Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu zat cair yang banyak digunakan oleh manusia.
Manusia selalu menggunakan air untuk keperluan sehari-hari bahkan untuk keperluan
industri air juga dimanfaatkan, seperti untuk pengisian boiler, penyiraman bibit
tanaman perkebunan, dan pengolahan makanan. Air yang dibutuhkan oleh industri
ada yang dekat dan juga ada yang jauh dari sumbernya. Bila sumber air yang
dibutuhkan memiliki jarak yang jauh maka diperlukan waktu dan tenaga yang besar
untuk membawa air tersebut ke tempat penampungan secara tepat, dimana air
tersebut dikatakan sebagai fluida (Aprizal, 2017).
Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya
secara terus-menerus bila terkena tekanan atau gaya geser walaupun relatif kecil atau
Fluida dapat dikatakan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup
zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.
Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan
dalam fluida. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan
sehari- hari. Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan
fluida dinamis (fluida bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam
atau berada dalam keadaan setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida ketika
sedang dalam keadaan bergerak) Semua zat cair itu dapat dikelompokkan ke dalam
fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat lain. Selain zat
cair, zat gas juga dapat mengalir dari satu tempat ke tempat lain (Abidin & Wagiani,
2015).
Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas disebut saluran
terbuka. Saluran dapat dibedakan menjadi saluran alam (natural) dan saluran buatan
(artificial). Saluran alam meliputi semua alur yang terdapat di permukaan bumi,
mulai dari anak selokan kecil pegunungan, selokan kecil, anak sungai, sungai besar
sampai ke muara sungai. Aliran air di bawah tanah dengan permukaan bebas juga
dianggap sebagai saluran terbuka alamiah. Saluran buatan adalah saluran yang dibuat
oleh manusia, seperti saluran pelayaran, saluran pembangkit listrik, saluran irigasi
dan talang, parit pembuangan, pelimpah tekanan, saluran banjir, saluran
pengangkutan kayu, selokan dan sebagainya (Saragi, 2014).
Saluran terbuka merupakan saluran hidrologi yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Namun karena sifatnya terbuka maka karakteristik
hidrologinya relatif rumit. Beberapa persamaan praktis, misalnya persamaan
Henderson dan Chezy, dapat digunakan untuk memprediksi debit aliran pada saluran
terbuka. Namun persamaan tersebut tidak dapat memberikan pengamatan respon
dinamis saluran (Andreas S., dan F Dalu Setiaji, 2012).
Aliran saluran terbuka adalah aliran di saluran dimana air mengalir dengan
muka air bebas. Kajian tentang perilaku aliran dikenal dengan mekanika fluida (fluid
mechanis). Salah satu klasifikasi aliran melalui saluran terbuka disebut seragam
(uniform) yaitu apabila berbagai jenis aliran seperti kedalaman, tampang basah,
kecepatan dan debit pada setiap tampang di sepanjang aliran adalah konstan (Suhudi
dan Arga, 2022).
Adapun pengaplikasian saluran terbuka dalam kehidupan sehari-hari atau
dalam dunia teknik sipil adalah pada pembuatan bendungan, pemecah gelombang,
PLTA, dan saluran irigasi dimana semua infrastruktur ini merupakan sarana
pengaliran aliran secara teratur yang berfungsi sebagai pengontrol aliran baik dalam
kondisi arus yang deras sekalipun.
Oleh karena itu, kami dari kelompok 4 (empat) Rekayasa Infrastruktur dan
Lingkungan melakukan analisa mengenai Pemodelan Saluran Terbuka dengan cara
melakukan pengamatan aliran terhadap jenis – jenis aliran saluran terbuka pada debit
dan kemiringan yang berbeda dengan menggunakan alat HM 160 Multi-Purpose
Teaching Flume serta mengukur ketingian air menggunakan mistar pengukur di
Laboratorium Keairan dan Teknik Lingkungan Universitas Halu Oleo Kendari yang
mana alat praktikum di Laboratorium tersebut mendukung dan memadai untuk
digunakan oleh praktikan untuk melakukan percobaan aliran saluran terbuka.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan pemodelan saluran terbuka yaitu
sebagai berikut:
1.2.1 Aliran Permanen Seragam Pada Saluran Licin
a. Bagaimana mendemonstrasikan aliran seragam pada saluran licin?
b. Bagaimana menentukan koefisien kekasaran Chezy pada saluran tersebut?
c. Bagaimana mengetahui gaya – gaya pada aliran dan momentum pada aliran
seragam?

1.2.2 Aliran Tidak Seragam Akibat Pembendungan


a. Bagaimana mendemonstrasikan aliran tidak seragam akibat
pembendungan?
b. Bagaimana menunjukkan perbedaan koefisien Chezy pada kedalaman
normal dan pada aliran terbendung?
c. Bagaimana mengetahui gaya – gaya pada aliran dan momentum pada aliran
tidak seragam?

1.2.3 Aliran Di Bawah Pintu Sorong


a. Bagaimana mendemonstrasikan aliran melalui pintu sorong?
b. Bagaimana menunjukkan bahwa pintu sorong dapat digunakan sebagai alat
ukur dan pengatur debit?

1.2.4 Gaya Yang Bekerja Pada Pintu Sorong


a. Bagaimana menentukan gaya yang bekerja pada pintu sorong?
b. Bagaimana menentukan posisi perlawanan gaya terhadap pintu sorong?

1.2.5 Pengaruh Kedalaman Kritis Terhadap Energi Spesifik


Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menyelidiki hubungan antara
energi spesifik terhadap kedalaman kritis.
1.2.6 Hydraulic Jump
a. Bagaimana menentukan gaya yang bekerja pada pintu sorong?
b. Bagaimana menentukan posisi perlawanan gaya terhadap pintu sorong?

1.2.7 Aliran Melalui Syphon Spillway


a. Bagaimana mendemonstrasikan aliran melalui syphon spillway?
b. Bagaimana menunjukkan bahwa bangunan pelimpah syphon dapat
digunakan sebagai alat ukur debit?

1.2.8 Aliran Melalui Parshall Flume


a. Bagaimana mendemonstrasikan aliran melalui parshall flume?
b. Bagaimana menunjukkan bahwa bangunan parshall dapat digunakan
sebagai alat ukur debit?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari percobaan pemodelan saluran terbuka adalah sebagai
berikut.
1.3.1 Aliran Permanen Seragam Pada Saluran Licin
a. Untuk mendemonstrasikan aliran seragam pada saluran licin.
b. Untuk menentukan koefisien kekasaran Chezy pada saluran tersebut.
c. Untuk mengetahui gaya – gaya pada aliran dan momentum pada aliran
seragam.

1.3.2 Aliran Tidak Seragam Akibat Pembendungan


a. Untuk mendemonstrasikan aliran tidak seragam akibat pembendungan.
b. Untuk menunjukkan perbedaan koefisien Chezy pada kedalaman normal
dan pada aliran terbendung.
c. Untuk mengetahui gaya – gaya pada aliran dan momentum pada aliran tidak
seragam.
1.3.3 Aliran Di Bawah Pintu Sorong
a. Untuk mendemonstrasikan aliran melalui pintu sorong.
b. Untuk menunjukkan bahwa pintu sorong dapat digunakan sebagai alat ukur
dan pengatur debit.
c.
1.3.4 Gaya Yang Bekerja Pada Pintu Sorong
a. Untuk menentukan gaya yang bekerja pada pintu sorong.
b. Untuk menentukan posisi perlawanan gaya terhadap pintu sorong.

1.3.5 Pengaruh Kedalaman Kritis Terhadap Energi Spesifik


Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menyelidiki hubungan antara
energi spesifik terhadap kedalaman kritis.

1.3.6 Hydraulic Jump


a. Untuk menyelidiki perubahan aliran akibat hydraulic jump.
b. Untuk menghitung head loss yang terjadi akibat hydraulic jump.

1.3.7 Aliran Melalui Syphon Spillway


a. Untuk mendemonstrasikan aliran melalui syphon spillway.
b. Untuk menunjukkan bahwa bangunan pelimpah syphon dapat digunakan
sebagai alat ukur debit.

1.3.8 Aliran Melalui Parshall Flume


a. Untuk mendemonstrasikan aliran melalui parshall flume.
b. Untuk menunjukkan bahwa bangunan parshall dapat digunakan sebagai
alat ukur debit.
1.4 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dilakukannya percobaan Pemodelan Saluran Terbuka adalah
sebagai berikut:
1.4.1 Untuk Diri Sendiri
Dengan adanya praktikum ini dapat menambah wawasan saya tentang
pemodelan saluran terbuka tentang karakteristik aliran pada saluran terbuka, jenis
jenis aliran pada saluran terbuka

1.4.2 Untuk Instansi


Manfaat praktikum percobaan pemodelan saluran terbuka untuk instansi
adalah sebagai pedoman atau literatur dalam perencanaan dan pemanfaatan dari
saluran terbuka yang ada bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

1.4.3 Untuk Bangsa dan Negara


Manfaat praktikum pemodelan saluran terbuka untuk bangsa dan negara
yakni harapannya dengan adanya percobaan ini dapat mengembangkan
keterampilan dan profesionalisme, pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK), dan outputnya dapat menjadi solusi dari permasalahan yang terkait
dengan saluran terbuka ini.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dalam praktikum pemodelan saluran terbuka
adalah sebagai berikut:
1.5.1 BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang percobaan saluran terbuka, rumusan
masalah percobaan saluran terbuka, tujuan percobaan saluran terbuka, manfaat
percobaan saluran terbuka, dan sistematika penulisan.
1.5.2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang landasan teori dan konsep-konsep yang relevan
dengan permasalahan yang dikaji dan mengemukakan pemecahan masalah yang
pernah dilakukan terkait masalah yang dikaji dalam laporan ini.

1.5.3 BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM


Menguraikan tentang metode percobaan, baik yang berhubungan dengan alat
dan bahan yang digunakan serta prosedur percobaan.

1.5.4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Menguraikan tentang data hasil percobaan serta hasil analisa data dari
masalah yang akan dibahas serta mengemukakan pendapat atau ide gagasan yang
sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang berlandaskan pada informasi
serta teori-teori yang ada.

1.5.5 BAB V PENUTUP


Memberikan kesimpulan dari seluruh rangkaian percobaan sekaligus
dipergunakan guna menjawab permasalahan yang dibahas. Pada bagian ini juga
mengemukakan saran/rekomendasi yang sejalan dengan percobaan.
BAB I
PENDAHULLUAN

1.1 Latar Belakang


Fluida sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dimana tanpa kita sadari
setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, bahkan terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung
diatasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang didalamnya.
Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia
setiap saat meskipun sering tidak kita sadari (Sochib, 2018).
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari
selain itu fluida juga dapat disimpulkan sebagai suatu zat yang bisa mengalami
perubahan-perubahan bentuknya secara terus-menerus bila terkena tekanan atau gaya
geser walaupun relatif kecil atau Fluida dapat dikatakan sebagai suatu zat yang dapat
mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat
gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir
sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Fluida dibagi menjadi dua bagian
yakni fluida statis (fluida diam) dan fluida dinamis (fluida bergerak). Fluida statis
ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau berada dalam keadaan setimbang. Fluida
dinamis ditinjau ketika fluida ketika sedang dalam keadaan bergerak (Abidin &
Wagiani, 2015).
Menurut Eswanto (2017), bidang mekanika fluida berhubungan dengan
perilaku fluida pada keadaan diam dan bergerak. Pada logikanya, fluida merupakan
suatu substansi yang terdeformasi secara berkelanjutan yang diakibatkan oleh adanya
tegangan geser walaupun seberapa kecilnya nilai dari tegangan geser tersebut. Fluida
terdiri dari fasa cair, gas dan padat. Fluida padat memiliki keterbatasan reaksi
deformasi ketika menerima gaya geser, yakni deformasi tidak akan berkelanjutan
seiring perubahan terhadap waktu. Perlu kita ketahui bilangan Reynolds merupakan
bilangan tidak berdimensi yang berfungsi menggambarkan rezim suatu aliran fluida
dalam saluran maupun permukaan benda. Bentuk profil aliran dalam saluran akan
mempengaruhi kecepatan pendistribusian fluida. Bila aliran itu laminer, maka
kecepatan aliran lambat (Afianti & Widia, 2021).
Untuk mendukung teori ini kami melakukan percobaan praktikum langsung di
laboratorium, dimana saat kami membuka katup pengukur kecepatan yang sudah
diisi pewarna sementara waktu mengeluarkan air pada katup pengukur kecepatan
sebagian dari kami menggunakan stopwatch sesuai dengan waktu yang ditentukan
kemudian dicatat untuk mendapatkan laju aliran volumenya. Pada saat yang sama
kami juga mengamati karakteristik aliran, apakah ada aliran laminer, transisi atau
turbulen. Kemudian, melalui data yang telah dikumpulkan kami membuat
perhitungan untuk memperkirakan kisaran aliran laminer, transisi dan turbulen.
Dalam penerapannya dibidang Teknik sipil, Osborne Reynolds alat
Laboratorium hidrolika yang digunakan untuk menguji fitur aliran air atau limbah
mulai dari material air, tekanan air, dan gaya dorong air terkait dengan standarisasi
aliran fluida pada pipa, implementasi yang sering digunakan pada proyek Teknik
Sipil seperti pembangunan pelabuhan, irigasi, kanal, dan waduk atau bendungan.
Oleh karena itu, kami dari kelompok IV (empat) Teknik Rekayasa Infrastruktur
Dan Lingkungan melakukan percobaan Osborne Reynolds di Laboratorium Keairan
Dan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, untuk mengetahui
bagaimana besar bilangan Reynolds, menghitung koefisisen geser, dan mengetahui
hubungan keduanya serta dapat membandingkan kesesuaiannya berdasarkan sifat
aliran fluida antara pengamatan visual dengan pengklasifikasian secara perhitungan
atau teoritis.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari percobaan Osborne Reynolds adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara menghitung besarnya bilangan Reynolds ?
2. Bagaimana cara menghitung koefisien geser ?
3. Bagaimana cara mengetahui hubungan antara koefisien geser dari bilangan
Reynolds ?
4. Bagaimana cara membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara
pengamatan visual dengan pengklasifikasian secara perhitungan (teoritis) ?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Osborne Reynolds adalah sebagai berikut :
1. Untuk menghitung besarnya bilangan Reynolds.
2. Untuk menghitung koefisien geser.
3. Untuk menghitung hubungan antara koefisien geser bilangan Reynolds.
4. Untuk mengetahui cara membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara
pengamatan visual dengan pengklasifikasian geser secara perhitungan (teoritis).

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun tujuan dari percobaan Osborne Reynolds adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui besarnya bilangan Reynolds.
2. Dapat menghitung koefisien geser.
3. Dapat mengetahui hubungan antara koefisien geser bilangan Reynolds.
4. Dapat mengetahui cara membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara
pengamatan visual dengan pengklasifikasian geser secara perhitungan (teoritis).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kuba, dkk., (2019), sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa
erosi permukaan, erosi parit, atau jenis eros i tanah lainnya. Sedimen umumnya
mengendap di bagian bawah kaki bukit, di daerah genangan banjir, di saluran air,
sungai, dan waduk. Keberadaan sedimen yang berlebih dapat mempengaruhi
karakteristik dan menimbulkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan manusia,
seperti banjir dan penurunan kualitas air. Sebagai contoh, kedalaman sungai
berkurang apabila terjadi sedimentasi. Hal ini berdampak pada pengurangan
kapasitas tampang sungai, atau dengan kata lain kemampuan sungai dalam
mengalirkan air semakin kecil. Dimana bisa disimpulkan bahwa sedimentasi adalah
peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau
angin. Pada saat pengikisan terjadi, air membawa batuan mengalir ke sungai, danau,
dan akhirnya sampai di laut. Pada saat kekuatan pengangkutannya berkurang atau
habis, batuan diendapkan di daerah aliran air (Roby, 2016).
Menurut Saputra (2022), salah satu permasalahan utama yang terjadi di
kawasan muara adalah tingginya tingkat erosi dan sedimentasi yang berakibat
berkurangnya kedalaman suatu perairan. Banyaknya partikel sedimen yang dibawa
oleh aliran sungai ke laut yang akan terendap, sehingga dapat mengganggu alur
pelayaran. Masalah yang berkaitan dengan sedimentasi biasa terjadi di hulu maupun
hilir sungai. Dimana dampak utama dari sedimentasi adalah berkurangnya kapasitas
sungai atau waduk dalam menampung air, yang akan memiliki efek serius berupa
tereduksinya suplai air, produksi listrik tenaga air, irigasi, hingga keefektifan
penanggulangan banjir. Deposit sedimen yang berlebihan di hulu juga dapat
meningkatkan peluang banjir di daratan yang lebih landau. Di lain sisi, berkurangnya
jumlah sedimen dari hulu juga dapat mengancam keberlangsungan dataran delta yang
tergerus oleh ombak dari lautan (Syvitski dkk., 2009).
Oleh karena itu, kami dari kekelompok 4(empat) kayasan Infrastruktur dan
Lingkungan melakukan praktikum Hidrolika dan Saluran Terbuka percobaan
Angkutan Sedimen di Laboratorium Keairan dan Teknik lingkungan, Fakultas
Teknik, Universitas Halu Oleo untuk mengetahui bagaimana mendemostrasikan
aliran diatas dasar bergerak (moveable bed fow), mengetahui awal gerak butir
sedimen, dan mengetahui besar pengaruh ukuran butir sedimen yang bergerak
terhadap penambahan debit dan kemiringan saluran. Dengan adanya percobaan ini
diharapkan dapat memberikan hasil yang teliti sehingga dapat dijadikan bahan acuan
untuk kedepannya dan dapat digunakan sebagai referensi serta dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang keteknik sipilan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah percobaan angkutan sedimen adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mendemonstrasikan aliran diatas dasar bergerak movable bed flow?
2. Bagaimana cara mengetahui awal gerak butiran sedimen?
3. Bagaimana cara mengetahui besar pengaruh ukuran butir sedimen yang
bergerak terhadap penambahan debit dan kemiringan saluran?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum percobaan angkutan sedimen adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mendemonstrasikan aliran diatas dasar bergerak movable bed flow.
2. Untuk mengetahui awal gerak butiran sedimen.
3. Untuk mengetahui besar pengaruh ukuran butir sedimen yang bergerak
terhadap penambahan debit dan kemiringan saluran.

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat praktikum Angkutan Sedimen terbagi dalam 3 aspek
adalah sebagai berikut:
1.4.1 Untuk Ilmu Pengetahuan
Manfaat praktikum percobaan Angkutan Sedimen untuk ilmu pengetahuan
adalah dalam bidang penerapan teori-teori pada buku atau literatur lain sebagai
bentuk pembuktian teori-teori yang ada, atau bahkan bisa membantah beberapa teori
yang ada dalam bentuk praktikum percobaan.
1.4.2 Untuk Diri Sendiri
Manfaat praktikum percobaan Angkutan Sedimen bagi saya adalah untuk
memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Hidrolika dan Angkutan Sedimen, serta
menambah wawasan saya dalam kaitannya dengan mata kuliah yang diberikan.

1.4.3 Untuk Instansi


Manfaat praktikum percobaan Angkutan Sedimen untuk instansi adalah
sebagai pedoman atau literatur dalam perencanaan dan pemanfaatan dari Angkutan
Sedimen yang ada bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

1.5 Sistematis Penulisan


Adapun sistematika penulisan laporan praktikum Hidrolika dan Saluran
Terbuka pada percobaan angkutan sedimen adalah sebagai berikut:
1.5.1 BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang melatar belakangi
praktikum ini, dilanjutkan dengan uraian rumusan masalah, tujuan praktikum,
manfaat praktikum, sistematika penulisan dan beberapa penelitian terdahulu yang
dapat dijadikan bahan acuan dalam praktikum ini.

1.5.2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pada bab ini diuraikan secara sistematis tentang teori, pemikiran dan hasil
penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Bagian ini akan
memberikan kerangka dasar yang komprehensif mengenai konsep, prinsip atau teori
yang akan digunakan untuk pemecahan masalah.

1.5.3 BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM


Bab ini terdiri dari lokasi dan waktu praktikum, pembahasan mengenai alat
dan material yang digunakan dalam praktikum, prinsip praktikum, dan prosedur
pelaksanaan praktikum.
1.5.4 BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan hasil-hasil yang diperoleh dari proses praktikum
dan pembahasannya. Penyajian hasil penelitian memuat deskripsi sistematik tentang
data yang diperoleh, dan pada bagian pembahasan menguraikan pengolahan data
hasil penelitian dalam rangka mencapai tujuan dari praktikum ini.

1.5.5 BAB V PENUTUP


Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dari seluruh rangkaian proses
praktikum dan saran-saran terkait dengan kekurangan yang didapati dalam praktikum
ini, sehingga nantinya dapat dijadikan acuan untuk praktikum selanjutnya.

1.6 Penelitian Terdahulu


1.6.1 Sediment Transport And Bed Morphology At River Channel Confluences
(1988)
Penelitian ini dilakukan oleh James L. Best yang mendeskripsikan tentang
Pertemuan saluran sungai membentuk elemen morfologi penting dari setiap sistem
sungai menjadi titik-titik dimana perubahan cepat dalam aliran, debit sedimen dan
geometri hidrolik perlu diakomodasi dalam mengidentifikasi perubahan cepat pada
aliran, debit sedimen dan geometri hidraulik. Penlitian ini menyajikan hasil-hasil
investigasi kuantitatif angkutan sedimen pada pertemuan saluran yang dilakukan
melalui simulasi flume laboratorium berskala besar dan menampilkan secara lengkap
dari pertemuan saluran pada umumnya.
Morfologi dasar pada pertemuan saluran memiliki tiga elemen yang
berbeda: pertama permukaan longsoran pada hulu masing-masing saluran. Hulu dari
setiap pertemuan saluran, gerusan tengah dan badan pada zona pemisahan yang
terbentuk di sudut persimpangan hilir. Elemen-elemen ini dikontrol oleh sudut
pertemuan dan rasio debit antara saluran anak sungai dan saluran utama. Ketika
sudut pertemuan dan rasio debit meningkat, kondisi sedimen dari saluran-saluran
pertemuan semakin terpisah dalam alirannya melalui persimpangan dengan sedimen
yang diangkut di sekitar dan bukan melalui pusat pertemuan. pertemuan. Pemisahan
beban sedimen ini disertai dengan mundurnya muka longsoran saluran utama dari
pertemuan, peningkatan kedalaman gerusan, perubahan orientasi gerusan dan
peningkatan ukuran zona pemisahan. Pengukuran lapangan secara dekat mereplikasi
simulasi flume, yakni sebuah model transportasi sedimen dan morfologi dasar
dengan menghubungkan fitur fitur dengan dinamika fluida di lokasi-lokasi penlitian
ini. Pemahaman dinamika pertemuan tidak hanya dalam pertimbangan morfologi
saluran dan kriteria desain, tetapi juga harus menjadi dasar untuk interpretasi dalam
catatan penelitian yang telah usai.

1.6.2 Modeling Suspended Sediment Transport In Nonequilibrium Situations


(1988)
Penelitian ini dilakukan oleh Ismail Celik, dkk. yang mendeskripsikan
tentang sebuah model matematis merupakan bentuk penyajian untuk menghitung
angkutan sedimen tersuspensi dalam aliran searah di bawah kondisi pada umumnya,
kondisi nonequilibrium. Model ini terdiri dari komponen hidro dinamika yang
fleksibel untuk menghitung medan aliran dan karakteristik turbulensi dan model
transpor skalar. Model yang pertama menggunakan model turbulensi dan
menyediakan masukan untuk model turbulensi yang kedua, distribusi kecepatan dan
difusivitas eddy serta kecepatan gesekan. Proses pengendapan disimulasikan dengan
kecepatan pengendapan empiris yang muncul dalam persamaan konsentrasi partike.
Fluks bersih dinyatakan sebagai perbedaan antara deposisi dan entrainment,
sementara tingkat deposisi diketahui dari konsentrasi lokal dan kecepatan
pengendapan, entrainment diasumsikan terjadi pada tingkat yang sama seperti yang
terjadi pada kondisi kesetimbangan, ketersediaan material sedimen yang cukup
dengan bantuan prosedur volume terbatas terbatas, model angkutan sedimen
hidrodinamis gabungan diterapkan pada berbagai eksperimen flume yang melibatkan
fluks netto nol, deposisi netto dan fluks nol netto, pengendapan netto dan situasi
netto-entrainment. Prediksi perkembangan yang diprediksi dari profil konsentrasi
vertikal dibandingkan dengan hasil pengukuran secara umum terlihat lebih baik.
1.6.3 Longshore Current Dan Pengaruhnya Terhadap Transport Sedimen Di
Perairan Pantai Sendang Sikucing, Kendal (2014)
Angkutan sedimen sejajar pantai dibangkitkan oleh gelombang pecah di
Perairan Pantai Sendang Sikucing, akan berpengaruh terhadap berbagai macam
kegiatan di wilayah pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi
gelombang pecah (Hb), kedalaman gelombang pecah (db) longshore current serta
mengetahui transport sedimen yang dipengaruhi longshore current yang dibangkitkan
oleh gelombang pecah di Perairan Pantai Sendang Sikucing, Kendal. Materi yang
digunakan pada penelitian ini meliputi data sedimen dan data gelombang. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data angin tahun 2005 – 2014,
Peta Rupa Bumi Indonesia dan LPI BAKOSURTANAL skala 1:25.000. Metode
penelitian yang digunakan untuk menentukan transport sedimen yaitu dengan
menggunakan rumus empiris yang didapat dari pengaruh gelombang. Peramalan
gelombang diperoleh dari data angin dengan menggunakan metode SMB.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui tinggi gelombang pecah adalah 0,41 meter
yang akan membangkitkan gelombang pecah sehingga terjadi arus sejajar pantai
yang besarnya adalah 4 m/detik dengan arah datang arus cenderung dari barat laut
menuju timur yang dapat mengangkut sedimen. Potensi angkutan sedimen signifikan
Pantai Sendang Sikucing, Kendal adalah 1243,83 m3 /hari atau 453999,86 m3 /tahun.

Anda mungkin juga menyukai