LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kerja Batu ini disusun oleh Zarkasyi dengan NIM: 1322401081. Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil, prodi DIII, Politeknik Negeri Lhokseumawe, yang berudul “PRAKTEK
KERJA BATU” ini dibuat untuk memenuhi sebagian syarat yang diperlukan untuk memenuhi
laporan kerja kayu
Pembimbing Penulis
Mengetahui
Kepala Bengkel Jurusan Teknik Sipil
(HANIF,ST.MT)
NIP. 19660722 199011 1 001
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah, swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek batu ini tepat pada waktunya.
Salawat beriring salam penulis sanjung sajikan kepangkuan Nabi besar Muhammad saw beserta
kelarga dan sahabat beliau sekalian.
Laporan praktek kerja batu ini merupakan bagian dari hasil praktekkan yang telah saya
lakukan dibengkel Sipil selama 10 hari.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis menyadari adanya kekurangan dan kesalaan baik
dari segi penulisan, pembahasan, dan pengolahan data, maka untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan laporan ini.
Sehubungan dengan selesainya penyusunan laporan ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyeleseaian laporan ini, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
BapakRUHANA,ST.MT selaku instruktur pembimbing kami, serta teman-teman semua yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan dengan harapan semoga laporan ini nantinya
dapat bermamfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya, semoga Allah, swt selalu
melimpahkan taufik dan hidayahnya kepada kita semua.
Penulis
(ZARKASYI)
NIM: 1222302028
1.
2. BAB I
PRAKATA
1. Tujuan utama dari praktek kerja batu adalah untuk mempersiapkan mahasiswa/
I teknik sipil agar mampu menganalisis setiap masalah yang berkaitan dengan
pasangan/ikatan bata.
secara umum , laporan praktikum kerja batu ini , dapat digunakan oleh semua
pembaca. tetapi secara khusus , laporan praktek kerja batu ini di peruntukan bagi
mahasiswa jurusan teknik sipil politeknik yang ingin memahami lebih lanjut tentang
tata cara kerja batu.
1.4 Syarat Yang Harus Di Penuhi Oleh Pembaca Petunjuk Praktikum
supaya dapat memahami isi dari laporan kerja batu ini, maka pembaca di haruskan
sudah terlebih dahulu memilikipengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
kerja batu ini di peruntukan bagi mahasiswa jurusan teknik sipil program studi D III
laporan praktikum kerja batu ini, secara keseluruhan mempelajari tentang semua
kegiatan yang berkaitan dengan kerja batu misalnya, pemasangan dinding bata ikatan
½ batu, memasang 1 batu dalam ikatan jerman, memasang batu bata pasangan gigi
jatuh, memasang plasteran, memasang rolag, dan memasang keramik pada lantai.
BAB II
2.1 BAHAN :
Untuk pekerjaan pasangan batu, bahan - bahan yang selalu digunakan adalah :
1. Batu Bata
2. Semen
3. Kapur
4. Pasir
5. Kerikil
6. Air
1. BATU BATA
Batu bata adalah merupakan pemisah ruangan yang satu dengan yang lain
dilakukan dengan pemasangan tembok atau dinding. Batu bata ini berasal dari tanah
liat yang dalam keadaan dekat dicetak , dijemur beberapa hari sesuai dengan aturan lalu
dibakar sampai matang, sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.
Syarat-syarat bata
Bata sebagai suatu unsur bangunan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
Semua bidang-bidang sisi harus datar
Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku
Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan
Warna pada penampang patahan merata
Bila diketok suaranya nyaring
Panjang bata sama dengan dua lebar + siar (1 cm )
Penyimpangan panjang maksimum 3% lebar maksimum 4% dan tebal maksimum
5%
Kuat desak bata yang banyak terdapat dalam perdagangan dibagi dalam 3 golongan
yaitu :
Mutu tingkat I kuat desaknya rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2
Mutu tingkat II kuat desaknya rata-rata 100-80 kg/cm2
Mutu tingkat III kuat desaknya rata-rata 80-60 kg/cm2
Pada sebuah bata yang masih utuh nama bidangnya adalah :
Terpanjang disebut sterk
Terkecil disebut kop
Terbesar disebut bidang datar
2. SEMEN
Semen adalah bahan hidrolik, artinya dapat menggikat mengeras setelah bereaksi
dengan air sebagai bahan pengikat (setelah dicampur dengan air), semen mempunyai
proses penggerasan yang mempunyai proses pengerasan yang relatif cepat yang
penyusunannya juga relatif rendah jika dibandingkan bahan pengikat yang
lainnya. Semen sebaiknya disimpan ditempat yang terlindungi dari panas dan hujan
serta terhindar dari udara yang lembab.
Sifat - sifat semen :
. Terbentuk dalam suhu 1400oC – 1500oC
. Mengeras bila terkena air dan udara lembab
. Membentuk tepung halus
3. KAPUR
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian ditabur dengan air sehinga
menjadi tepung.
Sifat yang mengguntungkan dari kapur adalah keplastisannya yang tinggi, kapur
yang baik digunakan adalah kapur padam, yang lewat dari ayakan 0,3 mm dan semakin
halus butirannya kapur akan semakin bagus.
Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan, agar kapur tetap
mempunyai daya ikat yang baik, maka penyimpanan kapur di lapangan harus pada
tempat yang kering dan diusahakan didalam ruangan yang beratap agar terhindar dari
hujan. Jika kapur tersebut ditimbun dan menumpuk, tempat penimbunannya ini harus
lebih tinggi dari permukaan air banjir daerah penimbunan tersebut.
4. PASIR
Pasir adalah salah satu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung dan ada
juga yang diproses melalui gilingan batu. Pasir merupakan butiran- butiran mineral atau
agregat yang halus dan mempunyai gradasi 0 - 4 mm. Fungsi pasir dalam pekerjaan
pasangan adalah sebagai bahan pengisi. Pasir yang baik harus mempunyai syarat -
syarat seperti dibawah ini :
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
Bebas dari bahan organik
Mempunyai gradiasi yang berkisar antara 0,25 mm s/d 4 mm
Pasir harus kuat
5. KERIKIL
Kerikil merupakan salah satu bahan bangunan yang ikut mengkombinasi mutu dan
kualitas bangunan tersebut. Dalam prosesnya kerikil mempunyai dua macam, yaitu
proses secara alam dan buatan. Kerikil alam adalah kerikil yang berasal dari sungai,
butiran kerikil ini lebih besar dari pada butiran pasir. Sedangkan kerikil buatan adalah
kerikil yang dibuat dari pecahan-pecahan batu besar, kerikil buatan mempunyai
ketajaman yang lebih tinggi dibandingkan kerikil alami. Fungsi kerikil adalah sebagai
bahan campuran mortal untuk pekerjaan pengecoran.
6. AIR
Air adalah salah satu bahan tambahan yang digunakan dalam adukan . Air yang
akan digunakan untuk membuat adukan menjadi seperti bubur kental dan juga sebagai
bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain, untuk menggeras dan mendapatkan
adukan yang baik maka harus digunakan air :
Air besih, dengan kata lain bebas dari bahan organik seperti kotoran hewan,
tumbuhan-tumbuhan dan lain sebagainya.
Air tidak mengandung minyak, garam dan zat-zat lain yang dapat merusak adukan
(pasangan).
Untuk air ini sebaiknya dipakai air sumur air yang dapat diminum (air tawar).
2.2 ALAT
Untuk menghasilkan produktifitas dalam bekerja diperlukan peralatan yang
lengkap. Sebab disamping rendahnya produktifitas kerja, juga dapat mengurangi mutu
dan kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan .
Karena hal tersebut di spini kita perlu sekali mengenal peralatan-peralatan yang
digunakan dalam pekerjaan konstruksi batu, adapun jenis peralatan yang lazim
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Sendok spesi
2. Palu pemotong bata
3. Water pass
4. Siku besi baja
5. Block / line bobine
6. Unting - unting
7. Kotak spesi / Jolang
8. Ember / Timba
9. Cangkul
10. Sekop
11. Jidar
12. Meteran
13. Pensil
14. Juinter
15. Ruskam
16. Ayakan pasir
17. Tongkat ukur
18. Sikat kawat
19. Gerobak sorong
1. SENDOK SPESI
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu . Kegunaanya
adalah untuk mengambil dan meletakkan mortal kedalam pasangan batu bata .
2. PALU KARET
Alat ini terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu, mata palu bagian depan
dibuat tajam, dan bagian belakang dibuat empat persegi panjang permukaan ini
berpungsi sebagai palu .
3. WATER PASS
Water pass mempunyai bentuk yang berbeda - beda,ada yang
panjang,sedang dan pendek .Kerangkanyaterbuat dari alluminium dan dilengkapi
dengan tabung gels yang diisi cairan ether dan mempunyai gelembung udara
didalamnya. Gunanya untuk mengukur kedataran, kemiringan dan ketegakan
pasangan batubata .
9. CANGKUL
Alat ini mempunyai mata plat besi dan gagang yang terbuat dari kayu. Gunanya
adalah untuk mengaduk material yang dikerjakan, menggali tanah dan lain sebagainya .
10. SEKOP
Alat ini matanya terbuat dari plat besi, matanya lurus searah dengan gagang
pegangannya dan ujung matanya agak melengkung ke depan pegangannya terbuat dari
kayu dan pada pangkalnya diberi lapisan yang terbuat dari besi. Kegunaan alat ini adalah
untuk menyedot pasir dari tanah, mengaduk campuran material dan lain-lain sebagainya
.
11. METERAN
Meteran ini terbuat dari plat baja yang tipis dan dapat digulung kedalam kotak yang
berpungsi sebagai pelindung, gunanya adalah sebagai alat ukur .
12. JOINTER
Terbuat dari besi yang dibengkokkan dan diberi tangkai kayu, fungsi utama dari
jointer ini adalah untuk membersihkan siar pada pekerjaan pemasangan batu bata .
13. RUSKAM
Ruskam terbuat dari kayu tipis dan diberi pegangan pada bagian belakangnya .
Pungsi utama ruskam adalah untuk plesteran dinding dengan cara menggosokkan adukan
pada bagian dinding yang akan diplester .
BAB IV
PASANGAN DINDING ½ BATA
Yang dimaksud dengan tembok pasangan bata adalah pasangan tembok bahan dari
bata ditambah bahan adukan sebagai perekat. Sedangkan pasangan dinding tembok ½ bata
adalah tebal temboknya itu sendiri sama dengan panjang bata setengah. Tembok bata ½ ini
tidak untuk tembok dinding yang menerima beban, melainkan hanya sebagai tembok
pemisah ruangan. Sedangkan beban diatasnya disalurkan atau diterima oleh kolom-kolom.
4.2 TUJUAN :
Setelah melaksanakan praktek ini Mahasiswa diharapkan mampu :
Memasang dinding seperdua bata dengan benar
Dapat mengukur kedataran dan ketegakan pasangan dengan menggunakan
waterpass
Meningkatkan skeel tentang cara memasang batu bata yang baik dan benar
Mengguanakan semua jenis peralatan masoundry
BAB V
MEMASANG DIDING BATU BATA
DALAM IKATAN JERMAN
5.1 TUJUAN :
Agar pada akhir pelajaran atua praktek Mahasiswa akan dapat :
1. Membuat pasangan batu bata dalam ikatan jerman
2. Membuat awal dan akhir pasangan tegak, lurus dan siku
3. Mengetahui bentuk diding satu batu dalam ikatan jerman
5.2 PERALATAN
Sendok spesi
Kotak spesi / jolang
Cangkul
Ember
Sekop
Ayakan
Waterpass
Line bobyn
Siku plat
Jointer
Tongkat ukur
Kotak adukan / Jolang besar
6.1 TUJUAN
Setelah melakukan peraktek ini mahasiswa di harapkan mampu :
memasang dinding ½ bata dengan benar dapat mengukur kedataran dan ketegakan
secara benar
meningkat kan sekil tentang cara memasang batu bata yyang baik dan benar
mampu menggunakan peralatan dengan baik dan benar
mampu membaca gambar dengan benar
6.2 PERALATAN
Sendok spesi
Kotak spesi / jolang
Cangkul
Ember
Sekop
Ayakan
Waterpass
Line bobyn
Siku plat
Jointer
Tongkat ukur
Kotak adukan / Jolang besar
3. BAHAN - BAHAN :
Semen
Pasir
Bata
Air
4. KESELAMATAN KERJA :
Berdo'a sebelum dan sesudah bekerja
Tempatkan bahan-bahan dan peralatan dan peralatan pada tempatnya
Pakailah pakaian kerja dengan lengkap
Fokuslah pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Jangan bersendagurau pada saat bekerja
Ikutilah segala petunjuk dari instruktur
2. Bahan :
Keramik
Semen 1/4
Pasir 3
Kapur 3
3. Alat :
Cangkul / sekop
Kotak spesi
Ember
Sendok spesi
Paku beton
Waterpass
Benang
Palu
Ayakan pasir
4. Langkah kerja :
Bersihkan daerah pemasangan keramik
Lalu tarikan lay outnya
Kemudian dikukan apakah sudah siku
Dan waterpasskan
Setelah itu baru pemasangan keramik di mulai
5. Keselamatan Kerja
Gunakan pakaian kerja dan perlengkapan lainya dengan lengkap.
kerjaan.
7.3 Plasteran
1. TUJUAN :
Dengan mengerjakan ini diharapkan mahasiswa nantinya dapat
Mengerjakan pekerjaan plasteran dengan baik dan benar - benar sempurnan
Mengetahui alat - alat dan bahan - bahan yang dibutuhkan
Memahami fungsi daripada plasteran tersebut
Mengerjakan teknik pekerjaan yang benar
Sendok spesi
Kotak spesi / jolang
Ember
Ruskam kayu
Ruskam baja
Jidar
Paku
Benang
Ayakan
Meteran
Cangkul
Sekop
4. KESELAMATAN KERJA
Berdoa sebelum dan sesudah bekerja
Memakai pakaian dengan lengkap
Slalu mengikuti petunjuk instruktur
Pusatkan perhatian pada pekerjaan
Jangan sekali - sekali bermain selagi sedang bekerja
7.4 ACI
1. TUJUAN :
Pada akhirnya mahasiswa dapat
Mengerjakan aci dengan sempurna
7.5 KESIMPULAN
Dari semua aturan serta teknik pelaksanaan pekerjaan dalam laporan ini, jelaslah
sudah bahwa tidak mudah mengerjakan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan
konstruksi batu tanpa mempelajari dan mempraktekan pelajaran tersebut dengan baik
dan benar sebab apabila semua aturan serta teknik-teknik suatu pekerjaan tidak
dipenuhi maka kemungkinan hasil kerja yang kita dapatkan akan runtuh, retak,
bergelombang dan tidak rata.
Oleh karena itu untuk mencapai hasil yang baik maka melaksanakan suatu
pekerjaan dibutuhkan peralatan yang lengkap disamping tukang-tukang memperdidik,
karena seorang tukang batu harus mengetahui paling tidak bagaimana mencampur dan
mengaduk morta dengan baik dan teknik pemasangannya juga hal-hal yang
mempengaruhi kekuatan ikatan antara mortal dengan batu sesudah selesai
pemasangan serta bagaimana mengukur kedataran dan ketegakan pasangan batu dan
lain-lain yang berhubungan dengan konstruksi batu.
Kerja batu sangat diperlukan pada umumnya dalam pelaksanaan suatu konstruksi
bangunan
Penjelasan yang baik didapat dari pengalaman yang ditunjang dengan pengetahuan
Dalam pelaksanaan kerja batu perlu diperhatikan ketegakan dan kerataan bata agar
Dalam melakukan kerja batu segala dituntut kedisiplinan dalam bekerja serta
kebersihan alat-alat.
“Agar praktek kerja batu berjalan dengan baik diperlukan peralatan yang lengkap dan
tidak rusak dan utamakan keselamatan kerja”.