Anda di halaman 1dari 7

Pengolahan Kadar Cu dan Hg pada Air Limbah Industri

Air limbah Industri merupakan sumber pencemaran air yang sangat potensial. Pada
konsentrasi yang tinggi, limbah tersebut menyebabkan kontaminasi bakteriologis serta beban
nutrien yang berlebihan (euthrophication). Limbah industri anoganik lebih sulit untuk dikontrol
dan mempunyai potensi bahaya yang lebih besar. Air limbah yang berasal dari industri sangat
bervariasi tergantung dari jenis industrinya. Industri tersebut selain menghasilkan produk yang
bermanfaat, juga menghasilkan produk samping berupa limbah yang berbahaya dan beracun.
Di bidang industri telah dikeluarkan beberapa SK seperti Surat Keputusan Menteri
Perindustrian No. 134/M/SK/1998 tentang Pencegahan dan Penangulangan Pencemaran
Sebagai Akibat Kegiatan Usaha Industri terhadap Lingkungan Hidup dan PP No. 19/1994
tentang Pengolahan Bahan Berbahaya dan Beracun.

Pada kasus ini terdapat logam berat Cu dan Hg pada air limbah suatu industri. Pencemaran
Merkuri (Hg) dan tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang berbahaya dan beracun
terhadap ekosistem lingkungan dan manusia. Pembuangan limbah cair ke badan air dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan apabila mutu limbah itu tidak memenuhi atau melebihi
baku mutu limbah. Berikut adalah baku mutu air limbah:

Tabel 1 : Baku Mutu Air Limbah Industri

Sumber : KEP-51/MENLH/10/1995

Pada kasus ini terdapat senyawa Cu dengan konsentrasi 5 mg/L dan senyawa Hg dengan
konsentrasi 1 mg/L. Debit air limbah tersebut adalah 0,634 m3/detik. Senyawa-senyawa ini
akan dihilangkan secara satu satu, berikut adalah pembahasannya.
1. Penghilangan senyawa Tembaga (Cu)
Logam tembaga (Cu) umumnya banyak dijumpai didalam air limbah pelapisan
logam, industri kawat, industri cat, industri pengerjaan logam, industri pabrikasi
papan sirkuit (printed circuit board manufacturing), dan lain sebagainya. Logam
Cu dapat dihilangkan dengan cara pengendapan dan pertukaran ion. Proses yang
digunakan pada pembahasan ini adalah dengan pengendapan Cu menjadi garam
yang tidak terlarut dalam air dengan NaOH dan mengatur pH antara 8,5 – 9,5
sehingga hidroksida tembaga dapat mengendap dengan sempurna. Berikut adalah
grafik kelarutan tembaga di dalam air:

Sumber : Jurnal Metoda Penghilangan Logam Berat (As, Cd, Cr, Ag, Cu, Pb,
Ni, Zn) di dalam Air Limbah Industri

2. Penghilangan senyawa Merkuri (Hg)


Senyawa logam merkuri sering dijumpai di dalam air lindi dari tempat
pembuangan akhir sampah, air scrubber dari incinerator, air limbah pelapisan
logam, industri pencucian komponen elektronika, air limbah laboratorium dan
lainnya. Untuk menghilangkan senyawa logam merkuri, dapat dilakukan dengan
cara pengendapan sampai tingkat konsentrasi yang rendah dengan menggunakan
senyawa karbonat, phospat atau sulfida. Merkuri dapat juga dihilangkan dengan
proses pertukaran ion. Dalam hal ini diperlukan proses oksidasi sebelum proses
pertukaran ion. Proses penghilangan merkuri dengan pertukaran ion dilakukan
dengan menggunakan jenis resin atau resin chelate (chelating resin) tertentu.
Salah satu proses penghilangan merkuri di dalam air limbah dengan cara
pengendapan yang banyak digunakan adalah pengendapan sulfida. Di dalam proses
ini air limbah yang mengandung merkuri ditambah dengan senyawa sulfida
sehingga senyawa merkuri yang terlarut diubah menjadi merkuri sulfida yang tak
larut di dalam air. proses pengendapan sulfida memerlukan pengaturan pH dan
proses flokulasi dilanjutkan dengan proses pemisahan padatan misalnya proses
pengendapan atau proses penyaringan.
Pada kedua logam Cu dan Hg dapat dihilangkan dengan cara pengendapan secara kimia
sehingga proses yang akan dilakukan untuk penghilangan kadar Cu dan Hg pada kasus ini.
Berikut adalah diagram alir untuk penghilangan logam merkuri menggunakan proses
pengendapan secara kimia.

influent Reaktor Pengaduk Reaktor Pengaduk flokulasi dan


(mixer) 1 (mixer) 2 koagulasi

effluent
Filtrasi Bak Pengendap

pengolahan lumpur

Pertama, air limbah yang mengandung logam berat dimasukkan ke dalam reaktor
pengaduk dan diatur pH nya menggunakan asam atau basa seperti NaOH yang merupakan basa
kuat, diaduk hingga air limbah tersebut larut dengan NaOH. Pada proses penurunan pH, pH
yang optimal digunakan antara pH netral hingga pH di atas 9 dapat menurunkan pH logam
berat pada air limbah dengan efisien dan pH akan menurun secara signifikan. Selanjutnya air
limbah dialirkan ke reaktor pengaduk yang kedua. Pada reaktor pengaduk kedua ini air limbah
akan diinjeksi senyawa reduktor seperti sodium sulfida, Sodium Hidrosilfida, Magnesium
Sulfida, dan Garam Sulfida. Reduktor tersebut berfungsi untuk mengubah larutan logam berat
yang terlarut di dalam air limbah menjadi senyawa yang tidak terlarut di dalam air. Selanjutnya
air limbah dialirkan ke bak flokulasi dan koagulasi. Pada bak ini air limbah akan diinjeksi
larutan koagulan dan flokulan menggunakan Poly Alumunium Chloride (PAC) untuk
menggumpalkan senyawa logam berat dan menjadi gumpalan yang besar sehingga mudah
untuk dipisahkan dengan cara pengendapan di bak pengendap. Pada proses ini juga akan
dilakukan pembubuhan karbon aktif untuk penghilangan kadar logam berat. Proses selanjutnya
yaitu dialirkan ke bak pengendap untuk mengendapkan flok yang dibentuk pada bak
sebelumnya. Setelah mengendap, air limbah akan dialirkan ke bak filtrasi menggunakan karbon
aktif untuk menyaring air limbah hasil dari pengendapan dan untuk memastikan tidak ada sisa
karbon aktif di dalam air limbah.

Setelah itu air limbah akan dialirkan keluar melalui saluran effluent dan dapat diolah lebih
lanjut, sedangkan lumpur sisa pengendapan di bak pengendap akan dialirkan ke proses sebagai
limbah B3. Air limbah yang mengandung logam berat tidak dapat langsung diolah seperti
pengolahan di IPAL karena senyawa logam berat yang terkandung di dalam air limbah dapat
merusak unit-unit pengolahan limbah tersebut, sehingga dibutuhkan pengolahan untuk
menghilangkan senyawa logam berat terlebih dahulu. Berikut adalah kriteria bahan pengolahan
yang digunakan:
Pengolahan Konsentrasi Konsentrasi Efisiensi pH
Kimia Logam Cu Logam Hg Removal %
awal akhir awal akhir
Sodium Sulfia 5 0,05 0,5 0,005 99 – 99,99 -
PAC 5 0,05 0,5 0,005 99 3
Sumber : Hasil Perhitungan

Dari unit-unit pengolahan yang telah ditentukan akan dihitung dimensi tiap unit untuk
mengetahui ukuran unit dan lahan yang dibutuhkan. Berikut adalah perhitungan dimensinya:

I BAK PENGADUK 1
1 Jumlah bak 2 bak
2 Debit rencana 0,643 m3/det
3 Debit tiapbak 0,322 m3/det
5 Waktu detensi 60 detik
6 Volume bak 38,58 m3
7 Dimensi bak:
8 - Panjang : lebar 1;1
9 - Kedalaman 2,00
10 Luas Permukaan 19,29
11 Panjang 4,39 m
12 Lebar 4,39 m
Luas lahan yang
13 38,58 m2
diperlukan
Lahan untuk
14 42,4380 m²
Pengaduk 1
Sumber : Hasil Perhitungan

II BAK PENGADUK 2
1 Jumlah bak 2 bak
2 Debit rencana 0,643 m3/det
3 Debit masing-masing 0,322 m3/det
bak
5 Waktu detensi 60 detik
6 Volume bak 38,58 m3
7 Dimensi bak:
8 - Panjang : lebar 1;1
9 - Kedalaman 2,00
10 Luas Permukaan 19,29
11 Panjang 4,39 m
12 Lebar 4,39 m
13 Luas lahan yang 38,58 m2
diperlukan
14 Lahan untuk 42,4380 m²
pengaduk 2
Sumber : Hasil Perhitungan
III BAK KOAGULASI
1 Jumlah bak 2 bak
2 Debit rencana 0,643 m3/det
Debit masing-masing
3 0,322 m3/det
bak
4 Gradient Kecepatan 1000 /detik
5 Waktu detensi 30 detik
6 Volume bak 19,29 m3
7 Dimensi bak:
8 - Panjang : lebar 1;1
9 - Kedalaman 1,50
10 Luas Permukaan 12,86
11 Panjang 3,59 m
12 Lebar 3,59 m
Luas lahan yang
13 25,72 m2
diperlukan
Lahan untuk Bak
14 28,2920 m²
Koagulasi
Sumber : Hasil Perhitungan

IV BAK FLOKULASI
1 Jumlah bak = 2 bak
2 Jumlah kompartemen/bak = 3 kompartemen
3 Debit rencana = 0,643 m3/det
4 Debit masing-masing bak = 0,322 m3/det
5 Waktu detensi = 50 detik
6 Gtd = 90000
7 Volume bak = 32 m3
8 Dimensi bak:
9 - Panjang:Lebar bak = 2;1
10 Luas Penamang 21,43
11 Kedalaman = 1,5
12 - Lebar = 4,6 m
13 Panjang = 9,3 m
14 -Panjang tiap kompartemen = 3,1
15 Luas lahan yang diperlukan = 128,60 m2
16 Lahan untuk Flokulasi = 141,46 m²
Sumber : Hasil Perhitungan
V FILTER KARBON AKTIF
1 Jumlah 2 bak
2 Debit rencana 0,643 m3/detik
Debit masing-masing
3 0,322 m3/det
bak
4 Waktu detensi 300 detik
5 Volume tiap Bak 96,45 m3
6 Kedalaman 4,00 m
7 Asurface 24,11 m2
Dimensi bak:
8 b. Panjang : Lebar 2;1
9 c. Lebar BP 3,47 m
10 d. Panjang BP 6,94 m
11 Luas lahan utk BP 48,23 m2
12 Lahan untuk filter 53,0475 m²
Sumber : Hasil Perhitungan

Luas lahan yang dibutuhkan


1 Bak Pengaduk 1 42,4380 m2
2 Bak Pengaduk 2 42,4380 m2
3 Bak Koagulasi 28,2920 m2
4 Bak Flokulasi 141,46 m2
5 Bak Filter Karbon Aktif 53,0475 m2
307,6755 m2
6 Total Lahan
0,03 Ha

Total lahan yang dibutuhkan untuk pengolahan logam berat pada kasus ini seluas 307,67 m2
atau setara dengan 0,03 Ha.

Anda mungkin juga menyukai