Anda di halaman 1dari 18

HIDRAULIKA II

Fachruddin Andris
1904101010026
Teknik sipil
Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala
4.1 PENDAHULUAN

Pada saluran terbuka, misalnya singai (saluran alam), variabel aliran sangat
tidak teratur baik terhadap ruang maupun waktu. Variabel tersebut adalah
tampang melintang saluran, kekasaran, kemiringan dasar, belokan, debit aliran
dan sebagainya. Ketidakteraturan tersebut mengakibatkan analisis aliran
sangat sulit untuk diselesaikan secara analitis.
Untuk saluran buatan seperti irigasi, drainasi, saluran pembawa pada
pembangkit listrik tenaga air atau untuk keperluan industri; karateristik aliran
di sepanjang saluran adalah seragam. Analisis aliran jauh lebih sederhana
daripada aliran melalui saluran alam. Teori aliran yang ada dapat digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan dengan teliti.
4.2 KLASIFIKASI ALIRAN
Pada umumnya tipe aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen, karena
kecepatan aliran dan kekasaran dinding relatif besar, dimana angka
Reynolds Re > 1.000, dan laminer apabila Re < 500.
Aliran disebut seragam apabila berbagai
variabel aliran seperti kedalaman,
tampang basah, kecepatan dan debit pada
setiap tampang di sepanjang aliran adalah
konstan.
Aliran disebut tidak seragam atau berubah
apabila variabel aliran seperti kedalaman,
tampang basah, kecepatan di sepanjang
saluran tidak konstan. Apabila perubahan
a. Aliran Seragam; aliran terjadi pada jarak yang pendek
b. Aliran Tidak Seragam maka disebut aliran berubah cepat,
sedang apabila terjadi pada jarak yang
panjang disebut aliran berubah beraturan
Aliran disebut mantap apabila variabel aliran di suatu titik seperti kedalaman dan
kecepatan tidak berubah terhadap waktu, dan apabila berubah terhadap waktu
disebut aliran tidak mantap. Gambar berikut menunjukkan gelombang banjir melalui
saluran terbuka yang merupakan contoh aliran tidak mantap.

Selain itu aliran melalui saluran terbuka juga dapat dibedakan menjadi
1) Aliran sub kritis (mengalir), apabila suatu gangguan yang terjadi di suatu titik
pada aliran dapat menjalar ke arah hulu. Aliran sub kritis dipengaruhi oleh
kondisi hilir, dengan kata lain keadaan di hilir akan mempengaruhi aliran di
sebelah hulu.
2) Aliran super ktiris (meluncur), apabila kecepatan aliran cukup besar sehingga
gangguan yang terjadi tidak menjalar ke hulu. Dalam hal ini kondisi di hulu
akan mempengaruhi aliran di sebelah hilir.
Angka Froude
Sub kritis : Fr < 1 Atau V <
Kritis : Fr = 1 Atau V =
Super kritis : Fr > 1 Atau V >

Gambar di atas menunjukkan perbandingan antara kecepatan aliran dan


kecepatan rambat gelombang karena adana gangguan. Pada gambar (a)
gangguan pada air diam (V = 0) akan menimbulkan gelombang yang
merambat ke segala arah. Pada gambar (b), dimana aliran adalah sub kritis
gelombang masih bisa menjalar ke arah hulu. Sedangkan gambar (c)
adalah aliran kritis dimana kecepatan aliran sama dengan kecepatan
rambat gelombang. Gambar (d) adalah aliran super kritis dimana
gelombang tidak bisa merambat ke hulu karena kecepatan aliran lebih
besar dari kecepatan rambat gelombang
4.3 Distribusi Kecepatan
Dalam aliran melalui saluran terbuka, distribusi kecepatan tergantung pada banyak
faktor seperti bentuk saluran, kekasaran dinding dan juga debit aliran. Distribusi
kecepatan tidak merata di setiap titik pada tampang lintang.

■ kecepatan minimum terjadi di dekat dinding batas (dasar dan tebing) dan
bertambah besar dengan jarak menuju ke permukaan.
■ Garis kontur kecepatan maksimum terjadi di sekitar tengah-tengah lebar saluran
dan sedikit di bawah permukaan
Hal ini terjadi karena adanya gesekan antara zat cair dan tebing saluran dan juga karena
adanya gesekan dengan udara pada permukaan
4.4 Aliran Seragam
Di dalam aliran seragam, dianggap bahwa aliran adalah mantap dan satu
dimensi. Dengan anggapan satu dimensi berarti kecepatan aliran di setiap
titik pada tampang lintang adalah sama. Contoh aliran seragam adalah aliran
melalui saluran irigasi yang sangat panjang dan tidak ada perubahan
penampang. Aliran di saluran irigasi yang dekat dengan bangunan irigasi
tidak lagi seragam karena adanya pembendungan atau terjunan, yang
menyebabkan aliran menjadi tidak seragam (non uniform). Pada umumna
aliran seragam di saluran terbuka adalah turbulen, sedang aliran laminer
sangat jarang terjadi.
Aliran seragam tidak dapat terjadi pada kecepatan aliran yang besar atau
kemiringan saluran sangat besar. Apabila kecepatan aliran melampaui batas
tertentu (kecepatan kritik), maka muka air menjadi tidak stabi dan akan
terjadi gelombang. Pada kecepatan yang sangat tinggi (lebih dari 6 m/dt),
udara akan masuk ke dalam aliran dan aliran menjadi tidak mantap.
4.4.1 Rumus Chezy

Penurunan persamaan dasar aliran seragam dilakukan dengan anggapan


berikut ini.

1. Gaya yang menahan aliran tiap satuan


luas dasar saluran adalah sebanding
dengan kuadrat kecepatan dalam
bentuk :

Gaya total yang menahan aliran :

dimana,
k = konstanta
P = keliling basah
L = panjang saluran
2. Di dalam aliran mantap, komponen gaya berat (searah aliran) yang
mengakibatkan aliran harus sama dengan gaa tahanan total.
Komponen gaya berat = 𝛾 A L sin 𝛼
dimana,
𝛾 = berat jenis zat cair L = panjang saluran yang ditinjau
A = luas tampang basah 𝛼 = sudut kemiringan saluran
4.4.1 Rumus – rumus empiris
a. Rumus Bazin

dengan koefisien yang tergantung pada kekasaran dinding.


Jenis Dinding
Dinding sangat halus (semen) 0,06
Dinding halus (papan, batu, bata) 0,16
Dinding batu pecah 0,46
Dinding tanah sangat teratur 0,85
Saluran tanah dengan kondisi biasa 1,30
Saluran tanah dengan dasar batu pecah dan tebing rumput 1,75

b. Rumus Ganguillet – Kutter


c. Rumus Manning

dengan koefisien tersebut maka rumus kecepatan aliran menjadi :

d. Rumus Strickler
Koefisien Strickler diberikan oleh rumus berikut,

dengan R adalah jari-jari hidraulis, dan adalah diameter yang berhubungan langsung
dengan 35% berat dari material dengan diameter yang lebih besar, sehingga rumus
kecepatan aliran menjadi :
Harga koefisien Manning
Bahan Koefisien Manning
n
Besi tuang dilapis 0,014
Kaca 0,010
Saluran beton 0,013
Bata dilapis Mortar 0,015
Pasangan batu disemen 0,025
Saluran tanah bersih 0,022
Saluran tanah 0,030
Saluran dengan dasar batu dan tebing rumput 0,040
Saluran pada galian batu padas 0,040
4.5 Tampang Lintang Ekonomis

Penjelasan tentang tampang lintang ekonomis ini dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus debit aliran, yang dalam hal ini misalnya digunakan rumus Manning.

Berdasarkan rumus tersebut akan dicari, untuk kemiringan saluran I dan kekasaran dinding
n, suatu tampnag lintang dengan luas yang sama A tetapi memberikan debit maksimal.
Untuk nilai A, n dan I konstan, debit akan maksimum apabila R maksimum.
1. Saluran Trapesium

Luas Tampang :

Keliling Basah :
Jari-jari Hidraulis :

2. Bentuk Segi Empat

Luas Tampang :
Keliling Basah : atau

Jari-jari Hidraulis :
3. Bentuk Setengah Lingkaran
Luas Tampang :
Keliling Basah:
Jari-jari Hidraulis :
4.6 Aliran tidak seragam
Aliran tidak seragam dapat dibedakan dalam dua kelompok,
a. Aliran berubah beraturan (gradully varied flow), dimana parameter
hidraulis (kecepatan, tampang basah) berubah secara progresif dari satu
tampang ke tampang yang lain.
b. Aliran berubah cepat (rapidly varied flow), dimana parameter hidraulis
berubah secara mendadak dan kadang-kadang juga tidak kontinyu
(discontinue)

Rumus aliran yang ada dalam aliran seragam dianggap dapat digunakan
untuk menentukan kemiringan garis energi pada pengaliran berubah beraturan
pada suatu tampang melintang. Demikian juga koefisien kekasaran yang
dikembangkan untuk aliran seragam juga dapat digunakan untuk aliran tidak
seragam. Anggapan ini akan memberikan hasil yang tidak sesuai dengan
kenyataan, tetapi kesalahan yang terjadi adalah kecil sehingga masih bisa
ditolerir.
4.7 Energi Spesifik
Energi pada tampang lintang saluran, yang dihitung terhadap dasar saluran,
disebut dengan energi spesifik atau tinggi spesifik. Jadi energi spesifik adalah
jumlah dari energi tekanan dan energi kecepatan di suatu titik, yang diberikan
oleh bentuk berikut :

Persamaan di atas menunjukkan bahwa energi spesifik adalah sama dengan


jumlah dri kedalaman air dan tinggi kecepatan.
Gambar di atas menunjukkan bahwa energi spesifik menurun sampai
suatu nilai minimum pada titik C dan kemudia naik kembali. Kedalaman dan
kecepatan pada titik ini disebut kedalaman kritik dan kecepatan kritik .
Apabila kedalaman aliran adalah lebih besar dari kedalaman kritik,
kecepatan aliran akan lebih kecil dari kecepatan kritik untuk debit aliran
tertentu, dan aliran disebut subkritik atau mengalir. Sebaliknya, jika
kedalaman aliran adalah lebih kecil dari kedalaman kritik, aliran adalah
superkritik atau meluncur. Untuk suatu nilai debit ang lain makan akan
didapat kurva energi spesifik yang lain.
Oleh karena kedalaman kritik terjadi pada energi spesifik minimum untuk
debit yang ditinjau, maka kondisi y = yc dapat ditentukan dengan
mendiferensialkan energi spesifik dan menyamakannya dengan nol. Sehingga
didapatakan :

Atau
dan

Anda mungkin juga menyukai