0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan16 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas latar belakang dan tujuan dari percobaan pemodelan saluran terbuka menggunakan alat HM 160 Multi-Purpose Teaching Flume.
2. Beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain aliran seragam, aliran tidak seragam, aliran melalui pintu sorong, dan pengaruh kedalaman terhadap energi.
3. Tujuan percobaan adalah untuk mempelajari
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas latar belakang dan tujuan dari percobaan pemodelan saluran terbuka menggunakan alat HM 160 Multi-Purpose Teaching Flume.
2. Beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain aliran seragam, aliran tidak seragam, aliran melalui pintu sorong, dan pengaruh kedalaman terhadap energi.
3. Tujuan percobaan adalah untuk mempelajari
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas latar belakang dan tujuan dari percobaan pemodelan saluran terbuka menggunakan alat HM 160 Multi-Purpose Teaching Flume.
2. Beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain aliran seragam, aliran tidak seragam, aliran melalui pintu sorong, dan pengaruh kedalaman terhadap energi.
3. Tujuan percobaan adalah untuk mempelajari
Air merupakan salah satu zat cair yang banyak digunakan oleh manusia. Manusia selalu menggunakan air untuk keperluan sehari-hari bahkan untuk keperluan industri air juga dimanfaatkan, seperti untuk pengisian boiler, penyiraman bibit tanaman perkebunan, dan pengolahan makanan. Air yang dibutuhkan oleh industri ada yang dekat dan juga ada yang jauh dari sumbernya. Bila sumber air yang dibutuhkan memiliki jarak yang jauh maka diperlukan waktu dan tenaga yang besar untuk membawa air tersebut ke tempat penampungan secara tepat, dimana air tersebut dikatakan sebagai fluida (Aprizal, 2017). Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara terus-menerus bila terkena tekanan atau gaya geser walaupun relatif kecil atau Fluida dapat dikatakan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari- hari. Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan fluida dinamis (fluida bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau berada dalam keadaan setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida ketika sedang dalam keadaan bergerak) Semua zat cair itu dapat dikelompokkan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat lain. Selain zat cair, zat gas juga dapat mengalir dari satu tempat ke tempat lain (Abidin & Wagiani, 2015). Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas disebut saluran terbuka. Saluran dapat dibedakan menjadi saluran alam (natural) dan saluran buatan (artificial). Saluran alam meliputi semua alur yang terdapat di permukaan bumi, mulai dari anak selokan kecil pegunungan, selokan kecil, anak sungai, sungai besar sampai ke muara sungai. Aliran air di bawah tanah dengan permukaan bebas juga dianggap sebagai saluran terbuka alamiah. Saluran buatan adalah saluran yang dibuat oleh manusia, seperti saluran pelayaran, saluran pembangkit listrik, saluran irigasi dan talang, parit pembuangan, pelimpah tekanan, saluran banjir, saluran pengangkutan kayu, selokan dan sebagainya (Saragi, 2014). Saluran terbuka merupakan saluran hidrologi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun karena sifatnya terbuka maka karakteristik hidrologinya relatif rumit. Beberapa persamaan praktis, misalnya persamaan Henderson dan Chezy, dapat digunakan untuk memprediksi debit aliran pada saluran terbuka. Namun persamaan tersebut tidak dapat memberikan pengamatan respon dinamis saluran (Andreas S., dan F Dalu Setiaji, 2012). Aliran saluran terbuka adalah aliran di saluran dimana air mengalir dengan muka air bebas. Kajian tentang perilaku aliran dikenal dengan mekanika fluida (fluid mechanis). Salah satu klasifikasi aliran melalui saluran terbuka disebut seragam (uniform) yaitu apabila berbagai jenis aliran seperti kedalaman, tampang basah, kecepatan dan debit pada setiap tampang di sepanjang aliran adalah konstan (Suhudi dan Arga, 2022). Adapun pengaplikasian saluran terbuka dalam kehidupan sehari-hari atau dalam dunia teknik sipil adalah pada pembuatan bendungan, pemecah gelombang, PLTA, dan saluran irigasi dimana semua infrastruktur ini merupakan sarana pengaliran aliran secara teratur yang berfungsi sebagai pengontrol aliran baik dalam kondisi arus yang deras sekalipun. Oleh karena itu, kami dari kelompok 4 (empat) Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan melakukan analisa mengenai Pemodelan Saluran Terbuka dengan cara melakukan pengamatan aliran terhadap jenis – jenis aliran saluran terbuka pada debit dan kemiringan yang berbeda dengan menggunakan alat HM 160 Multi-Purpose Teaching Flume serta mengukur ketingian air menggunakan mistar pengukur di Laboratorium Keairan dan Teknik Lingkungan Universitas Halu Oleo Kendari yang mana alat praktikum di Laboratorium tersebut mendukung dan memadai untuk digunakan oleh praktikan untuk melakukan percobaan aliran saluran terbuka. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada percobaan pemodelan saluran terbuka yaitu sebagai berikut: 1.2.1 Aliran Permanen Seragam Pada Saluran Licin a. Bagaimana mendemonstrasikan aliran seragam pada saluran licin? b. Bagaimana menentukan koefisien kekasaran Chezy pada saluran tersebut? c. Bagaimana mengetahui gaya – gaya pada aliran dan momentum pada aliran seragam?
1.2.2 Aliran Tidak Seragam Akibat Pembendungan
a. Bagaimana mendemonstrasikan aliran tidak seragam akibat pembendungan? b. Bagaimana menunjukkan perbedaan koefisien Chezy pada kedalaman normal dan pada aliran terbendung? c. Bagaimana mengetahui gaya – gaya pada aliran dan momentum pada aliran tidak seragam?
1.2.3 Aliran Di Bawah Pintu Sorong
a. Bagaimana mendemonstrasikan aliran melalui pintu sorong? b. Bagaimana menunjukkan bahwa pintu sorong dapat digunakan sebagai alat ukur dan pengatur debit?
1.2.4 Gaya Yang Bekerja Pada Pintu Sorong
a. Bagaimana menentukan gaya yang bekerja pada pintu sorong? b. Bagaimana menentukan posisi perlawanan gaya terhadap pintu sorong?
1.2.5 Pengaruh Kedalaman Kritis Terhadap Energi Spesifik
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menyelidiki hubungan antara energi spesifik terhadap kedalaman kritis. 1.2.6 Hydraulic Jump a. Bagaimana menentukan gaya yang bekerja pada pintu sorong? b. Bagaimana menentukan posisi perlawanan gaya terhadap pintu sorong?
1.2.7 Aliran Melalui Syphon Spillway
a. Bagaimana mendemonstrasikan aliran melalui syphon spillway? b. Bagaimana menunjukkan bahwa bangunan pelimpah syphon dapat digunakan sebagai alat ukur debit?
1.2.8 Aliran Melalui Parshall Flume
a. Bagaimana mendemonstrasikan aliran melalui parshall flume? b. Bagaimana menunjukkan bahwa bangunan parshall dapat digunakan sebagai alat ukur debit?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan pemodelan saluran terbuka adalah sebagai berikut. 1.3.1 Aliran Permanen Seragam Pada Saluran Licin a. Untuk mendemonstrasikan aliran seragam pada saluran licin. b. Untuk menentukan koefisien kekasaran Chezy pada saluran tersebut. c. Untuk mengetahui gaya – gaya pada aliran dan momentum pada aliran seragam.
1.3.2 Aliran Tidak Seragam Akibat Pembendungan
a. Untuk mendemonstrasikan aliran tidak seragam akibat pembendungan. b. Untuk menunjukkan perbedaan koefisien Chezy pada kedalaman normal dan pada aliran terbendung. c. Untuk mengetahui gaya – gaya pada aliran dan momentum pada aliran tidak seragam. 1.3.3 Aliran Di Bawah Pintu Sorong a. Untuk mendemonstrasikan aliran melalui pintu sorong. b. Untuk menunjukkan bahwa pintu sorong dapat digunakan sebagai alat ukur dan pengatur debit. c. 1.3.4 Gaya Yang Bekerja Pada Pintu Sorong a. Untuk menentukan gaya yang bekerja pada pintu sorong. b. Untuk menentukan posisi perlawanan gaya terhadap pintu sorong.
1.3.5 Pengaruh Kedalaman Kritis Terhadap Energi Spesifik
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menyelidiki hubungan antara energi spesifik terhadap kedalaman kritis.
1.3.6 Hydraulic Jump
a. Untuk menyelidiki perubahan aliran akibat hydraulic jump. b. Untuk menghitung head loss yang terjadi akibat hydraulic jump.
1.3.7 Aliran Melalui Syphon Spillway
a. Untuk mendemonstrasikan aliran melalui syphon spillway. b. Untuk menunjukkan bahwa bangunan pelimpah syphon dapat digunakan sebagai alat ukur debit.
1.3.8 Aliran Melalui Parshall Flume
a. Untuk mendemonstrasikan aliran melalui parshall flume. b. Untuk menunjukkan bahwa bangunan parshall dapat digunakan sebagai alat ukur debit. 1.4 Manfaat Praktikum Adapun manfaat dilakukannya percobaan Pemodelan Saluran Terbuka adalah sebagai berikut: 1.4.1 Untuk Diri Sendiri Dengan adanya praktikum ini dapat menambah wawasan saya tentang pemodelan saluran terbuka tentang karakteristik aliran pada saluran terbuka, jenis jenis aliran pada saluran terbuka
1.4.2 Untuk Instansi
Manfaat praktikum percobaan pemodelan saluran terbuka untuk instansi adalah sebagai pedoman atau literatur dalam perencanaan dan pemanfaatan dari saluran terbuka yang ada bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
1.4.3 Untuk Bangsa dan Negara
Manfaat praktikum pemodelan saluran terbuka untuk bangsa dan negara yakni harapannya dengan adanya percobaan ini dapat mengembangkan keterampilan dan profesionalisme, pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dan outputnya dapat menjadi solusi dari permasalahan yang terkait dengan saluran terbuka ini.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam praktikum pemodelan saluran terbuka adalah sebagai berikut: 1.5.1 BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang percobaan saluran terbuka, rumusan masalah percobaan saluran terbuka, tujuan percobaan saluran terbuka, manfaat percobaan saluran terbuka, dan sistematika penulisan. 1.5.2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan yang dikaji dan mengemukakan pemecahan masalah yang pernah dilakukan terkait masalah yang dikaji dalam laporan ini.
1.5.3 BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Menguraikan tentang metode percobaan, baik yang berhubungan dengan alat dan bahan yang digunakan serta prosedur percobaan.
1.5.4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menguraikan tentang data hasil percobaan serta hasil analisa data dari masalah yang akan dibahas serta mengemukakan pendapat atau ide gagasan yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang berlandaskan pada informasi serta teori-teori yang ada.
1.5.5 BAB V PENUTUP
Memberikan kesimpulan dari seluruh rangkaian percobaan sekaligus dipergunakan guna menjawab permasalahan yang dibahas. Pada bagian ini juga mengemukakan saran/rekomendasi yang sejalan dengan percobaan. BAB I PENDAHULLUAN
1.1 Latar Belakang
Fluida sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dimana tanpa kita sadari setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, bahkan terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung diatasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang didalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak kita sadari (Sochib, 2018). Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari selain itu fluida juga dapat disimpulkan sebagai suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara terus-menerus bila terkena tekanan atau gaya geser walaupun relatif kecil atau Fluida dapat dikatakan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan fluida dinamis (fluida bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau berada dalam keadaan setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida ketika sedang dalam keadaan bergerak (Abidin & Wagiani, 2015). Menurut Eswanto (2017), bidang mekanika fluida berhubungan dengan perilaku fluida pada keadaan diam dan bergerak. Pada logikanya, fluida merupakan suatu substansi yang terdeformasi secara berkelanjutan yang diakibatkan oleh adanya tegangan geser walaupun seberapa kecilnya nilai dari tegangan geser tersebut. Fluida terdiri dari fasa cair, gas dan padat. Fluida padat memiliki keterbatasan reaksi deformasi ketika menerima gaya geser, yakni deformasi tidak akan berkelanjutan seiring perubahan terhadap waktu. Perlu kita ketahui bilangan Reynolds merupakan bilangan tidak berdimensi yang berfungsi menggambarkan rezim suatu aliran fluida dalam saluran maupun permukaan benda. Bentuk profil aliran dalam saluran akan mempengaruhi kecepatan pendistribusian fluida. Bila aliran itu laminer, maka kecepatan aliran lambat (Afianti & Widia, 2021). Untuk mendukung teori ini kami melakukan percobaan praktikum langsung di laboratorium, dimana saat kami membuka katup pengukur kecepatan yang sudah diisi pewarna sementara waktu mengeluarkan air pada katup pengukur kecepatan sebagian dari kami menggunakan stopwatch sesuai dengan waktu yang ditentukan kemudian dicatat untuk mendapatkan laju aliran volumenya. Pada saat yang sama kami juga mengamati karakteristik aliran, apakah ada aliran laminer, transisi atau turbulen. Kemudian, melalui data yang telah dikumpulkan kami membuat perhitungan untuk memperkirakan kisaran aliran laminer, transisi dan turbulen. Dalam penerapannya dibidang Teknik sipil, Osborne Reynolds alat Laboratorium hidrolika yang digunakan untuk menguji fitur aliran air atau limbah mulai dari material air, tekanan air, dan gaya dorong air terkait dengan standarisasi aliran fluida pada pipa, implementasi yang sering digunakan pada proyek Teknik Sipil seperti pembangunan pelabuhan, irigasi, kanal, dan waduk atau bendungan. Oleh karena itu, kami dari kelompok IV (empat) Teknik Rekayasa Infrastruktur Dan Lingkungan melakukan percobaan Osborne Reynolds di Laboratorium Keairan Dan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, untuk mengetahui bagaimana besar bilangan Reynolds, menghitung koefisisen geser, dan mengetahui hubungan keduanya serta dapat membandingkan kesesuaiannya berdasarkan sifat aliran fluida antara pengamatan visual dengan pengklasifikasian secara perhitungan atau teoritis.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan Osborne Reynolds adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara menghitung besarnya bilangan Reynolds ? 2. Bagaimana cara menghitung koefisien geser ? 3. Bagaimana cara mengetahui hubungan antara koefisien geser dari bilangan Reynolds ? 4. Bagaimana cara membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara pengamatan visual dengan pengklasifikasian secara perhitungan (teoritis) ? 1.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum Osborne Reynolds adalah sebagai berikut : 1. Untuk menghitung besarnya bilangan Reynolds. 2. Untuk menghitung koefisien geser. 3. Untuk menghitung hubungan antara koefisien geser bilangan Reynolds. 4. Untuk mengetahui cara membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara pengamatan visual dengan pengklasifikasian geser secara perhitungan (teoritis).
1.4 Manfaat Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan Osborne Reynolds adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui besarnya bilangan Reynolds. 2. Dapat menghitung koefisien geser. 3. Dapat mengetahui hubungan antara koefisien geser bilangan Reynolds. 4. Dapat mengetahui cara membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara pengamatan visual dengan pengklasifikasian geser secara perhitungan (teoritis). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kuba, dkk., (2019), sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi parit, atau jenis eros i tanah lainnya. Sedimen umumnya mengendap di bagian bawah kaki bukit, di daerah genangan banjir, di saluran air, sungai, dan waduk. Keberadaan sedimen yang berlebih dapat mempengaruhi karakteristik dan menimbulkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan manusia, seperti banjir dan penurunan kualitas air. Sebagai contoh, kedalaman sungai berkurang apabila terjadi sedimentasi. Hal ini berdampak pada pengurangan kapasitas tampang sungai, atau dengan kata lain kemampuan sungai dalam mengalirkan air semakin kecil. Dimana bisa disimpulkan bahwa sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin. Pada saat pengikisan terjadi, air membawa batuan mengalir ke sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut. Pada saat kekuatan pengangkutannya berkurang atau habis, batuan diendapkan di daerah aliran air (Roby, 2016). Menurut Saputra (2022), salah satu permasalahan utama yang terjadi di kawasan muara adalah tingginya tingkat erosi dan sedimentasi yang berakibat berkurangnya kedalaman suatu perairan. Banyaknya partikel sedimen yang dibawa oleh aliran sungai ke laut yang akan terendap, sehingga dapat mengganggu alur pelayaran. Masalah yang berkaitan dengan sedimentasi biasa terjadi di hulu maupun hilir sungai. Dimana dampak utama dari sedimentasi adalah berkurangnya kapasitas sungai atau waduk dalam menampung air, yang akan memiliki efek serius berupa tereduksinya suplai air, produksi listrik tenaga air, irigasi, hingga keefektifan penanggulangan banjir. Deposit sedimen yang berlebihan di hulu juga dapat meningkatkan peluang banjir di daratan yang lebih landau. Di lain sisi, berkurangnya jumlah sedimen dari hulu juga dapat mengancam keberlangsungan dataran delta yang tergerus oleh ombak dari lautan (Syvitski dkk., 2009). Oleh karena itu, kami dari kekelompok 4(empat) kayasan Infrastruktur dan Lingkungan melakukan praktikum Hidrolika dan Saluran Terbuka percobaan Angkutan Sedimen di Laboratorium Keairan dan Teknik lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo untuk mengetahui bagaimana mendemostrasikan aliran diatas dasar bergerak (moveable bed fow), mengetahui awal gerak butir sedimen, dan mengetahui besar pengaruh ukuran butir sedimen yang bergerak terhadap penambahan debit dan kemiringan saluran. Dengan adanya percobaan ini diharapkan dapat memberikan hasil yang teliti sehingga dapat dijadikan bahan acuan untuk kedepannya dan dapat digunakan sebagai referensi serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang keteknik sipilan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah percobaan angkutan sedimen adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mendemonstrasikan aliran diatas dasar bergerak movable bed flow? 2. Bagaimana cara mengetahui awal gerak butiran sedimen? 3. Bagaimana cara mengetahui besar pengaruh ukuran butir sedimen yang bergerak terhadap penambahan debit dan kemiringan saluran?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum percobaan angkutan sedimen adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendemonstrasikan aliran diatas dasar bergerak movable bed flow. 2. Untuk mengetahui awal gerak butiran sedimen. 3. Untuk mengetahui besar pengaruh ukuran butir sedimen yang bergerak terhadap penambahan debit dan kemiringan saluran.
1.4 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum Angkutan Sedimen terbagi dalam 3 aspek adalah sebagai berikut: 1.4.1 Untuk Ilmu Pengetahuan Manfaat praktikum percobaan Angkutan Sedimen untuk ilmu pengetahuan adalah dalam bidang penerapan teori-teori pada buku atau literatur lain sebagai bentuk pembuktian teori-teori yang ada, atau bahkan bisa membantah beberapa teori yang ada dalam bentuk praktikum percobaan. 1.4.2 Untuk Diri Sendiri Manfaat praktikum percobaan Angkutan Sedimen bagi saya adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Hidrolika dan Angkutan Sedimen, serta menambah wawasan saya dalam kaitannya dengan mata kuliah yang diberikan.
1.4.3 Untuk Instansi
Manfaat praktikum percobaan Angkutan Sedimen untuk instansi adalah sebagai pedoman atau literatur dalam perencanaan dan pemanfaatan dari Angkutan Sedimen yang ada bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
1.5 Sistematis Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan praktikum Hidrolika dan Saluran Terbuka pada percobaan angkutan sedimen adalah sebagai berikut: 1.5.1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang melatar belakangi praktikum ini, dilanjutkan dengan uraian rumusan masalah, tujuan praktikum, manfaat praktikum, sistematika penulisan dan beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan acuan dalam praktikum ini.
1.5.2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan secara sistematis tentang teori, pemikiran dan hasil penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Bagian ini akan memberikan kerangka dasar yang komprehensif mengenai konsep, prinsip atau teori yang akan digunakan untuk pemecahan masalah.
1.5.3 BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Bab ini terdiri dari lokasi dan waktu praktikum, pembahasan mengenai alat dan material yang digunakan dalam praktikum, prinsip praktikum, dan prosedur pelaksanaan praktikum. 1.5.4 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan hasil-hasil yang diperoleh dari proses praktikum dan pembahasannya. Penyajian hasil penelitian memuat deskripsi sistematik tentang data yang diperoleh, dan pada bagian pembahasan menguraikan pengolahan data hasil penelitian dalam rangka mencapai tujuan dari praktikum ini.
1.5.5 BAB V PENUTUP
Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dari seluruh rangkaian proses praktikum dan saran-saran terkait dengan kekurangan yang didapati dalam praktikum ini, sehingga nantinya dapat dijadikan acuan untuk praktikum selanjutnya.
1.6 Penelitian Terdahulu
1.6.1 Sediment Transport And Bed Morphology At River Channel Confluences (1988) Penelitian ini dilakukan oleh James L. Best yang mendeskripsikan tentang Pertemuan saluran sungai membentuk elemen morfologi penting dari setiap sistem sungai menjadi titik-titik dimana perubahan cepat dalam aliran, debit sedimen dan geometri hidrolik perlu diakomodasi dalam mengidentifikasi perubahan cepat pada aliran, debit sedimen dan geometri hidraulik. Penlitian ini menyajikan hasil-hasil investigasi kuantitatif angkutan sedimen pada pertemuan saluran yang dilakukan melalui simulasi flume laboratorium berskala besar dan menampilkan secara lengkap dari pertemuan saluran pada umumnya. Morfologi dasar pada pertemuan saluran memiliki tiga elemen yang berbeda: pertama permukaan longsoran pada hulu masing-masing saluran. Hulu dari setiap pertemuan saluran, gerusan tengah dan badan pada zona pemisahan yang terbentuk di sudut persimpangan hilir. Elemen-elemen ini dikontrol oleh sudut pertemuan dan rasio debit antara saluran anak sungai dan saluran utama. Ketika sudut pertemuan dan rasio debit meningkat, kondisi sedimen dari saluran-saluran pertemuan semakin terpisah dalam alirannya melalui persimpangan dengan sedimen yang diangkut di sekitar dan bukan melalui pusat pertemuan. pertemuan. Pemisahan beban sedimen ini disertai dengan mundurnya muka longsoran saluran utama dari pertemuan, peningkatan kedalaman gerusan, perubahan orientasi gerusan dan peningkatan ukuran zona pemisahan. Pengukuran lapangan secara dekat mereplikasi simulasi flume, yakni sebuah model transportasi sedimen dan morfologi dasar dengan menghubungkan fitur fitur dengan dinamika fluida di lokasi-lokasi penlitian ini. Pemahaman dinamika pertemuan tidak hanya dalam pertimbangan morfologi saluran dan kriteria desain, tetapi juga harus menjadi dasar untuk interpretasi dalam catatan penelitian yang telah usai.
1.6.2 Modeling Suspended Sediment Transport In Nonequilibrium Situations
(1988) Penelitian ini dilakukan oleh Ismail Celik, dkk. yang mendeskripsikan tentang sebuah model matematis merupakan bentuk penyajian untuk menghitung angkutan sedimen tersuspensi dalam aliran searah di bawah kondisi pada umumnya, kondisi nonequilibrium. Model ini terdiri dari komponen hidro dinamika yang fleksibel untuk menghitung medan aliran dan karakteristik turbulensi dan model transpor skalar. Model yang pertama menggunakan model turbulensi dan menyediakan masukan untuk model turbulensi yang kedua, distribusi kecepatan dan difusivitas eddy serta kecepatan gesekan. Proses pengendapan disimulasikan dengan kecepatan pengendapan empiris yang muncul dalam persamaan konsentrasi partike. Fluks bersih dinyatakan sebagai perbedaan antara deposisi dan entrainment, sementara tingkat deposisi diketahui dari konsentrasi lokal dan kecepatan pengendapan, entrainment diasumsikan terjadi pada tingkat yang sama seperti yang terjadi pada kondisi kesetimbangan, ketersediaan material sedimen yang cukup dengan bantuan prosedur volume terbatas terbatas, model angkutan sedimen hidrodinamis gabungan diterapkan pada berbagai eksperimen flume yang melibatkan fluks netto nol, deposisi netto dan fluks nol netto, pengendapan netto dan situasi netto-entrainment. Prediksi perkembangan yang diprediksi dari profil konsentrasi vertikal dibandingkan dengan hasil pengukuran secara umum terlihat lebih baik. 1.6.3 Longshore Current Dan Pengaruhnya Terhadap Transport Sedimen Di Perairan Pantai Sendang Sikucing, Kendal (2014) Angkutan sedimen sejajar pantai dibangkitkan oleh gelombang pecah di Perairan Pantai Sendang Sikucing, akan berpengaruh terhadap berbagai macam kegiatan di wilayah pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi gelombang pecah (Hb), kedalaman gelombang pecah (db) longshore current serta mengetahui transport sedimen yang dipengaruhi longshore current yang dibangkitkan oleh gelombang pecah di Perairan Pantai Sendang Sikucing, Kendal. Materi yang digunakan pada penelitian ini meliputi data sedimen dan data gelombang. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data angin tahun 2005 – 2014, Peta Rupa Bumi Indonesia dan LPI BAKOSURTANAL skala 1:25.000. Metode penelitian yang digunakan untuk menentukan transport sedimen yaitu dengan menggunakan rumus empiris yang didapat dari pengaruh gelombang. Peramalan gelombang diperoleh dari data angin dengan menggunakan metode SMB. Berdasarkan hasil penelitian diketahui tinggi gelombang pecah adalah 0,41 meter yang akan membangkitkan gelombang pecah sehingga terjadi arus sejajar pantai yang besarnya adalah 4 m/detik dengan arah datang arus cenderung dari barat laut menuju timur yang dapat mengangkut sedimen. Potensi angkutan sedimen signifikan Pantai Sendang Sikucing, Kendal adalah 1243,83 m3 /hari atau 453999,86 m3 /tahun.