Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kerja Batu

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kerja Batu ini disusun oleh Zarkasyi dengan NIM: 1322401081. Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil, prodi DIII, Politeknik Negeri Lhokseumawe, yang berudul “PRAKTEK
KERJA BATU” ini dibuat untuk memenuhi sebagian syarat yang diperlukan untuk memenuhi
laporan kerja kayu

Lhokseumawe, 16 November 2012

Pembimbing Penulis

(RUHANA, ST.MT) (ZARKASYI)


NIP. 19630823 199003 1 002 NIM: 1222302028

Mengetahui
Kepala Bengkel Jurusan Teknik Sipil

(HANIF,ST.MT)
NIP. 19660722 199011 1 001

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah, swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek batu ini tepat pada waktunya.
Salawat beriring salam penulis sanjung sajikan kepangkuan Nabi besar Muhammad saw beserta
kelarga dan sahabat beliau sekalian.
Laporan praktek kerja batu ini merupakan bagian dari hasil praktekkan yang telah saya
lakukan dibengkel Sipil selama 10 hari.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis menyadari adanya kekurangan dan kesalaan baik
dari segi penulisan, pembahasan, dan pengolahan data, maka untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan laporan ini.
Sehubungan dengan selesainya penyusunan laporan ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyeleseaian laporan ini, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
BapakRUHANA,ST.MT selaku instruktur pembimbing kami, serta teman-teman semua yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan dengan harapan semoga laporan ini nantinya
dapat bermamfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya, semoga Allah, swt selalu
melimpahkan taufik dan hidayahnya kepada kita semua.

Penulis

(ZARKASYI)
NIM: 1222302028

1.

2. BAB I
PRAKATA

1.1 Latar Belakang


Konstruksi batu adalah salah satu jenis konstruksi yang menempati urutan besar
dalam suatu konstruksi bangunan gedung.
Dalam praktek kerja batu I ini, sebahagian besar pekerjaan yang terdapat dalam
konstruksi gedung meliputi, Pemasangan dinding setengah Bata, Pemasangan Pilar,
Pemasangan Ubin Lantai, dan Plasteran dinding / Acian.
Untuk mencapai hasil yang sempurna, seorang pekerja harus mengikuti teknik
dan aturan - aturan dari setiap pekerjaan dalam hal Konstruksi Batu, karena faktor
bekerja memegang peranan penting bila kita membicarakan masalah mutu dan
kualitas dari suatu konstruksi bangunan terutama sekali bangunan gedung.
Adapun faktor mutlak yang harus diketahui oleh seorang tukang batu dalam
pekerjaan pemasangan batu bata adalah :
1. Dapat mengenali jenis dan kualitas material yang baik untuk pemasangan batu
bata.
2. Dapat mencampur dan mengaduk material yang akan digunakan dalam pekerjaan
pemasangan batu bata.
3. Mengetahui daya hisap persentimeter luas permukaan batu bata
4. Mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan ikatan antara material
dengan batu bata setelah pekerjaan pemasangan selesai.
5. Mengetahui cara menetukan kedataran dan ketegakan pemasangan batu bata.
6. Mengetahui macam-acam ikatan yang baik dalam pekerjaan pemasangan batu
bata.
7. Mampu merawat pekerjaan selama ikatan antara batu bata dengan adukan belum
monolit antara yang satu dengan yang lainnya.
8. Mengetahui teknik pemasangan batu bata yang baik dan benar.
9. Mampu meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan pemasangan batu baja.

Dengan mengetahui teknik dan aturan-aturan di atas pekerjaan pemasangan batu


bata akan mendapatkan mutu dan kualitas sesuai dengan yang diharapkan.

1.2 Tujuan Instruksional Umum

1. Tujuan utama dari praktek kerja batu adalah untuk mempersiapkan mahasiswa/

I teknik sipil agar mampu menganalisis setiap masalah yang berkaitan dengan

pasangan/ikatan bata.

2. Tujuan khusus dari praktek kerja batu, mahasiswa/I diharapkan:

- Dapat memasang ikatan bata dengan baik dan benar.

- Mampu mensurvei ikatan bata hanya dengan melihat.

- Melatih mahasiswa/I agar lihai & cekatan dalam pemasangan bata.

1.3 Kriteria Pemakai Atau Pembuat Laporan

secara umum , laporan praktikum kerja batu ini , dapat digunakan oleh semua

pembaca. tetapi secara khusus , laporan praktek kerja batu ini di peruntukan bagi

mahasiswa jurusan teknik sipil politeknik yang ingin memahami lebih lanjut tentang
tata cara kerja batu.
1.4 Syarat Yang Harus Di Penuhi Oleh Pembaca Petunjuk Praktikum
supaya dapat memahami isi dari laporan kerja batu ini, maka pembaca di haruskan
sudah terlebih dahulu memilikipengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
kerja batu ini di peruntukan bagi mahasiswa jurusan teknik sipil program studi D III

1.5 Isi Laporan Kerja Praktikum

laporan praktikum kerja batu ini, secara keseluruhan mempelajari tentang semua

kegiatan yang berkaitan dengan kerja batu misalnya, pemasangan dinding bata ikatan

½ batu, memasang 1 batu dalam ikatan jerman, memasang batu bata pasangan gigi
jatuh, memasang plasteran, memasang rolag, dan memasang keramik pada lantai.
BAB II

PENGENALAN BAHAN DAN ALAT

2.1 BAHAN :
Untuk pekerjaan pasangan batu, bahan - bahan yang selalu digunakan adalah :
1. Batu Bata
2. Semen
3. Kapur
4. Pasir
5. Kerikil
6. Air

1. BATU BATA
Batu bata adalah merupakan pemisah ruangan yang satu dengan yang lain
dilakukan dengan pemasangan tembok atau dinding. Batu bata ini berasal dari tanah
liat yang dalam keadaan dekat dicetak , dijemur beberapa hari sesuai dengan aturan lalu
dibakar sampai matang, sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.

 Syarat-syarat bata
Bata sebagai suatu unsur bangunan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
Semua bidang-bidang sisi harus datar
Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku
Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan
Warna pada penampang patahan merata
Bila diketok suaranya nyaring
Panjang bata sama dengan dua lebar + siar (1 cm )
Penyimpangan panjang maksimum 3% lebar maksimum 4% dan tebal maksimum
5%
Kuat desak bata yang banyak terdapat dalam perdagangan dibagi dalam 3 golongan
yaitu :
 Mutu tingkat I kuat desaknya rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2
 Mutu tingkat II kuat desaknya rata-rata 100-80 kg/cm2
 Mutu tingkat III kuat desaknya rata-rata 80-60 kg/cm2
Pada sebuah bata yang masih utuh nama bidangnya adalah :
Terpanjang disebut sterk
Terkecil disebut kop
Terbesar disebut bidang datar

Syarat mutlak ukuran bata 1 sterk = 2 kop + 1 siar


Siar adalah adukan setebal 1 cm yang meletakkan bata satu dengan yang lainnya.
Tebal siar tidak boleh terlalu besar, tetapi berkisar 0,8-1,5 cm.
Menginggat syarat ikatan bata bahwa, siar tidak boleh berimpit, maka
akan terjadi pemotongan bata yang disesuaikan dengan kebutuhan. Namun
demikian selalu diusahakan digunakan bata yang masih utuh.

2. SEMEN
Semen adalah bahan hidrolik, artinya dapat menggikat mengeras setelah bereaksi
dengan air sebagai bahan pengikat (setelah dicampur dengan air), semen mempunyai
proses penggerasan yang mempunyai proses pengerasan yang relatif cepat yang
penyusunannya juga relatif rendah jika dibandingkan bahan pengikat yang
lainnya. Semen sebaiknya disimpan ditempat yang terlindungi dari panas dan hujan
serta terhindar dari udara yang lembab.
Sifat - sifat semen :
. Terbentuk dalam suhu 1400oC – 1500oC
. Mengeras bila terkena air dan udara lembab
. Membentuk tepung halus

3. KAPUR
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian ditabur dengan air sehinga
menjadi tepung.
Sifat yang mengguntungkan dari kapur adalah keplastisannya yang tinggi, kapur
yang baik digunakan adalah kapur padam, yang lewat dari ayakan 0,3 mm dan semakin
halus butirannya kapur akan semakin bagus.
Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan, agar kapur tetap
mempunyai daya ikat yang baik, maka penyimpanan kapur di lapangan harus pada
tempat yang kering dan diusahakan didalam ruangan yang beratap agar terhindar dari
hujan. Jika kapur tersebut ditimbun dan menumpuk, tempat penimbunannya ini harus
lebih tinggi dari permukaan air banjir daerah penimbunan tersebut.

4. PASIR
Pasir adalah salah satu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung dan ada
juga yang diproses melalui gilingan batu. Pasir merupakan butiran- butiran mineral atau
agregat yang halus dan mempunyai gradasi 0 - 4 mm. Fungsi pasir dalam pekerjaan
pasangan adalah sebagai bahan pengisi. Pasir yang baik harus mempunyai syarat -
syarat seperti dibawah ini :
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
Bebas dari bahan organik
Mempunyai gradiasi yang berkisar antara 0,25 mm s/d 4 mm
Pasir harus kuat

5. KERIKIL
Kerikil merupakan salah satu bahan bangunan yang ikut mengkombinasi mutu dan
kualitas bangunan tersebut. Dalam prosesnya kerikil mempunyai dua macam, yaitu
proses secara alam dan buatan. Kerikil alam adalah kerikil yang berasal dari sungai,
butiran kerikil ini lebih besar dari pada butiran pasir. Sedangkan kerikil buatan adalah
kerikil yang dibuat dari pecahan-pecahan batu besar, kerikil buatan mempunyai
ketajaman yang lebih tinggi dibandingkan kerikil alami. Fungsi kerikil adalah sebagai
bahan campuran mortal untuk pekerjaan pengecoran.

6. AIR
Air adalah salah satu bahan tambahan yang digunakan dalam adukan . Air yang
akan digunakan untuk membuat adukan menjadi seperti bubur kental dan juga sebagai
bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain, untuk menggeras dan mendapatkan
adukan yang baik maka harus digunakan air :
 Air besih, dengan kata lain bebas dari bahan organik seperti kotoran hewan,
tumbuhan-tumbuhan dan lain sebagainya.
 Air tidak mengandung minyak, garam dan zat-zat lain yang dapat merusak adukan
(pasangan).
Untuk air ini sebaiknya dipakai air sumur air yang dapat diminum (air tawar).

2.2 ALAT
Untuk menghasilkan produktifitas dalam bekerja diperlukan peralatan yang
lengkap. Sebab disamping rendahnya produktifitas kerja, juga dapat mengurangi mutu
dan kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan .
Karena hal tersebut di spini kita perlu sekali mengenal peralatan-peralatan yang
digunakan dalam pekerjaan konstruksi batu, adapun jenis peralatan yang lazim
digunakan adalah sebagai berikut :

1. Sendok spesi
2. Palu pemotong bata
3. Water pass
4. Siku besi baja
5. Block / line bobine
6. Unting - unting
7. Kotak spesi / Jolang
8. Ember / Timba
9. Cangkul
10. Sekop
11. Jidar
12. Meteran
13. Pensil
14. Juinter
15. Ruskam
16. Ayakan pasir
17. Tongkat ukur
18. Sikat kawat
19. Gerobak sorong

1. SENDOK SPESI
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu . Kegunaanya
adalah untuk mengambil dan meletakkan mortal kedalam pasangan batu bata .

2. PALU KARET
Alat ini terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu, mata palu bagian depan
dibuat tajam, dan bagian belakang dibuat empat persegi panjang permukaan ini
berpungsi sebagai palu .

3. WATER PASS
Water pass mempunyai bentuk yang berbeda - beda,ada yang
panjang,sedang dan pendek .Kerangkanyaterbuat dari alluminium dan dilengkapi
dengan tabung gels yang diisi cairan ether dan mempunyai gelembung udara
didalamnya. Gunanya untuk mengukur kedataran, kemiringan dan ketegakan
pasangan batubata .

4. SIKU BESI BAJA


Alat ini terbuat dari plat baja tau besi mempunyai bentuk sudut siku ( 90 )
dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam Cm. Gunanya adalah untuk
mengukur kesikuan dalam pemasangan batu bata .

5. BLOCK / LINE BOBYNE


Alat ini terdiri dari dua potongan kayu yang terbuat sedemikian rupa, yang
dihubungkan dengan benang. Kegunaanya adalah sebagai garis petunjuk kelurusan
pemasangan batu bata .
6. UNTING - UNTING
Benda ini ada yang terbuat dari besi, timah, dan darikuningan. Beratnya
berkisar antara 100 gr sampai dengan 500 gr. Gunanya untuk mengkur ketegakan
dari pemasangan kosen jendela, pintu, dan plesteran .

7. KOTAK SPESI / JOLANG


Kotak ini terbuat dari plat besi dengan bentuk transparan dan sisinya diberi tangkai
agar mudah mengangkatnya sewaktu memindah-mindahkannya .
8. EMBER
Ember terbuat dari plastik dengan bentuk piramid terpancung, dan diberi tangkai
untuk pegangannya. Kegunaanya adalah untuk mengambil air, menakari pasir atau semen,
membawa adukan dan lain-lain sebagainya .

9. CANGKUL
Alat ini mempunyai mata plat besi dan gagang yang terbuat dari kayu. Gunanya
adalah untuk mengaduk material yang dikerjakan, menggali tanah dan lain sebagainya .

10. SEKOP
Alat ini matanya terbuat dari plat besi, matanya lurus searah dengan gagang
pegangannya dan ujung matanya agak melengkung ke depan pegangannya terbuat dari
kayu dan pada pangkalnya diberi lapisan yang terbuat dari besi. Kegunaan alat ini adalah
untuk menyedot pasir dari tanah, mengaduk campuran material dan lain-lain sebagainya
.
11. METERAN
Meteran ini terbuat dari plat baja yang tipis dan dapat digulung kedalam kotak yang
berpungsi sebagai pelindung, gunanya adalah sebagai alat ukur .

12. JOINTER
Terbuat dari besi yang dibengkokkan dan diberi tangkai kayu, fungsi utama dari
jointer ini adalah untuk membersihkan siar pada pekerjaan pemasangan batu bata .

13. RUSKAM
Ruskam terbuat dari kayu tipis dan diberi pegangan pada bagian belakangnya .
Pungsi utama ruskam adalah untuk plesteran dinding dengan cara menggosokkan adukan
pada bagian dinding yang akan diplester .

14. AYAKAN PASIR


Alat ini berbentuk empat persegi dilengkapi dengan lubang pegangan yang dibuat
pada sisi yang berhadapan antara saut dengan yang lainnya . Kegunaan dari ayakan adalah
untuk memisahkan antara campuran agregat dengan batu kerikil .

15. TONGKAT UKUR


Alat ini terbuat dari kayu dan berfungsi untuk menentukan panjang pasangan dan
sebagainya .
16. SIKAT KAWAT
Sikat kawat terbuat dari kawat baja yang ditanamkan pada kayu dengan arah atau
posisi tiga jalur. Fungsi utama dari sikat kawat ini adalah untuk membersihkan permukaan
pasangan batu bata sebelum di plaster dengan semen dan acian .

17. GEROBAK DORONG


Gerobak dorong ini mempunyai bentuk yang beraneka ragam dan mempunyai
pungsi yang berbeda-beda, akan tetapi yang sering digunakan di bengkel Civil Engineer
Workshop PNL adalah gerobak dorong besi dilengkapi dengan zolang untuk tempat
muatan .
BAB III
PEGADUKAN MORTAR SECARA MANUAL

3.1 PENGERTIAN ADUKAN


Adukan adalah suatu campuran dari bahan pengikat dan bahan pengisi serta air
sampai konsisten tertentu. Bahan pengikat yang biasa dipakai adalah semen (kapur),
sedangkan bahan pengisi adalah pasir atau tras. Bahan-bahan tersebut harus
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Adukan yang memakai semen mempunyai kekuatan adhesi yang besar akan
tetapi pengerjaannya agak sukar. Sedangkan adukan yang menggunakan bahan
pengikat kapur kekuata adhesinya rendah jika dibandingkan dengan semen. Oleh
karena itu sering dilakukan pencampuran antara semen.
Mengaduk bahan-bahan yang sudah dicampur dengan menggunakan cangkul
dan sekop, dengan perbandingan adalah 1 kapur : 2 pasir yang telah diayak, kemudian
bahan tersebut diaduk dalam keadaan kering hingga campuran bahan ini memberi
suatu warna yang padu dan merata (Homogen).
Selanjutnya hal utama yang harus diperhatikan adalah upaya pencapaian
kekuatan pasangan. Dalam hal ini kita harus menggerti teknik pemasangannya.
Walaupun kita telah menggunakan bahan yang bermutu dan dalam hal pengadukan
dengan cara yang tepat, tetapi kalau teknik pemasangannya tidak benar, maka
kekuatan pasangan yang kita inginkan belum bisa tercapai. Oleh karena itu setiap
jenis pekerjaan dalam konstruksi mempunyai teknik-teknik dan aturan-aturan
tersendiri.
Setiap pekerja yang sudah skeel, didalam melaksanakan pekerjaan selalu
mengutamakan kualitas dan mutu pekerjaan yang konsekuen dengan bentuk dan type
bangunan yang dibangun. Perlu diingat bahwasanya mengaduk material dengan
tangan atau manual tidak sama seperti mengaduk dengan menggunakan mesin.
Adapun perbedaannya adalah mengaduk dengan mesin pemakaian air lebih duluan
atau pertama daripada mengaduk atau mencampur semen dengan pasir. Pasir dan
semen ini akan tercampur sendiri didalam tabung pengaduk material. Jika kita
mengaduk dengan cara manual proses campuran antara pasir dengan semen lebih
duluan daripada pengisian bahan tambahan air.

3.2 SIFAT-SIFAT ADUKAN YANG HARUS DI PERHATIKAN


Ada beberapa sifat yang perlu diperhatikan untuk membuat adukan yaitu :
Kemudahan untuk bekerja
Sifat penyusutan
Kekuatan

3.3 LANGKAH - LANGKAH KERJA :


1. Menyiapkan alat dan perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan
2. Menentukan lay-out pekerjaan yang akan dilaksanakan
3. Ayakan pasir sebelum ditakari menurut kebutuhan yang akan dipergunakan
4. Dalam pengadukan material perbandingan yang lazim digunakan adalah 1:4
untuk pasangan bata biasa dan 1:2 untuk pasangan bata trasram (pasangan
kedap air ).
5. Adukkan pasir yang telah diayak dengan portland semen menurut jenis pasangan
atau campuran yang diinginkan.
6. Setelah bahan diatas teraduk dengan rata lalu masukkan air kedalam campuran
secukupnya.
7. Jika airnya telah meresap habis kedalam adukan mulailah mengaduk dengan cara
membolak balikkan material sampai semua bahan teraduk dengan rata dan
homongen .
8. Pindahkan material yang telah teraduk kedalam kotak spesi .
9. Tempatkan kotak spesi kira - kira 70 cm dari bidang pekerjaan yang dilaksanakan
.
10.Pekerjaan siap untuk dilaksanakan .

BAB IV
PASANGAN DINDING ½ BATA
Yang dimaksud dengan tembok pasangan bata adalah pasangan tembok bahan dari
bata ditambah bahan adukan sebagai perekat. Sedangkan pasangan dinding tembok ½ bata
adalah tebal temboknya itu sendiri sama dengan panjang bata setengah. Tembok bata ½ ini
tidak untuk tembok dinding yang menerima beban, melainkan hanya sebagai tembok
pemisah ruangan. Sedangkan beban diatasnya disalurkan atau diterima oleh kolom-kolom.

4.1 SYARAT-SYARAT TEMBOK ½ BATA.


Syarat-syarat pasangan tembok ½ bata adalah :
1. siar pita (datar)
2. siar tegak tidak boleh segaris
3. siar lintang bergeser ½ bata (gigi hubungan berupa tangga dengan pijakan anak
tangga ½ bata)

4.2 TUJUAN :
Setelah melaksanakan praktek ini Mahasiswa diharapkan mampu :
Memasang dinding seperdua bata dengan benar
Dapat mengukur kedataran dan ketegakan pasangan dengan menggunakan
waterpass
Meningkatkan skeel tentang cara memasang batu bata yang baik dan benar
Mengguanakan semua jenis peralatan masoundry

4.3 PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN


1. Alat - alat yang digunakan antara lain :
Sendok spesi
Waterpass
Palu pemotong bata
Gerobak dorong
Tongkat ukur
Kotak spesi / Zolang
Sekop / Cangkul
Ayakan pasir
Ember
Juinter

2. Bahan yang digunakan antara lain :


Batu bata
Semen
Pasir
Air

4.4 KESELAMATAN KERJA


Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekrjaan
Pakailah pakaian dengan lengkap dan rapi
Selalu menggunakan sepatu safety apabila terjun kelapangan
Kerjakan pekerjaan yang telah diizinkan pelaksanaannya oleh Instruktur
Jangan bersenda gurau pada saat sedang bekerja
Tempatkan alat - alat dan bahan - bahan kerja yang baik dan teratur ditempat
pekerjaan
fokuskan pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Patuhilah segala petunjuk instruktur yang menjadi pembimbing dilapangan

4.5 LANGKAH - LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan perlengkapan alat dan bahan-bahan yang diperlukan
2. Tentukan tempat/Lokasi pekerjaan
3. Ambil sendok spasi dan sebuah bata pasang melintang dengan jarak 15- 20 cm
dari ujung pasangan, lalu datarkan dengan water pass kearah panjang dan lebar,
kemudian pasang melintang pada ujng yang satu lagi dengan cara yang sama
4. Ambil tongkat ukur letakan diatas kedua bata itu dengan dua posisi berdiri kearah
lebarnya
5. Abil benang dan cantolkanpada kedua bata itu hingga lurus
6. Pemasangan dilakukan, tangan kiri memegang batadan tangan kanan memegang
sendok spasi
7. Kemudian letakan bata diatas spasi yang sudah disebarkan diatas pondasi, kerja
dengan sisi batayang panjang sejajar dengan benan, pinggir bata harus
mempunyai kerengangan 1,5 mm
8. Pertemuan antar batu pertama dan batu kedua harus dibatasi oleh spasi setebal
1cm
9. Untuk pemasangan bata selanjutnya, caranya sama dengan bara kedua dan begitu
pula sampai selesai lapis pertama
10. Kemudian untuk lapis keduakita mulai bata setenga, dan sisinya dibuat tegak
lurus dengan memakai water pass
11. Pasang 1/2 bata pada ujng satu lagi seperti tadi, dan sisinya dibuat tegak lurus
dengan memakai water pass
12. Kemudian di cantolkan line bobyn sebagai pedoman kedataran dan pasang
lapisan bata kedua selanjutnya sampai selesai. Begitulah selanjutnya sampai
seterusnya selesai

Gambar. Pasangan ½ bata

BAB V
MEMASANG DIDING BATU BATA
DALAM IKATAN JERMAN

5.1 TUJUAN :
Agar pada akhir pelajaran atua praktek Mahasiswa akan dapat :
1. Membuat pasangan batu bata dalam ikatan jerman
2. Membuat awal dan akhir pasangan tegak, lurus dan siku
3. Mengetahui bentuk diding satu batu dalam ikatan jerman
5.2 PERALATAN

Sendok spesi
Kotak spesi / jolang
Cangkul
Ember
Sekop
Ayakan
Waterpass
Line bobyn
Siku plat
Jointer
Tongkat ukur
Kotak adukan / Jolang besar

5.3 BAHAN - BAHAN :


Batu bata
Semen
Kapur
Air
Pasir

5.4 LANGKAH KERJA :


1. Persiapkaan bahan-bahan yang dibutuhkan
2. Mengaduk mortal dengan komposisi 1 kapur : 4 pasir dan 1/4 semen serta air
secukupnya
3. Memasangbata kepala dengan bata melintang pada setiap ujung pasangan yang akan
dibuat dengan jarak 15 - 20 cm kepala pasangan itu harus mendatar ( di Waterpass )
4. Mengcantolkan line bobyn pada kedua bata itu
5. Memasang bata melintang pada lapisan pertama
6. Untuk memasang lapisan kedua ini pertama dengan memasang bata 3/4 atau pada
akhir pemasangan
7. Pada akhirnya akan kita dapat dimana lapisan pertama akan sama dengan lapisan
ketiga , kelima. Dan lapisan kedua sama dengan lapisan keempat.

Gambar. Pasangan ikatan jerman


BAB VI
PASANGAN GIGI JATUH

6.1 TUJUAN
Setelah melakukan peraktek ini mahasiswa di harapkan mampu :
memasang dinding ½ bata dengan benar dapat mengukur kedataran dan ketegakan
secara benar
meningkat kan sekil tentang cara memasang batu bata yyang baik dan benar
mampu menggunakan peralatan dengan baik dan benar
mampu membaca gambar dengan benar

6.2 PERALATAN

Sendok spesi
Kotak spesi / jolang
Cangkul
Ember
Sekop
Ayakan
Waterpass
Line bobyn
Siku plat
Jointer
Tongkat ukur
Kotak adukan / Jolang besar

6.3 BAHAN - BAHAN :


Batu bata
Semen
Kapur
Air
Pasir

6.4 LANGKAH KERJA :


1. Persiapkaan bahan-bahan yang dibutuhkan
2. . tentukan tempat dan lokasi
3. Ambil sebuah sendok sepesi sebuah bata pasang melintang dengan ujung
yang satu lagi dengan cara yang sama.
4. ambil tongkat ukur letakkan di atas kedua bata itu dengan dua posisi
berarah ke lebar nya
5. ambil benang dan cantolkan pada dua bata hingga lurus.\
6. memulai pemasangan dengan pasangan pasangan ½ bata yang di buat
dengan
Satu berposisi pertikal dengan pasangan penuh dan dua dengan pasangan
Gigi jatuh .
8. hingga membentuk segi empat dan pertikal yang berbentuk
seperti pasangan gigi jatuh

Gambar.pasangan gigi jatuh


BAB VII
JOB KOMBINASI

7.1 PASANGAN KOMBINASI


1. TUJUAN :
Pada akhir pelajaran Mahasiswa diharapkan terampil dalam melakasanakan :
1. Merencanakan pekerjaan dengan menghitung bahan yang digunakan
2. Mampu membuat rolak dengan benar dan baik
3. Mampu mengembang seni dengan rolak
4. Mampu memasang polling, dinding batu, pilar dan hubungannya
5. Dapat mengerjakan finishing didalam pasangan dengan bersih.

2. ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN :


Sendok dpesi
Kotak spesi
Line rangka
Cangkul
Waterpass
Tongkat ukur
Ember
Palu pemotong bata
Meteran

3. BAHAN - BAHAN :
Semen
Pasir
Bata
Air

4. KESELAMATAN KERJA :
Berdo'a sebelum dan sesudah bekerja
Tempatkan bahan-bahan dan peralatan dan peralatan pada tempatnya
Pakailah pakaian kerja dengan lengkap
Fokuslah pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Jangan bersendagurau pada saat bekerja
Ikutilah segala petunjuk dari instruktur

5. LANGKAH - LANGKAH KERJA :


1. Siapkan perlengkapan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ukurpanjang konstruksi, lebar dan tinggi pasangan rolak yang akan dikerjakan
3. Setiap lapis direncanakan dengan tongkat ukur
4. Siapkan adukan secukupnya
5. Mulailah pasang kepala pasangan untuk lapis pertama
6. Setelah pasangan tegak dan mecapai panjang yang ditentukan, maka mulailah
pasang dengan pasangan lengkung 1/2 lingkaran atau membentuk ellip.

Gambar. Saat pembuatan rolak


Gambar.pasangan rolak setelah selesai

7.2 Pemasangan Keramik


1. Tujuan :
Pada akhir pejaran mahasiswa dapat memasang keramik dengan cara yang benar
Mengenal alat dan bahan dalam pemasangan keramik

2. Bahan :
Keramik
Semen 1/4
Pasir 3
Kapur 3

3. Alat :
Cangkul / sekop
Kotak spesi
Ember
Sendok spesi
Paku beton
Waterpass
Benang
Palu
Ayakan pasir

4. Langkah kerja :
Bersihkan daerah pemasangan keramik
Lalu tarikan lay outnya
Kemudian dikukan apakah sudah siku
Dan waterpasskan
Setelah itu baru pemasangan keramik di mulai

5. Keselamatan Kerja
Gunakan pakaian kerja dan perlengkapan lainya dengan lengkap.

Tempatkan peralatan disekitar tempat kita bekerja agar memudahkan

kerjaan.

Memahami dan membaca petunjuk kerja.


Simpan dan bersihkan alat pada tempatnya setelah selesai bekerja.

Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.

Pusatkan pikiran pada pekerjaan.

Bila ada keraguan tanya pada pembimbing

7.3 Plasteran
1. TUJUAN :
Dengan mengerjakan ini diharapkan mahasiswa nantinya dapat
Mengerjakan pekerjaan plasteran dengan baik dan benar - benar sempurnan
Mengetahui alat - alat dan bahan - bahan yang dibutuhkan
Memahami fungsi daripada plasteran tersebut
Mengerjakan teknik pekerjaan yang benar

2. ALAT - ALAT YANG DIBUTUHKAN :

Sendok spesi
Kotak spesi / jolang
Ember
Ruskam kayu
Ruskam baja
Jidar
Paku
Benang
Ayakan
Meteran
Cangkul
Sekop

3. BAHAN - BAHAN YANG DIGUNAKAN :


Semen
Pasir
Air

4. KESELAMATAN KERJA
Berdoa sebelum dan sesudah bekerja
Memakai pakaian dengan lengkap
Slalu mengikuti petunjuk instruktur
Pusatkan perhatian pada pekerjaan
Jangan sekali - sekali bermain selagi sedang bekerja

5. LANGKAH - LANGKAH KERJA


Memeriksa kelurusan, ketegakan dan kedataran dinding yang akan diplasterkan
Membersihkan dinding yang akan diplasterkan
Memasang paku pada setiap sudut, hubungkan dengan bengan yang sudah
disediakan
Setelah mengerjakan kesemuan itu lalu mulailah mengerjakan plasteran pada
dinding yang telah disiapkan
Setelah plasteran dinding keseluruhan, selanjutnya
Ambil tongkat perata, untuk melihat pakah sudah rat keseluruhan dinding tersebut
Kemudian ukur segala sisi apakah sudah kelurusan, ketegakan dan kedataran

7.4 ACI
1. TUJUAN :
Pada akhirnya mahasiswa dapat
Mengerjakan aci dengan sempurna

18. ALAT - ALAT


Sendok spesi
Ember
Ruskam baja

19. BAHAN - BAHAN


Semen
Air

20. LANGKAH - LANGKAH KERJA


Ambil semen secukupnya
Masukkan dedalam ember
Selanjutnya masukkan air secukupnya
Mulailah bekerja mengacikan pada dinding pekerjaan
Lakukanlah hingga benar - benar sempurna dan licin

Gambar selesai pemasangan


BAB VIII
PENUTUP

7.5 KESIMPULAN
Dari semua aturan serta teknik pelaksanaan pekerjaan dalam laporan ini, jelaslah
sudah bahwa tidak mudah mengerjakan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan
konstruksi batu tanpa mempelajari dan mempraktekan pelajaran tersebut dengan baik
dan benar sebab apabila semua aturan serta teknik-teknik suatu pekerjaan tidak
dipenuhi maka kemungkinan hasil kerja yang kita dapatkan akan runtuh, retak,
bergelombang dan tidak rata.
Oleh karena itu untuk mencapai hasil yang baik maka melaksanakan suatu
pekerjaan dibutuhkan peralatan yang lengkap disamping tukang-tukang memperdidik,
karena seorang tukang batu harus mengetahui paling tidak bagaimana mencampur dan
mengaduk morta dengan baik dan teknik pemasangannya juga hal-hal yang
mempengaruhi kekuatan ikatan antara mortal dengan batu sesudah selesai
pemasangan serta bagaimana mengukur kedataran dan ketegakan pasangan batu dan
lain-lain yang berhubungan dengan konstruksi batu.

 Kerja batu sangat diperlukan pada umumnya dalam pelaksanaan suatu konstruksi

bangunan
 Penjelasan yang baik didapat dari pengalaman yang ditunjang dengan pengetahuan

tentang pekerjaan tersebut.

 Dalam pelaksanaan kerja batu perlu diperhatikan ketegakan dan kerataan bata agar

menghasilkan kerja yang baik.

 Dalam melakukan kerja batu segala dituntut kedisiplinan dalam bekerja serta

kebersihan alat-alat.

7.6 SARAN - SARAN


Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seharusnya memakai pakaian kerja dengan
lengkap demi keselamatan kerja kita serta patuhilah aturan-aturan dan petunjuk dari
dosen pembimbing
Laksanakan pekerjaan dengan mengikuti langkah-langkah kerja yang baik dan teratur.

“Agar praktek kerja batu berjalan dengan baik diperlukan peralatan yang lengkap dan
tidak rusak dan utamakan keselamatan kerja”.

Anda mungkin juga menyukai