Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS ILMIAH

PROSES PEMBUATAN BATAKO DALAM USAHA


MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA DI DESA UMAUTA

Disusun Oleh:
ELIAS TIDUNG
XII IPS 1

SMA NEGERI 1 BOLA


2023/2024
ABSTRAK

Judul karya ilmiah ini adalah “PROSES PEMBUATAN BATAKO DALAM USAHA
MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA DI DESA UMAUTA”. Masalah yang ingin
dikaji secara mendalam dalam penelitian ini yakni bagaimana proses pembuatan batako dalam
usaha meningkatkan ekonomi keluarga di Desa Umauta.

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui proses – proses pebuatan batako di Desa
Umauta. Manfaat penelitian ini yakni Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat yang akan memproduksi batako yang relatif lebih baik dibandingkan dengan batako
yang beredar di pasaran saat ini dan sebagai langkah awal untuk menciptakan sebuah peluang
usaha bagi masyarakat.

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah kualitatif. Populasi dari penelitian
ini adalah pengusaha batu bata yang berada di Kecamatan Bola dengan jumlah Sembilan (9)
pengusaha. Sampel yang diambil dari penelitian ini ialah usaha pembuatan bata di Dusun
Umauta, RT 03/RW 02, Desa Umauta, Kecamatan Bola dengan jumlah satu (1) pengusaha.
Teknik pengolahan data meliputi observasi dan wawancara.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bagaimana proses pembuatan batako dalam usaha
meningkatkan ekonomi keluarga di Desa Umauta
LEMBAR PERSETUJUAN

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Penentuan Kelulusan

Nama : Eliasd Tidung

NIS/NISN : 0041983827

Kelas/Semester : XII/IV

Program : Ilmu Pengetahuan Sosial

Karya Tulis Ilmiah ini, telah diperiksa dan disetujui oleh:

Mengetahui/Mengesahkan

Kepala SMAN 1 BOLA Guru Pembimbing

Andreas Korsini, S.Pd Apolonarius Dari Saka S.Pd


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat – Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “PROSES PEMBUATAN
BATAKO DALAM USAHA MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA DI DESA
UMAUTA”.

Karya tulis ilmiah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
dari lembaga pendidikan SMA Negeri 1 Bola.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Andreas Korsini, S.Pd, selaku kepala SMA Negeri 1 Bola yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
2. Apolonarius Dari Saka S.Pd, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
tenaga dan pikiran dalam membimbing tulisan selama menyusun karya tulis ini.
3. Kedua orang tua yang selama ini telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga
penyusunan karya tulis ini berjalan dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
memperbaiki karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Bola, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Batako
2.2 Klasifikasi Dan Persyaratan Batako
2.3 Manfaat Batako
2.4 Material Penyusun Dinding Pasangan Batako
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
3.2 Populasi Dan Sampel
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.4 Metode Analisis Data
3.5 Persiapan Penelitian
3.6 Pelaksanaan Penelitian
3.7 Penyajian Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan salah satu Negara yang angka penganggurannya sangat tinggi,
sehingga kurang terpenuhinya kebetuhan ekonomi masyarakat. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya ketersediaan lapangan kerja dan tingkat pendidikan yang tidak memenuhi syarat
seperti ijazah sehingga mempersulit mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Tanpa disadari
banyak sekali usaha yang dapat meningkatkan ekonomi keluarga dan tidak membutuhkan
ijazah, seperti usaha pembuatan batako ini.
Usaha batako ini dengan modal yang relati kecil dan resiko apabila tidak laku serta
rusak dan hampir tidak ada dalam bisnis ini. Karena batako sangat dibutuhkan bangunan
sperti dinding, pagar, sumur dan bangunan lainnya, yang sudah pasti dibutuhkan untuk
mendirikan bangunan.
Batako adalah material bangunan berbentuk bata yang dibuat dari campuran semen
agregat dan air. Ada yang menyebutkan bahwa batako merupakan bata kosong karena
bagian dalamnya kosong. Ada yang menyebutkan sebagai bata concrete karena dibuat dari
beton (concrete). Terlepas dari singkatannya, batako adalah salah satu pilihan material yang
praktis digunakan dalam membuat rumah atau gedung saat ini.
Batako adalah salah satu inovasi era Revolusi Industri. Batako pertama diproduksi
pada tahun 1832 di Inggris, tetapi masih dalam industry rumahan. Namun batako bolong
tengah yang umum kita lihat saat ini baru muncul pada tahun 1850 setelah dipatenkan oleh
Joseph Gibbs dari Inggris.
Batako menjadi sangat popular setelah Harmon S. Plamer dari Amerika Serikat
mematenkan mesin pembuat batako pada tahun 1899. Di Indonesia, batako mulai digunakan
sebagai material bangunan sejak awal tahun 1980– an.
Menurut bahan peyusunannya, ada jenis batako tras, batako semen dan batako beton.
Batako tras dibuat dari campuran tras, kapu tohor atau kapur aktif (kalsium oksida) dan air.
Tras (pozzolan) adalah batuan lunak yang tercipta dari abu gunung berapi. Batako beton
adalah salah satu varian batako semen. Dalam hal ini, batako beton menggunakan semen
Portaland sebagai campuran penguat pasir.
Berdasakan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul tentang “Proses
Pembuatan Batako Dalam Usaha Meningkatkan Ekonomi Keluarga Di Desa Umauta”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Bagaimana proses pembuatan batako dalam usaha meningkatkan ekonomi keluarga
di Desa Umauta?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


 Untuk mengetahui proses – proses pembuatan batako di Desa Umauta..

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang akan memproduksi
batako yang relatif lebih baik dibandingkan dengan batako yang beredar di pasaran saat ini
dan sebagai langkah awal untuk menciptakan sebuah peluang usaha bagi masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN BATAKO


Batako adalah bahan kontruksi berupa bata cetak yang terbuat dari bahan utama
semen, air dan pasir. Campuran ketiga bahan utama pembuat batako tersebut biasa disebut
denga mortar. Perbandingan komposisi batako yang dikeluarkan oleh departemen pekerjaan
umum tahun 1906 adalah 75% pasir, 20% semen dan 5% air. Batako umumnya digunakan
dibidang konstruksi dalam pembangunan gedung, rumah, jalan, jembatan dan lain – lain.
Karakteristik batako yang umum ada di pasaran memiliki kuat tekan bervariasi dari 3-50
MPa. Batako difokuskan pada konstruksi – konstruksi dinding bangunan non struktural.
Batako yang baik adalah yang mempunyai permukaannya yang rata dan saling tegak lurus
serta mempunyai kuat tekan yang tinggi. Agar didapat mutu batako yang berkualitas, banyak
factor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi kualitas batako tergantung air,
semen, umur batako, kepadatan batako, bentuk tekstur batuan, ukuran agregat, kekuatan
agregat dan lain – lain.
Mutu batako akan bertambah tinggi seiring berkembangnya umur batako. Oleh
karena itu, sebagai standar kekuatan batako dipakai pada umur batako 28 hari. Selain itu,
kekuatan batako juga dipengaruhi oleh tingkat kepadatannya. Dalam penbuatan batako
diusahakan campuran dibuat sepadat mungkin. Hal ini memungkinkan untuk menjadikan
bahan semakin meningkat, serta untuk membantu merekatnya bahan pembuat batako dengan
semen yang dibantu oleh air.
Ditinjau dari bahan pembuatannya, batako dikelompokkan kedalam tiga jenis yaitu
batako semen/batako press, batako putih/trass dan bata ringan.
a. Batako semen/Batako press
Batako semen/batako press dibuat dari campuran semen dan pasir atau abu batu. Batako
jenis ini biasanya dibuat seccara manual (menggunakan tangan) da nada juga yang
menggunakan mesin. Perbedaannya dapat dilihat pada kepadatan batako. Batako ini
umumnya memiliki panjang 36-60 cm dan tinggi 18-20 cm.
b. Batako putih/trass
Batako putih dibuat dari campuran trass, batu kapur, dain air dan kemudian dicetak.
Trass merupakan jenis trass berwarna putih/pith kecoklatan yang berasal dari pelapukan
batu – batu gunung berapi, warnanya ada yang putih dan ada juga yang putih
kecoklatan. Umumnya memiliki ukuran panjang 25-30 cm, tebal 8-10 cm dan tinggi 14-
18 cm.
c. Batako ringan
Batako ringan dibuat dari bahan batu pasir kuarsa, kapur, semen dan bahan lain yang
dikategorikan sebagai bahan – bahan untuk beton ringan. Dimensinya yang lebih besar
dari bata konvesional yaitu 60 cm x 20 cm x 10 cm.

2.2 KLASIFIKASI DAN PERSYARATAN BATAKO


Pada SNI 03-0349-1989 tentang Bata Beton untuk pasangan dinding, dipaparkan
definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan moto, cara uji dan syarat lukis uji bata
beton untuk pasangan dinding.
2.2.1 Klasifikasi Batako
Berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang Bata Beton untuk pasangan dinding, bata
beton pajal dibedakan menjadi empat tingkatan mutu, yaitu mulai dari tingkat mutu I
sampai mutu IV.
a. Tingkat mutu I, adalah bata beton yang digunakan untuk konstruksi yang memikul
beban dan bisa digunakan pula untuk konstruksi yang terlindung dari cuaca luar
(dibawah atap).
b. Tingkat mutu II, adalah bata beton yang digunakan untuk konstruksi yang memikul
beban, tetapi penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindung dari cuaca
luar (dibawah atap).
c. Tingkat mutu III, adalah bata beton yang digunakan untuk konstruksi yang tidak
memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu terlindung
dari hujan dan terik matahari, tetapi perukaan dinding dari bata tersebut boleh tidak
diplester (dibawah atap).
d. Tingkat mutu IV, adalah bata beton yang digunakan untuk konstruksi yang tidak
memikul beban, dinding penyekat sartel konstruksi lainnya selalu terlindung dari
hujan dan terik matahari (harus diplester dan dibawah atap).

2.2.2 Persyaratan Batako


Berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang Bata Beton untuk pasangan dinding,
syarat mutu yang harus dipenuhi batako antara lain:
1. Pandangan luar
a) Bidang permukaannya tidak boleh cacat
b) Bentuk permukaan lain yang didesain, diperbolehkan
c) Rusuk – rusuknya siku terhadap yang lain
d) Sudut – sudutnya tidak mudah dirapikan dengan kekuatan jari
2. Ukuran
Berdasarkan SNI 03-0349-1989, ukuran bata beton standar harus sesuai dengan
tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Ukuran Bata Beton
UKURAN NOMINAL (MM)
JENIS
Panjang Lebar Tinggi
Tipis 400 # 3 200 # 3 100 # 2

Sedang 400 # 3 200 # 3 150 # 2

Miring 400 # 3 200 # 3 200 # 2

(Sumber, SNI 03-0349-1989)

3. Syarat Fisis
Berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang bata beton untuk pasangan dinding.
Syarat – syarat fisis harus sesuai dengan tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Syarat – syarat fisis pada beton
TINGKAT MUTU TINGKAT MUTU
BATA BETON PAJAL BATA BETON
SYARAT FISIS SATUAN BERLUBANG

I II III IV I II III IV
Kuat tekan bruto rata Kg/cm2 100 70 40 25 70 50 35 20
– rata minimal
Kuat tekan bruto Kg/cm2 90 65 35 21 65 45 30 17
satuan benda uji
minimal
Penyerapan air rata – % 23 35 - - 25 35 - -
rata maksimal
(Sumber, SNI 03-0349-1989)
2.2.3 Keuntungan Dan Kerugian Batako
Berdasarkan kriterianya batako memiliki beberapa keuntungan dan kerugian
dalam penggunaanya, keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan batako adalah
sebagai berikut:
a. Penggunaan batako sebagai bahan pasangan dinding lebih sedikit untuk pekerjaan
pasangan dinding per m2 nya disbanding dengan penggunaan bata merah.
b. Proses pembuatannya mudah dan dapat dicetak dengan ukuran yang sama.
c. Ukuran batako yang besar, membuat waktu dan biaya pemasangannya lebih
sedikit.
d. Jika pekerjaan pemasangannya rapi, dinding batako tidak perlu diplester.
e. Batako yang berlubang dapat dijadikan isolasi udara.
f. Batako lebih mudah untuk dipotong.
Sedangkan kerugian pemakaian batako sebagai berikut:
a) Waktu membuat batako sebelum pemakaiannya cukup lama, karena proses
pengerasannya membutuhkan waktu 3 minggu
b) Bila diinginkan lebih cepat mengeras perlu ditambah dengan semen, sehinnga
menambah biaya pembuatan.
c) Pada pengangkutan, resiko batako pecah cukup besar karena proses
pengerasannya cukup lama dan ukurannya cukup besar.

2.3 MANFAAT BATAKO


Ada banyak manfaat dan kegunaan yang diperoleh ketika memilih menggunakan
batako untuk dinding rumah dan bangunan, diantaranya:
1. Batako lebih ringan secara bobot
Dari sisi bobot, batako cenderung lebih ringan daripada bata merah, teksturnya pun
terlihat lebih halus.
Lantaran ukuran yang lebih ringan namun tetap kuat, maka cocok dipakai pada rumah
tinggal 2 lantai atau bangunan yang struktur utama ditopang oleh kolom.
2. Dimensi ukuran lebih besar
Dilihat dari sisi diensi, batako mempunyai ukuran yang lebih besar daripada bata
merah. Ukuran yang lebih besarbini membuatnya lebih mudah dipasang dan
memerlukan waktu yang lebih singkat dibanding dengan bata merah yang berukuran
lebih kecil.
3. Hemat anggaran dalam penggunaan material pendukung
Bila dibandingkan dengan bata merah, penggunaan batako mampu menghasilkan
penghematan dalam beberapa segi, misalnya untuk setiap satu meter persegi luas
dinding akan lebih sedikit jumlah batako yang dibutuhkan. Dengan batako juga dapat
menghemat pemakaian adukan semen hingga 75%. Jadi batako secara fisik bisa
menghasilkan penghematan anggaran untuk pembelian material pendukung.
4. Etimasi anggaran jadi lebih tepat
Karena ukurannya yang presisi, maka kalkulasi perhitungan batako tidak akan
melenceng terlalu jauh dari perencanaan awal. Kita bisa meminimalisir resiko
kerugian dalam mengalokasikan dana untuk pembelian batako.
5. Pra penggunaan yang lebih simple
Terdapat jenis batako yang memiliki lubang ditengah (hollow block) yang bisa
digunakan sebagai isolasi udara untuk dinding dan bangunan lainnya.
6. Batako lebih kedap air
Material batako lebih kedap air, sehingga ketika dijadikan dinding tidak berpotensi ada
rembesan air atau bocor.
2.4 MATERIAL PENYUSUN DINDING PASANGAN BATAKO
2.4.1 Semen Portland
Semen Portland (PC) dibuat dari semen hidraulis yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terbuat dari batu kapur (ca co) yang jumlahnya amat
banyak serta tanah liat dan bahan dasar berkadar besi, terutama silikat – silikat kalsium
yang bersifat hidraulis ditambah dengan bahan yang mengatur waktu ikat (SNI 03-
2847-2002).
Fungsi semen adalah untuk merekatkan butir – butir agregat agar terjadi suatu
masa yang kompleks/padat. Semen Portland dibuat dengan melalui beberapa langkah
sehingga sangat halus dan memiliki sifat adesif maupun kohesif. Semen diperoleh
dengan membakar secara bersamaan, suatu campuran dari calcareous (yang
mengandung kalsium curbonat atau batu gamping) dan argillaceous (yang
mengandung aluminal) dengan perbandingan tertentu.

2.4.2 Mortar
Menurut SNI 03-6825-2002, mortar didefinisikan sebagai campuran material
yang terdiri dari agregat halus (pasir), air dan semen Portland dengan komposisi
tertentu. Mortar sering juga disebut adukan pasangan tembok, siar dan spesi, yang
umum digunakan untuk merekatkan pasangan bata, pasangan batako, merekatkan antar
agregat, plesteran pada dinding dan lain sebagainya.

2.4.3 Air
Air merupakan dasar yang sangat penting dalam proses pembuatan beton dan
mortar. Air pada campuran berfungsi sebagai media untuk mengaktifkan pada reaksi
semen, pasir, dan kerikil agar saling menyatu. Persyaratan air yang digunakan sebagai
bahan konstruksi menurut PUBI 1982 adalah sebagai berikut:
a. Air yang digunakan merupakan air bersih.
b. Tidak engandung benda – benda bersupansi lebih lebih dari 2 gram atau liter.
c. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lain yang kasat mata.
d. Tidak mengandung yang tidak berlarut dan merusak campuran lebih dari 15
gram/liter.

2.4.4 Agregat Halus


Agregat halus atau pasir adalah butiran alami yang mempunyai ukuran butir –
butir kecil kurang dari 4, 88 mm atau jolos dari lubang ayakan standar No. 4 (Nauly,
1990) sedangkan menurut Tjokrodioeheljo (2004), pasir adalah butiran – butiran ineral
yang mempunyai diameter butir 0,15 mm sampai 5 mm.
Persyaratan mengenai mutu pasir menurut peraturan umum. Bahan bangunan
Indonesia (PUB) 1982 pasal II adalah seperti pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Persyaratan Pasir Beton Menurut PUBI 1982


PARAMETER PERSYARATAN
Kandungan lumpur (lolos ayakan 0;063 mm
Berat jenis
Modulus halus butir
Kandungan zat organis Warna larutan pasir tidak lebih gelap
dari standar
(Sumber, PUBI - 1982)
2.4.5 Abu Batu
Abu batu merupakan hasil sampingan dari produksi batu pecah. Abu batu
merupan abu yang mengandung banyak silika, dumina dan mengandung senyawa
alkali, besi dan kapur walaupun dalam kadar yang rendah. Penggunaan abu batu
sebagai bahan penggantian sebagai semen dalam campran adukan beton juga dapat
meningkatkan kuat tekan beton. Pemakaian abu batu dengan variasi 0%, 12,5% dan
37,5%nilai kuat tekan maksimum beton 62,5 MPa terdapat pada penggantian 12,5%
abu batu dihitung dari jumlah semen yang digunakan. Hal ini dapat terjadi mengingat
ukuran abu batu yang lebih kecil lolos ayakan 200 dapat mengisi rongga pada ukuran
beton. (Widodo, 2003).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan pada
usaha pembuatan bata yang berlokasi di Dusun Umauta, RT 03/RW 02, Desa Umauta,
Kecamatan Bola dengan durasi waktu 27 hari.

3.2 POPULASI DAN SAMPEL


1) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha batu bata yang berada di Kecamatan
Bola dengan jumlah Sembilan (9) pengusaha.
2) Sampel
Sampel yang diambil dari penelitian ini ialah usaha pembuatan bata di Dusun Umauta,
RT 03/RW 02, Desa Umauta, Kecamatan Bola dengan jumlah satu (1) pengusaha.

3.3 METODE PENGUMPULAN DATA


a. Observasi lapangan yaitu metode pengumpulan data secara langsung ke lokasi
penelitian, mengamati dan melakukan pencatatan terhadap seluruh proses agar
menjadi data yang digunakan saat menyelesaikan masalah, dalam melakukan
penelitian di Dusun Umauta, RT 03/RW 02, Desa Umauta, Kecamatan Bola.
b. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab dengan pihak
yang terkait dengan judul dari si penulis sendiri.

3.4 METODE ANALISIS DATA


Penganalisisan data yang dilakukan oleh penulis bersifat deskriptif. Maka analisis data
yang penulis gunakan adalah data deskriptif, yaitu menggambarkan situasi dan kondisi
penelitian dengan jalan membahas data – data dan informasi yang diperoleh dengan
menghubungkan teori yang didapat maupun literatur yang ada.

3.5 PERSIAPAN PENELITIAN


Persiapan penelitian merupakan tahap awal dala melakukan penelitian. Langkah yang
dilakukan pada tahap ini yaitu yang berisi rancangan penelitian.
Dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Berikut ini persiapan yang
dilakukan peneliti:
a) Observasi lapangan
Observasi lapangan adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengamati secara
langsung suatu objek tertentu dengan tujuan memperoleh sejumlah data dan
informasi terkait objek tersebut.
b) Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara.
c) Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah tanggal, bulan dan tahun dimana kegiatan penelitian
dilakukan.
d) Persiapan pertanyaan
3.6 PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif ini dilaksanakan dalam enam tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,
wawancara, mempersiapkan tanggal penelitian, dan persiapan pertanyaan.

3.7 PENYAJIAN HASIL PENELITIAN


Penyajian hasil penelitian ini berdasarkan hasil pengumpulan data yakni observasi
langsung dan wawancara dengan narasumber serta dokumentasi yang kemudian dimuat atau
ditulis berdasarka metode analisis data yaitu metode analisis kualitatif

Anda mungkin juga menyukai