1.1.
Latar Belakang
Dewasa ini “Pengetahuan Teknik Praktik Konstruksi” sangatlah diperlukan
, terlebihsemakin berkembang pesatnya jenis material yang ada
dipasaran. Berangkat darikondisi inilah pengetahuan teknik pemasangan suatu
material menjadi semakinmeluas. Pengetahuan dan teknik yang benar ini
menjadi faktor terpenting
dalam pembuatansuatukonstruksi.Karenapadadasarnya,teknikyangbaikakanberd
ampak pada kekuatan suatu konstruksi itu sendiri. Tidak hanya itu, sebagaicalon
insinyur sipil kita perlu mengetahui permasalahan-permasalahan yang
seringterjadi dilapangan pada saat pembuatan suatu konstruksi, sehingga
mampu memberisolusi dan mengatasinya dengan teknik terbaik berdasarkan
ilmu pengetahuan yangtelah didapat sebelumnya.Perkembangan berbagai desain
dalam suatu konstruksi pula yang menjadi
tantangan bagiseorangperambahsipiluntukmenemukanteknikterbaikdarisegipem
asangan,kekuatan dan spesifikasi dari material sehingga memperkokoh suatu
konstruksi itusendiri. Hal inilah yang menjadi landasan penting bagi mahasiswa
untuk mengetahuiteknik yang baik dan benar mengenai proses pembuatan suatu
konstruksi.Laboratorium Konstruksi Batu merupakan salah satu dari mata
kuliah yang ada
di jurusanTeknikSipilPoliteknikNegeriBandung.Mahasiswamembutuhkanmenje
laskan secara lansung teori-teori mengenai konstruksi batu yang
telahdipelajari. Selain itu, mahasiswa diberi pengetahuan dasar mengenai proses
pembuatansuatu konstruksi. Berbagai acuan yang harus diperhitungkan dengan
baik, sehinggadalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan yang dapat
diakibatkan berkurangnyakekuatandaripadasuatukonstruksiitusendiri.Sebagaipe
mula, pengetahuanperhitunganbahandanpengenalanjenis-jenisalat&bahanserta p
engecekankondisibahandiberikanuntukmemudahkandalamprosespekerjaanselanj
utnya.
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATUJURUAN TEKNIK
SIPILPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022)
2013789, Ekst. 266Bandung
Halaman
| 2
1.2.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Praktik Konstruksi Batu ini meliputi pengetahuan tentang kerja
batu,mengetahui tentang penerapan K-3 dalam kerja batu, mengidentifikasi
macam-macam bahan dan mampu mengetahui mutu bahan dengan
mengeceknya dilapangan,mengetahui macam macam dari jenis pekerjaan batu,
mengetahui dan membedakan jenisikatan/pasanganbata,mengetahui tentang cara
menghitung kebutuhan
bahan,mengetahui dan mengeringkan teknik-teknik yang baik dan benar
dalam pekerjaan batu,sertamengidentifikasipermasalahan-
permasalahanyangseringterjadidilapangan ketika pembuatan suatu konstruksi
dan mengetahui bagaimana mengatasinyadan memberi solusi yang terbaik.
1.3.
Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Batu ini meliputi :
Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis bahan dan alat serta
melakukan pengecekan mutu suatu bahan d ilapangan
Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan batu
Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan suatu bahan yang diperlukan
dalam pembuatan suatu konstruksi
Mahasiswa mampu melapisi teknik pemasangan batu yang baik dan benar
Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan yang sering terjadi
pada saat ini pembuatan suatu konstruksi serta mampu mewujudkannya
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerja batu atau sering disebut juga masonry adalah pekerjaanpemasangan
dinding bata maupun lantai yang terbuat dari kramik dan sejenisnya. Dalam pemasangannya
seorang mahasiswa harus mampu menguasaimateri dan teknik yang akan dipakai dalam
praktek kerja batu.
1.1 Latar belakang
Batu merupakan salah satu kekayaan alam yang banyak digunakan untuk pembuatan
suatu konstruksi,baik rumah,jalan dan lain sebagainya.Dalam pengerjaannya kita harus teliti
dan ulet,sehingga kita memerlukan tenaga profesional untuk mengerjakannya, sebab apabila
kita salah, baik dalam pengerjaannya, maupun penghitungannya kita dapat mengalami
kerugia n,baik material maupun finansial.
Melalui praktek kerja batu ini para mahasiswa diajarkan bagaimana cara
menghitung,menyelesaikan masalah,penggunaan alat yang sesuia, dan lain sebagainya yang
mendukung dalam praktek kerja batu,serta untuk melatih para mahasiswa menjadi tenaga
konstruksi profesional,dan penulisan laporan ini sebagai referensi yang dipelajari,agar para
mahasiswa dapat membagi dan mempergunakan ilmunya yang didapat dalam praktek ini,
dilingkungan sosial.
1.2 Tujuan Umum
a. Memiliki pengetahuan tentang kontruksi batu.
b. Mengetahui jenis serta dapat menggunakan peralatan kerja sesuai dengan keperluannya.
c. Menganalisa kebutuhan bahan yang diperlukan.
d. Mengetahui teknis pelaksanaan pemasangan dinding bata denganbenar.
1.3 Manfaat
Setelah melakukan praktek kerja batu mahasiswa dapat mengetahui
teknik pemasangan bata,penggunaan alat yang sesuai, memecahkan permasalahan dan
persoalan yang timbul didalam pelaksanaan praktek
kerja batu, dilatih untuk bisa menggunakan akalnya yang t
BAB II
DASAR TEORI UMUM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunianya,
kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan materi ini. Tidak lupa kami ucapkan
terimahkasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan kepercayaan kepada kami dalam
menyelesaikan laporan ini, serta teman – teman yang memberikan dukungan baik berupa moral
maupun moril dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan, karena sesungguhnya inilah keterbatasan ilmu yang kami miliki dan kami juga
hanyalah manusia biasa.Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” tak ada manusia yang
luput dari kesalahan, begitupula dengan kami, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.Maka
dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan demi kelancaran dalam pembuatan
laporan b
erikutnya dan juga untuk menmbah wawasan kami sebagai penulis dan semoga dengan
selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca serta teman – teman
pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Asistensi...................................................................................................................... i
Lembar Pengesahan.................................................................................................................. 1
Kata Pengantar......................................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................... 4
BAB III
JOB VI PENGACIAN............................................................................................... 51
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja batu atau sering disebut juga mansory adalah pekerjaan pemasangan inding atau bata baik
untuk lantai, dinding, maupun pagar.
Kerja batu (mansory) juga merupakan pasangan pondasi, pasangan tegel, pasangan rollag, plasteran,
dan acian (finshing). Bahan – bahan yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi batu terdiri dari :
· Pasir
· Semen
· Kapur
· Air
Meteran
Sikat kawat
Tongkat ukur
Jidar
Ayakan pasir
Grobak dorong
Pemegang bata
· Sendok Spesi
· Sendok plasteran
· Sendok kecil
· Water pass
· Plat siku
· Unting – unting
· Jointer
· Ruskam
BAB II
DASAR TEORI
1. Jenis Bahan
a. Batu Bata
Bata adalah suatu bahan yang terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa bahan campuran, kemudian
dicetak dalam ukuran tertentu.Berbentuk balok yang dikeraskan melalui pembakaran, sehingga tidak
hancur kembali bila direndam dalam air. Standar ukuran bata di Indonesia adalah
115
240
52
Penyimpanannya: pada dasarnya batu dilapangan harus diberi alas agar air dibawahnya tidak meresap,
karena bata mempunyai daya serap yang tinggi. Sebaiknya di atasnya ditutupi dengan terpal atau
plastik agar terlindung dari cuaca yang akan mengurangi mutu bata itu sendiri. Batu bata harus di
susun berselang seling. Agar tidak pecah atau retak, dari susunan ini yang paling tinggi 2 m, agar bata
yang berada paling bawah tidak pecah.
b. Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan juga gilingan batu, pasir
merupakan butiran – butiran mineral atau agregar halus yang mempunyai gradasi maksimal 0-4 mm.
fungsinya pada pasangan sebagai pengisi.
Penyimpanannya: setiap penumpukan pasir harus diberi alas agar pasir tidak bercampur dengan tanah
yang dibawahnya. Lebih – lebih sewaktu pengambilannya dengan sekop.
c. Semen
Semen adalah bahan perkat utama dalam adukan dan semen mempunyai sifat membantu kalau terkena
air atau udara lembab.Untuk mencegah terjadinya pengerasan maka semen harus disimpan di dalam
ruang khusus serta tidak perlu ada jendela.Dinding ruangan harus dilapisi dengan kertas aspal dan
lantainya ditinggikan 30 cm dari permukaan tanah agar udara ruangan tidak lembab. Semen di susun
diatas sebuah palet jaraknya dari dinding 50 cm dan tinggi susunan semen 2 m agar karung paling
bawah tidak pecah di sebabkan berat semen di atasnya dan juga muda dalam pengambilannya.
d. Kapur
Kapur berasal dari pembakaran baru kapur, kemudian dilebur dalam air sehingga menjadi tepung.Sifat
dari kapur adalah menyerap air.Justru itu kapur harus disimpan terhindar dari kelembapan.Kapur
berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan.Agar kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik
maka penyimpanan kapur dilapangan harus di tempat kering dan di usahakan beratap agar terhindar
dari hujan, penimbunan kapur ini juga harus lebih tinggi dari permukaan banjir daerah tersebut.
e. Air
Air yang digunakan untuk pengaturan mortar hendaknya air bersih atau air yang dapat di minum.Air
berfungsi untuk menghomogenkan adukan mortar, merendam bata, dan membersihkan pasangan
sebelum disambung dan lain-lain. Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung minyak, alkali,
dan garam untuk mengaduk mortar, sebab ini akan mengurangi kekuatan pasangan dan jangan
memakai air yang mengandung zat besi atau tingkat keasamannya tinggi.
2. Peralatan
a. Sendok Spesi
Berguna untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pemasangan. Alat ini terbuat dari plat baja
yang tipis dan tangkai kayu. Daun sendok ini terbuat berbentuk segitiga dan sisinya sama panjang
bata.
b. Sendok Plasteran
berguna untuk mendrop pada saat memplaster dinding dan juga untuk menghaluskan dinding. Alat ini
terbuat dari plat tipis dan diberi tangkai kayu dibelakangnya.
c. Sendok kecil
Kegunaannya sama dengan sendok spesi tapi digunakan pada bidang pekerjaan yang tidak dapat
menggunakan sedok spesi.
d. Waterpass
Waterpass terbuat dari kayu atau aluminium atau kotak nivo yaitu sebuah tabung gelas yang di
dalamnya berisi cairan eter dan ada gelembung udara di dalamnya.Waterpas pada umumnya
mempunyai dua tabung nivo yang satu untuk mengukur kedataran dan yang satu untuk ketegakan.
Untuk memotong bata, membelah, dan mempertajam batu bata.Disamping itu juga dapat di gunakan
untuk memukul paku.
f. Plat siku
Alat ini terbuat dari plat besi atau baja dengan membentuk siku 90 o dilengkapi dengan garis (cm),
gunanya untuk menyetel kesikuan pasangan pada sudut-sudut pertemuan dinding.
Blok Bobbyn terbuat dari 2 buah potongan kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan di huungkan
dengan benang sedangkan Line Bobbyn terbuat dari besi di hubungkan dengan benang, guna kedua
alat ini di gunakan untuk mencatokkan benang sebagai pedoman pemasangan batu.
h. Unting-unting
Berguna untuk mengukur ketegakan suatu konstruksi, juga untuk mengukur ketepatan titik konstruksi
bangunan.Unting-unting terbuat dari besi atau timah dengan berat lebih dari 300-500 gram.
i. Jointer
Terbuat dari plat besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berguna untuk mebersihkan dan
membentuk siar pada pasangan bata. Juga ada yang terbuat dari besi yang diberitangkai kayu.
j. Ruskam
Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi pasangan untuk meratakan plasteran dinding.
k. Meteran
Untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang, dan tinggi pada medan kerja. Panjangnya bermacam-
macam 1m-5m.meteran ada yang terbuat dari plat baja tipis dan digulung dari kotak kecil sebagai
pelindungnya. Juga ada meteran kayu yang dilipat.
l. Sikat kawat
Terbuat dari balok kayu, pada permukaannya di pasang kawat – kawat sebagai sikatnya, gunanya
untuk membersihkan bidang kerja dari kotoran.
m. Tingle
Gunanya untuk mencegah kendoran benang sewaktu memasang bata. Terbuat dari plat baja yang
salah satu sisinya dibuat bergigi.
n. Kotak spesi
Untuk menentukan tinggi setiap lapisan pasangan, dan juga untuk mebantu waterpass dalam
menentukan kedataran pasangan.
p. Jidar
80
250
10
q. Ayakan pasir
s. Pegangan bata
BAB III
JOB I
A. TUJUAN
B. INSTRUKSI UMUM
· Teknik perletakan bata harus benar
· Setiap lapisan batu bata harus dicetak kerataannya dan keseluruhannya sehingga tampak bagus.
· Setiap pengambilan mortar dengan sendok spesi harus pas untuk memasang bata.
C. ALAT
· Sendok spesi
· Kotak spesi
· Ember
· Ayakan pasir
· Line bobbyn
· Water pass
· Meteran
· Skop
· Gerobak dorong
D. BAHAN
· Pasir
· Semen
· Batu bata
· Air
E. LANGKAH KERJA
2) Adukan spesi dibuat dengan perbandingan 1:5, dimana satu kapur, dan lima pasir.
3) Benang dipasang sebagai pedoman untuk kelurusan pasangan batu bata dan line bobbyn digunakan
untuk membentuk sudut siku
4) Pasangan bata dipasang dengan mengikuti benang dan lapisan paling bawah diberi spesi sebagai
spesi datar
F. ANALISA BAHAN
Diketahui :
· Panjang pasangan : 75 cm
· Tinggi pasangan : 45 cm
Penyelesaian :
= 0,132 m3
4,135
Jumlah bata
= + 5%
= + 5%
= + 5%
= + 5%
= 63,793
= 64 biji
= 64 x 2
G. GAMBAR KERJA
45
75 75
H. KESIMPULAN
Pada pekerjaan job memasang dinding satu bata membentuk sudut siku diperoleh kesimpulan :
I. SARAN
1. Pastikan pemasangan dinding batu bata benar – benar siku pada sudut pertemuannya karena
tengahnya dapat berfungsi sebagai profil
2. Melakukan pengecekan untuk tiap lapisan pasangan bata agar hasil lebih maksimal serta tidak
menjadi hambatan nantinya.
A. TUJUAN
ü Memasang batu bata pada sudut pertemuan dinding dengan tegak dan datar
B. INSTRUKSI UMUM
ü Setiap pengambilan mortar dengan sendok spesi harus pas untuk memasang batu bata.
C. ALAT
ü Sendok spesi
ü Kotak spesi
ü Ember
ü Ayakan pasir
ü Line bobbyn
ü W2ater pass
ü Meteran
ü Skop
ü Gerobak dorong
D. BAHAN
ü Pasir
ü Semen
ü Batu bata
ü Air
E. LANGKAH KERJA
4) Adukan spesi dibuat dengan komposisi 1:5, yakni satu kapur dan lima pasir
5) Benang dipasang sebagai pedoman untuk kelurusan pasangan bata dan digunakan line bobbyn untuk
membuat siku
6) Mulai memasang batadengan mengikuti benang tadi dan lapisan paling bawah diberi spesi sebagai siar
datar
8) Pasangan bata dilanjutkan sampai ketinggian tertentu dan tetap memperhatikan kerapian siar pada
pasangan bata
F. ANALISIS BAHAN
Diketahui :
ü Tinggi pasangan : 55 cm
Peneyelesaian :
= 0,0784 m3
= 0,03135 m3
ü Volume total
= 0,0784 + 0,03135
= 0,10975 m3
Pasir : 5 x 0,675 = 3,375
3,925
= 150 x 55
= 8250 cm2
= x (120x55)
= 3300 cm2
= 8250 + 3300
= 11550 cm 2
Jumlah bata
= + 5%
= + 5%
= + 5%
= + 5%
= 103,960 + 5% (103,960)
=103,960 + 5,198
=110 biji
G. GAMBAR KERJA
H. KESIMPULAN
Pada pekerjaan job memasang dinding setengah bata membentuk sudut siku diperoleh kesimpulan :
I. SARAN
1. Pastikan pasangan dinding batu benar benar siku pada sudut pertemuannya
2. Siar tegak yang terdapat pada dinding itu tidak boleh sejajar
4. Melakukan pengecekan untuk tiap lapisan bata agar hasil lebih maksimal serta tidak menjadi hambatan
nantinya
5. Penempatan alat dan bahan kiranya ditempatkan yang muda dijangkau serta tidak menghalangi orang lain.
JOB III
A. Tujuan
B. Instruksi Umum
C. Keselamatan Kerja
Alat:
2. Sekop, digunakan untuk mengaduk pasir, semen dan air hingga menjadi mortar.
3. Ember, digunakan sebagai alat penakar perbandingan campuran dan untuk mengambil air.
4. Ayakan pasir, digunakan untuk mengayak pasir agar lebih halus dan gradasinya kurang lebih sama.
7. Gerobak Dorong, digunakan untuk membawa alat/bahan dalam jumlah yang besar
Bahan:
1. Pasir 3. Batu Bata
2. Kapur 4. Air
5. Balok (Ukuran 80 cm)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan sebelum praktek dimulai
4. Mengayak pasir dan kapur sebelum ditakar lalu dicampur, perbandingan yang dipakai adalah 1:4
7. Setelah bahan tercampur dengan baik, kemudian diberi air sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai
campuran terlalu encer
8. Mengaduk bahan tersebut dengan cara membolak – balik dengan menggunakan sekop, aduk sampai
betul – betul merata
9. Memindahkan mortar ke dalam kotak adukan, setelah itu mortar siap digunakan pada pemasangan
bata
11. Memotong papan yang akan digunakan sebagai penopang (pengganti kusen) sesuai dengan ukuran
yang telah di tentukan.
12. Memasang balok diantara kedua pasangan batu yang akan di pasangi rollag
13. Mengukur kedataran balok dengan mengunakan waterpass.
15. Lanjutkan pemasangan dinding di samping kiri dan kanan rollag miring dan lanjutkan pasangan bata
yang telah ditentukan oleh instruktur.
16. Memasang rollag dengan cara dari ujung ke ujung, hati-hati pada saat pemasangan bata.
17. Melanjutkan pasangan bata di atas rollag sebanyak satu lapis. Perhatikan kemiringan bata dengan
menggunakan benang acuan yang diletakkan ditengah bawah dari bidang kerja. Dengan kemiringan
masing-masing 60°.
18. Lanjutkan pemasangan bata sebanyak yang telah ditentukan, hingga kedua ujungnya bertemu di
tengah
19. Setelah itu, berilah satu bata ditengah pertemuan rollag tersebut kemudian berikan campuran pada
lapisan terakhir.
20. Setelah Rollag terpasang lanjutkanlah pemasangan dinding ½ bata di kiri dan kanan rollag
21. Pasang bata hingga sejajar dengan ujung rollag dan tambahkan 3 lapis keatas (seperti gambar
dibawah)
F. Analisa Perhitungan
= 2000 cm2
= 0.2 m2
+ 5%
Perbandingan Campuran 1 : 4 =
• 0,76
• 2,7 +
3,46
= x 5 x 0,02
= 0,078 m3
= 7,8 ≈ 8 liter
= x 5 x 0,02
= 0,022 m3
= 2,2 ≈ 3 liter
Kesimpulan
Ø Pemasangan rollag akan rapi bila pemasangannya dipasang tepat pada garis pertemuan dua sisi
pasangan batu yang menjadi dasar pada pemasangan rollag dan papan penyangga ditopang kayu yang
kuat.
Saran
Ø Keseriusan dalam bekerja serta penggunaan alat yang baik akan mempengaruhi hasil pekerjaan
sehingga dalam hal ini mempercepat penyelesaian pekerjaan.
Ø Sebaiknya pasangan dasar adalah pasangan yang siku dan pemasangan rollag sebaiknya dipasang
dengan bantuan tali dan senantiasa dikontrol menggunakan waterpass.
PLESTERAN
A. Tujuan
1. Mampu memplester dinding batu bata dengan baik dan benar, serta rata.
B. Instruksi Umum
Batu bata biasanya digunakan sebagai dinding sebuah bangunan tetapi kebanyakan ukuran
batu bata tidak seragam dan mutunya kurang baik, oleh karena ituu ntuk menutupi ketidak seragaman
bata maka dilakukan plesteran. Plesteran juga berfungsi untuk melindungi dinding dari pengaruh
cuaca, serta memberikan permukaan yang rata dan halus pada dinding.
C. Keselamatan Kerja
Alat:
10. Ember, digunakan sebagai alat penakar perbandingan campuran dan untuk mengambil air.
11. Ayakan pasir, digunakan untuk mengayak pasir agar lebih halus dan gradasinya kurang lebih sama.
12. Waterpass, digunakan untuk mengecek ketegakan dan kedataran.
3. Pasir 2. Kapur
3. Air
1. Sebelum melakukan pekerjaan periksa kelurusan dan ketegakan dinding dengan menggunakan
waterpass.
2. Semua kotoran yang menempel didinding dibersihkan dengan sikat, lap, atau semacamnya
3. Sebelum melakukan plesteran, jika dinding terlalu kering terlebih dahulu dipercikan air untuk
melembabkan dinding agar ikatan yang terjadi antara dinding dengan mortar sempura.
4. Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan pada lokasi pekerjaan
5. Tebal plesteran untu klapisan adalah 10 mm dengan komposisi adukan 1 kapur : 3 pasir.
8. Dalam pengadukan mortar perbandingan volume yang digunakan yaitu 1 kapur dan 5 pasir.
9. Bahan di aduk dengan cara memindahkan pasir dan kapur dengan sekop dari ujung yang satu keujung
yang lainnya hingga bahan tersebut tercampur dengan rata.
10. Bahan yang sudah diaduk di kumpulkan ditengah-tengah lalu diatasnya diberi lubang. Kemudian pada
lubang tersebut diberi air sebanyak yang dibutuhkan.
11. Bahan tersebut kemudian diaduk dengan cara membolak balikkan dengan menggunakan sekop serta
memindahkannya dari ujung yang satu keujung lainnya sampai tercampur rata.
12. Plesteran dimulai dari sisi kir iatas kebawah sambil bergeser kekanan, perhatikan lapisan – lapisan
yang kurang dengan menambahkan mortar agar rata.
14. Untuk sedikit menghaluskan dan meratakan permukaan maka kita gosok dengan ruskam, dengan cara
digosok dengan arah melingkar berulang kali, sebaiknya ruskam dibasahi air lalu gosok lagi.
F. Analisa Perhitungan
= 69,5 cm
= 6,95 m
Karena Bidang Kerja II berbentuk segitiga siku, dan apabila kedua bidang tersebut digabung kanakan
berbentuk persegi panjang, maka kami menggunakanperhitungan :
= 19650 cm2
=1,965 m²
= (19650)(2)(2) cm3
= 78600 cm3
= 0,079 m3
=(1 : 4,135)(5)(0,079) m3
= 0,096 m3
= 96 Liter
= (1 : 4,135)(1)(0,079) m3
= 0,019m3
= 19 Liter
G. Kesimpulandan Saran
Kesimpulan:
- Memplester dinding dilakukan untuk menyeragamkan ketebalanbata / dinding, serta melindungi dari
panas matahari.
Saran:
- Pada saat melakukan plesteran dimulai dari permukaan dinding yang paling menonjol sebagai acuan.
H. LAMPIRAN JOB IV
JOB V
A. TUJUAN
· Mahasiswa dapat mengetahui dalam pemasangan tegel lantai dengan teknik yang benar
· Mahasiswa dapat melakukan pemasangan tegel lantai dengan menggunakan lata yang telah ditentukan
oleh instruktur
B. ISTRUKSI UMUM
· Dalam pemasangan tegel lantai yang benar harus di ukur terlebih dahulu
· Teknik dalam pemasangan tegel lantai harus menggunakan alat-alat yaitu waterpass,siku,benang,dan lain-
lain
C. PERALATAN
· Sendok spesi
· Skop
· Kotak spesi
· Waterpass
· Siku
· Benang
· Plat besi
· Ember
· Ayakan pasir
· Bak spesi
· Meteran
D. BAHAN
· Tegel
· Pasir
· Kapur
E. LANGKAH KERJA
4. Melakukan pekerjaan pemasangan benang dengan cara dua arah yaitu arah memanjang dan melebar
5. Mengontrol benang dengan plat siku dan periksa kedatarannya dengan waterpass tukang lalu tentukan
kemiringannya
6. Jika pemasangan benang sudah siku dang kemiringan lantai sudah ditentukan, Lalu diukur sepanjang 5
buah tegel dengan ukuran 20 cm x 20 cm maka panjang benang yang ditarik 100 cm, kemudian memasang
batu pinggir luas ukuran dengan cara satu lapis
7. Melakukan pekerjaan penimbunan dengan pasir sehingga pasangan bata satu lapis diatas tadi kemudian
ratakan timbunan pasir sambil menyiram air timbunan tersebut supaya lebih padat
9. Lapisi sisi belakang tegel dengan menggunakan larutan kapur yang telah dibuat sebelumnya.
10. Jika campuran sudah menyatu maka pemasangan tegel akan dilaksanakan satu persatu sambil dikontrol
dengan waterpass dan tebal spesi 1,5 cm
11. Melanjutkan pasangan tegel sampai 5 buah tegel baris pertama sambil mengikuti benang yang sudah
terpasang dan cek kedataran dengan waterpass
12. Memasang tegel lantai baris kedua sama pada langkah kerja nomor 10 sambil dikontrol dengan waterpass
kedatarannya,sampai pada baris keempat jika pemasangan tegel selesai perawatan harus dilakukan
F. AnalisaPerhitungan
Lantai Tegel
= (8 + 1,5) cm
= 9,5 cm
= 0,064 m3
= 10810 cm3
Kebutuhan bahan
= 16 buah
Jadi, jumlah Tegel yang dibutuhkan adalah sebanyak 16 buah tegel ukuran 20x20 cm
4,135 m3
= x 1 x 0,064 m3
= 0.005 m3
= 5 dm3 ≈ 5 liter
= x 5 x 0,064 m3
= 0.027 m3
= 27 dm3 ≈ 27 liter
Lantai Biasa
Luas bidang kerja (persegi) = (82 x 70)cm
= 8 cm
= 0,046 m3
= 7771 cm3
= 7,78Liter
Ø Kebutuhan bahan
4,135 m3
= x 1 x 0,046 m3
= 0,004 cm3
= 4 dm3≈ 4 liter
= x 5 x 0,046 m3
= 0,019 m3
= 19,47 dm3 ≈ 20 liter
v Kesimpulan
Ø Pemasangan lantai akan rapi bila tiap kali pemasangan lapisan baru dikontrol menggunakan waterpass.
v Saran
Ø Keseriusan dalam bekerja serta penggunaanalat yang baik akan mempengaruhi hasil pekerjaan sehingga
dalam hal ini mempercepat penyelesaian pemasangan bata.
Ø Penempatan alat dan bahan juga mempengaruhi sehingga kita sebaiknya memper hitungkan dari awal
penempatan alat dan bahan yang efisien.
Ø Kekentalan campuran juga dapat mempengaruhi pemasangan hingga berdirinya pasangan lantai tersebut,
dengan demikian tidak boleh terlalu sedikit air apa lagi air yang berlebihan.
H. Dokumentasi praktikum
JOB VI
PENGACIAN
A. Tujuan
B. Instruksi Umum
2. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan job cepat terlaksana
C. Keselamatan Kerja
2. Sekop, digunakan untuk mengaduk pasir, semen dan air hingga menjadi mortar.
3. Ember, digunakan sebagai alat penakar perbandingan campuran dan untuk mengambil air.
4. Gerobak Dorong, digunakan untuk membawa alat/bahan dalam jumlah yang besar
Bahan:
1. Kapur 2. Air
3. Bidang muka plesteran disiram air sedikit demi sedikit agar nantinya acian mudah melekat pada
permukaan plesteran
4. Plesteran disiram dengan air kapur dengan ketentuan tahap 1 lapisan acian agak tipis
5. Ketebalan acian ditambah dengan menempelkan acian pada lapisan tipis sebelumnya dengan menggunakan
skrap.
6. Lakukan pengacian dengan teknik skrap ditekan keatas pada permukaan plesteran. Hal ini untuk
memudahkan proses melekatnya acian pada plesteran
F. Analisa Perhitungan
= 24 m3
= 49,64 m3
· Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum ini kita dapat mengetahui cara pengacian yang benar dan sesuai dengan
tingkat kerataan, kedataran serta keseimbangan dan juga mengetahui kekentalan campuran mortar yang
digunakan untuk pengacian.
· Saran
Sebaiknya pengacian yang berhadapan dengan tembok harus memperhatikan kesikuan bidang pasangan
sebab bidang pasangan tersebut tidak selamannya benar-benar siku maka pengacian pada ujung
bidang harus di sesuaikan ketebalan aciannya.
H. DOKUMENTASI JOB VI
JOB VII
P O N D A S I
A. Tujuan
1. Agar dapat menentukan batu yang sesuai untuk pondasi.
2. Agar bisa mengerti dalam menentukan keadaan, volume pondasi yang akan dipakai.
3. Agar bisa membuat konstruksi pondasi batu kali yang kuat dan artistik dengan cara/teknik yang baik
dan benar.
B. Instruksi Umum
2. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan job cepat terlaksana
C. Keselamatan Kerja
E. Langkah Kerja :
1. Menyiapkan dan membersihkan lokasi yang akan dipakai/dipasang.
plat siku.
8. Memasang kayu lurus pada lebar puncak ujung bawah dari pondasi.
9. Lalu pada kayu yang dipasang pada papan duga tersebut dipasang benang satu
bawah setinggi 5 cm dengan pasir dan setelah semuanya rata kemudian batu
kali dimulai disusun dengan ukuran yang sesuai yaitu pemasangan batu kali
F. ANALISA PERHITUNGAN
DIK :
a. Panjang total pondasi = 30 meter
d. Dan tinggi = 70 cm
Penyelesaaiian :
a. Pasir
= 0.09
= 3.15
= 3.3075
= 0.315
= 11.025
= 13.23
Pasir = 0.54 X 11.025
= 5.9535
· Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum ini kita dapat mengetahui cara membuat pondasi yang benar dan
sesuai dengan tingkat kerataan, kedataran serta keseimbangan dan juga mengetahui kekentalan
campuran mortar yang digunakan untuk pondasi
· Saran
Sebaiknya pondasi yang berhadapan dengan tanah harus memperhatikan kesikuan bidang pasangan
sebab bidang pasangan tersebut tidak selamannya benar-benar siku maka saat pondasi harus di
sesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan .
H. DOKUMENTASI PRAKTIKUM
BAB IV
A. KESIMPULAN
Dalam praktek kerja batu ini banyak manfaat yang dapat kita ambil. Praktek kerja batu merupakan
suatu kegiatan yang berhubungan dengan konstruksi batu, dimana merupakan salah satu hal pokok
dalam pembangunan jalan,gedung jembatan, rumah dan lain-lain.
Dalam praktek kerja batu ini mahasiswa dituntut agar dapat mengenal dan mengerti hal-hal yang
dapat berkaitan dengan konstruksi batu. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat mengenal alat-alat dan
mengerti fungsinya dalam setiap pelaksanaan job.
Praktek kerja batu banyak memberikan manfaat bagi para mahasiswa, dimana dasar-dasar yang
diperoleh dari job-job ditambah dengan teori dapat kita aplikasikan dalam lingkungan masyarakat dan
lingkungan kampus.
B. SARAN
1. Dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
2. Dalam bekerja hendaknya mengikuti petunjuk yang telah diberikan
Instruktur.
3. Bekerjalah dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
4. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
5. Hasil pekerjaan harus rapi dan teliti.