Aliran memiliki kecepatan konstan pada setiap titik di penampang saluran di dalam
bagian saluran yang lurus. Dengan kata lain distribusi kecepatan dipenampang
saluran tidak berubah dibagian sungai yang lurus.. suatu pola distribusi kecepatan
yang stabil dapat dicapai bila telah dikembangkan secara penuh atau disebiut
dengan lapisan batas.
Aliran seragam dianggap sebagai suatu aliran tunak (steady flow) karena aliran
seragam taktunak dalam praktek tidak pernah ada. Pada sungai alam, aliran seragam
tunak bahkan jarang terjadi, sebab karena sungai dan alur air dalam keadaan asli
jarang terdapat dalam keadaan aliran seragam secara mutlak, untu perhitungan
aliran disungai sering dipakai anggapan bahwa aliran dalam keadaan seragam.
Aliran seragam tidak dapat terjadi dalam keadaan kecepatan yang sangat tinggi
yang biasanya disebut ultra cepat (ultrarapid). Sebab itu bila aliran seragam
mencapai kecepatan tinggi tertentu akan menjadi sangat taktunak. Kecepatan aliran
yang lebih tinggi kadang-kadang menyerap udara dan menjadi taktunak.
Bila air mengalir dalam saluran terbuka, air akan mengalami hambatan saat
mengalir ke hilir. Hambatan ini biasanya dilawan oleh komponen gaya berat yang
bekerja dalam air dalam arah geraknya. Aliran seragam akan terjadi bila hambatan
ini seimbang dengan gaya berat. Besarnya tahanan bila faktor-faktor fisik laindari
daerah saluran tidak berubah, tergantung pada kecepatan aliran. Bila air memasuki
saluran secara perlahan, kecepatan akan mengecil dan oleh karena itu h\ambatannya
juga akan mengecil, dan hambatan tersebut akan lebih kecil dari gaya berat
sehingga terjadi aliran percepatan dibagian yang lurus disebelah hulu. Kecepatan
dan hambatan akan meningkatkan lambat laun sampai terjadi keseimbangan antara
hambatan dengan gaya-gaya berat. Pada keadaan ini dan selanjutnya aliran menjadi
seragam. Bagian lurus di hulu yang diperlukan untuk membentuk aliran seragam
dikenal dengan zona peralihan 9transitory zone). Dalam zona ini aliran dipercepat
dan berubah. Bila saluran lebih pendek dari pada panjang peralihan yang diperlukan
untuk kondisi yang ditetapkan, maka tidak dapat terjadi aliran seragam. Pada bagian
hilir saluran, hambatan mungkin akan terjadi lebih kecil dari gaya berat, sehingga
aliran menjadi tidak seragam lagi atau berubah.
Suatu pendekatan lain untuk menentukan kecepatan disaluran alam telah dicoba ole
toebes. Dalam pemdekatan ini ditetapkan analisa hubungn berganda terhadap
faktor-faktor yang jelas mempengaruhi.[kecepatan dalam suatu saluran aluvial: luas
basah, kecepatan maksimum dipermukaan, keliling bsah, kedalaman maksimum,
kemiringan muka air, koefisien kekasaran dan temperatur airr. Cara ini
memungkinkan untuk mengevaluasi pengaruh masing-masing variabel terhadap
besarnya kecepatan. Bila dilakukan evaluasi semacam ini, kecepatan pada kondisi
tertentu bagi variabel-variabel sama dengan jumlah aljabar dari tingkat pengaruh
setiap variabel tersebut terhadap kecepatannya. Namun hal ini hanya berlaku bagi
aliran didalam daerah geografis dimana anlisa ini dibuat, jadi pemakainnya tidak
bersifat umum.
Rumus aliran seragam pertama dbuat pada 1769 oleh ilmuwan prancis bernama
Antoine Chezy yaitu:
V = C √𝑅𝑆
Dimana V adalah kecepatan rata-rata, C adalah faktor c dari Chezy atau faktor tahan
aliran, R adalah jari-jari hidrolik dan S adalah kemiringan garis energi. Berikut
merupakan bentuk grafik dari penurunan rumus Chezy untuk aliran seragam pada
saluran terbuka:
A. Rumus Gangguillet-Kutter
Sumber: Hidrolika Saluran Terbuka, 1997
Dimana V adalah kecepatan rata-rata, C adalah faktor C dari Chezy atau faktor
tahan aliran, R adalah jari-jari hidrolik dan S adalah kemiringan garis energi serta
n adalah koefisien kekasaran. Rumus ini telah dibuat tabel dan grafik untuk
mempermudah pemakaiannya, sehingga rumus ini jarang dipakai di biro-biro
teknik.
B. Rumus Bazin
Dimana C adalah faktor C dari Chezy atau faktor tahan aliran, R adalah jari-jari
hidrolik dan m adalah koefisien kekasaran yang oleh bazin diberikan nilai sebagai
berikut:
C. Rumus Powell
Rumus yang dikemukakan Robert Manning tahun 1889 ini dikenal dengan:
1,49
V= R2/3 S1/2
n
Dimana V adalah kecepatan rata-rata, C adalah faktor C dari Chezy atau faktor
tahan aliran, R adalah jari-jari hidrolik dan S adalah kemiringan garis energi serta
n adalah koefisien kekasaran Manning.
Untuk sekedar tuntutan bagi penentuan yang wajar mengenai koefisien kekasaran
akan dibahas 4 pendekatan umum:
1. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai n dan hal ini memerlukan
suatu penegetahuan dasar menegenai persoalannya dan kadar perkiraannya;
2. Mencocokkan tabel dari nilai-nilai n untuk berbagai tipe saluran;
3. Memeriksa dan dan memahami sifat beberapa saluran yang koefisien
kekasarannya telah diketahui;
4. Menentukan nilai n dengan cara analitis berdasarkan distribusi kecepatan teoritis
pada penampang saluran dan data pengukuran kecepatanmaupun pengukuran
kekasaran.
6. Hambatan
Adanya balok sekat pilar jembatan dan sejenisnya akan cenderung
memperbesar n. besarnya kenaikan ini tergantung pada sifat alamiah hambatn,
ukuran, bentuknya dan banyaknya penyebabnya.
Cara penentuan koefisien kekasaran yang dilakukan oleh U.S. Geological Survey
yaitu dengan menentukan beberapa kekasaran sungai di Amerika yaitu dengan cara
pengukuran luas penampang, lebar, dalam, kecepatan rata-rata, kemiringan dan
perhitungan koefisien kekasaran.
DAFTAR PUSTAKA