Anda di halaman 1dari 62

BAB IPENDAHULUAN

1.1.
 
Latar Belakang
Dewasa ini “Pengetahuan Teknik Praktik Konstruksi” sangatlah diperlukan
, terlebihsemakin berkembang pesatnya jenis material yang ada
dipasaran. Berangkat darikondisi inilah pengetahuan teknik pemasangan suatu
material menjadi semakinmeluas. Pengetahuan dan teknik yang benar ini
menjadi faktor terpenting
dalam pembuatansuatukonstruksi.Karenapadadasarnya,teknikyangbaikakanberd
ampak pada kekuatan suatu konstruksi itu sendiri. Tidak hanya itu, sebagaicalon
insinyur sipil kita perlu mengetahui permasalahan-permasalahan yang
seringterjadi dilapangan pada saat pembuatan suatu konstruksi, sehingga
mampu memberisolusi dan mengatasinya dengan teknik terbaik berdasarkan
ilmu pengetahuan yangtelah didapat sebelumnya.Perkembangan berbagai desain
dalam suatu konstruksi pula yang menjadi
tantangan bagiseorangperambahsipiluntukmenemukanteknikterbaikdarisegipem
asangan,kekuatan dan spesifikasi dari material sehingga memperkokoh suatu
konstruksi itusendiri. Hal inilah yang menjadi landasan penting bagi mahasiswa
untuk mengetahuiteknik yang baik dan benar mengenai proses pembuatan suatu
konstruksi.Laboratorium Konstruksi Batu merupakan salah satu dari mata
kuliah yang ada
di jurusanTeknikSipilPoliteknikNegeriBandung.Mahasiswamembutuhkanmenje
laskan secara lansung teori-teori mengenai konstruksi batu yang
telahdipelajari. Selain itu, mahasiswa diberi pengetahuan dasar mengenai proses
pembuatansuatu konstruksi. Berbagai acuan yang harus diperhitungkan dengan
baik, sehinggadalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan yang dapat
diakibatkan berkurangnyakekuatandaripadasuatukonstruksiitusendiri.Sebagaipe
mula, pengetahuanperhitunganbahandanpengenalanjenis-jenisalat&bahanserta p
engecekankondisibahandiberikanuntukmemudahkandalamprosespekerjaanselanj
utnya.

 
 
LABORATORIUM KONSTRUKSI BATUJURUAN TEKNIK
SIPILPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG
 
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022)
2013789, Ekst. 266Bandung
Halaman
 | 2
1.2.
 
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Praktik Konstruksi Batu ini meliputi pengetahuan tentang kerja
batu,mengetahui tentang penerapan K-3 dalam kerja batu, mengidentifikasi
macam-macam bahan dan mampu mengetahui mutu bahan dengan
mengeceknya dilapangan,mengetahui macam macam dari jenis pekerjaan batu,
mengetahui dan membedakan jenisikatan/pasanganbata,mengetahui tentang cara
menghitung kebutuhan
bahan,mengetahui dan mengeringkan teknik-teknik yang baik dan benar
dalam pekerjaan batu,sertamengidentifikasipermasalahan-
permasalahanyangseringterjadidilapangan ketika pembuatan suatu konstruksi
dan mengetahui bagaimana mengatasinyadan memberi solusi yang terbaik.
1.3.
 
Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Batu ini meliputi :

 
Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis bahan dan alat serta
melakukan pengecekan mutu suatu bahan d ilapangan

 
Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan

 
Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan batu

 
Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan suatu bahan yang diperlukan
dalam pembuatan suatu konstruksi

 
Mahasiswa mampu melapisi teknik pemasangan batu yang baik dan benar

 
Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan yang sering terjadi
pada saat ini pembuatan suatu konstruksi serta mampu mewujudkannya
BAB 1
PENDAHULUAN
                        Kerja batu atau sering disebut juga  masonry  adalah pekerjaanpemasangan
dinding bata maupun lantai yang terbuat dari kramik dan sejenisnya. Dalam pemasangannya
seorang mahasiswa harus mampu menguasaimateri dan teknik yang akan dipakai dalam
praktek kerja batu.
1.1       Latar belakang
Batu merupakan salah satu kekayaan alam yang banyak digunakan untuk pembuatan
suatu konstruksi,baik rumah,jalan dan lain sebagainya.Dalam pengerjaannya kita harus teliti
dan ulet,sehingga kita memerlukan tenaga profesional untuk mengerjakannya, sebab apabila
kita salah, baik dalam pengerjaannya, maupun penghitungannya kita dapat mengalami
kerugia n,baik material maupun finansial.
Melalui praktek kerja batu ini para mahasiswa diajarkan bagaimana cara
menghitung,menyelesaikan masalah,penggunaan alat yang sesuia, dan lain sebagainya yang
mendukung dalam praktek kerja batu,serta untuk melatih para mahasiswa menjadi tenaga
konstruksi profesional,dan penulisan laporan ini sebagai referensi yang dipelajari,agar para
mahasiswa dapat membagi dan mempergunakan ilmunya yang didapat dalam praktek ini,
dilingkungan sosial.
1.2       Tujuan Umum
a.         Memiliki pengetahuan tentang kontruksi batu.
b.         Mengetahui jenis serta dapat menggunakan peralatan kerja sesuai dengan keperluannya.
c.         Menganalisa kebutuhan bahan yang diperlukan.
d.         Mengetahui teknis pelaksanaan pemasangan dinding bata denganbenar.
 

1.3       Manfaat
Setelah melakukan praktek kerja batu mahasiswa dapat mengetahui
teknik pemasangan bata,penggunaan alat yang sesuai,  memecahkan permasalahan dan
persoalan yang  timbul didalam pelaksanaan praktek
kerja batu, dilatih untuk bisa menggunakan akalnya yang t

epat dan dapat


diserap secara logika.
 

1.4       Instruksi Umum Keselamatan Kerja


1.      Gunakanlah alat sebagai mestinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2.      Serius dan jangan bergurau saat melakukan praktek.
3.      Selama praktikum berlangsung mahasiswa diwajibkan memakai pakaian praktikum yang
telah ditentukan.
4.      Kerusakan peralatan yang diakibatkan oleh kelalaian atau tindakan diluar prosedur kerja
menjadi tanggung jawab mahasiswa yang bersangkutan baik perorangan ataupun kelompok.
5.      Rapikan dan bersihkan alat-alat yang sudah digunakan.

BAB II
DASAR TEORI UMUM
 

2.1       Pengertian Batu


Batuan disebut juga rocks adalah bahan padat yang terbentuk karena adanya
akumulasi atau kumpulan-kumpulan dari satu jenis mineral atau lebih secara alami dalam
jangka waktu yang relatif lama. Secara umum, kita sering menemukan atau melihat batuan
dipegunungan, sungai, tepi jalan,arel lahan pertanian, halaman rumah ataupun tepian jurang.
Bentuk dan warnanyapun beragam.
Batuan memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia. Pembangunan rumah,
jembatan, gedung,jalan raya dan lain sebagainya tidak terlepas dari batu. Pekerjaan yang
melibatkan batu disebut juga masonry.
 

2.2       Jenis-jenis batu untuk konstruksi


            Menurut konstruksinya batu dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Batuan alami.
Batuan alami adalah jenis batuan yang terbentuk akibat aktivitasdialam,
contohnya :  batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
2.      Batuan buatan.
Batuan buatan atau batu cetak dibuat untuk menggantikan peran batu alam meski tidak
dapat secara keseluruhan. Batu buatan dibuat dengan bahandasar tanah liat,sedikit ditambah
pasir yang halus, kemudian dibuat lunak dengan ditambah sedikit air, lalu dicetak. Benda ini
disebut batu bata, dicetak dengan ukuran pajang, lebar dan tebal tertentu, biasa ditentukan
berdasarkan standard yang berlaku. Standar bata yang berlaku di indonesia (52 mm x 115
mm x 240 mm) dan (50 mm x 110 mm x 230 mm).

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA BATU

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunianya,
kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan materi ini. Tidak lupa kami ucapkan
terimahkasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan  kepercayaan kepada kami dalam
menyelesaikan laporan ini, serta teman – teman yang memberikan dukungan baik berupa moral
maupun moril dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan, karena sesungguhnya inilah keterbatasan ilmu yang kami miliki dan kami juga
hanyalah manusia biasa.Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” tak ada manusia yang
luput dari kesalahan, begitupula dengan kami, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.Maka
dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan demi kelancaran dalam pembuatan
laporan b

erikutnya dan juga untuk menmbah wawasan kami sebagai penulis dan semoga dengan
selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca serta teman – teman
pada umumnya.

Makassar, 17 September 2013

                 Penulis       
DAFTAR ISI

Lembar Asistensi...................................................................................................................... i

Lembar Pengesahan.................................................................................................................. 1

Kata Pengantar......................................................................................................................... 2

Daftar Isi................................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................... 4

BAB II DASAR TEORI.......................................................................................................... 5

BAB III

JOB I  MEMASANG DINDING SATU BATA MEMBENTUK  SUDUT  SIKU 14

JOB II  MEMASANG DINDING SETENGAH  BATU MEMBENTUK SUDUT SIKU           20

JOB III  PASANGAN ROLLAG MIRING............................................................. 24

JOB IV PLASTERAN DINDING............................................................................ 35

JOB V PASANGAN TEGEL LANTAI ................................................................... 43

JOB VI PENGACIAN............................................................................................... 51

JOB VII PONDASI................................................................................................... 56

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 62

BAB I

PENDAHULUAN

 Kerja batu atau sering disebut juga mansory adalah pekerjaan pemasangan inding atau  bata baik
untuk lantai, dinding, maupun pagar.
 Kerja batu (mansory) juga merupakan pasangan pondasi, pasangan tegel, pasangan rollag,  plasteran,
dan acian (finshing). Bahan – bahan yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi batu terdiri dari :

·         Pasir

·         Semen

·         Kapur

·         Air

    Meteran

    Sikat kawat

    Tingle kotak spesi

    Tongkat ukur

    Jidar

    Ayakan pasir

    Grobak dorong

    Pemegang bata

Peralatan yang digunakan yaitu :

·         Sendok Spesi

·         Sendok plasteran

·         Sendok kecil

·         Water pass

·         Palu pemotong bata

·         Plat siku

·         Blok dan line bobbyn

·         Unting – unting

·         Jointer

·         Ruskam
BAB II

DASAR TEORI

2.1  BAHAN DAN PERALATAN

1.      Jenis Bahan

a.       Batu Bata

Bata adalah suatu bahan yang terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa bahan campuran, kemudian
dicetak dalam ukuran tertentu.Berbentuk balok yang dikeraskan melalui pembakaran, sehingga tidak
hancur kembali bila direndam dalam air. Standar ukuran bata di Indonesia adalah

                                                                        52 mm x 115 mm x 240 mm

                                                                        50 mm x 110 mm x 230 mm

115

240

52

Penyimpanannya: pada dasarnya batu dilapangan harus diberi alas agar air dibawahnya tidak meresap,
karena bata mempunyai daya serap yang tinggi. Sebaiknya di atasnya ditutupi dengan terpal atau
plastik agar terlindung dari cuaca yang akan mengurangi mutu bata itu sendiri. Batu bata harus di

susun berselang seling. Agar tidak pecah atau retak, dari susunan ini yang paling tinggi 2 m, agar bata
yang berada paling bawah tidak pecah.

b.      Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan juga gilingan batu, pasir
merupakan butiran – butiran mineral atau agregar halus yang mempunyai gradasi maksimal 0-4 mm.
fungsinya pada pasangan sebagai pengisi.

Penyimpanannya: setiap penumpukan pasir harus diberi alas agar pasir tidak bercampur dengan tanah
yang dibawahnya. Lebih – lebih sewaktu pengambilannya dengan sekop.

c.       Semen

Semen adalah bahan perkat utama dalam adukan dan semen mempunyai sifat membantu kalau terkena
air atau udara lembab.Untuk mencegah terjadinya pengerasan maka semen harus disimpan di dalam
ruang khusus serta tidak perlu ada jendela.Dinding ruangan harus dilapisi dengan kertas aspal dan
lantainya ditinggikan 30 cm dari permukaan tanah agar udara ruangan tidak lembab. Semen di susun
diatas sebuah palet jaraknya dari dinding 50 cm dan tinggi susunan semen 2 m agar karung paling
bawah tidak pecah di sebabkan berat semen di atasnya dan juga muda dalam pengambilannya.

d.      Kapur

Kapur berasal dari pembakaran baru kapur, kemudian dilebur dalam air sehingga menjadi tepung.Sifat
dari kapur adalah menyerap air.Justru itu kapur harus disimpan terhindar dari kelembapan.Kapur
berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan.Agar kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik
maka penyimpanan kapur dilapangan harus di tempat kering dan di usahakan beratap agar terhindar
dari hujan, penimbunan kapur ini juga harus lebih tinggi dari permukaan banjir daerah tersebut.
e.       Air

Air yang digunakan untuk pengaturan mortar hendaknya air bersih atau air yang dapat di minum.Air
berfungsi untuk menghomogenkan adukan mortar, merendam bata, dan membersihkan pasangan
sebelum disambung dan lain-lain. Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung minyak, alkali,
dan garam untuk mengaduk mortar, sebab ini akan mengurangi kekuatan pasangan dan jangan
memakai air yang mengandung zat besi atau tingkat keasamannya tinggi.

2.      Peralatan

a.       Sendok Spesi

Berguna untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pemasangan. Alat ini terbuat dari plat baja
yang tipis dan tangkai kayu. Daun sendok ini terbuat berbentuk segitiga dan sisinya sama panjang
bata.

b.      Sendok Plasteran
berguna untuk mendrop pada saat memplaster dinding dan juga untuk menghaluskan dinding. Alat ini
terbuat dari plat tipis dan diberi tangkai kayu dibelakangnya.

c.       Sendok kecil

Kegunaannya sama dengan sendok spesi tapi digunakan pada bidang pekerjaan yang tidak dapat
menggunakan sedok spesi.

d.      Waterpass

Waterpass terbuat dari kayu atau aluminium atau kotak nivo yaitu sebuah tabung gelas yang di
dalamnya berisi cairan eter dan ada gelembung udara di dalamnya.Waterpas pada umumnya
mempunyai dua tabung nivo yang satu untuk mengukur kedataran dan yang satu untuk ketegakan.

e.       k,Palu pemotong bata

Untuk memotong bata, membelah, dan mempertajam batu bata.Disamping itu juga dapat di gunakan
untuk memukul paku.
f.       Plat siku

Alat ini terbuat dari plat besi atau baja dengan membentuk siku 90 o dilengkapi dengan garis (cm),
gunanya untuk menyetel kesikuan pasangan pada sudut-sudut pertemuan dinding.

g.      Blok dan Line bobbyn

Blok Bobbyn terbuat dari 2 buah potongan kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan di huungkan
dengan benang sedangkan Line Bobbyn terbuat dari besi di hubungkan dengan benang, guna kedua
alat ini di gunakan untuk mencatokkan benang sebagai pedoman pemasangan batu.

h.      Unting-unting

Berguna untuk mengukur ketegakan suatu konstruksi, juga untuk mengukur ketepatan titik konstruksi
bangunan.Unting-unting terbuat dari besi atau timah dengan berat lebih dari 300-500 gram.
i.        Jointer

Terbuat dari plat besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berguna untuk mebersihkan dan
membentuk siar pada pasangan bata. Juga ada yang terbuat dari besi yang diberitangkai kayu.

j.        Ruskam

Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi pasangan untuk meratakan plasteran dinding.

k.      Meteran

Untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang, dan tinggi pada medan kerja. Panjangnya bermacam-
macam 1m-5m.meteran ada yang terbuat dari plat baja tipis dan digulung dari kotak kecil sebagai
pelindungnya. Juga ada meteran kayu yang dilipat.
l.        Sikat kawat

Terbuat dari balok kayu, pada permukaannya di pasang kawat – kawat sebagai sikatnya, gunanya
untuk membersihkan bidang kerja dari kotoran.

m.    Tingle

Gunanya untuk mencegah kendoran benang sewaktu memasang bata. Terbuat dari plat baja yang
salah satu sisinya dibuat bergigi.

n.      Kotak spesi

Berguna untuk meletakkan mortar


o.      Tongkat ukur

Untuk menentukan tinggi setiap lapisan pasangan, dan juga untuk mebantu waterpass dalam
menentukan kedataran pasangan.

p.      Jidar

Untuk meratakan plasteran dinding atau lantai beton.

80

250

10

q.      Ayakan pasir

Untuk menyaring pasir, semen dan kapur.


r.        Gerobak dorong

Untuk mengangkut pasir, semen, kapur dan mortar.

s.       Pegangan bata

Untuk menjepit beban pada waktu diangkat.

BAB III

JOB I

MEMASANG DINDING SATU BATA MEMBENTUK SUDUT SIKU

A.    TUJUAN

·         Mampu memasang dinding satu bata dan mencetaknya.

·         Mampu melakukan pemasangan bata dengan sudut siku di pertemuan dinding.

B.     INSTRUKSI UMUM
·         Teknik perletakan bata harus benar

·         Setiap lapisan batu bata harus dicetak kerataannya dan keseluruhannya sehingga tampak bagus.

·         Setiap pengambilan mortar dengan sendok spesi harus pas untuk memasang bata.

C.     ALAT

·         Sendok spesi

·         Kotak spesi

·         Ember

·         Ayakan pasir

·         Line bobbyn

·         Water pass

·         Meteran

·         Skop

·         Gerobak dorong

D.    BAHAN

·         Pasir

·         Semen

·         Batu bata

·         Air

E.     LANGKAH KERJA

1)      Batu bata yang digunakan terlebih dahulu direndam dalam air

2)      Adukan spesi dibuat dengan perbandingan 1:5, dimana satu kapur, dan lima pasir.

3)      Benang dipasang sebagai pedoman untuk kelurusan pasangan batu bata dan line bobbyn digunakan
untuk membentuk sudut siku

4)      Pasangan bata dipasang dengan mengikuti benang dan lapisan paling bawah diberi spesi  sebagai
spesi datar

5)      Sudut siku dibuat berdasarkan line bobbyn


6)      Pasangan bata dilanjutkan sampai pada ketinggian tertentu dan tetap memperhatikan kerapian siar
pada pasangan bata

7)      Kedataran pasangan bata selalu dicek dengan waterpass

Bata direndam dahulu sebelum dipakai


Tiap memasang bata hendaklah di cek kedatarannya dengan waterpass

F.     ANALISA BAHAN

Diketahui       :

·         Ukuruan bata          : 19 x 9,5 x 4 cm

·         Tebal siar datar       : 1,5 cm

·         Tebal siar tegak       : 1,2

·         Komposisi adukan : 1 kapur : 5 pasir

·         Panjang pasangan   : 75 cm

·         Tinggi pasangan      : 45 cm

Penyelesaian :

1 m3 pasangan dinding       = 0,25 m3

Volume pasangan               = 1,50 x 0,45 x 0, 195

                                            = 0,132 m3

Semen            : 1 x 0,76   = 0,76

Pasir               : 5 x 0,675   = 3,375

                                            4,135

Volume semen      :  x 1 x 0,132 = 0,011 m3

Volume pasir         :  x 5 x 0,132 = 0,056 m3

Untuk jumlah batu bata   

Luas pasangan       : 150 x 45 = 6750 cm3

Jumlah bata
                       =  + 5%

                       =  + 5%

                       =  + 5%         

                       =  + 5%         

                       = 60,756 + 5%       

                       = 63,793

                       = 64 biji

                       = 64 x 2

                       = 128 biji

Dikalikan 2 karena sepasang 1 bata

G.    GAMBAR KERJA

               45

 75                                           75

H.    KESIMPULAN

Pada pekerjaan job memasang dinding satu bata membentuk sudut siku diperoleh kesimpulan :

·         Jumlah batu bata yang digunakan sebanyak 128 biji

·         Pasir yang digunakan sebanyak 0,056 m3

·         Semen yang digunakan sebanyak 0,011 m3

I.       SARAN
1.      Pastikan pemasangan dinding batu bata benar – benar siku pada sudut pertemuannya karena
tengahnya dapat berfungsi sebagai profil

2.      Melakukan pengecekan untuk tiap lapisan pasangan bata agar hasil lebih maksimal serta tidak
menjadi hambatan nantinya.

J.       LAMPIRAN (DOKUMENTASI) JOB I


JOB II

MEMASANG DINDING SETENGAH BATU MEMBENTUK SUDUT

A.     TUJUAN

ü  Membuat sudut siku-siku dilapangan dengan alat sederhana

ü  Membuat konstruksi sambungan sudut siku dengan benar

ü  Memasang batu bata pada sudut pertemuan dinding dengan tegak dan datar

B.     INSTRUKSI UMUM

ü  Teknik perletakan batu  dan mortar harus benar

ü  Setiap lapisan batu bata harus dicek kedatarannya dan kelurusannya

ü  Setiap pengambilan mortar dengan sendok spesi harus pas untuk memasang batu bata.

C.     ALAT

ü  Sendok spesi

ü  Kotak spesi

ü  Ember

ü  Ayakan pasir

ü  Line bobbyn

ü  W2ater pass

ü  Meteran

ü  Skop

ü  Gerobak dorong

D.     BAHAN
ü  Pasir

ü  Semen

ü  Batu bata

ü  Air

E.      LANGKAH KERJA

1)      Pakaian kerja digunakan saat bekerja

2)      Alat disorder pada tool keeper sesuai dengan kebutuhan

3)      Bata yang akan digunakan direndam terlebih dahulu

4)      Adukan spesi dibuat dengan komposisi 1:5, yakni satu kapur dan lima pasir

5)      Benang dipasang sebagai pedoman untuk kelurusan pasangan bata dan digunakan line bobbyn untuk
membuat siku

6)      Mulai memasang batadengan mengikuti benang tadi dan lapisan paling bawah diberi spesi sebagai siar
datar

7)      Sudut siku dibuat berdasarkan line bobbyn

8)      Pasangan bata dilanjutkan sampai ketinggian tertentu dan tetap memperhatikan kerapian siar pada
pasangan bata

9)      Kedataran pasangan bata selalu dicek dengan waterpass

F.      ANALISIS BAHAN

Diketahui :

ü  Ukuran batu bata : 19 x 9,5 x 4 cm

ü  Tebal siar datar : 1,5 cm

ü  Tebal siar tegak : 1,2 cm

ü  Panjang pasangan I : 120 cm

ü  Panjang pasangan II : 150 cm

ü  Tinggi pasangan : 55 cm

ü  Komposisi campuran : 1 kapur : 5 pasri

Peneyelesaian :

1 m3 dinding bata = 0,35 m3 spesi


ü  Volume dinding segi empat

= (1,5 x 0,55 x 0,095 )

= 0,0784 m3

ü  Volume dinding segi tiga

=  x (1,2 x 0,55 x 0,095)

= 0,03135 m3

ü  Volume total

= 0,0784 + 0,03135

= 0,10975 m3

Kapur         : 1 x 0,55     = 0,55

Pasir           : 5 x 0,675  = 3,375

                                         3,925

Volume kapur :  x 1 x 0,10975 = 0,00979 m3

Volume pasir :  x 5 x 0,10975 = 0,04893 m3

ü  Jumlah bata yang digunakan

Luas dinding segi empat

= 150 x 55

= 8250 cm2

Luas dinding segitiga

=   x (120x55)

= 3300 cm2

Luas total pasangan dinding

= 8250 + 3300

= 11550 cm 2

Jumlah bata
=    + 5%

=   + 5%

=  + 5%

=  + 5%

= 103,960 + 5% (103,960)

=103,960 + 5,198

=110 biji

G.     GAMBAR KERJA

H.     KESIMPULAN

Pada pekerjaan job memasang dinding setengah bata membentuk sudut siku diperoleh kesimpulan :

ü  Jumlah bata yang digunakan sebanyak 110 biji

ü  Kapur yang digunakan sebanyak 0,00979 m3

ü  Pasir yang digunakan sebanyak 0,04893 m3

I.        SARAN

1.      Pastikan pasangan dinding batu benar benar siku pada sudut pertemuannya

2.      Siar tegak yang terdapat pada dinding itu tidak boleh sejajar

3.      Usahakan line bobbyn tidak bpleh kendor

4.      Melakukan pengecekan untuk tiap lapisan bata agar hasil lebih maksimal serta tidak menjadi hambatan
nantinya

5.      Penempatan alat dan bahan kiranya ditempatkan yang muda dijangkau serta tidak menghalangi orang lain.
JOB III

PEMASANGAN ROLLAG MIRING

A.        Tujuan

1.      Memasang dinding batu bata dengan teknik yang benar

2.      Mengukur  ketegakan dan kedataran pasangan dengan waterpass

3.      Memasang pasangan rollag dengan benar

B.         Instruksi Umum

1.      Teknik pemasangan mortar dan bata harus benar

2.      Setiap lapis bata harus dicek kedatarannya

3.      Siar tegak ketebalannya 1 - 1,5 cm dan sebaiknya tebalnya sama

4.      Siar datar ketebalannya 0,5 - 1,2 cm dan sebaiknya ketebalannya sama

5.      Setiap pengambilan mortar sebaiknya pas agar tidak terbuang

6.      Penekanan dengan menurunkan bata harus diperkirakan

C.         Keselamatan Kerja

a.       Memakai pakaian kerja

b.      Memakai masker dan sepatu pengaman

c.       Memakai sarung tangan

d.      Mengutamakan keamanan dalam bekerja

e.       Bekerja sesuai dengan langkah kerja

D.        Alat dan bahan

                        Alat:

1.      Sendok spasi, digunakan untuk memasang bata.

2.      Sekop, digunakan untuk mengaduk pasir, semen dan air hingga menjadi mortar.

3.      Ember, digunakan sebagai alat penakar perbandingan campuran dan untuk mengambil air.
4.      Ayakan pasir, digunakan untuk mengayak pasir agar lebih halus dan gradasinya kurang lebih sama.

5.      Waterpass, digunakan untuk mengecek ketegakan dan kedataran.

6.      Benang, digunakan sebagai pedoman pada pemasangan dinding.

7.      Gerobak Dorong, digunakan untuk membawa alat/bahan dalam jumlah yang besar

Bahan:

1.      Pasir                                                                         3.      Batu Bata

2.      Kapur                                                                       4.  Air                                                                         
                                                                  
5.   Balok (Ukuran 80 cm)

E.         Prosedur Pelaksanaan / Langkah Kerja

1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan sebelum praktek dimulai

2.      Menghitung jumlah material yang dibutuhkan dalam pekerjaan

3.      Menyiapkan dan atur alat dan bahan dilokasi pekerjaan

4.      Mengayak pasir dan kapur sebelum ditakar lalu dicampur, perbandingan yang dipakai adalah 1:4

5.      Tuangkan pasir dan kapur ke lantai kerja untuk diaduk.


6.      Mencampurkan bahan dengan cara memindahkan pasir dan kapur dengan menggunakan sekop
sehingga bahan tercampur dengan baik.

7.      Setelah bahan tercampur dengan baik, kemudian diberi air sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai
campuran terlalu encer

8.      Mengaduk bahan tersebut dengan cara membolak – balik dengan menggunakan sekop, aduk sampai
betul – betul merata

9.      Memindahkan mortar ke dalam kotak adukan, setelah itu mortar siap digunakan pada pemasangan
bata

10.  Merendam batu bata terlebih dahulu sebelum dipasang.

11.  Memotong papan yang akan digunakan sebagai penopang (pengganti kusen) sesuai dengan ukuran
yang telah di tentukan.

12.  Memasang balok diantara kedua pasangan batu yang akan di pasangi rollag
13.  Mengukur kedataran balok dengan mengunakan waterpass.

14.  Rollag miring di pasang pada lapisan ke 8

15.  Lanjutkan pemasangan dinding di samping kiri dan kanan rollag miring dan lanjutkan pasangan bata
yang telah ditentukan oleh instruktur.

16.  Memasang rollag dengan cara dari ujung ke ujung, hati-hati pada saat pemasangan bata.

 
17.  Melanjutkan pasangan bata di atas rollag sebanyak  satu lapis. Perhatikan kemiringan bata dengan
menggunakan benang acuan yang diletakkan ditengah bawah dari bidang kerja. Dengan kemiringan
masing-masing 60°.

18.  Lanjutkan pemasangan bata sebanyak yang telah ditentukan, hingga kedua ujungnya bertemu di
tengah

19.  Setelah itu, berilah satu bata ditengah pertemuan rollag tersebut kemudian berikan campuran pada
lapisan terakhir.

20.  Setelah Rollag terpasang lanjutkanlah pemasangan dinding ½ bata di kiri dan kanan rollag

21.  Pasang bata hingga sejajar dengan ujung rollag dan tambahkan 3 lapis keatas (seperti gambar
dibawah)

 
F.                      Analisa Perhitungan

Luas Bidang Kerja    = (100x20)cm

       = 2000 cm2

       = 0.2 m2

 bata sisi rollag =

+ 5%

  
     

    

            Jumlah bata yang dibutuhkan untuk rollag     = 12 bata

            Perbandingan Campuran 1:4

Volume pasangan = 0,2 × 0,1 = 0,02

Perbandingan Campuran 1 : 4 =

•          0,76

•          2,7   +

                                                    3,46

1 m3 pasangan bata membutuhkan spesi 0,35 m3

Kebutuhan pasir          =  x 5 x volume total

                                    =  x 5 x 0,02

                                    = 0,078 m3

                                    = 7,8 ≈ 8 liter

Kebutuhan Kapur                   =  x 5 x volume total

                                                =  x 5 x 0,02

                                                = 0,022 m3

                                                = 2,2 ≈ 3 liter

G.        Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Ø Dapat mengetahui cara pemasangan rollag miring yang baik dan benar.

Ø Pemasangan rollag akan rapi bila pemasangannya dipasang tepat pada garis pertemuan dua sisi
pasangan batu yang menjadi dasar pada pemasangan rollag dan papan penyangga ditopang kayu yang
kuat.
Saran

Ø Keseriusan dalam bekerja serta penggunaan alat yang baik akan mempengaruhi hasil pekerjaan
sehingga dalam hal ini mempercepat penyelesaian pekerjaan.

Ø Sebaiknya pasangan dasar adalah pasangan yang siku dan pemasangan rollag sebaiknya dipasang
dengan bantuan tali dan senantiasa dikontrol menggunakan waterpass.

H.  LAMPIRAN JOB III


JOB IV

PLESTERAN

A.        Tujuan

1.    Mampu memplester dinding batu bata dengan baik dan benar, serta rata.

2.    Mampu menghitung kebutuhan bahan yang dipakai.

3.    Dapat menggunakan alat dengan baik dan benar.

B.         Instruksi Umum

Batu bata biasanya digunakan sebagai dinding sebuah bangunan tetapi kebanyakan ukuran
batu bata tidak seragam dan mutunya kurang baik, oleh karena ituu ntuk menutupi ketidak seragaman
bata maka dilakukan plesteran. Plesteran juga berfungsi untuk melindungi dinding dari pengaruh
cuaca, serta memberikan permukaan yang rata dan halus pada dinding.

C.         Keselamatan Kerja

f.       Memakai pakaian kerja

g.      Memakai masker dan sepatu pengaman

h.      Memakai sarung tangan

i.        Mengutamakan keamanan dalam bekerja

j.        Bekerja sesuai dengan langkah kerja

D.        Alat dan bahan

                        Alat:

8.      Sendok spasi, digunakan untuk memasang bata.


9.      Sekop, digunakan untuk mengaduk pasir, semen dan air hingga menjadi mortar.

10.  Ember, digunakan sebagai alat penakar perbandingan campuran dan untuk mengambil air.

11.  Ayakan pasir, digunakan untuk mengayak pasir agar lebih halus dan gradasinya kurang lebih sama.
12.  Waterpass, digunakan untuk mengecek ketegakan dan kedataran.

13.  Benang, digunakan sebagai pedoman pada pemasangan dinding.

14.  Ruskam kayu, digunakan untuk meratakan campuran

15.  Talangan, berfungsi menampung campuran dalam jumlah sedikit


Bahan:

3.      Pasir                                                                         2. Kapur

3.      Air                                                                                                                        

E.         Prosedur Pelaksanaan / Langkah Kerja

1.        Sebelum melakukan pekerjaan periksa kelurusan dan ketegakan dinding dengan menggunakan
waterpass.

2.        Semua kotoran yang menempel didinding dibersihkan dengan sikat, lap, atau semacamnya

3.        Sebelum melakukan plesteran, jika dinding terlalu kering terlebih dahulu dipercikan air untuk
melembabkan dinding agar ikatan yang terjadi antara dinding dengan mortar sempura.

4.        Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan pada lokasi pekerjaan

5.        Tebal plesteran untu klapisan adalah 10 mm dengan komposisi adukan 1 kapur : 3 pasir.

6.        Mengambil Pasir dan kapur yang ingin digunakan

7.        Pasir dan kapur di ayak sebelum di aduk

8.        Dalam pengadukan mortar perbandingan volume yang digunakan yaitu 1 kapur dan 5 pasir.

9.        Bahan di aduk dengan cara memindahkan pasir dan kapur dengan sekop dari ujung yang satu keujung
yang lainnya hingga bahan tersebut tercampur dengan rata.
10.    Bahan yang sudah diaduk di kumpulkan ditengah-tengah lalu diatasnya diberi lubang. Kemudian pada
lubang tersebut diberi air sebanyak yang dibutuhkan.

11.    Bahan tersebut kemudian diaduk dengan cara membolak balikkan dengan menggunakan sekop serta
memindahkannya dari ujung yang satu keujung lainnya sampai tercampur rata.

12.    Plesteran dimulai dari sisi kir iatas kebawah sambil bergeser kekanan, perhatikan lapisan – lapisan
yang kurang dengan menambahkan mortar agar rata.

13.    Plester setiap sisi dinding dengan menambahkan campuran.

14.    Untuk sedikit menghaluskan dan meratakan permukaan maka kita gosok dengan ruskam, dengan cara
digosok dengan arah melingkar berulang kali, sebaiknya ruskam dibasahi air lalu gosok lagi.

 
F.         Analisa Perhitungan

Tinggi bidang kerja       = (tinggi bata x 17) + (tebal spesi)

                                       = (4 cm x 17) + (1,5 cm)

                                      = (68 + 1,5) cm

                                       =  69,5 cm

                                      = 6,95 m                              

Luas Bidang Kerja I          =  (100 x 69,5) cm2 = 6950 cm2 = 6,95 m2

Karena Bidang Kerja II  berbentuk segitiga siku, dan apabila kedua bidang tersebut digabung kanakan
berbentuk persegi panjang, maka kami menggunakanperhitungan :

Luas Bidang Kerja II         =  (200 x69,5) cm2 = 13900 cm2 = 13,9 m2


LuasLobangDitengah                      =  (60 x 20) cm²    = 1200 cm²  = 1,2 m²

Total Luas Kerja II       = LBK I+ LBK II – LLDR

                                      = (6950 + 13900 – 1200) cm2

                                      = 19650 cm2
                                                  =1,965 m²

Volume Plesteran         = Luas Total x Tebal Plesteran x sisi

                                      = (19650)(2)(2) cm3

                                      = 78600 cm3
                                                  
= 0,079 m3

Perbandingan Campuran 1:5

Untuk volume kapur, Vk            = 1 x 0,76= 0,76 m3

Untuk volume pasir ,Vp          = 5 x 0,675 = 3,375 m3


Jadi volume spesi ,Vs    = Vk+ Vp

                                                 = (0,76 + 3,375) m3


                                                                
= 4,135 m3

Kebutuhan pasir dan kapur

Untuk pasir ,Kp                 = (x : Vs)5.VBd

                           =(1 : 4,135)(5)(0,079) m3

                                       = 0,096 m3
                                                  
= 96 Liter

Untuk kapur, Kk               = (x : Vs)1.VBd

                                       = (1 : 4,135)(1)(0,079) m3
                                                  
=  0,019m3
                                                  
=  19 Liter

G.      Kesimpulandan Saran

Kesimpulan:

-          Memplester dinding dilakukan untuk menyeragamkan ketebalanbata / dinding, serta melindungi dari
panas matahari.

-          Plesteran digunakan untuk menutupi permukaan dinding agar terlihat rapi.


-          Plesteran juga berguna untuk memper kokoh bangunan agar tidak cepat runtuh

Saran:

-          Pada saat melakukan plesteran dimulai dari permukaan dinding yang paling menonjol sebagai acuan.

-          Usahakan ketebalan plesteran tidak melebihi standar  yang ditentukan (1 – 1,5) cm.

H. LAMPIRAN JOB IV

 
JOB  V

PASANGAN TEGEL LANTAI

A.     TUJUAN

·         Mahasiswa dapat mengetahui dalam pemasangan tegel lantai dengan teknik yang benar

·         Mahasiswa dapat melakukan pemasangan tegel lantai dengan menggunakan lata yang telah ditentukan
oleh instruktur

·         Mahasiswa dapat menentukan kemiringannya dengan menggunakan waterpass

B.     ISTRUKSI UMUM

·         Pemasangan tegel lantai harus hati-hati karena mudah pecah

·         Teknik dalam pemasangan lantai harus mengikuti prosedur yang ada

·         Dalam pemasangan tegel lantai yang benar harus di ukur terlebih dahulu

·         Teknik dalam pemasangan tegel lantai harus menggunakan alat-alat yaitu waterpass,siku,benang,dan lain-
lain

C.     PERALATAN

·         Sendok spesi

·         Skop

·         Kotak spesi

·         Waterpass

·         Siku

·         Benang

·         Plat besi

·         Ember
·         Ayakan pasir

·         Bak spesi

·         Meteran

D.     BAHAN

·         Tegel

·         Pasir

·         Kapur

E.      LANGKAH KERJA

1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.      Memeriksa tempat pemasangan tegel lantai

3.      Mengukur tempat yang akan dipasangi tegel lantai

4.      Melakukan pekerjaan pemasangan benang dengan cara dua arah yaitu arah memanjang dan melebar

5.      Mengontrol benang dengan plat siku dan periksa kedatarannya dengan waterpass tukang lalu tentukan
kemiringannya
6.      Jika pemasangan benang sudah siku dang kemiringan lantai sudah ditentukan, Lalu diukur sepanjang 5
buah tegel dengan ukuran 20 cm x 20 cm maka panjang benang yang ditarik 100 cm, kemudian memasang
batu pinggir luas ukuran dengan cara satu lapis

7.      Melakukan pekerjaan penimbunan dengan pasir sehingga pasangan bata satu lapis diatas tadi kemudian
ratakan timbunan pasir sambil menyiram air timbunan tersebut supaya lebih padat

8.      Melakukan pencampuran pasangan tegel lantai dengan perbandingan 1 : 5 kemudian mengaduk-aduknya


dalam bak spesi. Kemudian diberi air secukupnya sampai air tersebut homogeny

9.      Lapisi sisi belakang tegel dengan menggunakan larutan kapur yang telah dibuat sebelumnya.

10.  Jika campuran sudah menyatu maka pemasangan tegel akan dilaksanakan satu persatu sambil dikontrol
dengan waterpass dan tebal spesi 1,5 cm

11.  Melanjutkan pasangan tegel sampai 5 buah tegel baris pertama sambil mengikuti benang yang sudah
terpasang dan cek kedataran dengan waterpass
12.  Memasang tegel lantai baris kedua sama pada langkah kerja nomor 10 sambil dikontrol dengan waterpass
kedatarannya,sampai pada baris keempat jika pemasangan tegel selesai perawatan harus dilakukan

F.       AnalisaPerhitungan

Lantai Tegel

Luas bidang kerja (persegi)     = (82 x 82)cm

                                              = 6724 cm2

Tinggi bidang kerja               = (tinggi pasir) + (tinggi campuran) + (tebal spesi)

                                                         = (4 cm) + (4 cm) + (1,5 cm)

                                                         = (8 + 1,5) cm

                                                         =  9,5 cm

Volume bidang kerja            = 6724 cm2 x 9,5 cm

                                            = 63878 cm3

                                            = 0,064 m3

Perbandingan Campuran 1:4

Untuk volume kapur, Vk      = 1 x 55 = 55 cm3

Untuk volume pasir ,Vp        = 4 x 67,5 = 270 cm3

Jadi volume spesi ,Vs           = Vk+ Vp

                                             = (55 + 270) cm3

                                             = 325 cm3

Kebutuhan pasir dan kapur

Untuk pasir ,    Kp           = (Vp : Vs) VBd


=(270 : 325) 63878 cm3

                                    = 53068 cm3

Untuk kapur,     Kk      = (Vk :Vs) VBd

= ( 55 : 325) 63878 cm3


                                                

                                    =  10810 cm3

Kebutuhan bahan

             JumlahTegel yang dibutuhkan      =  4 baris x 4 kolom

                                                                   = 16 buah 

            Jadi, jumlah Tegel yang dibutuhkan adalah sebanyak 16 buah tegel ukuran 20x20 cm     

Ø  Jumlah pasir dan kapur ( pada pasangan 1 : 5 )

·         Kapur        = 1 x 0,76        = 0,76   m3

·         Pasir          = 5 x 0,675      = 3,375 m3 +

                                            4,135 m3

Ø  Kebutuhan kapur =  x 1 x volume total

=  x 1 x 0,064 m3

= 0.005 m3

= 5 dm3 ≈ 5 liter

Ø  Kebutuhan pasir =  x 5 x volume total

           =  x 5 x 0,064 m3

           = 0.027 m3

           = 27 dm3 ≈ 27 liter

Lantai Biasa
Luas bidang kerja (persegi) = (82 x 70)cm

                                             = 5740 cm2

Tinggi bidang kerja               = (tinggi pasir) + (tinggi campuran)

                                                         = (4 cm) + (4 cm)

                                                         = 8 cm

Volume bidang kerja            = 5740 cm2 x 8 cm

                                            = 45920 cm3

                                            = 0,046 m3

Perbandingan Campuran 1:4

Untuk volume kapur,   Vk           = 1 x 55 = 55 cm3

Untuk volume pasir ,   Vp        = 4 x 67,5 = 270 cm3

Jadi volume Campuran ,Vs      = Vk+ Vp

                                                 = (55 + 270) cm3


                                
                        = 325 cm3

Kebutuhan pasir dan kapur

Untuk pasir ,                Kp           = (Vp : Vs) VBd

=(270 : 325) 45920 cm3

                                                = 38148 cm3


                                  
                      = 38,148 Liter

Untuk kapur,               Kk           = (Vk :Vs) VBd

= ( 55 : 325) 45920 cm3


                                                                

                                                =  7771 cm3
                                                                
= 7,78Liter
Ø  Kebutuhan bahan

Ø  Jumlah pasir dan kapur ( pada pasangan 1 : 5 )

·         Kapur                    = 1 x 0,76        = 0,76   m3

·         Pasir                      = 5 x 0,675      = 3,375 m3 +

                                                        4,135 m3

Ø  Kebutuhan kapur =  x 1 x volume total

=  x 1 x 0,046 m3

= 0,004 cm3

= 4 dm3≈  4 liter

Ø  Kebutuhan pasir =  x 5 x volume total

=  x 5 x 0,046 m3

= 0,019 m3

                       = 19,47 dm3 ≈ 20 liter

G.     Kesimpulan dan Saran

v   Kesimpulan

Ø Dapat mengetahui cara pemasangan tegel lantai

Ø Pemasangan lantai akan rapi bila tiap kali pemasangan lapisan baru dikontrol menggunakan waterpass.

v   Saran

Ø Keseriusan dalam bekerja serta penggunaanalat yang baik akan mempengaruhi hasil pekerjaan sehingga
dalam hal ini mempercepat penyelesaian pemasangan bata.

Ø Penempatan alat dan bahan juga mempengaruhi sehingga kita sebaiknya memper hitungkan dari awal
penempatan alat dan bahan yang efisien.

Ø Kekentalan campuran juga dapat mempengaruhi pemasangan hingga berdirinya pasangan lantai tersebut,
dengan demikian tidak boleh terlalu sedikit air apa lagi air yang berlebihan.
H.     Dokumentasi praktikum
JOB VI

PENGACIAN

A.           Tujuan

1.      Dapat melaksanakan pengacian  dengan baik dan benar sesuai instruksi

2.      Mampu mengetahui alat dan bahan yang dibutuhkan

3.      Memahami tata cara pelaksanaan dan mengetahui dasar-dasar pengacian

B.           Instruksi Umum

1.      Pahami gambar kerja

2.      Gunakan alat sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan job cepat terlaksana

3.      Setelah melaksanakan pekerjaan bersihkan lokasi dan alat

C.           Keselamatan Kerja

a.       Memakai pakaian kerja

b.      Memakai masker dan sepatu pengaman

c.       Memakai sarung tangan

d.      Mengutamakan keamanan dalam bekerja

e.       Bekerja sesuai dengan langkah kerja

D.           Alat dan bahan


                        Alat:

1.      Sendok spasi, digunakan untuk memasang bata.

2.      Sekop, digunakan untuk mengaduk pasir, semen dan air hingga menjadi mortar.

3.      Ember, digunakan sebagai alat penakar perbandingan campuran dan untuk mengambil air.

4.      Gerobak Dorong, digunakan untuk membawa alat/bahan dalam jumlah yang besar
Bahan:

1.      Kapur                                                        2.   Air

E.       Prosedur Pelaksanaan / Langkah Kerja

1.   Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.   Bidang muka plesteran dibersihkan

3.   Bidang muka plesteran disiram air sedikit demi sedikit agar nantinya acian mudah melekat pada
permukaan plesteran

4.   Plesteran disiram dengan air kapur dengan ketentuan tahap 1 lapisan acian agak tipis

5.   Ketebalan acian ditambah dengan menempelkan acian pada lapisan tipis sebelumnya dengan menggunakan
skrap.
6.   Lakukan pengacian dengan teknik skrap ditekan keatas pada permukaan plesteran. Hal ini untuk
memudahkan proses melekatnya acian pada plesteran

7.   Basahi skrap dengan air untuk memperhalus permukaan acian

8.   Lakukan pengacian hingga seluruh permukaan plesteran tertutupi oleh acian

F.            Analisa Perhitungan

L                      = LI + LII

                                                 = (100 x 20) cm2 + (200 x 20) cm2

                                                                = (2000 + 4000) cm2

                                     = 8000 cm2    

            Tebal acian                  = 3 mm = 0,003 m

            Volume acian              = L x tebal acian

                                                = 8000 cm2x 0,003 m

                                                = 24 m3

            Jadi kebutuhan kapur = 24 : 0,55

                                                = 43,64 m3 + (5% x 120)


                                                = 43,64 + 6

                                                = 49,64 m3

G.           Kesimpulan dan Saran

·      Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktikum ini kita dapat mengetahui cara pengacian yang benar dan sesuai dengan
tingkat kerataan, kedataran serta keseimbangan dan juga mengetahui kekentalan campuran mortar yang
digunakan untuk pengacian.

·      Saran

Sebaiknya pengacian yang berhadapan dengan tembok harus memperhatikan kesikuan bidang pasangan
sebab bidang pasangan tersebut tidak selamannya benar-benar siku maka pengacian  pada ujung
bidang  harus di sesuaikan ketebalan aciannya.

H.     DOKUMENTASI JOB VI
                 

JOB  VII

P O N D A S I

A.      Tujuan
1.       Agar dapat menentukan batu yang sesuai untuk pondasi.

2.       Agar bisa mengerti dalam menentukan keadaan, volume pondasi yang akan dipakai.

3.       Agar bisa membuat konstruksi pondasi batu kali yang kuat dan artistik dengan cara/teknik yang baik
dan benar.

B.      Instruksi Umum

1.      Pahami gambar kerja

2.      Gunakan alat sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan job cepat terlaksana

3.      Setelah melaksanakan pekerjaan bersihkan lokasi dan alat

C.      Keselamatan Kerja

a.       Memakai pakaian kerja

b.      Memakai masker dan sepatu pengaman

c.       Memakai sarung tangan

d.      Mengutamakan keamanan dalam bekerja

e.       Bekerja sesuai dengan langkah kerja


D.     Peralatan dan Bahan-bahan :
            - Sendok spesi             - Palu cakar
            - Meteran                    - Unting-unting
            - Gergaji                      - Selang
            - Ember                       - Siku- siku
            - Sekop                        - Benang
            -  Waterpass                - Semen
            - Kotak spesi               - Pasir
            - Air

E.      Langkah Kerja :
1. Menyiapkan dan membersihkan lokasi yang akan dipakai/dipasang.

2. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.


3. Membuat papan duga atau profil yang sesuai dengan ketingian yang diinginkan   

    dan dalam keadaan datar.


4. Tentukan as dari pondasi tersebut.
5. Mengukur sudut pondasi sesuai dengan kemiringan pondasi dan sudut siku  

    dengan bantuan plat siku.


6. Pasang unting-unting pada as pondasi lalu ukurlah lebar bawah pondasi sesuai   

    dengan ukuran yang ada.

7. Pengukuran lebar puncak pondasi dengan kemiringan pondasi dengan bantuan  

    plat siku.
8. Memasang kayu lurus pada lebar puncak ujung bawah dari pondasi.
9. Lalu pada kayu yang dipasang pada papan duga tersebut dipasang benang satu  

    sama lainya dengan benang yang tegang dan tidak kendor.


10. Pekerjaan biasanya dimulai dengan pekerjaan awal yaitu menguruk bagian

      bawah setinggi 5 cm dengan pasir dan setelah semuanya rata kemudian batu

      kali dimulai disusun dengan ukuran yang sesuai yaitu pemasangan batu kali

      yang besar terlebih dahulu yang diletakan pada bagian bawah.

11. Selanjutnya memberi mortar pada siar batu kali tersebut.


12. Bila pasangan telah selesai, hasil pekerjaan dapat diperiksakan kepada instruktur.

F.       ANALISA PERHITUNGAN

DIK :
a.       Panjang total  pondasi =                           30 meter

b.      Lebar atas pondasi            =                                  30 cm

c.       Sedangkan lebar bawah pondasi =            60 cm

d.      Dan tinggi             =                                              70 cm

Penyelesaaiian :

a.       Pasir

Volume pasi                            = 0.6 x 0.05

= 0.09

Volume total pasi                    = 0.09 x 35

= 3.15

Order pasir                              = 1.05  x 3.15

= 3.3075

b.      Luas panjang pondasi                         = ((0.6 + 0.3)/2)

 =  0.315

Volume total batu                   = 0.315 X 35

= 11.025

Batu pondasi                           = 1.2 X 11.025

= 13.23
Pasir                                        = 0.54  X 11.025

= 5.9535

Semen                                                 = 2.68 zak X 11.025

= 29.547 di bulatkan 30 zak

G.     Kesimpulan dan Saran

·      Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktikum ini kita dapat mengetahui cara membuat pondasi yang benar dan
sesuai dengan tingkat kerataan, kedataran serta keseimbangan dan juga mengetahui kekentalan
campuran mortar yang digunakan untuk pondasi

·      Saran

Sebaiknya pondasi yang berhadapan dengan tanah harus memperhatikan kesikuan bidang pasangan
sebab bidang pasangan tersebut tidak selamannya benar-benar siku maka saat pondasi  harus di
sesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan . 

H.      DOKUMENTASI PRAKTIKUM
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
      Dalam praktek kerja batu ini banyak manfaat yang dapat kita ambil. Praktek kerja batu merupakan
suatu kegiatan yang berhubungan dengan konstruksi batu, dimana merupakan salah satu hal pokok
dalam pembangunan jalan,gedung jembatan, rumah dan lain-lain.
      Dalam praktek kerja batu ini mahasiswa dituntut agar dapat mengenal dan mengerti hal-hal yang
dapat berkaitan dengan konstruksi batu. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat mengenal alat-alat dan
mengerti fungsinya dalam setiap pelaksanaan job.

      Praktek kerja batu banyak memberikan manfaat bagi para mahasiswa, dimana dasar-dasar yang
diperoleh dari job-job ditambah dengan teori dapat kita aplikasikan dalam lingkungan masyarakat dan
lingkungan kampus.

B.     SARAN
1. Dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
2. Dalam bekerja hendaknya mengikuti petunjuk yang telah diberikan     

    Instruktur.
3. Bekerjalah dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
4. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
5. Hasil pekerjaan harus rapi dan teliti.

Anda mungkin juga menyukai