Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

HIDROLIKA

DISUSUN OLEH :

RIRIN NURANJANI ( 4062018237)

HERLINDA TRI R.P. ( 4062018224)

THOMAS JOURDI ( 4062018242 )

ZIKRI HIDAYAT ( 4062018226 )

YANG DIBIMBING OLEH:

FIRMANILAH KAMIL, S.Pd ., M.Pd

D4 TEKNIK SIPIL

PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aliran disebut seragam (uniform flow) apabila tidak ada perubahan besar dan arah dari
kecepatan dari satu titik ke titik yang lain di sepanjang aliran. Demikian juga dengan variabel-
variabel lainnya seperti tekanan, rapat massa, kedalaman, debit, dsb. Aliran di saluran panjang
dengan debit dan penampang tetap adalah contoh dari aliran seragam. Aliran seragam
merupakan aliran yang tidak berubah menurut tempat. Konsep aliran seragam dan aliran kritis
sangat diperlukan dalam peninjauan aliran berubah dengan cepat atau berubah lambat laun.
Perhitungan kedalaman kritis dan kedalaman normal sangat penting untuk menentukan
perubahan permukaan aliran akibat gangguan pada aliran. Aliran tak seragam (non uniform
flow) terjadi jika semua variabel aliran berubah dengan jarak. Contoh dari aliran tak seragam
adalah aliran di sungai atau di saluran di daerah dekat terjunan atau bending.

1.2 Tujuan

 Mahasiswa mampu memahami terbentuknya aliran seragam dan


persamaan-peramaan yang digunakan

 Mahasiswa mampu menerapkan persamaan-persamaan aliran seragam


dalam menghitung kedalaman aliran untuk suatu debit tertentu
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aliran Seragam

A. Pengertian

Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah menurut tempat. Konsep aliran
seragam dan aliran kritis sangat diperlukan dalam peninjauan aliran berubah dengan cepat atau
berubah lambat laun.

Perhitungan kedalaman kritis dan kedalaman normal sangat penting untuk


menentukan perubahan permukaan aliran akibat gangguan pada aliran, gangguan tersebut
dapat merupakan bangunan bangunan air yang memotong aliran sungai.

Terdapat dua kriteria utama untuk aliran seragam yaitu :

1. Kedalaman Aliran

Luas penampang, penampang basah, dan debit aliran pada setiap penampang, dari
suatu panjang aliran adalah konstan (tetap)

2. Kedalaman Energi

Garis permukaan aliran, dan sasar saluran sejajar, dan ini berarti bahwa kemiringan
garis energi (if), garis permukaan air (iw) dan dasar saluran (ib) adalah sama atau :

if = i w = ib
B. Aliran Seragam Ditinjau dari Perubahan Waktu

 Aliran Seragam Tunak ( Steady flow )

 Aliran seragam Tak Tunak ( Unsteady flow )

Dalam kenyataan aliran seragam tak tunak tidak pernah ada.

C. Terjadinya Aliran Seragam

Apabila aliran terjadi di dalam suatu saluran, hambatan akan menghadang


aliran air dari hulu ke hilir. Hambatan tersebut berlawanan dengan komponen gaya
gravitasi di arah aliran. Aliran seragam terbentuk apabila hambatan diimbangi oleh
gaya gravitasi.

Keseimbangan Gaya-Gaya Dalam Aliran Seragam


Keseimbangan Keseimbangan gaya–gaya yang bekerja bekerja pada bagian
kecil aliran sepanjang sepanjang Δx dapat dinyatakan dinyatakan sebagai sebagai
berikut berikut :

Σ Fx = 0

P1 – P2 + G sin + G sin θ - τz Δx Δy = 0

Karena kedalaman air (y – z) tetap maka besarnya gaya–gaya hidrostatik


P1 – P2 = ½ γ (y – z)2 hanya berlawanan arah maka gaya–gaya tersebut saling
menghapus satu sama lain, sehingga persamaan menjadi :

G sin θ - τz Δx Δy = 0

Karena G = ρ g Δx Δy (y – z)

maka persamaan (2) menjadi :

ρ g Δx Δy (y – z) sin θ - τz Δx Δy = 0

Apabila dibagi Δx Δy persamaan (3) menjadi :

τz = ρ g (y – z) sin θ atau : τz = ρ g ib (y – z)

dimana :

sin θ = ib

τz = tegangan geser pada elevasi (y-z) dari permukaan air

Apabila pada elevasi elevasi (y-z) besarnya tegangan geser τz = ρ g ib (y – z),


maka tegangan geser pada dasar saluran dapat dicari dengan menggunakan persamaan
tersebut untuk harga z = 0, sehingga :

τb = ρ g ib h atau τb = ρ g h ib

dimana :

τb = tegangan geser pada dasar saluran (kg/m.det2)


h = kedalaman air (m)

ib = kemiringan dasar saluran (m/m)

ρ = berapa tan air (kg/cm3)

g = gaya gravitasi (m/det2)

Untuk aliran di dalam saluran lebar sekali (wide channel) dimana R = h, maka
tegangan geser pada dasar saluran dapat dinyatakan sebagai berikut :

τb = ρ g R ib

Untuk aliran seragam dimana ib = if persamaan di atas dapat diubah menjadi


menjadi :
τb
gRif = ρ
τb = ρ g R if atau : τb
gRif = U2 = ρ

Dari persamaan di atas tampak bahwa besarnya hambatan (tegangan geser)


tergantung pada kecepatan aliran.

Terjadinya aliran seragam pada saluran yang berbeda kemiringannya


D. Persamaan Kecepatan Aliran Seragam

Untuk perhitungan hidrolik kecepatan rata–rata dari aliran turbulen di dalam


saluran terbuka biasanya dinyatakan oleh suatu rumus aliran seragam. Persamaan
yang paling praktis dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut :

V = C Rx if

dimana :

V = kecepatan rata–rata

C = faktor hambatan aliran

R = jari–jari hidrolik

If = kemiringan garis energy

Untuk aliran seragam if = iw = io

Dimana :

iw = kimiringan permukaan air

io = kemiringan dasar saluran

Persamaan tersebut menyatakan bahwa kecepatan aliran tergantung pada jenis

hambatan (C), geometri saluran (R) dan kemiringan aliran (𝑖 = ∆𝐻𝐿)


dimana ∆H adalah perbedaan tinggi energi di hulu dan di hilir. Persamaan tersebut
dikembangkan melalui penelitian di lapangan.
E. Rumus Chezy ( 1769 )

Pada awal tahun 1769 seorang insinyur Perancis bernama Antonius Chezy
mengembangkan mungkin untuk pertama kali perumusan kecepatan aliran yang
kemudian dikenal dengan rumus Chezy yaitu :

V = C √𝑅if

Dimana :

V = kecepatan rata–rata (m/det)

R = jari – jari hidrolik (m)

if = kemiringan garis energi (m/m)

C = suatu faktor tahanan aliran yang disebut koefisien Chezy (m2/det)

Harga C tergantung pada kekasaran dasar saluran dan kedalaman aliran atau jari–jari
hidrolik. Berbagai rumus dikembangkan untuk memperoleh harga C antara lain :
Ganguitlef aunt Kutter (1869)

0,00281 1,811
41,65 + + 𝑛
𝐶= 3
1+ ( 41,65 3 )
0,00281 𝑛
√𝑅

dimana :

n = koefisien kekasaran dasar dan dinding saluran

R = jari–jari hidrolik

S = kemiringan dasar saluran

Bazin pada tahun 1897 melalui penelitiannya menetapkan harga C sebagai berikut :

157,6
𝐶=
1 + 𝑚⁄𝑅
Masih banyak rumus-rumus yang lain untuk menetapkan harga koefisien C
melalui penelitian-penelitian di lapanga n dimana semua menyatakan bahwa besarnya
hambatan ditentukan oleh bentuk kekasaran dinding dan dasar saluran, faktor
geometri dan kecepatan aliran.

F. Rumus Manning ( 1889 )

Manning mengembangkan rumus :

1,49 2⁄3 1⁄2


V= 𝑛
𝑅 if (EU)

atau
1
V = 𝑛 𝑅 2⁄3 if 1⁄2 (SI)

Dimana

V = kecepatan aliran (m/det)

n = angka kekasaran Manning

R = Jari – jari hidrolik (m)

if = kemiringan garis energi (m/m)

Apabila dihubungkan Persamaan Chezy dan Persamaan Manning akan diperoleh


hubungan antara koefisien Chezy (C) dan koefisien Manning (n) sebagai berikut :

1
V = C √𝑅if = 𝑛 𝑅 2⁄3 if 1⁄2
1
C = 𝑛 𝑅 1⁄6

2.2 Aliran Tidak Seragam


A. Pengertian
Aliran tidak seragam yaitu aliran yang berubah menurut tempat. Aliran tak
seragam mengalami perubahan kecepatan sepanjang waktu.

( ∂𝑉
∂𝑠
≠0 )

Aliran tidak seragam dapat dibagi menjadi :


 Aliran Berubah lambat Laun (gradually varied flow)
Aliran berubah lambat laun (gradually varied flow), yaitu ditandai dengan
parameter hidraulik (kecepatan dan penampang basah) berubah secara berangsur-
angsur dari penampang satu ke penampang lainnya dalam jarak yang panjang.
Kecepatan menjadi dipercepat atau diperlambat tergantung kondisi saluran. Contonya
bendungan, akibat pembendungan karena penyempitan pilar jembatan, atau aliran
menjelang/sebelum terjunan.

Contoh Aliran berubah lambat laun (gradually varied flow),

 Aliran Berubah Dengan Cepat (rapidly varied flow)


Aliran berubah dengan cepat (rapidly varied flow), yaitu ditandai dengan
parameter hidraulik (kecepatan dan penampang basah) berubah secara mendadak
dalam jarak yang relatif dekat, kadang-kadang juga tidak kontinyu. Contoh aliran :
aliran melalui pintu air.

Contoh Aliran berubah dengan cepat (rapidly varied flow)

B. Energi Spesifik

Total energi pada tampang aliran di salura terbuka dapat dinyatakan dalam:

V2
H  z y
2g

Dimana:
z : elevasi
y : kedalaman aliran
V : kecepatan aliran
g : percepatan gravitasi

Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatakan sebagai energi air pada
setiap penampang saluran, dan diperhitungkan terhadap dasar saluran.
V2
Es  y 
2g

 Saluran berbentuk empat persegipanjang dengan lebar dasar 4 m mengalirkan air


dengan debit 3 m3/d. Hitung energi spesifik apabila kedalaman aliran adalah 1,5 m.
Penyelesaian :
Luas tampang aliran :
A = B h = 4 x 1,5 = 6 m2
Q 3
Kecepatan aliran : V    0,5 m/d
A 6
Energi spesifik :
V2 0,52
Es  y   1,5   1,5127 m
2g 2  9,81

DAFTAR PUSTAKA
https://wordpress.com Aliran Tidak Seragam

https://web.ipb.ac.id 5 Aliran Seragam

Anda mungkin juga menyukai