Anda di halaman 1dari 7

JURNAL NASIONAL

MEKANIKA FLUIDA

Disusun Oleh:

Renold Yanspri Pratama


21410013

DOSEN : DR. Ligal Sebastian,S.T.,M.SI / KH. Rizal, S.T

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS PALEMBANG
APLIKASI MEKANIKA FLUIDA PADA
INSTALASI SALURAN AIR DI RUMAH

Renold Yanspri Pratama


21410013

Abstract
Selain memberikan banyak manfaat, air juga dapat memberikan dampak yang
negatif jika pengolahannya tidak dilakukan secara baik. Hal ini lebih terfokus pada sistem
instalasi pengairan atau lebih dikenal dengan istilah drainase yang dilakukan oleh manusia,
baik pada instalasi drainase di tempat umum maupun instalasi drainase di rumah-rumah.
Pengairan yang kurang baik membuat air terbuang secara tidak baik sehingga menyebabkan
kerugian misalnya kerusakan bahan bangunan oleh tetesan air yang merembes di pipa. Oleh
sebab itu, pemasangan instalasi drainase harus menggunakan perhitungan yang baik untuk
mengurangi dampak negatif yang terjadi. Dalam ilmu fisika, cabang ilmu yang cocok untuk
mengevaluasi apakah instalasi drainase telah dikatakan baik adalah Mekanika Fluida. Hal ini
karena mekanika fluida merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari keseimbangan dan
gerakan gas maupun zat cair serta gaya tarik dengan benda di sekitarnya yang dilalui saat
mengalir serta membahas hukum keseimbangan dan gerakan fluida dan aplikasinya untuk
hal-hal yang praktis. Adapun sasaran pokok dari cabang ilmu ini adalah aliran fluida yang
dikelilingi oleh selubung, seperti misalnya aliran di dalam saluran-terbuka dan tertutup. Oleh
sebab itu, penulis akan memaparkan bagaimana pengaplikasian ilmu mekanika fluida dalam
memasang dan mengurangi dampak negatif terhadap pemasangan saluran air yang ada di
rumah kita

1.Pendahuluan
Dasar teori mekanika fluida dan hidrolika kemudian menjadi baku setelah Daniel Bernoulli
dan Leonhard Euler memperkenalkan ilmunya dalam abad XVIII. Kemudian Nikolai Joukowski yang
interest dalam hidrolika berhasil menggabungkan hasil-hasil experimen dengan teori-teori yang telah
ada sehingga bermanfaat untuk keperluan penelitian dan aplikasi. Yang paling menarik dari
penemuan Joukowski adalah teori tentang WATER HAMMER yang menyebabkan saluran-saluran
pecah karena alat-alat ditutup mendadak (VALVE ; TURBINE GATES ; FAUCET) dan berbagai kasus
dalam bangunan air; seperti teori aliran airtanah ( GROUND WATER = PERCOLATION THEORY ). Oleh
sebab itu, Mekanika fluida dijadikan sebagai objek dan media yang memiliki partikelpartikel dengan
berbagai ragam gerakan relatifnya untuk meneliti baik atau tidaknya aliran fluida yang terjadi pada
instalasi drainase yang dibuat di rumah.
Melihat sejarah dan pemanfaatannya, Mekanika Fluida merupakan cabang ilmu fisika yang
tepat karena pada cabang keilmuan ini terdapat percabangan lagi yang membahas secara spesifik
mengenai fluida, yakni Hidromekanika dan Hidrolika. Hidromekanika mempelajari keseimbangan
dan gerakan gas maupun zat cair serta gaya tarik dengan benda di sekitarnya yang dilalui saat
mengalir, sedangkan Hidrolika membahas hukum keseimbangan dan gerakan fluida dan aplikasinya
untuk hal-hal yang praktis. Kedua percabangan Mekanika Fluida ini memiliki sasaran pokok yakni
aliran fluida yang dikelilingi oleh selubung, seperti aliran di dalam saluran-terbuka dan tertutup.
Contohnya yaitu aliran pada sungai, terusan, cerobong dan pipa saluran, nozzle serta komponen
mesin hidrolik.
Meskipun para fisikawan telah menemukan metode dan alat yang tepat, kendala dalam
pengaplikasian instalasi drainase tetap saja ditemukan. Ini karena air merupakan fluida yang
tentunya memiliki sifat khas fluida, yakni zat cair cenderung untuk mengumpul dan membentuk
tetesan ( apabila jumlahnya sedikit ) dan jika dalam volume yang banyak ia akan membentuk muka -
bekas ( FREE SURFACE ). Sifat penting lainnya dari zat-cair, perubahan tekanan dan temperatur
hampir atau sama sekali tak berpengaruh terhadap volume; sehingga dalam praktek zat cair
dianggap bersifat INCOMPRESSIBLE. Ditambah lagi, aliran air dalam pipa merupakan Aliran Saluran
Tertutup (Pipe Flow) yang cenderung memiliki aliran yang jauh lebih cepat dari Aliran Saluran
Terbuka (Open Channel Flow) karena memiliki luas penampang yang berbeda sesuai dengan asas
Bernoulli. Ini menyebabkan rentannya instalasi drainase yang dibuat untuk mengalami kerusakan
sehingga dalam skala yang besar akan merugikan masyarakat, terutama untuk instalasi drainase di
tempat umum.
Dalam skala kecil, ketidakakuratan pada perhitungan saat instalasi mengakibatkan air tidak
mengalir secara maksimal karena berkurang oleh kebocoran yang terjadi. Kebocoran tersebut
mengakibatkan ketidaknyamanan bagi penghuni karena air akan merembes dan merusak barang-
barang yang tidak tahan air. Bahkan, kesalahan dalam perhitungan untuk memasang saluran
drainase juga mengakibatkan dampak yang besar dalam skala yang lebih besar. Ini karena jika
saluran drainase mampet akan mengakibatkan air buangan tidak terbuang secara lancar bahkan
cenderung terhambat sehingga akan mengakibatkan banjir dan sumber penyakit bagi manusia.
Dalam hal ini, kita memerlukan pengaplikasian mekanika fluida dalam mengevaluasi instalasi yang
dibuat.

2. Metode Penyusunan Jurnal


Pemaparan materi pada jurnal ini murni menggunakan metode studi pustaka. Ide dan
pemaparan dari tiap materi yang ada dikembangkan melalui beberapa referensi, baik melalui
jurnaljurnal yang telah dipublikasikan di internet maupun melalui situs yang tersedia di search
engine sehingga materi yang disampaikan merupakan rangkuman dari beberapa penelitian yang
dikumpulkan lalu diikhtisarkan dalam sebuah kesatuan materi yang berkesinambungan. Oleh sebab
itu, jurnal ini merupakan pengembangan aplikasi terhadap materi yang berasal dari teori dan
penelitian yang telah ada sehingga data yang dirangkumkan telah teruji.

3. Hasil dan Pembahasan


Menurut teori hidrolika, fluida adalah suatu kontinyum (CONTINUUM) yakni suatu bahan
yang bersifat kontinyu, berusaha menempati seluruh ruangan, dan tanpa ada yang kosong. Oleh
karena itu, struktur molekuler dapat diabaikan sehingga fluida dengan partikel yang sangat kecil
sekalipun mesti terbentuk dari molekul-molekul yang sangat banyak jumlahnya. Karena fluida selalu
berusaha molor (YIELDS) walaupun tegangannya sangat kecil, ia tak bisa menimbulkan gaya yang
terpusat. Semua gaya-gaya yang diberikan padanya akan didistribusikan merata dalam seluruh
volume (massa) atau searah dengan permukaannya. Jadi gaya luar yang bisa bekerja pada
setiapvolume fluida hanyalah gaya inersia (BODY FORCE) atau gaya permukaan (SURFACE FORCE).
Dalam kehidupan sehari-hari, diperlukan instalasi yang tepat sehingga pada saat digunakan
dapat meminimalkan terjadinya kebocoran yang disebabkan oleh sifat unik dari fluida. Berikut
adalah salah satu contoh gambar untuk instalasi drainase yang dapat diaplikasikan di rumah.
Pada instalasi ini, banyak dipakai sambungan yang berfungsi untuk membelokkan atau
membagi aliran menjadi bercabang. Pembagian aliran fluida pada percabangan sendiri adalah suatu
proses irreversibel dimana irreversibilitas ini di dalam aplikasi teknik akan menurunkan unjuk kerja
dari sistem. Selama fluida mengalir melalui pipa banyak terjadi rugi tekanan yang disebut rugi
tekanan Major (Major Head loss) dan rugi tekanan Minor (Minor Head loss) (Mechanical Engineering
Laboratory Spring Quarter, 2003). Kerugian major adalah rugi tekanan yang terjadi karena gesekan
fluida dengan dinding pipa dan kerugian minor adalah kerugian akibat fluida melewati sambungan.
Aliran fluida yang terjadi pada instalasi ini adalah aliran turbulen. Aliran turbulen
mempunyai koefisien gesek yang lebih tinggi dibandingkan dengan aliran laminar, tingginya koefisien
gesek berpengaruh secara langsung pada besarnya penurunan tekanan dan pada akhirnya besarnya
energi yang diperlukan untuk mengalirkan fluida (Indartono, 2006). Aliran ini mengalami regangan
yang sebanding dengan VELOCITY GRADIENT dalam arah ⊥ aliran fluida, yang dapat ditulis secara
matematis melalui persamaan

Apabila fluida mengalir melalui suatu percabangan maka akan terjadi separasi yang
mengakibatkan terjadinya kerugian tekan. Menurut (Dwiyantoro, 2004), Adanya percabangan pada
aliran fluida incompressible berakibat terganggunya aliran karena adanya separasi yang
menyebabkan kerugian dari tekanan total. Kerugian ini terjadi karena adanya tegangan geser pada
luas penampang. Bila tegangan geser merata pada luas penampang (S) maka regangan geser total
(gaya gesek) yang bekerja padaluasan tersebut adalah :

Untuk Separasi dan Head loss pada pipa bengkok (Study of the Separated and Total Losses in
Bend) telah diteliti oleh (Salem et-all, 2003): Bahwa kerugian gesek mayor mempunyai pengaruh
signifikan pada kerugian gesekan total ketika perbandingan bend curvatur radius (r) dibanding bend
diameter (D) diatas 0,92 dan koefisien kerugian dan separasi paling besar jika arah aliran berubah
secara tajam dan radius curvature sama dengan nol.

Separasi yang terjadi pada percabangan pipa mengakibatkan aliran menjadi turbulen,
sehingga koefisien gesek menjadi tinggi dan menyebabkan penurunan tekanan yang akan
berpengaruh pada energi yang dibutuhkan untuk Pompa. Seberapa besar pengaruh variasi sudut
terhadap koefisien kerugian pada percabangan pipa. Dalam hal ini juga, terdapat perbandingan
gaya-gaya yang disebabkan oleh gaya Inersia, gravitasi, dan kekentalan yang dikenal sebagai
bilangan Reynolds (Re) yang dinotasikan dengan :

V : kecepatan rata-rata aliran


l : Panjang aliran tertutup
v : Viskositas kinematik (m2 s ).
Kekasaran pipa juga mempengaruhi aliran yang dialami oleh fluida pada saluran yang dinotasikan
dengan :

Untuk mempermudah mengetahui kerugian akibat percabangan pipa, kita dapat


menggunakan penelitian terhadap dividing derajat pipa sebagai acuan penilaian. Adapun penelitian
koefisien kerugian yang dilakukan pada pipa berdividing 45 tersaji dalam tabel 1. Pada bagian ini
juga, terlampir contoh perhitungan untuk menentukan nilai k yakni sebagai berikut.

Koefisien kerugian total adalah penjumlahan antara koefisien kerugian tiap cabang. Dari
hasil penelitian menunjukan hasil yang sedikit berbeda, tetapitren grafik sudah menyerupai.
Koefisien kerugian total paling besar diperoleh pada dividing 90◦ , kemudian 60◦ dan 45◦ . Hal ini
disebabkan besarnya sudut percabangan yang mengakibatkan semakin besar tahanannya.
Semakin besar sudut percabangan mengakibatkan semakin besar kerugian tekanan yang
mengakibatkan nilai koefisien akan bertambah besar. Dari hasil penelitian sebelumnya juga
menunjukan pernyataan yang sama. Bahkan dalam tabel kedua, hasil yang diperoleh dari penelitian
yang dilakukan nilainya sudah mendekati.

Meskipun data yang ditampilkan akurat, tak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi perbedaan
ketika dilakukan kedua kalinya. Adapun perbedaan yang terjadi disebabkan oleh :

• Jenis pipa uji yang digunakan dalam penelitian.


• Jenis fluida
• Pengukuran yang kurang presisi akibat dari fluktuasi tekanan.
• Variasi bilangan Re

Meskipun telah mengetahui tingkat kerugian dalam percabangan pipa, kita harus tetap
memperhatikan sifat volmue atur pada fluida. Ini karena fluida berusaha menjaga kekekalan massa,
laju perubahan terhadap waktu dari massa kandungan volume atur ditambah dengan laju netto
aliran massa melalui permukaan atur sehingga nilainya harus sama dengan nol. Adapun persamaan
matematis yang menganalisa kecepatan volume atur fluida, yakni:

Sesungguhnya, hasil yang sama mungkin dapat diperoleh secara lebih langsung dengan
menyamakan laju aliran massa ke dalam dan keluar volume atur dengan penumpukan atau
pengurangan massa di dalam volume atur. Namun demikian, fakta bahwa teorema transport
Reynolds berlaku dalam kasus sederhana yang mudah dimengerti ini kembali menambah keyakinan
kita. Keyakinan ini akan sangat membantu kita dalam mengembangkan pernyataan volume atur
untuk prinsip-prinsip penting lainnya. Dalam hal ini, tujuan yang ingin dicapai dalam penciptaan
instalasi drainase ini adalah menciptakan suatu volume atur yang tepat untuk digunakan adalah yang
tetap dan tidak berdeformasi. Dalam matematika, keadaan ini dapat dinotasikan dengan kombinasi
persamaan sehingga didapat :

4.Kesimpulan
Melalui paparan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa konsep Mekanika Fluida sangat
tepat untuk diterapkan guna memasang dan mengurangi dampak negatif terhadap pemasangan
saluran air yang ada di rumah kita. Oleh sebab itu, perancang model instalasi drainase harus
menguasai konsep Mekanika Fluida dalam mengevaluasi baik atau tidaknya sebuah instalasi drainase
yang telah ia buat. Ini dimaksudkan agar meminimalisasi kesalahan pada pemasangan instalasi
drainase serta cabang keilmuan ini dapat diaplikasikan dalam skala yang lebih besar, baik untuk
keilmuan teknik seperti perpabrikan maupun dalam konservasi alam seperti saluran irigasi yang tidak
mencemari lingkungan.
5. Daftar Pustaka
References
[1] Ichwan Ridwan Nasution, 2005. ”Aliran Seragam pada Saluran Terbuka pada Teori dan
Penyelesaian Soal-soal”, e-USU Repository Universitas Sumatera Utara

[2] Modul mengenai Hukum Dasar Mekanika Fluida (diunduh pada situs http://www.google.com)

[3] Bar-Meir, Genick, 2013 . Fundamental of Compressible Mechanic Fluid, North Washtenaw Ave
Chicago, IL 60645

[4] Muchsin dan Rachmat Subagyo. 2011. Kaji Eksperimental Koefisien Kerugian pada Percabangan
Pipa dengan Sudut 45◦ , 60◦ , dan 90◦ , Jurnal Mekanikal, Vol. 2 No. 2: 181-188

[5] Modul mengenai Pengenalan Hidromekanik dan Hidrolika (diunduh pada situs
http://www.google.com)

Anda mungkin juga menyukai