Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM HIDROLIKA

GEOMETRIK PENAMPANG SALURAN DAN PREDIKSI


DEBIT

Oleh :

Pertiwi Margarana Nirwisaya ( 03211640000053 )


Terannisa Nabilah Balqis ( 03211640000071 )
Debbie Gabriella ( 03211640000035 )
Adhitia Satria Pradana ( 03211640000095 )

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saluran terdiri dari aliran saluran terbuka dan tertutup. Aliran saluran terbuka adalah
sistem saluran yang permukaan airnya terpengaruh dengan udara luar (atmosfer). Aliran
saluran terbuka biasanya mempunyai luasan yang cukup dan digunakan untuk mengalirkan
air hujan atau air limbah yang tidak membahayakan kesehatan lingkungan dan tidak
mengganggu keindahan sedangkan aliran tertutup tidak terpengaruh oleh udara luar.
Aliran terbuka terdiri dari aliran berpenampang trapesium, segiempat, lingkaran dan
segitiga yang berfungsi untuk menampung dan mengalirkan limpasan air hujan dan
bergerak dari hulu ke hilir.
Sebagai aliran yang menampung dan mengalirkan air ke hilir, sebuah saluran harus
dihitung debitnya dengan menganalisa angka kekasaran (n) berdasarkan bahan yang
digunakan untuk membuat saluran, kemiringan dasar saluran (slope), luas penampang (A),
jari-jari hidrolis (R) sehingga nantinya distribusi air yang sampai ke hilir bisa optimum.

1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan geometrik saluran dan menghitung debit aliran dalam
saluran drainase atau saluran irigasi berpenampang segiempat, trapesium dan
lingkaran/setengah lingkaran.

1.3 Ruang Lingkup


1. Mengukur dimensi penampang saluran (kedalaman saluran,kedalaman air, lebar
saluran,kemiringan talud, ambang bebas, dan menentukan angka kekasaran saluran
n manning).
2. Mengukur panjang saluran minimal 500 meter (dengan bantuan speedometer).
3. Mengukur beda tinggi muka tanah (dengan bantuan google earth)
4. Menghitung kemiringan dasar saluran.
5. Menghitung luas penampang, keliling basah,jari-jari hidrolis.
6. Menghitung kecepatan aliran dengan rumus manning.
7. Menghitung debit aliran.
BAB II
STUDI LITERATUR DAN PROSEDUR PRAKTIKUM

2.1 Studi Literatur

A. JENIS-JENIS ALIRAN
1) Aliran Invisid (Inviscid Flow)
Aliran Invisid adalah aliran nonkompresibel yang tidak mengalami gesekan. Aliran
tanpa gesekan adalah aliran fluida yang pengaruh gesekannya diabaikan atau
pengaruh kekentalan (viskositas) fluida tidak mempengaruhi aliran fluida, dapat
dikatakan aliran ini tidak mempunyai viskositas (hambatan) atau kekentalan (μ = 0).
Meskipun pada kenyataannya semua fluida mempunyai viskositas namun pada
kondisi tertentu pengaruh viskositas tidak mempengaruhi sifat fluida sehingga dapat
diabaikan.

2) Viskos (Viscous Flow)


Aliran Viskos adalah aliran fluida yang masih dipengaruhi oleh viskositas (hambatan)
atau kekentalan (μ ≠ 0). Aliran ini terjadi pada fluida yang pekat atau kental, kepekatan
atau kekentalan fluida ini tergantung oleh gesekan antara partikel penyusun fluida
tersebut.
Aliran viskos (berdasarkan struktur alirannya) dapat diklasifikasikan menjadi dua
yaitu aliran laminer dan aliran turbulen.
• Aliran Laminer (Laminar Flow)
Aliran laminer adalah suatu tipe aliran yang ditunjukkan oleh gerak partikel-partikel
cairan menurut garis-garis arusnya yang halus dan sejajar.
Aliran laminer terjadi apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan
membentuk garis lintasan kontinyu dan tidak saling berpotongan. Aliran laminer
terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil dan zat cair
mempunyai kekentalan besar. Karekteristik aliran laminer yaitu fluida bergerak
mengikuti garis lurus, kecepatan fluidanya rendah, viskositasnya tinggi dan lintasan
gerak fluida teratur antara satu dengan yang lain.
• Aliran Turbulen (Turbulent Flow)
Berbeda dengan aliran laminer, aliran turbulen tidak mempunyai garis-aris arus yang
halus dan sejajar sama sekali. Pada aliran turbulen, partikel-partikel zat cair bergerak
tidak teratur dan garis lintasannya saling berpotongan. Aliran turbulen terjadi apabila
kecepatan aliran besar, saluran besar dan zat cair mempunyai kekentalan kecil. Aliran
di sungai, saluran irigasi/drainasi, dan di laut adalah contoh dari aliran turbulen.

Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka
tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka Reynolds
adalah ukuran dari rasio gaya inersia pada suatu elemen fluida terhadap gaya
viskositas elemen. Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
3) Aliran Mantap (Steady Flow)
Aliran mantap merupakan aliran yang bilamana debit, kedalaman, dan kecepatan
aliran tersebut tidak berubah sepanjang waktu tertentu. Aliran ini disebut juga sebagai
aliran tetap. Contoh dari aliran ini adalah saluran irigasi.

4) Aliran Tak Mantap/Berubah (Unsteady Flow)


Aliran tak mantap merupakan aliran ini terjadi bilamana debit, kedalaman, dan
kecepatan aliran tersebut berubah menurut waktu. Aliran ini disebut juga sebagai
aliran tidak tetap. Contoh dari aliran ini adalah aliran muara yang dipengaruhi pasang
surut, banjir, dan gelombang.

5) Aliran Seragam (Uniform Flow)


Aliran seragam adalah aliran yang bilamana kedalaman aliran sama pada setiap
penampang saluran. Aliran seragam merupakan aliran dimana debit (Q), kedalaman
(y), luas basah (A), dan kecepatan (v), tidak berubah sepanjang saluran tertentu (x).
Pada aliran ini kecepatan aliran di sepanjang saluran adalah tetap, dalam hal kecepatan
aliran tidak bergantung pada tempat atau tidak berubah menurut tempatnya.
Contohnya seperti saluran drainase.

6) Aliran Tak Seragam (Non-uniform Flow)


Aliran seragam adalah aliran yang bilamana kedalaman aliran tidak sama pada setiap
penampang saluran. Aliran seragam merupakan aliran dimana debit (Q), kedalaman
(y), luas basah (A), dan kecepatan (v), berubah sepanjang saluran tertentu (x). Pada
aliran ini kecepatan berubah menurut tempatnya. Contohnya seperti aliran pada pintu
air.
Aliran tak seragam terbagi menjadi dua, yaitu aliran berubah lambat laun/berubah
beraturan (gradually varied flow) dan aliran berubah dengan cepat (rapidly varied
flow).

B. KECEPATAN ALIRAN
Kecepatan aliran pada saluran terbuka dapat ditentukan dengan rumus Chezy dan
rumus Manning. Kedua rumus tersebut hanya dibedakan pada nilai koefisien
kekasarannya.
1) Persamaan Chezy

V = C √𝑅 𝐼
Dimana:
V = Kecepatan aliran (m/dt)
R = Jari-jari hidrolik (m)
I = Kemiringan rata-rata dasar saluran
C = Koefisien tahanan aliran/koefisien Chezy (m2/dt)
2) Persamaan Manning

Dimana:
V = Kecepatan aliran (m/dt)
R = Jari-jari hidrolik (m)
I = Kemiringan rata-rata dasar saluran
n = Koefisien kekasaran saluran

C. TAMPANG LINTANG SALURAN

Penampang Lintang Saluran (a. Persegi; b. Trapesium; c. Segitiga)


y = Kedalaman saluran (m)
b = Lebar dasar saluran (m)
T = Lebar penampang saluran pada permukaan bebas (m)
m = Kemiringan dinding saluran
R = Jari-jari hidrolik (m), R = A/P
D = Kedalaman hidrolik (m), R = A/T
A = Luas penampang melintang aliran yang tegak lurus arah aliran
(m2)
P = Keliling basah (m)
2.2 Prosedur Praktikum

1. Menentukan bentuk penampang saluran yang akan diukur (segiempat, trapesium,


dan lingkaran).
2. Ketika mencari bentuk saluran yang sesuai, perhatikkan pula panjang saluran
tersebut. panjang saluran yang sesuai adalah yang panjangnya melebihi 500 meter.
3. Setelah menemukan bentuk saluran yang sesuai, mulai dengan mengukur tinggi
kedalaman muka air pada saluran tersebut.
4. Kemudian, mengukur tinggi kedalaman saluran keseluruhan.
5. Setelah itu, mengukur lebar saluran menggunakan tali rafia. Tali rafia yang telah
sesuai dengan ukuran lebar saluran kemudian diukur menggunakan meteran dan
diperoleh hasilnya.
6. Untuk saluran berbentuk trapesium, maka yang harus diukur adalah lebar bawah
dan lebar atas saluran.
7. Selanjutnya, mengukur kecepatan aliran air pada saluran tersebut. Dengan
mengapungkan gabus dari titik A ke titik B, dimana panjang antara titik A dan titik
B adalah 5 meter yang telah diukur menggunakan tali rafia.
8. Ketika mengapungkan gabus tersebut, dihitung pula waktu yang dibutuhkan gabus
dari titik A ke titik B meggunakan stopwatch.
9. Kemudian, menghitung luas penampang, keliling basah, jari-jari hidrolis,
kemiringan dasar saluran, ambang bebas, dan debit.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
BAB IV
PEMBAHASAN
Praktikum pertama hidrolika yang berjudul Geometrik Saluran dan Prediksi Debit
dilaksanakan pada pada hari Jumat, 22 September 2017 pukul 14.00 – 17.00. Dalam percobaan
ini, kita mengukur kedalaman saluran, kedalaman air, lebar saluran, kemiringan muka air, dan
debit aliran.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan sungai yang akan dijadikan objek
penelitian. Kelompok kami mengambil lokasi di depan Universitas Hangtuah Surabaya ( Jalan
Arief Rachman Hakim, Keputih) yang berbentuk trapesium, saluran di daerah Rumah Sakit
Onkologi (Jalan Galaksi Klampis Asri Utara) yang berbentuk segi empat dan saluran berbentuk
lingkaran yang berlokasi di Kebun Bibit Wonorejo. Dalam mengukur dimensi saluran yang
meliputi kedalaman saluran, kedalaman air, lebar saluran, dan kemiringan talud digunakan
beberapa peralatan yaitu tali, tongkat, dan meteran serta timer untuk mengetahui lama waktu
aliran dalam jarak tertentu sehingga diperoleh debit aliran.

Dari perhitungan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :

➢ Hasil pengamatan dan pengukuran saluran trapesium


Lokasi : Universitas Hangtuah Surabaya ( Jalan Arief Rachman Hakim, Keputih)

1. Kedalaman saluran : 1,6 m


2. Kedalaman air (h) : 1,3 m
3. Lebar Saluran (b) : 9 m
4. Luas Penampang (A) : 15,080 m
5. Keliling Basah (P) : 14,814 m
6. Jari-jari hidrolis (R) : 1,018 m
7. Kemiringan Talud : 1:2
8. Ambang bebas : 0,3 m
9. Manning : 0,013
10. Panjang saluran : 500 m
11. Slope : 0,001
12. Kecepatan aliran (v = x/t) : 0,0765 m/dt

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dapat dihitung debit air dan kecepatan
aliran air yang mengalir pada sungai tersebut dengan menggunakan rumus :

Q =VxA
Q =1/n x R2/3 x S1/2 x A
=1/0,013 x (1,018) 2/3 x (0,001) ½ x 15,080
= 37,121 m3/dt

Keterangan :
V = Kecepatan aliran
A = Luas Penampang

➢ Hasil pengamatan dan pengukuran saluran trapesium


Lokasi : Universitas Hangtuah Surabaya ( Jalan Arief Rachman Hakim, Keputih)
1. Kedalaman saluran : 1,6 m
2. Kedalaman air (h) : 0,93 m
3. Lebar Saluran (b) : 9 m
4. Luas Penampang (A) : 10,100 m
5. Keliling Basah (P) : 13,159 m
6. Jari-jari hidrolis (R) : 0,768 m
7. Kemiringan Talud : 1:2
8. Ambang bebas : 0,3 m
9. Manning : 0,013
10. Panjang saluran : 500 m
11. Slope : 0,001
12. Kecepatan aliran (v = x/t) : 0,0765 m/dt

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dapat dihitung debit air dan kecepatan
aliran air yang mengalir pada sungai tersebut dengan menggunakan rumus :
➢ Menggunakan jarak dan waktu pengamatan
Q =VxA
= x/t x A
= 0,0765 x 10,100
= 0,765 m3/dt
➢ Menggunakan rumus manning
Q =VxA
Q = 1/n x R2/3 x S1/2 x A
= 1/0,013 x (0,768) 2/3 x (0,001) ½ x 10,100
= 20,595 m3/dt

Keterangan :
V = Kecepatan aliran
A = Luas Penampang

➢ Hasil pengamatan dan pengukuran saluran segi empat


Lokasi : Rumah Sakit Onkologi (Jalan Galaksi Klampis Asri Utara)
1. Kedalaman saluran : 1,9 m
2. Kedalaman air (h) : 1,6 m
3. Lebar Saluran (b) : 4,2 m
4. Luas Penampang (A) : 6,72 m
5. Keliling Basah (P) : 7,40 m
6. Jari-jari hidrolis (R) : 0,908 m
7. Kemiringan Talud : 1:0
8. Ambang bebas : 0,3 m
9. Manning : 0,02
10. Panjang saluran : 500 m
11. Slope : 0,001
12. Kecepatan aliran (v = x/t) : 0,0282 m/dt

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dapat dihitung debit air dan kecepatan
aliran air yang mengalir pada sungai tersebut dengan menggunakan rumus :

Q =VxA
Q = 1/n x R2/3 x S1/2 x A
= 1/0,02x (0,908) 2/3 x (0,001) ½ x 6,72
= 9,964 m3/dt
Keterangan :
V = Kecepatan aliran
A = Luas Penampang

➢ Hasil pengamatan dan pengukuran saluran segi empat


Lokasi : Rumah Sakit Onkologi (Jalan Galaksi Klampis Asri Utara)
13. Kedalaman saluran : 1,9 m
14. Kedalaman air (h) : 0,45 m
15. Lebar Saluran (b) : 4,2 m
16. Luas Penampang (A) : 1,890 m
17. Keliling Basah (P) : 5,10 m
18. Jari-jari hidrolis (R) : 0,371 m
19. Kemiringan Talud : 1:0
20. Ambang bebas : 0,3 m
21. Manning : 0,02
22. Panjang saluran : 500 m
23. Slope : 0,001
24. Kecepatan aliran (v = x/t) : 0,0282 m/dt

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dapat dihitung debit air dan kecepatan
aliran air yang mengalir pada sungai tersebut dengan menggunakan rumus :

➢ Menggunakan jarak dan waktu pengamatan


Q =VxA
= x/t x A
= 0,0282 x 1,89
= 0,053 m3/dt
➢ Menggunakan rumus manning
Q =VxA
Q = 1/n x R2/3 x S1/2 x A
= 1/0,02x (0,908) 2/3 x (0,001) ½ x 1,89
= 1,542 m3/dt

Keterangan :
V = Kecepatan aliran
A = Luas Penampang

➢ Hasil pengamatan dan pengukuran saluran lingkaran


Lokasi : Kebun Bibit Wonorejo
Hasil pengamatan dan pengukuran :
1. Kedalaman saluran (D) : 75 cm
2. Kedalaman air (d) : 40 cm
3. Lebar saluran : 0
4. Kemiringan talud : 0
5. Angka kekasaran dinding saluran n manning : 0,011 (beton)
6. Panjang salran : -
7. Kemiringan dasar saluran : 0
8. Debit aliran (Q) : debit aliran tidak bisa diukur karena penampang berbentuk
lingkaran sehingga tidak dapat dilihat alirannya.
Hasil perhitungan debit :
Q = 1/n R2/3 S1/2 Afull
Dimana :
Q = debit aliran (m3/dt)
N = angka kekasaran manning
R = jari-jari hidrolis
S = slope / kemiringan dasar saluran
A = luas penampang saluran
Berdasarkan hasil pengukuran debit, diperoleh debit aliran dari saluran berbentuk
trapesium adalah sebesar 0,03 m3/dt dan debit aliran saluran berbentuk segiempat adalah 0,08
m3/dt. Sedangkan, pada saluran lingkaran, besar debit aliran tidak dapat dukur karena saluran
berbentuk lingkaran sehingga tidak bisa dilihat alirannya dari sisi luar penampang.
Sementara itu, berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh besar debit aliran saluran
trapesium sebesar 0,03 m3/dt dan debit aliran saluran segiempat adalah sebesar 0,01 m3/dt.
BAB V
KESIMPULAN
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kecepatan dan debit air pada saluran berbeda beda tergantung pada bentuk saluran
bahan yang digunakan, dan dimensi saluran. Selain itu kecepatan dan debit air saluran
bergantung pada faktor pengganggu yang ada didalamnya seperti sampah plastik
maupun daun dan lain-lain, musim, terutama pada saluran drainase, karena saluran
drainase digunakan untuk mengalirkan air hujan.
2. Debit air yang diperoleh berdasarkan rumus yaitu 0,053 m3/dt (menggunakan rumus
manning) dan 20,595 m3/dt ( menggunakan jarak dan waktu) untuk saluran
berpenampang persegi dan 0.765 m3/dt (rumus manning) dan juga 20,595 m3/dt
( dengan jarak dan waktu) saluran berpenampang trapesium

Anda mungkin juga menyukai