Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan persedian air yang melimpah, selain untuk
memenuhi kebutuhan primer juga dapat digunakan sebagai peranan penting lainnya.
Dalam pemenuhan air, manusia melakukan berbagai upaya untuk mendapatkannya.
Sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan
(Nurnawaty & Sumardi, 2020).
Fluida adalah suatu zat alir yang dapat mengalami perubahan bentuk secara
kontiniu (terus-menerus) dan apabila diberi tegangan geser sekecil apapun akan
mengalami pergeseran. Kata Fluida mencakup zat cair dan gas, karena kedua zat ini
dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak
dapat digolongkan ke dalam fluida karena tidak bisa mengalir. Fluida yang di alirkan
melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan bisa lebih besar atau lebih kecil
dari tekanan atmosfer (Aprizal, 2015).
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. Secara umum
Sistem pipa dapat diartikan sebagai bagian utama suatu sistem yang menghubungkan
titik dimana fluida disimpan ke titik pengeluaran semua pipa baik untuk
memindahkan tenaga atau pemompaan harus dipertimbangkan secara teliti. Sistem
perpipaan terbagi atas 4 macam, diantaranya pipa hubungan seri, pipa kombinasi,
pipa bercabang, pipa tertutup (Loop) (Aprizal, 2015).
Pemipaan adalah suatu sistem pemasangan pada suatu instalasi atau konstruksi
pipa suatu pabrik atau kilang. Salah satu komponen yang penting pada sistem
perpipaan adalah katup. Jika sistem perpipaan memiliki banyak percabangan yang
lebih banyak maka akan memperbesar rugi alirannya, selain itu aliran yang semula
dalam keadaan laminar pada saat melalui pipa lurus yang koefisien geseknya besar
akan berubah menjadi aliran turbulen. Kondisi aliran turbulen inilah yang dapat
merugikan dalam sistem perpipaan tersebut akan menimbulkan getaran dan juga
pengelupasan dinding pipa (Nurnawaty & Sumardi, 2020).
Selain itu, akibat yang paling mendasar dengan adanya kerugian aliran ialah
dapat menyebabkan besarnya energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan aliran
fluida yang berdampak meningkatnya penggunaan listrik pada mesin penggerak
fluida. Selain itu, kehilangan tinggi tekanan merupakan faktor yang perlu
diperhatikan karena apabila kehilangan tinggi tekanan cukup besar dapat
mengakibatkan tidak terdistribusinya air dengan baik (Muhfari, 2002).
Percabangan pipa banyak digunakan dalam sistem perpipaan di industri,
pertambangan, dan distribusi air minum. Rangkaian pipa- pipa tersebut didesain
sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan akan pendistribusian fluida.
Berbagai jenis dan sudut percabangan pipa dalam sistem perpipaan akan
menghasilkan distribusi aliran yang berbeda-beda. Pada saat ini sistem pemipaan
sangat banyak digunakan, baik untuk industri besar ataupun industri yang kecil sistem
pemipaan selalu dipakai. Penggunaan pipa banyak digunakan oleh umum, baik
perusahaan-perusahaan sebagai pendistribusian air minum, minyak maupun gas bumi.
Demikian juga dengan kebutuhan air pada rumah tangga, penggunaan pipa ini paling
banyak digunakan baik untuk penyaluran air bersih maupun sanitasi (Nurcholis,
2008).
Oleh karena itu kami dari kelompok III jurusan Teknik Sipil prodi Rekayasa
Infrastruktur dan Lingkungan, Universitas Halu Oleo melakukan Percobaan Tata Pipa
menggunakan instalasi alat Fluid Friction Apparatus untuk menentukan kehilangan
energi yang diakibatkan oleh pengaruh gesekan dan pengaruh lokal, untuk
menentukan koefisien pengaliran (Cd) dengan Bilangan Reynold (Re) pada aliran
melalui pipa pengamatan, dan untuk menentukan hubungan antara (H1 ukur) dan (H1
hitung).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum Percobaan Tata Pipa adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana menentukan kehilangan energi yang diakibatkan oleh pengaruh
gesekan dan pengaruh lokal?
2. Bagaimana menentukan koefisien pengaliran (Cd) dengan bilangan Reynold
(Re) pada aliran yang melalui pipa pengamatan?
3. Bagaimana menentukan hubungan antara (H1 ukur) dan (H1 hitung)?
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum Percobaan Tata Pipa adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan kehilangan energi yang diakibatkan oleh pengaruh gesekan
dan pengaruh lokal.
2. Untuk menentukan koefisien pengaliran (Cd) dengan bilangan Reynold (Re)
pada aliran yang melalui pipa pengamatan.
3. Untuk menentukan hubungan antara (H1 ukur) dan (H1 hitung).

1.4 Manfaat Percobaan


1.4.1 Untuk Diri Sendiri
Manfaat untuk diri sendiri yaitu untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
mengenai tata pipa, yang terkhusus pada bidang yang ditekuni sehingga nantinya
dapat terlaksana saat di lapangan baik faktor yang mempengaruhi kehilangan energi
didalam pipa dan juga penerapannya untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di
kehidupan sehari-hari dan juga sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
hidrolika dan saluran terbuka.

1.4.2 Untuk Umum


Manfaat khalayak umum adalah memberikan informasi dan edukasi yang lebih
luas tentang pemanfaatan dan perencanaan tata pipa sehingga dapat mengatasi
permasalah dan mampu melakukan perencanaan perpipaan dengan baik dan benar
serta dapat menghindari kesalahan dalam perencanaan tata pipa.

1.4.3 Untuk Ilmu Pengetahuan


Manfaat untuk ilmu pengetahuan yaitu dapat mengetahui kehilangan energi
yang diakibatkan oleh gesekan dinding pipa dan akibat mendasar dalam kerugian
tersebut dan juga agar bisa menjadi dasar referensi bagi khalayak orang dan bentuk
keterampilan serta media pembelajaran yang akan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari atau di aplikasikan saat turun di dunia kerja.

1.4.4 Untuk Instansi


Manfaat untuk instansi yaitu agar hasil dari praktikum ini dapat digunakan
sebagai bahan dasar dalam pengembangan dan perancangan tata pipa.

Anda mungkin juga menyukai