Anda di halaman 1dari 27

HIDROLI

KA DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD RIZAL
RAMADHANI
201222018152831
DEFINISI HIDROLIKA
● Hidrolika yaitu merupakan suatu topik dalam ilmu terapan dan teknik yang berurusan dengan sifat-
sifat mekanis fluida, yang mempelajari perilaku dari aliran air secara mikro maupun makro. Mekanika
fluida meletakan dasar-dasar dari teori hidraulika ini yang difokuskan pada rekayasa dari sifat-sifat
Fluida.

● Atau lebih singkatnya hidrolika adalah bagian dari hidromekanika (hydro mechanics) yang
berhubungan dengan gerak air atau mekanika aliran.
MACAM-MACAM ALIRAN
● Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu:
aliran saluran tertutup dan aliran saluran terbuka. Dua macam aliran tersebut dalam banyak hal
mempunyai kesamaan tetapi berbeda dalam satu ketentuan penting. Perbedaan tersebut adalah pada
keberadaan permukaan bebas; aliran saluran terbuka mempunyai permukaan bebas, sedang aliran
saluran tertutup tidak mempunyai permukaan bebas karena air mengisi seluruh penampang
saluran.

● aliran saluran terbuka mempunyai permukaan yang berhubungan dengan atmosfer, sedang aliran
saluran tertutup tidak mempunyai hubungan langsung dengan tekanan atmosfer.
GARIS ARUS
● Garis arus adalah garis menerus (continous) yang lurus atau melengkung didalam cairan dimana garis
singgung pada setiap titiknya menunjukkan arah kecepatan gerak partikel cairan pada garis arus
tersebut. Contoh garis arus adalah seperti gambar dibawah ini.
PIPA ARUS
● Pipa arus adalah sekumpulan garis-garis arus yang diawali suatu lengkung tertutup dan diakhiri suatu
lengkung tertutup. Seperti contoh gambar dibawah ini:
KUMPULAN PIPA ARUS DI ANTARA BATAS TETAP
● Kumpulan pipa arus di antara batas tetap adalah aliran yang terdiri dari banyak pipa arus yang
mempunyai batas tetap seperti pada gambar dibawah:
KARAKTERISTIK UMUM
ALIRAN
A. Penghantar Aliran (flow coveyance)

Seperti yang harus diketahui, air mengalir dari hulu ke hilir (kecuali ada gaya yang menyebabkan aliran
ke arah sebaliknya) sampai mencapai suatu elevasi permukaan air tertentu, misalnya permukaan air di
danau atau di laut. Tendensi/kecenderungan ini ditunjukkan oleh aliran di saluran alam yaitu sungai.
Perjalanan air dapat juga ditambah oleh bangunan-bangunan yang dibuat oleh manusia, seperti saluran
irigasi, pipa, gorong gorong (culvert), dan saluran buatan yang lain atau kanal (canal). Walaupun pada
umumnya perencanaan saluran ditujukan untuk karakteristik saluran buatan, namun konsep hidrauliknya
dapat juga diterapkan sama baiknya pada saluran alam.

Apabila saluran terbuka terhadap atmosfer, seperti sungai, kanal, gorong-gorong, maka alirannya
disebut aliran saluran terbuka (open channel flow) atau aliran permukaan bebas (free surface flow).
Apabila aliran mempunyai penampang penuh seperti aliran melalui suatu pipa, disebut aliran saluran
tertutup atau aliran penuh (full flow).
B. Elemen Geometri

● Luas penampang (area) mengacu pada luas penampang melintang dari aliran di dalam saluran.
Notasi atau simbol yang digunakan untuk luas penampang ini adalah A, dan satuannya adalah satuan
luas.
● Keliling basah (wetted parimeter) suatu penampang aliran didefinisikan sebagai bagian/porsi dari
parameter penampang aliran yang bersentuhan (kontak) dengan batas benda padat yaitu dasar dan/atau
dinding saluran.
● Jari-jari hydraulik (hydraulic radius) dari suatu penampang aliran bukan merupakan karakteristik
yang dapat diukur langsung, tetapi sering sekali digunakan didalam perhitungan.
Definisi dari jari jari hydraulik adalah luas penampang dibagi keliling basah, dan oleh karena itu
mempunyai satuan panjang; notasi atau simbul yang digunakan adalah R, dan satuannya adalah satuan
panjang.
● Kedalaman hydraulik (hydraulic depth) dari suatu penampang aliran adalah luas penampang dibagi
lebar permukaan, dan oleh karena itu mempunyai satuan panjang. Simbul atau notasi yang digunakan
adalah D.
Unsur-unsur Geometris Penampang Saluran:
C. Debit Aliran (Discharge)

Debit aliran adalah volume air yang mengalir melalui suatu penampang tiap satuan waktu, simbol/notasi
yang digunakan adalah Q.
Apabila hukum ketetapan massa diterapkan untuk aliran diantara dua penampang maka didapat
persamaan sebagai berikut:

m1 = ρ1 A1V1 = m2 = ρ2 A2V2

untuk kerapatan tetap ρ1 = ρ2, sehingga persamaan tersebut


menjadi :

A1V1 = A2V2 = Q
Persamaan tersebut di atas disebut persamaan
kontinuitas.
D. Kecepatan (velocity)AQ)

Kecepatan aliran (V) dari suatu penampang aliran tidak sama diseluruh penampang aliran, tetapi
bervariasi menurut tempatnya. Apabila cairan bersentuhan dengan batasnya (didasar dan dinding
saluran) kecepatan alirannya adalah nol. Hal ini seringkali membuat kompleksnya analisis, oleh karena
itu untuk keperluan praktis biasanya digunakan harga rata-rata dari kecepatan di suatu penampang
aliran.
Kecepatan rata-rata ini didefinisikan sebagai debit aliran dibagi luas penampang aliran, dan oleh karena
itu satuannya adalah panjang per satuan waktu.

V = Q/A
Dimana:

V = Kecepatan rata – rata aliran (ft/s atau m/s)


Q = Debit aliran (ft3/s atau m3/s )
A = Luas penampang aliran (ft2 atau m2)
E. Kriteria aliran

● Aliran tetap (steady flow) merupakan salah satu jenis aliran; kata “tetap” menunjukkan bahwa di
seluruh analisis aliran diambil asumsi bahwa debit alirannya tetap. Apabila aliran melalui saluran
prismatis maka kecepatan aliran V juga tetap, atau kecepatan aliran tidak berubah menurut waktu.
Sebaliknya apabila kecepatan aliran berubah menurut waktu maka disebut aliran tidak tetap (unsteady
flow).
● Aliran seragam (uniform flow) merupakan jenis aliran yang lain; kata “seragam” menunjukkan
bahwa kecepatan aliran disepanjang saluran adalah tetap, dalam hal kecepatan aliran tidak tergantung
pada tempat atau tidak berubah menurut tempat. sebaliknya apabila Kecepatan berubah menurut tempat
maka aliran tersebut aliran tidak seragam (nonuniform flow).
Aliran tidak seragam dapat dibagi menjadi aliran berubah lambat laun (gradually varied flow) dan
aliran berubah dengan cepat (rapidly varied flow). Aliran disebut berubah lambat laun apabila
perubahan kecepatan terjadi secara lambat laun dalam jarak yang panjang, sedangkan aliran disebut
berubah dengan apabila perubahan terjadi pada jarak yang pendek. Untuk saluran prismatis jenis aliran
tersebut diatas juga dapat dinyatakan dalan perubahan kedalaman aliran
F. Sifat Aliran (Aliran Laminer, Aliran Turbulen, dan Angka Reynold)

● Aliran laminer adalah suatu tipe aliran yang ditunjukkan oleh gerak partikel-partikel cairan menurut
garis-garis arusnya yang halus dan sejajar. Sebaliknya aliran turbulen tidak mempunyai garis-garis
arus yang halus dan sejajar sama sekali. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya
pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan percampuran terus menerus antara partikel partikel
cairan di seluruh penampang aliran.

Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka tidak bersatuan yang
disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Apabila hasil percobaan didapatkan angka 2000 maka
dinyatakan aliran laminer dan apabila diatas 4000 maka dinyatakan aliran turbulen. Angka ini dihitung
dengan persamaan sebagai berikut:
Re = 4VR/ ϑ
Dimana :

Re = Angka Reynold (tanpa satuan)


V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
ϑ = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat- sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
G. Tipe Aliran (Aliran kritis, sub-kritis dan super-kritis, angka froude)

Efek dari gaya gravitasi pada suatu aliran ditunjukkan dalam perbandingan atau rasio antara gaya inersia
dan gaya gravitasi. Rasio antara gaya-gaya tersebut dinyatakan dalam angka Froude, yaitu:
FR = V/√gL
Dimana:
FR = angka Froude (tidak berdimensi/ tidak mempunyai satuan)
V = kecepatan rata-rata aliran ( ft/s atau m/s )
L = panjang karakteristik (dalam ft atau m)
Dalam aliran saluran terbuka panjang karakteristik disamakan dengan kedalaman hydraulik D. Dengan
demikian untuk aliran saluran terbuka angka Froude adalah:
FR = V/√gD
Dimana:
gD = kecepatan rambat gelombang (celerity), dari gelombang gravitasi yang terjadi dalam aliran
dangkal.
Dalam hal ini aliran disebut dalam kondisi kritis, and aliran disebut aliran kritis (critical flow).
daripada satu atau V <√gD , aliran disebut aliran sub-kritis (subcritical flow). Dalam kondisi ini gaya
gravitasi memegang peran lebih besar; dalam hal ini kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan
rambat gelombang dan hal ini ditunjukkan dengan alirannya yang tenang.

Sebaliknya apabila harga FR lebih besar daripada satu atau V > √gD , aliran disebut Aliran super-kritis
(supercritical flow). Dalam hal ini gaya-gaya inersia menjadi dominan, jadi aliran mempunyai
kecepatan besar; kecepatan aliran lebih besar daripada kecepatan rambat gelombang yang ditandai
dengan alirannya yang deras.
H. Regime aliran (regimes of flow)

Suatu kombinasi dari efek viskositas dan Gravitasi menghasilkan salah satu dari empat regime aliran,
yang disebut:

(a). Subkritis-laminer (subcritical-laminer), apabila FR lebih kecil daripada satu dan Re berada dalam
rentang laminer;

(b) Superkritis-laminer (supercritical-laminer), apabila FR lebih besar daripada satu dan Re berada
dalam rentang laminer;

(c) Superkritis-turbulent (supercritical-turbulent), apabila FR lebih besar daripada satu dan Re berada
dalam rentang laminer;

(d) Subkritis-turbulen (subcritical-turbulent), apabila FR lebih kecil daripada satu dan Re berada dalam
rentang turbulen.
PEMBAGIAN KECEPATAN DAN PEMBAGIAN
TEKANAN
● Pembagian kecepatan di dalam penampang saluran

Adanya permukaan bebas dan geseran sepanjang dinding dan dasar saluran, maka kecepatan di
penampang saluran tidak merata. Kecepatan maksimun terjadi di dekat permukaan air sekitar 0,05
sampai 0,25 dari kedalaman aliran. Makin dekat dengan dinding saluran makin dalam letak kecepatan
maksimum.
Pola umum pembagian kecepatan di arah vertikal dan horisontal untuk suatu penampang saluran dapat
dijelaskan dengan gambar berikut :
Karena pembagian kecepatan yang tidak merata tersebut maka kecepatan di setiap tidak sama. Dengan
demikian apabila Hukum Bernoulli, Hukum Energi dan Hukum Momentum akan diterapkan untuk suatu
penampang aliran diperlukan harga kecepatan rata – rata. Karena kecepatan rata – rata tidak sama
dengan kecepatan di tiap – tiap garis arus maka perlu ada koreksi dari kecepatan rata – rata .

Apabila akan diterapkan Hukum Energi maka besarnya tinggi kecepatan perlu dikoreksi dengan suatu
koefisien α. Sehingga tinggi kecepatan menjadi: αV²/2g
Koefisien α dikenal dengan koefisien energi atau koefisien Coriolis.

Apabila akan diterapkam persamaan momentum maka besarnya momentum tiap satuan per-satuan
waktu yang melalui suatu penampang harus dilakukan dengan suatu koefisien β. Sehingga menjadi: β ρ
g Q V/g
Untuk mencari besarnya α dan β dapat dilihat pada sket/gambar di atas. Maka ditemukan persamaan:
● ʃu²dA
A = β = koefisien momentum (J. Boussinesq)
V²A
● α = 1 + 3 (β -1) = 3 β – 2
α = koefisien ebergi = koefisien “Coriolis”
● Pembagian Tekanan di dalam suatu Penampang Saluran

Seperti halnya kecepatan, besarnya tekanan di setiap kedalaman air di suatu penampang tidak sama.
Diagram tekanan di suatu penampang saluran dapat digambar menurut Hukum Hidrostatika dimana :
P=ρgh
Untuk suatu saluran dengan kemiringan kecil tekanan si suatu titik di dalam aliran air dapat diukur dari
tinggi permukaan air di suatu kolom piezometrik yang dipasang pada titik yang diukur, seperti tampak
pada gambar di bawah ini.
Apabila piezometrik dipasang maka air di kolam naik sampai ke garis hidrolik yang berimpit dengan
permukaan air. Oleh karena itu tekanan di setiap titik akan berbanding lurus (proporsional) dengan
kedalaman titik tersebut.

Diagram pembagian tekanan dalam kondisi ini disebut: pembagian tekanan hidrostatik. Hal ini terjadi
pada kondisi aliran dimana garis– garis arusnya lurus dan paralel serta mempunyai kemiringan kecil.

Apabila kemiringan saluran diperbesar kemiringan tersebut mempunyai dampak pada pembagian
tekanan.
Ambil suatu saluran prismatis lurus seperti pada gambar di bawah ini :

Dari gambar tersebut diatas, berat air di dalam elemen yang diarsir sepanjang L adalah sebesar : γ y cos
θ d L. Jumlah tekanan karena berat tersebut adalah γ y cos2 θ d L maka tekanan per satuan panjang
adalah γ y cos2 θ.
Menurut Hukum Hidrostatika :
P=γh

Berarti :
h = p/γ = γ y cos² θ/γ = y cos² θ
Atau:
h = d cos θ
dimana : d = y cos θ, kedalaman air diukur dari permukaan air tegak lurus arah aliran (lihat gambar di
atas). Dari gambar dan dari perhitungan di atas bahwa tinggi tekanan pada setiap kedalaman vertikal
sama dengan kedalaman vertikal tersebut dikali faktor koreksi sebesar cos2 θ.

Dengan demikian apabila sudut kemiringan dasar saluran θ kecil, maka faktor koreksi tersebut akan
mendekati satu. Di dalam praktek kemiringan kecil diambil apabila sudut θ tidak lebih dari 6o, suatu
kemiringan sekitar 1:10, dengan alasan bahwa faktor koreksi cenderung menurun dengan jumlah kurang
dari 1% sampai sudut θ mendekati 6o .
Apabila dasar saluran berbentuk lengkung (cembung atau cekung) maka garis – garis arusnya juga
melengkung yang dikenal dengan aliran curvilinier.
Efek dari lengkung akan terdapat komponen percepatan atau gaya centrifugal tegak lurus arah aliran
yang menyebabkan perubahan pada diagram pembagian kecepatan.
Pada dasar cembung seperti tampak pada gambar di bawah ini, gaya centrifugal bekerja vertikal ke arah
atas berlawanan arah dengan gaya gravitasi sehingga menyebabkan tinggi tekanan lebih rendah dari
pada tekanan hidrostatik.

h = hs – c
Pada dasar cekung, gaya centrifugal bekerja vertikal ke arah bawah searah gaya gravitasi sehingga
menambah besarnya tinggi tekan melebihi tekanan hidrostatik.

Dari gambar tersebut diatas tampak bahwa tinggi tekanan lebih besar dari pada tekanan hidrostatik
dengan selisih tinggi sebesar c.

h = hs + c
Harga c pada persamaan diatas dapat dicari dengan menggunakan Hukum Newton.

P = m .a = ρd/g + V²/n
Dimana:
a = V²/I = percepatan centrifugal

c = ρ/γ = d/g V²/n = koreksi tinggi energi

d = kedalaman aliran
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai