Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA BATU

(MASIONARY)

Disusun oleh :
RAPLY HASTA GRACIA PERMANA
1 MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI 3
NIM 2241320099

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, para instruktur atau pembimbing yang
telah memberikan persetujuan atas laporan praktek kerja batu yang disusun oleh :

Nama : Raply Hasta Gracia Permana


NIM : 2241320099
Kelas :1 MRK 3
Absen : 17
Nama Kegiatan : Praktik Kerja Batu (masionary)
Mata Kuliah : Bengkel
Jens Pengujian : 1. Cara memasang rolag bata
2. Cara memasang pilar
3. Cara memasang plesteran
4. Cara memasang keramik dinding dan lantai
Waktu Pelaksanaan : 6 Maret – 15 Maret 2023

Malang, 21 Maret 2023


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

MOH. CHARITS, ST.


NIP. 19610331 199003 1 001

2
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Allah swt Yang Maha Kuasa dengan ini saya sebagai
penulis dapat menyelesaikan catatan pada mata kuliah Kerja Batu tepat pada
waktunya.Tugas ini sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah praktek kerja batu
di Politeknik Negeri Malang

Dengan telah selesainya penyusunan laporan ini, penulis menyampaikan


terima kasih kepada instruktur dan pembimbing yang telah mengajarkan materi
pada saat praktikum maupun saat pengarahan teori di kelas. Terima kasih juga
Penulis sampaikan kepada teman teman kelompok penulis yaitu Roudhotul Inayah,
Siti Nur Hidayah, dan Salwa Salsabilah yang telah bekerjasama sebaik mungkin
untuk tim penulis dalam melakukan teamwork sehingga pada praktik kerja batu ini
dapat berjalan secara cepat dan mudah dengan bantuan serta kerja sama teman
teman semuanya.

Penulis berharap laporan praktik lapangan ini dapat bermanfaat baik bagi diri
penulis sendiri maupun bagi generasi penerus yang akan membacanya. Penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam catatan ini! untuk itu
sangat dibutuhkan saran dan kritik untuk kemajuan yang lebih baik lagi.

Malang, 21 Maret 2023

Raply Hasta Gracia Permana


NIM. 2241320099

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i


Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang ........................................................................... 1
I.II. Tujuan ....................................................................................... 1
I.III Manfaat ..................................................................................... 2
I.IV Batasan Masalah ...................................................................... 2
I.V Metode ....................................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI................................................................................ 4
BAB III PERALATAN DAN BAHAN
III.I. Peralatan .................................................................................. 6
III.II. Bahan-bahan ........................................................................... 13
BAB IV PEMASANGAN
IV.I. Pembuatan Spesi...................................................................... 18
IV.II. Pemasangan Bata ................................................................... 18
IV.III. Plesteran Dinding.................................................................. 24
IV.IV. Pemasangan Keramik Lantai dan Dinding .......................... 25
BAB V PERHITUNGAN BAHAN ................................................................ 27
BAB VI PENUTUP
VI.I. Kesimpulan .............................................................................. 29
VI.II. Saran....................................................................................... 30

4
BAB I
PENDAHULUAN

I.I. LATAR BELAKANG


Perkembangan berbagai desain dalam suatu konstruksi pula yang menjadi
tantangan bagi seorang insinyur sipil untuk menemukan teknik terbaik dari segi
pemasangan, kekuatan dan spesifikasi dari material sehingga memperkokoh suatu
konstruksi itu sendiri. Hal inilah yang menjadi landasan penting bagi mahasiswa
untuk mengetahui teknik yang baik dan benar mengenai proses pembuatan suatu
konstruksi.
Praktik Kerja Batu merupakan salah satu dari mata kuliah yang ada di Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang. Mahasiswa diharuskan mempraktikkan
secara lansung teori-teori mengenai konstruksi batu yang telah dipelajari. Selain itu,
mahasiswa diberi pengetahuan dasar mengenai proses pembuatan suatu konstruksi.
Berbagai acuan yang harus diperhitungkan dengan baik, sehingga dalam
pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan yang dapat mengakibatkan berkurangnya
kekuatan daripada suatu konstruksi itu sendiri. Sebagai pemula, pengetahuan
perhitungan bahan dan pengenalan jenis-jenis alat & bahan serta pengecekan
kondisi bahan diberikan untuk memudahkan dalam proses pekerjaan selanjutnya,
Oleh karena itu, sekarang ini banyak sekali diperlukan seseorang yang terampil dan
professional untuk kerja batu. Maka para mahasiswa harus dilatih dan diajarkan
untuk menjadi seorang engineer sipil yang professional dan handal dengan melalui
praktik-praktik di bengkel. Tujuannya yaitu untuk melatih keterampilan para
mahasiswa dalam praktek kerja batu, khususnya dalam merencanakan suatu
konstruksi bangunan.

5
I.II. TUJUAN
Tujuan praktik kerja batu antara lain sebagai berikut:
 Memahami dan dapat menerapkan langkah dan teknik kerja batu.
 Memahami serta mengidentifikasi permasalahan apa saya yang
kemungkinan terjadi pada konstruksi/pekerjaan batu.
 Menjadikan pribadi yang terampil dan memberi pengajaran tentang cara
kerja di lapangan sesuai standart.
 Mengetahui cara menggunakan alat dengan baik dan benar atau sesuai
dengan fungsinya.
 Mengetahui dan memahami jenis jenis pekerjaan batu.
 Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik pemasangan kerja batu yang baik
dan benar
 Mengetahui pentingnya K3 pada suatu pekerjaan.

I.III. MANFAAT
Manfaat yang dapat kita peroleh dari praktek kerja batu antara lain:
 Mengetahui cara membuat konstruksi bangunan yang baik dan benar.
 Mengetahui cara pasang rollag, pasangan 1/2 bata, pasangan pilar, plesteran,
acian, pasang keramik dinding dan keramik lantai.
 Mempunyai wawasan dasar untuk menggunakan peralatan yang dibutuhkan
saat kerja batu.
 Mempunyai wawasan dasar kerja batu saat berada langsung di lapangan.
 Mengetahui cara yang benar dalam memilih bahan bangunan yang bagus
dan berkualitas

I.IV. BATASAN MASALAH


1. Pekerja
Pekerjaan batu tidak dapat dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya.
2. Bahan

6
Apabila bahan campuran sudah ditetapkan sesuai takaran yang telah
ditentukan, maka tidak boleh dilebihkan atau dikurangi.
3. Lokasi Perencanaan Kerjaan
Suatu pekerjaan harus sesuai dengan rencana atau lokasi pekerjaan
4. Keselamatan Kerja
Mempelajari dan memperhatikan tentang keselamatan kerja melalui
pengalaman-pengalaman yang pernah dialami maupun diperolehnya.
5. Kebersihan Lokasi Kerja
Tempat kerja yang berserakan peralatannya, material dan lainnya sungguh
merupakan suatu hal yang sangat membahayakan diri sendiri maupun orang
lain.

I.V. METODE
Metode yang digunakan dalam praktek kerja batu kali ini menggunakan
metode manual dengan tujuan untuk mengetahui dan memberikan pembelajaran
secara mendasar dalam pemasangan batu bata, plester, serta pemasangan kerasmik
secara manual dengan baik dan benar sesuai metode pengajaran yang telah
diberikan, sehingga kita dapat mengerjakan dengan baik di lapangan dengan
langkah dan pencampuran material yang benar serta sesuai.

7
BAB II
DASAR TEORI

Kerja Batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut


pekerjaan batu atau yang menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang
digunakan adalah batu buatan dan bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu
zat perekat, batu dapat disusun dalam berbagai hubungan bentuk dan hubungan
batu.Dikenal beberapa macam jenis pekerjaan, antara lain:
1. Batu
2. Beton
3. Besi
4. Kayu, dll

Pekerjaan batu meliputi semua kegiatan pekerjaan yang menggunakan


bahan dari batu atau semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan batu,
misalnya:
1. Pengukuran
2. Pemasangan
3. Finishing

Teori yang digunakan dalam kerja bengkel adalah teori keselamatan kerja.
Pengertian dari keselamatan kerja itu sendiri adalah tata cara bagaimana kita dapat
menjaga keselamatan kerja diri maupun berkelompok pada saat melaksanakan
kerja.
Perlangkapan yang dapat digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja antara
lain:
1. Safety helmt, digunakan untuk melindungi kepala dari runtuhan atau
rontokan, benda pada waktu bekerja.

8
2. Sepatu boot/ safety shoes, digunakan untuk melindungi kaki dari paku atau
benda-benda tajam lainnya.
3. Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan dari bahan semen atau
kapur
4. Masker, digunakan untuk menutup hidung dari debu atau abu pada saat
menuang kapur ataupun bahan lainnya.

Apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja, kita dapat segera melakukan
pertolongan pertama dengan P3K dan melaporkan kejadian pada instruktur,
pelaksana ataupun mandor pada saat berada di lapangan.
Perlengkapan yang terdapat pada kotak P3K antara lain:
1. Obat tetes luka
2. Plester luka
3. Alkohol
4. Kapas, dll.

Apabila terjadi kebakaran di tempat kerja, langkah-langkah yang dapat kita


ambil antara lain:
1. Dengan menggunakan kain basah
2. Dengan menggunakan tabung pemadam kebakaran
3. Dengan menggunakan pasir

Langkah-langkah di atas bertujuan agar pekerja dapat meminimalkan


terjadinya kecelakaan maupun kebakaran pada saat bekerja. Meskipun demikian,
para pekerja tetap dituntut untuk selalu waspada dan mengutamakan keselamatan
kerja.

9
BAB III
PERALATAN DAN BAHAN

III.I. PERALATAN
Dalam pemasangan bata, plesteran dan pemasangan ubin banyak sekali
peralatan yang kita gunakan, antara lain adalah:
1. Sendok Spesi
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Banyak
sekali macam sendok spesi, ada yang berbentuk segitiga dan ada juga yang
berbentuk oval.
Fungsi : untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada saat pemasangan
bata.
Gambar :

2. Sekop
Alat ini terbuat dari plat baja dan diberi tangkai dari kayu.
Fungsi: untuk mengaduk spesi, menggali tanah dan sebagainya.
Gambar :

10
3. Unting - unting
Unting-unting terbuat dari kuningan, besi ataupun timah.
Fungsi: sebagai pengganti waterpass vertical yaitu untuk mengukur
ketegakkan pada pasangan bata.
Gambar :

4. Line Bobbyn
Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk segi tiga. Line
Bobbyn terdiri dari dua buah plat baja yang dihubungkan dengan benang.
Fungsi: digunakan untuk garis petunjuk pemasangan batu bata. Pemakaian
alat ini dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan pemakaian paku,
karena kedudukan alat ini mudah diatur.

5. Palu Pemotong Bata


Alat ini terbuat dari baja dengan tangkai yang terbuat dari kayu.
Fungsi: sebagai pemotong bata, selain itu alat ini juga digunakan untuk
memukul paku.
Gambar:

11
6. Waterpass
Terbuat dari aluminium, dalam waterpass terdapat cairan encer yang
ada gelembung udara di dalamnya. Apabila pasangan sudah datar dan tegak,
maka gelembung udara tepat berada di tengah-tengah.
Fungsi: untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
Gambar:

7. Siku-siku Besi
Alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut
siku-siku dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam satuan cm.
Fungsi: Digunakan untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam
pemasangan bata.
Gambar:

8. Ember
Ember ada yang terbuat dari plat baja tipis, dan ada juga yang terbuat
dari plastik.
Fungsi: untuk mengambil air, menakar pasir atau semen, membawa adukan
dan lain-lain

12
Gambar:

9. Meteran
Ada yang terbuat dari plat baja tipis dada juga yang terbuat dari kayu
yang disebut meteran lipat. Pada meteran tercantum garis ukuran dalam
millimeter, sentimeter dan inchi.
Fungsi: digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan tinggi.
Gambar:

10. Kapur
Kapur ini biasanya terbuat dari batuan sedimen bewarna putih.
Fungsi: digunakan untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam
pengukuran.
`Gambar:

13
11. Jointer
Jointer ini terbuat dari besi.
Fungsi: digunakan untuk membersihkan siar pada pasangan bata.
Gambar:

12. Ruskam kayu dan besi


Ruskam ini terbuat dari kayu atau besi yang diberi tangkai pada
belakangnya.
Fungsi: untuk meratakan plesteran dinding dengan jalan menggosok-
gosokkannya pada plesteran.
Gambar:

13. Ayakan Pasir


Ayakan terbuat dari kawat yang diberi kerangka kayu dan berbentuk
empat persegi panjang.
Fungsi: untuk menyaring pasir, semen, kapur atau bahan lainnya.
Gambar:

14
14. Sikat
Fungsi: untuk membersihkan permukaan pasangan sebelum di plester
Gambar:

15. Gerobak
Fungsi: digunakan untuk mengangkut bata, semen, kapur dan lainnya.
Gambar:

III.I. BAHAN-BAHAN
Bahan yang digunakan dalam pemasangan bata, plesteran dan ubin
bermacam-macam, antara lain :
1. Batu Bata
 Bata terbuat dari:
 Tanah liat
 Air
 Kemudian dibakar dengan sekam atau kayu

 Ciri-ciri bata yang baik:


 Pembakarannya matang/sempurna (paling baik adalah dibakar
dengan kayu)
 Ukurannya tepat 6x13x27cm atau 5x11x23cm

15
 Sudutnya berbentuk siku-siku
 Mempunyai warna yang seragam
 Saat dipukul suaranya nyaring
 Pada saat dihancurkan, nilai kehancurannya minimum
 Tidak terdapat banyak lubang
 Permukaan rata, tidak bergelombang

 Cara penyimpanan bata yang baik:


 Simpan di tempat yang tidak terlalu lembab ataupun kering
 Sebelum bata ditumpuk sebaiknya diberi alas terlebih dahulu agar
air pada tanah tidak terserap oleh bata tersebut. Sebab bata
mempunyai daya serap tinggi
 Bata disusun berselang-seling agar tidak pecah atau retak, dan
penyusunannya juga jangan terlalu tinggi (kira-kira 2 m) ini
bertujuan agar mudah dalam pengambilannya
 Pada bagian atas sebaiknya juga diberi tutup plastik atau terpal agar
terlindung dari cuaca yang dapatmengurangi mutunya

2. Pasir
 Cara mendapatkan pasir
Pasir dapat kita peroleh dari sungai ataupun gunung

 Ciri-ciri pasir yang baik:


 Bersih
 Keras
 Susunan besar butir harus baik
 Besar butiran maximum 5 mm
 Kandungan lumpur/tanah liat max 5%

16
 Cara menentukan mutu pasir yang baik:
 Ambil pasir digenggaman kita kemudian kita lepaskan. Apabila
banyak pasir yang masih menempel di tangan kita, maka pasir
tersebut mengandung banyak lumpur dan tidak layak digunakan
 Ambil beberapa contoh pasir, lalu dipanaskan. Apabila
menimbulkan bau yang menyengat berarti mengandung bahan
organik, maka pasir tidak baik

 Fungsi pasir adalah sebagai bahan pengisi

 Cara menyimpan pasir:


Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak ada
kita dapat memberi alas terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur
dengan tanah dan diwaktu pengambilannya juga mudah. Supaya pasir
tidak berantakan, maka disamping-sampingnya dapat kita dampingi
dengan bata

3. Semen
 Bahan dasar semen:
 CaO (60-70%)
 SiO2 (20-30%)
 Al2O3 (5-10%)
 Fe2O3 (5-10%)

 Fungsi semen adalah sebagai bahan pengikat atau perekat


 Sifat-sifat semen:
 Mudah mengeras bila terkena udara lembab/air
 Mudah dikerjakan (work ability)
 Kuat (strength)

17
 Ciri-ciri semen yang baik:
 Tidak menggumpal/tidak membatu/tidak mengeras
 Kering serta kantong sak tidak rusak
 Butiran masih halus

 Cara menentukan mutu semen:


 Periksa kantong-kantong semen apakah kemasan masih utuh dan
baik.
 Periksa isinya apakh masih halus atau sudah menggumpal
 Bila semen telah berumur lebih dari 3 bulan, mutunya harus
diperiksa dengan cara buat lempengan kue adukan semen, setelah
lempengan kue adukan berumur 24 jam lalu direbus selama 3 jam.
Bila lempengan kue tersebut tidak retak maka semen masih bagus
dan bias digunakan.

 Cara menyimpan semen:


Supaya semen tidak mengeras, maka harus disimpan pada ruangan
khusus. Dindingnya dilapisi dengan kertas aspal, serta dipasang lantai
yang tingginya 30 cm dari permukaan tanah agar udara di dalam ruangan
tidak lembab. Sebaiknya semen yang jenisnya berbeda dipisah, begitu
pula dengan semen yang baru dating tidak boleh ditumpuk dengan semen
yang telah lama disimpan.

4. Kapur
 Cara memperoleh kapur:
Dapat kita peroleh dari gunung kapur

 Fungsi kapur:
 Sebagai bahan pengikat
 Memudahkan pekerjaan
 Campuran semen

18
 Ciri-ciri kapur yang baik:
 Harus terpadamkan dengan baik
 Membentuk tepung halus
 Dalam keadaan kering kadar air <10%
 Kadar bagian yang aktif tidak kurang dari 90%
 Butiran kasar <5%

 Cara menyimpan kapur:


Kapur harus disimpan dalam ruangan tertutup untuk mencegah
terserapnya air oleh kapur. Penyimpanan kapur hendaknya lebih tinggi
dari permukaan banjir.

5. Air
 Fungsi air adalah untuk menghomogenkan bahan untuk pembuatan spesi.

 Air yang baik digunakan:


 Air bersih
 Tidak berwarna
 Tidak berbau
 Bukan air laut (mengandung garam), karena dapat mengurangi
kekuatan ikatan bata.
 Tidak berasa

19
BAB IV
PEMASANGAN

IV.I. PEMBUATAN SPESI


Langkah-langkah pembuatan spesi adalah sebagai berikut:
1. Ayaklah pasir dan kapur terlebih dahulu hingga tidak menggumpal dan halus
2. Siapkan pasir dan kapur dengan perbandingan 1 : 4 (4 ember pasir, 1 ember
pasir}
3. Kemudian masukkan satu persatu bahan tersebut ke dalam tempat pembuatan
spesi.
4. Kemudian tambahkan air, jangan terlalu encer dan jangan terlalu kental atau
bias kita sebut dengan plastis
5. Aduk dengan cangkul atau sekop hingga merata.
6. Pindahkan ke bak spesi dan spesi dapat digunakan.

IV.II. PEMASANGAN ROLLAG


Langkah-Langkah pembuatan rollag adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengukuran pada tempat yang akan di pasang rollag hingga
membentuk garis yang lurus
2. Meletakkan bata di pojok sudut sisi tembok yang sudah di pasang line bobbyn
3. Menyusun bata dengan posisi berdiri beralaskan mortar serta dengan jarak
antar bata sebesar ujung jari jentik
4. Melanjutkan menyusun batu hingga jumlah yang telah di tentukan (19 bata)

20
IV.II. PEMASANGAN BATA

21
22
23
TAMPAK
DEPAN

TAMPAK
DEPAN

TAMPAK
DEPAN

TAMPAK
DEPAN

24
25
IV.III. PLESTERAN DINDING
Langkah-langkah plesteran dinding adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat baja dari kotoran yang mudah lepas,
siapkan peralatan, bahan dan ukur ruangan terhadap ketepatan ruangan (siku-siku
=> diagonal) dengan meteran. (lihat denah ruangan dibawah ini)

2. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob)


dan tandai dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang paku).

26
3. Pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang unting-unting
selebar 2 - 5 (umumnya 3 cm), setebal 1 - 2 cm, setinggi dari lantai (boleh dari
plint) hingga setinggi dinding yang dipasang, bila untuk ruangan, kepala
plesteran dari sudut dinding dengan jarak 20 cm, dan jarak interval 1 - 1,5 m.

4. Periksa kepala plesteran 3 selurus kepala plesteran 1 & 2 dengan menarik


benang lurus.

5. Perciki permukaan dinding yang akan diplester dengan air, isikan bahan
plesteran (adukan) dengan komposisi adukan yang dikehendaki, pada
permukaan dinding dengan ketebalan lebih sedikit dari pada kepala plesteran.

6. Ratakan dan potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau


tongkat kayu yang lurus dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran
1 & 3.

27
IV. IV. PEMASANGAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING
Cara pemasangan keramik lantai dan dinding:
a. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk
menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
b. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup
kering dan rata air.
c. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak
ruangan/tangga/dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau dinding
dimulai dari tulangan ini.
d. Sebelum dipasang, keramik lantai atau dinding agar direndam dalam air
terlebih dahulu.
e. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
f. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus
penuh, baik permukaan dasar maupun dibadan belakang keramik lantai atau
dinding yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang
dianjurkan adalah:
- Untuk lantai, Semen: Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata: 2 - 4 cm
- Untuk dinding, Semen: Pasir = 1:4, dengan ketebalan rata-rata: 2,0 cm

28
g. Lebar nat yang dianjurkan, untuk lantai = 4 - 5 mm dan dinding = 2 mm,
dengan campuran pengisi nat (Grout) semen atau bahan khusus yang
ada dipasaran. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint.
h. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak tertentu dengan
mempertimbangkan desainnya, agar tidak menerima beban terlalu berat.
i. Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, dapat
digunakan bahan pembersih yang ada dipasar dengan kadar asam tidak lebih
dari 5%, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih.
j. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses
pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan
ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik lantai atau dinding yang
akan dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.

29
BAB V
PERHITUNGAN BAHAN
 Jumlah Pasir dan Jumlah Kapur
Dengan perhitungan jumlah spesi atau volume spesi dari dinding tembok
dapat dihitung menggunakan perbandingan yang ada:
 Tebal siar
 Lebar siar menurut lebar batu bata
 Panjang siar menurut batu bata

V spesi = tebal x lebar x panjang


= 0,01 m x 0,1 m x 0,21 m
= 0.00021 m3

Perbandingan kapur dengan pasir = 1 : 4


Jadi, kapur 1/4 x V spesi = 1/4 x 0,00021 m3 = 0,000035 m2
Pasir 5/4 x V spesi = 5/4 x 0,00021 m3 = 0,000175 m2

lingkaran.atas  lingkaranbawah
V timba = 2 X tinggi timba

Sama perbandingan kapur dan pasirnya 1 : 4


 berbeda dengan plesteran dengan perbandingan 1 kp : 3 ps
 berbeda juga dengan finishing dengan kapur saja 3mm tebal
 V = luas x tebal

30
BAB VI
PENUTUP

VI.I. KESIMPULAN
Pekerjaan pemasangan merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam
suatu konstruksi bangunan. Oleh karena itu, pemasangan yang baik dan benar
sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas mutu bangunan tersebut.
Kesimpulan yang di dapat dari laporan ini antara lain:
1. Keselamatan kerja harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan taat.
2. Sebagai engginer perencanaan dan pemasangan harus didasarksan
kesabaran dan ketelitian agar hasil baik dan maksimal.
3. Pada saat pemasangan harus dilkukan dengan hati-hati dan teliti agar
hasilnya sesuai dengan yang kita inginkan.
4. Untuk spesi atau campuran harus selalu diperhatikan atau sesuai yang
diberikan oleh instruktur.
5. Pada saat plesteran harus diperhatikan penuh, karena dalam pekerjaan ini
perlu kesabaran yang penuh.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


 Adukan baru jangan tercampur dengan adukan lama atau bahan-bahan sisa
yang sudah tidak aktif.
 Gunakan takaran untuk mendapatkan campuran yang homogen (merata).
 Air yang digunkan harus bersih.
 Adukan jangan terlalu kering atau terlalu basah.
 Bata yang sudah dipasang tidak boleh diketuk me4nggunakan palu.
 Pemasangan spesi yang baik adalah ± ujung jentik jari tangan.
 Bak tempat adukan sebaiknya ditutup plastik untuk menjaga penguapan air.

31
 Untuk menghilangkan debu pada bata dan mengatur peresapan air adukan,
bata direndam dalam air sampai gelembung udara hilang (2-5 menit)
 Setelah penambahan air pada adukan harus segera dihabiskan/dipakai,
jangan melebihi 2,5 jam dan harus dilakukan pengadukan ulang selama
masa pelaksanaan untuk menjaga homogenitas.
 Penggunaan alat alat keselamatan penting untuk diperhatikan untuk
mencegah accident yang tidak diinginkan

 Cara pengamanan bahan, yaitu:


a. Menyimpan pasir jangan di tempat becek atau dapat tercampur dengan
daun-daun atau kotoran lainnya.
b. Penyimpanan semen tidak boleh melebihi 2 bulan dan harus disimpan
pada tempat yang kering.
c. Penyimpanan kapur harus disimpan pada tempat yang kering.
d. Bata/batako tidak boleh langsung diletakkan pada permukaan tanah dan
tempatkan pada tempat yang tidak terlalu kering ataupun terlalu lembab.

VI.II. SARAN
Dalam pekerjaan batu diperlukan suatu ketelitian dari para pekerja, tidak
hanya itu, pengetahuan mengenai kerja batu diperlukan agar hasil pengerjaan sesuai
dengan standart yang berlaku sehingga konstruksi dapat kokoh sesuai kegunaanya,
dalam meminimalkan bahan bahan yang digunakan harus memperhatikan
banyaknya bahan yang digunakan agar tidak terbuang sia sia begitu saja.
Pemasangan spesi dan nat harus diperhatikan untuk ketelitian serta ketebalan yang
sesuai begitu pula dengan ketegakan dan kemiringan yang harus kita teliti
menggunakan waterpass. Agar bata ataupun keramik dapat dipasangkan dengan
baik maka konsistensi spesi harus diperhatikan agar tidak terlalu encer ataupun
sebaliknya. Pendokumentasian dalam praktik kerja ini diperlukan demi mendukung
kesempurnaan penyusunan laporan.

32
DOKUMENTASI

33
34
35

Anda mungkin juga menyukai