1.1. Pendahuluan
Hidrolika berasal dari kata hydor dalam bahasa Yunani yang berarti air. Dengan demikian
ilmu hidrolika dapat didefinisikan sebagai cabang dari ilmu teknik yang mempelajari perilaku air
baik dalam keadaan diam maupun bergerak. Sudah sejak lama ilmu hidraulika dikembangkan di
Eropa, yang pada waktu itu digunakan sebagai dasar dalam pembuatan bangunan-bangunan
air. Ilmu tersebut dikembangkan berdasarkan pendekatan empiris dan eksperimental, dan
terutama digunakan untuk mempelajari perilaku air.
Saluran terbuka adalah saluran dimana air mengalir dengan muka air bebas. Pada semua
titik di sepanjang saluran, tekanan di permukaan air adalah sama, yang biasanya adalah
tekanan atmosfir. Pengaliran melalui suatu pipa (saluran tertutup) yang tidak penuh (masih ada
muka air bebas) masih termasuk aliran melalui saluran terbuka. Oleh karena aliran melalui
saluran terbuka harus mempunyai muka air bebas, maka aliran ini biasanya berhubungan
dengan zat cair dan umumnya adalah air.
Analisis aliran melalui saluran terbuka adalah lebih sulit daripada aliran melalui pipa
(saluran tertutup). Di dalam pipa, tampang lintang aliran adalah tetap yang tergantung pada
dimensi pipa. Demikian juga kekasaran dinding pipa adalah seragam di sepanjang pipa. Pada
saluran terbuka, misalnya sungai (saluran alam), variabel aliran sangat tidak teratur baik
terhadap ruang maupun waktu. Variabel tersebut adalah tampang lintang saluran, kekasaran,
kemiringan dasar, belokan, debit aliran dan sebagainya. Ketidakteraturan tersebut
mengakibatkan analisis aliran sangat sulit untuk diselesaikan secara analitis. Oleh karena itu
analisis aliran melalui saluran terbuka adalah lebih empiris dibanding dengan aliran melalui pipa.
Sampai saat ini metoda empiris masih yang terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Untuk saluran buatan, seperti saluran irigasi, drainase, saluran pembawa pada
pembangkit listrik tenaga air atau untuk keperluan industri, karakteristik aliran di sepanjang
saluran adalah seragam. Analisis aliran jauh lebih sederhana daripada aliran melalui saluran
alam. Teori aliran yang ada dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dengan teliti.
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
karakteristik yang ada pada angka Reynolds adalah jari-jari hidraulis, yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara luas tampang basah dan keliling basah.
Aliran melalui saluran terbuka disebut seragam (uniform) apabila berbagai variabel aliran
seperti kedalaman, tampang basah, kecepatan dan debit pada setiap tampang di sepanjang
aliran adalah konstan. Pada aliran seragam, garis energi, garis muka air dan dasar saluran
adalah sejajar sehingga kemiringan dari ketiga garis tersebut adalah sama. Kedalaman air pada
aliran seragam disebut dengan kedalaman normal yn. Untuk debit aliran dan luas tampang
lintang saluran tertentu, kedalaman normal adalah konstan di seluruh panjang saluran.
Aliran disebut tidak seragam atau berubah (non uniform flow atau varied flow) apabila
variabel aliran seperti kedalaman, tampang basah, kecepatan di sepanjang saluran tidak
konstan. Apabila perubahan aliran terjadi pada jarak yang pendek maka disebut aliran berubah
cepat, sedang apabila terjadi pada jarak yang panjang disebut aliran berubah beraturan.
Gambar 1.1. menunjukkan kedua tipe aliran.
Aliran disebut mantap apabila variabel aliran di suatu titik seperti kedalaman dan
kecepatan tidak berubah terhadap waktu, dan apabila berubah terhadap waktu disebut aliran
tidak mantap. Gambar 1.2. adalah gelombang banjir melalui saluran terbuka yang merupakan
contoh aliran tidak mantap.
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
Selain itu, aliran melalui saluran terbuka juga dapat dibedakan menjadi aliran sub kritis
(mengalir) dan super kritis (meluncur). Di antara kedua tipe tersebut aliran adalah kritis. Aliran
disebut sub kritis apabila suatu gangguan (misalnya batu dilemparkan ke dalam aliran sehingga
menimbulkan gelombang) yang terjadi di suatu titik pada aliran dapat menjalar ke arah hulu.
Aliran sub kritis dipengaruhi oleh kondisi hilir, dengan kata lain keadaan di hilir akan
mempengaruhi aliran di sebelah hulu. Apabila kecepatan aliran cukup besar sehingga gangguan
yang terjadi tidak menjalar ke hulu maka aliran adalah super kritis. Dalam hal ini kondisi di hulu
akan mempengaruhi aliran di sebelah hilir. Penentuan tipe aliran dapat didasarkan pada nilai
angka Froude Fr, yang mempunyai bentuk Fr = V/√ , dengan V dan y adalah kecepatan dan
kedalaman aliran. Aliran adalah sub kritis apabila Fr < 1, kritis apabila Fr = 1, dan super kritis
apabila Fr > 1.
Gambar 1.3. menunjukkan perbandingan antara kecepatan aliran dan kecepatan rambat
gelombang karena adanya gangguan. Pada gambar 1.3.a. gangguan pada air diam (V = 0)
akan menimbulkan gelombang yang merambat ke segala arah. Dalam gambar 1.3.b. dimana
aliran adalah sub kritis gelombang masih bisa menjalar ke arah hulu. Pada kondisi ini angka
Froude Fr < 1 atau V < √ dengan √ adalah kecepatan rambat gelombang sedang y
adalah kedalaman aliran. Gambar 1.3.c. adalah aliran kritis dimana kecepatan aliran sama
gambar 1.3.d. adalah aliran super kritik dimana gelombang tidak bisa merambat ke hulu karena
kecepatan aliran lebih besar dari kecepatan rambat gelombang (Fr > 1 atau V > √ ).
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
Distribusi kecepatan pada vertikal dapat ditentukan dengan melakukan pengukuran pada
berbagai kedalaman. Semakin banyak titik pengukuran akan memberikan hasil semakin baik.
Biasanya pengukuran kecepatan di lapangan dilakukan dengan menggunakan current meter.
Alat ini berupa baling-baling yang akan berputar karena adanya aliran, yang kemudian akan
memberikan hubungan antara kecepatan sudut baling-baling dengan kecepatan aliran.
Untuk keperluan praktis dan ekonomis, dimana sering diperlukan kecepatan rerata pada
vertikal, pengukuran kecepatan dilakukan hanya pada satu atau dua titik tertentu. Kecepatan
rerata dapat diukur pada 0,60 kali kedalaman dari muka air, atau harga rerata dari kecepatan
pada 0,20 dan 0,80 kali kedalaman. Ketentuan ini hanya berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan dan tidak ada penjelasan secara teoritis. Besar kecepatan rerata ini bervariasi antara
0,80 dan 0,95 kecepatan di permukaan dan biasanya di ambil sekitar 0.85.
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
Pada umumnya aliran seragam di saluran terbuka adalah turbulen, sedang aliran laminer sangat
jarang terjadi.
Aliran seragam tidak dapat terjadi pada kecepatan aliran yang besar atau kemiringan
saluran sangat besar. Apabila kecepatan aliran melampaui batas tertentu (kecepatan kritik),
maka muka air menjadi tidak stabil dan akan terjadi gelombang. Pada kecepatan yang sangat
tinggi (lebih dari 6 m/dt), udara akan masuk ke dalam aliran dan aliran menjadi tidak mantap.
1. Gaya yang menahan aliran tiap satuan luas dasar saluran adalah sebanding dengan
kuadrat kecepatan dalam bentuk :
o= k V²
dengan k adalah konstanta. Bidang singgung (kontak) antara aliran dengan dasar
saluran adalah sama dengan perkalian antara keliling basah (P) dan panjang saluran (L)
yang ditinjau, yaitu PL. Gaya total yang menahan aliran adalah :
Gaya tahanan = o PL
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
2. Di dalam aliran mantap, komponen gaya berat (searah aliran) yang mengakibatkan
aliran harus sama dengan gaya tahanan total. Besar komponen gaya berat adalah :
Komponen gaya berat =
dengan
: berat jenis zat cair
: luas tampang basah
: panjang saluran yang ditinjau
: sudut kemiringan saluran
Berdasarkan kedua anggapan tersebut dan dengan memperhatikan gambar (1.5), maka
keseimbangan antara komponen gaya berat dan gaya tahanan geser adalah :
atau
atau
Oleh karena sudut kemiringan saluran adalah kecil, maka kemiringan saluran
dan persamaan diatas menjadi :
√ (1.1)
dengan
Persamaan (1.1.) dikenal dengan rumus Chezy dan koefisien C disebut koefisien Chezy
√ √ (1.2)
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
√ (1.3)
Persamaan (1.3) menunjukkan bahwa koefisien Chezy merupakan fungsi dari jari-jari
hidraulis R, kekasaran dinding k dan angka Reynolds, mengingat parameter f juga tergantung
pada ketiga variabel tersebut. Dengan kata lain :
(1.4)
Pada aliran melalui saluran terbuka, angka Reynolds relative kecil dan permukaan dinding
adalah kasar. Dengan demikian pengaruh angka Reynolds terhadap koefisien Chezy dapat
diabaikan, sehingga :
(1.5)
Apabila hubungan D = 4R dimasukkan ke dalam persamaan, maka akan diperoleh bentuk
berikut ini :
(1.6)
√
Apabila persamaan (1.6) disubtitusikan ke dalam persamaan (1.3) maka akan didapat :
(1.7)
√
Dengan adalah koefisien yang tergantung pada kekasaran dinding. Nilai untuk
beberapa jenis dinding saluran diberikan dalam table 1.1.
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
Ganguillet dan Kutter mengusulkan rumus untuk menghitung koefisien Chezy berikut ini.
(1.8)
√
Koefisien n yang ada pada persamaan tersebut sama dengan koefisien n pada
rumus Manning yang akan diberikan setelah ini. Rumus tersebut lebih kompleks dari
rumus Bazin. Untuk nilai kemiringan kecil (di bawah 0,0001) nilai 0,00155/I menjadi
besar dan rumus tersebut menjadi kurang teliti.
3. Rumus Manning
Seorang ahli dari Islandia, Robert Manning mengusulkan rumus berikut ini.
⁄
(1.9)
Koefisien n merupakan fungsi dari bahan dinding saluran yang mempunyai nilai
yang sama dengan n untuk rumus Ganguillet dan Kutter. Tabel 4.2. memberikan nilai n.
Rumus Manning ini banyak digunakan karena mudah pemakaiannya.
4. Rumus Strickler
Strickler mencari hubungan antara nilai koefisien n dari rumus Manning dan
Ganguillet-Kutter, sebagai fungsi dari dimensi material yang membentuk dinding
saluran. Untuk dinding (dasar dan tebing) dari material yang tidak koheren, koefisien
Strickler diberikan oleh rumus berikut :
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
⁄
(1.11)
dengan R adalah jari-jari hidraulis, dan adalah diameter (dalam meter) yang
berhubungan dengan 35% berat dari material dengan diameter yang lebih besar.
Dengan menggunakan koefisien tersebut maka rumus kecepatan aliran menjadi :
⁄ ⁄
Contoh 1
Saluran segiempat dengan lebar B = 6,00 m dan kedalaman air y = 2,00 m. Kemiringan
dasar saluran 0,001 dan koefisien Chezy C = 50. Hitunglah debit aliran.
Penyelesaian :
Luas tampang basah (tampang aliran) :
Keliling basah :
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
Jari-jari hidraulis :
Debit aliran :
√ √
Contoh 2
Saluran segiempat dengan lebar 5,00 m dan kedalaman 2,00 m mempunyai kemiringan
dasar saluran 0,001. Dengan menggunakan rumus Bazin, hitung debit aliran. Koefisien =
0,46.
Penyelesaian :
Luas tampang basah :
Keliling basah :
Jari-jari hidraulis :
√ √
Debit aliran :
√ √
⁄
Contoh 3
Saluran terbuka berbentuk segi empat dengan lebar 10,00 m dan kedalaman air 4,00 m.
kemiringan dasar saluran 0,001. Apabila koefisien dari rumus Kutter adalah . Hitung
debit aliran.
Penyelesaian :
Luas tampang basah :
Keliling basah :
Jari-jari hidraulis :
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
√ √
Debit aliran :
√ √ ⁄
Contoh 4
Saluran terbuka berbentuk trapesium terbuat dari tanah (n=0,022) mempunyai lebar
10,00 m dan kemiringan tebing 1 : m (vertikal : horizontal) dengan m=2. Apabila kemiringan
dasar saluran adalah 0,0001 dan kedalaman aliran adalah 2,00 m, hitung debit aliran.
Penyelesaian :
⦋ ⦌
⦋ ⦌
Keliling basah :
( √ ) √
Jari-jari hidraulis :
⁄ ⁄
⁄ ⁄ ⁄
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
Contoh 5
Saluran segi empat dengan lebar 5,00 m, kemiringan dasar saluran I = 0,005. Koefisien
Manning n = 0,022. Apabila debit aliran ⁄ , hitung kedalaman aliran.
Penyelesaian :
Luas tampang basah :
Keliling basah :
Jari-jari hidraulis :
⁄ ⁄
⁄ ⁄
Contoh 6
Saluran berbentuk trapezium dengan lebar dasar 5,00 m dan kemiringan tebing 1 : 1,
terbuat dari pasangan batu (n = 0,025). Kemiringan dasar saluran adalah 0,0005. Debit aliran
⁄ . Hitung kedalaman aliran.
Penyelesaian :
Luas tampang basah :
⦋ ⦌
( )
Keliling basah :
( √ ) ( √ ) √
Jari-jari hidraulis :
√
Debit aliran dihitung dengan rumus Manning :
⁄ ⁄
HERI PRAMAWAN
REKAYASA HIDROLIKA 1 2021
⦋ ⦌ ⁄ ⁄
√
⦋ ⦌ ⁄
√
⦋ ⦌ ⁄
√
Persamaan di atas diselesaikan dengan metode iterasi dan hasilnya adalah :
Referensi Utama : Buku Hidraulika – Prof Dr Ir Bambang Triatmodjo, DEA – 2003 - Penerbit
Beta Offset
HERI PRAMAWAN