Anda di halaman 1dari 6

Aliran Pada Bangunan Pelimpah Tipe Ogee

Jafar
Teknik sipil, program megister universitas hasanuddin
2023

A. Pendahuluan
Saluran terbuka merupakan saluran dimana air mengalir dengan muka air bebas. Pada semua titik
disepanjang saluran, tekanan dipermukaan air adalah sama. Pada saluran terbuka, misalnya sungai
(saluran alam), parameter saluran sangat tidak teratur baik terhadap ruang dan waktu. Parameter
tersebut adalah tampang lintang saluran, kekasaran, kemiringan 2 dasar, belokan, pembendungan,
debit aliran dan sebagainya. Ketidakteraturan tersebut mengakibatkan analisis aliran sangat sulit untuk
diselesaikan secara analitis. Oleh karena itu dibutuhkan pembendungan pada saluran yang merupakan
suatu peralihan yang berfungsi untuk mengetahui tinggi permukaan air di sepanjang saluran (Edy
Harseno, 2007).
Salah satu bangunan pelengkap yang dimiliki oleh saluran terbuka adalah bangunan pelimpah
yang berfungsi menjaga saluran dari bahaya pelimpahan (overtopping) dan untuk mengatur debit
serta tinggi muka air yang melalui saluran air).
Aliran pada pelimpah menggunakan prinsip aliran kritis. Sehingga pelimpah didesain sedemikian
rupa hingga aliran yang mengalir pada pelimpah adalah aliran kritis. Dengan aliran kritis maka debit
aliran mengalir hanya tergantung dari ketinggian muka air diatas pelimpah.
Pelimpah secara umum dibedakan menjadi pelimpah ambang lebar dan pelimpah ambang tipis.
Tipe pelimpah akan berpengaruh pada tinggi air pada pelimpah dan keakuratan pengukuran debit dan
kecepatan aliran. Selain itu, kecepatan aliran yang bertambah besar juga berdampak pada
meningkatnya daya angkut alira, Oleh karena hal diatas,perlu dilakukakan pengujian mengenai aliran
pada pelimpah tipe ogee dimensi 1:1 terhadap perubahan debit dan kecepatan aliran pada saluran
terbuka

B. Pembahasan
1. Saluran terbuka
Saluran terbuka adalah saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Ditinjau dari
mekanika aliran, saluran terbuka merupakan salah satu dari dua macam aliran yang mempunyai
perbedaan prinsip yaitu aliran saluran tertutup dan aliran saluran terbuka. Pada aliran saluran tertutup
tidak terdapat permukaan bebas sehingga tidak terdapat pengaruh langsung dari tekanan atmosfer,
pengaruh yang ada hanyalah tekanan hidrolik yang tekanannya dapat lebih besar atau lebih kecil dari
pada tekanan atmosfer.
2. Karakteristik aliran saluran terbuka.
Karakteristik aliran merupakan sifat, perilaku atau kualitas yang melekat secara alamiah pada
aliran fluida yang terjadi di saluran. Klasifikasi aliran pada saluran juga dapat dibedakan menggunakan
bilangan Reynolds. Menurut bilangan Reynolds dapat dibedakan menjadi tiga bagian klasifikasi aliran
dan disertai dengan karakteristik alirannya adalah sebagai berikut :
a. Aliran laminar, aliran laminar adalah jika suatu lintasan aliran yang di tunjukan oleh gerak
partikel-partikel cairan menunjukkan garis-garis halus,sejajar dan tidak memotong aliran. Menurut
French 1985, nilai bilangan Reynolds lebih kecil dari lima ratus ( Re < 500 )
b. Aliran turbulen,aliran turbulen adalah jika suatu aliran yang ditunjukkan oleh gerak pada
partikel-partikel cairan bergerak sepanjang garis lintasan yang berupa lengkungan-lengkungan tak
teratur da mendorong satu sama lain. Menurut French 1985, nilai bilangan Reynolds lebi besar dari
dua belas ribu lima ratus ( Re > 12500 )
c. Aliran transisi, aliran transisi adalah aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen, aliran
transisi biasanya paling sulit untuk di amati. Menurut French 1985, nilai bilangan Reynolds antara
lima ratus sampai dua belas ribu lima ratus ( 500 < Re < 12, 500 )
d. Aliran kritis, subkritis dan superkritis, aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan
kecepatan gelombang grafitasi dengan amplitudo kecil. Gelombang grafitasi dapat dibangkitkan
dengan merubah kedalaman. Jika kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis, maka
alirannya disebut subkritis, sedangkan jika kecepatan aliran lebih besar daripada kecepatan kritis,
maka alirannya disebut superkritis

Gambar 1. Pola Penjalaran Gelombang di saluran Terbuka


Aliran kritis apabila angka FR = 1
 Aliran subkritis apabila angka FR < 1
Aliran superkritis apabila angka FR > 1
Parameter tidak berdimensi yang membedakan tipe aliran tersebut adalah angka Froude (FR )
yaitu angka perbandingan antara gaya kelembaman dan gaya grafitasi:

Dimana:
Fr = angka Froude
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
h = kedalaman hidrolis saluran (m)
g = gaya grafitasi (m/det2 )

3. Mercu ogee
Mercu ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi. Oleh karena itu
mercu ini tidak akan memberikan tekanan subatmosfir pada permukaan mercu sewaktu bendung
mengalirkan air pada 23 debit rencana. Untuk debit yang lebih rendah, air akan memberikan tekanan
kebawah pada mercu (Salomo Simanjuntak: 2009).

Gambar 2. mercu ogee


Sumber :kriteria Perencanaan Bangunan Utama (KP02), 2010
Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee dipakai persamaan dari buku kriteria perencanaan
02 :

Dimana x dan y adalah koordinat-koordinat permukaan hilir dan hd adalah tinggi energi rencana
di atas mercu. Harga-harga K dan n adalah parameter. Harga-harga ini bergantung kepada kecepatan
dan kemiringan permukaan belakang.

4. Peredam energi
Aliran di atas bendung di sungai dapat menunjukkan berbagai perilakudisebelah bendung akibat
kedalaman air yang ada h2. Gambar 4.15 menyajikankemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola
aliran diatas bendung. Kasus Amenunjukkan aliran tenggelam yang menimbulkan sedikit sajagangguan
di permukaan berupa timbulnya gelombang. Kasus B menunjukkan loncatantenggelam yang lebih
diakibatkan oleh kedalaman air hilir yang lebih besar,daripada oleh kedalaman konjugasi. Kasus C
adalah keadaan loncat air di manakedalaman air hilir sama dengan kedalaman konjugasi loncat air
tersebut. Kasus Dterjadi apabila kedalaman air hilir kurang dari kedalaman konjugasi; dalam hal
iniloncatan akan bergerak ke hilir.

Gambar 3. peredam energi


Semua tahap ini bisa terjadi di bagian hilir bendung yang di bangun disungai. Kasus D adalah
keadaan yang tidak boleh terjadi, karena loncatan air akanmenghempas bagian sungai yang tak
terlindungi dan umumnyamenyebabkanpenggerusan luas.

5. Debit yang melalui bendung


Bendung merupakan konstruksi untuk meninggikan elevasi muka air disungai dan berfungsi pula
sebagai sarana pengukur debit aliran. Di samping bendung juga merupakan bentuk bangunan pelimpah
yang paling sederhana. Sifat-sifat aliran melalui bendung pada awalanya dikenal sebagai dasar
perencanaan pelimpah dengan mercu bulat, yakni profil pelimpah yang ditentukan sesuai dengan
bentuk permukaan tirai luapan bawah diatas bendung mercu tajam.

Gambar 4. sketsa aliran yang melalui bendung


Debit yang mengalir di atas bendung dapat dihitung dengan formulasebagai berikut:

Sumber : (Bambang Triatmojo, Hidraulika I, 1993, hal.213)

dimana :
(Yo-P) = jarak vertikal antara muka air di hulu bendung dengan puncak bendung
B = lebar bendung
Cd = koefisien debit

6. Loncatan hidrolik pada bendung


Aliran air yang melewati bendung akan mengalami loncatan hidraulikakibat terjadinya pelepasan
energi karena berubahnya kondisi aliran dari aliransuperkritik menjadi aliran subkritik. Pada umumnya
loncatan hidraulik dipakaisebagai peredam energi pada hilir bendung, saluran irigasi atau struktur
hidraulikyang lain untuk mencegah pengikisan struktur di bagian hilir.Suatu loncatan hidraulik dapat
terbentuk pada saluran apabila memenuhi persamaan sebagai berikut :

Adapun panjang loncatan air (L) dapat dihitung dengan rumus empirissebagai berikut;

Sumber : Bambang Triatmojo, Hidraulika I, 1993, hal.138

dengan:
y2 = tinggi muka air di hilir loncatan hidraulik
y1 = tinggi muka air di hulu loncatan hidraulik
v1 = kecepatan aliran di hulu
Fr = bilangan Froude
g = percepatan gravitasi

7. Metode percobaan
a. Alat dan bahan
 Open chanel
 Mistar
 Stopwach
 Kamera
 Pelimpah typr ogee
 Pompa air
 Air
b. Prosedur percobaan
 Memasang model bendung pada saluran terbuka
 Mengalirkan air pada saluran terbuka
 Mengukur debit yang terjadi
 Mencatat harga y0 dengan menggunakan point gauge
 Menentukan besarnya koefisien debit Cd melalui bendung denganmenggunakan
persamaan
 Mengamati loncatan hidraulik yang terjadi di hilir bendung, mengukur y2, y1 dan L serta
menentukan kecepatan yang terjadi pada aliran di hululoncatan hidraulik.
Membandingkan panjang loncatan hidraulik tersebutdengan persamaan
C. Penutup
Kesimpulan
1. Aliran air dapat mengalami perubahan ketinggian karena adanya bangunan pelimpah dan
berpengaruh pada karakteristik alirannya. Dimana semakin tinggi muka air maka semakin besar
kecepatan yang terjadi.
2. Loncatan hidrolik pada bendung pada tinggi muka air dimana semakin tinggi muka air maka
semakain rendah loncatan hidrolik yang terjadi. Selain itu dapat disimpulkan bahwa semakin
rendah loncatan hidrolik yang terjadi maka semakin tinggi pula kecepatan alirannya.

DAFTAR PUSTAKA
Canonica, Lucio. 2013. Memahami Hidraulika Edisi Revisi. CV Angkasa, Bandung
Ernandi, Rhidho. 2012. Aliran Fluida. 17 Mei 2012. Online dari http://Ridho-Ernandi/aliran-fluida.html.
Diakses pada tanggal 9 Maret 2018.

Gandakoesoema. 1983. Hidrolika. Penerbit Sumur Bandung, Bandung. Kodoatie, Robert J. 2002.
Hidrolika Terapan Edisi Revisi. Penerbit Andi, Yogyakart

Simanjuntak, Salomo. 2009. Analisa Mercu Bendung Daerah Irigasi Namurambe. Laporan Penelitian,
Medan: Lembaga Penelitian Universitas HKBP Nommensen.

SNI 8137. 2015. Pengukuran Debit pada Saluran Terbuka Menggunakan Bangunan Ukur Tipe
Pelimpah Atas. Badan Standar Nasional, Jakarta..

Triatmodjo, Bambang. 1993. Hidrolika II. Beta Offset, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai