Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu hidrolika merupakan ilmu yang mempelajari prilaku dari aliran air

atau mempelajari gerak air (Ginanjar and Hariati 2015). Ditinjau dari mekanika

aliran terdapat dua macam aliran yaitu aliran saluran tertutup dan aliran saluran

terbuka (Sosrodarsono and Takeda 1973). Salman terbuka adalah saluran yang

mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas (Daud, Gifari, and Rani 2018).

Salah satu bangunan pelengkap yang dimiliki oleh saluran terbuka

adalah bangunan pelimpah (Spillway) yang berfungsi menjaga saluran dari bahaya

pelimpahan (Saleh, Musa, and As'ad 2019).

Ada beberapa macam model pelimpah aliran saluran terbuka yaitu ada

yang berbentuk trapesium, segiempat, segitiga, setengah lingkaran ataupun

kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut (Binilang 2014). Pada aliran saluran

terbuka sering dibuat hambatan berupa ambang.

Dalam jaringan irigasi, banyaknya debit air yang mengalir kedalam

saluran harus dapat diukur dengan seksama agar pembagian air dapat

dilaksanakan sebaik baiknya sesuai dengan kebutuhan air (Satriyadi et al. 2017).

Pengukuran debit secara tidak langsung pada saluran irigasi menggunakan

bangunan ukur ambang dengan tujuan untuk efisiensi pembagian air dengan

mempertimbangkan kebutuhan air yang harus diberikan (Suhardi 2020).

Alat ukur ambang adalah bangunan aliran atas (overflow), untuk

menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air, maka bangunan ini
bisa mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sernentara debitnya tetap serupa

(Risman and Warsiti 2013). Alat ukur biasanya difungsikan pula sebagai

bangunan pengontrol. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air

yang direncanakan dan untuk mengalirkan air dengan debit tertentu sesuai

kebutuhan (Satriyadi et al. 2017). Jenis bangunan ukur ambang lebar dan segitiga

merupakan jenis bangunan ukur lainnya yang sering digunakan untuk pengukuran

debit, Bangunan ukur tersebut biasanya dipasang pada saluran primer, saluran

sekunder maupun saluran tersier. Pada umumnya, posisi bangunan ukur debit

tegak lurus terhadap arah aliran (Suhardi 2020). Bangunan ukur ambang lebar

digunakan untuk mengukur debit aliran besar. Sementara bangunan ukur ambang

segitiga digunakan untuk mengukur debit aliran kecil (Suhardi 2020). Untuk

kepentingan perencanaan bangunan air seperti bendungan dan bangunan air

lainnya maka perihal karakteristik aliran sangatlah penting untuk menentukan

bangunan yang akan dipilih sesuai kebutuhannya (Saleh, Musa, and As'ad 2019).

Pada praktikum kali ini digunakan dua ambang/bendung yaitu broad crested

weir/bendung ambang lebar dan crump weir/bendung ambang segitiga.

Dari percobaan ini dapat diperoleh gambaran mengenai sifat aliran, berupa

bentuk atau profil aliran melalui analisa model fisik dari sifat aliran yang diamati.

Dalam kondisi nyata di lapangan, ambang ini berguna untuk meninggikan muka

air di sungai atau pada saluran irigasi sehingga dapat mengairi areal persawahan

yang lebih luas. Dan selain itu, ambang dapat digunakan untuk mengukur debit

serta juga dapat digunakan untuk mengukur debit air yang mengalir pada saluran

terbuka.
1.2 Tujuan Praktikum

1. Mengkaji sifat aliran sebelurn dan sesudah rnelewati arnbang,

serta perbedaannya akibat bentuk arnbang.

2. Menentukan hubungan tinggi bukaan air terhadap debit air

dengan rnenggunakan dua arnbang yang berbeda.

3. Menghitung besar koefisien debit pada aliran dengan rnenggunakan

dua arnbang yang berbeda.

4. Mengamati pola aliran yang diperoleh dengan rnenggunakan dua

arnbang tersebut.

1.3 Manfaat Praktikum

1. Mengetahui cara menguji untuk mengetahui kecepatan aliran dan debit

aliran

2. Mengetahui cara menganalisa hasil pengukuran dan membuat

kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai