Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA BATU

Disusun oleh :

AGUNG RIYAN NUGROHO


1741320146
1 MRK 6

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PRODI D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI

POLITEKNIK NEGERI MALANG

SEMESTER GENAP 2017/2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK BATU

Yang bertanda tangan dibawah ini, dosen pengajar yang memberikan persetujuan atas
laporan praktek kerja batu yang disusun oleh :

Nama : AGUNG RIYAN NUGROHO

NIM :1741320146

Jurusan : D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI

Universitas : POLITEKNIK NEGERI MALANG

Kelas : 1 MRK 6

Mata Kuliah : PRAKTEK BATA / BRICK

Malang, 29 Mei 2018

Menyetujui, Penulis,

Dosen Pengajar

Suselo Utoyo, S.T. MMT. Agung Riyan Nugroho

NIP. NIM. 1741320016

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Kerja Batu.

Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu,
disampaikan banyak terimakasih kepada Ibu Dr. Diah Lydianingtias,ST.,MT selaku dosen
pembimbing Praktek Kerja Batu dan Pak Purnadi selaku instruktur Praktek Kerja Batu yang
telah memberikan bimbingan, ilmu, nasehat, saran, waktu, tenaga, pikiran dan perhatiannya
dalam penyelesaian laporan ini.

Tidak lupa penulis sampaikan permintaan maaf apabila terdapat ucapan dan tindakan
yang kurang berkenan. Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 29 Mei 2018

Agung Riyan Nugroho

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dewasa ini teknologi dalam bangunan semakin maju. Ini dibuktikan dengan hadirnya
bermacam – macam produk bahan bangunan yang memiliki kualitas sangat baik. Tetapi
sayangnya kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan proses pelaksanaan yang tetap
berlandaskan pada aturan –aturan yang telah ditetapkan, sehingga menghasilkan pekerjaan
yang mutunya kurang sesuai dengan yang diinginkan. Ini terjadi karena banyak faktor
diantaranya rendahnya pengetahuan pekerja yang bila tanpa pengawasan yang baik akan
bekerja sesuai dengan yang dia tahu tanpa mengetahui yang semestinya dilakukan. Untuk
itu sangat perlu dilakukan analisa bagaimana proses pembangunan yang sesuai dengan
aturan yang diterima di perkuliahan dengan keadaan di lapangan. Hal ini perlu dilakukan
agar kesalahan yang terjadi di lapangan tidak terjadi lagi sehingga hasilnya sesuai dengan
yang diharapkan oleh pemilik bangunan tersebut

1.2 TUJUAN
1. Salah satu syarat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah praktek kerja batu .
2. Mampu membuat adukan/spesi/mortar dengan benar, sesuai syarat pemasangan bata.
3. Memahami cara memasang plesteran dinding bata dengan benar dan rapi
4. Mampu membuat adukan/spesi/mortar dengan benar, sesuai syarat plesteran dinding
bata.
5. Dapat memasang plesteran dinding bata dengan benar dan rapi.
6. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa kerja di lapangan
7. Memberi pengajaran tentang kerja di lapangan
8. Mengetahui keselamatan kerja

1.3 MANFAAT
• Dapat mengetahui nama alat dan cara memakainya.
• Mengetahui cara pemasangan batu bata,plesteran,,pengacian dengan baik dan benar.
• Dapat mengetahui cara memilih bahan bangunan yang baik dan bermutu.
• Mengetahui cara membuat bangunan yang baik,benar dan kuat.

4
BAB II

DASAR TEORI

2.1 PENGERTIAN KERJA BATU (MASONRY)


Kerja Batu (Masonry) merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
pemasangan batu kali (Stone Work) sebagai pondasi rumah atau bangunan lainnya seperti
pasangan batu kali untuk saluran atau dinding penahan tanah atau pekerjaan pasangan batu kali
untuk fungsi lainnya, pekerjaan pasangan batu bata (bricks Laying) untuk dinding/tembok
bangunan rumah tinggal/gedung atau bangunan lainnya, pekerjaan plesteran dinding/tembok
bata (Wall Plastering), plesteran lantai (Floor Plastering), pekerjaan benangan, setrekan
pasangan batu kali (nat/siar pasangan batu kali), pasangan tegel lantai/keramik lantai (Floor
Tiling), tegel dinding/keramik dinding, pemasangan batu hias/batu lapis/batu tempel/finier
(Vineer), pemasangan glass block, pemasangan super bata (super bricks), batako/bataton,
paving block untuk perkerasan jalan, Flag Stone (batu bendera/batu pipih lembaran), batu
tempel jenis lainnya seperti marmer/marbel, granit, batu hias untuk pertamanan dan lainnya.

2.2 BAHAN DALAM PEKERJAAN BATU


Bahan yang digunakan untuk kerja batu adalah bahan yang diambil dari alam, seperti:
1. Pasir, yang diambil dari sungai atau dari sedimen/endapan di lereng gunung
2. Batu kali jenis andesit, yang didapatkan dari kali/sungai dengan ukuran tertentu atau batu
gunung jenis andesit beku luar atau beku dalam yang dipecah/dibelah atau marmer, granit
dan jenis batu lainnya
3. Batu kapur, merupakan bahan yang dibuat dan diolah dimana bahan dasarnya diambil dari
alam yang dibakar dengan suhu tertentu sehingga menjadi kapur tohor/kapur hidup
4. Batu bata atau batu merah buatan lokal, batu bata atau batu merah buatan pabrik/industri
yang dikenal sebagai super bata, batako/bataton dimana nama tersebut adalah penamaan
bata kongkret (concrete) atau bata beton, keramik lantai/keramik dinding, glass block,
paving stone/pavior
5. Portland Cement (PC/Semen Blauw), yang di Indonesia sudah diproduksi mulai tahun 1960
an oleh pabrik-pabrik besar, baik oleh BUMN maupun oleh Industri besar swasta lainnya,
Kapur, Semen Merah/Trass/Pozzolan, Pasir dan Air yang memenuhi syarat.

5
Portland Cement (PC) bila dicampur dengan pasir dan air akan segera mengeras,
dimana PC sebagai bahan pengikat/perekat, sedangkan pasir sebagai bahan pengisi.
Bilamana PC ditambah kapur, pasir dan air akan juga mengeras, akan tetapi waktu
pengerasan akan lebih lambat, dimana kapur sebagai bahan untuk mempermudah
pengadukan yang biasa dinamakan workability material. Bila kapur ditambah dengan pasir
dan air akan juga mengeras, tetapi tingkat kekerasannya akan lebih tinggi campuran antara
PC dan Pasir serta air. Bilamana Kapur dicampur dengan Pasir dan Semen Merah serta Air
akan juga mengeras. Dalam hal ini Semen Merah sebagai bahan untuk mempermudah
pengadukan (Workability material).
Campuran bahan-bahan diatas disebut mortar, adukan, luluh atau spesi bilamana
dicampur dengan air sampai merata. Fungsi mortar adalah untuk mengikat antara batu bata
satu dengan lainnya, batu bata dengan batu kali, batu kali dengan batu kali, batu bata dengan
glass block, batu bata dengan tegel, keramik, batu pelapis (veneer), kaca bahkan dengan
kayu.

2.3 ALAT-ALAT DALAM PEKERJAAN BATU


Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan batu adalah :
1. Meteran, yang dapat digunakan untuk kerja batu adalah meteran lipat yang dibuat dari
bahan kayu, alumunium, stainless steel maupun PVC, meteran gulung (rol meter) dari
bahan campuran antara plastik dan pita baja atau plastik dan pita serat (fiber). Panjang
meteran lipat adalah 1 meter, 2 meter ataupun 3 meter. Sedangkan meteran gulung adalah
3 meter, 5 meter, 8 meter, 10 meter, 20 meter, 50 meter maupun 100 meter. Jenis-jenis
meteran tersebut digunakan untuk memastikan ukuran pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Pensil penanda pada kerja batu digunakan untuk penanda ukuran panjang, lebar maupun
tinggi pada pekerjaan yang akan dilakukan. Untuk memberikan ukuran yang tepat, pensil
harus diserut.Warna pensil disarankan adalah warna hitam, putih, merah, biru dan kuning
untuk memberikan penanda yang berbeda pada bidang yang diberi tanda, agar tidak
menyulitkan pekerja dikemudian waktu. Pada umumnya pensil yang digunakan adalah
pensil tukang kayu berpenampang pipih, akan tetapi dapat digunakan pensil bentuk
penampang segi enam dengan kekerasan pensil 6H atau 8H dan tahan minyak. Penanda
lainnya dalam kerja batu dapat digunalan kapur tahan minyak (chalk oil).
3. Drum, untuk menampung air bersih yang dipergunakan untuk mencampur
adukan/spesi/luluh/mortar, membasahi bata yang akan dipasang dan mencuci peralatan
bilamana selesai dipergunakan.

6
4. Ember, alat ini biasa digunakan untuk mengambil air, menakar perbandingan campuran
adukan spesi/mortar maupun untuk menyediakan spesi/mortar dalam jumlah kecil.
Biasanya bahan yang digunakan adalah dari plastik yang cukup kuat atau dari bahan
karet.
5. Bak Spesi, alat ini digunakan untuk mencampur spesi/mortar yang siap pakai yang
terletak dekat dengan tukang batu/tenaga terampil yang siap dalam pemasangan bata atau
batu kali, plesteran maupun bahan lainnya yang siap pasang
6. Bak Spesi Besar, alat ini digunakan untuk mencampur spesi/mortar dalam jumlah besar
yang dekat dengan timbunan material seperti pasir, PC maupun bahan
7. Gerobak dorong,alat ini digunakan untuk mengambil material seperti pasir yang telah
diayak dan ditakar yang akan dimasukkan kedalam bak spesi besar yang akam dicampur
dengan PC atau kapur dan atau semen merah dalam keadaan kering yang kemudian
dicampur dengan air dalam jumlah tertentu
8. Gerobak dorong bata, alat ini digunakan untuk mengambil batu bata yang di ditimbun
didalam gudang atau didalam area material yang telah dipersiapkan. Seperti gerobak
dorong yang disebutkan diatas, cara mengoperasikan alat ini dengan cara didorong untuk
keamanan pengguna, bukan ditarik.
9. Ayakan pasir, alat ini digunakan untuk mengayak pasir yang terletak dekat penimbunan
pasir. Pasir sebelum digunakan untuk campuran spesi/mortar, harus diayak dahulu untuk
menyortir/memisahkan dari butiran kasar yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam
pemasangan batu bata maupun batu kali bahkan keramik. Bahan yang digunakan untuk
alat ini, bingkai dari bahan kayu yang cukup baik, misalnya kayu meranti dengan kasa
kawat atau mesh dengan ukuran 1mm hingga 3mm disesuaikan dengan kebutuhan
kehalusan butiran pasir yang akan diayak. Kasa kawat dipakukan cukup kuat pada
bingkai kayu dan didukung dengan kawat diameter 2 – 3 mm yang diikatkan menyilang
dibawah kasa kawat
10. Cangkul dan skop,Cangkul digunakan untuk menggali tanah, mengambil pasir yang
akan dipindahkan pada bak spesi, mengaduk mortar serta mengambil mortar yang akan
ditempatkan pada ember. Sedangkan skop ada beberapa jenis yaitu untuk mengayak
pasir, mengambil pasir, mengaduk mortar, memindah tanah dari dalam galian, memindah
adukan yang siap pakai dari bak spesi besar ke dalam ember atau ke dalam gerobak
dorong yang akan dipindahkan ke dalam bak spesi kecil yang sudah dipersiapkan untuk
pemasangan pekerjaan.

7
11. Waterpass( Spirit Level), Alat ini digunakan untuk memeriksa/mengontrol/mengoreksi
terhadap ketegakan dan kedataran pasangan dinding bata, plesteran, pasangan batu kali,
pasangan batu temple/veneer maupun pasangan lainnya. Adakalanya waterpass
dilengkapi dengan pengontrol kemiringan 45˚..Bilamana menggunakan alat
konvensional, ketegakan pasangan dapat menggunakan unting-unting (lot) dan kedataran
pasangan dapat dikontrol/diperiksa dengan menggunakan slang transparan yang diisi air
serta gelembung yang ada didalamnya dihilangkan (slang air).
12. Sendok spesi/ Cetok (Trowel), Alat ini digunakan untuk memasang bata/batu merah
(bricks), memasang batu kali, memasang plesteran, keramik dan sejenisnya. Ada
beberapa ukuran dan model sendok spesi tersebut
13. Jointer/ Joint Trowel, Alat ini digunakan untuk membentuk nat/siar antar bata yang telah
dipasang. Biasanya pasangan dinding bata tanpa diplaster (dinding bata expose), siar/nat-
nya dibentuk rapi dengan alat yang biasa disebut jointer atau cetok pembentuk
nat/siar.Ada beberapa bentuk jointer yang dapat ditemui.
Bentuk-Bentuk Siar/Nat : Lurus, Segitiga Ke Bawah, Segitiga Ke Atas, Cembung,
Cekung, Alami
14. Pemasang Benang (Line Bobbyn), alat ini digunakan untuk memasang benang sebagai
patokan kelurusan pasangan bata. Setiap lapis bata harus dipasang benang agar pasangan
bata rata (datar/waterpass) dan lurus. Pengait benang dapat berupa plat tipis bentuk
segitiga yang dapat dikaitkan pada sudut luar dari pasangan bata atau dari bahan kayu.
Untuk pengait benang yang lain dapat digunakan pin baja atau plastik atau p aku biasa
15. Palu Pemotong Bata, alat ini digunakan untuk memotong bata, bilamana diperlukan.
Sebagai perbandingan, tukang batu local bilamana memotong batu bata lokal, selalu
menggunakan sendok spesi lokal yang cukup tebal dan kuat. Akan tetapi, bila memasang
bata yang cukup kuat, misalnya super bata atau batako/bataton, maka cara mereka
memotong batako/bataton sering menggunakan pemotong sirkel (circle/gerinda tangan
dengan tenaga listrik) atau mesin pemotong batako/bataton. Untuk memotong super bata
dapat juga menggunakan pahat pemotong yang dipukul dengan palu (hammer)
16. Tongkat Ukur , alat tersebut digunakan untuk mendatarkan dua buah batu bata yang
telah dipasang dengan spesi/mortar yang saling berjauhan selama panjang tongkat ukur
menjangkau. Biasanya panjang tongkat ukur adalah 2 meter.Tongkat ukur dapat terbuat
dari bahan kayu ringan dan lurus atau pipa alumunium penampang persegi empat.Alat
ini juga dapat digunakan untuk meratakan kepala plesteran dinding maupun plesteran
lantai.

8
17. Jidar , alat ini digunakan untuk meratakan kepala pasangan plesteran dinding maupun
plesteran lantai, juga dapat digunakan untuk memotong dan meratakan isian dari
plesteran dinding dan plesteran lantai sekaligus untuk mulai menghaluskannya. Alat ini
terbuat dari bahan kayu yang kedua tepi memanjangnya dilapisi bahan aluminium profil
u agar mudah untuk mengiris isian plesteran dan tidak mudah rusak.Pada kedua sisi dekat
ujung-ujungnya dilengkapi dengan pegangan silinder dan pegangan memnjang dari
bahan kayu.
18. Ruskam kayu , alat ini digunakan untuk meratakan sekaligus menghaluskan awal dari
permukaan pasangan plesteran dinding maupun plesteran lantai. Terbuat dari bahan kayu
atau bahan pvc
19. Ruskam Plat, alat ini digunakan untuk menghaluskan permukaan pasangan plesteran
dinding maupun plesteran lantai setelah diratakan dengan tongkat ukur, jidar maupun
dengan ruskam kayu. Alat ini terbuat dari bahan baja anti karat (stainless steel) serta
pegangan dari bahan plastic kombinasi karet.
20. Batu Gosok, alat ini digunakan untuk membersihkan permukaan dinding bata yang telah
terpasang dan kering dari sisa-sisa adukan yang telah mengering pada permukaan dinding
bata yang dipasang tanpa plesteran (expose)
21. Sapu Lidi Dan Sapu Ijuk, Prinsipnya adalah bahwa setiap selesai bekerja, terutama bagi
para pekerja konstruksi, khususnya bagi para tukang kerja batu, setiap selesai bekerja,
tempat kerja/lokasi kerja selalu dibersihkan, dan tentu saja harus disediakan bak sampah
tertutup.

9
10
AYAKAN PASIR

BAK SPESI BESAR

11
2.4 IKATAN BATU BATA
Ikatan batu bata diperlukan agar konstruksi kuat, tahan lama serta memenuhi syarat sisi
estetika arsitektural. Ikatan batu bata dapat disusun dalam ketebalan 1 bata, ¾ bata maupun ½
bata.Pada umumnya, ikatan batu bata dengan ketebalan 1 batu dibangun pada daerah yang
memiliki musim dingin, seperti di Eropa dan Amerika serta di Negara-negara lainnya. Akan
tetapi di Indonesia, seperti yang banyak ditemui pada kota-kota besar, sedang, maupun kota-
kota kecil dimana bangunan-bangunan kurun waktu hingga tahun tujuh puluhan, masih ada
yang menggunakan dinding batu bata dengan ketebalan 1 batu, terutama untuk bangunan
rumah induk. Sedangkan untuk dinding lainnya menggunakan ikatan batu bata dengan
ketebalan ¾ bata dan atau ½ bata. Di Indonesia dan Negara berkembang lainnya, syarat suatu
bangunan, salah satunya adalah hemat biaya, sehingga kurun waktu tersebut dan oleh karena
perkembangan teknologi, hingga sekarang, bangunan rumah tinggal dan gedung-gedung
lainnya, membangun dinding-dinding batu batanya menggunakan ketebalan ½ bata. Saat ini di
Negara-negara maju telah menggunakan dinding batu bata ketebalan ½ batu yang mereka sebut
sebagai ikatan modern oleh karena akibat resesi ekonomi pada Negara-negara maju, sehingga
ikatan batu bata dengan ketebalan ½ batu adalah yang paling ekonomis diantara jeis-jenis
ikatan lainnya.
Sebuah batu bata memiliki tiga dimensi yaitu lebarnya (kadangkala dianggap sebagai
ketebalannya), ketinggiannya dan posisi panjangnya.Meskipun batu bata dapat dipasang dalam
enam macam posisi berbeda dimensi-dimensi ini sebagai patokan dalam pelaksanaan
pemasangan batu bata adalah memanjang (membujur).Tebal dan panjang batu bata disebut
rupa (face dimension), sebab dimensi-dimensi ini terlihat ketika batu bata dipasang membujur.

Berbagai macam jenis ikatan batu bata yang telah dikenal dan pernah digunakan pada
bangunan-bangunan gedung di Indonesia, antara lain adalah :
1. Stretcher bond/ Running bond (Ikatan biasa)
Ikatan jenis ini adalah ikatan yang paling mudah
dilaksanakan diantara ikatan batu bata yang ada,
membutuhkan sedikit jumlah batu bata yang
dipotong kurang atau lebih dari setengah panjang
bata. Siar tegak tidak akan segaris pada lapisan yang
berurutan

12
2. English Bond
Ikatan jenis ini adalah suatu pilihan
(alternative) lapisan ikatan header dan ikatan
stretcher.Merupakan salah satu ikatan batu bata
yang kuat bila dinding tebalnya 1 batu atau lebih.

3. Flemish Bond

4. Dutch Bond

13
5. English Garden Wall Bond/Common Bond

6. Garden Wall Bond/American Bond

7. Brick on Edge Bond


8. Raking Bond
9. Zigzag Bond
10. Header Bond
11. Facing Bond

2.5 PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN BATU BATA


Mempersiapkan bahan untuk pekerjaan pemasangan bata dilapangan adalah sangat
penting dilakukan demi memperlancar pekerjaan selanjutnya. Timbunan batu bata, pasir, PC
bahkan kapur, serta air bersih, perlu dipersiapkan sedekat mungkin di lokasi pekerjaan.
Lokasi pengadukan spesi/mortar dilakukan dekat dengan penimbunan pasir yang telah
diayak, PC (gudang PC) serta kapur bilamana diperlukan. Drum-drum penampung air bersih
dapat diletakkan dekat dengan tempat pengadukan spesi/mortar. Peralatan yang diperlukan
untuk mengayak pasir disiapkan seperti ayakan pasir, cangkul atau skop. Gerobak dorong bata

14
untuk memindah bata dari tempat penimbunan bata menuju lokasi pemasangan bata. Kotak
adukan beserta sendok spesi, skop, cangkul, line bobbyn, meteran, tongkat ukur, palu
pemotong bata, ember berisi air bersih, waterpas dan jointer perlu dipersiapkan dalam
pemasangan dinding bata.

2.6 MEMASANG DINDING BATA


Seperti telah diketahui, syarat batu bata adalah kepadatan, warna diharapkan sama (matang
bakar), ke enam sisinya siku-siku satu dengan lainnya, ukuran sama, daya serap terhadap air
rendah. Syarat bata yang telah dipasang adalah tidak retak, apalagi pecah. Syarat
adukan/mortar/spesi yang telah dipasang dengan bata adalah setelah adukan/mortar/spesi
kering beberapa hari, kekerasannya setidak-tidaknya sama dengan batu bata yang terpasang.
Syarat adukan yang dipasang, siar-siarnya (nat-nya) baik siar datar maupun tegak harus padat
(tidak keropos) yang mengakibatkan berkurangnya kekuatan konstruksi dinding bata.
Dalam memasang bata sebagai dinding, hal yang pertama dilakukan adalah memastikan
bahwa kondisi adukan adalah plastis, tidak terlalu kering atau encer yang dapat mengakibatkan.
Bata yang telah dicelup ke dalam air dengan kondisi Saturated Surface Dry (SSD) artinya
kondisi bata jenuh air permukaan kering yang berfungsi agar air semen yang terserap bata tidak
berlebihan yang mengakibatkan ikatan antara permukaan bata dengan adukan cepat kering
sehingga tidak memberi kesempatan adukan mongering secara normal.
Sering kita melihat para tukang bata selalu memasang bata dengan cara memukul
permukaan bata yang mengakibatkan bata dalam kondisi retak sebelum dinding jadi. Hal ini
dapat mengurangi kualitas dinding bata secara keseluruhan. Begitu pula, cara ini dapat melepas
ikatan yang sempurna antara permukaan bata bagian bawah dengan spesi dimana air semen
yang mulai naik keatas (kapiler) akan terlepas. Kita juga dapat membandingkan penggunaan
sendok spesi.Bila kita menggunakan sendok spesi (cetok) bentuk segitiga (Berlin Trowel), kita
hanya perlu mengambil satu kali adukan dari dalam bak adukan untuk selanjutnya dapat
memasang satu buah bata. Akan tetapi kita dapat mengamati penggunaan sendok spesi local
termasuk jenis sendok spesi London Trowel yang membutuhkan beberapa kali pengambilan
adukan dari dalam bak spesi yang tentu saja membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan menggunakan sendok spesi bentuk segi tiga (Berlin Trowel)
Langkah-langkah memasang dinding bata
1. Pasang batu bata diatas lantai pada kedua ujung (A & B) dengan menggunakan spesi /
adukan / luluh setebal 1 cm 2mm

15
2. Ukur kedataran kedua permukaan pasangan bata dengan menggu-nakan tongkat ukur
dan waterpass
3. Pasang Line-Bobbyn pada kedua ujung pasangan dengan keadaan benang regang (lurus)
4. Pasang batu bata dengan adukan selurus dan sedatar benang dengan siar / nat (jarak
antara) setebal 1 cm
5. Selanjutnya pasang batu bata seperti diatas hingga pasangan penuh.
6. Setelah pasangan penuh, Line-Bobbyn dapat dilepas.
7. Lapisan selanjutnya (lapisan ke II) memasang batu bata ukuran 1/2 batu pada kedua
ujungnya dan diukur tegak lurus kedua sisi dan datar dengan waterpass seperti pada
langkah ke 2 (tersebut diatas).
8. Setelah pasangan dalam keadaan datar, lepaskan waterpass dan tongkat ukur, pasang
Line-Bobbyn seperti langkah ke 3.
9. Pasang batu bata utuh dengan spesi hingga penuh seperti syarat diatas.
10. Pasang batu bata utuh dengan spesi hingga penuh seperti syarat diatas

2.7 PEMASANGAN PLESTERAN


Plesteran dinding dalam hal ini dinding bata lokal berfungsi untuk memperindah
permukaan dinding bata, agar permukaan rata dan dapat dicat sesuai warna selera. Selain untuk
memperindah permukaan dinding bata, juga berfungsi untuk melindungi dinding bata dari
benturan benda lainnya seperti meja, kursi atau perabot rumah tangga lainnya dan yang tak
kalah pentingnya adalah untuk melindungi dinding bata dari pengaruh cuaca, baik panas
maupun hujan yang dapat berakibat timbulnya lumut maupun tumbuhan lainnya. Plesteran
dinding juga dapat dimaksudkan untuk memperkokoh dinding secara keseluruhan dan
mempermudah perawatan.
Plesteran dinding bata dapat dipasang pada dinding bagian luar ruangan/bangunan maupun
didalam ruangan, misalnya dinding pada ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, ruang
dapur, kamar tidur, kamar mandi maupun dinding ruang gudang.
Pada umumnya kualitas kekedapan (water resist) plesteran dinding bagian luar (1 PC : 5
Pasir) lebih baik dibandingkan dengan kualitas plesteran di dalam ruangan (1 PC : 7 Pasir),
akan tetapi kualitas plesteran didalam ruangan dapat dibuat laksana plesteran di luar ruangan,
kecuali plesteran pada trasraam (dinding setinggi 30 cm dari lantai), plesteran pada dinding
dapur, plesteran pada dinding kamar mandi maupun plesteran dinding saluran dan kolam harus
benar-benar kedap air (1 PC : 3 Pasir)

16
Bahan Plesteran dinding bata dapat dibuat dari campuran 1 PC : 3 Pasir atau 1 PC : 5 Pasir
atau 1 PC : 7 Pasir atau 1 KP : 3 Pasir atau 1 KP : 5 Pasir atau 1 KP : ¼ Semen Merah : 4 Pasir.
Sebaiknya, untuk pekerjaan Plesteran saluran, apakah saluran drainase maupun saluran
irigasi yang mana selalu berhubungan dengan air, disarankan menggunakan pasir beton, bukan
pasir pasang apalagi pasir urug. Tebal plesteran dinding dapat dibuat 1 cm, adakalanya dibuat
lebih tebal yang biasanya karena pasangan dinding bata yang dikerjakan tidak begitu rapi atau
tidak tegak lurus. Akan tetapi seorang engineer akan lebih teliti untuk mengawasi pelaksanaan
pemasangan dinding bata agar penggunaan bahan plesteran lebih hemat.
Plesteran dinding bata dapat dibuat 1 (satu) lapis yang artinya adalah setelah dinding bata
dibasahi dengan air bersih, dilakukan pemasangan/penempelan bahan plesteran ke permukaan
dinding bata lalu diratakan, setelah dibiarkan kering selama 2 atau 3 hari, selanjutnya
dihaluskan dengan bahan finishing yang dikehendaki yang biasa dikenal sebagai lapisan acian,
misalnya dilapisi dengan pasta semen (PC+Air bersih), PC+kapur halus+air (1PC : ¼ Kapur),
Bahan Epoxy untuk finishing plesteran yang dijual umum maupun Kapur halus+Semen merah
halus (1 KP: ¼ SM).
Plesteran dinding bata dapat pula dibuat 2 lapis, yaitu lapisan pertama setebal 1 mm sampai
3 mm dengan komposisi 1 PC : 2 sampai 3 Pasir ayak halus. Lapisan ini dikerjakan dengan
cara dikemprot pada permukaan dinding bata hingga rata. Lapisan pertama dimaksudkan
sebagai selimut kedap air terhadap permukaan bata dan lapisan kedua setebal 7 mm sampai 1
cm (10 mm) sebagai lapisan isian Berikut ini adalah langkah-langkah pengerjaan plesteran
dinding bata.
Langkah – langkah pemasangan plesteran dinding bata :
*CARA 1
1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat ijuk dari kotoran yang mudah lepas, siapkan
Peralatan, Bahan dan ukur ruanganterhadap ketepatan ruangan (siku-siku => diagonal) dengan
meteran. (lihat denah ruangan dibawah ini)
2. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob) dan tandai
dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang paku).
3. Pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang unting-unting selebar 2 - 5
(umumnya 3 cm), setebal 1 - 2 cm, setinggi dari lantai (boleh dari plint) hingga setinggi dinding
yang dipasang, bila untuk ruangan, kepala plesteran dari sudut dinding dengan jarak 20 cm,
dan jarak interval 1 - 1,5 m.
4. Pasang kepala plesteran 3 selurus kepala plesteran 1 & 2 dengan menarik benang lurus.

17
5. Perciki permukaan dinding yang akan diplester dengan air, isikan bahan plesteran (adukan)
dengan komposisi adukan yang dikehendaki, pada permukaan dinding dengan ketebalan lebih
sedikit dari pada kepala plesteran.
6. Ratakan dan potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau tongkat kayu yang
lurus dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran 1 & 3.
7. Isikan plesteran dari bidang kepala plesteran 3 & 2, ratakan dan potong permukaan plesteran
dengan menggunakan jidar atau tongkat kayu yang lurus dengan berpedoman pada permukaan
kepala plesteran 3 & 2
8. Isikan plesteran dari bidang kedua tepi kepala plesteran 1 & 2, ratakan dan potong
permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau tongkat kayu yang lurus dengan
berpedoman pada permukaan kepala plesteran 1 & 3 serta 3 & 2.
9. Ulangi langkah ke-7 seperti tersebut diatas, sehingga seluruh plesteran terisi dan diratakan
yang berpedoman dengan kepala plesteran.
10. Setelah seluruh plesteran terisi penuh dan rata, bagian bawah yang tersisa, dapat dipasang
tegel plint atau diisi dengan plesteran 1 PC : 2 sampai 3 Pasir.

*CARA 2
1. Pasang kepala plesteran dengan memasang papan/klos setebal 1 cm (tegak lurus antara klos
bawah dan atas) dengan ukuran 10 x 10 cm dan isikan kepala pasangan dengan adukan serta
ratakan denga jidar atau tongkat ukur.
2. Isikan seluruh plesteran hingga penuh, padat dan rata.
3. Setelah selesai, tunggu plesteran kering sempurna.
4. Ambil/lepas klos-klos kayu sebagai alat bantu kepala pasangan
5. Isikan seluruh plesteran hingga penuh sempurna.
*CARA 3
1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat ijuk dari kotoran yang mudah lepas, siapkan
Peralatan, Bahan dan ukur ruanganterhadap ketepatan ruangan (siku-siku => diagonal) dengan
meteran. (lihat denah ruangan dibawah ini)
2. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob) dan tandai
dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang paku).
3. Lapisi permukaan dinding bata dengan cara mengemprot adukan 1 PC : 3 Pasir (encer)
setebal 2 - 3 mm hingga merata. Pekerjaan kemprotan adalah melempar adukan ke permukaan
dinding hingga menempel dan merata, adukan yang jatuh ke lantai < 5 %. Selanjutnya pasang
kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang unting-unting selebar 2 - 5 ( umumnya

18
3 cm), setebal 1 - 2 cm, setinggi dari lantai (boleh dari plint) hingga setinggi dinding yang
dipasang, bila untuk ruangan, kepala plesteran dari sudut dinding dengan jarak 20 cm, dan jarak
interval 1 - 1,5 m.
4. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob) dan tandai
dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang paku).
5. Setelah kepala plesteran dipasang tegak lurus, isikan seluruh plesteran hingga rata dan
berpedoman pada kepala plesteran. Demikianlah tiga macam langkah pemasangan plesteran
dapat dilakukan.

19
BAB III

JOB SHEETS

JOB I

(PEMASANGAN BATA)

A. TUJUAN
a. Membuat pasangan bata mulai dari rollag sampai lapis 7
b. Mampu membuat adukan spesi sesuai kebutuhan dan syarat pemasangan bata
c. Dapat memasang pasangan bata yang kuat
B. INSTRUKSI UMUM
 Menggunakan alat sesuai penggunaannya
 Teknik memasang bata
 Membersihkan lokasi setelah kerja
C. ALAT DAN BAHAN
 Alat :
- Sendok spesi
- Ruskam
- Line Bobbyn
- Waterpass
- Benang
 Bahan :
- Bata
- Pasir
- Air
- Portland Semen
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membuat as dan sketsa kerja
3. Memasang patok sesuai dengan sketsa kerja (panjang 7.2m)
4. Memasang benang antar patok
5. Menggali tanah sedalam 10 cm untuk dipasang rollag
6. Merendam bata agar mudah dipasang

20
7. Mulai mengayak pasir dan membuat spesi dengan perbandingan yang sama
yaitu 4 pasir : 1 semen
8. Tanah yang sudah digali, diberi pasir urug agar kuat dan rata, setebal 1-2 cm,
kemudian menyirami pasir agar padat
9. Mulai memasang rollag sepanjang gambar kerja (7.2 m)
10. Dalam memasang bata pada rollag, jarak antar bata adalah 1 cm, kemudian
rongga antar bata diisi menggunakan spesi
11. Setelah rollag terpasang, taruh tongkat aluminium diatas rollag dan taruh
waterpass diatas tongkat untuk melihat kedataran dari rollag tersebut
12. Setelah dilakukan pengukuran keataran, mulai memasang bata pada lapis
pertama
13. Spesi yang digunakan adalah maksimal 1 cm, bata yang dipasang adalah bata
ujung dengan bata ujung lainnya
14. Setelah bata terpasang, pasang Line Bobbyn agar pasangan tetap lurus
15. Ikatan bata yang digunakan adalah Stretcher Bond (Ikatan Biasa)
16. Pasang 2 bata berjajar diatas rollag sebagai lapis pertama
17. Beri ruang untuk pipa sepanjang 30 cm melintangi pasangan bata, beri jarak
antar pipa setiap 1 meter. Tujuannya adalah apabila hujan ada saluran air yang
bisa dilewati oleh air sehingga tidak menyebabkan genangan air
18. Setelah lapis pertama selesai, lanjutkan memasang bata hingga lapis 7 dengan
cara yang sama
19. Setelah semua bata terpasang lanjutkan aplikasi plesteran untuk memplester
dinding
E. ANALISIS BAHAN
- Kapur : 7,5 ember
- Pasir : 30 ember
- Bata : 65 buah
F. KESIMPULAN
- Spesi yang digunakan untuk memasang pasangan bata harus agak kering agar
tidak meluber dan membuang bahan
- Mengetahui dan terlatih cara memasang bata

- Bisa menghitung kebutuhan bahan

21
JOB II

(PEMASANGAN PLESTERAN)

A. TUJUAN
1. Memasang plester dinding dengan baik dan benar
2. Mengukur kedataran menggunakan waterpass
3. Meningkatkan kemampuan menghitung bahan yang diperlukam untuk membuat plesteran

B. INSTRUKSI UMUM
 Pemasangan jidar digunakan sebagai kepala plesteran
 Plesteran tidak boleh terlalu tebal
 Mengukur kedataran plesteran menggunakan waterpass
D. ALAT DAN BAHAN
 Alat yang digunakan dalam Pemasangan Rollag adalah :
1. Bak spesi
2. Jidar
3. Sendok spesi
4. Cangkul
5. Ruskam
6. Kawat besi
7. Waterpass
 Bahan :
- Pasir
- Kapur
- Air
E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membersihkan tembok dari kotoran dan tanaman
3. Mengayak pasir dengan menggunakan ayakan
4. Membuat campuran spesi dengan perbandingan 4 Pasir : 1 kapur dengan
volume perbandingan yang sama
5. Memasang jidar untuk sebagai kepala plesteran dan dijepit menggunakan
kawat, keluar dari tembok ± 1 cm

22
6. Membasahi tembok yang akan diplester menggunakan kuas / disiram
7. Ambil sedikit spesi pada sendok spesi, kemudian lemparkan ke tembok dan
ratakan menggunakan ruskam. Yang paling awal di plester adalah bagian atas
yang telah terpasang jidar untuk digunakan sebagai kepala plesteran
8. Setelah semua bagian terplester,rapikan menggunakan tongkat aluminium
panjang agar rata menyeluruh, mulai dari atas ke bawah
9. Ukur kerataan menggunakan waterpass, apabila ada yang kurang rata, tambal
menggunakan spesi tipis tipis agar plesteran kuat dan tidak gampang runtuh
F. Analisis Bahan
- Pasir : 9 ember
- Kapur : 3 kapur
G. Kesimpulan
- Pemasangan plesteran tidak boleh terlalu tebal agar kuat dan tidak mudah runtuh
- Sebelum diplester, tembok harus sudah bersih dan dalam keadaan jenuh / basah agar
spesi bisa menempel ditembok
- Apabila tembok tidak rata / miring, plesteran harus menyesuaikan agar dinding bisa
rata dan tegak lurus

23
JOB IV

(PENGACIAN)

A. TUJUAN
1. Memasang plester dinding dengan baik dan benar
2. Mengukur kedataran menggunakan waterpass
3. Meningkatkan kemampuan menghitung bahan yang diperlukam untuk membuat plesteran
B. INSTRUKSI UMUM
 Menggunakan alat sesuai penggunaannya
 Acian harus sangat tipis
 Membersihkan lokasi setelah kerja
C. ALAT DAN BAHAN
 Alat :
- Sendok spesi
- Ruskam plat
- Tongkat akuminium
 Bahan :
- Kapur
- Air
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengayak kapur agar mudah dicampur dengan air
3. Membuat acian, kapur dilarutkan dalam air hingga seperti bubur
4. Ambil acian dengan sendok spesi, kemudian taruh di ruskam plat,
tempelkan ke tembok dan tarik ruskam dari bawah ke atas, usahakan acian
yang menempel pada plesteran setipis dan serata mungkin
5. Gunakan tongkat aluminium untuk menempelkan acian di siku siku tembok
agar lebih rapi

24
E. ANALISIS BAHAN
Kapur : 1 kantong
F. KESIMPULAN
- Dapat membuat pasta dengan campuran kapur dan air
- Mengetahui dan terlatih cara mengaci
- Bisa menghitung kebutuhan bahan

25
JOB V

(PEMASANGAN UBIN DINDING / WALL TILE)

A. TUJUAN
a. Memahami cara memasang ubin dinding dengan benar dan rapi
b. Mampu membuat adukan spesi sesuai kebutuhan dan syarat pemasangan ubin
c. Dapat memasang ubin dinding bata sesuai prosedur dan rapi
B. INSTRUKSI UMUM
 Menggunakan alat sesuai penggunaannya
 Teknik memasang ubin
 Membersihkan lokasi setelah kerja
C. ALAT DAN BAHAN
 Alat :
- Sendok spesi
- Ruskam
- Tongkat aluminium
- Waterpass
- Benang
- Unting unting
 Bahan :
- Kapur
- Pasir
- Air
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengukur lebar bidang yang akan dipasang ubin
3. Mengukur panjang tembok untuk menncari as tembok
4. Membersihkan dinding yang akan dipasangi ubin dan melukai acian agar spesi
bisa menempel didinding
5. Mengayak pasir dan membuat spesi dengan campuran 4 pasir : 1 kapur
6. Merendam ubin ukuran 20x25 cm
7. Setelah mendapatkan as tembok, mulai memasang benang di unting unting agar
posisi ubin bisa pada as tembok

26
8. Menaruh spesi ditembok ( caranya sama dengan memplester tembok ) dengan
tebal tidak lebih dari 1 cm, kemudian diratakan dan menaruh ubin diatas spesi
dan diketuk ketuk secara perlahan menggunakan palu karet atau gagang kayu di
palu, agar rongga udara didalam ubin bisa terisi oleh spesi, hal ini harus
dilakukan pelan pelan karena apabila terburu buru, spesi tidak mau menempel
ditembok, sehingga runtuh
9. Cara memasang ubin urut dari as bawah ke atas kemudian samping kanan kiri,
tujuannya agar posisi ubin tetap sama ditengah menurut garis as
10. Setelah ubin terpasang digaris as, ukur menggunakan waterpass agar ubin bisa
tetap datar
11. Setelah itu pasang ubin yang disamping

E. ANALISIS BAHAN
- Kapur : 2 ember
- Pasir : 6 ember

F. KESIMPULAN
- Dalam memasang ubin dinding bata diperlukan kesabaran dan ketelitian agar
ubin bisa menempel di dinding dengan sempurna dan tidak ada rongga udara
didalam ubin sehingga umur ubin akan lebih panjang
- Mengetahui dan terlatih cara memasang ubin

- Bisa menghitung kebutuhan bahan

27
BAB IV

GAMBAR KERJA

MINGGU PERTAMA :

SENIN

RABU

KAMIS

28
JUMAT

29
MINGGU KEDUA :

SENIN

SELASA

RABU

30
KAMIS

31
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demikianlah tugas laporan ini dibuat, sebagai bukti yang sah, bahwa saya sebagai
penulis telah melaksanakan praktek batu, banyak sekali pembelajaran yang penulis
dapatkan, mulai dari belajar memasang bata, membuat plesteran, mengaci,memasang
keramik dan harus menjaga ketelitian, kesungguhan, dan kehati-hatian dalam
menggunakan alat. Dalam pembuatan laporan ini juga, penulis menyadari banyak sekali
kekurangan yang diakibatkan oleh keterbatasan materi dan masih dalam tahap belajar,
maka dari itu penulis mohon maaf kepada semua pihak untuk memakluminya.

B. SARAN
Selalu mengikuti morning talk, menggunakan APD, dan menggunakan alat dengan benar
dan sesuai. Mulai dibiasakan zero accident agar tidak mengahambat pekerjaan dan bisa
selesai tepat waktu.

32

Anda mungkin juga menyukai