A = 0,746 . 8,625 = 6,43 m3/det ... 250 m3/det ----- ( dicoba lagi)
Dari hasil coba-coba maka didapat :
yn (m)
A (m2)
P (m)
R (m)
V (m/det)
Q (m3/det)
18,5
21,39
0,87
1,14
21
70,5
32,16
2,19
2,11
149
104
37,54
2,77
2,47
257
3,94
101,85
37,22
2,74
2,45
250
V
g.D
- D = Kedalaman hidrolik : D = A / T
- Untuk penampang persegi : D = h
T = b + 2.m.h = 16 + 2. 2,5 . 3,94 = 35,7 m
D = 101,85 / 35,7 = 2,85 m
F=
V
g.D
2,45
9,81.2,85
Kuliah. 6.
Kedalaman Kritis. (Critical Depth Line / CDL )
11
Kedalaman kritis ( h = yc ) yaitu garis muka air dimana aliran yang terjadi merupakan
aliran kritis yaitu bilangan Froude sama dengan satu ( F = 1 ).
Pengukuran yc harus vertikal.
V
- Bilangan Froude : F =
Maka ; VCr =
g.D
g.D
=1
----- VCr =
g.
A
T
g.h
Q=V.A=V.b.h
h=
Q
=
V.b
h2 =
Q2
g. h b 2 .
Q
g.h.
-------
h = yc =
Q2
g . b2
h3 =
Q2
g .b 2
------ yc = [
Q
b.
g.D
] 2/3
------ VCr =
g.
A
T
h2 .
Q2
g. D B 2 .
---------
Q2
h .B
=
g. B 2 .
T
h = yc =
h2 . D =
-----------
g.D
Q2
g. B 2 .
h3.
-------
h=
---------
Q
=
V.B
h2 .
Q2
.B
=
---------g. B 2 .
T
Q2. T
g . B3
12
Q
g.D.
Q2
A
=
g. B 2 .
T
h3. =
Q2. T
g. B 3 .
I1 = 2 0/00
I2 = 9 0/00
I3 = 16 0/00
n = 0,02 ( bahan saluran tanah galian ).
Hitung : a. Kedalaman normal aliran ( yn ).
b. Kedalaman kritis aliran ( yc ).
Penyelesaian :
Ruas. 1 :
yn
A
(m)
(m2)
0.5
1.5
1
4
2
12
3
24
4
40
5
60
4.5
49.5
4.6075 51.6731
P
(m)
4.236
6.472
10.944
15.416
19.889
24.361
22.125
22.605
R
(m)
0.354
0.618
1.096
1.557
2.011
2.463
2.237
2.286
V
(m/det)
0.002
0.006
0.020
0.040
0.067
0.101
0.083
0.087
Q
(m3/det)
0.003
0.025
0.240
0.969
2.697
6.066
4.130
4.500
B
(m)
3
4
6
8
10
12
11
11.22
T
(m)
4
6
10
14
18
22
20
20.4
yc
(m)
0.10194
0.06451
0.03186
0.01881
0.01239
0.00876
0.01034
0.00997
P
(m)
4.236
6.472
8.708
10.944
13.180
15.416
17.652
15.537
R
(m)
0.354
0.618
0.861
1.096
1.328
1.557
1.784
1.569
V
(m/det)
0.009
0.029
0.056
0.090
0.132
0.182
0.239
0.185
Q
(m3/det)
0.014
0.115
0.417
1.082
2.314
4.362
7.523
4.502
B
(m)
3
4
5
6
7
8
9
8.054
T
(m)
4
6
8
10
12
14
16
14.1
yc
(m)
0.10194
0.06451
0.04404
0.03186
0.02407
0.01881
0.01510
0.01858
Ruas. 3 :
yn
A
(m)
(m2)
0.5
1.5
1
4
1.25
5.625
1.5
7.5
2
12
2.5
17.5
P
(m)
4.236
6.472
7.590
8.708
10.944
13.180
R
(m)
0.354
0.618
0.741
0.861
1.096
1.328
V
(m/det)
0.017
0.051
0.073
0.099
0.160
0.235
Q
(m3/det)
0.025
0.204
0.412
0.742
1.924
4.113
13
B
(m)
3
4
4.5
5
6
7
T
(m)
4
6
7
8
10
12
yc
(m)
0.10194
0.06451
0.05286
0.04404
0.03186
0.02407
3
2.566
24
18.3007
15.416
13.476
1.557
1.358
0.323
0.246
7.755
4.500
8
7.132
14
12.3
0.01881
0.02326
Kesimpulan :
Dari ke tiga ruas kedalaman muka air normal (yn) berada diatas kedalaman kritis (yc).
Sehingga sepanjang saluran, jenis aliran adalah subkritis (lambat).
- yn.1 = 4,6075 m
- yc.1 = 0,0099 m
- yn.2 = 3,027 m
- yc.2 = 0,01858 m
- yn.3 = 2,566 m
- yc 3 = 0,02326 m
yn.1
yc.1
yn.2
yc.2
Ruas. 1
yn.3
Ruas. 2
yc.2
Ruas. 3
Gambar : Muka air normal dan kritis.
Keterangan :
- Aliran subkritis
: yn > yc
- Aliran kritis
: yn = yc.
14
Untuk menentukan tinggi freeboard dipakai formula USBR ( United State Bureau of
Reclamation ) sebagai berikut :
W
C.y
Dimana : W = freeboard
y = kedalaman air rencana pada saluran dalam feet.
C = koefisien yang tergantung dari debit, dan bervariasi antara 1,5 sampai 2,5.
Untuk debit : Q < 20 cfs (ft3/det) maka , C = 1,5.
Q > 3000 cfs (ft3/det) maka , C = 2,5.
20 cfs < Q < 3000 cfs maka, C diinterpolasi linear antara 1,5 dan 2,5.
Keterangan: 1 feet = 0,3048 m. atau 1 m = 3,2808 feet
Latihan : Hitung Freeboard (W) dari contoh tugas. (saluran yang terdiri dari tiga ruas)
Kuliah. 8.
Saluran Tahan Erosi. (nonerodible)
Sebagian besar saluran yang diberi lapisan atau saluran yang digali pada dasar yang keras
misalnya batu, dianggap tahan erosi (nonerodible).
15
Dalam merancang saluran tidak tahan erosi, tidak perlu mempertimbangkan faktor
kecepatan maksimum dan gaya tarik (tractive force). Cukup dengan menghitung ukuran
saluran dengan rumus aliran seragam kemudian memutuskan ukuran akhir berdasarkan
efisiensi hidrolika atau hukum pendekatan penampang terbaik, praktis dan ekonomis.
Faktor-faktor yang diperhitungkan adalah:
-
Kemiringan dinding ( m )
n.Q
.I
Manning ( dalam satuan Inggris / British unit ): V = Q/A = 1,49/n . R2/3. I1/2
Sehingga faktor penampang adalah ; A.R2/3 =
n.Q
1,49. .I
Langkah penentuan ukuran penampang sama dengan contoh perhitungan dengan cara
coba-coba untuk mendapatkan kedalaman normal :
Contoh.
Data sbb :
Kemiringan slope 1 : 1 dan b = h
Vmin = 0,20 m/dt
m
= 1
k = 35 m1/3/dt
16
A
0,50
P
1,9142
Q
216..53 x 10 -3
A
0,50
2
k.R 3
= 0,261 m
0,433
2
3
35 . 0,261
0,00045
Kuliah. 9.
17