Bendungan adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air sungai, selain daripada itu pemanfaatan bendungan untuk keperluan sektor yang menyangkut terhadap kebutuhan air seperti pembangkit tenaga listrik ataupun sistem irigasi atau drainase sawah ataupun perkebunan. maka daripada itu fluida, hidrolika dan mekanika fluida merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan untuk keperluan bagi manusia , seperti pada infrastruktur air sangat penting untuk menunjang aktivitas manusia yang berdasarkan dari fluida, hidrolika dan mekanika fluida, sehingga daripada itu terwujudlah infrastruktur-infrastruktur seperti pada bendungan . Sebelum mendesain atau mentransferkan perwujudan itu, kita perlu melakukan percobaan atau praktikum seperti pada percobaan pintu air, yang dimana percobaan atau praktikum pintu air sangat penting bagi kita mempraktekkan terlebih dahulu untuk mengetahui hal-hal apa saja yang akan terjadi di lapangan jika setelahnya dibangun infrastruktur bendungan terlebih dahulu (Apriyanto, 2015). Pintu air pada aliran sungai memegang peranan vital karena menjadi salah satu pengendali air sungai, dan menjadi salah satu elemen kontrol banjir. Proses ini dilakukan dengan memanfaatkan sensor untuk mendeteksi perubahan ketinggian air pada pintu air agar bisa mengetahui dan menguraikan perbandingan antara debit, kecepatan aliran dan volume terhadap di titik pintu air bendungan tersebut (Khairul et al., 2010). Permasalahan yang sering terjadi pada pintu air yaitu berupa kerusakan pintu air yang di sebabkan oleh korosi pada pintu air, keausan pada pintu air dan juga sedimentasi yang di bawa oleh aliran air. Kerusakan yang terjadi pada pintu air juga di sebabkan oleh kesalahan para petani pengguna air saat pengoperasian pintu air. Saat ini sebagian besar pintu air yang terdapat di irigasi ataupun sungai di Indonesia masih menggunakan pintu air yang manual dalam pengoperasiannya, yang masih mengandalkan tenaga manusia. Dalam pengoperasian pintu air ini, pintu air hanya di buka atau di tutup secara manual oleh manusia dengan berdasarkan pantauan ketinggian air yang dilihat. hal tersebut sangat tidak efektif dan efisien . (Rumagit, D. J.,2019). Oleh karena itu, kami kelompok 4 (Empat) Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan melakukan praktikum Hidrolika dan Saluran Terbuka pada percobaan Pintu Air di Laboratorium Keairan dan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kendari. Untuk mengetahui besarnya laju aliran persatuan waktu pada setiap jenis pintu air sehingga dapat merancang permodelan saluran irigasi yang sesuai dengan kebutuhan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan Pintu Air adalah sebagai berikut. 1. Untuk menghitung kecepatan aliran, debit, ketinggian dan koefisien debit aliran yang diamati. 2. Untuk membandingkan hubungan antara waktu, volume air, debit, ketinggian aliran dan koefisien debit.
1.3 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari percobaan Pintu Air adalah sebagai berikut. 1. Dapat menghitung kecepatan aliran, debit, ketinggian dan koefisien debit aliran yang diamati. 2. Dapat membandingkan hubungan antara waktu, volume air, debit, ketinggian aliran dan koefisien debit. DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, H. (2015). Rancang Bangun Pintu Air Otomatis Menggunakan Water
Level Float Switch Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Sisfokom (Sistem Informasi dan Komputer), 4(1), 22–27. https://doi.org/10.32736/sisfokom.v4i1.132 Rumagit, D. J. (2019). Identifikasi Kerusakan Pintu Air di Daerah Irigasi Alale Kabupaten Bone Bolango. RADIAL: Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi, 7(1), 1-11. Khairul, Sanjaya, bomo wibowo, & Derdian, E. (2010). Implementasi Pengendali Sistem Buka Tutup Pintu Air Otomatis Berbasis Arduino Uno R3 Dan Website. UniversitasTanjungpura.