BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar, air pada umumnya
berasal dari air hujan, mata air, air tanah, dan air permukaan sungai. Air tersebut dapat
dimanfaatkan untuk irigasi pertanian, bahan baku air bersih, dan lain-lain.
Kebutuhan air saat ini dari segi kualitas maupun kuantitas menjadi bertambah dan
meningkat, sedangkan cadangan air yang ada saat ini sangat terbatas. Adanya
peningkatan kebutuhan air untuk kebutuhan sehari-hari dan irigasi memerlukan banyak
pengembangan sumber air untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan
ketersediaan air.
Pengembangan sumber daya air didefinisikan sebagai aplikasi cara struktural dan
non-struktural untuk mengendalikan, mengolah sumber daya air agar memberikan
manfaat bagi mahluk hidup dan manfaat untuk tujuan-tujuan lingkungan. Cara
nonstuktural adalah program-program pengendalian dan pengolahan sumber daya air
yang tidak membutuhkan fasilitas-fasilitas yang harus dibangun, sedangkan cara
structural adalah program-program pengendalian dan pengolahan sumber daya air dengan
membangun fasilitas yang dibutuhkan.
Untuk menaikan permukaan air sungai agar air sungai dapat dialirkan ke daerah
dialirkan ke daerah irigasi, perlu dibuat bendung. Bendung terbagi 2 macam. Ada
bendung tetap dan bendung
Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar, air pada umumnya berasal dari
air hujan, mata air, air tanah, dan air permukaan sungai. Air tersebut dapat dimanfaatkan
untuk irigasi pertanian, bahan baku air bersih, dan lain-lain.
Kebutuhan air saat ini dari segi kualitas maupun kuantitas menjadi bertambah dan
meningkat, sedangkan cadangan air yang ada saat ini sangat terbatas. Adanya
peningkatan kebutuhan air untuk kebutuhan sehari-hari dan irigasi memerlukan banyak
pengembangan sumber air untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan
ketersediaan air.
Untuk itu dalam laporan ini akan dibahas tentang perencanaan pembuatan
bendung tetap dengan judul Perencanaan Hidrolis Bendung.
1.2.
Tujuan
Tujuan secara umum dari laporan tugas besar ini adalah untuk mengetahui secara
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1. Pemilihan Lokasi dan Jenis Embung
1. Pemilihan Lokasi
Dalam pemilihan bendung hendaknya dipilih lokasi yang paling
menguntungkan dari beberapa segi. Misalnya dilihat dari segi perencanaan,
pengamatan bendung, pelaksanaan, pengoperasian, dampak pembangunan dan
sebagainya. Selain itu dipertimbangkan pula atas beberapa pengalaman dalam
memilih lokasi bendung ditetapkan berdasarkan persyaratan yang dominan.
Pemilihan lokasi bendung agar dipertimbangkan pula terhadap pengaruh timbal
balik antara morfologi sungai dan bangunan lain yang ada dan akan dibangun.
Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan beberapa aspek yaitu :
a. Keadaan topografi dari rencana daerah irigasi yang akan diairi.
b. Kondisi topografi dari lokasi bendung, harus mempertimbangkan
beberapa aspek yaitu :
Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir, sedang
dan kecil.
berdasarkan
pertimbangan
terakhir.
Dari
beberapa
alternative lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah dan
Pintu geser atau sorong: banyak digunakan untuk lebar dan tinggi
merupakan bahan lindungan yang baik pula, beton yang dipakai untuk
lindungan permukaan sebaiknya mengandung agregat berukuran kecil,
bergradasi baik dan berkekuatan tinggi.
- Baja, kadang-kadang dipakai di tempat yang terkena hempasan berat
oleh air yang mengandung banyak sedimen. Khususnya blok halang di
kolam olak dan lantai tepat di bawah pintu dapat dilindungi dengan
pelat-pelat baja.
b. Lindungan dari Pasangan Batu Kosong
Pasangan batu kosong (rip-rap) dipakai sebagai selimut lindung bagi
tanah asli (dasar sungai) tepat di hilir bangunan. Batu yang dipakai untuk
pasangan batu kosong harus keras, padat dan awet, serta berberat jenis 2,4.
Panjang lindungan dari pasangan batu kosong sebaiknya diambil 4 kali
kedalaman lubang gerusan lokal, dihitung dengan rumus empiris. Rumus ini
adalah rumus empiris Lacey untuk menghitung kedalaman lubang gerusan:
R = 0,47
Gambar 2. Contoh filter antara pasangan batu kosong dan bahan asli (tanah
dasar)
Filter yang digradasi hendaknya direncana menurut aturan-aturan berikut :
1.) Kelulusan tanah (USBR, 1973) :
Perbandingan 5 40 seperti yang disebutkan di atas dirinci lagi sebagai
berikut:
Agar filter tidak tersumbat, maka d5 harus sama atau lebih besar dari 0,75
mm untuk semua lapisan filter.
Bila filter harus ditempatkan di bawah air, maka harga-harga ini sebaiknya
10
2. Bahan Pondasi
Metode untuk menghitung besarnya daya dukung (bearing pressure) serta
harga-harga perkiraan diberikan dalam KP - 06 Parameter Bangunan.
Parameter bahan seperti sudut gesekan dalam dan kohesi untuk bahanbahan pondasi yang sering dijumpai, diberikan pada bersama-sama dengan
perkiraan daya dukung sebagai harga-harga teoritis untuk perhitunganperhitungan pendahuluan.
11
Tabel 1. Harga-harga perkiraan daya dukung yang diizinkan (British Standar Code
of Practice CP 2004)
gaya-gaya
sekunder
yang
ditimbulkan oleh penurunan yang tidak merata maupun risiko terjadinya erosi
bawah tanah (piping) akibat penurunan tersebut.
1. Perencanaan Mercu
a. Mercu Bulat
Bendung dengan mercu bulat memiliki harga koefisien debit yang
jatuh lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien bendung ambang lebar.
12
Dimana
3. . .
= Debit (m3/dt)
Cd
g
= Koefisien debit ( Cd = C0 C1 C2 )
= Percepatan gravitasi ( 9,8 m/ dt2 )
H1
C0
= Fungsi H1/ r
C1
C2
= Fungsi p/ H1
= Fungsi p/ H1 dan kemiringan muka hulu bendung
13
14
C0
0.50
1.05
1.00
1.17
2.00
1.33
3.00
1.41
4.00
1.46
5.00
1.49
p/H1
C1
0.00
0.65
0.25
0.86
0.50
0.93
0.75
0.95
1.00
0.97
15
1.50
0.99
0.667
0.333
0.25
1.030
1.025
1.008
0.50
1.012
1.017
1.005
0.75
1.004
1.010
1.004
1.00
0.998
1.006
1.002
1.50
0.993
1.000
1.000
0.00
b. Mercu Ogee
Mercu ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam
(aerasi). Oleh karena itu, mercu tidak akan memberikan tekanan sub
16
Y
1 X
hd K hd
di mana X dan Y adalah koordinat-koordinat permukaan hilir dan
hd adalah tinggi energi rencana di atas mecu.
17
Q = Debit (m /dt)
3. . .
Cd
g
= Koefisien debit ( Cd = C0 C1 C2 )
= Percepatan gravitasi ( 9,8 m/ dt2 )
H1
C0
= Fungsi H1/ r
C1
C2
= Fungsi p/ H1
= Fungsi p/ H1 dan kemiringan muka hulu bendung
18
di mana:
di mana:
Q=ba 2
Q = debit, m3/dt
= koefisiensi debit: untuk bukaan di bawah permukaan air dengan
kehilangan tinggi energi, = 0,80
b = lebar bukaan, m
a = tinggi bukaan, m
g = percepatan gravitasi, m/dt2 ( 9,8)
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan, m
Bila pintu pengambilan dipasangi pintu radial, maka = 0,80 jika ujung
pintu bawah tenggelam 20 cm di bawah muka air hulu dan kehilangan energi
sekitar 10 cm.
Untuk yang tidak tenggelam, dapat dipakai rumus-rumus dan grafik-grafik
yang diberikan pada pasal 4.4.
Elevasi mercu bendung direncana 0,10 di atas elevasi pengambilan yang
dibutuhkan untuk mencegah kehilangan air pada bendung akibat gelombang.
19
c =
sin
20
L = panjang jeruji, m
b = jarak bersih antar jeruji b ( b > 50 mm), m
= sudut kemiringan dari horisontal, dalam derajat
Kadang-kadang
bila
salah
satu
pengambilan
debitnya
kecil,
21
Gambar 10. tipe-tipe pintu pengambilan pintu sorong kayu dan baja
3. Pembilas
Lantai pembilas merupakan kantong tempat mengendapnya bahan-bahan
kasar di depan pembilas pengambilan. Sedimen yang terkumpul dapat dibilas
dengan jalan membuka pintu pembilas secara berkala guna menciptakan aliran
terkonsentrasi tepat di depan pengambilan.
Pengalaman yang diperoleh dari banyak bendung dan pembilas yang sudah
dibangun, telah menghasilkan beberapa pedoman menentukan lebar pembilas:
- lebar pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya sama dengan 1/6
1/10 dari lebar bersih bendung (jarak antara pangkal-pangkalnya), untuk
sungai-sungai yang lebarnya kurang dari 100 m.
- lebar pembilas sebaiknya diambil 60% dari lebar total pengambilan
termasuk pilar-pilarnya.
Juga untuk panjang dinding pemisah, dapat diberikan harga empiris.
Dalam hal ini sudut a pada Gambar dibawah sebaiknya diambil sekitar 600
sampai 700.
Pintu pada pembilas dapat direncana dengan bagian depan terbuka atau
tertutup. Pintu dengan bagian depan terbuka memiliki keuntungan-keuntungan
22
berikut:
- ikut mengatur kapasitas debit bendung, karena air dapat mengalir melalui
pintu-pintu yang tertutup selama banjir.
- pembuangan benda-benda terapung lebih mudah, khususnya bila pintu
dibuat dalam dua bagian dan bagian atas dapat diturunkan
Kelemahan-kelemahannya:
- sedimen akan terangkut ke pembilas selama banjir; hal ini bisa
menimbulkan masalah, apalagi kalau sungai mengangkut banyak bongkah.
Bongkah-bongkah ini dapat menumpuk di depan pembilas dan sulit
disingkirkan.
- benda-benda hanyut bisa merusakkan pintu.
- karena debit di sungai lebih besar daripada debit di pengambilan, maka
air akan mengalir melalui pintu pembilas; dengan demikian kecepatan menjadi
lebih tinggi dan membawa lebih banyak sedimen.
Sekarang kebanyakan pembilas direncana dengan bagian depan tebuka.
Jika bongkah yang terangkut banyak, kadang-kadang lebih menguntungkan
untuk merencanakan pembilas samping (shunt sluice), lihat Gambar 2.13
Pembilas tipe ini terletak di luar bentang bersih bendung dan tidak menjadi
penghalang jika terjadi banjir.
23
sedimen.
Karena tidak ada air yang boleh mengalir di atas dinding pemisah selama
pembilasan (sebab aliran ini akan mengganggu), maka elevasi dinding tersebut
sebaiknya diambil 0,50 atau 1,0 m di atas tinggi mercu.
Jika pembilasan harus didasarkan pada debit tertentu di sungai yang masih
cukup untuk itu muka dinding pemisah, dapat ditentukan dari Gambar 2.14 .
Biasanya lantai pembilas pada pada kedalaman rata-rata sungai. Namun
demikian, jika hal ini berarti terlalu dekat dengan ambang pengambilan, maka
lantai itu dapat ditempatkan lebih rendah asal pembilasan dicek sehubungan
dengan muka air hilir (tinggi energi yang tersedia untuk menciptakan
kecepatan yang diperlukan).
a. Pembilas Bawah
Pembilas bawah direncana untuk mencegah masuknya angkutan
sedimen dasar fraksi pasir yang lebih kasar ke dalam pengambilan.
Mulut pembilas bawah ditempatkan di hulu pengambilan di mana
ujung penutup pembilas membagi air menjadi dua lapisan: lapisan atas
mengalir ke pengambilan dan lapisan bawah mengalir melalui saluran
pembilas bawah lewat bendung
Pintu di ujung pembilas bawah akan tetap terbuka selama aliran air
rendah pada musim kemarau pintu pembilas tetap ditutup agar air tidak
mengalir. Untuk membilas kandungan sedimen dan agar pintu tidak
tersumbat, pintu tersebut akan dibuka setiap hari selama kurang lebih 60
menit.
Apabila benda-benda hanyut mengganggu eksploitasi pintu pembilas
sebaiknya di pertimbangkan untuk membuat pembilas dengan dua buah
pintu, di mana pintu atas dapat diturunkan agar benda-benda hanyut dapat
lewat.
Jika kehilangan tinggi energi bangunan pembilas kecil, maka hanya
diperlukan satu pintu, dan jika dibuka pintu tersebut akan memberikan
24
25
a)
- satu pintu dengan pelimpah (bagian depan terbuka, lihat Gambar
2.15 b)
- dua pintu, biasanya hanya dengan pelimpah (lihat Gambar 2.15 c)
- pintu radial dengan katup agar dapat membilas benda-benda
terapung (lihat Gambar 2.15 d)
Apabila selama banjir aliran air akan lewat di atas pintu, maka bagian
atas pintu harus direncana sedemikian rupa, sehingga tidak ada getaran dan
tirai luapannya harus diaerasi secukupnya. (lihat Gambar 5.14).
Dimensi kebutuhan aerasi dapat diperkirakan dengan pertolongan
rumus berikut:
,
Dimana :
yp
h1
26
2.4. Stabilitas
1. Gaya-Gaya yang Bekerja pada Bangunan
Gaya-gaya yang bekerja pada bangunan bendung dan mempunyai arti penting
dalam perencanaan adalah :
a. Tekanan air dalam dan luar
Gaya tekan air dapat dibagi menjadi gaya hidrostatik dan gaya
hidrodinamik. Tekanan hidrostatik adalah fungsi kedalaman di bawah
permukaan air. Tekanan air akan selalu bekerja tegak lurus terhadap muka
bangunan. Oleh sebab itu agar perhitungannya lebih mudah, gaya horisontal
dan vertikal dikerjakan secara terpisah.
Tekanan air dinamik jarang diperhitungkan untuk stabilitas bangunan
bendung dengan tinggi energi rendah.
Gaya tekan ke atas. Bangunan bendung mendapat tekanan air bukan
hanya pada permukaan luarnya, tetapi juga pada dasarnya dan dalam tubuh
bangunan itu. Gaya tekan ke atas, yakni istilah umum untuk tekanan air
dalam, menyebabkan berkurangnya berat efektif bangunan diatasnya.
Rumus gaya tekan ke atas untuk bangunan yang didirikan pada pondasi
batuan adalah :
di mana:
+ 1 2 ( )
27
Tabel 7 harga-harga
28
29
b. Tekanan Lumpur
Tekanan lumpur yang bekerja terhadap muka hulu bendung atau terhadap
pintu dapat dihitung sebagai berikut:
Ps =
di mana:
Ps : gaya yang terletak pada 2/3 kedalaman adri atas lumpur yang bekerja
secara horisontal
s : berat lumpur, kN
h : dalamnya lumpur, m
: sudut gesekan dalam, derajat.
Beberapa andaian/asumsi dapat dibuat seperti berikut:
=
daerah
dan
risiko.
Faktor
minimum
yang
akan
30
d. Berat Bangunan
Berat bangunan bergantung kepada bahan yang dipakai untuk membuat
bangunan itu.
Untuk tujuan-tujuan perencanaan pendahuluan, boleh dipakai harga-harga
berat volume di bawah ini.
pasangan batu 22 kN/m3 ( 2.200 kgf/m3)
beton tumbuk 23 kN/m3 ( 2.300 kgf/m3)
beton bertulang 24 kN/m3 ( 2.400 kgf/m3)
Berat volume beton tumbuk bergantung kepada berat volume agregat serta
ukuran maksimum kerikil yang digunakan.
Untuk ukuran maksimum agregat 150 mm dengan berat volume 2,65, berat
volumenya lebih dari 24 kN/m3 ( 2.400 kgf/m3).
e. Reaksi Pondasi
Reaksi pondasi boleh diandaikan berbentuk trapesium dan tersebar secara
linier.
Tekanan vertikal pondasi adalah:
dimana:
( )
( )
31
BAB III
PERENCANAAN
Peta Topografi
: P40 P83
Lokasi As bending
: P48
Debit Q1
: 11,6 m3/det
Debit Q100
: 53,4 m3/det
: Lempung Sedang
Material hanyutan
: Lempung
: 2,75 m
32
3.2.Kemiringan Rata-Rata
Dalam mencari kemiringan rata-rata dilihat dari potongan memanjang
dalam pelaksanaan jaringan sumber air Citarum (Sapan - Nanjung). Data yang
dibutuhkan adalah data elevasi tanah eksisting dan panjang (L).
H (m)
H (m)
L (m)
L (m)
P40
653.07
0.07
1974.61
-49.72
-0.00141
P41
653
0.08
2024.33
-98.65
-0.00081
P42
652.99
-0.78
2073.26
-93.14
0.008374
P43
653.78
-0.9
2117.47
-94.34
0.00954
P44
653.89
-0.1
2167.6
-100.9
0.000991
P45
653.88
0.9
2218.37
-109.15
-0.00825
P46
652.99
0.21
2276.75
-109.61
-0.00192
P47
653.67
-1.01
2327.98
-101.55
0.009946
P48
654
-0.13
2378.3
-91.82
0.001416
P49
653.8
0.17
2419.8
-100.81
-0.00169
P50
653.83
-0.16
2479.11
-105
0.001524
P51
653.96
-0.12
2524.8
-91.91
0.001306
P52
653.95
0.01
2571.02
-94.64
-0.00011
P53
653.95
-0.05
2619.44
-97.53
0.000513
P54
654
-0.11
2668.55
-96.5
0.00114
P55
654.06
-0.02
2715.94
-92.23
0.000217
P56
654.02
0.06
2760.78
-91.63
-0.00065
P57
654
0.08
2807.57
-98.66
-0.00081
P58
653.94
0.07
2859.44
-95.5
-0.00073
P59
653.93
-0.13
2903.07
-92.92
0.001399
P60
654.07
-0.14
2952.36
-99.73
0.001404
P61
654.07
-0.07
3002.8
-107.13
0.000653
P62
654.14
-0.01
3059.49
-105.57
9.47E-05
P63
654.08
0.16
3108.37
-85.03
-0.00188
P64
653.98
0.11
3144.52
-96.23
-0.00114
P65
653.97
-0.01
3204.6
-113.62
8.8E-05
P66
653.99
-0.05
3258.14
-108.13
0.000462
P67
654.02
-0.1
3312.73
-113.14
0.000884
P68
654.09
-0.05
3371.28
-118.89
0.000421
P69
654.07
-0.05
3431.62
-109.78
0.000455
P70
654.14
-0.01
3481.06
-100.21
9.98E-05
33
P71
654.08
0.1
3531.83
-88.48
-0.00113
P72
654.04
-0.12
3569.54
-73.18
0.00164
P73
654.2
-0.11
3605.01
-82.48
0.001334
P74
654.15
0.08
3652.02
-88.02
-0.00091
P75
654.12
0.07
3693.03
-93.61
-0.00075
P76
654.08
-0.12
3745.63
-111.42
0.001077
P77
654.24
-0.14
3804.45
-114.91
0.001218
P78
654.22
0.1
3860.54
-111.73
-0.0009
P79
654.14
-0.04
3916.18
-103.25
0.000387
P80
654.26
-0.03
3963.79
-89.39
0.000336
P81
654.17
0.01
4005.57
-81.74
-0.00012
P82
654.25
-0.09
4045.53
-79.84
0.001127
P83
654.26
-0.01
4085.41
-39.88
0.000251
Average
0.00057
3.3.Kurva Debit
Data yang diperlukan dalam tugas ini adalah ketinggian, luas, dan keliling
basah dari profil. Profil yang dipakai yaitu Point P48
Tabel 9. Data Profil
h (m) A (m2)
P (m)
R
0.5
4.1 13.239
0.309691
1
11.232 15.874
0.707572
1.5
20.696 23.813
0.869105
2
34.445 31.384
1.097534
2.5
50.6 33.304
1.519337
3
67.13
35.34
1.899547
P48
K n
V (m/det)
Q (m3/det)
35
0.028571
0.382624
1.56876
35
0.028571
0.663743
7.45516
35
0.028571
0.761262
15.75508
35
0.028571
0.889402
30.63544
35
0.028571
1.104728
55.89924
35
0.028571
1.282092
86.06687
34
y = 0.4131x0.4513
R = 0.9978
1
0.5
0
0
20
40
60
80
100
h (m)
1.786
1.599
1.445
1.214
1.701
2.007
1.132
0.910
1.250
1.315
1.749
1.675
1.592
1.667
1.820
1.770
B (m)
21.07
19.91
21.93
26.44
16.34
16.76
30.66
30.37
21.59
17.14
15.81
16.83
16.95
14.57
14.47
21.41
Point
P62
P63
P64
P65
P66
P67
P68
P69
P70
P71
P72
P73
P74
P75
P76
P77
h (m)
0.904
1.331
1.004
1.632
1.580
1.855
1.080
1.559
1.928
1.964
1.821
0.956
1.319
2.343
2.390
1.221
B (m)
34.17
20.17
24.83
15.3
14.58
20.14
36.35
20.18
15.39
12.1
13.61
31.68
19.72
12.32
17.63
33.26
35
P56
P57
P58
P59
P60
P61
0.894
0.912
0.937
0.907
0.844
0.951
30.62
30.1
29.95
31.38
32.85
36.47
P78
P79
P80
P81
P82
P83
1.444
1.526
1.514
1.673
1.843
0.866
27.69
13.84
12.78
13.05
13.74
25.23
Be = B -2 (n.Kp+Ka). H1
Be
= Jumlah pilar
Kp
Ka
H1
= Tinggi energi
Maka ditentukan :
B total
n (Jumlah Pilar)
= 2 buah
T (Panjang Pilar)
= 1,5 m
Kp
= 0,01
= 1 x 21,85
= 21,85 m
(minimal 1 buah)
36
Ka
= 0,1 lempung
Lebar Pilar
= 1,5 m
= 2,75 m
Q100
= 53,4 m3/det
Didapat
: Be = B -2 (n.Kp+Ka). H1
Be = 18,85 2 (2. 0,01 + 0,1). H1
Be = 18,85 0,24 H1 .......... Mencari H1
He = H1
= 1,192 m
Be
Q100
= 53,4 m3/det
= Q100 / Be
= 9,81 m2/det
v=
Ha =
( ,
,
= 0,729
= 0,0271
q
Hc =
g
Hd = He Ha = 1,192 0,0271
2,877
=
9,81
= 0,945
= 1,165
P / Hd = 2,75/ 1,165
= 2,361
H1 / Hd = 1,192 / 1,165
= 1,023
37
P / H1 = 2,75 / 1,192
= 2,307
Gambar 14. Faktor Koreksi untuk selain tinggi energi rencana pada bendung
mercu ogee
Gambar 15. Harga-harga koefisien C2 untuk bendung mercu tipe Ogee dengan
muka hulu melengkung.
38
Maka didapat :
C0
= 1,3
.....Konstant
C1
=1
.....Dari Gambar 4.
C2
= 0,998
.....Dari Gambar 4.
Cd
= C0 x C1 x C2 =
1,3 x 1 x 0,998
= Cd x 1,7048949
He =
Q
C x Be
53,4
2,2119 x 18,563
1,297
= 1,192
= 18,563 m
3.6.Desain Mercu
Diketahui :
Upstream
=3:1
Downstream
=1:1
Hd
= 1,165 m
k = 1,936
Rumus :
n = 1,836
n
n-1
X = k.Hd .Y
Jadi persamaannya :
X1,836 = 1,936. 1,16511,836-1 . Y
Y
= X1,836 / 2,196
39
Didapat :
X = 1,241
Y = 0,6758
Tabel 12. Koordinat Mercu
X
0
0.300484
0
0.05
0.43831
0.546627
0.639353
0.721978
0.797353
0.86719
0.93261
0.9944
1.053134
1.109248
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
0.55
1.163083
0.6
1.21491
0.65
1.241
0.675805
1.264952
0.7
1.31339
0.75
1.360379
0.8
1.406049
0.85
1.45051
0.9
1.493861
1.536184
1.577554
1.618036
1.657689
1.696564
1.734708
1.772164
1.808969
1.845158
1.880764
1.915815
1.950337
1.984356
0.95
1
1.05
1.1
1.15
1.2
1.25
1.3
1.35
1.4
1.45
1.5
1.55
1.6
40
2.017895
2.050974
2.083612
2.115829
2.147641
2.179063
2.210111
2.240799
2.271139
2.301145
2.330826
2.360195
2.389262
2.418036
2.446526
2.474742
2.502692
2.530382
2.557822
2.585018
2.611977
2.638705
2.665208
2.691494
2.717566
2.743431
2.769093
2.794558
2.819831
2.844916
2.869817
2.894539
2.919085
2.943461
1.65
1.7
1.75
1.8
1.85
1.9
1.95
2
2.05
2.1
2.15
2.2
2.25
2.3
2.35
2.4
2.45
2.5
2.55
2.6
2.65
2.7
2.75
2.8
2.85
2.9
2.95
3
3.05
3.1
3.15
3.2
3.25
3.3
41
0.5
1.5
2.5
3.5
0.5
1.5
2.5
3.5
42
9,81 5,781
V = 10,094 m
= 5,781 m
1,165
43
Bilangan Froud
1 + 8 (6,225 ) 1 = 8,318
OK
44
Panjang ruang olak dicari dengan grafis hubungan antara F1 dengan L/D2
untuk Chute blocks
L/D2 = 2,5
L = 2,5 x 2,371 = 5,9266 m ambil 6 m
0,8 D2 = 0,8 x 5,9266 m = 2,371 ambil 2,4 m
Baffle Blocks
h3/d1 = 1,72
h3 = 0,4901 m
s3 = 0,775 h3 = 0,775 x 0,4901 = 0,368 m
a3 = s3 = 0,368 m
0,375 h3 = 0,375 x 0,4901 = 0,184 m
45
= 658,13 m
= 0,4434 m3/sec
= 1,2 . Qu
= 1,2 . 0,4434
= 0,5321 m3/det
= 0,8
beda elevasi permukaan air di hulu dan di hilir pintu pengambilan bendung
z
46
gravitasi (g)
= 9,81 m/sec
. . 2.
0,5321
hi = 0,5599 m
= 0,2 m
= 0,2 m
= 0,6 m
= 0,2 m
= 0,05 m
= 0,1 m
Tersedia
= 0,2 + 0,2 + 0,6 + 0,2 +0,05 +0,1 = 1,35 m < P =2,75 m .... ok
47
3.9.Perencanaan Pembilas
Pengalaman yang diperoleh dari banyak bendung dan pembilas yang sudah
dibangun, telah menghasilkan beberapa pedoman menentukan lebar pembilas:
- lebar pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya sama dengan 1/6 1/10
dari lebar bersih bendung (jarak antara pangkal-pangkalnya), untuk sungai-sungai
yang lebarnya kurang dari 100 m.
- lebar pembilas sebaiknya diambil 60% dari lebar total pengambilan termasuk
pilar-pilarnya.
Juga untuk panjang dinding pemisah, dapat diberikan harga empiris. Dalam
hal ini sudut a pada Gambar 5.4 sebaiknya diambil sekitar 60o sampai 70o
48
Maka :
B total bendung
= 21,85 m
B pembilas
B 1 Pembilas
= 1,5 m
L saluran
= 0,2 m
=1
Hkr
=1m
Hkr = 0,5 m
Qn
= Qn/A
49
VC
= (Vc/1,5.3,2)2 = (0,372/1,5.3,2)2
3.10.
Diketahui :
n (Koef. Manning)
= 0,03
Q100
= 53,4 m3/sec
= 9,81 m /sec
So
P (tinggi mercu)
= 2,75 m
Hd
= 1,165 m
= 3,91 m
h pada Q100
= 2,45 m
50
h (m)
3.91
3.50
3.00
2.50
2.45
A (m2)
97.98
85.42
67.13
50.60
49.05
P (m)
38.85
37.90
36.14
34.28
33.10
R (m)
2.52
2.25
1.86
1.48
1.48
R2/3
1.85
1.72
1.51
1.30
1.30
V (m/s)
0.54
0.63
0.80
1.06
1.09
R4/3
3.43
2.96
2.28
1.68
1.69
E (m)
3.93
3.52
3.03
2.56
2.51
E (m)
0.00
0.41
0.49
0.48
0.05
Sf
0.0001
0.0001
0.0002
0.0005
0.0006
Sf/2
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
So-Sf
0.001
0.001
0.000
0.000
0.000
x (m)
0.00
794.09
1066.43
1585.70
161.31
Keterangan :
Mencari nilai
Mencari nilai
Mencari nilai x = x2 x1
=+
=
51
X (m)
0.00
794.09
1066.43
2652.13
2813.44
4.50
4.00
3.50
3.00
h (m)
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
3000.00
2500.00
2000.00
1500.00
1000.00
500.00
0.00
x (m)
Lv
LH
52
= 1,8 (
Dimana :
L
hilir)
Perhitungan :
a. Perhitungan dilakukan dengan kondisi tidak ada aliran sehingga :
Q
El. Mercu
= 658,13 m
= 655,2 m
= 2,9 m
53
Lb > 1,8 x H
Lb > 1,8 . 2,9
Lb > 5,3015 m
Berdasarkan gambar rencana lantai muka yang telah di desain seperti
gambar dibawah ini :
Lv
LH
Lp
= Lv + 1/3 LH
= 13,31 m
= 5,3014 m
Lp hasil perhitungan
= 9,887 m
54
= 2,945 m
Hd
= 1,165 m
= 4,11 m
= 7,398 m
Lp hasil perhitungan
= 9,887 m
55
Dimana:
W = w h2
Keterangan:
W = Gaya tekanan hidrostatis (ton);
w = Berat volume air (w = 1 t/m3); dan
h
b. Tekanan tanah
Tekanan tanah, termasuk tekanan lumpur di dalamnya (sediment
pressure), bekerja secara horizontal terhadap bangunan bendung dan
dianggap sebagai tekanan tanah aktif. Dalam perhitungan diasumsikan
lumpur yang terjadi adalah setinggi mercu, sehingga kedalaman lumpur
dihitung dari elevasi mercu sampai elevasi paling bawah dari bendung.
Rumus yang digunakan adalah:
w
PS s
Ka h 2
2
dengan nilai:
Ka tan 2 45
2
Keterangan:
PS = tekanan tanah aktif (ton);
s = berat volume tanah/lumpur (s = 1,8 t/m2);
w = berat volume air (w = 1 t/m2);
Ka = koefisien tanah aktif;
56
= 2,2 t/m2
beton tumbuk
= 2,3 t/m2
beton bertulang
= 2,4 t/m2
Gaya Gempa
Untuk bkonstruksu beton bertulang
T = 0,0731 x ( H mercu H Endsill)3/4 = 0,0731 x 3,33/4 = 0,18
57
58
Didapat
C = z = 0,65
ad = n (ac z)m
E =
ad
g
Keterangan:
= percepatan gempa rencana, (cm/dtk2);
ad
97,338 cm / dtk 2
=
= 0,0993 0,1 ambil E = 0,1
981 cm / dtk 2
59
Dimana :
Ps = gaya yang terletak pada 1/2 kedalaman dari atas lumpur yang
bekerja secara normal
= sudut geser dalam (45)
s = berat jenis lumpur = 1,6 ton/m3
h = kedalaman lumpur (m) = 1,375 m
60
61
Titik Garis
Uplift
Rembesan
LH
1/3 LH Lx
Lv
A
A-B
B-C
0.92
0 0.00 2.75
2.75
1 0.56 3.75
3.64
3.57
2.90
2.55
2.89
2.36
5.13 2.85
0.45
0.5
D
D-E
2.2
0.73
E
1
F
F-G
1.92
G
G-H
Px = H-H
0.31
E-F
C-D
0.64
0.95
3.3
62
M (t.m)
0.22104
0.735293
1.68846
0.75924
1.191936
0.704815
0.210355
0.01242
8.280938
0.513
-0.9008
2.7225
16.1392
Mv
Mh
= 16,139 tm
M total
RV
= -44,592 ton
RH
= 6,73 ton
63
=f
RV
R H Ep
Keterangan:
f
= 0,3
44,592
6,73
L M
e = O
2 RV
5,13 m - 31,3392 tm
e =
2 - 30,242 14,353t
e = 0,593 m
64
1
1
L = 5,13 = 0,855 m
6
6
1
L 0,855 m OK
6
1 ............................................. (6.8)
L
Tekanan tanah:
RV
L
44,952 6 0,593
1
5,13
5,13
65
67
Titik Garis
Lv
A
A-B
B
B-C
0.92
D-E
2.2
4.735
4.067
3.721
4.063
3.528
1.620
0.733
E
1
F
F-G
1.92
G
G-H
4.812
0.5
E-F
1 0.556 4.92
0.307
C
C-D
H
H Px = H-H
0 0.000 3.92
3.920
0.64
0.95
68
Gaya Uplift
U1
3.3168 3.3168 4.58 15.19094
U2
5.9905 5.9905 3.02 18.09131
U3
5.045
5.045 0.96
4.8432
Jumlah
14.3523
38.12545
Mv
= -64,562 tm
Mh
= 31,291 tm
M total
= -33,702 tm
RV
= -51,9733 ton
RH
= 10,831 ton
69
=f
RV
RH
Keterangan:
f
= 0,4
64,562
10,831
L Mv
e =
2 RV
- 64,562 tm
5,13 m
e =
2 - 37,621 14,3523t
70
e = 0,8514 m
Dengan L adalah panjang telapak pondasi yang ditinjau = 5,13 m. Batas
maksimum eksentrisitas adalah:
esyarat =
1
1
L = 5,13 = 0,855 m
6
6
1
L 0,855 m OK
6
1 ............................................. (6.8)
L
Tekanan tanah:
RV
L
51,973 6 0,855
1
5,13
5,13
71
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Tinggi Energi yang didapat pada bendung adalah sebesar 1,165 m, lebar
total sebesar 21,85 m dan lebar efektif sebesar 18,563 m
2.
3.
4.
Dimensi intake yang dipakai adalah lebar 1 m dan tinggi 0,6 m dengan
jumlah pintu sebanyak 1 buah
5.
6.
4.2
Saran
Dalam Perencanaan, sebaiknya peta situasi sungai dan peta situasi daerah
irigasi memiliki data yang berkaitan.
72