Anda di halaman 1dari 85

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Dewasa ini “ Pengetahuan Teknik Praktik Konstruksi” sangatlah diperlukan, terlebih


semakin berkembang pesatnya jenis material yang ada dipasaran. Berangkat dari
kondisi inilah pengetahuan teknik pemasangan suatu material menjadi semakin
meluas. Pengetahuan dan teknik yang benar ini menjadi faktor terpenting dalam
pembuatan suatu konstruksi. Karena pada dasarnya, teknik yang baik akan
mempengaruhi pada kekuatan suatu konstruksi itu sendiri. Tidak hanya itu, sebagai
calon insinyur sipil kita perlu mengetahui permasalahan-permasalahan yang sering
terjadi dilapangan pada saat pembuatan suatu konstruksi, sehingga mampu memberi
solusi dan mengatasinya dengan teknik terbaik berdasarkan ilmu pengetahuan yang
telah didapat sebelumnya.
Perkembangan berbagai desain dalam suatu konstruksi pula yang menjadi tantangan
bagi seorang insinyur sipil untuk menemukan teknik terbaik dari segi pemasangan,
kekuatan dan spesifikasi dari material sehingga memperkokoh suatu konstruksi itu
sendiri. Hal inilah yang menjadi landasan penting bagi mahasiswa untuk mengetahui
teknik yang baik dan benar mengenai proses pembuatan suatu konstruksi.
Laboratorium Konstruksi Batu merupakan salah satu dari mata kuliah yang ada di
jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung. Mahasiswa diharuskan
mempraktikkan secara lansung teori-teori mengenai konstruksi batu yang telah
dipelajari. Selain itu, mahasiswa diberi pengetahuan dasar mengenai proses pembuatan
suatu konstruksi. Berbagai acuan yang harus diperhitungkan dengan baik, sehingga
dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan yang dapat mengakibatkan
berkurangnya kekuatan daripada suatu konstruksi itu sendiri. Sebagai pemula,
pengetahuan perhitungan bahan dan pengenalan jenis-jenis alat & bahan serta
pengecekan kondisi bahan diberikan untuk memudahkan dalam proses pekerjaan
selanjutnya.

Halaman | 1
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

1.2. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Praktik Konstruksi Batu ini meliputi pengetahuan tentang kerja batu,
mengetahui tentang penerapan K-3 dalam kerja batu, mengidentifikasi macam-macam
bahan dan mampu mengetahui mutu bahan dengan mengeceknya dilapangan,
mengetahui macam macam dari jenis pekerjaan batu, mengetahui dan membedakan
jenis ikatan/ pasangan bata, mengetahui tentang cara menghitung kebutuhan bahan,
mengetahui dan mempraktikkan teknik-teknik yang baik dan benar dalam pekerjaan
batu, serta mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang sering terjadi
dilapangan ketika pembuatan suatu konstruksi dan mengetahui bagaimana mengatasi
dan memberi solusi yang terbaik.

1.3. Tujuan

Tujuan daripada Praktik Kerja Batu ini meliputi :


 Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis bahan dan alat serta melakukan
pengecekan mutu suatu bahan dilapangan
 Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan batu
 Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan suatu bahan yang diperlukan dalam
pembuatan suatu konstruksi
 Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik pemasangan kerja batu yang baik dan
benar
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan yang sering terjadi pada saat
pembuatan suatu konstruksi serta mampu mengatasinya

1.4. Sumber Data

Buku “Pedoman Konstruksi Batu” TEDC Bandung


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana
SNI 03-0106-1987 tentang mutu dan cara uji ubin keramik
SNI SNI 03-2097-1991 tentang kapur untuk bahan bangunan

Halaman | 2
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

1.5. Sistematika Penulisan

Guna memahami lebih jelas laporan konstruksi batu ini, dilakukan dengan cara
mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang, ruang lingkup,
tujuan, manfaat, sumber data dan sistematika penulisan laporan.

BAB II : DASAR TEORI KERJA BATU

Bab ini berisikan teori uraian penjelasan dan spesifikasi peralatan, bahan, jenis-
jenis pekerjaan, deskripsi teori ikatan bata dan macam-macamnya, perhitungan bahan.

BAB III : PELAKSANAAN PRAKTIKUM KERJA BATU

Bab ini berisikan gambaran dalam pelaksanaan praktikum kerja batu, macam-
macam langkah kerja batu, gambar kerja, dan lain sebagainya.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan
optimalisasi praktikum batu berdasarkan hasil yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya.

Halaman | 3
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

BAB II
DASAR TEORI KERJA BATU

2.1. Pengertian Kerja Batu

Kerja batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan
batu atau yang menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang digunakan adalah
batu buatan dan bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat, batu
dapat disusun dalam berbagai hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini
biasanya dikenal dengan nama mortal, yang mana untuk mengikat batu satu sama
lainnya setelah lapisan perekat menjadi keras sehingga seluruh susunan batu menjadi
satu kesatuan yang kuat.
Batu dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
Batu alam
Ada beragam material yang dapat dipakai untuk melapisi dinding. Batu alam salah
satunya. Aksen dekoratif yang indah dapat tersaji, jika kita cermat dalam memilih
dan memasangnya. Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami. Bentuk,
tekstur, dan motifnya mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami.
Dalam pemasangan, batu alam dapat menghasilkan beragam pola dan tampilan.
Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak
bujur sangkar, dan susun sirih. Selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan pola
ini dapat disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter batu yang
dipakai.
Contoh batu alam adalah :
a. Batu paras
Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses
pembuatannya dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang
kuning, hijau, cokelat, dan putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah
10 cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm. Batu ini cocok di segala ruang, eksterior
maupun interior. Sebagai aksen dinding atau lantai. Namun, jika aplikasi batu
paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat porositasnya yang tinggi

Halaman | 4
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut. Hal penting yang perlu
diketahui saat pemasangan, gunakan adukan semen yang lembek agar batu
dapat terikat kuat pada dinding.
b. Batu paras
Batu candi Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena berpori
besar. Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu lebih kelam. Biasanya
semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm, dan 20
cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar antara 20 cm x 30 cm,
20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.
Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar, dan
pagar. Namun, tak tertutup kemungkinan batu candi dipakai pada interior.
Biasanya hanya sebatas pemanis ruangan.
c. Batu kali
Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk
fondasi rumah. Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan
ukurannya biasanya tidak teratur. Lempengan batu ini biasa dipakai untuk
lapisan dinding ataupun lantai. Bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas
membuat proses pemasangan agak sedikit ribet. Butuh tukang ahli supaya
hasilnya rapi.
d. Batu andesit
Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat
porositasnya paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang
tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm.
Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola
yang banyak digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis
dinding ini kuat karena saling mengikat.

Cementaid mempunyai Coating untuk Batu Alam, selain untuk memproteksi dari
serangan jamur dan lumut, penggunaannya juga dapat memperindah tampilan batu
alam, memperpanjang usianya serta meningkatkan kekuatannya dari kelapukan.

Halaman | 5
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Ada 2 Tipe Coating Batu Alam :


1. Driceal
Natural Look - Warna sama persis seperti batu alam sebelum dicoating Cocok
diaplikasikan pada batu palimanan, terracota, paras jogja, marmer, granit, dll
1. Gloscoat
Wetlook - Tampilan Glossy / Mengkilap, menimbulkan efek Basah Cocok
diaplikasikan pada batuan yang diletakkan dekat area air (kolam renang, air
mancur, dll). Diantaranya Batu Kali, Batu Candi, Batu Andesit, dll

Batu buatan
Batu buatan adalah bahan bangunan yang sengaja dibuat menyerupai batu alam
dan dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu. Contoh : batu bata, batako,
concrete block, paving block.

Praktek batu adalah sebagian pelaksanaan dari suatu pekerjaan bangunan. Pada
umumnya telah diketahui bahwa dalam melaksanakan pekerjaan suatu bangunan
terutama dalam bangunan gedung. Dikenal beberapa macam jenis pekerjaan, antara
lain :
1. Batu
2. Beton
3. Besi
4. Kayu.
Pekerjaan batu meliputi semua kegiatan pekerjaan yang menggunakan bahan dari batu
atau semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan batu,misalnya :
1. Pengukuran
2. Pasangan
3. Finishing

Halaman | 6
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.2. Peralatan Keselamatan Kerja


Teori yang digunakan dalam kerja bengkel adalah teori keselamatan kerja. Pengertian
dari keselamatan kerja itu sendiri adalah tata cara bagaimana kita dapat menjaga
keselamatan kerja diri maupun berkelompok pada saat melaksanakan kerja.
Perlangkapan yang dapat digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja antara
lain :
1. Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.

/
2. Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki
karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.

3. Sepatu Boot
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja
yang berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di
lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda
panas, cairan kimia, dsb.

Halaman | 7
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

4. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

5. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

Halaman | 8
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

6. Pelindung Mata
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

7. Penutup Telinga (Ear Plug)


Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

8. Baju Praktek.
Pakaian yang digunakan agar badan terlindung dari kotoran kotoran saat
berkerja.

Halaman | 9
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.3. Peralatan Kerja Batu

Peralatan yang digunakan pada kerja batu sangat beragam sesuai dengan kebutuhan
dan fungsinya masing-masing, dalam pengerjaan kerja batu, peralatan menjadi alat
vital untuk menunjang pekerjaan menjadi lebih baik, selain cara penggunaan yang
harus diperhatikan serta perawatannya. Dibawah ini adalah alat peralatan yang
digunakan pada untuk kerja batu, diantaranya :

No Alat Deskripsi Alat


1. Water pass batang adalah alat yang digunakan
untuk mengukur atau menentukan sebuah
benda atau garis dalassm posisi rata baik
pengukuran secara vertikal maupun horizontal.
Ada banyak jenis alat waterpass yang
digunakan dalam pertukangan, tapi jenis yang
paling sering dipergunakan adalah waterpass
panjang 120 cm yang terbuat dari bahan kayu
dengan tepi kuningan, dimana alat ini terdapat
dua buah alat pengecek kedataran baik untuk
vertikal maupun horizontal yang terbuat dari
kaca dimana didalamnya terdapat gelembung
cairan, dan pada posisi pinggir alat terdapat
garisan pembagi yang dapat dipergunakan
sebagai alat ukur panjang.
2.
Kotak Spesi adalah alat yang digunakan
sebagai wadah untuk menampung adukan yang
terbuat dari pasir + kapur + air, ukurannya
±1,5m x 1,5m dan terbuat dari besi. cukup kuat
untuk menampung adukan sebanyak kapasitas
alat yang digunakan.

Halaman | 10
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

3.
Sendok spesi adalah alat berfungsi sebagai
sendok dalam proses pembuatan pasangan batu
bata, plesteran dan kerja batu lainnya. Dengan
penampang yang bulat dan nyaman serta
terbuat dari kayu memudahkan pekerja untuk
menyimpan adukan dalam proses pasangan
batu bata dengan perantara sendok spesi.

4. Penyiku Besi termasuk alat ukur dalam


pengerjaan kerja batu, dengan besi yang
membentuk sudut, menjadikan fungsinya
sebagai acuan dalam proses pembuatan
pasangan batu bata yang akan membuat
pasangan sehingga membentuk sudut.

5.
Palu pemotong bata adalah alat untuk
memotong batu bata secara manual.

6. Benang adalah alat yang terbuat dari kain


dengan rupa yang menggulung membuktikan
bahwa benang berukuran panjang, dan
berfungsi sebagai acuan dalam pengerjaan kerja
batu untuk menghasilkan kelurusan dan
keserasian serta keseragaman pada bagian
pekerjaan yang dijalankan.

Halaman | 11
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

7. Cangkul adalah alat yang terbuat dari besi dan


penampangnya panjang dan bulat, serta
berfungsi sebagai alat untuk mengaduk-aduk
adukan sehingga adukan yang terbuat dari pasir
+ kapur + semen bercampur secara homogen.

8. Sekop adalah alat yang terbuat dari lempengan


drum bekas, dan berfungsi untuk mengangkut
pasir. Sekop ini terbagi menjadi tiga bagian
yaitu bagian kepala, bagian tengah, dan bagian
pegangan. Pada bagian kepala ini berbentuk
lempengan melebar sebagai bagian utamanya.
Pada bagian tengah merupakan bagian
pegangan vertikal berupa garan yang terbuat
dari kayu. Sedangkan pada bagian pegangan
atas / pegangan horizontal ini berbentuk
segitiga.
9. Ayakan pasir/ kapur adalah alat yang terbuat
dari kawat dengan setiap ujungnya di lapisi
kayu agar kuat dalam proses pengerjaannya,
dan berfungsi sebagai saringan dari pasir
sehingga menghasilkan pasir yang halus untuk
menjadi bahan adukan.

Halaman | 12
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

10 Line Bobbyn adalah alat yang terbuat dari besi


dan benang serta penampannya menyerupai
segitiga, dan berfungsi sebagai acuan dalam
proses pemasangan batu bata agar
menghasilkan pasangan yang lurus dan
seragam.

11 Paku, terbuat dari besi dengan bagian ujung


satunya berbentuk lancip dan tajam,
menjadikan paku dapat menancap pada bidang
yang diperlukan dan berfungsi sebagai bagian
dari pembuatan garis atau acuan yang di
inginkan.

12 Jointer adalah alat yang terbuat dari besi


dengan setiap ujung menyiku

13 Ember adalah alat yang terbuat dari plastic dan


berfungsi sebagai alat untuk membawa pasir
ataupun air.

Halaman | 13
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

16 Sikat kawat adalah alat untuk membersihkan


batu bata dari kotoran yg menempel, seperti
sisa-sisa spesi, dll.

17 Unting-unting adalah alat untuk membantu


dalam pengerjaan pemasangan pasangan batu
bata agar tetap tegak.

18 Pemotong keramik/ubin adalah alat yang


digunakan untuk memotong keramik/ubin
menjadi ukuran yang diinginkan.

19 Palu karet adalah alat yang digunakan untuk


membantu pemasangan ubin keramik

Halaman | 14
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Jidar ( straight edge ) adalah alat yang terbuat


dari kayu dengan panjang ±1.5 meter , dan
berfungsi untuk pekerjaan plesteran dinding

20 supaya rata dan datar.

Meteran adalah alat untuk mengukur bidang


kerja dilapangan untuk mencapai
kesempurnaan dalam pelaksanaan.

21

Ruskam adalah alat yang terbuat dari kayu


dengap panjang ±50 cm, dan berfungsi untuk
pekerjaan plesteran agar tercipta rata dan rapih

22

Sendok plesteran alat ini juga terbuat dari plat


tipis dan diberi tinkai kayu dibelakangnya.
Berguna untuk mendrop mortar pada saat
memplester dinding dan juga untuk
23 menghaluskan permukaan plesteran

Halaman | 15
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Pegangan bata terbuat dari metal, ini dibuat


untuk menjepit beban, kapan ia diangkat. Ada
banyak type dari klam semacam ini, tapi yang
sering dipakai adalah pegangan bata
24
sebagaimana umumna.

Tongkat ukur terbuat dari kayu yang berbentuk


empat persegi panjang dengan keempat sisi
yang lurus dan datar. Gunanya adalah untuk
25 menentukan tinggi setiap lapisan pasangan dan
juga pembantu waterpas dalam menentukan
kedataran pasangan

Mesin pemotong batu bata adalah alat yang


berfungsi untuk memotong bata dengan pisau
potongnya yang berbentuk lingkaran dan mata
26 pisau yang dilapisi temabaga memudahkan
kinerja dalam memotong bata yang diinginkan.

Foreclift adalah alat yang berfungsi untuk


mengangkut barang.

27

Halaman | 16
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.4. Bahan Kerja Batu


Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Batu sangat beragam sesuai dengan
kebutuhan dan fungsinya masing-masing, dalam pengerjaan batu ini, bahan
merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang pengerjaan menjadi lebih baik,
selain cara penggunaan yang harus diperhatikan serta penyimpanan yang benar akan
menunjang kesinambungan pekerjaan batu selanjutnya, dibawah ini adalah bahan
yang digunakan pada waktu pengerjaan batu, diantaranya :
2.4.1. Kapur
Pengertian Kapur
Kapur ialah suatu bahan yang
diperoleh dari pembakaran batu
kapur, baik berupa kapur tohor
maupun berupa kapur padam.

Proses terbentuknya kapur :


Umumnya kapur terbentuk dari
endapan secara organic / kimia yang terjadi selama ribuan tahun dilaut yang
dangkal dan jernih yang banyak terdapat zat makanan bagi makhluk yang
hidup serta tidak bergelombang besar dimana pengendapan makin lama
makin banyak, lapis demi lapis dengan peristiwa kimia.
Proses pembuatan kapur secara rinci ialah :
1. Pemilihan dan penggalian
2. Penyiapan dan pemecahan
3. Pembakaran batu kapur
4. Pendinginan
5. Penimbunan kapur tohor
6. Pemadaman kapur tohor
7. Pengayakan kapur padam
8. Pemasaran kapur tohor
9. Pemasaran kapur padam

Halaman | 17
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Kapur sabagai Bahan Bangunan

Kapur sebagai bahan bangunan


Kapur bangunan merupakan bahan perekat untuk adukan, plesteran, atau
memantapkan badan jalan (stabilitas tanah)
Kapur Pemutih
Untuk memulas tembok / melebur tembok, membuat kapur pemutih yang
baik dilakukan pemadaman basah menjadi batas cair, bubur kapur cair itu,
setelah dingin dipakai sebagai cat air, untuk melebur tembok atau lainnya
agar putih warnanya.

Spesifikasi mutu kapur


 Halus seperti tepung
 Dalam keadaan kering, kadar air dalam kapur <10%
 Kapur yang dalam keadaan baik harus lebih dari 90%
 Butiran kasar <5%

Cara menguji mutu kapur di lapangan


 Warnanya putih
 Bila digenggam, kapur terasa halus seperti tepung
 Butiran kasar yang tecampur dengan kapur tidak banyak

Cara penyimpanan kapur dilapangan

Halaman | 18
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Kapur bersifat higroskopis dimana penyimpanannya di lapangan harus


dalam ruangan yang beratap dan berlantai kedap air dan datar, agar
mudah dalam pengambilannya. Kapur yang sudah lama dengan kapur
yang baru harus dipisahkan, agar mudah dalam pengambilannya.

2.4.2. Semen Portland


Pengertian Semen Portland
Semen portland adalah bahan
konstruksi yang paling banyak
digunakan dalam pekerjaan
beton. Menurut ASTM C-
150,1985, semen portland
didefinisikan sebagai semen
hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari
kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk
kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan
bahan utamanya. Semen portland yang digunakan di Indonesia harus
memenuhi syarat SII. 0013-81 atau Standar Uji Bahan Bangunan Indonesia
1986, dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar
tersebut (PB.1989:3.2-8).

Halaman | 19
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam
pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. Jika ditambah air, semen akan
menjadi pasta semen. Jika ditambah agregat halus, pasta semen akan
menjadi mortar yang jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi
campuran beton segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras
(concrete).

Proses Pembuatan Semen Portland


Semen portland dibuat dari serbuk halus mineral kristalin yang komposisi
utamanya adalah kalsium dan aluminium silikat. Penambahan air pada
mineral ini menghasilkan suatu pasta yang jika mengering akan mempunyai
kekuatan seperti batu. Berat jenis yang dihasilkan berkisar antara 3.12 dan
3.16 dan berat volume sekitar 1500 kg/cm3 (Nawy, 1985:9). Bahan utama
pembentuk semen portland adalah kapur (CaO), silica (SiO3), alumina
(Al2O3), sedikit magnesia (MgO), dan terkadang sedikit alkali. Untuk
mengontrol komposisinya, terkadang ditambahkan oksida besi, sedangkan
gypsum (CaSO4.H2O) ditambahkan untuk mengatur waktu ikat semen.
Klinker dibuat dari batu kapur (CaCO3), tanah liat dan bahan dasar berkadar
besi. Bahan kapur di Indonesia tersedia melimpah. Kebanyakan pabrik
semen dibangun di dekat gunung kapur. Pembuatan semen portland
dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Penambangan di quarry
2. Pemecahan di crushing plant
3. Penggilingan (blending)
4. Pencampuran bahan-bahan
5. Pembakaran (ciln)
6. Penggilingan kembali hasil pembakaran,
7. Penambahan bahan tambah (gipsum)
8. Pengikatan (packing plant)
Secara ringkas, proses pembuatan semen portland dapat dijelaskan
sebagai berikut (Nawy, 1985:9).

Halaman | 20
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

1. Bahan baku yang berasal dari tambang (quarry) berupa campuran CaO
SiO2, dan Al2O3 digiling (blended) bersama-sama beberapa bahan
tambah lainnya, baik dalam proses basah maupun dalam proses kering.
2. Hasil campuran tersebut dituangkan ke ujung atas ciln yang diletakan
agak miring
3. Selama ciln berputar dan dipanaskan, bahan tersebut mengalir dengan
lambat dari ujung atas ke ujung bawah.
4. Temperatur dalam ciln dinaikkan secara perlahan hingga mencapai
temperatur klinker (clincer temperature) dimana difusi awal terjadi.
Temperatur mi dipertahankan sampai campuran membentuk butiran
semen portland pada suhu 1400 0C (2700 0F). Butiran yang dihasilkan
disebut sebagai klinker (clincer) dan memiliki diameter antara 1.5-50
mm.
5. Klinker tersebut kemudian didinginkan dalam clinker storage dan
selanjutnya dihancurkan menjadi butiran-butiran yang halus.
6. Bahan tambah, yakni sedikit gipsum (sekitar 1%-5%) ditambahkan
untuk mengontrol waktu ikat semen, yakni waktu pengerasan semen di
lapangan.
7. Hasil yang diperoleh kemudian disimpan pada sebuah cement silo
untuk penggunaan yang kecil, yakni kebutuhan masyarakat.
Pengolahan selanjutnya adalah pengepakan dalam packing plant.
Untuk kebutuhan pekerjaan besar, pendistribusian semen dapat
dilakukan menggunakan capsule truck.

Sifat Dan Karakteristik Semen Portland


Semen yang satu dapat dibedakan dengan semen lainnya berdasarkan
susunan kimianya maupun kehalusan butimya. Perbandingan bahan-bahan
utama penyusun semen portland adalah kapur (CaO) sekitar 60%-65%,
silika (SiO2) sekitar 20%-25%, dan oksida besi serta
alumina (Fe2O3 dan Al2O3) sekitar 7%-12%. Sifat-sifat semen portland
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.

Halaman | 21
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Type semen Portland


 Semen Portland Komposit

 Semen Portland Campur

Halaman | 22
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

 Semen Portland Tipe I

 Semen Portland Tipe II

Halaman | 23
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

 Semen Portland Tipe III

Pengujian Semen Portland


Pengujian Semen Portland di Lapangan
A. Pemeriksaan kantong semen (pembungkus)
 Periksalah kantong pembungkus semen, ada kerusakan dan
atau kebocoran apa tidak.
 Periksalah jahitan pada kantong pembungkus rapi atau tidak,
apakah terdapat kerusakan atau tidak.
 Perhatikan pada kantong, apakah tercantum nama pabrik, nama
negara pembuatnya dan berat bersih isi kantong .
 Periksa kembali berat isi semen, apakah sesuai dengan berat
yang tercantum pada kantong tersebut .

B. Pengujian/Pemeriksaan Kehalusan Semen Secara Visual


 Bukalah jahitan kantong semen, lalu periksa semen yang ada di
dalamnya apakah dalam keadaan baik : yaitu gembur, tidak
terjadi gumpalan-gumpalan.
 Rabalah semua bagian semen tadi, apakah semua bagian
semen terasa seperti tepung halus atau tidak.

Halaman | 24
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

 Periksa warna semen pada kantong-kantong contoh, apakah


warnanya sama pada semua kantong atau tidak. Jika ada semen yang
warnanya berbeda dari warna semen kantongkantong lain, perlu
diperiksa lebih teliti.

Cara Penyimpanan di Lapangan


Agar semen tetap memenuhi syarat meskipun disimpan dalam waktu lama,
cara penyimpanan semen perlu diperhatikan (PB, 1989:13).
 Semen harus terbebas dari bahan kotoran dari luar. Semen dalam kantong
harus disimpan dalam gudang tertutup, terhindar dari basah dan lembab,
dan tidak tercampur dengan bahan lain.
 Semen dari jenis yang berbeda harus dikelompokan sedemikian rupa
untuk mencegah kemungkinan tertukarnya jenis semen yang satu dengan
yang lainnya.
 Urutan penyimpanan harus diatur sehingga semen yang lebih dahulu
masuk gudang terpakai lebih dahulu.
 Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau
beton dan harus terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan
lainnya.
 Apabila semen telah disimpan terlalu lama, perlu dibuktikan dulu bahwa
semen tersebut memenuhi syarat sebelum dipakai.
 Untuk menghindari pecahnya kantong semen, tinggi maksimum timbunan
zak semen adalah 2 meter atau sekitar 10 zak.
 Jarak bebas antara bidang dinding dan semen sekitar 50 cm, sedangkan
jarak bebas antara lantai dan semen sekitar 30 cm.

Halaman | 25
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Gambar untuk penyimpanan semen yang baik dan benar

2.4.3. Pasir
Pengertian Pasir
Pasir adalah salah satu bahan alam yang digunakan pada suatu pekerjaan
pasangan batu, yaitu sebagai bahan pengisi adukan. Pasir bisa didapat dari
gunung maupun kali/sungai. Sesuai dengan sumbernya, maka pasir terdiri
dari pasir gunung dan pasir kali/sungai.

Sumber Pasir
 Pasir galian dari gunung :

Penambang pasir gunung di Yogyakarta

Pasir ini berasal dari gunung , yang umumnya mempunyai bentuk tajam
runcing dan agak keras pasir gunung ini baik untuk membuat adukan
beton , karena ikatan satu sama lain menjadi kuat pasir dalam suatu
adukan dapat berfungsi sebagai bahan pengisi untuk mencegah
penyusutan .

 Pasir sungai :

Halaman | 26
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Penambang pasir sungai

Pasir yang di dapat dari sungai , biasanya bentuknya bulat dan sedikit
mengandung Lumpur. Pasir jenis ini sering ditemukan dibagian hilir
sungai . Pasir yang banyak mengandung Lumpur kurang baik untuk
adukan beton maupun untuk pasangan tembok ( spesi ) .

 Pasir galian :

Penambang pasir galian

Pasir golongan ini diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan
cara menggali terlebih dahulu . Pasir ini biasanya tajam bersudut , berpori
dan bebas dari kandungan garam , tetapi harus dicuci dari kotoran tanah .

 Pasir laut :

Penambang pasir laut


Pasir yang diambil dari pantai . Butir-butirnya halus dan bulat karena
gesekan . Pasir ini merupakan pasir yang paling jelek karena banyak
mengandung garam-garam . Garam-garam ini menyerap kandungan air

Halaman | 27
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

dari udara dan ini mengakibatkan pasir selalu agak basah dan bisa
mengakibatkan pengembangan bila sudah menjadi bangunan . Untuk itu
sebaiknya pasir laut jangan di gunakan untuk konstruksi .

Kategori Pasir
Kemudian dilihat dari kegunaannya dapat dikatagorikan :
 Pasir beton untuk adukan beton
 Pasir pasang digunakan untuk adukan pasangan
 Pasir urug digunakan untuk urugan.

Kadar Lumpur maksimum


Pasir yang akan digunakan untuk suatu konstruksi itu harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Misalnya kadar lumpur maksimum untuk :
 Pasir beton, kadar lumpur maksimum 5 %
 Pasir pasang, kadar lumpur maksimum 15 %

Memeriksa Mutu Pasir di Lapangan


Untuk memeriksa mutu pasir yang baik di lapangan :
 Warna pasir yang baik pada umumnya berwarna hitam
 Butiran pasir mengkilat dan tajam
 Kadar lumpur pasir pasang tidak lebih dari 15 %, yaitu dengan cara
menggenggam pasir kemudian lepas, bila pasir tersebut menggumpal
pasir tersebut masih banyak mengandung kadar lumpur. Dengan cara
lain, yaitu dengan memasukkan pasir ke dalam botol yang transfaran,
kemudian tambahkan air dan kocok sampai keruh, lalu diamkan sampai
air tersebut kelihatan bening kembali, maka akan akan terlihat bagian
kadar lumpur dan pasir akan terpisah. Setelah itu kita ukur ketebalan
bagian lumpur (misalnya a) dan ketebalan lumpur + pasir (misalnya b).
Baru kita hitung prosentase kadar lumpurnya, yaitu :

Halaman | 28
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Kadar lumpur = a/b X 100 % = ….. %.

 Ambil pasir digenggaman kita kemudian lepaskan. apabila banyak pasir


yang masih ada ditangan kita maka pasir tersebut mengandung banyak
lumpur dan tidak layak digunakan.
 Ambil beberapa contoh pasir lalu dipanaskan apabila menimbulkan bau
yang menyengat berarti mengandung bahan organik maka pasir tidak
baik

Cara penyimpanan pasir di lapangan

Cara penyimpanan pasir yang baik dan benar

Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak ada kita dapat
memberi alas terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur dengan tanah dan
waktu pengambilannya juga mudah. Dan supaya pasir tidak berantakan
maka disampingnya dapat kita dampingi dengan bata. Penyimpanan pasir
dilapangan juga harus diberi lantai dari kayu atau dari plat baja, agar pasir
tidak tercampur dengan tanah maupun lumpur. Sebaiknya pasir ditutup
dengan terpal agar terhindar dari air hujan, sebab pasir basah sulit untuk
dibuat adukan yang homogen.

Halaman | 29
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.4.4. Batu Bata Merah


Pengertian Batu Bata
Batu bata sangat akrab dengan
kehidupan kita, berasal dari
tanah liat yang dibentuk dengan
cetakan berukuran tertentu
kemudian dibakar.Yang tidak
kalah penting dalam menjaga
mutu dari dinding adalah spesi
atau perekat antar bata.
campuran yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan
terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas
spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula
dinding yang kita dapat. Memiliki kwalitas yang bermacam – macam
tergantung bahan yang dibuat serta media pembakarnya. Ada yang
membakar menggunakan sekam ada pula yang menggunakan kayu bakar.
Kwalitas pembakaran denbgan kayu bakar memiliki grid yang lebih tinggi
atau berkualitas lebih baik. Batu bata bisa juga berfungsi sebagai gewel,
mempunyai nilai yang lebih ekonomis dari pada kita mengguakan kuda-
kuda dari kayu. Dinding yang menggunakan bahan batu bata memiliki daya
serap terhadap panas cukup baik sehingga terasa nyaman.
Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia menjadi pilihan terbaik
sampai saat dewasa ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak kalah
penting dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar
bata. campuran yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa
bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik
kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas
pula dinding yang kita dapat.

Halaman | 30
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Mutu Batu Bata :


Mutu Bata Merah Kuat tekan rata-rata (kg/cm2)
Tingkat I Lebih besar 100
Tingkat II 100 – 80
Tingkat III 80 – 60

Proses pembuatan batu bata


 Mencari sumber bahan baku (tanah liat)
 Meneliti/menguji bahan baku tersebut apakah memenuhi syarat atau
tidak.
 Mengaduk dan memberi bahan tambah (pasir, sekam padi)
 Mencetak, kemudian dikeringkan (tidak dijemur)
 Membakar dengan suhu pembakaran lebih kurang 1050o C.
 Didinginkan, kemudian diangkat dari tungku.
 Diuji mutu bata tersebut
 Setelah memenuhi syarat baru dipasarkan.

Syarat-syarat batu bata:


Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982
adalah sebagai berikut:
 Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku
dan tajam, permukaan rata dan tidak retak-retak
 Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan
tekan yaitu kelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas
kekuatan ini menunjukan kekutan tekan rata-rata minimal dari 30 buah
bata yang diuji
 Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian
banyaknya sehingga pengkristalanya (yang berupa bercak-bercak putih)
menutup lebih dari 50% permukaan batanya.

Cara menguji batu bata dilapangan


 Warna harus merah merata secara keseluruhan
 Apabila diketuk berbunyi nyaring
Halaman | 31
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

 Apabila dijatuhkan kepermukaan tanah yang padat, dan bata


terbelah dua maka batu bata tergolong baik, apabila lebih dari dua
belahan, maka bata tergolong bermutu jelek
 Dilihat dari bentuk, batu bata mempunyai ukuran yang seragam
dengan sudut yang siku satu sama lain

Cara penyimpanan dilapangan


Penyimpanan batu bata dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm
dari permukaan tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun
berselang-seling empat buah-empat buah. Ketinggian penyusunan maksimal
2 m, hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengambilan. Diatasnya
ditutup dengan terpal atau plastic agar air hujan tidak teresap oleh bata
merah.

Cara penyimpanan batu bata yang baik dan benar

Halaman | 32
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.4.5. Super Bata


Pengertian Super Bata
Super bata adalah bahan bangunan
yang bentuk dan kegunaannya dsama
dengan bata merah. Super bata juga
dibuat dari tanah liat dan dicampur
dengan pasir halus.

Proses pembuatan
Proses pembuatan super bata melalui
proses mekanis, oleh karenanya super
bata mempunyai permukaan yang
halus dengan ukuran yang sama.
Biasanya bata ini dibuat tidak penuh,
tapi berlubang sehingga dapat
menghemat bahan baku dan menghasilkan ikatan yang kuat dengan
mortar.
Karena super bata memiliki permukaan yang halus, maka pada
pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran lagi. Dan juga karena
bentuknya bervariasi, maka dapat dibuat pemasangannya yang artistik.

Type super bata


Type Ukuran (cm) Jumlah / m2
B-1 5 x 11 x 24 64
B-4 7 x 11 x 24 52
C-7,8,9,10 12 x 11 x 24 32
D-6 5 x 2 ½ x 24 80
D-7 7 x 3 x 24 64
Klinkers 5 x 5 x 24 80

Halaman | 33
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.4.6. Batu Kali


Pengertian
Batu kali adalah batu alam
yang terdapat dasar
disungai. Biasanya batu kali
digunakan untuk bahan
bangunan terutama pada
konstruksi pondasi. Batu
kali biasanya diangkut
menggunakan truk dari
tempat pengambilan menuju
proyek. Kegunaan dari batu kali yang lainnya sebagai lantai pemikul.

Cara menguji batu kali di lapangan


Batu kali yang baik dapat diperiksa dilapangan secara visual, batu kali
yang baik memiliki pori-pori yang tidak terlalu banyak dan kelihatan
keras dan tidak keropos.

Cara penyimpanan batu kali dilapangan


Penyimpanan batu kali dilapangan sebaiknya ditempatkan pada tempat
yang kering, agar permukaannya tidak terkena lumpur dan jika ukuran
batu terlalu besar, maka batu bisa dipecah-pecah dengan martel atau
menggunakan mesin khusus.

2.4.7. Ubin PC
Pengertian ubin PC
Ubin pc adalah bahan bangunan yang terbuat dari adukan pasir yg di
campurkan dengan semen dan di gunakan untuk permukaan lantai. Dibuat
dengan mesin press dan salah satu permukaannya di finishing dengan semen
supaya lantai menjadi halus dan licin.

Halaman | 34
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.4.8. Ubin Porselen


Proses pembuatan
Ubin perselen terbuat dari jenis tanah liat putih yang di tambahkan dengan
atau tanpa campuran bahan tambahan yang kemudian di proses melalui
pembakaran tertentu, sehingga ubin tidak akan hancur ketika di rendamkan
kedalam air. Bidang patah dari ubin harus memperlihatkan hasil
pembakaran yang rata dan baik.

Penimbunan ubin porselen


Ubin persolen harus halus dan rata permukaannya dan sisi-sisinya harus
tegak satu sama lain dan tepinya harus tajam. Penimbunan ubin persolen
harus di beri kotak dan di susun sedemikian rupa, sehingga ubin tidak rusak.

2.4.9. Air
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan. Khusus untuk plesteran yang berwarna
putih, air tidak boleh mengandung kotoran yang akan memberikan warna
pada adukan., misalnya zat besi yang akan memperlihatkan noda-noda
coklat pada plesteran.
Untuk membuat suatu adukan kita harus memakai air yang jernih, jika air
mengandung zat lain, diusahakan kadarnya harus kecil.
Banyaknya air yang digunakan tergantung pada jenis adukan yang akan
dibuat, keadaan dari pekerjaan, keadaan cuaca dan sebagainya.
Sebagai angka rata-rata campuran air pada adukan berkisar :
Untuk adukan kedap air dari semen kira-kira 22% dari isi bahan yang
dicampur
Untuk kedap air dari kapur dan teras kira-kira 20%
Untuk adukan kedap air dari kapur kira kira 8-10%
Air laut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air yang
mengandung bahan-bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan
mengandung larutan asam humus, sebaiknya jangan digunakan.

Halaman | 35
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.5. Jenis - Jenis Pekerjaan Kerja Batu


Semakin hari jenis-jenis pekerjaan kerja batu semakin beragam, dikarenakan
semakin berkembangnya pembangunan dan jenis material yang digunakan.
Berikut adalah beberapa bagian daripada jenis pekerjaan batu itu sendiri, yang
meliputi :

2.5.1. Pekerjaan Pondasi


2.5.1.1. Pondasi
Pondasi merupakan suatu konstruksi bangunan yang memiliki fungsi
untuk memindahkan beban/bobot /gaya yang ditimbulkan oleh
banguna yang ada diatasnya kedalam tanah. Pondasi merupakan
bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan
tanah, dimana tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut
(beban mati dan beban hidup) dan tugas pondasi untuk membagi
beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan (daya dukung) tidak
terlewati.
Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga
dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan
menghindari penurunan bangunan yang tidak merata. Dapat
disimpulkan, pengertian pondasi adalah: Bagian dari elemen
bangunan yang berfungsi meletakkan dan meneruskan beban ke dasar
tanah yang kuat mengimbangi dan mendukung (merespon) serta dapat
menjamin kestabilan bangunan, paling tidak terhadap beratnya sendiri,
beban yang bekerja serta beban gempa.

2.5.1.2. Macam dan Jenis Pondasi Pada Kerja Batu


Pondasi Batu Kali
Adalah pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu kali yang
disusun sedemikian rupa. sehingga dapat menahan berat
bangunan yang ada di atasnya dan meneruskan ke tanah.

Halaman | 36
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Pondasi batu kali sendiri membentuk pola trapesium dimana


bentuk ini merupakan bentuk yang paling kokoh dan ekonomis
pada pemasangannya.

Pondasi Batu Bata


Adalah pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu yang
disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menahan berat
bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah

2.5.2. Pekerjaan Ubin Lantai


2.5.2.1. Pengertian Ubin/Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos yang
artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses

Halaman | 37
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

pembakaran. Lantai keramik atau ubin keramik adalah bahan penutup


(finishing) lantai dari bahan keramik.

2.5.2.2. Teknik Pelaksanaan


Ada beberapa tahap yang harus dikerjakan sebelum dan sesudah
pemasangan.

1. Rendam keramik di air. Hal ini


akan membuat keramik menjadi
lebih elastis dan pada saat
pemasangan dapat dengan mudah
menempel.
2. Perhatikan kualitas keramik. Jika
ia keramik kw 1 maka tak ada
masalah, namun jika ia
merupakan kw 2 atau 3 akan
susah memasang untuk presisi. Untuk itu nat keramik harus
longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0,2-0,5
mm. Hingga keramik tidak saling bertubrukan.
3. Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampuri air
sedikit ke bawah keramik, hal ini akan membuat daya rekat
keramik ke adukan benar-benar lengket.
4. Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan
dipasang harus bersih dari kerikil, batu atau ganjalan-ganjalan lain
yang akan membuat rongga di bawah keramik.
5. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan
pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar yang berongga.
Karena ia akan membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa
apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang yang
ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.

Halaman | 38
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

6. Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker


atau nat pada sisi keramik saat itu juga. Biarkan ia selama 2 atau 3
hari. Hal ini

2.5.3. Pekerjaan Ubin Dinding


2.5.3.1. Pengertian Ubin Dinding
Pekerjaan ubin dinding sama halnya dengan pekrjaan ubin lantai,
hanya saja kita memerlukan teknik yang benar pada pengerjaannya.
Dikarenakan permukaan dinding yang tegak, sehingga jika teknik
pelaksanaannya tidak diperhatikan, kesulitan-kesulitan akan kita
alami. Seperti halnya ubin yang lepas, merosot dan sebagainya.
Metode pekerjaan pemasangan keramik dilaksanakan untuk
memberikan keindahan pada dinding maupun struktur gedung lainnya.
Pekerjaan keramik membutuhkan metoda kerja yang tepat sserta
pelaksanaan yang teliti sehingga dapat dihasilkan pekerjaan dengan
kualitas yang baik.

2.5.3.2. Tahapan Pelaksanaan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.


2. Menghitung jumlah bahan yang diperlukan.
3. Mencelupkan ubin yang akan digunakan.
4. Memasang benang dengan dililitkan pada paku yang bertujuan
sebagai patokan kelurusan dan ketebalan.
5. Mengukur jarak antara dinding kerja terhadap ubin yang akan di
pasang, lebih kurang 1 cm.
6. Mengukur jarak antar batas vertical dan horizontal, lebih kurang
10 cm dan 5 cm.
7. Dalam pekerjaan diperlukan ketelitian dan keterampilan agar
mendapatkan hasil yang baik dan rapi.
8. Memasang ubin pada ujung- ujung tembok sebagai pedoman dan
untuk mengukur kedatarannya dengan menggunakan waterpass.

Halaman | 39
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

9. Gunakan skrap untuk meletakan pasta ke dinding.


10. Menempelkan ubin pada dinding yang sudah di beri pasta.
11. Mengetuk keramik dengan palu karet hingga kermik rata.
12. Gunakan paku pada dasar keramik untuk menahan keramik
supaya keramik tidak jatuh.
13. Jarak sisi antara ubin yang satu dengan yang lainnya gunakan
paku berdiameter 2 mm.
14. Ukur kedatarannya dengan menggunakan waterpass.
15. Lakukan cara kerja tersebut berulang- ulang dalam pemasangan
ubin hingga mendapatkan hasil yang diinginkan.
16. Mencabut kembali paku yang digunakan sebagai pengganjal dan
pengatur jarak sisi pada ubin.
17. Isi siar/ nat dengan adukan 1 sp.

2.5.4. Pekerjaan Paving Block


Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di
Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat
dipadatkan dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal
ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas. Sesuaikan
spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving dengan
material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat berupa
: Limestone, Base Course, Sirdam, Makadam dsb.

1. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/


sudah level.
2. Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block
yang sudah terpasang tidak bergeser.
3. Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian
diratakan dengan menggunakan jidar kayu.
4. Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan,
sementara pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah
terpasang.

Halaman | 40
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

5. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block


(las-lasan), potong paving block dengan menggunakan alat pemotong
paving block / paving block cutter.
6. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita
lakukan pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint
filler) dengan menggunakan abu batu.
7. Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby
roller atau stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya
saling mengunci antar paving block satu sama lainnya.
8. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa
abu batu.

Halaman | 41
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Metode Pengerjaan Paving Block

1. Tentukan level untuk kerataan dan


kemiringan

2. Siapkan pasir di tempat yang telah di


leveling

3. Ratakan pasir sesuai dengan leveling

4. Pasang paving dengan cara maju ke depan


dan berdiri di atas paving

Halaman | 42
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

5. Untuk pengelasan potong Conpave dengan


pisau gurinda dan Conbloc dengan alat potong
paving

6. Padatkan paving dengan menggunakan


stamper plate. kemudia “naat” di isi pasir halus,
lalu di stamper ulang

Metode Pengerjaan Constone


1. Tentukan Level Untuk kerataan dan
kemiringan

2. Pasang Constone menggunakan mortar


dengan perbandingan 1:4 dan kelebaran “naat”
antara 8 mm sampai 12 mm

Halaman | 43
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

3. Cek kerataan Constone dengan


menggunakan “water pass”

4. Ratakan Constone dengan di ketok dan


haru menggunakan palu karet

5. Untuk pengelasan, potong Constone


dengan menggunakan pisau gurinda

6. Isi “naat” dengan menggunakan material


adukan kering perbandingan 1:4, kemudian di isi
air

Halaman | 44
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.5.5. Pekerjaan Batako


Batu cetak atau batako, mempunyai ukuran dan bentuk yang sama, dan type
serta jenis- jenis yang berbeda.
Oleh karenanya pemasangan batako tidak begitu sukar, tapi tentu saja
mempunyai teknik dan cara- cara tertentu pula. Aturan serta cara
pemasangannya adalah sebagai berikut:
1. Batu cetak harus selalu dalam keadan kering, dan tidak perlu dibasahi
semelum pemasangan.
2. Untuk membuat batako yang setengah digunakan palu atau tatah untuk
penggores batu lalu dipatahkan pada batu atau kayu yang lancip.
3. Sebelum pemasangan dimulai terlebih dahulu batako diatur diatas pondasi,
dimana kita akan memasang dinding tersebut, guna untuk memastikan
berapa buah batako yang diperlukan dalam jajaran tersebut.
4. Pada letak pintu dan jendela diberi tanda, dan kalau bias ukuran pintu atau
jendela tepat dengan ukuran beberapa buah batako.
5. Siar- siar tegak jangan merupakan garis lurus, dan usahakan jangan terlalu
banyak memotong batako.
6. Pada pertemuan sudut dinding, lobang batako diisi dengan mortar dan
diberi besi beton sebagai penguat.
7. Pemasangan batako pertama selalu dimulai pada sudut- sudut dan
pemasangan terakhir di tengah- tengah.
8. Hubungan batako dengan kozen ambang atas diberi balok beton bertulang
yang dibuat setempat atau dicetak lebih dahulu.
9. Hubungan dengan kozen ambang bawah jendela diberi ambang (dorpel).
10. Hubungan pertemuan dengan tiang kzen diberi angker dari besi beton
11. Hubungan pertemuan dinding yang diikatkan dengan kawat kasa, dan juga
sering diikatkan dengan besi beton.
12. Dinding yang tidak di plester, siar- siarnya harus dibersihkan dan sudut-
sudut yang berlubang ditambal dengan spesi, kalau kita tidak memakai
batako sudut yang special untuk itu.
13. Lubang- lubang batako yang kelihatan diisi dengan spesi.

Halaman | 45
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.6.1. Pekerjaan Plesteran Dinding


Pada mulanya dinding bata tidak
diplester, tapi setelah orang
mengamati dan mengalaminya
sendiri, ternyata batu bata
mengalami daya hisap yang tinggi
terhadap air sehingga dapat
mengakibatkan ruangan menjadi
lembapdan ruangan akan terasa
dingin.
Maka akhirnya orang mulai memikirkan bagaimana mengatasi hal tersebut,
maka ditemukanlah suatu cara yaitu dinding bata dilapisi spesi setebal < 2
cm, atau lebih dikenal sebagai plesteran.
Pekerjaan plesteran berfungsi untuk :
Melindungi dinding bata dari pengaruh cuaca
Membuat permukaan batu bata menjadi lebih rata, halus dan enak
dipandang
Mengokohkan ikatan pasangan bata
Tapi sebagaimana yang sering terjadi
dilapangan, dimana plesteran seringkali
mengalami retak-retak. Penyebab dari
masalah ini dapat disebabkan :
Mutu bahan yang tidak baik
Komposisi adukan yang kurang tepat
Teknik pengerjaan yang tidak baik
Perawatan plesteran yang kurang diperhatikan
Masalah dari keretakan pada dinding plesteran umumnya disebabkan oleh :
Muka dinding bata yang akan diplester tidak dibersihkan dari
kotoran yang menempel

Halaman | 46
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Ikatan mortar tidak berjalan semestinya dikarenakan dinding bata


dalam keadaan kering lansung diplester, sehingga air dengan
cepatnya diserap oleh batu bata dengan drastic
Plesteran terlalu tebal, dan pasangan batu bata tidak rata,
bergelombang, cekung maupun cembung
Mortar yang sudah diplesterkan masih basah dan digosok dengan
ruskam, sehingga ikatan yang baru terlepas kembali
Bidang plesteran yang lansung terkena sinar matahari tidak ditutup
dengan terpal atau plastis, sehingga pengeringan terjadi secara
drastis.
Berikut solusi yang dapat dilakukan apabila kita mengalami masalah
seperti adanya keretakan pada pekerjaan plesteran:
Bersihkan terlebih dahulu permukaan batu bata yang akan diplester
Agar penyerapan air tidak terlalu drastic, sebaiknya kita percikan
air pada permukaan batu bata yang akan diplester
Buat mortar dengan komposisi yang benar, sehingga mortar dapat
tercampur dengan homogen
Plesteran dibuat dengan tiga lapis, lapisan paling dasar digunakan
sebagai pengikat dan penahan cuaca, lapisan ini dibuat dengan
komposisi lebih keras.
Lapisan kedua berfungsi untuk mendatarkan permukaan dinding,
adukannya dibuat lebih lunak
Lapisan terakhir merupakan lapisan finishing yang berguna untuk
meratakan dan mendatarkan permukaan dinding
Penggosokan tiap-tiap lapisan dengan ruskam ditunggu hingga
sedikit lebih kering
Kalau plesteran tersebut terkena sinar matahari secara lansung, ada
baiknya ditutupi dengan kain terpal atau plastic untuk mengurangi
penguapan drastic, apabila plesteran dilakukan didalam ruangan
tidak perlu memakai penutup

Halaman | 47
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.6. Ikatan/ Pasangan Bata


2.6.1. Pengertian Pasangan / Ikatan Bata
Yang dimaksud dengan
ikatan/pasangan bata adalah susunan
beberapa buah bata yang disusun
secara vertikal dan dibentuk
sedemikian rupa sehingga tidak ada
siar tegak yang membentuk garis lurus
dengan bahan perekatnya yaitu
adukan.
Ikatan bata ½ bt, yaitu dimana tebal pasangan sama dengan lebar bata
yang digunakan.
Ikatan bata 1 bt, yaitu dimana tebal pasangan sama dengan panjang bata
yang digunakan
Ikatan bata 1½ bt, yaitu dimana tebal pasangan sama dengan 3 lebar bata
+ 2 tebal siar atau 1 panjang bata + 1 lebar bata + 1 tebal siar.

2.6.2. Jenis-jenis Ikatan/pasangan bata


Kekuatan suatu pasangan bata tergantung juga pada jenis ikatan yang
digunakan dalam pemasangannya. Kekuatan batu bata akan berkurang jika
terdapat siar tegak pasangan yang membentuk satu garis antara lapis satu
dengan lapis berikutnya. Dalam konstruksi batu bata yang kita temui, terlihat
bahwa siar tegak dari pasangan merupakan siar zig-zag, atau merupakan aturan
rapi.
Untuk mencegah hal tersebut, maka dibuatlah bermacam-macam variasi ikatan
yang teratur dan baik diantaranya :
a. Ikatan Biasa ½ bt (Strecher bond)

Bata dipasang memanjang pada tiap lapisnya, dan biasanya tebal


dinding hanya 15 cm termasuk plesteran. Pada pemasangan bata yang
paling akhir dipasang bata ½ batu dan pada lapis selanjutnya dipasang
bata utuh, sehingga tidak membentuk siar yang tegak antar lapisnya.
Halaman | 48
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

b. Ikatan Belanda/Jerman 1 bt (Dutch bond)

Ikatan Belanda/ Jerman merupakan ikatan batu bata dimana pada


lapis pertama dipasang bata melintang, dan pada lapis berikutnya
dipasang bata secara memanjang. Agar tidak terbentuk siar tegak,
maka pada kedua ujung bata yang dipasang memanjang diberi bata
¾ . Biasanya tebal dinding pada jenis ikatan ini sebesar 30 cm.

Halaman | 49
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

c. Ikatan Inggris 1 bt (English bond)

Ikatan inggris 1 bt (English bond) merupakan ikatan bata dimana


pada pemasangan lapisan ganjil bata di pasang dengan posisi
memanjang, yang kemudian pada lapisan genap dipasang dengan
posisi melintang. Agar tidak terbentuk siar tegak maka sebelum
dipasang bata terakhir pada lapisan genap di pasang bata ¼ .

d. Ikatan Kepala 1 bt (Header bond)

Jenis ikatan kepala ( Header Bond ) merupakan ikatan bata 1 bt


dimana pada pemasangan lapisan ganjil bata di pasang dengan
posisi melintang dan pada kedua ujungnya dipasang bata ¾ secara
memanjang agar siarnya tidak saling tegak lurus. Pada lapis genap
bata di pasang dengan posisi melintang.

Halaman | 50
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

e. Ikatan Flemish 1 bt (Flemish bond)

Ikatan Flemish 1 bt ( Flemish Bond ) merupakan ikatan bata yang


dimana pada lapisan ganjil bata dipasang bata satu batu secara
melintang, kemudian dipasang bata dengan ukuran ¼ bata
dilanjutkan dengan memasang bata secara memanjang dengan
tebal 1 batu. Pada lapisan genap dipasang bata secara melintang
dan memanjang bergiliran.

Halaman | 51
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

f. Pilar atau pertebalan (Pilaster) 1 bt, 1½ bt, 2 bt

Pilar/ pertebalan/ pilaster adalah suatu konstruksi ikatan atau


pasangan bata yang berfungsi sebagai penguat pasangan bata atau
sebagai penopang/tiang.

g. Rollag lurus dan lengkung.

Rollag adalah ikatan/pasangan bata, dimana peletakkan atau


pemasangan batanya dengan posisi berdiri.

Rollag terdiri dari :


Rollag Lengkung

Halaman | 52
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Pasangan Bata dengan rolag lengkung

 Segmen tunggal
 Segmen ganda
 Setengah lingkaran
 Ellips

Rollag Lurus

2.7. Perhitungan Bahan


Perhitungan bahan dalam suatu pekerjaan merupakan hal yang cukup penting. Untuk
itu di sini diberikan contoh perhitungan kebutuhan bahan. Walaupun sebenarnya untuk
menghitung kebutuhan bahan ini adalah orang yang ditugaskan khusus, tapi hal ini
diperuntukkan, jika peserta atau mahasiswa diminta untuk menghitung kebutuhan
suatu pekerjaan yang berhubungan dengan kerja batu.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diingat, sebelum melakukan perhitungan
jumlah kebutuhan bahan, yaitu :
1 m3 pasangan pondasi batu belah memerlukan ± 1,20 m3 batu belah

1 m3 pasangan pondasi batu belah memerlukan ± 0,45 m3 adukan

1 m2 pasangan bata dengan ikatan ½ bt diperlukan ± 68 bh bata merah

1 m2 pasangan bata dengan ikatan 1 bt diperlukan ± 130 bh bata merah

Halaman | 53
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

1 m3 pasangan bata ± 0,35 m3 adukan

1 m3 PC (semen) akan menghasilkan = 0,76 PC padat basah spesi

1 m3 kapur akan menghasilkan = 0,55 kapur padat basah spesi

1 m3 pasir akan menghasilkan = 0,675 pasir padat basah spesi

1 zak PC (semen) = 50 kg = 40 liter

Contoh Perhitungan :
Misal diketahui :
Panjang pondasi batu belah = 75 meter

Komposisi adukan pondasi = 1 PC : 3 Psr

Penampang pondasi :

Panjang pasangan = 50 meter

Tinggi pasangan = 3 meter

Tebal pasangan = 12 cm

Komposisi adukan pas. bata 1 PC : 4 Psr

Pasangan bata diplester bagian luar dan dalam dengan ketebalan rata-rata = 1,5
cm

Halaman | 54
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Komposisi adukan plesteran ½ Kp : 1PC : 5 Psr.

Serta plesteran tersebut di-finishing (diaci) dengan tebal rata-rata = 2 mm

Ditanyakan :

Berapa kebutuhan masing-masing bahan :

Batu belah = ……………. m3

Bata merah = ……………. Buah

PC (semen) = ……………. Zak

Pasir = ……………. m3

Kapur = ……………. m3

Jawab :

Pondasi Batu Belah :

 Volume pondasi = (0,75 + 0,25)/2 x 1,25 x 75 m3 = 46,875 m3


 Volume Aanstamping = 0,20 x 1,20 x 75 m = 18 m3

Jumlah = 64,875 m3

Komposisi adukan 1 PC : 3 Psr

 PC = 0,760 x 1 = 0,76
 Psr = 0.675 x 3 = 2,025

Jumlah = 2,785

Kebutuhan Bahan :

 Batu belah = 1,2 x 64,875 m3 = 77,85 m3


 PC = (0,45/2,785) x 1 x 46,875 m3 = 7,60 m3 = 7574 liter = 189,35
zak
 Psr. = [(0,45/2,785) x 3 x 46,875 m3 ] + (0,3 x 18 m3 ) = 28,20 m3

Halaman | 55
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Pasangan Bata Merah :

 Luas pasangan bata = 50 m x 3 m = 150 m2


 Volume pasangan bata = 150 m2 x 0,12 m = 18 m3

Komposisi adukan 1 PC : 4 Psr

 PC = 0,760 x 1 = 0,76
 Psr = 0.675 x 4 = 2,70

Jumlah = 3,46

Kebutuhan Bahan :

 Bata merah yang dibutuhkan = 68 bh/m2 x 150 m2 = 10200 buah


 PC = (0,35/3,46) x 1 x 18 m3 = 1,821 m3= 1821 liter = 45,53 zak
 Psr = (0,35/3,46) x 4 x 18 m3 = 7,28 m3

Plesteran dinding :

 Volume plesteran = 2 x 150 m2 x 0,015 m = 4,5 m3

Komposisi adukan ½ Kp : 1 PC : 5 Psr.

 ½ Kp = ½ x 0,55 = 0,275
 1 PC = 1 x 0,76 = 0,76
 5 Psr = 5 x 0,675 = 3,375

Jumlah = 4,41

Kebutuhan Bahan :

 Kp = (1/4,41) x ½ x 4,5 m3 = 0,51 m3


 PC = (1/4,41) x 1 x 4,5 m3 = 1,02 m3
= 1020 liter = 25,5 zak
 Psr = (1/4,41) x 5 x 4,5 m3 = 5,1 0 m3

Halaman | 56
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Acian :

 Volume acian = 0,002 m x 150 m2 x 2 = 0,6 m3


 PC = (1/0,76) x 0,6 m3 = 0,7895 m3 = 789,5 liter = 19,74 zak

Jadi kebutuhan bahan untuk pekerjaan seperti pada soal di atas, adalah :

Jenis bahan
Jenis
No
Pekerjaan 3 3 3
Batu (m ) Bata (bh) Semen (zak) Kapur (m ) Pasir (m )

1 Pondasi 77,85 - 189,35 - 28,20


2 Pasangan - 10200 45,53 - 7,28
Bata
3 Plesteran 25,50 0,51 5,10
³ Acian 19,74
Jumlah 78 10200 281 1 41

Dari hasil perhitungan di atas, maka kita akan tahu berapa biaya untuk pembelian
bahan tersebut. Sehingga jika kita akan melaksanakan suatu pekerjaan sudah bisa
memperkirakan biaya untuk bahannya. Selain itu seorang perencana dan
konsultan akan menghitung seluruh biaya serta waktu pelaksanaan pekerjaan.
Dalam hal ini peserta atau mahasiswa tidak akan diberikan sampai sejauh itu.

Halaman | 57
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
KERJA BATU

3.1. Ikatan Batu Bata ½ bt


Berdasarkan teori sebelumnya, kita mengenal beberapa jenis ikatan batu bata.
Untuk job pertama ini, kita menerapkan jenis ikatan biasa ½ batu, dimana tebal
pasangan sama dengan lebar batu bata. Tidak hanya itu, dalam job ini ditambah
dengan belokan pada ikatan batu bata sebagai bahan pertimbangan dalam
penilaian kesikuan antar sudut dalam ikatan.

3.1.1. Tujuan :
a. Mahasiswa mengerti tentang tata cara pemasangan ikatan bata ½ batu
dengan belokan
b. Mahasiswa mampu mempraktikkan pemasangan ikatan bata ½ batu dengan
baik dan benar
c. Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan yang baik dan benar sehingga
membentuk ikatan batu bata yang kuat & kokoh.
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja
dalam pembuatan ikatan bata dan mengetahui bagaimana solusi terbaiknya.

3.1.2. Alat & Bahan :


Alat Bahan
Waterpass Kapur
Cangkul Air
Kotak Spesi Batu bata merah
Sendok spesi Batu bata merah ½
Ember Pasir
Meteran
Benang
Line bobbyn
Mesin Pemotong Batu Bata
Halaman | 58
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

3.1.3. Langka Kerja :


1. Pakailah peralatan K-3 yang diperlukan.
2. Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan.
3. Atur tata letak bahan dan alat untuk memudahkan dalam pekerjaan.

4. Sortir batu bata merah yang akan digunakan, diusahakan memiliki ukuran yang
sama untuk memudahkan dalam pemasangan ikatan.
5. Buat adukan berupa campuran antara pasir (pasir bekas) dan kapur dengan
prosentase (4 pasir : ¼ kapur), lalu campurkan juga dengan air secukupnya.
Diusahakan penambahan air pada adukan dilakukan dengan cara sedikit demi
sedikit agar mendapatkan tekstur yang homogen.
6. Buat dua penanda pemasangan batu bata menggunakan dua buah bata yang di
letakkan kurang lebih seukuran panjang batu bata dari kedua ujung sambungan
batu bata yang ingin dibuat. Gunakan adukan yang tadi sudah dibuat untuk
merekatkan dua penanda dengan lantai, setelah dua penanda di buat,
bentangkan line bobbyn.

Halaman | 59
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

7. Buat pasangan batu membentuk letter U dengan 7 batu bata secara memanjang
dan 1 batu bata masing-masing pada kedua ujungnya secara melintang

Halaman | 60
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

8. Lakukan secara berurutan pada lapis ke 1 lalu lapis kedua dan lakukan sampe
10 lapis secara berulang-ulang. Gunakan waterpass untuk mengetahui
ketegakkan dan sejajar pada pasangan batu bata.
9. Bersihkan bagian yang masih belum rapi, dan simpan kembali alat alat yang
telah digunakan dari lokasi kerja

Lapis pertama pada ikatan biasa ½ batu

Halaman | 61
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Lapis kedua pada ikatan biasa ½ batu

Waterpass sebagai alat ukur kerataan dan ketegakan

Gambar ikatan bata ½ batu dengan belokan

Halaman | 62
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

3.2. Plesteran Dinding


Sebagaimana yang kita pelajari, plester dinding bata ada teknik dan cara tertentu.
Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah :
Bidang dinding sebelum plesteran dipasang harus bersih.
Adukan yang dipakai harus homogen.
Lapis pertama, lapis ke dua dan finishing maksimum tebalnya 1 ½ - 2 cm.
Permukaan plesteran harus rata dan tegak lurus.

3.2.1. Tujuan :
a. Mahasiswa mengerti tentang tata cara pekerjaan plesteran dinding
b. Mahasiswa mampu mempraktikkan pekerjaan plesteran dinding dengan baik
dan benar
c. Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan plesteran dinding yang baik dan
benar sehingga fungsi plesteran sebagai penguat ikatan bata dapat berfungsi
dengan baik
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja
dalam pembuatan plesteran dinding dan mengetahui bagaimana solusi
terbaiknya.

3.2.2. Alat & Bahan:


Alat Bahan
Waterpass Kapur
Cangkul Air
Kotak Spesi Batu bata merah
Sendok spesi Pasir
Ember
Meteran
Benang
Potongan papan 5 x 3 cm dengan tebal
3mm
Ruskam
Paku
Straigh edge

Halaman | 63
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

3.2.3. Langkah Kerja:


1. Sebelum melakukan pekerjaan plesteran dinding, cek terlebih dahulu
kondisi pasangan bata, apabila terdapat kotoran yang menempel bersihkan
permukaan batu bata.
2. Persiapkan bahan-bahan seperti mortar, air, dan perlatan seperti sendok
spesi, kotak spesi, waterpass, benang, paku, straight edge, ruskam.

3. Siram dengan air secukupnya pada permukaan yang akan diplester.

4. Buat adukan encer untuk lapisan pertama ( Slorry Coat )


5. Pasang paku pada keempat sudut bidang dinding, dengan jarak tepi ± 10 cm
dari pingir, dan ± 5 cm dari bawah.

Halaman | 64
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

6. Pasang benang dari satu paku ke paku yang lainnya dengan arah vertikal dan
horizontal, untuk mengetahui ketebalan plesteran yang sesungguhnya antara
yang tebal dan yang tipis.

7. Ambil adukan dengan sendok spesi lalu kita kamprotkan kepermukaan


dinding dimulai dari bawah dinding pasangan terus keatas, sampai
permukaan bata tertutup.
8. Siapkan triplek dengan ukuran 3x5 cm dan tebal ± 3 mm untuk dipasang di
plesteran sebagai tanda terlebih dahulu.

9. Buat plesteran dibagian atas dan bawah dengan ukuran ± 8x10 cm dan
ditempel triplek pada permukaan plesteran sebagai titik. Buat 3 titik atas dan
bawah untuk lebih mudah dalam pembuatan kepala plesteran.

Halaman | 65
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

10. Setelah titik itu kering, buat plesteran memanjang sebagai kepala plesteran
dipinggir kanan, kiri, dan tengah. Dan untuk pelontaran adukan dimulai dari
bawah dan berakhir diatas. Ratakan dengan ruskam dan tebal kepala harus
sama ketiganya.

11. Setelah kepala plesteran tadi agak kering, lanjutkan memplester bagian yang
masih kosong.

Halaman | 66
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

12. Setelah semua bidang itu penuh. Ratakan dengan straight edge, caranya
ditempel ke bagian plesteran dan ditarik ke atas. Iris bagian adukan yang
masih terlihat belum rata dengan menggunakan straight edge.

13. Haluskan permukaan dengan cara gosok dengan ruskam, dan cara
menggosokannya dengan arah melingkar, jika plesteran terlalu kering
perciklah dengan sedikit air.

14. Tes ketegakan dan kelurusan dengan waterpass.

15. Jangan lupa ukur kedataran dan ketegakan plesteran dengan menggunakan
waterpass batang

Halaman | 67
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

3.3. Ubin Dinding


Pemasangan ubin dinding lebih sulit bila dibandingkan dengan pemasangan ubin
lantai, karena pada pemasangan ubin dinding dituntut untuk memiliki permukaan
dinding yang rata dan tegak lurus juga siar yang rapi. Kesulitan dalam pekerjaan ini
terletak pada pemasangan ubin pada permukaan yang tegak, sehingga memungkinkan
ubin bisa terlepas dan jatuh dari bidang pekerjaan lebih besar.

3.3.1. Tujuan :
a. Mahasiswa mengerti tentang tata cara pemasangan ubin dinding dengan cara
yang baik dan benar.
b. Mahasiswa dapat mempraktikkan pemasangan ubin dinding dengan baik dan
benar.
c. Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan pemasangan ubin dinding yang baik
dan benar sehingga mendapatkan hasil yang maksimal sesuai yang
diinginkan.
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja
dalam pemasangan ubin dinding dan mengetahui bagaimana solusi
terbaiknya.

3.3.2. Alat & Bahan


Alat Bahan
Waterpass Kapur
Skrap spesi Air
Ember Ubin dinding 10 x 10 cm
Palu karet
Benang
Kain lap
Siku
Paku ( 2 mm dan 4 mm)
Palu

Halaman | 68
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

3.3.3. Langkah Kerja :


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Buat pasta kapur yang akan digunakan.


3. Merendam ubin yang akan digunakan, dan menyiram dinding kerja
secukupnya.
4. Melakukan pengecekan kondisi plesteran, jika masih terdapat bagian yang
cembung/ cekung maka tebal pasta kapur disesuaikan dengan ketegakan
permukaan.

5. Sebagai pedoman dalam pemasangan ubin dinding, pasangkan paku dengan


benang yang berjarak 1cm dari permukaan dinding, 10cm dari samping, dan
5cm dari bawah.

Halaman | 69
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

6. Periksa ketegakan dan kerataan benang menggunakan waterpass.


7. Gunakan skrap spesi untuk mengambil pasta kapur, kemudian letakan pada
dinding kerja sesuai dengan pedoman yang telah dibuat.

8. Pasang ubin pada ujung pertemuan kedua benang bagian bawah terlebih
dahulu sebagai pedoman kemudian tahan keramik dengan paku berukuran 4
mm tepat dibawahnya, dengan dipasang agak miring.

Halaman | 70
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

9. Pasang paku yang berukuran 2mm diatas ubin yang telah dipasang.

10. Pemasangan ubin dilakukan dengan membentuk huruf L sehingga terbentuk


siar yang tegak lurus dan sejajar. Ukur kedataran dan kerataan permukaan
ubin menggunakan waterpass batang.

Halaman | 71
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

11. Lakukan cara kerja tersebut berulang-ulang dalam pemasangan ubin sampai
mendapatkan hasil yang diinginkan.
12. Setelah ubin selesai di pasang Isi nut yang kosong dengan adukan kapur
dengan cara mengoleskannya.
13. Setelah selesai bersihkan hasil kerja menggunakan lap basah.

14. Rapihkan kembali perlatan yang telah digunakan dan bersihkan kembali
lokasi kerja.

Halaman | 72
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

3.4. Super Bata & Rooster


Super bata mempunyai permukaan yang halus, sehingga pada pemakaiannya tidak
memerlukan plesteran lagi. Superbata memiliki keunggulan yaitu dapat
mengurangi berat sendiri, sebagai peredam suara serta tahan terhadap gaya geser
dikarenakan lubang-lubang yang terdapat di super bata dapat memberi ikatan kuat
antara mortar dan superbata

3.4.1. Tujuan :
a. Mahasiswa mengerti tentang tata cara pemasangan super bata dan bata rooster
dengan lubang persegi
b. Mahasiswa dapat mempraktikkan pemasangan super bata dan bata rooster
serta memakai jointer pada setiap siarnya
c. Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan pemasangan super bata dan bata
rooster yang baik dan benar sehingga mendapatkan hasil yang maksimal sesuai
yang diinginkan.
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja
dalam pemasangan super bata dan bata rooster dan mengetahui bagaimana
solusi terbaiknya.

3.4.2. Alat & Bahan


Alat Bahan
Waterpass Kapur
Sendok spesi Air
Ember Batu Bata Rooster
Line bobbyn Super Bata
Benang Pasir
Jointer
Siku
Sekop dan cangkul
Mesin pemotong batu bata
Kotak spesi

Halaman | 73
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

3.4.3. Langkah Kerja


1. Siapkan Peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Ukur panjang pasangan dengan menggunakan meteran untuk mendapat
titik tengah pasangan.

3. Tandai tengah-tengah panjang batu bata sebagai titik tengah untuk


permulaan pemasangan bata super

4. Atur perletakan 7 buah bata super untuk memperkirakan ketebalan siar


yang sama serta pemasangan bata super yang simetris.

Halaman | 74
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

5. Buatlah adukan untuk memasang batu super pertama.

6. Ukur kerataan dan kedataran bata super pertama dengan menggunakan


waterpass. Selanjutnya beri adukan pada ujung yang lain dan pasangkan
bata supernya pula sehingga kedua bata super bisa diukur dengan
menggunakan tongkat ukur yang disimpan waterpass diatasnya.

Halaman | 75
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

7. Jika sudah merata, pasangkan line bobbyn sebagai patokan untuk


kedataran bata super.

Halaman | 76
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

8. Lakukan intruksi no 5-7 untuk lapisan berikutnya. Perbedaan lapisan


berikutnya menggunakan bata ½ dikedua ujung pasangan bata.
9. Setelah pemasangan 2 lapis, siar dirapihkan menggunakan jointer.

10. Untuk lapis ketiga dan seterusnya intruksi pemasangan masih sama,
hanya perbedaan pasangan batu bata yang memakai bata ½ . Pada
lapisan 3-5dibuat berlubang pada bagian tengah pasangan. Untuk
memahami setiap lapisnya, lihat gambar berikut :

Halaman | 77
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Halaman | 78
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

11. Pemasangan bata rooster sama seperti bata biasa. Berikut pasangan ikatan ½ dengan
belokan serta kombinasi dengan pekerjaan plesteran, ubin dinding, bata super dan bata
rooster

Halaman | 79
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dalam praktik kerja batu ini, banyak manfaat yang dapat kita ambil. Salah satunya
mahasiswa dituntut untuk mengenal dan mengerti hal- hal yang berkaitan dengan
konstruksi batu. Dalam praktik kerja batu ini mahasiswa di beri pengetahuan dan
dasar-dasar teknik pekerjaan batu yang baik dan benar. Selain itu juga perencanaan
dan pemasangan pada setiap pekerjaannya membutuhkan ketelitian dan kesabaran
yang tinggi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Mahasiswa juga harus selalu
memperhatikan keselamatan kerja. Pada saat pemasangan batu bata, plesteran
ataupun ubin harus dilakukan dengan hati- hati agar mendapatkan hasil yang
diharapkan.

4.2. Saran
 Dalam bekerja harus mengutamakan K-3
 Mengikuti instruksi yang telah diberikan.
 Bekerja dengan tekun dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin
 Menggunakan alat- alat dan bahan sesuai dengan fungsinya.
 Dalam proses pekerjaan harus rapi dan teliti

Halaman | 80
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga

tugas ini dapat diselesaikan. Karena berkat-Nya lah kami dapat menyusun laporan Konstruksi

Batu hingga selesai. Kami berharap laporan ini dapat berguna sebagai panduan untuk

mendidik ilmu yang lebih baik bagi pembaca.

Saya ucapkan terima kasih kepada para instruktur dan pembimbing yang telah mengajarkan

cara praktek batu dan teori praktek batu di bengkel maupun dikelas. Laporan ini dibuat agar

dapat melengkapi tugas praktek batu dan untuk memberikan informasi dan pengetahuan

terutama pada para pembaca, semoga dapat menjadi pengetahuan bermanfaat dalam

melaksanakan kerja dilapangan.

Demikian laporan yang saya susun, saya menyadari bahwa laporan ini kurang sempuran, oleh

karena itu saya mohon saran dan kritik dari instruktur maupun pembaca, sehingga saya dapat

memperbaiki dalam pembuatan laporan-laporan berikutnya atau laporan yang lainnya, saya

ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Halaman | i
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Ruang Lingkup ........................................................................................................... 2
1.3. Tujuan .......................................................................................................................... 2
1.4. Sumber Data ................................................................................................................ 2
1.5. Sistematika Penulisan................................................................................................. 3
BAB II
DASAR TEORI KERJA BATU ................................................................................................ 4
2.1. Pengertian Kerja Batu ................................................................................................ 4
2.2. Peralatan Keselamatan Kerja ..................................................................................... 7
2.3. Peralatan Kerja Batu ................................................................................................ 10
2.4. Bahan Kerja Batu ..................................................................................................... 17
2.4.1. Kapur .................................................................................................................. 17
2.4.2. Semen Portland .................................................................................................. 19
2.4.3. Pasir .................................................................................................................... 26
2.4.4. Batu Bata Merah ................................................................................................ 30
2.4.5. Super Bata .......................................................................................................... 33
2.4.6. Batu Kali ............................................................................................................ 34
2.4.7. Ubin PC .............................................................................................................. 34
2.4.8. Ubin Porselen .................................................................................................... 35
2.4.9. Air ....................................................................................................................... 35
2.5. Jenis - Jenis Pekerjaan Kerja Batu .......................................................................... 36
2.5.1. Pekerjaan Pondasi ............................................................................................. 36
2.5.2. Pekerjaan Ubin Lantai ...................................................................................... 37
2.5.3. Pekerjaan Ubin Dinding ................................................................................... 39
2.5.4. Pekerjaan Paving Block .................................................................................... 40
2.5.5. Pekerjaan Batako ............................................................................................... 45
2.6. Ikatan/ Pasangan Bata .............................................................................................. 48
2.6.1. Pengertian Pasangan / Ikatan Bata ................................................................... 48
Halaman | ii
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

2.6.2. Jenis-jenis Ikatan/pasangan bata ......................................................................... 48


2.7. Perhitungan Bahan.................................................................................................... 53
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM KERJA BATU ................................................................... 58
3.1. Ikatan Batu Bata ½ bt ............................................................................................... 58
3.1.1. Tujuan : .............................................................................................................. 58
3.1.2. Alat & Bahan : ................................................................................................... 58
3.1.3. Langka Kerja : ................................................................................................... 59
3.2. Plesteran Dinding ..................................................................................................... 63
3.2.1. Tujuan : .............................................................................................................. 63
3.2.2. Alat & Bahan: .................................................................................................... 63
3.2.3. Langkah Kerja: .................................................................................................. 64
3.3. Ubin Dinding ............................................................................................................ 68
3.3.1. Tujuan : .............................................................................................................. 68
3.3.2. Alat & Bahan ..................................................................................................... 68
3.3.3. Langkah Kerja : ................................................................................................. 69
3.4. Super Bata & Rooster ............................................................................................... 73
3.4.1. Tujuan : .............................................................................................................. 73
3.4.2. Alat & Bahan ..................................................................................................... 73
3.4.3. Langkah Kerja ................................................................................................... 74
BAB IV ..................................................................................................................................... 80
PENUTUP ................................................................................................................................ 80

Halaman | iii
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

DAFTAR PUSTAKA
Buku “Pedoman Konstruksi Batu” TEDC Bandung
ALIZAR UMB, Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana
SNI 03-0106-1987 tentang mutu dan cara uji ubin keramik
SNI SNI 03-2097-1991 tentang kapur untuk bahan bangunan

Halaman | iv
LAPORAN
PRAKTIKUM KERJA BATU
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah
Laboratorium Konstruksi I

Disusun Oleh :

KG-1A - Kelompok III

Ronny Edison Andreas 131111023


Sigit Bronto Larras 131111025
Supian Munawwar 131111026
Taufan Hidayat 131111027
Taufik Aditya Nirwan 131111028
Tsara Febrina Ismayanti 131111029
Wiwit Utami 131111030
Yedie Chahyadie 131111031
Yoga Try Kandidat 131111032
Salma St Zakiah 131111065

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014

Anda mungkin juga menyukai