Anda di halaman 1dari 6

UAS HIDRAULIKA

Nama : M. Dani Pradana Putra

Nim : 181222019151980

Teknik Sipil Reg. B

1. Perbedaan saluran terbuka dan saluan tertutup (pipa)?


Jawab :

Perbedaan antara saluran terbuka dan saluran tertutup (pipa) terletak pada karakteristik fisik
dan cara penggunaannya dalam mengalirkan air atau cairan lainnya. Berikut adalah perbedaan
utama antara keduanya:
Saluran Terbuka:
 Sifat Fisik: Saluran terbuka adalah saluran yang terbuka di bagian atasnya, berarti air atau cairan
lain yang mengalir di dalamnya terbuka langsung ke udara. Contoh saluran terbuka termasuk
sungai, parit, saluran irigasi terbuka, dan saluran drainase permukaan.
 Keberadaan Aliran Permukaan: Air atau cairan dalam saluran terbuka berada di permukaan
tanah dan terpapar langsung ke lingkungan sekitarnya.
 Fungsi: Saluran terbuka sering digunakan untuk mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lain,
seperti dalam sistem irigasi atau drainase. Mereka juga digunakan untuk membuang air hujan
dari jalan raya atau permukiman.
 Keuntungan: Biaya pembangunan relatif lebih rendah dibandingkan dengan saluran pipa.
Mereka juga lebih mudah untuk dikontrol, dibersihkan, dan diperbaiki karena akses terbuka.
 Kerugian: Mereka cenderung lebih rentan terhadap penguapan air karena terbuka ke udara
terbuka. Selain itu, terbuka ke permukaan tanah, mereka lebih berisiko terkena pencemaran
oleh limbah dan bahan lain dari lingkungan.
o Saluran Tertutup (Pipa):
 Sifat Fisik: Saluran tertutup (pipa) adalah saluran yang berbentuk tabung tertutup yang
digunakan untuk mengalirkan air atau cairan lainnya. Pipa bisa terbuat dari berbagai material
seperti besi, baja, PVC, atau beton.
 Keberadaan Aliran Dalam Pipa: Air atau cairan dalam pipa mengalir di dalam tabung tertutup
sehingga tidak terpapar langsung ke lingkungan sekitarnya.
 Fungsi: Pipa digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk suplai air minum, saluran
pembuangan limbah, jaringan distribusi gas, dan banyak lagi.
 Keuntungan: Pipa dapat melindungi air atau cairan lainnya dari kontaminasi dan penguapan.
Mereka juga lebih efisien dalam meminimalkan kerugian air karena mereka tidak terbuka ke
permukaan tanah.
 Kerugian: Biaya pembangunan pipa cenderung lebih tinggi daripada saluran terbuka, dan
perbaikan atau pemeliharaan pipa mungkin lebih sulit karena akses yang terbatas.
o Pilihan antara saluran terbuka dan saluran tertutup (pipa) tergantung pada kebutuhan
spesifik dan kondisi lingkungan di mana sistem saluran akan dioperasikan. Keputusan ini
melibatkan pertimbangan biaya, efisiensi, keberlanjutan, dan lingkungan sekitar.
2. Jenis aliran berdasarkan angka Froud (Fr) dan angka Reynold (Re)?

Jawab :

Angka Froude (Fr) dan angka Reynolds (Re) adalah dua dimensi non-dimensional yang digunakan
dalam mekanika fluida untuk menganalisis aliran fluida. Jenis aliran berdasarkan angka Froude
dan angka Reynolds dapat digambarkan sebagai berikut:

 Jenis Aliran Berdasarkan Angka Froude (Fr): Angka Froude (Fr) didefinisikan sebagai rasio
kecepatan aliran terhadap kecepatan gelombang permukaan pada aliran cairan. Rumus Angka
Froude adalah Fr = V / √(g * L), di mana:

 V adalah kecepatan aliran.

 g adalah percepatan gravitasi.

 L adalah panjang karakteristik (misalnya, kedalaman dalam aliran sungai atau saluran).

Berdasarkan nilai Angka Froude, aliran fluida dapat dibedakan menjadi tiga jenis:

 Fr < 1: Aliran disebut "aliran lambat." Kecepatan aliran lebih rendah daripada kecepatan
gelombang permukaan. Efek gravitasi lebih dominan dalam mengatur aliran.

 Fr = 1: Aliran disebut "aliran kritis." Kecepatan aliran sama dengan kecepatan


gelombang permukaan. Pada kondisi ini, perubahan dalam aliran akan berpengaruh
besar pada sifat aliran.

 Fr > 1: Aliran disebut "aliran cepat." Kecepatan aliran lebih cepat daripada kecepatan
gelombang permukaan. Efek inersia lebih dominan dalam mengatur aliran.

 Jenis Aliran Berdasarkan Angka Reynolds (Re): Angka Reynolds (Re) didefinisikan sebagai rasio
gaya inersia terhadap gaya viskositas dalam aliran fluida. Rumus Angka Reynolds adalah Re = (ρ
* V * L) / μ, di mana:

 ρ adalah massa jenis fluida.

 V adalah kecepatan aliran.

 L adalah panjang karakteristik (misalnya, diameter dalam aliran pipa atau saluran).

 μ adalah viskositas kinematik fluida.

Berdasarkan nilai Angka Reynolds, aliran fluida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:

 Re < 2000: Aliran disebut "aliran lambat" atau "laminar." Gaya viskositas mengatur
aliran, dan partikel aliran bergerak dalam jalur paralel yang teratur.

 2000 < Re < 4000: Aliran disebut "aliran transisi." Aliran dalam keadaan peralihan antara
laminar dan turbulen.
 Re > 4000: Aliran disebut "aliran turbulen." Gaya inersia menjadi dominan, dan aliran
menjadi tidak teratur dengan banyak pusaran dan aliran silang.

Dengan mempertimbangkan nilai Angka Froude dan Angka Reynolds, para ilmuwan dan
insinyur dapat memahami perilaku aliran fluida, yang penting dalam perancangan
berbagai sistem seperti saluran irigasi, pipa air, sistem pembuangan, dan desain kapal.

3. Energi spesifik dan gaya spesifik?

Jawab :

o Energi Spesifik dan Gaya Spesifik adalah dua konsep yang terkait dalam mekanika fluida
dan sering digunakan untuk menganalisis aliran fluida dalam saluran terbuka seperti
sungai atau saluran terbuka lainnya. Berikut adalah penjelasan singkat tentang kedua
konsep tersebut:
o Energi Spesifik: Energi Spesifik (specific energy) adalah jumlah energi yang dimiliki oleh
tiap unit berat air dalam aliran pada posisi tertentu dalam saluran terbuka. Energi
spesifik dihitung dengan memperhitungkan tiga komponen utama, yaitu tinggi
permukaan air (elevasi), kecepatan aliran (kinetik), dan tekanan hidrostatik pada posisi
tersebut. Energi spesifik biasanya dihitung dalam satuan panjang (misalnya, meter)
karena merupakan jumlah energi per unit berat air.
o Dalam aliran sungai atau saluran terbuka lainnya, energi spesifik pada setiap titik dalam
aliran akan berubah karena interaksi antara gravitasi, kinetik, dan tekanan. Namun, ada
beberapa posisi khusus di aliran sungai di mana energi spesifik mencapai nilai minimum
atau maksimum. Misalnya, pada penampang kritis, energi spesifik adalah minimum, dan
ini terjadi pada Angka Froude (Fr) yang sama dengan 1.
o Gaya Spesifik: Gaya Spesifik (specific force) adalah gaya yang bekerja pada tiap unit
berat air dalam aliran pada posisi tertentu dalam saluran terbuka. Gaya spesifik dihitung
dengan memperhitungkan dua komponen, yaitu gaya gravitasi yang bekerja pada air
(berat air) dan gaya tekanan hidrostatik pada posisi tersebut. Gaya spesifik biasanya
dihitung dalam satuan gaya per unit berat air (misalnya, Newton per kilogram).
o Dalam aliran sungai atau saluran terbuka lainnya, gaya spesifik pada setiap titik dalam
aliran juga akan berubah karena perubahan ketinggian, kecepatan, dan tekanan. Gaya
spesifik dapat digunakan untuk menghitung perubahan ketinggian atau tinggi energi
antara dua titik dalam aliran.
o Kedua konsep ini, energi spesifik dan gaya spesifik, saling terkait dan berperan penting
dalam menganalisis aliran fluida dalam saluran terbuka dan perencanaan sistem irigasi,
pembangkit listrik tenaga air, atau perencanaan dan manajemen sungai. Pengukuran
dan analisis energi dan gaya spesifik memungkinkan para ilmuwan dan insinyur untuk
memahami dan merancang sistem aliran air dengan efisien dan aman.
SOAL B

1. Saluran berpenampang segiempat, lebar dasarnya 2,5 m, dengan koefisien


kekasaran Manning 0,025. Jika kemiringan dasarnya 0,00025 dan kedalaman air di
saluran 1,25 m, hitung besarnya debit aliran air? Hitung kedalaman aliran di
dalam saluran, bila koefisien kekasaran Manning-nya sama tetapi penampangnya
lingkaran, sedang kemiringan dasar dan debit alirannya sama seperti di atas?

Jawab :

Untuk menghitung besarnya debit aliran air pada saluran berpenampang segiempat dan
kedalaman air di dalam saluran, kita dapat menggunakan Persamaan Manning:

 Debit Aliran pada Saluran Berpenampang Segiempat: Dalam kasus ini, lebar dasar (b) = 2,5 m,
koefisien kekasaran Manning (n) = 0,025, kemiringan dasar (S) = 0,00025, dan kedalaman air (h)
= 1,25 m.

Persamaan Manning untuk debit aliran (Q) adalah: Q = (1/n) * A * R^(2/3) * S^(1/2)

Di mana: A = luas penampang aliran (dalam meter persegi) R = jari-jari hidrolis (dalam
meter) = A / P, di mana P adalah keliling penampang aliran (dalam meter)

Untuk penampang segiempat, luas penampang (A) dan keliling penampang (P) dapat
dihitung sebagai berikut: A = b * h A = 2,5 m * 1,25 m = 3,125 m²

P = 2 * (b + h) P = 2 * (2,5 m + 1,25 m) = 7,5 m

Selanjutnya, hitung jari-jari hidrolis (R): R = A / P R = 3,125 m² / 7,5 m = 0,4167 m

Sekarang, kita dapat menghitung debit aliran (Q): Q = (1/n) * A * R^(2/3) * S^(1/2) Q =
(1/0,025) * 3,125 m² * (0,4167 m)^(2/3) * (0,00025)^(1/2) Q ≈ 2,5 m³/detik

 Kedalaman Aliran pada Saluran Berpenampang Lingkaran: Dalam kasus ini, koefisien kekasaran
Manning (n) dan debit aliran (Q) sama seperti sebelumnya. Kami akan menghitung kedalaman
aliran (h) dalam saluran berpenampang lingkaran.

Untuk penampang lingkaran, luas penampang (A) dan keliling penampang (P) dapat
dihitung sebagai berikut: A = (π * d^2) / 4, di mana d adalah diameter lingkaran P = π * d

Dalam kasus ini, kita tidak tahu nilai diameter lingkaran (d), tetapi kita tahu bahwa luas
penampang aliran (A) adalah 3,125 m² (sama seperti sebelumnya).

3,125 m² = (π * d^2) / 4 d^2 = (4 * 3,125 m²) / π d^2 ≈ 3,976 m² d ≈ √3,976 ≈ 1,994 m

Kemudian, kita dapat menghitung keliling penampang (P): P = π * d ≈ 3,1416 * 1,994 m ≈


6,26 m
Selanjutnya, kita dapat menghitung jari-jari hidrolis (R): R = A / P R = 3,125 m² / 6,26 m ≈
0,4992 m

Kemudian, kita dapat menggunakan debit aliran yang sama seperti sebelumnya (Q ≈ 2,5
m³/detik) dan jari-jari hidrolis yang baru dihitung (R ≈ 0,4992 m) untuk mencari
kedalaman aliran (h) pada saluran berpenampang lingkaran menggunakan Persamaan
Manning:

Q = (1/n) * A * R^(2/3) * S^(1/2) 2,5 m³/detik = (1/0,025) * 3,125 m² * (0,4992 m)^(2/3)


* (0,00025)^(1/2)

Kalkulasi ini akan menghasilkan nilai h, yaitu kedalaman aliran dalam saluran
berpenampang lingkaran.

2. Saluran segiempat mengalirkan debit sebesar 5,0 m3/dt. Lebar dasar saluran 2,5 m
dengan kekasaran dinding/dasar 0,025. Hitung kedalaman kritis (yc) dan kedalaman
normal (yn), jika kemiringan dasar saluran: So=0,0015 dan So=0,001?

Jawab :

Untuk menghitung kedalaman kritis (yc) dan kedalaman normal (yn) pada saluran
segiempat, kita akan menggunakan Persamaan Manning-Strickler untuk aliran kritis dan
normal.

Persamaan Manning-Strickler untuk aliran kritis (yc) adalah: yc = (Q^2 / g)^(1/5) * (n /


So)^(3/5)

Persamaan Manning-Strickler untuk aliran normal (yn) adalah: yn = (Q^2 / g)^(1/5) * (n /


So_normal)^(3/5)

Di mana: Q = debit aliran (dalam meter kubik per detik) = 5,0 m³/dt g = percepatan
gravitasi (sekitar 9,81 m/s²) n = koefisien kekasaran Manning = 0,025 So = kemiringan
dasar saluran (dalam persen) = 0,0015 atau 0,001 (sesuai dengan kasus yang diberikan)

 Menghitung Kedalaman Kritis (yc) untuk So = 0,0015: yc = (Q^2 / g)^(1/5) * (n /


So)^(3/5) yc = (5,0 m³/dt)^2 / (9,81 m/s²)^(1/5) * (0,025 / 0,0015)^(3/5) yc ≈ 1,75 meter

 Menghitung Kedalaman Normal (yn) untuk So = 0,001: yn = (Q^2 / g)^(1/5) * (n /


So_normal)^(3/5) yn = (5,0 m³/dt)^2 / (9,81 m/s²)^(1/5) * (0,025 / 0,001)^(3/5) yn ≈
2,88 meter

Jadi, kedalaman kritis (yc) pada saluran segiempat dengan kemiringan dasar (So) sebesar
0,0015 adalah sekitar 1,75 meter, dan kedalaman normal (yn) pada saluran dengan
kemiringan dasar (So) sebesar 0,001 adalah sekitar 2,88 meter.
3. Saluran berbentuk trapesium mengalirkan debit sebesar 2,0 m3/det. Kemiringan dasar
saluran 0,0002. Dinding saluran dilining dengan koefisien kekasaran Manning 0,020.
Hitung dimensi saluran dengan penampang hidraulik terbaik?

Jawab :

Anda mungkin juga menyukai