Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air bersih merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, sehingga
ketersediaan air bersih sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Pengaruh dari
ketersediaan air bersih tidak hanya pada kebutuhan rumah tangga, tetapi berpengaruh
pada sektor sosial, ekonomi, maupun fasilitas umum, seiring dengan tingkat
pertumbuhan penduduk. Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut manusia melakukan
berbagai upaya untuk mendapatkannya.
Dalam hal ini pemenuhan air bersih yang akan dikonsumsi, baik untuk air
minum maupun untuk kebutuhan lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara,
disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Sistem penyediaan air dilakukan
dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan itu sendiri dikelola
oleh (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara
individu maupun kelompok. Meningkatnya pertumbuhan penduduk, berkaitan erat
dengan terjadinya kepadatan penduduk yang mempengaruhi aktifitas, perkembangan
dalam segi ekonomi, sosial, dan pengembangan fasilitas umum, sehingga tingkat
kebutuhan air bersih akan meningkat pula. Dimana salah satu permasalahan yang
sering terjadi yaitu kerusakan pada pipa, ataupun komponen lainnya yang menbuat
turunnya tingkat pelayanan air bersih. Namun pada kenyataannya kualitas dan
kuantitas sumber air berbanding terbalik dengan peningkatan pertumbuhan
penduduk, khususnya di daerah pedesaan (Oemiati, Kimi, and Anggraini 2021).
Dimana pada dunia industri debit aliran fluida yang mengalir di sebuah pipa
tertutup sangatlah penting untuk diketahui. Oleh karena itu, pentingnya alat ukur
debit aliran fluida untuk mengukur debit aliran pada fluida yang terjadi di pipa.
Fluida terutama air dan gas merupakan zat yang tidak bisa lepas dari dalam
kehidupan kita sehari-hari, saat ini kualitas daya dukung lingkungan semakin
menurun ketersediaan air yang dapat langsung dikonsumsi dan alam juga semakin
berkurang. Keadaan ini juga diikuti oleh menurunnya tekanan-tekanan air ke seluruh
daerah pelayanan sehingga konsumen mempergunakan berbagai cara untuk
memperoleh air sesuai dengan keinginannya.
Komponen utama dari sistem distribusi air bersih khususnya sebagai air
minum suatu perkotaan adalah system jaringan pipa.Percabangan pipa banyak
digunakan dalam sistem perpipaan di industri, pertambangan, dan distribusi air
minum. Rangkaian pipa- pipa tersebut didesain sedemikian rupa sehingga mampu
memenuhi kebutuhan akan pendistribusian fluida. Berbagai jenis dan sudut
percabangan pipa dalam sistem perpipaan akan menghasilkan distribusi aliran yang
berbeda-beda (Nelwan et al., 2013).
Orifice Discharge merupakan sebuah peralatan laboratorium untuk percobaan
pengukuran debit aliran yang melalui lubang. Lubang pada peralatan Orifice
Discharge ini terletak di bawah tabung silinder yang terbuat dari aklirik. Lubang
dibawah tabung tersebut terbuat dari bahan alumunium berupa piringan dengan
diameter lubang 12 mm (Kuncoro,Y.T, et al., 2013).
Suatu Orifice yang telah ditentukan baik jenis, bentuk maupun letak
posisinya. Tipe Orifice itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut ukurannya yaitu
Orifice kecil dan Orifice besar. Menurut bentuknya yaitu orifice berbentuk lingkaran,
Orifice berbentuk segitiga dan Orifice berbentuk segiempat bujur sangkar. Menurut
bentuk ujungnya yaitu lancip dan berupa bukit. Menurut sifat Discharge yaitu
Orifice tercelup Sebagian dan Orifice tercelup seluruhnya, (Abdul Ghofur, 2001).
Salah satu contoh penerapan Orifice Discharge dalam bidang teknik sipil
adalah pembuatan bendungan. Bendung adalah suatu bangunan air dengan
kelengkapan yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk
meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air dapat
disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya.
Oleh karena itu, kami dari kelompok IV (empat) Program Studi Rekayasa
Infrastruktur dan Lingkungan melakukan praktikum Hidrolika dan Saluran Terbuka
pada percobaan Orifice Discharge bertempat di Laboratorium Keairan dan Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo untuk mengetahui laju aliran,
perbandingan antara hasil percobaan dan perhitungan, untuk menentukan koefisien
laju aliran serta dapat mengaplikasikan ilmunya sesuai dengan bidang yang kami
geluti yaitu Teknik Sipil.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan Orifice Discharge adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana menentukan laju aliran ?
2. Bagaimana perbandingan antara hasil percobaan dan perhitungan ?
3. Bagaimana menentukan koefisien laju aliran ?
4. Bagaimana hubungan antara ketinggian air dengan kecepatan aliran?
5. Bagaimana hubungan antara kecepatan debit aliran dengan volumetrik
terhadap waktu?

1.3 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan Orifice Discharge adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan laju aliran.
2. Untuk mengetahui membandingkan antara hasil percobaan dan perhitungan.
3. Untuk menentukan koefisien laju aliran.
4. Untuk mengetahui hubungan antara ketinggian air dengan kecepatan aliran.
5. Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan debit aliran dengan volumetrik
terhadap waktu.

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat praktikum hidrolika dan saluran terbuka ini pada percobaan
Orifice Discharge adalah sebagai berikut:
1. Dapat menentukan laju aliran.
2. Dapat membandingkan antara hasil percobaan dan perhitungan.
3. Dapat menentukan koefisien laju aliran.
4. Dapat mengetahui hubungan antara ketinggian air dengan kecepatan aliran.
5. Dapat mengetahui hubungan antara kecepatan debit aliran dengan volumetrik
terhadap waktu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fluida
Fluida sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dimana tanpa kita sadari
setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, bahkan terapung atau tenggelam di
dalamnya, setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung
diatasnya. Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air
dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras
atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. Semua zat cair itu dapat
dikelompokan kedalam fluida karena sifatnya yangdapat mengalir dari satu tempat
ketempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat
mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh
udara yang berpindah dari satu tempat ketempat lain. Fluida merupakan salah satu
aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya,
meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya, (Ainul Guhri,2014).
Dalam keseharian pada temperatur normal bentuk dari suatu bahan umumnya
bagi menjadi tiga sifat, yaitu: zat padat, zat cair, dan zat gas, walaupun ada pula yang
mempunyai sifat ganda. Sebuah zat padat umumnya mempunyai bentuk tertentu dan
bila dilihat dari struktur molekulnya, zat padat memiliki jarak antar molekul yang
lebih rapat serta gaya kohesian tarmolekul yang lebih besar dibandingkan zat yang
lainnya sehingga zat padat tidak mudah berubah bentuk. Sedangkan zat cair dan zat
gas (yang merupakan suatu jenis fluida) umumnya mempunyai bentuk ditetapkan
oleh tempatnya masing-masing (di mana wadah tersebut biasanya dibuat dari zat
padat) dan bila dilihat dari struktur molekulnya. Dari penyataan diatas bahwa fluida
itu merupakan suatu zat yang dapat dengan dah berubah bentuk tergantung dari
tempat fluida itu berada. Viskositas merupakan suatu sifat fluids yang mendasari
diberikannya tahanan terhadap gangan geser oleh fluida tersebut. Fluida yang
mengalir didefinisikan sebagai fluida yang continuum, fluida dianggap sebagai
kumpulan molekul yang bergabung secara keseluruhan dan tidak dilihat atau
dianalisa secara molekul (Ainul Guhrri, 2014).
2.1.1 Jenis-Jenis Aliran Fluida
1. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau
ada dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida
tersebut atau bisa dikatakan bahwa prtikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan
kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Contoh fenomena fluida
statis yang diam secara sederhana sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai
gaya oleh gaya apapun,seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan
air tersebut bergerak.
Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki
kacepatan seragam pada tiap partikel diberbagai lapisan dari permukaan sampai dasar
sungai. Cairan yang berada didalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang
sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri di imbangi dengan gaya
dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M
menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada
seluruh permukaan bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis),
pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya kebawah oleh
akibat berat cairan dalam kolom tersebut (Arianto, 2010).

2. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah (biasa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai
kecepatan yang konstan pada waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan
volume), tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran) (Arianto, 2010).

2.1.2 Jenis - Jenis Aliran


Aliran merupakan sebuah keadaan dimana suatu benda, umumnya air dan gas
berjalan melalui sebuah wadahnya dengan kecepatan tertentu, banyak faktor yang
mempengaruhi kecepatan fluida pada saat mengalir tersebut, semisal kerapatan jenis
fluida tersebut dan luas dari wadah yang dilaluinya, karena hal tersebut sangat terkait
satu sama lainnya. Lebih jauh lagi setelah mengetahui luas permukaan dan kecepatan
fluidanya, kita bias mencari tahu berapa besar bilangan reynold yang ada pada titik-
titik wadah yang akan ditinjau, sehingga bias ditentukan seberapa besar bilangan
reynoldnya. Air yang mengalir, gas yang mengalir, begitu juga dengan substansi lain
yang biasa disebut fluida, dapat terjadi akibat dari adanya perbedaan tekanan. Dalam
kehidupan sehari-hari banyak dijumpai fluida yang mengalir. Air dalam pipa PDAM
keluar melalui keran sampai minuman dalam gelas yang diaduk dengan sendok
merupakan contoh dari aliran fluida yang selama ini kita manfaatkan untuk
kebutuhan manusia. Dalam aliran fluida semacam itu terdapat fenomena yang bisa
dipelajari. Jenis zat, kekentalan (Viskositas), kecepatan aliran menjadi dasar tema
pembicaraan. Berdasarkan karakteristik struktur internal aliran, aliran fluida dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu aliran laminar, turbulen, dan transisi.

1. Aliran Laminer
Seperti pada gambar bahwa partikel-partikel disana mengalir secara simultan
satu sama lainnya dan sama-sama menuju kesatu arah. Hal ini disebabkan karena
kondisi lapisan-lapisan dari masing-masing partikel yang mengalir membentuk garis
sejajar dan tidak berpotongan satu sama lainnya, aliran seperti ini biasanya terjadi
pada aliran rendah (Saleh, 2018).

Gambar 2.1 Aliran Laminer


(Sumber: Saleh, 2018)
2. AliranTurbulen

Gambar 2.2 Aliran Turbulen


(Sumber: Saleh, 2018)
Jenis saliran yang kedua adalah aliran turbulen. Aliran jenis ini keadaan
partikel-partikelnya semua bergerak acak dan tidak sinergis menuju kepada satu arah
saja, melainkan memiliki arah masing-masing yang bahkan banyak yang berlawanan
arah. Hal ini terjadi karena partikel alirannya bergerak tidak stabil dengan kecepatan
berubah-ubah dan pada kecepatan yang relative tinggi sehingga alirannya
bertabrakan dengan dinding wadah dan menuju arah yang tidak seharusnya.

3. Aliran Transisi

Gambar 2.3 Aliran Transisi


(Sumber: Saleh, 2016)

Aliran transisi adalah aliran perubahan dari aliran laminar menuju turbulen
yang terjadi pada besaran bilangan reynold antara 2300-4000 (2300<Re<4000),
(Arandityo, 2012).

2.2 Debit Aliran


Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir pada suatu titik keluaran (outlet)
tertentu dalam satuan volume per waktu. Debit aliran dihasilkan dari data tinggi
muka air dan data kecepatan arus sungai pada suatu penampang di titik keluaran pada
suatu daerah tangkapan air.
Debit aliran fluida merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung
kecepatan aliran fluida, yaitu sebagai berikut :

V …Pers (2.1)
Q=
T
Kemudian dari persamaan kontinuitas akan didapat luas bukaan adalah :

1 ...Pers(2.2)
A= π D2
4
Maka kecepatan aliran dalam suatu penampang adalah :
Q
V= ….Pers(2.3)
A
Atau

Q …..Pers(2.4)
V= 1 πD 2
4

Keterangan:
Q = Debit (m3/detik)
v = Volume (m3)
t = Waktu (sekon)
A = Luas penampang aliran(m2)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran fluida (m/detik)

2.2.1 Debit Volumetrik


Pengukuran debit dengan metode volumetrik dilakukan dengan cara mengukur
waktu yang diperlukan untuk mengisi suatu wadah yang sudah diketahui volumenya.
Bila volume wadah tersebut kita sebut sebagai v, dengan demikian sebagai berikut:
(Ginanjar & Hariati, 2015).

....Pers V= ∝ . A bukan .φ.Wtheo (2.5)

Atau
V= Abukaan. μ .w theo
…Pers (2.6)

Untuk mendapatkan nilai koefisien kecepatan maka diketahu rumus sebagai berikut:

W aliran
φ=
W theo …Pers (2.7)
Keterangan :
V = Debit Volumetrik (m2/det)
Waliran = Kecepatan aliran dalam tabung pitot (m/detik)
W theo = Kecepatanaliran statis (m/detik)
A bukaan = Luas bukaan (m2)
α = Koefisien Kontraksi
μ = Koefisien discharge
Φ = Koefisien kecepatan

2.2.2 Debit Teoritis


Debit teoritis merupakan perhitungan debit air berdasarkan rumus perhitungan.
Debit air yang keluar melalui outltet dipengaruhi oleh tinggi tekanan yang
ditampilkan pada manometer. Perubahan tinggi tekanan akan mengakibatkan
perubahan kecepatan aliran, sehingga perubahan kecepatan aliran air ini akan
berpengaruh pula terhadap perubahan debit. Besar aliran air dalam saluran
dinyatakan dalam unit volume per satuan waktu, misalkan meter kubik per detik (
3
m /detik ¿ ,liter per menit (liter/menit), dan lainnya, dan lebih dikenal dengan istilah
debit. Secara sederhana volume air dalam saluran terbuka dapat dihitung dengan cara
menghitung kecepatan rata-rata air yang melewati suatu luasan penampang, yang
dapat dinyatakan dalam persamaan, (Widodo dkk., 2016):

Q = A .v …..pers (2.8)
Keterangan:
Q = Debit (m3/detik)
v = Kecepatan aliran (m/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
Berdasarkan persamaan 1 dan persamaan 2 maka debit air tersebut dapat dituliskan:

1 …..pers (2.9)
Q =√ 2g × π d¿ 2
4
Keterangan:
Q =debit air melalui outlet (m3 /detik)
V =kecepatan aliran air (m/detik)
A =luas penampang (m)
Dd = diameter outlet (m)

2.2.3 Debit Aktual


Debit aktual merupakan debit air yang dihasilkan dari pengukuran volume air
dari outlet dalam waktu tertentu. Pengukuran volume dilakukan air yang keluar dari
outlet. Air ditampung dalam suatu bak volumetrik dan dihitung waktu yang
diperlukan untuk manampung air tersebut dengan menampung menggunakan
stowatch. Untuk mengetahui debit aktual, kita dapat menggunakan rumus:

V ….. pers (2.10)


Q=
T
Keterangan:
Q =Debit air (m3/ detik)
V =Volume air tertampang (m3)
t =Waktu yang diperlukan untuk mengukur volume air (detik)

2.3 KecepatanAliran
Air dialirkan masuk melalui lubang intake pada ujung atas peralatan orifice
discharge kemudian mengisi tabung silinder, mengingat diameter lubang intake lebih
besar dari lubang outlet yang berada pada bagian bawah tabung silinder maka air
secara perlahan-lahan akan mengisi tabung silinder sampai pada batas ketinggian
yang diinginkan. Ketinggian air pada tabung silinder akan sejajar dengan ketinggian
tekanan air pada manometer. Oleh karena itu, tinggi air pada manometer merupakan
beda elevasi (H) antara intake dan outlet. Dengan demikian, kecepatan aliran air yang
melewati lubang outlet dapat ditulis dengan persamaan, (Suhardi, 2019):

V=√ 2 gh ….. pers (2.11)


Keterangan:
V = Kecepatan aliran air (m/detik)
g = Percepatan gravitasi (m/detik2)
h = Tinggi air (m)

2.3.1 Kecepatan Aliran Statis


Kecepatan aliran statis sama halnya denganfluida statis yaitu kecepatan yang
diperoleh dari yang mengalir dalam hal ini adalah aliran air. Ditinjau dari ilmu
hidrolika kecepatan aliran air dibagi menjadi kecepatan laminer, kecepatan transisi
dan kecepatan turbulen.
Aliran laminer memiliki kecepatan yang lebih tumpul, sedangkan kecepatan
alan transisi memiliki kecepatan yang sedang dan kecepatan turbulen memiliki
tepatan yang lebih datar (flat). Tingkat turbulensi dapat ditentukan berdasarkan
kontalan fluida, berat jenis, kecepatan pergerakan partikel itu sendiri, dan geometri
pat fluids mengalir. Rumus persamaan tersebut yaitu:

W aliran =√ 2. g . H pitot
……pers (2.12)

Keterangan:
W aliran = Kecepatan aliran dalam tabung pitot ( m /det)
g = Percepatan grafitasi (m /detik 2 )
h pitot = Ketinggian pada tabung pitot (m)

2.3.2 Kecepatan Aliran Teoritis


Kecepatan aliran secara teoritis merupakan kecepatan yang dapat diperoleh
dengan persamaan konversi energi (persamaan bernoulli) yaitu:

W theo = √ 2. g . h stat ....Pers (2.13)

Keterangan:
W theo = Kecepatan teoritis ( m /det)
g =Percepatan grafitasi (m/ s2)
h stat = Ketinggian (m)

2.4 Kesalahan Relatif


Perhitungan kalibrasi debit dapat dilakukan apabila selisih debit aktual dan
debit teoritis dibandingkan dengan debit aktual menunjukkan rerata kesalahan relatif
Jebih besar dari 5%, dimana debit aktual dalam simulasi ini sebagai standar.
Kesalahan relatif adalah perbandingan antara besarnya pengukuran terhadap harga
yang sebenarnya. Besar kecilnya kesalahan relatif menunjukkan presisi dari alat
ukur. Kesalahan relatif dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

Q aktual−V volumetrik
Kr = x 100 %
Q volumetrik …..pers (2.14)

Keterangan:

Kr =kesalahan relatif (%)


Qact =debit aktual (m3/detik).
V =Volumetrik rerata (m3/detik).
Jika K (%) > 5%, maka dilakukanlah Kalibrasi debit berfungsi untuk
menghitung nilai koefisien kalibrasi (K) antara debit aktual dengan debit hasil
perhitungan dengan persamaan:

Q aktual …..pers (2.15)


K=
Qteoritis
2.5 Aplikasi Orifice Discharge
Penerapan Orifice Discharge yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut:
2.5.1 Gas Alam
Orifice meter adalah alat ukur yang menggunakan orifice plate sebagai
komponen utama dalam pengukuran gas alam. Dalam penggunaan orifice meter yang
difungsikan sebagai pengukuran maka sangatlah penting terlebih dahulu
bengkalibrasi secara empiris. Lempengan orifice sebagai standar pengukuran dan
kalibrasi yang ekstensif telah dilakukan sehingga telah diterima secara luas sebagai
sandar pengukuran fluida. Sebuah orifice dalam pipa ditunjukkan dengan manometer
untuk mengukur penurunan dari perbedaan tekanan dari fluida yang dihasilkan oleh
orifice. Prinsip kerja orifice meter pada dasarnya tergantung pada perbedaan tekanan
yang dihasilkan oleh orifice plate. Pada mulanya aliran gas alam yang melewati pipa
kemudian straightening vanes, yang fungsinya adalah agar putaran dari aliran gas
tersebut lebih beraturan yang kemudian aliran gas tersebut membentur orifice
sehingga terjadi perbedaan tekanan antara aliran sebelum melewati orifice yang kita
sebut dengan up stream dan setelah melewati orifice yang kita sebut down stream.
Pada proses pengukuran dibuat sebuah lubang yang disebut pressure laps dengan
ukuran dan penempatan terukur pada holding device dimana tekanan dari kedua sisi
antara sebelum dan sesudah melewati orifice disensor. Melalui pressure tap inilah
perbedaan tekanan antara tekanan pada tekanan pada up stream (high pressure) dan
down stream (low pressure) disensor oleh sebuah Diferential Pressure Transmitter
(DPT).

Gambar 2.4 Gas Alam


(Sumber : Intan Sagita, 2016)
2.5.2 Bendungan
Orifice meter digunakan untuk mengontrol aliran bendungan banjir dalam
struktur sebuah bendungan. Plat orifice ditempatkan diseberang sungai dalam operasi
normal, air mengalir melalui plat orifice sebagai lubang subtansial besar dari aliran
normal cross. Ketika banjir naik, laju aliran banjir keluar dari plat yang kemudian
hanya dapat melewati aliran yang ditentukan oleh dimensi fisik lubang tersebut. Arus
ini kemudian muncul kembali dibelakang bendungan yang rendah dalam reservoir
sementara, yang perlahan dibuang melalui mulut orifice ketika banjir reda.

Gambar 2.5 Bendungan


(Sumber :Rachmadan, 2013 )
2.5.3 Perpipaan
Orifice paling sering digunakan untuk pengukuran kontinuitas cairan di dalam
pipa. Mereka juga digunakan dalam beberapa sistem sungai kecil untuk mengukur
aliran di lokasi di mana sungai melewati gorong-gorong atau saluran. Hanya
sebagian kecil sungai sesuai untuk penggunaan teknologi sejak piring harus tetap
sepenuhnya terendam yaitu pendekatan pipa harus penuh, dan sungai harus secara
substansial bebas dari puing-puing.
Gambar 2.6 Perpipaan
(Sumber : Sya Bana, 2017 )

2.5.4 Sistem Hidrolik


Hydraulic System atau sistem hidrolik merupakan suatu komponen penggerak
yang mengacu pada fluida hidraulik. Bagi banyak pengguna alat berat, system
tersebut tentu sudah tidak asing, berkat kehadiran dari sistem hidrolik, produktivitas
dapat ditingkatkan sehingga makin efisien dan efektif. Umumnya sistem hidrolik ini
dapat mudah ditemukan pada berbagai macam alat berat, seperti Excavator, bulldozer
frame dan masih banyak lainnya.

Gambar : 2.7 Sistem Hidrolik


(Sumber : Hakim, 2017 )
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu
Adapun waktu pelaksanaan praktukum Orifice Discharge Apparatus adalah
sebagai berikut:
Hari, Tanggal : Sabtu , 12 November 2022
Pukul : 15.00-16.00 WITA

3.1.2 Tempat
Adapun tempat pelaksanaan praktikum pada percobaan Orifice Discharge
adalah di Laboratorium Keairan dan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik,
Universitan Haluoleo, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktium orifice discharge apparatus
sebagai berikut:
1. Basic Hydraulic Bench
Gambar 3.1 Basic Hydraulic Bench
(Sumber : Kelompok 4 RIL, 2022)

Keterangan:
1. Kotak Saklar berfungsi sebagai saklar penghidup Basic Hydraulic Bench.
2. Kran Pengatur Debit berfungsi mengatur besarnya debit yang teralirkan.
3. Sambungan Suplai berfungsi sebagai penyambung antara pompa dan
saluranair.
4. Pompa berfungsi untuk memompa air naik keatas.
5. Drain Cock berfungsi untuk air yang ada pada tangki penampung air
6. Tangki Penampung Air berfungsi sebagai tempat penampungan air.
7. Pipa Luapan berfungsi untuk mengendalikan tinggi air agar tidak meluap.
8. Katup Geser berfungsi sebagai saluran air dari tangki volume trik
ketangkipenampung air.
9. Pengukur Volume Bak berfungsi untuk mengetahui besaran volume
padatangka volumetrik.
10. Tangki Pengukur Volumetrik dengan Saluran berfungsi sebagai tempat
penampungan air pada suatu percobaan.

2. Orifice Discharge Apparatus


Orifice Discharge Apparatus digunakan sebagai alat percobaan.
Gambar 3.2 Orifice Discharge Apparatus
(Sumber : Kelompok 4 RIL, 2022)

3. Selang

Gambar 3.3 Selang


(Sumber : Kelompok 4 RIL, 2022)

4. Stopwatch
Gambar 3.4 Stopwatch
(Sumber : Kelompok 4 RIL, 2022)

5. Lap atau Kanebo

Gambar 3.5 Kanebo


(Sumber : Kelompok 4 RIL, 2022)
6. Mistar

Gambar 3.6 Mistar


(Sumber : Kelompok 4 RIL, 2022)
7. Alat Tulis atau Blanko Data

Gambar 3.7 Blanko Data


(Sumber : Kelompok 4 RIL, 2022)

3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan Orifice Discharge Apparatus
ini adalah air

3.3 Sketsa Alat Uji

7
3

5
8

Gambar 3.8 Orifice Discharge Apparatus


(Sumber : Kelompok 4 RIL, 2022)
Keterangan:
1. Tangki pegangan berfungsi untuk mempermudah pemasangan.
2. Inlet berfungsi untuk menyaring tahanan.
3. Saringan berfungsi untuk menyaring kotoran.
4. Debit nozzle berfungsi untuk meningkatkan kecepatan aliran fluida.
5. Tabung pitot berfungsi untuk meletakan pengukuran tekanan.
6. Pengatur tekanan berfungsi untuk meletakan pengukuran tekanan.

3.4 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan pada percobaan Orifice Discharge adalah
sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan (Basic Hydraulic Bench dan Orifice Discharge
Apparatus).
2. Sambungkan stopkontak Basic Hydraulic Bench dengan sambungan listrik
yang disediakan.
3. Pastikan air yang tersedia didalam tangki bench terpenuhi.
4. Letakkan Orifice Discharge Apparatus diatas Basic Hydraulic Bench.
5. Sambungkan pipa Penghubung Basic Hydraulic Bench dengan Orifice
Discharge Apparatus.
6. Nyalakan alat dengan menekan tombol on pada Basic Hydraulic Bench.
7. Atur debit agar aliran air yang keluar lebih teratur.
8. Arahkan tabung pitot ke arah keluarnya air sehingga air masuk ke dalamtabung
pitot.
9. Hitung Hstat dan Hpisot yang terlihat ditabung pengukuran tekanan.
10. Arahkan tabung pitot ke arah keluarnya air sehingga air masuk ke dalam
dan Hpitot.
11. Hitung volume air dengan waktu tertentu, lakukan sebanyak yang telah
ditentukan.
12. Catat semua hasil pembacaan yang dilakukan.
13. Lakukan terus berulang-ulang sampai yang ditentukan.
14. Matikan alat.
15 Cabut stopkontak
16. Bersihkan alat, kemudian angkat Alat Orifice Discharge Apparatus dan
kembalikan ke posisi semula.

BAB IV
ANALISA DATA

4.1 Data Pengamatan


4.1.1 Hasil Data Pengamatan
Tabel 4.1. Data Pengamatan Percobaan Orifice Discharge
d
percobaan Hstat Hpitot Hair t V orifice d air
Ke-
mm mm cm detik L mm mm
3,42 2 9
1 16,3 16 41,8 5,0 3 12 10
7,1 4 8
5,43 3 10
2 16,5 16 41,8 6,12 4 12 10,5
8,72 5 11,5
7,65 4 11
3 16,5 14,8 41,8 12
9,1 5 11
11,39 6 8
Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2021

4.1.2 Tabulasi Data Pengamatan


Tabel 4.1. Tabulasi Data Pengamatan Percobaan Orifice Discharge
No
h (m) H stat (m) Hpitot (m) t (s) V(m3) d(m)
.
3,42 0,002
1 0,418 0,0163 0,16 5,0 0,003 0,012
7,1 0,004
5,43 0,003
2 0,418 0,0165 0,16 6,12 0,004 0,012
8,72 0,005
7,65 0,004
3 0,418 0,0165 0,148 9,1 0,005 0,012
11,39 0,006
Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2021

4.2 Analisa Perhitungan


4.2.1 Analisa Perhitungan Pada Percobaan 1
1. Perhitungan Debit Aliran
a. Perhitungann debit Aliran dengan volume 2 x 10−3 m³ dengan waktu 3,42s
Diketahui : V = 2 x 10−3 m³
t = 3,42 s
Pertanyaan : Q = . . . .?
Penyelesaian :
V
Q=
t
−3
8 x 10
Q=
3,42
Q = 0,000058 m³/s
b. Perhitungann debit Aliran dengan volume 3 x 10−3 m³ dengan waktu 5,0 s
Diketahui : V = 3 x 10−3 m³
t = 5,0 s
Pertanyaan : Q = . . . .?
Penyelesaian :
V
Q=
t
3 x 10−3
Q=
5,0
Q = 0,000060 m³/s
c. Perhitungann debit Aliran dengan volume 4 x 10−3 m³ dengan waktu 7,1 s
Diketahui : V = 4 x 10−3 m³
t = 7,1 s
Pertanyaan : Q = . . . .?
Penyelesaian :
V
Q=
t
−3
4 x 10
Q =
7,1
Q = 0,000056 m³/s
2. Perhitungan Laju Aliran
Diketahui : H pitot = 0,016 m
g = 9,81 s
Pertanyaan : w aliran = . . . .?
Penyelesaian :
w aliran = √ 2 . g . H stat

= √ 2 .9,81 . 0,0163
= 0, 560 m/s
3. Perhitungan Laju Aliran Teoritis
Diketahui : H stat = 0,0165 m
g = 9,81 s
Pertanyaan : w aliran = . . . .?
Penyelesaian :
w aliran = √ 2 . g . H stat

= √ 2 .9,81 . 0,0165
= 0, 569 m/s

4. Perhitungan Koefisien Konstraksi


a. Perhitungann Koefisien Konstraksi dengan Diameter Aliran Air 0,009
Diketahui : d air = 0,009
d orifice = 0,012

Pertanyaan :∝ = . . . .?
Penyelesaian :
d air
∝=
d orifice
0 , 009²
∝ =
0 , 012²
∝ = 0,563 m²
b. Perhitungann Koefisien Konstraksi dengan Diameter Aliran Air 0,010
Diketahui : d air = 0,010
d orifice = 0,012

Pertanyaan : ∝ = . . . .?
Penyelesaian :
d air
∝ =
d orifice
0 , 010²
∝ =
0 , 012²
∝ = 0,694 m²
c. Perhitungann Koefisien Konstraksi dengan Diameter Aliran Air 0,008
Diketahui : d air = 0,008
d orifice = 0,012

Pertanyaan :∝ = . . . .?
Penyelesaian :
d air
∝ =
d orifice
0 , 008²
∝ =
0 , 012²
∝ = 0,444 m²

5. Perhitungan Luas Buahan Orifice


Diketahui : d = 0,012 m
π = 3,14
Pertanyaan : Abukaan = . . . .?
Penyelesaian :
1
Abukaan = πd
2
4
1
Abukaan = 3,14 (0,012)²
4
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
Abukaan = 0,00011304 m²
6. Perhitungan Luas Aliran Air
a. Perhitungann Luas Aliran Air dengan Koefisien Konstraksi 0,563
Diketahui :∝ = 0,563
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
Pertanyaan : Aaliran = . . . .?
Penyelesaian :
Aaliran = ∝ . Abukaan
Aaliran = 0,563 . 1,131 x 10−4
Aaliran = 6,365 x 10−5 m²
b. Perhitungann Luas Aliran Air dengan Koefisien Konstraksi 0,694
Diketahui :∝ = 0,694
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²

Pertanyaan : Aaliran = . . . .?
Penyelesaian :
Aaliran = ∝ . Abukaan
Aaliran = 0,694 . 1,131 x 10−4
Aaliran = 7,855 x 10−5 m²
c. Perhitungann Luas Aliran Air dengan Koefisien Konstraksi 0,444
Diketahui :∝ = 0,444
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²

Pertanyaan : Aaliran = . . . .?
Penyelesaian :
Aaliran = ∝ . Abukaan
Aaliran = 0,444 . 1,131 x 10−4
Aaliran = 5,025 x 10−5 m²

7. Perhitungan Koefisien Kecepatan


Diketahui : w aliran = 0,016 m
w theo = 0,566
Pertanyaan : φ = . . . .?
Penyelesaian :
w aliran
φ =
W theo
0,560
φ =
0,566

φ = 0,991 m/s
8. Perhitungan Koefisien Koefisien Orifice Discharge dengan Koefisien
Konstraksi 0,563 dan Koefisien Kecepatan 0,991
a. Perhitungann
Diketahui : ∝ = 0,694
φ = 0,991
Pertanyaan : μ = . . . .?
Penyelesaian :
μ =∝.φ
μ = 0,563 x 0,991
μ = 0,5573 m³/s
b. Perhitungann Koefisien Orifice Discharge dengan Koefisien Konstraksi
0,694 dan Koefisien Kecepatan 0,991
Diketahui : ∝ = 0,694
φ = 0,991
Pertanyaan : μ = . . . .?
Penyelesaian :
μ =∝.φ
μ = 0,694 x 0,991
μ = 0,6880 m³/s

c. Perhitungann Koefisien Orifice Discharge dengan Koefisien Konstraksi


0,444 dan Koefisien Kecepatan 0,991
Diketahui :∝ = 0,444
φ = 0,991
Pertanyaan :μ = . . . .?
Penyelesaian :
μ =∝.φ
μ = 0,444 x 0,991
μ = 0,4403 m³/s

9. Perhitungan Debit Volumertik


a. Perhitungann Debit Volumertik dengan Koefisien Konstraksi 0,563 dan
Koefisien Kecepatan 0,991
Diketahui : Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
μ = 0,5573
w theo = 0,566
Pertanyaan :V = . . . .?
Penyelesaian :
V = Abukaan . μ . w theo
V = 1,131 x 10−4 m² . 0,5573 . 0,566
V = 3,5626 x 10−5 m³/s
b. Perhitungann Debit Volumertik dengan Koefisien Konstraksi 0,694 dan
Koefisien Kecepatan 0,991
Diketahui : Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
μ = 0,6880
w theo = 0,566
Pertanyaan :V = . . . .?
Penyelesaian :

V = Abukaan . μ . w theo
V = 1,131 x 10−4 m² . 0,6880 . 0,566
V = 4,3982 x 10−5 m³/s
c. Perhitungann Debit Volumertik dengan Koefisien Konstraksi 0,444 dan
Koefisien Kecepatan 0,991
Diketahui : Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
μ = 0,4403
w theo = 0,566
Pertanyaan :V = . . . .?
Penyelesaian :
V = Abukaan . μ . w theo
V = 1,131 x 10−4 m² . 0,4403 . 0,566
V = 2,8149 x 10−5 m³/s

4.2.2 Analisa Perhitungan Pada Percobaan 2


1. Perhitungan Debit Aliran
a. Perhitungann debit Aliran dengan volume 3 x 10−3 m³ dengan waktu 5,43s
Diketahui :V = 3 x 10−3 m³
t = 5,43 s
Pertanyaan :Q = . . . .?
Penyelesaian :
V
Q =
t
−3
3 x 10
Q =
5,43
Q = 0,000552 m³/s

b. Perhitungann debit Aliran dengan volume 4 x 10−3 m³ dengan waktu 6,12s


Diketahui :V = 4 x 10−3 m³
t = 6,12 s
Pertanyaan :Q = . . . .?
Penyelesaian :
V
Q =
t
4 x 10−3
Q =
6,12
Q = 0,000654 m³/s
c. Perhitungann debit Aliran dengan volume 5 x 10−3 m³ dengan waktu 8,72s
Diketahui :V = 5 x 10−3 m³
t = 8,72 s
Pertanyaan :Q = . . . .?
Penyelesaian :
V
Q =
t
−3
5 x 10
Q =
8,72
Q = 0,000573 m³/s

2. Perhitungan Laju Aliran


Diketahui : H pitot = 0,016 m
g = 9,81 s
Pertanyaan : w aliran = . . . .?
Penyelesaian :
w aliran = √ 2 . g . H stat

= √ 2 .9,81 . 0,0163
= 0, 560 m/s

3. Perhitungan Laju Aliran Teoritis


Diketahui : H stat = 0,0165 m
g = 9,81 s
Pertanyaan : w aliran = . . . .?
Penyelesaian :
w aliran = √ 2 . g . H stat
= √ 2 .9,81 . 0,0165
= 0, 569 m/s
4. Perhitungan Koefisien Konstraksi
a. Perhitungann Koefisien Konstraksi dengan Diameter Aliran Air 0,010
Diketahui : d air = 0,010
d orifice = 0,012

Pertanyaan :∝ = . . . .?
Penyelesaian :
d air
∝ =
d orifice
0 , 010²
∝ =
0 , 012²
∝ = 0,694 m²
b. Perhitungann Koefisien Konstraksi dengan Diameter Aliran Air 0,0105
Diketahui : d air = 0,0105
d orifice = 0,012

Pertanyaan :∝ = . . . .?
Penyelesaian :
d air
∝ =
d orifice
0 , 0105²
∝ =
0 , 012²
∝ = 0,766 m²

c. Perhitungann Koefisien Konstraksi dengan Diameter Aliran Air 0,0115


Diketahui : d air = 0,0115
d orifice = 0,012

Pertanyaan :∝ = . . . .?
Penyelesaian :
d air
∝ =
d orifice
0 , 0115²
∝ =
0 , 012²
∝ = 0,918 m²

5. Perhitungan Luas Buahan Orifice


Diketahui : d = 0,012 m
π = 3,14
Pertanyaan : Abukaan = . . . .?
Penyelesaian :
1
Abukaan = πd
2
4
1
Abukaan = 3,14 (0,012)²
4
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
Abukaan = 0,00011304 m²

6. Perhitungan Luas Aliran Air


a. Perhitungann Luas Aliran Air dengan Koefisien Konstraksi 0,694
Diketahui :∝ = 0,694
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²

Pertanyaan : Aaliran = . . . .?
Penyelesaian :

Aaliran = ∝ . Abukaan
Aaliran = 0,694 . 1,131 x 10−4
Aaliran = 7,855 x 10−5 m²
b. Perhitungann Luas Aliran Air dengan Koefisien Konstraksi 0,766
Diketahui :∝ = 0,766
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
Pertanyaan : Aaliran = . . . .?
Penyelesaian :
Aaliran = ∝ . Abukaan
Aaliran = 0,766 . 1,131 x 10−4
Aaliran = 8,655 x 10−5 m²
c. Perhitungann Luas Aliran Air dengan Koefisien Konstraksi 0,918
Diketahui :∝ = 0,918
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²

Pertanyaan : Aaliran = . . . .?
Penyelesaian :
Aaliran = ∝ . Abukaan
Aaliran = 0,918 . 1,131 x 10−4
Aaliran = 0,104 x 10−5 m²

7. Perhitungan Koefisien Kecepatan


Diketahui : w aliran = 0,560 m
w theo = 0,569 s
Pertanyaan : φ = . . . .?
Penyelesaian :
w aliran
φ =
W theo
0,560
φ =
0,569
φ = 0,985 m/s
8. Perhitungan Koefisien Orifice Discharge
a. Perhitungann Koefisien Orifice Discharge dengan Koefisien Konstraksi
0,694 dan Koefisien Kecepatan 0,985
Diketahui :∝ = 0,694
φ = 0,985
Pertanyaan :μ = . . . .?
Penyelesaian :
μ =∝.φ
μ = 0,694 x 0,985
μ = 0,6838 m³/s
b. Perhitungann Koefisien Orifice Discharge dengan Koefisien Konstraksi
0,766 dan Koefisien Kecepatan 0,985
Diketahui :∝ = 0,766
φ = 0,985
Pertanyaan :μ = . . . .?
Penyelesaian :
μ =∝.φ
μ = 0,766 x 0,985
μ = 0,7539 m³/s
c. Perhitungann Koefisien Orifice Discharge dengan Koefisien Konstraksi
0,918 dan Koefisien Kecepatan 0,985
Diketahui :∝ = 0,918
φ = 0,985
Pertanyaan :μ = . . . .?
Penyelesaian :
μ =∝.φ
μ = 0,918 x 0,985
μ = 0,9044 m³/s

9. Perhitungan Debit Volumertik


a. Perhitungann Debit Volumertik dengan Koefisien Konstraksi 0,6838 dan
Koefisien Kecepatan 0,985
Diketahui : Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
μ = 0,6838
w theo = 0,569
Pertanyaan :V = . . . .?
Penyelesaian :
V = Abukaan . μ . w theo
V = 1,131 x 10−4 m² . 0,6838 . 0,569
V = 4,3982 x 10−5 m³/s
b. Perhitungann Debit Volumertik dengan Koefisien Konstraksi 0,766 dan
Koefisien Kecepatan 0,985
Diketahui : Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
μ = 0,7539
w theo = 0,569
Pertanyaan :V = . . . .?
Penyelesaian :
V = Abukaan . μ . w theo
V = 1,131 x 10−4 m² . 0,7539 . 0,569
V = 4,8491 x 10−5 m³/s
c. Perhitungann Debit Volumertik dengan Koefisien Konstraksi 0,918 dan
Koefisien Kecepatan 0,985
Diketahui : Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
μ = 0,9044
w theo = 0,569

Pertanyaan :V = . . . .?

Penyelesaian :
V = Abukaan . μ . w theo
V = 1,131 x 10−4 m² . 0,9044 . 0,569
V = 5,8167 x 10−5 m³/s

4.2.3 Analisa Perhitungan Pada Percobaan 3


1. Perhitungan Debit Aliran
a. Perhitungann debit Aliran dengan volume 4 x 10−3 m³ dengan waktu 7,65s
Diketahui :V = 4 x 10−3 m³
t = 7,65 s
Pertanyaan :Q = . . . .?
Penyelesaian :
V
Q =
t
−3
4 x 10
Q =
7,65
Q = 0,000523 m³/s
b. Perhitungann debit Aliran dengan volume 5 x 10−3 m³ dengan waktu 9,1 s
Diketahui :V = 5 x 10−3 m³
t = 9,1 s
Pertanyaan :Q = . . . .?
Penyelesaian :
V
Q =
t
5 x 10−3
Q =
9,1
Q = 0,000549 m³/s
c. Perhitungann debit Aliran dengan volume 6 x 10−3 m³ dengan waktu 11,3s
Diketahui :V = 6 x 10−3 m³
t = 11,39s
Pertanyaan :Q = . . . .?
Penyelesaian :
V
Q =
t
−3
6 x 10
Q =
11,39
Q = 0,000527 m³/s
2. Perhitungan Laju Aliran
Diketahui : H pitot = 0,0148 m
g = 9,81 s
Pertanyaan : w aliran= . . . .?

Penyelesaian :
w aliran = √ 2 . g . H stat

= √ 2 .9,81 . 0,0148
= 0, 539 m/s

3. Perhitungan Laju Aliran Teoritis


Diketahui : H stat = 0,0165 m
g = 9,81 s
Pertanyaan : w aliran = . . . .?
Penyelesaian :
w aliran = √ 2 . g . H stat

= √ 2 .9,81 . 0,0165
= 0, 569 m/s

4. Perhitungan Koefisien Konstraksi


a. Perhitungann Koefisien Konstraksi dengan Diameter Aliran Air 0,011
Diketahui : d air = 0,011
d orifice = 0,012

Pertanyaan :∝ = . . . .?
Penyelesaian :
d air
∝ =
d orifice
0 , 011²
∝ =
0 , 012²
∝ = 0,840 m²
b. Perhitungann Koefisien Konstraksi dengan Diameter Aliran Air 0,011
Diketahui : d air = 0,011
d orifice = 0,012
Pertanyaan :∝ = . . . .?
Penyelesaian :
d air
∝ =
d orifice
0 , 011²
∝ =
0 , 012²
∝ = 0,840 m²
c. Perhitungann Koefisien Konstraksi dengan Diameter Aliran Air 0,008
Diketahui : d air = 0,008
d orifice = 0,012

Pertanyaan :∝ = . . . .?
Penyelesaian :
d air
∝ =
d orifice
0 , 008²
∝ =
0 , 012²
∝ = 0,444 m²

5. Perhitungan Luas Buahan Orifice


Diketahui : d = 0,012 m
π = 3,14
Pertanyaan : Abukaan = . . . .?
Penyelesaian :
1
Abukaan = 2
4 πd
1
Abukaan = 3,14 (0,012)²
4
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
Abukaan = 0,00011304 m²

6. Perhitungan Luas Aliran Air


a. Perhitungann Luas Aliran Air dengan Koefisien Konstraksi 0,840
Diketahui :∝ = 0,840
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²

Pertanyaan : Aaliran = . . . .?
Penyelesaian :
Aaliran = ∝ . Abukaan
Aaliran = 0,840 . 1,131 x 10−4
Aaliran = 9,50 x 10−5 m²
b. Perhitungann Luas Aliran Air dengan Koefisien Konstraksi 0,840
Diketahui :∝ = 0,840
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²

Pertanyaan : Aaliran = . . . .?
Penyelesaian :
Aaliran = ∝ . Abukaan
Aaliran = 0,840 . 1,131 x 10−4
Aaliran = 9,50 x 10−5 m²

c. Perhitungann Luas Aliran Air dengan Koefisien Konstraksi 0,444


Diketahui :∝ = 0,444
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²

Pertanyaan : Aaliran = . . . .?
Penyelesaian :
Aaliran = ∝ . Abukaan
Aaliran = 0,444 . 1,131 x 10−4
Aaliran = 5,02 x 10−5 m²

7. Perhitungan Koefisien Kecepatan


Diketahui : w aliran = 0,539 m
w theo = 0,569 s
Pertanyaan : φ = . . . .?
Penyelesaian :
w aliran
φ=
W theo
0,539
φ=
0,5696
φ = 0,947 m/s

8. Perhitungan Koefisien Orifice Discharge


a. Perhitungann Koefisien Orifice Discharge dengan Koefisien Konstraksi
0,840 dan Koefisien Kecepatan 0,947
Diketahui : ∝ = 0,840
φ = 0,947
Pertanyaan : μ = . . . .?
Penyelesaian :
μ =∝.φ
μ = 0,840 x 0,947
μ = 0,7959 m³/s
b. Perhitungann Koefisien Orifice Discharge dengan Koefisien Konstraksi
0,840 dan Koefisien Kecepatan 0,947
Diketahui : ∝ = 0,840
φ = 0,947
Pertanyaan : μ = . . . .?
Penyelesaian :
μ=∝.φ
μ = 0,840 x 0,947
μ = 0,7959 m³/s
c. Perhitungann Koefisien Orifice Discharge dengan Koefisien Konstraksi
0,444 dan Koefisien Kecepatan 0,947

Diketahui :∝ = 0,444
φ = 0,947
Pertanyaan :μ = . . . .?
Penyelesaian :
μ =∝.φ
μ = 0,444 x 0,947
μ = 0,4209 m³/s

9. Perhitungan Debit Volumertik


a. Perhitungann Debit Volumertik dengan Koefisien Konstraksi 0,840 dan
Koefisien Kecepatan 0,947
Diketahui : Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
μ = 0,7958
w theo = 0,569
Pertanyaan :V = . . . .?

Penyelesaian :
V = Abukaan . μ . w theo
V = 1,131 x 10−4 m² . 0,7958 . 0,569
V = 5,1184 x 10−5 m³/s
b. Perhitungann Debit Volumertik dengan Koefisien Konstraksi 0,840 dan
Koefisien Kecepatan 0,947
Diketahui : Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
μ = 0,7958
w theo = 0,569
Pertanyaan :V = . . . .?
Penyelesaian :
V = Abukaan . μ . w theo
V = 1,131 x 10−4 m² . 0,7958 . 0,569
V = 5,1184 x 10−5 m³/s
c. Perhitungann Debit Volumertik dengan Koefisien Konstraksi 0,918 dan
Koefisien Kecepatan 0,947
Diketahui : Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
μ = 0,4209
w theo = 0,569
Pertanyaan :V = . . . .?
Penyelesaian :
V = Abukaan . μ . w theo
V = 1,131 x 10−4 m² . 0,4209 . 0,569
V = 2,7073 x 10−5 m³/s

4.3 Analisa Data Percobaan


4.3.1 Analisa Data Percobaan Pada Percobaan 1
1. Perhitungan Kecepatan Aliran
Diketahui : H air = 0,418m
g = 9,81 s
Pertanyaan : w aliran = . . . .?
Penyelesaian :
w aliran = √ 2 . g . H air

= √ 2 .9,81 . 0,418
= 2,863767 m/s

2. Perhitungan Luas Bukaan Orifice


Diketahui : d = 0,012 m
π = 3,14
Pertanyaan : Abukaan = . . . .?
Penyelesaian :
1
Abukaan = 2
4 πd
1
Abukaan = 3,14 (0,012)²
4
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
Abukaan = 0,00011304 m²

3. Perhitungan Debit Aliran Teoritis


Diketahui : w aliran = 2,863767 m/s
Abukaan = 0,00011304 m²
Pertanyaan : Qtheo = . . . .?

Penyelesaian :
Q theo = w aliran . Abukaan
Q theo = 2,863767 . 0,00011304
Q theo = 0,000324 m³/s

4. Perhitungan Debit Aliran Aktual


Diketahui : t rerata = 5,173 s
V rerata = 0,003 m³
Pertanyaan : Qaktual = . . . .?
Penyelesaian :
V
Qaktual =
t
5,173
Qaktual =
0,003
Qaktual = 0,00058 m³/s

5. Perhitungan Kesalahan Relatif


Diketahui : Qaktual = 0,00058
Volumertik rerata = 8,8991 x 10−5

Pertanyaan : K relatif = . . . .?
Penyelesaian :
Qaktual−Volumertik
K relatif = rerata

Volumertik rerata .100

0,00058−8,8991 x 10−5
K relatif =
8,8991 x 10−5 .100

K relatif = 9.9999 x 10−1 m³/s

6. Perhitungan Kalibrasi Debit


Diketahui : Qaktual = 0,00058
Q theo = 0,000324
Pertanyaan : KQ = . . . .?
Penyelesaian :
Qaktual
KQ =
Q theo
0,00058
KQ =
0,000324
KQ = 1,791352 m³/s

4.3.1 Analisa Data Percobaan Pada Percobaan 2


1. Perhitungan Kecepatan Aliran
Diketahui : H air = 0,418m
g = 9,81 s
Pertanyaan : w aliran = . . . .?
Penyelesaian :
w aliran = √ 2 . g . H air
= √ 2 .9,81 . 0,418
= 2,863767 m/s

2. Perhitungan Luas Bukaan Orifice


Diketahui : d = 0,012 m
π = 3,14
Pertanyaan : Abukaan = . . . .?
Penyelesaian :
1
Abukaan = πd
2
4
1
Abukaan = 3,14 (0,012)²
4
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
Abukaan = 0,00011304 m²
3. Perhitungan Debit Aliran Teoritis
Diketahui : w aliran = 2,863767 m/s
Abukaan = 0,00011304 m²

Pertanyaan : Qtheo = . . . .?
Penyelesaian :
Q theo = w aliran . Abukaan
Q theo = 2,863767 . 0,00011304
Q theo = 0,000324 m³/s

4. Perhitungan Debit Aliran Aktual


Diketahui : t rerata = 6,76 s
V rerata = 0,004 m³
Pertanyaan : Qaktual = . . . .?
Penyelesaian :
V
Qaktual =
t
6,76
Qaktual =
0,004
Qaktual = 0,000592 m³/s

5. Perhitungan Kesalahan Relatif


Diketahui : Qaktual = 0,000592
Volumertik rerata = 1,1186 x 10−4

Pertanyaan : K relatif = . . . .?
Penyelesaian :

Qaktual−Volumertik
K relatif = rerata

Volumertik rerata .100


0,000592−1,1186 x 10−4
K relatif =
1,1186 x 10−4 . 100

K relatif = 1,0042x 10−2 m³/s

6. Perhitungan Kalibrasi Debit


Diketahui : Qaktual = 0,000592
Q theo = 0,000324
Pertanyaan : KQ = . . . .?
Penyelesaian :
Qaktual
KQ =
Q theo
0,000592
KQ =
0,000324
KQ = 1,828764 m³/s

4.3.1 Analisa Data Percobaan Pada Percobaan 3


1. Perhitungan Kecepatan Aliran
Diketahui : H air = 0,418m
g = 9,81 s
Pertanyaan : w aliran = . . . .?
Penyelesaian :
w aliran = √ 2 . g . H air
= √ 2 .9,81 . 0,418
= 2,863767 m/s

2. Perhitungan Luas Bukaan Orifice


Diketahui : d = 0,012 m
π = 3,14
Pertanyaan : Abukaan = . . . .?
Penyelesaian :
1
Abukaan = π d2
4
1
Abukaan = 3,14 (0,012)²
4
Abukaan = 1,131 x 10−4 m²
Abukaan = 0,00011304 m²

3. Perhitungan Debit Aliran Teoritis


Diketahui : w aliran = 2,863767 m/s
Abukaan = 0,00011304 m²

Pertanyaan : Qtheo = . . . .?
Penyelesaian :
Q theo = w aliran . Abukaan
Q theo = 2,863767 . 0,00011304
Q theo = 0,000324 m³/s

4. Perhitungan Debit Aliran Aktual


Diketahui : t rerata = 9,38 s
V rerata = 0,005 m³

Pertanyaan : Qaktual = . . . .?
Penyelesaian :
V
Qaktual =
t
9,38
Qaktual =
0,005
Qaktual = 0,000533 m³/s
5. Perhitungan Kesalahan Relatif
Diketahui : Qaktual = 0,000533
Volumertik rerata = 1,1139 x 10−4

Pertanyaan : K relatif = . . . .?
Penyelesaian :
Qaktual−Volumertik
K relatif = rerata

Volumertik rerata .100

0,000533−1,1139 x 10−4
K relatif =
1,1139 x 10−4 . 100

K relatif = 9,9999 x 10−1 m³/s

6. Perhitungan Kalibrasi Debit


Diketahui : Qaktual = 0,000533
Qtheo = 0,000324
Pertanyaan : KQ = . . . .?
Penyelesaian :
Qaktual
KQ =
Q theo
0,000533
KQ =
0,000324
KQ = 1,755584 m³/s
4.4 Analisa Grafik
4.4.1 Grafik Hubungan Debit Aliran Dengan Volumetrik Terhadap Waktu
Pada Ketinggian Air H1

(Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2022)

4.4.2 Grafik Hubungan Debit Aliran Dengan Volumetrik Terhadap Waktu


Pada Ketinggian Air H2

GRAFIK HUBUNGAN DEBIT ALIRAN DENGAN


DEBIT VOLUMETRIK TERHADAP WAKTU PADA
KETINGGIAN H2

0,000653595 0,000653595
7,0000E-04 0,000552486
6,0000E-04
Debit(m^3/detik)

5,0000E-04
4,0000E-04
3,0000E-04
2,0000E-04 5,8167E-05
4,3982E-05 4,8491E-05
1,0000E-04
0,0000E+00
1 2 3
Volumetrik m3/detik 4,3982E-05 4,8491E-05 5,8167E-05
Debit aliran m3/detik 0,000552486 0,000653595 0,000653595
Axis Title

(Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2022)

4.4.3 Grafik Hubungan Debit Aliran Dengan Volumetrik Terhadap Waktu


Pada Ketinggian Air H3
GRAFIK HUBUNGAN DEBIT ALIRAN DENGAN
DEBIT VOLUMETRIK TERHADAP WAKTU PADA
KETINGGIAN H3

0,000522876 0,000549451 0,000526778


6,0000E-04
5,0000E-04
Debit (m^3/dtik)

4,0000E-04
3,0000E-04
2,0000E-04
5,1184E-05 5,1184E-05 2,7073E-05
1,0000E-04
0,0000E+00
7,65 9,1 11,39
Volumetrik m3/detik 5,1184E-05 5,1184E-05 2,7073E-05
Debit aliran m3/detik 0,000522876 0,000549451 0,000526778
Axis Title

(Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2022)

4.4.4 Grafik Hubungan Debit Aliran Dengan Volumetrik Dengan Koefisien


Discharge Pada Ketinggian Air H1

HUBUNGAN ANTARA DEBIT VOLUMETRIK


DENGAN KOEFISIEN DISCHARGE PADA
PERCOBAAN KETINGGIAN H1
5,0000E-05 4,3982E-05
Debit volumetrik (m3/detik)

4,0000E-05 3,5626E-05
2,8149E-05
3,0000E-05

2,0000E-05

1,0000E-05

0,0000E+00
0,5573 0,6880 0,4403
Koefisien Discharge( µ)

(Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2022)

4.4.5 Grafik Hubungan Debit Aliran Dengan Volumetrik Dengan Koefisien


Discharge Pada Ketinggian Air H2
HUBUNGAN ANTARA DEBIT VOL-
UMETRIK DENGAN KOEFISIEN DIS-
Debit volumetrik (m3/detik) CHARGE PADA PERCOBAAN KET-
INGGIAN H2
7.0000E-05 5.8167E-05
6.0000E-05 4.8491E-05
5.0000E-05 4.3982E-05
4.0000E-05
3.0000E-05
2.0000E-05
1.0000E-05
0.0000E+00
0.6838 0.7539 0.9044

Koefisien Discharge (µ)

(Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2022)

4.4.6 Grafik Hubungan Debit Aliran Dengan Volumetrik Dengan Koefisien


Discharge Pada Ketinggian Air H3

HUBUNGAN ANTARA DEBIT VOL-


UMETRIK DENGAN KOEFISIEN DIS-
CHARGE PADA PERCOBAAN KET-
Debit volumetrik (m3/detik)

INGGIAN H3
6.0000E-05 5.1184E-05 5.1184E-05
5.0000E-05
4.0000E-05
3.0000E-05 2.7073E-05
2.0000E-05
1.0000E-05
0.0000E+00
0.7958 0.7958 0.4209

Koefisien Discharge (µ)

(Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2022)

4.4.7 Grafik Hubungan Antara Kesalahan Relative Dan Kalibrasi Debit


GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KE-
SALAHAN RELATIF DAN KALIBRASI
Kesalahan Relatif (%) DEBIT
1.0050E+02 1.0042E+02
1.0030E+02
1.0010E+02 9.9999E+01 9.9999E+01
9.9900E+01
9.9700E+01
1.791352 1.828764 1.646635

Kalibrasi Debit

(Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2022)

4.4.7 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Aliran Dengan Ketinggian Air

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA


KECEPATAN ALIRAN DENGAN
Kecepatan aliran (m/deik)

KETINGGIAN AIR
3.5 2.863766750278 2.863766750278 2.863766750278
3 38 38 38
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.418 0.418 0.418

Ketinggian Air (m)

(Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2022)

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum Orifice Discharge ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengukaran laju aliran di tentukan dengan mengukur kecepatan aliran.
Perbedaan tekanan yang terjadi pada saat cairan melintasi pipa
mempengaruhi kecepatan suatu aliran.
2. Perhitungan debit air berdasarkan percobaan berbeda dengan perhitungan
berdasarkan rumus.Debit air yang dihitung dengan menggunakan perhitungan
rata-ratanya lebih mudah bila di bandingkan dengan debit air yang di hitung
dalam percobaan.
3. Koefisien hidrolik aliran yaitu melalui suatu Orifice dapat di tentukan dengan
melakukan eksperimen dimana dengan mengatur tinggi permukaan air dalam
tangki konstan , maka dapat di peroleh data pengukuran besaran yang di
perlukan untuk tinggi air tertentu.

5.2 Saran
Adapun saran saya dalam praktikum Orifice Discharge ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk asisten praktikum terutama pada percobaan Orifice Discharge agar
tetap menjadi asisten yang baik dan selalu mengerti terhadap praktikan.
2. Untuk praktikan selanjutnya agar lebih belajar disiplin waktu dan terus
menjaga etika saat melakukan praktikum dan asistensi serta tidak pasif saat
mengerjakan laporan dan juga jangan pernah mudur dari laporan di
pertengahan jalan terus berjuang sampai pada akhir.
3. Untuk laboratorium Keairan dan Teknik lingkungan agar menambah alat
praktikum terutama Basic hydraulic bench agar praktikan dan asisten tidak
lama mengantri untuk melaksanakan praktikum dan juga alatnya yang rusak
segera di perbaiki agar praktikan tahun 2023 dan dapat melakukan 10
percobaan untuk menambah pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ghurri, A. (2014). Dasar-Dasar Mekanika Fluida. Bukit Jimbaran: Jurusan Teknik
Mesin Universitas Udayana.

Buton, A. (2010). Teori fluida statis dan dinamis serta aplikasinya dalam
kehidupan (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Malang).

Ginanjar, B., & Hariati, F. (2015). Analisis Koefisien Debit Model Alat Ukur Celah
Segiempat di Laboratorium Hidrolika Teknik Sipil Universitas Ibn Khaldun
Bogor. ASTONJADRO: CEAESJ, 4(2), 18-24.

Suhardi, S. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja, Kompetensi, Lingkungan Kerja dan


Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Jiwa di Kota Batam
Dengan Organizational Citizenship Behavior Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Benefita, 4(2), 296-315.

Intan Sagita, I. S. (2019). Penerapan Sistem Loto di Pabrik II B PT. Pupuk


Sriwidjaja Palembang Tahun 2019 (Doctoral dissertation, STIK Bina Husada
Palembang).

Rachmadan, C. R., Juwono, P. T., & Asmaranto, R. (2013). Analisa Keruntuhan


Bendungan Alam Way Ela dengan Menggunakan Program Zhong Xing
HY21. Universitas Bramawijaya. Malang.

Sya Bana, K. E. (2017). Studi & Pengujian Karakteristik Aliran Pada Cussons
Friction Loss In Pipe Apparatus & Single Stage Centrifugal Pump Modifikasi
penambahan Orifice dan Ball Valve (Doctoral dissertation, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember).

Saleh, M. M., & Widodo, E. (2018). Analisa Kinerja Aliran Fluida dalam Rangkaian
Seri dan Paralel dengan Penambahan Tube Bundle pada Pompa
Sentrifugal. REM (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal, 3(2), 71-77.
L
A
M
P
I
R
A
N
PERCOBAAN ORIFICE DISCHARGE
KELOMPOK 04 RIL
LAMPIRAN 1
Blanko Data
Percobaan Diameter Orifice
Diameter Air (mm) Hstat (mm) Hpitot(mm) t V(L) Hair (cm)
Ke- (mm)
9 (Atas) 3,42 2
1 12 10 (Tengah) 16,3 16 5 3
8 (Bawah) 7,1 4
10 (Atas) 5,43 3
2 12 10.5 (Tengah) 16,5 16 6,12 4 41,8
11.5 (Bawah) 8,72 5
11 (Atas) 7,65 4
3 12 11 (Tengah) 16,5 14,8 9,1 5
8 (Bawah) 11,39 6

(Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2022)


LAMPIRAN 2
1. Dokumentasi Pratikum

2. Dokumentasi Bersama Asisten Dosen


3. Dokumentasi Bersama Asistensi
4. Dokumentasi Pada Saat Kerja Laporan
5. Dokumentasi Paparazi
LAMPIRAN 3
RAB Pengerjaan Laporan Orifice Discharge
ANGGARAN BIAAYA
NO Kebutuhan Jumlah Ket. Harga Total
1 Konsumsi 50 Dos 10.000 500.000
2 Aqua (Gelas) 4 Dos 20.000 80.000
3 BBM 50 Liter 10.000 500.000
4 Kertas 5 RIM 55.000 275.000
5 Tinta 8 Botol 50.000 400.000
6 Folpen 5 PCS 2.000 10.000
7 Kopi 5 Renteng 10.000 50.000
8 Rokok 5 Bungkus 10.000 50.000
9 Snack 25 Bungkus 2.000 50.000
Jumlah 1.915.000
(Sumber: Kelompok 4 Rekayasa Infastruktur dan Lingkungan, 2022)

Anda mungkin juga menyukai