Abstrak
Plesteran adalah lapisan penutup pada pekerjaan pasangan, yang berfungsi sebagai pelindung
terhadap pengaruh luar (seperti cuaca, kelembaban ataupun kekuatan abrasi), menambah
kekuatan pasangan serta meratakan permukaan pasangan. Persyaratan lapisan plesteran, harus
mempunyai ketebalan yang cukup dan tidak boleh ada retakan. Plesteran atau mortar semen
merupakan campuran antara semen dan pasir dengan air dengan komposisi antara 1:1 hingga
1:5. Pemanfaatan bahan limbah lokal yaitu fly-ash (FA) atau abu-terbang dan Serbuk Gergaji
(Shorea spp) sebagai alternatif bahan tambah/pengganti pasir dalam adukan plesteran akan
memberi efisiensi biaya konstruksi rumah sederhana. Pada penelitian ini diuji penggunaan
bahan limbah tersebut di atas masing-masing kedalam adukan plesteran dengan perbandingan
tertentu. Sebagai indikator kelayakannya digunakan nilai kuat tekan benda uji kubus beton 5x5x5
cm (ASTM C-109) yang dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan ITI. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa pencampuran FA 10% - 40% dari berat semen pada adukan plesteran 1:5
dapat meningkatkan kuat tekan benda uji 7,71% sampai 51,02% dan peningkatan workability.
Sedang penambahan serbuk gergaji sampai 6% terhadap berat pasir kedalam adukan plesteran
1:2 kedap air, tidak menurunkan kuat tekan yaitu tetap diatas 175 kg/cm2 dan tetap bersifat
sebagai adukan kedap air. Maka pemanfaatan bahan limbah FA dan serbuk gergaji dengan
komposisi tersebut di atas, layak digunakan sebagai campuran material plesteran dan memberi
nilai tambah pada bahan limbah lokal tersebut untuk dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
pada konstruksi bangunan sederhana.
Abstract
Plastering materials is a cover on brick walls and other construction work, which serves as a
protective barrier against external influences (such as weather, moisture or abrasion strength),
adding strength and smoothing the surfaces. Requirements of plastering are must have sufficient
thickness and there should be no cracks. Plastering or cement mortar is a mixture of cement and
sand with water in a composition between 1:1 to 1:5. Utilization of local waste materials such as
fly-ash ( FA ) or fly - ash and Sawdust ( Shorea spp ) as an alternative material added or replace
of sand in plastering mortar will give cost efficiency in house construction. In this study, the use
of the each waste material mention above into plastering mortar with a certain ratio are tested. As
an indicator of its feasibility are the compressive strengths of concrete specimen 5x5x5 cm cubes (
ASTM C - 109 ) which were conducted at the Laboratory of Building Materials ITI . The test
results showed that the mixing FA 10 % - 40 % by weight of cement in plastering mortar 1:5 can
increase the compressive strength test specimens 7.71 % to 51.02 % and increased workability .
Being the addition of sawdust to 6 % of the weight of the sand into the waterproof plastering
mortar 1:2, is not lower the compressive strength of 175 kg/cm2 and remain above the mortar
remains watertight . Then FA utilization of waste materials and sawdust with the above
composition , fit for use as a plastering material mixture and add value to the local waste
materials to be used by local people in building construction is simple .
18
Pemanfaatan Bahan Limbah untuk Campuran Plesteran
Rachmi Yanita, Andi Sagab, Hansen
19
Jurnal IPTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2015: 18-27
Tabel 1. Klasifikasi Kuat Tekan Mortar & kekedapan air, ketahanan terhadap sulfat dan
Penggunaannya kemudahan dalam pengerjaan (workability)
Tipe Kekuatan Rekomendasi beton (Sofwan Hadi, 2000). Penggunaan
Adukan Penggunaan FA/Abu-Terbang juga dapat menghemat
Tipe M Adukan Untuk dinding bata
dengan kuat bertulang, dinding penggunaan semen dan sekaligus sebagai
tekan yang dekat tanah, pasangan bentuk pemanfaatan limbah yang akan
tinggi pondasi, adukan membantu menjaga kelestarian lingkungan. FA
pasangan pipa air memiliki sifat pozolan yang terdiri dari unsur-
Kuat tekan kotor, adukan dinding
minimumnya penahan dan adukan unsur silikat dan atau aluminat yang reaktif.
adalah 175 untuk jalan Komposisi kimia masing-masing jenis FA
kg/cm2. sedikit berbeda dengan komposisi kimia
Tipe N Adukan Dipakai bila tidak semen. Tabel 2 berikut ini menjelaskan
dengan kuat disyaratkan
tekan sedang menggunakan tipe M,
komposisi kimia FA dan semen menurut
tetapi diperlukan daya Ratmaya Urip (2002).
Kuat tekan rekat tinggi serta
minimum adanya gaya samping. Tabel 2. Komposisi Kimia FA dan Semen
124 kg/cm2.
No Komposisi Jenis Abu Terbang Semen
Tipe S Adukan Dipakai untuk
dengan kuat pasangan terbuka Kimia
tekan sedang diatas tanah. Jenis Jenis Jenis
F C N
Kuat tekan 1 SiO2 51,90 51,90 58,20 22,6
minimum
52,5 kg/cm2.
2 Al2O3 25,80 15,70 18,40 4,30
Tipe O Adukan Dipakai untuk 3 Fe2O3 6,98 5,80 9,30 2,40
dengan kuat konstruksi dinding 64,4
tekan rendah yang tidak menahan 4 CaO 8,70 24,30 3,30 0
beban yang tidak 5 MgO 1,80 4,60 3,90 2,10
Kuat tekan lebih dari 7 kg/cm2
minimumnya dan gangguan cuaca 6 SO2 0,60 3,30 1,10 2,30
adalah 24,5 tidak berat. 7 Na2O dan K2O 0,60 1,30 1,10 0,60
kg/cm2.
Tipe K Adukan Dipakai untuk Sumber: Ratmayana Urip, 2003
dengan kuat pasangan dinding
tekan rendah terlindung dan tidak Menurut standar SNI 03-6863-2002
menahan beban. penggunaan FA sebagai bahan tambah beton,
Kekuatan
minimum baik untuk adukan maupun campuran beton.
5,25 kg/cm2. Abu terbang yang akan digunakan dalam
Sumber : ASTM C270 penelitian ini adalah abu terbang dari PT. UBP
Suralaya. Hasil pemeriksaan komposisi kimia
Fly Ash (FA) yang telah dilakukan oleh PT UBP Suralaya
FA adalah limbah hasil pembakaran seperti yang disajikan dalam Tabel 3
batu bara pada tungku pembangkit listrik menunjukkan bahwa abu terbang tersebut
tenaga uap yang berbentuk halus, bundar dan masuk kelas F, karena kandungan oksida silika,
bersifat pozolanik (SNI 03-6414-2002). alumunium dan besi lebih dari 70%.
20
Pemanfaatan Bahan Limbah untuk Campuran Plesteran
Rachmi Yanita, Andi Sagab, Hansen
Serbuk Gergaji Kayu Meranti Tabel 4. Fisis dan Mekanis Kayu Meranti
Serbuk gergaji adalah serbuk kayu
berasal dari kayu yang dipotong dengan
Sifat Rata-rata Radial Tangensial
gergaji. Kayu meranti memiliki nama botani Kerapatan (gr/cm3) 0,78
Shorea spp. Berdasarkan PPKI 1961 termasuk Susut (%) 4,074 8,149
kayu dengan tingkat kekuatan II – IV dan Tegangan pada batas proporsi (kg/cm2) 367,07
tingkat keawetan II - III. Meranti tergolong Tegangan pada batas patah (kg/cm2) 520,38
kayu keras berbobot ringan sampai berat- Keteguhan lentur (kg/cm2) 960,1
sedang. Berat jenisnya (Berat jenis adalah Keteguhan pukul (kgm/dm3) 16,71 17,75
perbandingan relatif antara massa jenis sebuah Keteguhan tekan sejajar serat (kg/cm2) 336,34
zat dengan massa jenis air murni. Air murni Keteguhan tekan tegak lurus serat (kg/cm2) 63,60
bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³) Kekerasan ujung (kg/cm2) 521,66
berkisar antara 0,3 – 0,86 pada kandungan air Kekerasan sisi (kg/cm2) 320
15%. Keteguhan geser (kg/cm2) 106,91 96,94
Keteguhan belah (kg/cm2) 53,3 46,68
Keteguhan tarik tegak lurus serat (kg/cm2) 34,49 38,23
Kadar selulosa (%) 51,9
Kadar lignin (%) 28,8
Kadar pentosan (%) 16,1
Kadar abu (%) 1,0
Kadar silika (%) -
Kelarutan terhadap alkohol-benzena (%) 6,3
Kelarutan terhadap air dingin (%) 0,8
Kelarutan terhadap air panas (%) 3,2
Kelarutan terhadap NaOH 1% (%) 14,1
Nilai kalor (cal/g) 4386
21
Jurnal IPTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2015: 18-27
Agar proses pengerasan tidak terlambat a) komposisi substitusi fly ash terhadap
maksimum kandungan ektraktif pada kayu semen sebagai berikut:
adalah 1% gula, 2% tannin, atau 3% minyak Mortar yang menggunakan komposisi
(Kamil 1970, dan Ismeddiyanto (1998:27)). abu terbang sebesar 0% (1 PC : 0 FA :
Usaha untuk mengurangi kadar ekstraktif 5PS)
adalah dengan merendam serbuk gergaji ke mortar yang menggunakan komposisi
dalam air panas ataupun dingin. abu terbang sebesar 10% (0,9PC :
0,1FA : 5PS);
Pengujian Mortar mortar yang menggunakan komposisi
Tujuan dari pengujian mortar adalah abu terbang sebesar 20% (0,8PC :
untuk mendapatkan nilai kuat tekan mortar 0,2FA : 5PS);
dengan bahan ikat semen portland dan yang mortar yang menggunakan komposisi
menggunakan alternatif bahan limbah dalam abu terbang sebesar 30% (0,7PC :
campuran mortar (fly-ash dan serbuk gergaji 0,3FA : 5PS);
kayu meranti) serta kemampuan menyerap air mortar yang menggunakan komposisi
pada umur tertentu yang digunakan untuk abu terbang sebesar 40% (0,6PC :
menentukan mutu mortar yang ditambah 0,4FA : 5 PS).
serbuk gergaji kayu meranti (Shorea spp).
Menurut SNI 03-6882-2002 (2002: 210), uji b) komposisi substitusi serbuk gergaji kayu
kuat tekan mortar dilakukan dengan membuat meranti terhadap pasir sebagai berikut :
kubus mortar berukuran 50 mm sampai 100 Mortar yang menggunakan komposisi
mm. Pengujian dilakukan setelah mortar serbuk gergaji sebesar 0% dari berat
mengeras dengan menggunakan mesin uji pasir (1 PC : 0 SG : 1PS), (1 PC : 0
tekan. Nilai kuat tekan didapat dengan SG : 2PS), (1 PC : 0 SG : 3PS);
membagi besar beban maksimum (N) dengan Mortar yang menggunakan
luas tampang (mm2). Sedangkan pengujian komposisi serbuk gergaji sebesar 3%
penyerapan air dilakukan dengan menimbang dari berat pasir (1PC : 0,03SG :
berat basah kubus mortar dan kemudian 0,97PS), (1 PC : 0,03 SG : 1,97PS), (1
dikeringkan sampai beratnya tetap untuk PC : 0.03SG : 2,97PS);
didapat berat keringnya. Perbedaan antara Mortar yang menggunakan komposisi
berat basah dengan berat kering menunjukkan abu terbang sebesar 6% dari berat
persentase air pada mortar. pasir (1 PC : 0,06FA : 0,94PS), (1 PC
: 0,06SG : 1,94PS), (1 PC : 0,06SG :
3. Metodologi 2,94PS);
Metode yang diterapkan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen Pengujian kuat tekan benda uji dilakukan pada
dengan penelitian di laboratorium. Pengujian umur mortar 28 hari dengan mesin tekan
dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan standar ASTM mesin tekan dan beban tekan
Institut Teknologi Indonesia ( ITI ), meliputi diberikan secara merata dan terus menerus
pengujian bahan dan pengujian kuat tekan. dengan kecepatan 1,4 kg/cm2 sampai dengan
Untuk pengujian yang dilakukan 2,5 kg/cm/detik, atau beban maksimal tercapai
menggunakan standart ASTM ( American dalam waktu kurang dari 20 detik, besarnya
Standard For Testing Material ). beban maksimal tercapai dalam satuan Newton
Benda uji mortar menggunakan : a) atau kg.
semen portland tipe I (normal) merk Tiga Data kuat tekan benda uji merupakan nilai kuat
Roda dalam kemasan 50 kg produksi PT tekan rata-rata dari 6 benda uji untuk setiap tipe
Indocement dengan berat jenis 3,15 gram/cm3; adukan. Selanjutnya pengaruh FA dan serbuk
b) pasir, diperoleh dari penjual bahan gergaji Meranti dalam mortar semen plesteran
bangunan/material setempat yang diambil diukur melalui nilai % perubahan kuat
secara selektif. Untuk sampel abu terbang (fly tekannya terhadap mortar tanpa FA atau
ash) diperoleh dari PLTU Suralaya sedangkan Serbuk gergaji Meranti.
serbuk gergaji kayu Meranti yang diperoleh Khusus untuk mortar plesteran kedap air (1:1,
dari tempat penggergajian kayu di Bekasi. 1:2 dan 1:3) dengan bahan tambah serbuk
Benda uji penelitian berupa benda uji kubus gergaji kayu Meranti diukur perubahan
berukuran sisi 50 mm untuk uji kuat tekan kekedapannya dengan indikator kedalaman
tekan dengan masing – masing variabel resapan air pada permukaan benda uji. Gambar
sampel dibuat 6 benda uji SNI (03- 6882- 3 menunjukkan Bagan Alir Penelitian.
2002, 2002: 210) dengan variasi :
22
Pemanfaatan Bahan Limbah untuk Campuran Plesteran
Rachmi Yanita, Andi Sagab, Hansen
23
Jurnal IPTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2015: 18-27
24
Pemanfaatan Bahan Limbah untuk Campuran Plesteran
Rachmi Yanita, Andi Sagab, Hansen
25
Jurnal IPTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2015: 18-27
Peningkatan kuat tekan terjadi pada 6. Mortar dengan perbandingan semen pasir
persentase substitusi FA 10% - 40% 1:1 campuran serbuk gergaji 0%, 3%, dan
terhadap semen. Kuat tekan terbesar pada 6% dapat digunakan sebagai bahan kedap
FA 10% yaitu 108,33 kg/cm2 pada umur 28 air karena kedalaman penyerapan air rata-
hari dengan kenaikan sebesar 51,02% dari ratanya terhadap suatu permukaan masing-
kuat tekan normal. Mortar 1:5 dengan masing bernilai 0,12 cm, 0,13 cm, dan 0,17
variasi substitusi FA terhadap semen cm yang lebih kecil daripada stengah tebal
merupakan tipe mortar S (kuat tekan > 52,5 acian pada umumnya yang bernilai 0,25
kg/cm2) cm. Begitu pula dengan mortar dengan
2. Substitusi FA sebagai pengganti bahan ikat perbandingan semen pasir 1:2 dengan
semen portland, menghasilkan mortar yang campuran serbuk gergaji 0% yang memiliki
lebih mudah dikerjakan (workability) dan kedalaman penyerapan air rata-rata
membuat kelecakan suatu adukan mortar terhadap suatu permukaan yang bernilai
menjadi lebih baik, terbukti dari 0,21 cm yang masih lebih kecil daripada
perbandingan sampel antara adukan mortar 0,25 cm dan masih dapat dikategorikan
non-FA dan mortar dengan substitusi FA, sebagai lapisan kedap air. Tetapi hal ini
bola adukan mortar dengan penambahan tidak berlaku untuk mortar dengan
FA mempunyai tekstur yang lebih halus perbandingan pasir semen 1:2 dengan
dan tidak pecah ketika dilepaskan dari campuran serbuk gergaji 3% dan 6% juga
tangan. mortar dengan perbandingan semen pasir
3. Penambahan FA dengan persentase tertentu 1:3 dengan campuran serbuk gergaji 0%,
dapat mengurangi berat mortar sehingga 3%, dan 6% yang memiliki kedalaman
mempengaruhi berat dinding atau penyerapan air rata-rata terhadap suatu
konstruksi. permukaan yan bernilai lebih besar
daripada 0,25 cm.
B. Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu 7. Penyebab/faktor yang sangat besar
Meranti pada Mortar Semen 1:1, 1:2, dan memberikan konstribusi terhadap
1:3 penurunan kekuatan tekan mortar adalah
sifat kimia kayu yaitu kandungan ekstraktif
1. Substitusi Serbuk Gergaji dengan yang tinggi. Pengerasan semen akan
persentase tertentu dengan berat pasir terhambat apabila bahan baku kayu yang
ternyata dapat menurunkan kuat tekan berupa serbuk gergaji mempunyai
mortar. kandungan ekstraktif yang tinggi.
2. Mortar semen dengan perbandingan semen 8. Hasil penelitian berlaku untuk kayu jenis
pasir 1:1 , 1:2 , dan 1:3 dapat digunakan meranti (Shorea spp) dengan berat jenis
sebagai bahan plesteran dan acian dengan rata-rata 0,46 gr/cm3.
tipe adukan masing-masing adalah tipe M 9. Kedalaman serapan air rata-rata pada setiap
(kuat tekan minimum 175 kg/cm2), tipe M, penampang benda uji dihitung dengan
dan tipe N (kuat tekan minimum 124 indikator Kedalaman Serapan Air rata-rata.
kg/cm2).
3. Dengan substitusi serbuk gergaji sebesar Dari kesimpulan A dan B diatas maka
3% terhadap berat pasir, mortar campuran pemanfaatan bahan limbah FA dan serbuk gergaji
semen pasir 1:1 tetap tergolong tipe M, kayu Meranti layak digunakan sebagai campuran
sedangkan mortar campuran semen pasir material plesteran. Hal ini akan memberi nilai
1:2 dan 1:3 masing-masing tergolong tipe N tambah pada bahan limbah FA dan atau serbuk
dan tipe S (kuat tekan minimum 52,5 gergaji yang terdapat pada suatu daerah untuk
kg/cm2). dapat dimanfaatkan oleh masyarakat daerah
4. Dengan substitusi serbuk gergaji sebesar tersebut sebagai material konstruksi. Disamping
6% terhadap berat pasir, mortar campuran akan diperoleh efisiensi biaya material mortar,
semen pasir 1:1 tetap tergolong tipe M, juga akan mengurangi penggunaan bahan galian
sedangkan mortar campuran semen pasir sehingga berdampak positif pada aspek
1:2 dan 1:3 masing-masing tergolong tipe S lingkungan.
dan tipe O (kuat tekan minimum 24,5
kg/cm2). Saran
5. Substitusi serbuk gergaji 3% - 6% terhadap Sesuai kesimpulan, maka untuk
berat pasir menurunkan berat jenis mortar mengefisienkan biaya dan berat konstruksi,
1:1, 1:2 dan 1:3, sampai 25,38%, 28,79% direkomendasikan pemanfaatkan bahan limbah
dan 29,45% pada serbuk gergaji 6%. FA atau Serbuk Gergaji kayu Meranti yang
terdapat pada suatu daerah. Hal ini dapat
26
Pemanfaatan Bahan Limbah untuk Campuran Plesteran
Rachmi Yanita, Andi Sagab, Hansen
disosialisasikan oleh Pemerintah Daerah, untuk [11] [BSN] Badan Standarisasi Nasional.
digunakan sebagai pengganti sebagian semen Standar Nasional Indonesia (SNI) 2837-
(dengan FA) dan pengganti sebagian pasir 2008: Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
(dengan serbuk gergaji kayu meranti) pada Pekerjaan Plesteran untuk Konstruksi
campuran bahan plesteran. Untuk plesteran Bangunan Gedung dan Perumahan.
kedap air direkomendasikan penggantian pasir
dengan serbuk gergaji sampai 3% saja karena [12] Yatti S Hidayat, Mutu Beton Abu terbang
tidak akan merubah fungsi kedap airnya. Pada Lingkungan yang Agresif (Pantai dan
Laut), 1993.
Daftar Pustaka
[1] American Standar for Testing Materials
(ASTM) C 109 : Compressive Strength of
Hidraulic Cement Mortars [Using 2-in (50
mm) Cubes Specimens]
27