Pelaksanaan Pekerjaan
Pondasi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang Mahakuasa atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga pembuatan modul Pelaksanaan Pekerjaan Batu dapat terselesaikan
dengan baik
II PEMBELAJARAN ................................................................................... 6
a. Rencana Belajar Peserta Didik .......................................................... 6
b. Tujuan ................................................................................................ 6
c. Uraian Materi ..................................................................................... 6
d. Skema pembelajaran pola Talking Learning to tasks ........................ 6
1. Tahap Telaah (T1) ...................................................................... 7
2. Tahap Teliti (T2) .......................................................................... 9
3. Tahap Tata (T3) .......................................................................... 21
4. Tahap Tutur (T4) ......................................................................... 21
e. Rangkuman ...................................................................................... 22
f. Tugas ................................................................................................. 22
g. Tes Formatif ....................................................................................... 23
h. Lembar Kerja Praktik ......................................................................... 25
i. Daftar 26
Pustaka…………….......................................................................
PETA KEDUDUKAN MODUL.
Modul 1
Modul 2
Identifikasi peralatan
Pelaksanaan pekerjaan
dan bahan pekerjaan
pondasi batu kali
batu
Modul 3
Modul 3
Pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan
pasangan dinding
plesteran
setengah bata
GLOSARIUM
Peralatan kerja batu : alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang tukang batu untuk
melakukan pekerjaan dalam pembuatan, pemasangan, atau perbaikan
bangunan atau konstruksi dari bahan batu alam atau buatan. Peralatan tukang
batu meliputi berbagai jenis alat, seperti palu batu, pahat, gergaji batu,
pengikir, pengikis, sekop batu, kikir, dan sebagainya. Peralatan tukang batu
juga dapat mencakup peralatan keamanan, seperti helm, kacamata
pelindung, sarung tangan, dan sepatu keselamatan. Dalam banyak kasus,
peralatan tukang batu juga termasuk mesin dan peralatan listrik seperti
gergaji batu listrik, mesin bor, dan mesin penggiling batu
Batu kali : batuan alam berukuran besar yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
pondasi atau struktur bangunan lainnya. Batu kali biasanya dipilih karena
daya dukungnya yang kuat dan tahan lama, sehingga cocok digunakan
sebagai bahan dasar pondasi yang stabil dan kokoh.
Batu merah : Batu merah atau sering juga disebut bata merah, merupakan salah satu jenis
bahan bangunan yang sering digunakan sebagai pasangan tembok. Batu
merah dibuat dari campuran tanah liat dan air yang kemudian dicetak dan
dibakar dalam oven hingga matang.
Hebel : bahan bangunan ringan yang terbuat dari campuran bahan-bahan seperti
pasir, kapur, semen, dan aluminium powder. Bahan ini juga dikenal dengan
nama Autoclaved Aerated Concrete (AAC) atau Cellular Concrete.
Batako : bahan bangunan berbentuk persegi panjang yang terbuat dari campuran
semen, pasir, dan agregat lain seperti batu split atau abu vulkanik.
Campuran atau mortar atau spesi : campuran bahan-bahan untuk membuat adukan atau plesteran
pada bangunan. Campuran ini terdiri dari semen sebagai bahan perekat, pasir
sebagai bahan pengisi, dan air sebagai pelarut untuk mengaktifkan reaksi
kimia pada semen.
Siar atau nat tembok : campuran bahan-bahan yang digunakan untuk mengisi celah antara bata
atau batu pada dinding atau tembok. Siar atau nat tembok terbuat dari
campuran bahan seperti pasir, semen, dan air.
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : Donny Pietersz
Nama Sekolah : SMKN 1 ILE APE
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : SMK FASE F
Elemen : Pelaksanaan pekerjaan konstruksi perumahan
Alokasi Waktu : 12 jp
B. Capaian Kompetensi
Elemen Capaian pembelajaran
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pada akhir Fase F peserta didik mampu
Perumahan melaksanakan prosedur K3LH dan
budaya kerja industri dalam pekerjaan
konstruksi perumahan.
C. Deskripsi
Meliputi penerapan prosedur K3LH dan budaya kerja industri dalam melaksanakan
pekerjaan dan mengevaluasi pekerja konstruksi dan perumahan, di antaranya pekerjaan
batu, pekerjaan beton, pekerjaan plumbing, pekerjaan rangka atap, pekerjaan plafon,
pekerjaan kusen pintu dan jendela, pekerjaan daun pintu dan daun jendela, pekerjaan
finishing dengan menerapkan praktik secara menyeluruh pada penggunaan peralatan dan
teknologi yang digunakan di bidang konstruksi dan perumahan.
Pekerjaan pondasi batu kali adalah proses pembuatan fondasi atau dasar bangunan dengan
menggunakan batu kali sebagai bahan utamanya. Proses pembuatan ini meliputi pengalian
tanah, penempatan batu kali sebagai lapisan penyeimbang dan penahan beban di atas
anstamping. Pondasi batu kali sering digunakan untuk bangunan yang berada di daerah
dengan tanah yang kurang stabil atau lunak, sehingga memerlukan struktur pondasi yang
lebih kuat dan stabil. Proses pembuatan pondasi batu kali memerlukan keahlian khusus
dan peralatan yang tepat agar dapat memastikan kekuatan dan kestabilan pondasi yang
dibangun
F. Kompetensi awal
Modul ini memerlukan prasyarat bagi peserta didik yang akan menggunakannya.
Prasyarat yang harus dipenuhi antara lain : peserta didik telah dan dapat
mengidentifikasi serta menggunakan perlatan tukang batu
c. Persiapan pembelajaran
➢ Memahami materi yang akan disampaikan
➢ Mengyiapkan lembar kerja peserta didik
➢ Menyiapkan alat bahan yang akan digunakan
2. Kegiatan Pembelajaran
a. Rencana belajar peserta didik kompetensi yang akan dipelajari dalam modul ini adalah
melaksanakan pekerjaan batu pekerjaan pondasi batu kali
b. Tujuan
Setelah proses pembelajaran peserta didik dapat
➢ Memahami pondasi menerus batu kali
➢ Membuat langkah langkah kerja pekerjaan pondasi menerus batu kali
➢ melaksanakan pekerjaan pondasi batu kali
Pertemuan 2
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi 10
1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan peserta
didik menjawab salam dari guru
2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa sebelum
pembelajaran dimulai P3 Beriman Bertakwa kepada Tuhan
YME dan Berahlak mulia
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik ( tatap muka).
Apersepsi
4. Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan
awal peserta didik terkait :
• Melaksanakan pekerjaan pondasi batu kali
5. Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran padapertemuan
yang akan berlangsung
Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection
M = (Mulai Diri)
Guru memberikan pertanyaan pemantik 10
Guru memberikan materi pembelajaran berupa video atau bahan
bacaan
E = (EksplorasiKonsep )
Peserta didik diberikan masalah pada materi pembelajaran
Peserta didik menggali konsep tentang materi pembelajaran
(P3 bernalar kritis)
Fase 2 : Research
R = (Ruang Kolaborasi) T1
A = (Aksi Nyata)
• Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di
sekitar yang berkaitan dengan materi
• Guru memberikan motivasi
• Guru menutup dengan memberikan salam
3. Materi
Pondasi adalah struktur dasar yang dibangun untuk menopang berat bangunan di atasnya
dan mentransfer beban bangunan ke lapisan tanah yang lebih kuat dan stabil di bawahnya.
Pondasi dibangun dengan tujuan untuk menjaga kestabilan dan keamanan bangunan.
Jenis pondasi yang digunakan tergantung pada jenis tanah yang ada di lokasi, beban
bangunan, dan faktor-faktor lain seperti cuaca dan lingkungan.
Berikut adalah beberapa jenis pondasi yang umum digunakan dalam konstruksi bangunan:
1. Pondasi dangkal: Pondasi dangkal adalah jenis pondasi yang umum digunakan untuk
bangunan yang tidak terlalu berat, seperti rumah atau bangunan kecil lainnya. Jenis
pondasi ini biasanya dibangun dengan cara menggali tanah hingga kedalaman tertentu
dan kemudian mengisi celah tersebut dengan beton atau batu bata.
2. Pondasi dalam: Pondasi dalam digunakan untuk bangunan yang lebih berat, seperti
gedung bertingkat tinggi. Pondasi ini biasanya dibangun dengan cara menancapkan
tiang atau balok ke dalam tanah untuk mencapai lapisan tanah yang kuat dan stabil.
3. Pondasi tiang pancang: Pondasi tiang pancang adalah jenis pondasi dalam yang terdiri
dari tiang-tiang pancang yang ditanam ke dalam tanah. Tiang pancang biasanya terbuat
dari beton, baja, atau kayu dan digunakan untuk memikul beban bangunan.
4. Pondasi pilar: Pondasi pilar adalah jenis pondasi yang dibangun dengan menempatkan
pilar-pilar beton di atasnya. Pilar-pilar tersebut dihubungkan dengan balok-balk yang
kemudian menjadi dasar untuk lantai bangunan.
5. Pondasi pelat: Pondasi pelat digunakan untuk bangunan dengan beban yang tersebar
merata, seperti gudang atau pabrik. Pondasi ini biasanya dibangun dengan cara
menempatkan pelat beton di atas tanah dan kemudian mengikatnya dengan balok dan
kolom.
6. Pondasi kombinasi: Pondasi kombinasi adalah jenis pondasi yang menggabungkan
beberapa jenis pondasi dalam satu bangunan. Pondasi ini digunakan untuk mengatasi
kondisi tanah yang sulit atau tidak stabil. Misalnya, pondasi kombinasi dapat terdiri dari
pondasi dalam dan pondasi pilar.
2. Pondasi Beton Bertulang: Pondasi ini terdiri dari beton dan baja tulangan yang
memberikan kekuatan dan kestabilan yang lebih baik.
Gambar :
3. Pondasi Tiang Pancang: Pondasi ini dibuat dengan menancapkan tiang pancang ke
dalam tanah hingga mencapai lapisan tanah yang lebih stabil dan kuat.
Gambar :
4. Pondasi Cakar Ayam: Pondasi ini dibuat dengan menggunakan beton bertulang dan
memiliki bentuk seperti cakar ayam dengan tujuan untuk menyeimbangkan beban yang
diterima oleh pondasi.
Gambar :
5. Pondasi Batu Bata: Pondasi ini dibuat dengan menggunakan batu bata dan semen dan
cocok untuk bangunan yang ringan.
Gambar :
Setiap jenis pondasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan harus dipilih
dengan cermat untuk memastikan kestabilan dan keamanan bangunan. Pembangunan
pondasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi tanah,
beban bangunan, dan lingkungan sekitarnya.
Penting untuk memperhatikan kualitas bahan dan tahapan pekerjaan pondasi, terutama jika
pondasi akan dibangun di atas batu kali yang mungkin memiliki keberagaman dalam jenis
dan ukuran batu. Hal ini dapat mempengaruhi kekuatan dan stabilitas pondasi serta
keselamatan bangunan secara keseluruhan.
4. Assessment
Dalam proses Asesemen : penilaian dalam pembelajaran saya hanya memberikan jobsheet
dan observasi untuk mengukur kemampuan peserta didik, Skema Pembelajaran pola
Taking Learning to tasks (4T) kita sudah bisa menilai dan mengukur kemampuan siswa
Nama :
Kelas :
Jurusan :
KELAS /SEMESTER : XI / 1
TAHUN PELAJARAN : 2022/2023
DURASI WAKTU : 16 JP @ 45 MENIT
1. CAPAIAN PEMEBELAJARAN
Pada akhir Fase F peserta didik mampu melaksanakan prosedur K3LH dan budaya budaya
kerja industri dalam pekerjaan konstruksi perumahan
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
2. DESKRIPSI
Deskripsi Meliputi penerapan prosedur K3LH dan budaya kerja industri dalam
melaksanakan pekerjaan dan mengevaluasi pekerja konstruksi dan perumahan, di
antaranya pekerjaan batu, pekerjaan beton, pekerjaan plumbing, pekerjaan rangka atap,
pekerjaan plafon, pekerjaan kusen pintu dan jendela, pekerjaan daun pintu dan daun
jendela, pekerjaan finishing dengan menerapkan praktik secara menyeluruh pada
penggunaan peralatan dan teknologi yang digunakan di bidang konstruksi dan perumahan.
5. Tujuan Belajar
Setelah menyelesaikan pembelajaran, maka peserta didik diharapkan mampu:
1. Melalui pengamatan peserta didik dapat menjelaskan tahapan-tahapan
pelaksaanaan pekerjaan pondasi batu kali dengan jujur dan penuh rasa percaya diri.
2. Melalui pengamatan peserta didik dapat memahami penggunaan perlatan praktik
dalam pemasangan pondasi batu kali.
3. Melalui pengamatan peserta didik dapat memahami pelaksanaan pemasangan
pondasi batu kali dengan jujur dan penuh rasa percaya diri.
6. Materi Pembelajaran
Memasang pondasi batu belah/batu kali
Persyaratan batu belah sebagai bahan konstruksi pondasi adalah batu tersebut
mempunyai permukaan yang kasar, berukuran ± 25 cm, bersih dari segala kotoran. Batu
belah yang permukaannya halus kurang baik dipakai sebagai bahan pondasi, sehingga
harus dipecah terlebih dahulu agar didapatkatkan permukaan yang kasar. Demikian
juga dengan batu belah yang berpori sebaiknya tidak digunakan untuk bahan konstruksi
pondasi. Permukaan batu yang kasar akan membuat ikatan yang kokoh.Pada umumnya
tampang lintang dari badan pondasi batu belah berbentuk trapesium dengan lebar sisi
bagian atas paling sedikit 25 cm, sehingga didapatkan susunan batu yang kokoh.
Sebelum dipasang, batu belah harus disiram air terlebih dahulu. Bila tanah dasar pondasi
banyak mengandung air, maka sebelum pondasi dipasang harus disusun terlebih dahulu
pasangan batu kosong yang diisi pasir pada rongga-rongganya.
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
3. Tuliskan Alat keselamatan kerja dalam pekerjaan pasangan pondasi batu kali
yang saudara gunakan!
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
.......................................................................................
7. Assesment kognitif
Instrumen Penilaian Observasi dan kegiatan praktik
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut
Aspek Penilaian
No Nama Peserta Didik 1 2 3 Jumlah Nilai
2.
3.
4.
5.
Aspek dan Rubrik Penilaian
No Aspek Penilaian Nilai Perolehan Nilai
1. Kejelasan dan kedalaman informasi
a. Informasi disampaikan secara jelas,
lengkap, dan relevan dengan topik/tema
yang didiskusikan. 30
b. Informasi disampaikan secara jelas,
lengkap, tetapi kurang relevan dengan
topik/tema yang dipraktekkan 20
c. Informasi disampaikan secara jelas,
tetapi kurang lengkap. 10
2. Keaktifan dalam Praktek
a. Sangat aktif dalam Praktek 30
b. Cukup aktif dalam Praktek 20
c. Kurang aktif dalam Praktek 20
3. Kejelasan dan kerapian dalam presentasi
a. Presentasi sangat jelas dan rapi. 40
b. Presentasi cukup jelas dan rapi. 30
c. Presentasi dengan jelas tetapi kurang
rapi. 20
d. Presentasi dengan kurang jelas dan
kurang rapi. 10
C. PENILAIAN SUMATIF
Asesmen sumatif merupakan asesmen yang dilakukan guru setelah menyelesaikan
proses pembelajaran. Hasil asesmen sumatif digunakan untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik, mengukur konsep dan pemahaman peserta didik, serta
mendorong untuk melakukan aksi dalam mencapai kompetensi yang dituju
D. Pengayaan dan Remidial
➢ Pengayaan : Bagi peserta didik yang sudah mencapai kompetensi, pengayaan
berupa tugas mandiri
➢ Peserta didik yang belum mencapai kompetensi yang ingin dicapai diberi
pembelajaran remedial dengan membaca materi di link pembelajaran yang sudah
disiapkan oleh guru dan diberikan waktu 1 minggu. Setelah satu minggu guru
mengevaluasi kemajuan kompetensi peserta didik.