DASAR TEKNIK
DOSEN :
OLEH :
NI NYOMAN MIRAH NITA
PUTRI
NIM P07133221009
SARJANA TERAPAN KESEHATAN
LINGKUNGAN SEMESTER II
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca di masa yang akan datang. Laporan ini disusun untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Teknik Dasar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak I Ketut Aryana, BE., S.ST., M.Si atas bimbingannya dalam penyusunan laporan ini. Dan
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para pendukung yang telah menyelesaikan tugas
ini. Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
laporan penelitian ini mungkin masih banyak kekurangan. Penulis mohon maaf atas segala
kekurangan.
Penulis
KONSTRUKSI BATU BATA
Pendahuluan
Batu bata Batu bata merupakan salah satu bahan penting dalam pembuatan dinding suatu
bangunan. Batu bata terbuat dari tanah hitam atau tanah liat yang dibakar hingga berubah warna
menjadi kemerah-merahan. Tanah dan air merupakan bahan utama pembuatan batu bata merah.
Ukuran dan bentuk batu bata yang dihasilkan bervariasi. Batu bata sendiri telah dikenal sejak
lama dan diaplikasikan oleh masyarakat baik di perkotaan atau pedesaan untuk
bahan konstruksi. Hal tersebut bisa dinilai dari banyaknya pabrik batu bata yang dibangun
masyarakat guna memproduksi batu bata berkualitas. Batu bata banyak diaplikasikan dalam
bidang teknik sipil untuk pondasi, bendungan, bangunan dinding pada gedung, saluran, dan
masih banyak lainnya.
Batu bata jelas lebih kokoh dan mempunyai harga yang lebih ekonomis, jika dibandingkan
dengan bahan-bahan pembentuk dinding lainnya seperti bambu dan kayu. Selain itu, batu bata
juga banyak digunakan karena dapat membuat kesan yang natural dalam sebuah bangunan.
Batu bata yang mempunyai kualitas tinggi, biasanya tidak mudah remuk walau terendam di
dalam air dalam waktu yang lama. Kualitas ini penting diperhatikan, karena semakin baik
kualitas batu bata yang dipakai akan semakin kuat struktur dinding yang dibangun.
Jenis – jenis batu bata :
1. Bata merah merupakan batu bata yang terbuat dari tanah liat dan merupakan jenis bata
yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Salah satu keunggulan bata ini adalah
tahan lama, kokoh dan harganya yang relatif murah bila dibandingkan dengan jenis
bata lainnya. Penggunaannya dalam proses kontruksi juga dapat membuat hunian
terasa lebih sejuk.
2. Bata Hebel Jenis bata selanjutnya yang sering digunakan di Indonesia adalah bata
hebel. Bata ini dibuat dalam proses kimiawi dan terbuat dari semen, pasir silika,
gypsum, kapur dan pasta almunium. Ukuran bata ini sangat ringan dan sifat daya
serap airnya rendah sehingga dapat memperkecil beban struktural sebuah bangunan.
Namun dalam proses perekatan bata hebel diperlukan perekat khusus yakni semen
MU 380, sehingga hargnya cukup mahal panas sehingga membuat suhu hunian
cenderung lebih panas.
3. Bata Batako adalah jenis batu bata yang terbuat dari semen dan pasir kasar yang
kemudian dicetak. Sifatnya yang kedap air, membuat batako sangat bagus digunakan
untuk meminimalisir rembesan air hujan. Karena ukurannya yang besar dan berongga,
pemasangan batu batako dalam proses konstruksi lebih cepat dari jenis batu bata yang
lain. Namunbatu bata batako bersifat menyimpan panas sehingga membuat suhu
hunian cenderung lebih panas.
4. Bata Berlubang Jenis bata berlubang cukup populer di masyarakat karena proses
pembuatannya tergolong cepat terutama pada proses pembakaran dan
pengeringannya. Bata jenis ini biasanya digunakan untuk struktur ringan dan struktur
berbingkai pada bangunan-bangunan bertingkat. Sebelum digunakan, Anda harus
merendam bata ini selama 24 jam dan mengeringkannya dibawah sinar matahari
sehingga membutuhkan waktu persiapan material yang lebih panjang.
5. Bata Purpose- Made Sesuai namanya, bata jenis ini dibuat untuk kebutuhan konstruksi
khusus. Salah satu keunggulannya yakni dapat memudahkan proses pemasangan
kusen pintu dan jendela. Sayangnya, bata jenis ini tidak mudah dijumpai karena harus
dibuat sesuai pesanan danharga jualnya pun relatif lebih mahal.
Tujuan
Tujuan Khusus
1. Sendok semen
2. Gerobak dorong
3. Ayakan pasir
4. Cangkul
5. Sekop
6. Meteran
7. Selang timbangan
8. Waterpass
9. Benang
10. Paku
12. Ember
13. Semen
14. Pasir
15. Batu bata
16. Air
Cara Kerja
2. Pasang patok kayu secara tegak lurus kemudian bentangkan benang patok secara
horizontal, bentangan benang ini dibuat dengan cara menandai garis awal dengan
menggunakan selang timbang atau waterpass. Pada area yang ditandai tadi kemudian lanjut
menancapkan paku dengan palu dan ikatlah benang pada paku.
3. Ukuran garis benang ini dibuat dengan perhitungan sebagi berikut spesi + tebal bata = 2
cm + 6 cm = 8 cm. Maka posisi benang nantinya harus berada pada sisi sudu atas bata.
4. Setelah benang acuan dibuat kemudian buatlah adonan semen dengan perbandingan 1 : 5
dengan cara mengayak pasir terlebih dahulu. Campuran bubuk semen dengan pasir yang telah
diayak dicampurkan dan diaduk dengan air secukupnya hingga tekstur tidak terlalu encer
tidak terlalu kering.
5. Sembari pengadukan dan pengayakan semen dilakukan rendamlah bata kedalam air
terlebih dahulu hingga bulir udara didalam bata keluar. Langkah ini bertujuan untuk
pemasangan bata nantinya bata tidak menyerap air semen yang juga dapat merusak kualitas
spesi bata tersebut.
6. Ketika bulir udara sudah mulai berkurang keluar dari bata yang direndam kemudian bata
diangkat untuk ditiriskan
7. Adonan semen yang telah dibuat dipindahkan dengan menggunakan ember ketempat
media kerja pasang bata dinding.
8. Mulai pemasangan lapisan pertama yang diawali dengan pemasangan adukan pada bagian
dasar diatas alas lantai kerja kemudian letakkan bata diatas adukan tersebut dengan sembari
mengetuk-ngetuk permukaan bata hingga permukaan bata sama tinggi dengan benang acuan
Untuk lapisan bata kedua tuangkan kembali adonan semen diatas lapisan
awal, bentuk ini bertujuan agar siar bata tidak tegak lurus
10. Lanjutkan lapisan demi lapis jika ada sisa adukan yang menempel tidak
sempurna atau melebihi ketebalan bata maka segera diratakan dengan menggunakan sendok
semen agar permukaan tetap rata jangan biarkan mongering karena hal ini sangat
mempengaruhi kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan pelesteran
1. Pasang bata secara melintang dengan jarak 5-15 cm dari ujung pasangan bata akan
dipasang lalu cek kedataraanya menggunakan waterpass begitu juga dengan ujung satunya
buat bata menggunakan sudut siku-siku
2. Kemudian pasanglah benang pada patok lalu letakkan bata dilantai kerja dengan sisi bata
yang panjang sejajar dengan benang
3. Pertemuan antara bata pertama dengan bata kedua dibatasi dengan tebal spesi 2 cm sebagai
siar pasangan hingga selesai
4. Lanjutkan lapisan dan control ketegakan pasangan bata dengan waterpass jika ada sisa
adukan yang menempel atau tidak sempurna atau melebihi maka segera diratakan
menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata
Pendahuluan
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat agregat
lain yang dicampur jadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk
suatu massa mirip batuan. Terkadang satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk
menghasilkan beton dengan kataristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability),
durabilitas, dan waktu pengerasan. Secara Sederhana Beton dibentuk oleh pengkerasan
campuran antara semen, air, agregat halus (pasir), dan agregat kasar (batu pecah kerikil).
Kadang- kadang ditambahkan campuran bahan lain (admixture) untuk memperbaiki kualitas
beton. Beton diperoleh dengan cara mencampurkan semen, air, agregat dengan atau tanpa
bahan tambah tertentu. Material pembentuk beton tersebut dicampur merata dengan
komposisi tertentu menghasilkan suatu campuran yang plastis sehingga dapat dituang dalam
cetakan untuk dibentuk sesuai dengan keinginan. Perbandingan campuran bahan susun
disebutkan secara urut, dimulai dari ukuran butir yang paling kecil (lembut) ke butir yang
besar, yaitu :semen, pasir, dan kerikil. Jadi jika campuran beton menggunakan semen 1 : 2 :
3, berarti campuran adukan betonnya menggunakan semen 1 bagian, pasir 2 bagian, dan
kerikil 3 bagian.
1. Beton mortal
Beton jenis ini dibuat dengan campuran dari material seperti mortar, pasir dan air.
Untukbagian mortar, beton jenis ini biasa menggunakan semen, kapur dan lumpur yang
dipasangi anyaman tulangan baja di dalamnya atau disebut dengan ferro cement dengan
kekuatan tarik dan daktilitas yang baik.
2. Beton ringan
Seperti dengan namanya, beton jenis menggunakan agregat yang bobotnya ringan,
beberapa orang juga sering menambahkan zat aditif yang dapat membentuk gelembung –
gelembung udara di dalam beton. Apabila pori – pori dalam beton semakin banyak maka
ukuran beton tersebut juga akan meningkat dan menghasilkan bobot beton yang lebih
ringan dari pada beton lain dengan ukuran yang sama. Karena kekuatannya yang tidak
sekuat jenis lainnya maka beton ini banyak digunakan pada dinding non-struktur.
3. Beton non- pasir
Beton non-pasir dibuat dengan menggunakan agregat berupa kerikil, semen dan air
yangsama sekali tidak menggunakan pasir di dalamnya. Dengan begitu juga akan
terbentuk rongga – rongga berukuran kecil diantara kerikil tersebut sehingga memiliki
bobot yang lebih ringan pula. Beton jenis ini juga membutuhkan semen yang lebih sedikit
karena tidak menggunakan pasir di dalamnya. Pengaplikasian beton jenis ini adalah pada
strukturringan, kolom dan dinding sederhana, bata beton, serta buis beton.
4. Beton hampa
Pembuatan beton ini dilakukan dengan menyedot air pengencer adukan beton
menggunakan alat vacuum khusus sehingga disebut dengan beton hampa. Beton ini
merupakan beton dengan kekuatan yang sangat tinggi karena air yang tersisa adalah
airyang telah bereaksi dengan semen saja.
Oleh karena itu beton jenis ini banyak diaplikasikan pada bangunan – bangunan
5. Beton bertulang
Beton bertulang dibuat dengan paduan atau campuran beton dan tulangan baja, beton
jenis ini mempunyai sifat yaitu kuat terhadap gaya tekan namun lemah dengan gaya
tarik.Karenanya tulangan baja ditambahkan ke dalam beton untuk menambah kekuatan
beton dalam gaya tariknya. Beton bertulang ini biasanya dipasang pada bagian pelat
lantai, kolom bangunan, jalan, jembatan dan sebagainya.
6. Beton Pra-tegang
Secara prinsip, pembuatan beton pra-tegang dengan beton bertulang hampir sama,
perbedaannya hanya terletak pada tulangan baja yang akan dimasukkan ke beton yang
harus melewati proses penegangan lebih dahulu. Hal ini bertujuan agar beton dapat
menahan beban lenturan yang besar dan tidak membuatnya retak. Beton jenis ini
banyakdigunakan untuk menyangga struktur bangunan bentang lebar.
7. Beton Pra-cetak
Beton pra-cetak merupakan beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek
pembangunan yang memang sengaja dibuat di tempat lain agar kualitasnya lebih baik.
Beton jenis ini digunakan untuk proyek yang memeng memiliki lahan yang sempit atau
terbatasnya tenaga di lokasi proyek. Beton jenis ini juga biasanya dibuat oleh
perusahaanyang memang bergerak di bidang konstruksi.
8. Beton massa
Beton massa merupakan beton yang dibuat dalam jumlah yang cukup banyak dimana
penuangan beton ini juga sangat besar di atas kebutuhan rata – rata. Sama halnya
untukperbandingan antara volume dan luas permukaannya juga sangat tinggi yang pada
umumnya beton massa memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60 cm dan banyak
digunakan untuk pembuatan pondasi besar, pilar bangunan dan bendungan.
9. Beton siklop
Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup besar sebagai bahan
pengisi tambahannya dengan besar ukuran penampang agregat tersebut berkisar antara 15
– 20 cm. Bahan tersebut kemudian ditambahkan ke adukan beton normal sehingga
dapatmeningkatkan kekuatannya yang banyak digunakan pada bendungan, jembatan dan
bangunan air lainnya.
Beton serat merupakan jenis beton yang menggunakan serat – serat tambahan ke
dalamadukan beton tersebut. Serat yang biasa ditambahkan ke dalam beton adalah
asbestos, plastik, kawat baja hingga tumbuh – tumbuhan. Penambahan serat bertujuan
untuk menaikkan daktailitas pada beton tersebut sehingga tidak mudah mengalami
keretakan.
Tujuan
1. Pasir
2. Semen
3. Kerikil
4. Air
5. Sekop
6. Cangkul
7. Ember
Cara Kerja
3. Lalu ukur bahan yang akan dipakai dalam pencampuran. Ukuran yang dibuat yaitu
1:2:3.
8. Aduk perlahan lahan cmpuran dan lakukan dari sisi ke sisi lain.
10. Jika sudah merata maka tinggal angkut ke ember dan lakukan pengecoran.
Hasil : cantumkan link youtube https://www.youtube.com/watch?v=kb9fz_qgHZM
PLUMBING AIR BERSIH
Pendahuluan
Tujuan
Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu mengetahui dan mempraktekkan teknik pemotongan dan pembuatan ulir
pada pipa besi untuk penyambungan pipa .
Pipa Drat
2. Pipa besi
3. Oli
4. Kunci pipa
Cara Kerja
Plumbing Air
1. Sealtape
2. Pipa besar
3. Tandon
4. Sock
Cara Kerja
Pendahuluan
Jenis – jenis
1. Sistem pengasingan air campuran, yakni suatu sistem pembuangan dimana air kotor dan
air bekas dialirkan kedalam satu drainase / pipa.
2. Sistem pengasingan air terpisah, yakni sistem pengasingan dimana air kotor dan air bekas
setiap dialirkan secara terpisah atau memakai pipa yang berlainan.
1. Sistem pengasingan gedung, yakni sistem pengasingan yang berada didalam gedung.
2. Sistem pengasingan luar, yakni sistem yang berada diluar gedung, disebut pun riol gedung.
Tujuan
- Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam perpipaan plumbingair kotor.
Tujuan Khusus
1. WC duduk
2. WC jongkok
3. Lavatory (Wastafel)
Alat dan Bahan
A. Wc Duduk
1. Pipa paralon
2. Pipa elbow
3. Sambungan keni
4. Saluran paralon
5. Lem pipa
7. Mesin bor
8. Silikon
9. Baut
10. Fisher
Cara kerja
A. Wc Duduk
2. Sambungan pipa paralon dan elbow dengan pipa dan letakkan kedalam saluran pipa.
6. Memasang fisher.
7. Merakit bagian closet di mulai dari tutup closet dan pasangkan baur penutup closet pada
bagian bawah.
8. Lalu merakit apung apung closet tidak lupa memasang ring karet pada bagian atas apung
apung closet dan tutup dengan baut yang sudah di siapkan.
10. Pasang baut pada fisher yang sudah di letakan dan kencangkan.
13. Jika selang sudah terpasang letakan penutup apung apung closet bisa pasang tombol
flush.
14. Pakaikan silikon pada bawah closet agar air closet tidak bocor kemana mana.
B. Wc Jongkok
1. Pipa Paralon
2. Pipa Elbow
3. Semen
4. Batu Bata
5. Lem Pipa
6. Sekop
7. Closet Jongkok
8. Ember
9. Meteran
10. Waterpass
Cara Kerja
B. Wc Jongkok
saluran pembuangan.
2. Lem pipa paralon dengan pipa elbow dan masukkan pipa tersebut
4. Pemasangan semua pipa dan adukan itu dimiringkan kearah pipa pembuangan.
5. Ukur menggunakan waterpass dan patokan dari pipa bagian bibir atas, ketinggiannya 22
cm. Tunggu adukan pada bata mengering.
6. Sembari menunggu membuat sisi samping closet dimensi 80x80cm. Ukur jarak closet
dengan lantai tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 15 cm.
7. Selanjutnya rapikan dengan adukan antara closet dan sisa sampingnya agar merata.
9. Setelah itu dibagian tengah diberikan adonan acian dan diratakan, dan dibagian atas
samping.
10. Pasang closet dan diukur untuk memastikan sejajar dengan dinding.
C. Lavatory (Wastafel)
6. Lem pipa
7. Seltif
Cara Kerja
C. Lavatory (Wastafel)
3. Ukur pipa sesuaikan dengaan ukuran yang telah diukur ,lalu potong
https://youtu.be/lKwtJ3NkB00
https://youtu.be/IJqOY9zvExw
https://youtu.be/xKbqNQMFs24
https://youtu.be/7E9IbC5adWk
KONSTRUKSI KAYU
Pendahuluan
Tujuan
Tujuan khusus
- Mahasiswa dapat mengetahui peralatan yang digunakan untuk pembuatan rak sederhana.
- Mahasiswa dapat mengetahui dan membuat sambungan dalam pembuatan rak sederhana.
- Mahasiswa dapat mengetahui dan mempraktekkan keselamatan kerja secara umum untuk
peralatan kerja dalam kontruksi kayu.
1. Kayu
2. Pensil
3. Penggaris
4. Gergaji
6. Palu pahat
2. Mengukur mal menggunakan penggaris dengan ukuran 12,5 + 12,5 cm dengan lebar 2cm.
3. Menggaris garis siku pada kayu besar sepanjang 12,5 + 12,5 cm menggunakan mal tadi.
4. Pada proses penggarisan menggunakan mal garis dibawa dari ujung ke ujung secara
menyilang.
5. Lalu garis yang pertama diatas dan garis kedua yaitu dibawah mal.
6. Selanjutnya mal untuk serongan dengan ukuran 2cm pada setiap sisi kanan dan kiri.
9. Setelah bagian 1 dipotong, kayu tadi di letakan diatas kayu utuh dan di mal lagi sesuai pola
tadi dan di potong.
10. Lalu potongan kedua kayu tadi di tumpuk dan diketok menggunakan payu pahat.
11. Membuat kunci dengan kayu membentuk tipis miring dan dimasukan pada sela
sambungan potongan kayu tadi dan diketok menggunakan palu pahat.
12. Setelah selesai dapat dihaluskan dengan mesin amplas, jangan lupa untuk mengamplas
bagian belakang juga.