Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluida terutama air dan gas merupakan zat yang tidak bisa lepas dari dalam
kehidupan kita sehari-hari, saat ini kualitas daya dukung lingkungan semakin
menurun ketersediaan air yang dapat langsung dikonsumsi dan alam juga semakin
berkurang. Keadaan ini juga diikuti oleh menurunnya tekanan-tekanan air ke
seluruh daerah pelayanan sehingga konsumen mempergunakan berbagai cara
untuk memperoleh air sesuai dengan keinginannya (Nurnilam Oemiati, dkk,
2021).
Air merupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia. Manusia
tidak dapat melanjutkan kehidupannya, tanpa penyediaan air yang cukup dalam
segi kuantitas dan kualitasnya. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan
pengembangan penataan kota, mengakibatkan juga bertambahnya permintaan
kebutuhan air. Beberapa masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan air
bersih adalah jumlah atau ketersediaan sumber air bersih, pengolahan sumber air
dan sistem pendistribusian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga
dalam hal ini penemuan air dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan
sarana serta prasarana yang tersedia. Sistem penyediaan air dilakukan dengan
sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan itu sendiri dikelola oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan non perpipaan dapat dilakukan
secara mandiri seperti pengalian sumur (Sri Krisnayanti. D, dkk, 2013).
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. Dimana fluida
yang dialirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas. Namun pada saluran
perpipaan sering terjadi hambatan atau gangguan seperti kehilangan energi yang
diakibatkan oleh adanya gesekan/mayor losses atau minor losses yang diakibatkan
oleh perubahan arah, belokan (elbow) dan perubahan penambang pipa (Eswanto,
dkk, 2017).
Namun pada percobaan ini kami melakukan pengamatan kehilangan energi
pada belokan atau elbow. Elbow atau belokan merupakan suatu piranti
(sambungan pipa) yang seringkali digunakan pada suatu sistem perpipaan. Dalam
perencanaan suatu sistem aliran, sulit dihindari adanya suatu belokan atau elbow.
Adanya elbow dalam suatu sistem dapat menyebabkan terjadinya kerugian pada
aliran. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan arah aliran fluida yang
melalui saluran atau pipa tersebut (Nurnawaty, dkk, 2020).
Belokan pipa menyebabkan hilangnya energi pada aliran yang cukup besar,
hal ini dikarenakan pada belokan terjadi pemisahan aliran dan turbulensi.
Kerugian pada belokan semakin meningkat dengan bertambah besarnya sudut
belokan. Sudut belokan adalah sudut antara saluran arah masuk aliran terhadap
negatif saluran arah keluar aliran. Losses yang terjadi pada belokan disebabkan
oleh adanya aliran sekunder (twin eddy/pusaran ganda). Ketika fluida bergerak
pada belokan pipa, muncul gaya sentrifugal yang bekerja pada partikel-partikel
fluida. Gaya sentrifugal yang terjadi sebanding dengan kuadrat kecepatan fluida.
Karena kecepatan fluida yang tidak seragam, semakin besar mendekati pusat dan
semakin mengecil mendekati dinding, maka gaya sentrifugal yang bekerja pada
tengah arus jauh lebih besar dari pada gaya sentrifugal pada lapisan batas.
Akibatnya muncul vortex atau swirl yang menyebabkan rotasi fluida dan
menghasilkan aliran sekunder.
Dengan mengetahui kerugian energi pada suatu sistem yang memanfaatkan
fluida mengalir sebagai media, akan menentukan tingkat efisiensi penggunaan
energi. Pemakaian variasi sudut belokan menyebabkan perubahan pada head
losses dan pressure drop. Semakin besar sudut belokan, nilai head losses dan
pressure drop yang dihasilkan semakin besar. Head losses dan pressure drop
paling kecil terjadi pada sudut 300. Pressure drop pada posisi vertical inlet tangent
menunjukkan beberapa perbedaan yang signifikan pada pipa vertikal. Karena
adanya elbow yang menyebabkan aliran inlet terhambat sehingga menaikkan
tekanan dan jumlah fase liquid pada vertical inlet riser dan perbedaan struktur dari
flow regime dibandingkan dengan pipa vertikal lurus tanpa adanya gangguan
belokan (Mustakim, dkk, 2013).
Oleh karena itu, kami dari kelompok 6 (enam) melakukan praktikum di
Laboratorium Keairan dan Teknik Lingkungan Universitas Halu Oleo agar dapat
menentukan kehilangan energi yang diakibatkan oleh pengaruh gesekan dan
menentukan hubungan antara (H1 ukur) dan (H1 hitung).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum dari Percobaan Kehilangan Energi Pada Belokan
Dan Sambungan adalah :
1. Untuk menentukan kehilangan energi yang diakibatkan oleh pengaruh
gesekan dan pengaruh lokal.
2. Untuk menentukan koefisien pengaliran (Cd) dengan bilangan Reynold (Re)
pada aliran yang melalui pipa pengamatan.
3. Untuk menentukan hubungan antara (H1 ukur) dan (H1 hitung).

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat praktikum dari Percobaan Kehilangan Energi Pada
Belokan Dan Sambungan adalah :
1. Dapat menentukan kehilangan energi yang diakibatkan oleh pengaruh
gesekan dan pengaruh lokal.
2. Dapat menentukan koefisien pengaliran (Cd) dengan bilangan Reynold (Re)
pada aliran yang melalui pipa pengamatan.
3. Dapat menentukan hubungan antara (H1 ukur) dan (H1 hitung).

Anda mungkin juga menyukai