(MASIONARY)
Disusun oleh :
RAPLY HASTA GRACIA PERMANA
1 MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI 3
NIM 2241320099
1
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, para instruktur atau pembimbing yang
telah memberikan persetujuan atas laporan praktek kerja batu yang disusun oleh :
2
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Allah swt Yang Maha Kuasa dengan ini saya sebagai
penulis dapat menyelesaikan catatan pada mata kuliah Kerja Batu tepat pada
waktunya.Tugas ini sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah praktek kerja batu
di Politeknik Negeri Malang
Penulis berharap laporan praktik lapangan ini dapat bermanfaat baik bagi diri
penulis sendiri maupun bagi generasi penerus yang akan membacanya. Penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam catatan ini! untuk itu
sangat dibutuhkan saran dan kritik untuk kemajuan yang lebih baik lagi.
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
I.II. TUJUAN
Tujuan praktik kerja batu antara lain sebagai berikut:
Memahami dan dapat menerapkan langkah dan teknik kerja batu.
Memahami serta mengidentifikasi permasalahan apa saya yang
kemungkinan terjadi pada konstruksi/pekerjaan batu.
Menjadikan pribadi yang terampil dan memberi pengajaran tentang cara
kerja di lapangan sesuai standart.
Mengetahui cara menggunakan alat dengan baik dan benar atau sesuai
dengan fungsinya.
Mengetahui dan memahami jenis jenis pekerjaan batu.
Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik pemasangan kerja batu yang baik
dan benar
Mengetahui pentingnya K3 pada suatu pekerjaan.
I.III. MANFAAT
Manfaat yang dapat kita peroleh dari praktek kerja batu antara lain:
Mengetahui cara membuat konstruksi bangunan yang baik dan benar.
Mengetahui cara pasang rollag, pasangan 1/2 bata, pasangan pilar, plesteran,
acian, pasang keramik dinding dan keramik lantai.
Mempunyai wawasan dasar untuk menggunakan peralatan yang dibutuhkan
saat kerja batu.
Mempunyai wawasan dasar kerja batu saat berada langsung di lapangan.
Mengetahui cara yang benar dalam memilih bahan bangunan yang bagus
dan berkualitas
6
Apabila bahan campuran sudah ditetapkan sesuai takaran yang telah
ditentukan, maka tidak boleh dilebihkan atau dikurangi.
3. Lokasi Perencanaan Kerjaan
Suatu pekerjaan harus sesuai dengan rencana atau lokasi pekerjaan
4. Keselamatan Kerja
Mempelajari dan memperhatikan tentang keselamatan kerja melalui
pengalaman-pengalaman yang pernah dialami maupun diperolehnya.
5. Kebersihan Lokasi Kerja
Tempat kerja yang berserakan peralatannya, material dan lainnya sungguh
merupakan suatu hal yang sangat membahayakan diri sendiri maupun orang
lain.
I.V. METODE
Metode yang digunakan dalam praktek kerja batu kali ini menggunakan
metode manual dengan tujuan untuk mengetahui dan memberikan pembelajaran
secara mendasar dalam pemasangan batu bata, plester, serta pemasangan kerasmik
secara manual dengan baik dan benar sesuai metode pengajaran yang telah
diberikan, sehingga kita dapat mengerjakan dengan baik di lapangan dengan
langkah dan pencampuran material yang benar serta sesuai.
7
BAB II
DASAR TEORI
Teori yang digunakan dalam kerja bengkel adalah teori keselamatan kerja.
Pengertian dari keselamatan kerja itu sendiri adalah tata cara bagaimana kita dapat
menjaga keselamatan kerja diri maupun berkelompok pada saat melaksanakan
kerja.
Perlangkapan yang dapat digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja antara
lain:
1. Safety helmt, digunakan untuk melindungi kepala dari runtuhan atau
rontokan, benda pada waktu bekerja.
8
2. Sepatu boot/ safety shoes, digunakan untuk melindungi kaki dari paku atau
benda-benda tajam lainnya.
3. Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan dari bahan semen atau
kapur
4. Masker, digunakan untuk menutup hidung dari debu atau abu pada saat
menuang kapur ataupun bahan lainnya.
Apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja, kita dapat segera melakukan
pertolongan pertama dengan P3K dan melaporkan kejadian pada instruktur,
pelaksana ataupun mandor pada saat berada di lapangan.
Perlengkapan yang terdapat pada kotak P3K antara lain:
1. Obat tetes luka
2. Plester luka
3. Alkohol
4. Kapas, dll.
9
BAB III
PERALATAN DAN BAHAN
III.I. PERALATAN
Dalam pemasangan bata, plesteran dan pemasangan ubin banyak sekali
peralatan yang kita gunakan, antara lain adalah:
1. Sendok Spesi
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Banyak
sekali macam sendok spesi, ada yang berbentuk segitiga dan ada juga yang
berbentuk oval.
Fungsi : untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada saat pemasangan
bata.
Gambar :
2. Sekop
Alat ini terbuat dari plat baja dan diberi tangkai dari kayu.
Fungsi: untuk mengaduk spesi, menggali tanah dan sebagainya.
Gambar :
10
3. Unting - unting
Unting-unting terbuat dari kuningan, besi ataupun timah.
Fungsi: sebagai pengganti waterpass vertical yaitu untuk mengukur
ketegakkan pada pasangan bata.
Gambar :
4. Line Bobbyn
Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk segi tiga. Line
Bobbyn terdiri dari dua buah plat baja yang dihubungkan dengan benang.
Fungsi: digunakan untuk garis petunjuk pemasangan batu bata. Pemakaian
alat ini dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan pemakaian paku,
karena kedudukan alat ini mudah diatur.
11
6. Waterpass
Terbuat dari aluminium, dalam waterpass terdapat cairan encer yang
ada gelembung udara di dalamnya. Apabila pasangan sudah datar dan tegak,
maka gelembung udara tepat berada di tengah-tengah.
Fungsi: untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
Gambar:
7. Siku-siku Besi
Alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut
siku-siku dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam satuan cm.
Fungsi: Digunakan untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam
pemasangan bata.
Gambar:
8. Ember
Ember ada yang terbuat dari plat baja tipis, dan ada juga yang terbuat
dari plastik.
Fungsi: untuk mengambil air, menakar pasir atau semen, membawa adukan
dan lain-lain
12
Gambar:
9. Meteran
Ada yang terbuat dari plat baja tipis dada juga yang terbuat dari kayu
yang disebut meteran lipat. Pada meteran tercantum garis ukuran dalam
millimeter, sentimeter dan inchi.
Fungsi: digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan tinggi.
Gambar:
10. Kapur
Kapur ini biasanya terbuat dari batuan sedimen bewarna putih.
Fungsi: digunakan untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam
pengukuran.
`Gambar:
13
11. Jointer
Jointer ini terbuat dari besi.
Fungsi: digunakan untuk membersihkan siar pada pasangan bata.
Gambar:
14
14. Sikat
Fungsi: untuk membersihkan permukaan pasangan sebelum di plester
Gambar:
15. Gerobak
Fungsi: digunakan untuk mengangkut bata, semen, kapur dan lainnya.
Gambar:
III.I. BAHAN-BAHAN
Bahan yang digunakan dalam pemasangan bata, plesteran dan ubin
bermacam-macam, antara lain :
1. Batu Bata
Bata terbuat dari:
Tanah liat
Air
Kemudian dibakar dengan sekam atau kayu
15
Sudutnya berbentuk siku-siku
Mempunyai warna yang seragam
Saat dipukul suaranya nyaring
Pada saat dihancurkan, nilai kehancurannya minimum
Tidak terdapat banyak lubang
Permukaan rata, tidak bergelombang
2. Pasir
Cara mendapatkan pasir
Pasir dapat kita peroleh dari sungai ataupun gunung
16
Cara menentukan mutu pasir yang baik:
Ambil pasir digenggaman kita kemudian kita lepaskan. Apabila
banyak pasir yang masih menempel di tangan kita, maka pasir
tersebut mengandung banyak lumpur dan tidak layak digunakan
Ambil beberapa contoh pasir, lalu dipanaskan. Apabila
menimbulkan bau yang menyengat berarti mengandung bahan
organik, maka pasir tidak baik
3. Semen
Bahan dasar semen:
CaO (60-70%)
SiO2 (20-30%)
Al2O3 (5-10%)
Fe2O3 (5-10%)
17
Ciri-ciri semen yang baik:
Tidak menggumpal/tidak membatu/tidak mengeras
Kering serta kantong sak tidak rusak
Butiran masih halus
4. Kapur
Cara memperoleh kapur:
Dapat kita peroleh dari gunung kapur
Fungsi kapur:
Sebagai bahan pengikat
Memudahkan pekerjaan
Campuran semen
18
Ciri-ciri kapur yang baik:
Harus terpadamkan dengan baik
Membentuk tepung halus
Dalam keadaan kering kadar air <10%
Kadar bagian yang aktif tidak kurang dari 90%
Butiran kasar <5%
5. Air
Fungsi air adalah untuk menghomogenkan bahan untuk pembuatan spesi.
19
BAB IV
PEMASANGAN
20
IV.II. PEMASANGAN BATA
21
22
23
TAMPAK
DEPAN
TAMPAK
DEPAN
TAMPAK
DEPAN
TAMPAK
DEPAN
24
25
IV.III. PLESTERAN DINDING
Langkah-langkah plesteran dinding adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat baja dari kotoran yang mudah lepas,
siapkan peralatan, bahan dan ukur ruangan terhadap ketepatan ruangan (siku-siku
=> diagonal) dengan meteran. (lihat denah ruangan dibawah ini)
26
3. Pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang unting-unting
selebar 2 - 5 (umumnya 3 cm), setebal 1 - 2 cm, setinggi dari lantai (boleh dari
plint) hingga setinggi dinding yang dipasang, bila untuk ruangan, kepala
plesteran dari sudut dinding dengan jarak 20 cm, dan jarak interval 1 - 1,5 m.
5. Perciki permukaan dinding yang akan diplester dengan air, isikan bahan
plesteran (adukan) dengan komposisi adukan yang dikehendaki, pada
permukaan dinding dengan ketebalan lebih sedikit dari pada kepala plesteran.
27
IV. IV. PEMASANGAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING
Cara pemasangan keramik lantai dan dinding:
a. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk
menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
b. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup
kering dan rata air.
c. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak
ruangan/tangga/dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau dinding
dimulai dari tulangan ini.
d. Sebelum dipasang, keramik lantai atau dinding agar direndam dalam air
terlebih dahulu.
e. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
f. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus
penuh, baik permukaan dasar maupun dibadan belakang keramik lantai atau
dinding yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang
dianjurkan adalah:
- Untuk lantai, Semen: Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata: 2 - 4 cm
- Untuk dinding, Semen: Pasir = 1:4, dengan ketebalan rata-rata: 2,0 cm
28
g. Lebar nat yang dianjurkan, untuk lantai = 4 - 5 mm dan dinding = 2 mm,
dengan campuran pengisi nat (Grout) semen atau bahan khusus yang
ada dipasaran. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint.
h. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak tertentu dengan
mempertimbangkan desainnya, agar tidak menerima beban terlalu berat.
i. Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, dapat
digunakan bahan pembersih yang ada dipasar dengan kadar asam tidak lebih
dari 5%, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih.
j. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses
pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan
ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik lantai atau dinding yang
akan dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
29
BAB V
PERHITUNGAN BAHAN
Jumlah Pasir dan Jumlah Kapur
Dengan perhitungan jumlah spesi atau volume spesi dari dinding tembok
dapat dihitung menggunakan perbandingan yang ada:
Tebal siar
Lebar siar menurut lebar batu bata
Panjang siar menurut batu bata
lingkaran.atas lingkaranbawah
V timba = 2 X tinggi timba
30
BAB VI
PENUTUP
VI.I. KESIMPULAN
Pekerjaan pemasangan merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam
suatu konstruksi bangunan. Oleh karena itu, pemasangan yang baik dan benar
sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas mutu bangunan tersebut.
Kesimpulan yang di dapat dari laporan ini antara lain:
1. Keselamatan kerja harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan taat.
2. Sebagai engginer perencanaan dan pemasangan harus didasarksan
kesabaran dan ketelitian agar hasil baik dan maksimal.
3. Pada saat pemasangan harus dilkukan dengan hati-hati dan teliti agar
hasilnya sesuai dengan yang kita inginkan.
4. Untuk spesi atau campuran harus selalu diperhatikan atau sesuai yang
diberikan oleh instruktur.
5. Pada saat plesteran harus diperhatikan penuh, karena dalam pekerjaan ini
perlu kesabaran yang penuh.
31
Untuk menghilangkan debu pada bata dan mengatur peresapan air adukan,
bata direndam dalam air sampai gelembung udara hilang (2-5 menit)
Setelah penambahan air pada adukan harus segera dihabiskan/dipakai,
jangan melebihi 2,5 jam dan harus dilakukan pengadukan ulang selama
masa pelaksanaan untuk menjaga homogenitas.
Penggunaan alat alat keselamatan penting untuk diperhatikan untuk
mencegah accident yang tidak diinginkan
VI.II. SARAN
Dalam pekerjaan batu diperlukan suatu ketelitian dari para pekerja, tidak
hanya itu, pengetahuan mengenai kerja batu diperlukan agar hasil pengerjaan sesuai
dengan standart yang berlaku sehingga konstruksi dapat kokoh sesuai kegunaanya,
dalam meminimalkan bahan bahan yang digunakan harus memperhatikan
banyaknya bahan yang digunakan agar tidak terbuang sia sia begitu saja.
Pemasangan spesi dan nat harus diperhatikan untuk ketelitian serta ketebalan yang
sesuai begitu pula dengan ketegakan dan kemiringan yang harus kita teliti
menggunakan waterpass. Agar bata ataupun keramik dapat dipasangkan dengan
baik maka konsistensi spesi harus diperhatikan agar tidak terlalu encer ataupun
sebaliknya. Pendokumentasian dalam praktik kerja ini diperlukan demi mendukung
kesempurnaan penyusunan laporan.
32
DOKUMENTASI
33
34
35