Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa Aliran Saluran Terbuka (Open Channel Flow)
dan Aliran Saluran Tertutup (Pipe Flow). Aliran pada saluran terbuka memiliki permukaan
bebas yang dipengaruhi oleh tekanan udara bebas. Sedangkan pada saluran tertutup tidak
dipengaruhi oleh tekanan udara secara langsung.
3) Aliran Seragam Tunak (Steady Uniform Flow) dan Seragam Tidak Tunak (Unsteady
Uniform Flow)
Aliran seragam dapat bersifat tunak dan tidak tunak tergantung dari kedalamannya berubah
sesuai dengan perubahan waktu. Kedalaman pada aliran seragam tunak tidak berubah
selama tinjauan waktu tertentu. Aliran bersifat seragam tidak tunak jika permukaan air
berfluktuasi terhadap waktu narnun tetap sejajar dengan dasar saluran.
4) Aliran Berubah Tiba-tiba (Rapidly Varied) dan Berubah Lambat-laun (Gradually Varied)
Aliran disebut berubah tiba-tiba bila kedalamannya berubah secara mendadak pada jarak
yang cukup pendek. Sebaliknya jika perubahan itu terjadi lambat-laun maka aliran ini disebut
aliran Berubah Lambat-laun. Aliran berubah tiba-tiba disebut juga gejala setempat (local
phenomenon), diantara contohnya adalah loncatan hidrolik (hydraulic jump) atau air loncat.
1.2 Keadaan Aliran
Berdasarkan kekentalan fluida (viskositas) dan gaya gravitasinya aliran pada saluran terbuka
dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis seperti di bawah ini. Ketiga jenis aliran ini ditentukan
oleh bilangan Reynold (Re), yang didefinisikan sebagai berikut.
dimana
1) Aliran Laminer
Aliran ini terjadi bila gaya relatif sangat besar dibandingkan dengan gaya inersia sehingga
kekentalan berpengaruh besar terhadap perilaku aliran. Ditinjau dari bilangan Reynold (Re),
aliran disebut Laminar jika Re kecil, Re < 500. Pada aliran Laminer, butir-butir air seolah-olah
bergerak menurut lintasan tertentu yang teratur atau lurus dan berlapir-lapis.
2) Aliran Turbulen
Aliran ini terjadi bila gaya kekentalan relatif lemah dibandingkan dengan gaya
kelembamannya. Berdasarkan bilangan Reynold, aliran Turbulen memiliki Re yang besar,
Re > 1000. Pada aliran Turbulen, butir-butir air bergerak rnenurut lmtasan yang tidak teratur
walaupun butir-butir tersebut tetap menunjukkan gerak maju dalam aliran secara
keseluruhan.
3) Aliran Transisi
Diantara kondisi aliran Laminar dan Turbulen dengan sifat-sifat yang disebutkan di atas
terdapat aliran Transisi.
Tabel 1.1 di bawah ini mernuat daftar rumus dari unsur geometri dasar untuk berbagai
bentuk saluran yang umum digunakan.
Tabel 1.1 Tabel Penampang
%(B - sin 0 ) d;
Ciri-ciri aliran seragam (uniform flow) adalah kedalarnan aliran, h a s penampang basah,
kecepatan rata-rata dan debit persatuan waktu pada sepanjang daerah yang lurus adalah
sama. Ciri-ciri yang lainnya adalah garis energi (Sf), muka air (S,) dan dasar saluran (So)
.u
adalah sejajar seperi garnbar di bawah ini.
i Garis Energi
- - - A _ _ _ _ _ _
------____-!
'----____
_ _I _
- - - _ _-_- - - _ Sf
K.v'P.L
. . .. ,
7-
-. - - - -
so '
a nrarnaan j
Untuk perhitungan hidrolika, kecepatan aliran seragarn dalarn saluran terbuka sebagian
besar rnenggunakan persarnaan urnurn sebagai berikut.
dirnana
v = keceparan rata-rata (rneterldetik)
C = faktor tahanan aliran, bervariasi rnenurut kecepatan rata-rata, jari-jari
hidrolik, kekasaran saluran, kekentalan dan faktor lainnya.
R = jari-jari hidrolik (meter)
S = kerniringan energi. Pada aliran seragam S = Sf = S, = So.
2.1 Rumus Chezy
Rumus Chezy diturunkan secara matematis dengan dua anggapan:
1) Gaya yang menahan aliran persatuan luas dasar aliran air adalah sebanding dengan
kuadrat dari kecepatan, yaitu bahwa keceparan ini sama dengan K . v 2 dengan K
rnerupakan konstanta perbandingan. Bidang kontak aliran dengan dasar aliran air sama
dengan hasil perkalian keling basah dengan panjang bagian saluran yang lurus atau
P . L . Jurnlah gaya penahan aliran akan sama dengan K . v 2 . P .L .
2) Dalam aliran seragam, komponen efektif dari gaya berat mengakibatkan aliran akan
sarna dengan jumlah gaya penahan. Komponen efektif gaya berat sejajar dengan dasar
saluran dan sama dengan w . A . L . sin B = w .A.L . S , dengan w adalah berat isi air.
A
Dengan -= R dan diganti dengan suatu faktor C maka kecepatan aliran dapat
P
dinyatakan sebagai berikut.
Lebih lengkap tentang nilai koefisien kekasaran Manning (n) disajikan dalam Lampiran A.
Kedalaman Kritis (yJ untuk aliran pada suatu saluran terbuka didefinisikan sebagai
kedalaman yang energi spesifiknya (dibahas dalam Bab 3) minimum. Secara matematik
dapat ditunjukkan bahwa kedalaman kritis terjadi pada suatu saluran bila:
dimana T adalah lebar puncak. Pada kemiringan yang landai dimana y, > y, aliran bersifat
subkritis, sedangkan pada kemiringan yang terjal dimana y, < y, aliras bersifat superkritis.
i
Basah Hidrolik Puncak Hidrolik Penampang
Melintang ;;L (W (a
Trapesium 1 fiY2
Persegi
Panjang
Segitiga
1 Y
Setengah
Lingkaran
Parabola
-fiy2
Tentukan:
1) Kedalaman Normal
2) Kedalaman Kritis
3) Kedalaman Alternatif
Penyelesaian
yn = 1,3l meter
maka:
1,2021
= 0,3887 < 1 -t aliran subkritis
3) Kedalaman Alternatif
Didapat y, = y, = 1,31
Energi spesifik:
Contoh Soal 2
1) Definisikan Penampang Hidrolis Terbaik baik secara hidrolika maupun praktis.
2) Buktikan bahwa penampang hidrolis terbaik untuk bentuk penampang lingkaran adalah
setengah lingkaran.
Penyelesaian
1) Pandangan Hidrolika: penampang saluran yang memiliki keliling basah terkecil sehingga
akan memiliki hantaran maksimum. Pandangan Praktis: Penampang yang memiliki has
terkecil untuk suatu debit tertentu.
2) Pembuktian
Substitusi persamaan (1) dan (2) menjadi:
misal:
0 - x
360 211
maka:
dT
--
- 2 ~ x 0 x4 - x s i n x ) - AX' ():x - ):C O S X ) + A konStan
dx (g x - f! sin x)'
Energi Spesifik (energi khas) aliran pada setiap penampang tertentu didefinisikan sebagai
total energy pada penampang tersebut dengan mengambil dasar saluran sebagai titik dasar
pengukuran.
Persamaan Energi
- - - -! -Garis
- - - -Energi
-- - - - - _ _ _
---j--______
- - - - - - - - _ _ _Sf_I _ -
Permukaan Air
-i - - -
. . . . -. -. -. -. - . -. -. -. - . -. - . - . -
. .
Interval aliran
---
Berdasarkan diagram energi spesifik di atas, untuk suatu harga energi spesifik tertentu akan
terdapat dua kemungkinan kedalaman, yaitu:
Taraf rendah (y,) (aliran superkritis).
Taraf tinggi (y2) (aliran subkritis).
Pada saat energi minimum tercapai maka kondisi aliran akan menunjukkan aliran kritis.
Tolak ukur lain aliran kritis dari suatu aliran didefinisikan sebagai kondisi dimana Bilangan
Froude = I.
Dengan kata lain, energi kritis sarna dengan 1,5 kali kedalamar: kritis.
Air loncat terjadi pada peralihan dari aliran superkritis ke subkritis. Perubahan aliran ini
terjadi antara lain di:
Hilir pelimpah bendung atau bendungan.
Hilir pintu air model sorong (sluice gate).
Peralihan kemiringan dasar saluran dari curam ke landai.
Pada peristiwa air loncat terjadi:
Turbulensi aliran.
Kehilangan energi.
Udara masuk ke air (air entrainment).
Gambar 4.1 Air loncat terjadi pada peralihan dari aliran superkritis ke subkritis
Garis energi,
A
Pintu sorongb
Muka air g
2g
Ai
y2 -v2
Dasar saluran
Kehilangan energi mudah dihitung secara analitis apabila y, dan y2 telah diketahui. Di
bawah ini adalah hasil percobaan yang memperlihatkan bahwa kehilangan energi
merupakan fungsi dari bilangan Froude aliran di h u h (F1), dimana
I"
Fl = bilangan Froude di hulu (pada kedalaman awal yl) = --
&
V, = kecepatan di hulu
Gambar 4.3 Kehilangan energi (relatif) pada lantai horisontal sebagai fungsi dari Fl
(Jain 2001, halaman 303).
4.2 Profil dan Jenis Air Loncat
Air loncat memiliki karakter berbeda bila biiangan Froude-nya berbeda. Berdasarkan nilai F,-
nya, air loncat dibedakan menjadi lima jenis sebagai berikut. Lihat sketsa di bawah.
P
- .- - - P
.-
-- - -
-
F, = 1 - 1.7 Undular lump F, = 1.7 - 2.5 Weak jump
Oscillating jel
-
-
- - -. ... <
.-, ,,.,
-
-/
-
F, = 2.5 4.5 08cillalirq jump F,= 4.5 - 9.0 Sleedy jump
Gambar 4.4 llustrasi jenis air loncat berdasarkan nilai F, (Jain 2001, halaman 304).
Profil air loncat secara ernpiris memiliki bentuk sebagaimana disajikan dalam gambar di
bawah ini, dimana panjang acuan "X" diperoleh secara empiris dalam bentuk Persamaan
(4.2).
Gambar 4.5 Profil air loncat dimana panjang acuan "Xu diberikan oleh Persarnaan 4.2
(Jain 2001, halarnan 305).
zc = jarak vertikal dari pusat massa bidang yang ditinjau ke permukaan air.
A = luas bidang yang ditinjau.
PSZc = besarnya tekanan hidrostatis di pusat rnassa bidang yang ditinjau
Recall dari Mekanika Fluida bahwa gaya hidrostatis P dapat diperoleh dengan
rnudah dari perkalian tekanan (pgz,) dan luas (A).
Dibagi dengan pg
F, = F,
F = bilangan Froude
F, = bilangan Froude di h u h
Diperoleh
Sketsa
E = energi khas = y +
29
Dalam perencanaan bangunan air, pengetahuan panjang air loncat diperlukan untuk
menentukan panjang ruang olakan. Karena permasalahan fisiknya yang kompleks,
kuantifikasi panjang air loncat tidak dapat diturunkan secara teoretis. Pengetahuan
mengenai ha1 ini diperoleh dari percobaan. Panjang air loncat, L,, didefisikan sebaga jarak
horisontal dihitung dari titik air mulai meioncat sampai dengan suatu titik di hilir roller dimana
permukaan air relatif rnasih stabil. Lihat sketsa di atas. Grafik empiris berikut memberikan
panjang air loncat secara grafis.
Gambar 4.10 Panjang air loncat L, sebagai fungsi dari F, (Jain 2001, halaman 305).
Berikut ini adalah rumus-rumus empiris untuk panjang air loncat, L,, dari literatur.
dimana a dan r adalah faktor bentuk yang harus ditentukan melalui percobaan
Saluran Trapesium (Press 1961, Silvester 1964, dari French 1985 halaman 91)
L j =(ay1)(~1-1)'
Panjang air loncat terendam (Rao 1963, dari French 1985 halaman 92)
V = kecepatan rata-rata
v = kecepatan sebenarnya di tiap titik
A = h a s penampang basah
2g
Menghitung a dan P
dengan
"M-
E =-
v-l
VM = kecepatan maksimum
V = kecepatan rata-rata
Dist ri bus;
kecepatan
Keteranaan
vZ
Energi Khas = E = y + - Q
2
Gaya Khas = F = - + =,A
29 ,.aA
dimana
Y
- kedalaman aliran.
v - kecepatan rata-rata.
A = has penampang basah.
Q -
- debit.
9 - gravitasi.
zc = jarak vertikal dari pusat massa penampang basah ke permukaan air.
Gradually Varied Flow (GVF)
.
z z-
...................................................................................................
Dasar ,ahran
Datum
Rumus Manning
Pada aliran seragarn, lereng garis energi sejajar dengan lereng dasar saluran
S, = S o (5.8)
Maka d a ~ aditulis
t
. .---.-,..-.. , ,..,-..
Y> Yc b) Yc'Y>YN YCYc
Lereng Energi a) sf > s o
sf < S O sf > SO
b) Sf <So
a) F <I
Bilangan Froude F <I F >I
b) F > 1
Lereng Perrnukaan Air dy > -dy < 0 dy
-> 0
(lihat pers Z.6) dx dx dx
Energi khas
Selanjutnya
Bentuk Alternatif
Energi khas
Turunannya terhadap y
Sketsa:
Agar dapat melimpahkan air selancar mungkin, bentuk pelimbah dibuat se-streamline
(mengikuti garis arus) mungkin. Pendekatan yang lajirn dilakukan adalah mengikuti gerak
peluru sebagaimana digambarkan pada Gambar 6.1. Gambar 6.2 menunjukan berbagai
bentuk pelimpah yang dibakukan oleh WES (Waterway Experiment Station, organ US Army
Energy line
--- 'I---
Aliran di atas pelimpah merupakan aliran kritis. Sebagaimana telah dibahas dalam topik
sebelumnya, hubungan antara debit dan kedalaman aliran kritis dapat ditentukan tanpa
mem~erhitunakankondisi saluran.
*
'. ''crest oxir
Sefback
Gambar 6.2 Pelimpah model USArmy WES. [Chow 1959, halaman 365.1
dimana
Hilir Pelimpah
Dinding Dinding
Kiri Kanan
Lo
If Bentang aktual I'
Hulu Pelimpah
Untuk menghitung lebar efektif pelimpah, L, dilakukan tinjauan bentang per bentang karena
bentang yang berbeda barangkali memiliki karakter pilar yang berbeda. Hubungan antara
lebar efektif pelimpah (L) dan bentang pelimpah aktual (Lo) dinyatakan oleh Persamaan
(6.3).
dimana
Mengenai koefisien kontraksi, K, secara kasar diberikan angka-angka dalam Tabel 6.1.
Sketsa bentuk pilar dapat dilihat pada Gambar 6.4. lnformasi lebih rinci dapat dibaca pada
Chow (1959) hal. 370-377.
Tabel 6.1 Perkiraan Nilai Koefisien Kontraksi, K, dalam Persamaan (6.3)
(a) Pilar gemuk, tumpul (b) Pilar bulat (c) Pilar kurus, tajam
h
Tinggi Relatif Pelimpah = r = -
Hd
dimana
Aliran
Nilai koefisien aliran C untuk Pelirnpah Rendah diperoleh dari grafik ernpiris. Malangnya,
karena koefisien aliran C tidak dimensionless dan grafik empiris diperoleh dari literatur
Amerika, maka perhitungan rnenggunakan grafik ernpiris terpaksa dilakukan dalam sistern
satuan USCS (United States Customary Unit, feet - slug - second). Untuk mengingatkan,
persarnan konversi dari USCS k e SI (Sistem lnternasional) adalah sebagai berikut.
1 feet = 0,3048 m
1 slug = 14,594 k q -
g = 9,81 m/s - 32,18ft/s2
1 newton= 4,4482 lb force
Grafik ernpiris diberikan oleh tiga garnbar yang diuraikan dalam Tabel 6.3.
Tabel 6.3 Grafik Empiris untuk Menentukan Koefisien Aliran, C, dalam Persamaan (2)
Pengertian "kemiringan sisi hulu" dapat dilihat pada Gambar 6.2 dan Gambar 6.5.
Kemiringan "3 on 2 artinya perbandingan vertikal : horisontal = V : H = 3:2.
Gambar 6.5 Grafik untuk menentukan koefisien aliran C. [Chow 1959, halaman 366.1
DISCHAROE COEFFICIENT
VERSUS PlHd
Gambar 6.7 Grafik untuk menentukan koefisien aliran C untuk kemiringan hulu
~ e l i r n ~ a1:l.
h
'[ASCE 1995, halarnan 261
Catatan: P dalam gambar ini = h = jarak vertikal dari lantai huh
sampai dengan puncak pelimpah (lihat Gambar 6.6).
Gambar 6.8 Grafik untuk menentukan koefisien aliran C untuk h u h pelimpah
vertikal.
[ASCE 1995, halaman 271
Catatan: P dalam gambar ini = h = jarak vertikal dari lantai hulu
sampai dengan puncak pelimpah (lihat Gambar 6.8).
6.5 Prosedur Perhitungan Aliran diatas Pelimpah
Dalam persoalan praktis, debit yang akan melirnpah sudah diketahui. Maka, rnasalah "Aliran
diatas Pelimpah" sebenarnya adalah menghitung kedalaman aliran diatas pelirnpah, Hd.
Direkarnendasikan prosedur perhitungan sebagai berikut.
Sudah pernah dibahas bahwa di hilir sebuah pelimpah terbentuk air loncat karena rejim
aliran beralih dari superkritis menjadi subkritis. Perhitungan air loncat sudah dibahas dalam
topik sebelumnya. Aliran apa yang terjadi di hilir pelirnpah tepat sebelum air loncat? Aliran
tersebut adalah aliran superkritis sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 6.9. Untuk
rnenghitung karakter aliran ini, dilakukan analisis sebagai berikut.
-
3) Terdapat dua persarnaan yang berlaku:
persarnaan kekekalan massa
persamaan Bernoulli
4) Maka dua "anus pada butir (2) dapat dihitung.
!! Kembangkan dan latih diri Anda rnenghitung aliran superkritis di hilir pelimpah tepat
sebelum air loncat.
Gambar 6.9 Sketsa aliran di hilir pelimpah.
Tabel Koefisien Kekasaran Manning, n
French, Richard H., 1985. Open Channel Hydraulics. McGraw-Hill
C. Excavated or dredged
a. Earth, straight and
uniform
1. Clean, recently
completed
2. Clean, after
weathering
3. Gravel. uniform
section, dean
4. With short grass, few
weeds
Tabel Koefisien Kekasaran Manning, n
French,Richard H., 1985. Open Channel Hydraulics. McGraw-Hill
D. Natural streams
D-1. Minor streams (top width
a t flood stage < 100 ft)
a. Streams on plain
1. Clean, straight, full
stage, no rifts or
deep pools
2. Same aa above, hut
more stones and
weeds
Tabel Koefisien Kekasaran Manning, n
French, Richard H., 1985. Open Channel Hydraulics. McGraw-Hill
APPENDIX B
(continued)
Tabel untuk Memperkirakan Kedalaman Normal
Jain, Subash C., 2001. Open-Channel Flow. John Wiley & Sons.
2g
V = kecepatan rata-rata
z = ketinggian dasar saluran dari diukur dari datum
x = koordinat memanjang, positif ke hilir
F = bilangan Froude = --
v
G
A
D = kedalaman hidrolis =-
T
A = luas penampang basah
T = lebar aliran di permukaan
g = percepatan gravitasi
Profil Aliran GVF (Gradually Varied Flow) pada Saluran Prismatis (Ven Te Chow 1959)
None
.--.-.-.-
I
I Designation I Relation of u to US nnd ue
Jeneral type -rypeof now
Yc
slope of curve
~ ~ a ~ d u IwL E
nritica~
-. ~~
~sekwator Subcritical
~ ~ s w d o w nSubcritical
Backwater Supercritical
-
Baokwntcr Subcritical
--
Critical I channel
So=Sr>O) bottom
'
I
Backwater Supercritical
-
Backwater Subcritical
I
Steep Drawdown Supercritical
-
Backwater SupercriLieal
-- ----
I
None 1
I
I/ > (~"1' > u. None None
Adverse
So < 0
I I A2
I
-
,
(urn)' > u > Yc
--
Drawdown
------
Subcritical None